PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN UNIVERSITAS JEMBER
(2)
S I L A B I
1. Pengantar Hukum Bisnis2. Pengantar Hukum Bisnis 3. Kontrak Bisnis
4. Bentuk Usaha/Organisasi Perusahaan 5. Usaha Kecil
6. Ketenagakerjaan
7. Hak Jaminan/Hak Tanggungan 8. Midtest
(3)
11. Perlindungan Konsumen 12. Sengketa Bisnis
13. Sengketa Bisnis
14. Bisnis Internasional 15. Bisnis Internasional 16. Ujian Akhir Semester
(4)
REFFERENCES :
1. Bintang, Sanusi dan Dahlan, Pokok-Pokok Hukum
Ekonomi dan Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000.
2. Fuady, Munir, Pengantar Hukum Bisnis, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2005.
(5)
PENGANTAR HUKUM EKONOMI DAN BISNIS
• PengertianHukum adalah peraturan atau ketentuan baik tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur kehidupan masyarakat dan menyediakan sanksi terhadap pelanggarannya.
Bentuk Hukum : a. Hukum tertulis
b. Hukum tidak tertulis
Di Indonesia hukum menempati posisi penting (supremacy of law)
(6)
• Ekonomi dan Bisnis
Dari “oikonomia” artinya pengaturan rumah tangga Istilah bisnis memiliki pengertian yang lebih sempit (khusus) daripada istilah ekonomi yang luas (umum). Bisnis tertuju pada usaha komersial dan interaksi
antar para pelakunya, yaitu berkaitan dengan ekonomi perusahaan/ekonomi mikro.
Karakteristik bisnis terutama terletak pada tujuan pencapaian keuntungan (laba). Kegiatan bisnis meliputi produksi, distribusi dan penjualan untuk
(7)
• Hukum Ekonomi dan Bisnis
Hukum ekonomi adalah hukum yang berkaitan dengan berbagai aktivitas ekonomi. Aktivitas ekonomi dalam berbagai bbidangnya ada yang diatur oleh hukum, ada pula yang tidak atau belum diatur oleh hukum. Jadi, hukum ekonomi (economic law) mempunyai ruang lingkup pengertian yang luas meliputi semua persoalan berkaitan dengan hubungan antara hukum dan kegiatan ekonomi.
Macam hukum ekonomi Indonesia :
a. Hukum ekonomi pembangunan, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi (hukum perusahaan dan hukum penanaman modal)
(8)
b. Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukumm engenai cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil dan merata, sesuai hak asasi manusia (hukum perburuhan dan hukum perumahan)
Sarjana Hukum membagi hukum menjadi :
a. Hukum privat (perdata) yang mengatur kepentingan pribadi
b. Hukum publik yang mengatur kepentingan umum
Hukum ekonomi disamping meliputi hukum dagang dan hukum bisnis tersebut, juga menjangkau hukum publik
(9)
Ciri penting hukum ekonomi adalah adanya keterlibatan negara atau pemerintah dalam pengaturan berbagai
kegiatan perdagangan.
Berbeda dengan hukum dagang dan bisnis yang kaidah-kaidahnya berbentuk undang-undang yang dibuat
dengan partisipasi, baik pemerintah maupun wakil rakyat (DPR). Hukum ekonomi banyak yang dibuat oleh
otoritas publik dalam bentuk perundang-undangan di bawah undang-undang, seperti Peraturan PEmerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Mentri, Surat Keputusan
(10)
B. HUKUM EKONOMI DAN BISNIS DAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Hukum ekonomi dan bisnis yang memadai akan menunjang pembangunan ekonomi, karena melalui hukum ekonomi dan bisnis masyarakat dibentuk atau diarahkan untuk mencapai tujuan pembangunan ekonomi (law as tool of social engineering). Sebaliknya hukum ekonomi dan bisnis yang tidak memadai akan menciptakan hambatan bagi pembangunan ekonomi
(11)
C. SUMBER HUKUM EKONOMI DAN BISNIS 1. Perundang-Undangan
Di Indonesia tingkatan perundang-undangan adalah : a. UUD 1945
b. Tap MPR
c. Undang-Undang (UU)
d. Peraturan Pemerintah (PP)
e. Keputusan Presiden (Keppres)
f. Peraturan pelaksanaan lain seperti, Surat Keputusan Bersama (SKB) yang dibuat oleh beberapa mentri, Surat Edaran (SE) yang dibuat oleh pejabat
(12)
Hukum yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan hukum yang lebih tinggi (lex superior derogat legi infiriori)
Apabila terjadi pertentangan antara peraturan yang setingkat maka penyelesaiannya dilakukan atas dasar asas ‘lex specialis derogat legi generatif)
Dalam UUD 1945 terdapat dua pasal penting yang menjadi sumber hukum bisnis, yaitu pasal 33 dan pasal 27 ayat (2)
(13)
2. Perjanjian
Perjanjian mempunyai kekuatan hukum yang sama
dengan perundang-undangan. Artinya, perjanjian yang dibuat oleh pihak tertentu dapat dijadikan dasar hukum bagi yang membuatnya.
Perbedaan dengan perundang-undangan adalah dalam hal bahwa perjanjian hanya berlaku bagi pihak yang mebuatnya saja tidak mengikat orang lain atau
masyarakat umum, sedang perundang-undangan
berlaku umum kepada semua pihak yangmenjadi subyek pengaturannya.
(14)
Materi 2
(15)
Pengertian Kontrak
• Istilah kontrak sering disebut dengan istilah
‘perjanjian’, sebagai terjemahan dari ‘agreement’ dalam bahasa inggris atau overeenkomst dalam bahasa belanda.
• Kontrak adalah suatu kesepakatan yang
diperjanjikan (promissory agreement) diantara 2 (dua) atau lebih pihak yang dapat menimbulkan, memodifikasi, atau menghilangkan hubungan
(16)
Kontrak dan Perikatan
Suatu perikatan lahir, baik akrena undang-undang maupun karena kontrak/perjanjian. Adapun yang
merupakan contoh perikatan yang tidak berdasarkan atas kontrak, tetapi berdasarkan atas undang-undang adalah sebagai berikut :
1. Perikatan yang menimbulkan kewajiban-kewajiban tertentu diantara penghuni pekarangan yang saling berdampingan.
2. Perikatan yang menimbulkan kewajiban mendidik dan memelihara anak.
(17)
4. Perikatan yang timbul karena perbuatan
sukarela (zaakwarneming) sehingga perbuatan sukarela tersebut haruslah dituntaskan
5. Perikatan yang timbul dari pembayaran tidak terhutang.
6. Perikatan yang timbul dari perikatan wajar (naturlijke verbintenissen).
(18)
Asas-Asas Kontrak
1. Asas kontrak sebagai hukum mengatur
Hukum mengatur (aanvullen recht,optional law) adalah peraturan-peraturan hukum yang berlaku bagi subyek hukum, misal para pihak dalam suatu kontrak.Hukum kontrak ini disebut sebagai hukum yang mempunyai sistem terbuka (open system). Sebagai lawan dari hukum mengatur, adalah apa yang disebut dengan ‘hukum memaksa’ (dwingend recht,mandatory law). Hukum memaksa adalah aturan hukum yang berlaku secara memaksa atau mutlak, dalam arti tidak dapat disimpangi oleh para pihak yang terlibat dalam suatu
(19)
2. Asas Kebebasan Berkontrak
Asas freedom of contract ini merupakan konsekuensi dari berlakunya asas kontrak sebagai hukum mengatur. Asas kebebasan
berkontrak ini dibatasi oleh rambu-rambu hukum sebagai berikut :
a. Harus memenuhi syarat sebagai seuatu kontrak
b. Tidak dilarang oleh undang-undang
c. Tidak bertentangan dengan kebiasan yang berlaku
(20)
3. Asas Pacta Sunt Servanda
Istilah ‘pacta sunt servanda’ berarti janji itu mengikat. Artinya
apabila suatu pihak dalam kontrak tidak menuruti kontrak yang telah dibuatnya, oleh hukum disediakan ganti rugi atau bahkan
pelaksanaan kontrak secara paksa. 4. Asas Konsensual
Bahwa jika suatu kontrak telah dibuat, maka ia telah sah dan mengikat secara penuh, bahkan pada prinsipnya persyaratan tertulispun tidak disyaratkan oleh hukum, kecuali untuk beberapa jenis kontrak tertentu, yang memang dipersyaratkan syarat tertulis. Syarat tertulis tersebut misalnya dipersyaratkan untuk jenis kontrak berikut ini :
a. Kontrak perdamaian b. Kontrak pertanggungan c. Kontrak penghibahan
(21)
5. Asas Obligatoir
Suatu asas yang menentukan bahwa jika suatu kontrak telah dibuat, maka para pihak telah
terikat, tetapi keterikatannya itu hanya sebatas timbulnya hak dan kewajiban semata-mata.
hak milik baru berpindah setelah adanya kontrak kebendaan tersebut atau yang sering disebut
juga dengan serah terima (levering). Hukum kontrak Indonesia memberlakukan asas
obligatoir ini karena hukum kontrak Indonesia berdasarkan pada Kitab Undang-Undang
(22)
SYARAT SAHNYA KONTRAK
Persyaratan yuridis syarat sahnya kontrak :
1. Syarat sah yang objektif berdasarkan Pasal 1320 KHUPerdata
a. Perihal tertentu
b. kausa yang diperbolehkan
Suatu kontrak haruslah berkenaan dengan hal yang etrtentu, jelas dan dibenarkan oleh hukum.
Syarat kausa yang diperbolehkan adalah bahwa suatu kontrak haruslah dibuat dengan maksud atau alasan yang sesuai hukum yang berlaku.Jika salah satu
(23)
2. Syarat sah yang subjektif berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata
a. Adanya kesepakatan kehendak b. Wewenang berbuat
Hukum umumnya diterima teori bahwa kesepakatan kehendak itu ada jika tidak terjadinya salah satu unsur-unsur sebagai berikut :
a. Paksaan (dwang,duress) b. Penipuan (bedrog,fraud)
(24)
Kewenangan berbuat baru dianggap sah oleh hukum jika kontrak dilakukan oleh hukum jika kontrak dilakukan oleh orang-orang sebagai berikut :
a. orang yang sudah dewasa
b. orang yang tidak ditempatkan di bawah pengampuan. c. wanita yang bersuami (syarat ini tdk berlaku lagi)
d. Orang yang tidak dilarang oleh undang-undang untuk melakukan perbuatan tertentu. Misalnya antara suami dan istri tdiak boleh melakukan kontrak jual beli. Atau orang yang melakukan kontrak untuk dan atas nama orang lain, tetapi surat kuasanya tidak sah.
(25)
3. Syarat sah yang umum di luar Pasal 1320 KUHPerdata a. kontrak harus dilakukan dengan itikad baik
b. kontrak tidak bertentangan dengan kebiasaan yang berlaku
c. kontrak harus dilakukan berdasarkan asas kepatutan. d. kontrak tidak boleh melanggar kepentingan umum. Apabila kontrak dilakukan dengan melanggar salah satu dari 4 prinsip tersebut, maka konsekuensi yuridisnya
adalah bahwa kontrak yang demikian tduiak sah dan batal demi hukum 9null and void).
(26)
4. Syarat sah yang khusus
a. syarat tertulis untuk kontrak-kontrak tertentu. b. syarat akta notaris untuk kontrak tertentu.
c. syarat akta pejabat tertentu untuk kontrak tertentu.
d. syarat ijin dari pejabat yang berwenang untuk kontrak tertentu.
(27)
PRESTASI DAN WAN PRESTASI
Prestasi adalah pelaksanaan dari isi kontrak yang telah diperjanjikan menurut tata cara yang telah disepakati bersama.
Model prestasi dari suatu kontrak : a. memberikan sesuatu
b. berbuat sesuatu
c. tidak berbuat sesuatu
Wan prestasi adalah tidak dilaksanakannya suatu prestasi atau kewajiban sebagaimana yang telah disepakati bersama.
Wan prestasi dipilah-pilah sebagai berikut :
a. Wan presatsi berupa tidak memenuhi prestasi
b. Wan prestasi berupa terlambat memenuhi prestasi c. Wan prestasi berupa tidak sempurna memenuhi prestasi
(28)
GANTI RUGI
• Komponen ganti rugi :
a. Biaya b. Rugi c. Bunga
Model ganti rugi akibat wan prestasi dari sutau kontrak : 1. Ganti rugi dalam kontrak
Ganti rugi hanya dapat dimintakan seperti tertulis dalam kontrak tersebut, tidak boleh dilebihi atau dikurangi.
2. Ganti rugi ekspektasi
Dihitung juga keuntungan yang seyogianya diperoleh seandainya kontrak tersebut jadi dilaksanakan.
(29)
3. Pergantian biaya
Dimana ganti rugi dibayar sejumlah biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh pihak yang dirugikan dalam
hubungan dengan kontrak tersebut.
4. Restitusi
Restitusi adalah suatu nilai tambah atau manfaat yang telah diterima oleh pihak yang melakukan wan prestasi, dimana nilai tambah tersebut terjadi akibat pelaksanaan prestasi dari pihak lainnya. Pihak yang melakukan wan prestasi dalam ilmu hukum sebagai telah ‘memperkaya diri tanpa hak’ (unjust enrichment), dan hal ini tidak
(30)
5. Quantum meruit
dalam quantum meruit manfaat atau barang tertentu
sudah tidak dapapt lagi dikembalikan, misalnya manfaat atau barang tersebut sudah dialihkan ke pihak lain, atau sudah dipakai, musnah atau sudah berubah wujud.
6. Pelaksanaan kontrak
Daloam hal ini pihak yang melakukan wan prestasi ini sering disebut dengan istilah ‘specific performance’, equitable performance’ atau equitable relieve’.
(31)
MATERI 3
(32)
PENGERTIAN JUAL BELI
• Jual beli adalah suatu kontrak dimana 1 (satu) pihak, yakni yang disebut dengan pihak penjual mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu benda, sedagkan pihak lainnya, yang disebut dengan pihak pembeli mengikatkan dirinya untuk membayar harga dari benda tersebut sebesar yang telah disepakati bersama.
(33)
METODE PEMBAYARAN DALAM
TRANSAKSI JUAL BELI
1. Metode pembayaran tunai seketika
Dalam hal ini harga barang diserahkan semuanya, sekaligus pada saat diserahkannya barang objek jual beli kepada pembeli.
2. Metode Pembayaran dengan cicilan/kredit
Menurut hukum, jual beli dan peralihan hak sudah
sempurna terjadi, sementara cicilan yang belu dibayar menjadi hutang piutang belaka.
3. Metode pembayaran dengan memakai kartu kredit
Pihak pembeli cukup menandatangani suatu resi dan menunjuk kartu kredit kepada toko (penjual).
(34)
4. Metode pembayaran dengan memakai kartu debit
Pada pihak penjual tersedia alat yang dengan menekan kode rahasia kartu ATM/debit etrsebut oleh pihak
pembeli, maka rekening pihak pembeli langsung didebit oleh bank dan mengkreditkannya langsung ke rekening penjual.
5. Metode pembayaran dengan memakai cek 6 Metode pembayaran terlebih dahulu
Pihak penjual baru mengirim barangnya jika telah
menerima seluruh pembayaran terhadap harga barang tersebut.
(35)
8. Metode atas dasar konsinyasi
Pembayaran dilakukan setelah barang dalam toko
tersebut laku terjual kepada pihak konsumen dari toko tersebut.
9. Metode pembayaran secara documentary collection merupakan cara pembayaran dengan menggunakan bills of exchange.
10. Metode pembayaran secara documentary credit Dengan menggunakan L/C letter of credit, jaminan pembayaran telah ada setelah L/C dietrbitkan dan pembayaran dilakukan via bank perantara tanpa menunggu tibanya barang.
(36)
PERKREDITAN DAN PEMBIAYAAN
• Perkreditan adalah suatu penyediaan uang atau yang dipersamakandengannya, yang didasari atas perjanjian pinjam meminjam antara pihak kreditur dengan debitur. Yang mewajibkan pihak debitur untuk mulunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu. Sebagai imbalan jasanya kepada pihak kreditur diberikanhak untuk mendapatkan bunga, imbalan atau pembagian hasil
(37)
• Elemen yuridis dari suatu kredit :
1. Adanya kesepakatan antara debitur dengan kreditur yang disebut perjanjian kredit
2. Adanya pihak yaitu kreditur dan debitur
3. Adanya kesanggupan atau janji untuk membayar hutang
4. Adanya pinjaman berupa pemberian sejumlah uang
5. Adanya perbedaan waktu antara pemberian kredit dengan pembayaran kredit.
(38)
• Elemen yuridis suatu pembiayaan :
1. Adanya kesepakatan antara pemberi biaya (kreditur) dan penerima biaya (debitur)
2. Adanya para pihak, pihak pemberi dan penerima
3. Adanya kesanggupan atau janji membayar hutang
4. Adanya pemberian pembiayaan
5. Adanya perbedaan waktu antara pemberian pembiayaan dengan pembayaran.
(39)
DASAR HUKUM
• Dasar HUkum Kredit : 1. Kontrak kredit
2. Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang Jaminan Hutang
3. Peraturan Perundang-Undangan lainnya 4. Yurisprudensi tentang perkreditan
5. Kebiasaan, terutama kebiasaan perbankan • Dasar Hukum Pembiayaan :
1. Kontrak pembiayaan
2. Undang-Undang Jaminan HUtang
3. Peraturan Perundang-Undangan lainnya 4. Yurisprudensi tentang pembiayaan
(40)
PRISIP PERKREDITAN DAN
PEMBIAYAAN
1. Prinsip Kepercayaan
Kepercayaan dari kreditur bahwa debitur dapat mengembalikan dana.
2. Prinsip Kehati-Hatian
Pihak kreditur harus menganalisis dan mempertimbangkan semua faktor yang relevan.
3. Prinsip Sinkronisasi
Antara pinjaman dengan assets/income dari debitur. Misalnya jangan diberikan kredit/pembiayaan jangka
(41)
4. Prinsip Kesamaan Valuta
Maksudnya agar resiko fluktuasi mata uang dapat dihindari
5. Prinsip Perbandingan antara Pinjaman dengan Modal
Artinya harus dalam suatu rasio wajar.
6. Prinsip Perbandingan antara Pinjaman dengan Aset
Harus dalam rasio yang wajar.
7. Prinsip 5 C
a. Character (kepribadian) c. Capital (modal)
b. Capacity (kemampuan) d. Condition of economy e. Collateral (agunan)
(42)
PERJANJIAN KREDIT
Perjanjian kredit dibagi menjadi :
1. Perjanjian kredit sebagai perjanjian pinjam pakai habis
(43)
JAMINAN KREDIT
Hak jaminan redit konvensional : 1. Hipotik
2. Creditverband 3. Hak tanggungan
4. Gadai benda bergerak 5. Gadai tanah
6. Fidusia
7. Bank garansi
8. Personal Garansi 9. Corporate Garansi
(44)
Hak jaminan non konvensional :
1. Cassie untuk menjamin hutang 2. Pengalihan hak tagih asuransi
3. Kuasa menjual yang tidak dapat dicabut kembali
4. Jaminan untuk menutupi kekurangan biaya 5. Indemnity
6. Bid/Tender Bonds
(45)
KREDIT SINDIKASI
Kredit sindikasi adalah kredit yang diberikan beberapa bank kepada satu debitur, dimana bank-bank peserta sindikasi tersebut terdapat suatu hubungan lintas kreditur yang dikoordinasikan secara erat dan kokoh oleh satu bank sebagai koordinator yang disebut dengan lead creditur atau lead manager. Jika terjadi wan prestasi maka berarti juga dianggap wan prestasi terhadap seluruh kreditur yang lain (cross default).
(46)
Model-model kredit sindikasi : 1. Model Direct Participation
Semua kreditur yang tercakup dalam sindikasi kreditur berhubungan secara kotraktual langsung dengan debitur.
2. Model Indirect participation
Suatu sindikasi kredit dimana sungguhpun di antara para kreditur ada sindikasi tertentu, tetapi ada diantara mereka yang berpartisipasi dengan cara tidak menjadi pihak dalam loan agreement, tetapi menjadi kreditur lewat
(47)
3. Model Club Deal
Adalah suatu model sindikasi yang mana selain kreditur yang memberi pinjaman uang secara
kredit, terdapat juga kreditur yang memberikannya dengan cara pembiayaan
(misal dengan jalan leasing). Mereka bersama-sama bergabung dalam 1 (satu) sindikasi dengan terms dan conditions yang sama dengan sindikasi kredit biasa.
(48)
• SUBJEK PEMBIAYAAN
Subjek yang meberikan pembiayaan adalah : - Pihak Lembaga Pembiayaan
- bank
- Perusahaan Swasta - Masyarakat
(49)
MODEL-MODEL PEMBIAYAAN
1. Model Pembiayaan Lewat Lembaga Pembiayaan
a. Sewa Guna Usaha (Leasing)
Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan lewat penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan (debitur atau lessee) untuk suatu jangka waktu etrtentu, berdasarkan pembayaran secara berkala yang disertai atau tanpa disertai atau tanpa disertai dengan hak pilih (opsi) dari perusahaan (debitur) untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan di akhir masa leasing atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang di sepakati bersama. a. Adanya para pihak d. Adanya jangka waktu
b. Adanya biaya e. Pembayaran kembali h. sewa c. Adanya barang modal f. adanya hak opsi
(50)
(51)
PENGERTIAN KEAGENAN DAN DISTRIBUSI
Agen adalah seseorang atau suatu perusahaan yang mewakili pihak lainnya (yang disebut dengan
prinsipal) untuk melakukan kegiatan bisnis
(misalnya menjual produk) untuk dan atas nama prinsipal kepada pihak ketiga dalam suatu wilayah pemasaran tertentu, dimana sebagai imbalan atas jerih payahnya itu, agen akan mendapatkan komisi tertentu.
Apabila dalam wilayah tertentu hanya ditunjuk satu agen maka disebut agen tunggal (sole agent).
(52)
AGEN, DISTRIBUTOR, KANTOR
REPRESENTATIF DAN KANTOR CABANG
Antara Agen dan Distributor memiliki perbedaan sbb:
1. Hubungan dengan prinsipal
Agen akan menjual barang atau jasa untuk dan atas nama pihak prinsipalnya, sementara seorang distributor bertindak untuk dan atas namanya sendiri (independent tender).
2. Pendapatan perantara
(53)
3. Pengiriman Barang
Dalam hal keagenan barang di kirim langsung dari prinsipal kepada konsumen, sedangkan dalam hal distribusi, barang dikirim kepada distributor dan baru dari distributor di kirim kepada konsumen. Jadi dalam hal distribusi, pihak prinsipal bahkan tidak mengetahui siapa konsumen itu.
4. Pembayaran Harga Barang
Pihak prinsipal akan langsung menerima pembayaran harga dan pihak konsumen tanpa melalui agen, sedangkan dalam hal distribusi, pihak distributorlah yang menerima harga bayaran dari konsumen.
(54)
Kantor representatif berbeda dengan agen atau distributor sebab kantor representatif bukan pihak luar dari prinsipal, melainkan orang prinsipil sendiri. Kantor representatif lebih banyak bertugas dalam hal pemasaran produk saja.
Kantor cabang mempunyai wewenang lebih luas dari kantor representatif. Pada prinsipnya kewenangan kantor cabang sama dengan kewenangan prinsipal, kecuali dalam melakukan kontrak-kontrak khusus dimana untuk kontrak khusus tersebut haruslah
(55)
KONTRAK KEAGENAN
Transaksi keagenan diatur oleh suatu kontrak yang dibuat di antara pihak prinsipal dengan agen, yang disebut dengan kontrak keagenan (Agency Agreement). Pada prinsipnya kontrak keagenan ini berisikan hal-hal sebagai berikut :
• Pengangakatan keagenan • Hak dan kewajiban prinsipal • Hak dan kewajiban agen
• Masa berlaku keagenan
(56)
• Spesifikasi produk yang akan dijual oleh agen
• Tentang paten dan merek barang yang akan dijual • Tentang komisi atau harga barang
• Target yang harus di capai oleh agen • Pelayanan purna jual
(57)
(58)
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
Asuransi merupakan suatu perjanjian di mana seorang penanggung mengikat diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan pergantian kepada tertanggung kepada suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak etrtentu (Pasal 246 KUHDagang)
(59)
Elemen yuridis dari suatu asuransi adalah sbb :
1. Adanya pihak tertanggung (pihak yang kepentingannya diasuransikan)
2. Adanya pihak penanggung (pihak perusahaan asuransi yang menjamin akan membayar ganti rugi)
3. Adanya kontrak asuransi (antara tertanggung dan penanggung)
4. Adanya kerugian, kerusakan atau kehilangan (yang diderita oleh tertanggung)
5. Adanya peristiwa tertentu yang mungkin akan terjadi (misalnya kebakaran dalam asuransi kebakaran.
6. Adanya uang premi yang dibayar oleh penanggung kepada tertanggung (fakultatif)
(60)
Dalam suatu kontrak asuransi, prestasi dari pihak tertanggung adalah membayar premi, sedangkan prestasi pihak penanggung adalah membayar sejumlah ganti rugi jika peristiwa tertentu terjadi, misalnya kebakaran, kecelakaan, dll.
Biasanya pengajuan klaim asuransi disertai dengan beberapa bukti pendukung bahwa memang telah etrjadi peristiwa yang bersangkutan.
(61)
RISIKO DALAM ASURANSI
• Risiko dalam hukum asuransi :
1. Risiko Murni
Risiko murni (pure risk) adalah suatu kejadian yang masih tidak pasti bahwa suatu kerugian akan timbul, di mana jika kejadian tersebut terjadi, maka timbullah kerugian itu. Jika kejadian tersebut tidak terjadi, maka keadaan sama seperti sediakala (tidak untung dan juga tidak rugi). Risiko murni terdiri dari 3(tiga) jenis yaitu : risiko perorangan, risiko harta benda dan risiko tanggung jawab.
(62)
• Risiko perorangan (personal risk) adalah suatu risiko
yang tertuju langsung pada orang yang bersangkutan, yakni yang akan mempengaruhi
secara langsung terhadap penghasilannya.
• Risiko harta benda (property risk) adalah suatu risiko yang tertuju kepada harta benda milik orang tersebut, yakni risiko atas kemungkinan hilang atau rusaknya harta benda tersebut. Misalnya, jika seseorang memiliki harta benda berupa mobil, maka risikonya adalah kemungkinan rusak atau hilang, karena itu risiko tersebut dilindungi oleh asuransi
(63)
• Risiko tanggung jawab (liability risk) adalah risiko yang mungkin akan timbul karena seseorang harus bertanggung jawab karena melakukan sesuatu perbuatan yang menimbulkan kerugian terhadap orang lain. Misal, seseorang menabrak orang yang menyebabkan penabrak harus membayar kerusakan kendaraan orang yang ditabrak dan/atau membiayai pengobatannya.
2. Risiko Spekulasi
(speculative risk)
Kemungkinan yang muncul adalah keuntungan atau kerugian.
(64)
3. Risiko Khusus
Risiko yang terbit dari tindakan individu dengan dampak hanya terhadap seorang tertentu saja. Misal risiko berupa kebakaran pada mobil seseorang yang tidak menyebabkan kebakaran pada mobil orang lain. 4. Risiko Fundamental
Risiko yang bersumber dari masyarakat umum dan/atau yang mempengaruhi masyarakat luas. Misal, banjir, kebakaran yang menelan banyak korban.
(65)
5. Risiko Statis
Suatu risiko yang tidak berubah dari masa ke masa. Misal, risiko dari banjir, kebakaran,gempa bumi tetap saja dari dulu sampai sekarang.
6. Risiko Dinamis
Risiko yang berubah-ubah mengikuti perkembangan jaman. Misalnya, patah tangan bagi seorang pemain bola dahulu bukan risiko, tetapi sekarang merupakan risiko yang dapat dijaminkan.
Masalah risiko dapat ditangani dengan jalan sbb : - menghindari risiko (avoidance)
- mengurangi risiko (reduction)
- mempertahankan risiko (retention)
- membagi risiko (risk sharing)
(66)
ASURANSI MENURUT KUH PERDATA
• Syarat sahnya suatu kontrak menurut Pasal 1320 sbb ;
- Adanya kesepakatan kehendak - Cakap berbuat
- Adanya hal tertentu - Kausa yang halal
(67)
KONTRAK ASURANSI
• Asas kontrak asuransi :1. Asas Idemnity
Jika asuransi kebakaran terhadap suatu rumah dan rumah tersebut terbakar, maka harga rumah tersebut mesti diganti sebesar yang ditetapkan dalam kontrak asuransi
2. Asas Kepentingan yang dapat diasuransi (insurable interest)
Obyek yang di asuransi haruslah merupakan suatu kepentingan yang dapat di asuransikan (insurable interest), yakni kepentingan yang dapat dinilai dengan uang. Sesuai dengan hukum yang berlaku, maka kepentingan tersebut pada prinsipnya harus sudah ada pada saat kontrak asuransi ditandatangani.
(68)
3. Asas Keterbukaan
Jika ada informasi yang tidak terbuka atau tidak benar pada hal informasi begitu penting, sehingga seandainya perusahaan asuransi mengetahui sebelumnya, dia tidak akan mau menjaminnya, meskipun tertanggung dalam keadaan itikad baik, membawa akibat terhadap batalnya kontrak asuransi tersebut (sesuai ketentuan dalam KUHD).
4. Asas Subrograsi untuk Kepentingan Penanggung
Jika pihak tertanggung memperoleh juga ganti rugi dari pihak ketiga, maka pada prinsipnya tertanggung tidak boleh mendapat ganti rugi 2 (dua) kali, sehingga ganti rugi dari pihak ketiga tersebut akan menjadi haknya pihak perusahaan
(69)
5. Asas Kontrak Bersyarat
Kontrak bersyarat seperti kontrak asuransi disebut kontrak dengan syarat tangguh. Artinya jika prestasi pihak tertentu (pihak penanggung) ditangguhkan terlebih dahulu sebelum peristiwa tersebut terjadi.
6. Asas Kontrak Untung-Untungan
Suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya baik bagi semua pihak.
(70)
(71)
PENGERTIAN
• Hak milik intelektual (Intellectual property rights) merupakan suatu hak kebendaan yang syah
dan diakui oleh hukum atas benda tidak berwujud berupa kekayaan/kreasi inteletual
yang dapat berupa hak cipta, paten, merek dagang, desain industri, dan lain-lain. Seperti
hak kebendaan lainnya, hak milik intelektual dapat beralih atau dialihkan dan dapat
(72)
MEREK
• Merek adalah tanda yang berupa gambar,
nama, kata, huruf-huruf, angka-angka,
susunan warna atau kombinasi dari
unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
perbedaan dan digunakan dalam kegiatan
(73)
• Merek dagang adalah merek yang
digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan barang-barang
sejenis lainnya.
(74)
• Merek jasa adalah merek yang
digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa
(75)
• Hak atas merek adalah hak ekslusif yang
diberikan oleh negara kepada pemilik
merek yang terdaftar dalam Daftar Umum
Merek untuk jangka waktu tertentu dengan
menggunakan sendiri merek tersebut
memberikannya kepada pihak lain untuk
(76)
Suatu merek tidak dapat didaftarkan manakala mengandung unsur-unsur sebagai berikut : 1. Merek tersebut bertentangan dengan
undang-undang yang berlaku.
2. Merek tidak memiliki daya pembeda 3. Telah menjadi milik umum
4. Merupakan keterangan atau ebrkaitan dengan barang atau jasa yang dimohonkan
pendaftarannya.
5. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau
(77)
9. Merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama, bendera, lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional
maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
10. Merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel resmi yang digunakan oleh
negara atau lembaga pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
(78)
PATEN
Hak paten adalah suatu hak khusus yang eksklusif yang berupa penemuan baru yang dapat diterapkan dalam
bidang perindustrian, yang diberikan negara kepada para penemunya atas hasil temuannya di bidang teknologi selama waktu tertentu, untuk melaksanakan
sendiri penemuannya tersebut atau memberikan persetujuan kepada orang lain untuk
melaksanakannya. Penemuan disini adalah suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang
teknologi yang dapat dalam wujud suatu : a. Proses
b. Hasil produksi
(79)
Paten tidak dapat diberikan terhadap penemuan-penemuan sebagai berikut :
1. Proses atau produk yang pengumuman dan
penggunaan atau pelaksanaannya bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan. 2. Metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan
atau pembedahan yang diterapkan terhadap manusia atau hewan.
3. Teori atau metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika
4. Semua makhluk hidup kecuali jasad renik
5. Proses biologis yang esensial untuk memperoduksi tanaman atau hewan, kecuali proses nonbiologis atau proses mikrobiologis.
(80)
6. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan merek yang sudah
terkenal milik pihak lain untuk barang atau jasa sejenis.
7. Mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhan dengan indikasi geografis yang sudah terkenal.
8. Merupakan atau menyerupai nama orang
terkenal, foto atau nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan
(81)
Jangka waktu paten adalah :
a. 20 tahun untuk paten biasa
b. 10 tahun untuk paten sederhana (jangka
waktu tersebut tidak dapat diperpanjang)
(82)
Hak paten dapat beralih atau dialihkan
kepada pihak lain dengan jalan sbb:
1. Pewarisan
2. Hibah
3. Wasiat
4. Perjanjian tertulis
(83)
HAK CIPTA
Hak cipta adalah hak khusus bagi pencipta
atau penerima hak untuk mengumumkan
atau memperbanyak ciptaannya atau
memberi izin untuk itu dalam bidang
pengetahuan, kesenian dan
kesusasteraan, dengan
pembatasan-pembatasan tertentu. Ketentuan pokok
tentang hak cipta terdapat dalam suatu
undang-undang khusus tentang hak cipta
(84)
Objek pengaturan hak cipta : 1. Buku
2. Program komputer, pamflet, semua hasil karya tulis
3. Ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan lainnya yang diwujudkan dengan cara diucapkan. 4. Alat peraga yang dibuat untuk kepentingan
ilmu pengetahuan.
5. Ciptaan lagu atau musik dengan atau tanpa teks, termasuk karawitan dan rekaman suara
(85)
7. Karya pertunjukkan 8. Karya siaran
9. Seni rupa seperti seni lukis, gambar, seni ukkir, kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, seni
terapan yang berupa kerajinan tangan. 10. Arsitektur
11. Peta
12. Seni batik 13. Fotografi
14. Sinematografi
(86)
(87)
PENGERTIAN DAN DASAR HUKUM
Tujuan perlindungan konsumen :
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri.
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkan dari ekses negatif pemakaian barang atau jasa.
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam
memilih, menentukan dan menuntut hak-hak sebagai konsumen.
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang
mengandung unsur kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi
(88)
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
mengenai pentingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang
jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha.
6. Meningkatkan kualitas barang dan atau
jasa yang menjamin kelangsungan usaha
produksi barang dan atau jasa kesehatan,
kenyamanan, keamanan dan keselamatan
(89)
Hak konsumen :
1. Hak mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa konsumen
2. Hak untuk mendapatkan pembinaan dan pendidikan konsumen
3. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar, jujur, tidak diskriminatif
4. Hak untuk mendapatkan kompensasi yang layak
5. Hak-hak yang diatur dalam perundang-undangan lainnya.
(90)
Kewajiban konsumen :
1. Membaca atau mengikuti petunjuk, informasi dan prosedur pemakaian atau pemanfaatan barang atau jasa demi keamanan dan
keselamatan.
2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang atau jasa.
3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang telah disepakati
(91)
Hak pelaku usaha :
1. Menerima pembayaran sesuai kesepakatan 2. Mendapatkan perlindungan hukum dari
perlakuan konsumen yang tidak beritikad baik. 3. Melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam
penyelesaian sengketa konsumen
4. Merehabilitasi nama baik apabila etrnyata dalam penyelesaian sengketa dengan
konsumen, ternyata kerugian konsumen bukan disebabkan oleh barang dari pelaku usaha
tersebut.
5. Hak-hak lain yang diatur dalam ebrbagai perundang-undangan.
(92)
Kewajiban pelaku usaha :
1. Beritikad baik dalam elakukan kegiatan usahanya
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur tentang kondisi dan penggunaan barang dan jasa.
3. Memberlakukan dan melayani konsumen secara benar, jujur dan tidak diskriminatif 4. Menjamin mutu barang/jasa sesuai standar
mutu yang berlaku
(93)
6. Memberikan ganti rugi manakala terjadi kerugian bagi konsumen dalam hubungan dengan penggunaan barang/jasa
7. Memberikan ganti rugi manakala terjadi kerugian bagi konsumen jika etrnyata barang/jasa tidak sesuai dengan yang diperjanjikan.
8. Menyediakan suku cadang dan atau fasilitas purna jual oleh produsen minimal untuk jangka waktu 1 tahun
9. Memberikan jaminan atau garansi atau barang yang diproduksikannya.
(94)
(95)
JUAL BELI INTERNASIONAL
1. Pengertian Jual Beli Internasional
Jual beli internasional dimana pihak penjual dan pihak pembeli tidak berada dalam satu negara. Hukum tentang jual beli internasional sejalan dengan hukum ekspor impor.
2. Benturan-benturan hukum dalam jual beli internasional
Pokok permasalahan yang sering timbul dalam jual beli internasional berhubung dengan berbedanya hukum diantara negara dari pihak pembeli dengan negara dari pihak penjual adalah sebagai berikut ;
(96)
Permasalahan yang muncul berhubung berbedanya hukum diantara negara :
• Kekuatan Hukum Negosiasi
Negosiasi tidak mengikat sama sekali. Jadi, ikatan hukum baru ada setelah ditandatanganinya kontrak. KUH Perdata Indonesia (Pasal 1320) menganut prinsip ini.
b. Akseptasi yang Berbeda dengan Tawaran
Pada tahap awal suatu kontrak, salah satu pihak melakukan penawaran (offer) dan pihak lain melakukan penerimaan (acceptance) terhadap penawaran tersebut.
c. Pembatalan suatu Tawaran
Penawaran dapat dibatalkan sebelum penerimaan tawaran dilakukan oleh pihak lawan.
(97)
d. Perlu tidaknya Suatu Consideration
Suatu consideration merupakan prestasi dari pihak lawan sebagai akibat adanya prestasi dari pihak yang melakukan penawaran kontrak. Jika barang ditawarkan oleh pihak penjual maka yang merupakan consideration adalah harga barang yang harus dibayar oleh pihak pembeli.
e. Keharusan Kontrak Tertulis
Indonesia tidak ada keharusan kontrak dilakukan dengan tertulis. Ada negara penganut Statute of Fraud, bahwa kontrak tertentu harus dilakukan secara tertulis, seperti jual beli dengan harga di atas harga tertentu.
(98)
f. Waktu Dianggap Tercapainya Kata Sepakat
Saat diterimanya oleh pihak penawar pengiriman penerimaan tawaran. Akan tetapi, ada juga menyatakan pada saat pihak penawar mengetahuinya secara nyata (actual knowledge) bahwa tawarannya sudah diterima oleh pihak lawan dan masih banyak lagi teori yang lain.
(99)
DASAR HUKUM JUAL BELI
INTERNASIONAL
• Ketentuan dalam kontrak tersebut, berdasarkan prinsip kebebasan berkontrak.
• Ketentuan dalam Undang-Undang tentang Hukum Kontrak (nasional)
• Kebiasaan bisnis (trade usage) • Yurisprudensi
• Kaidah Hukum Perdata Internasional
• KOnvensi internasional, seperti United Nations Convention Contracts for the International Sale
(100)
PENGATURAN RESIKO DALAM JUAL BELI INTERNASIONAL
• Untuk pengaturan resiko dam jual beli internasional ini, hukum memberikan jalan yuridis sebagai berikut :
a. Resiko dapat diatur sendiri dalam kontrak ybs
b. Resiko mengikuti kepemilikan. Apabila hak milik sudah berpindah kepada penjual maka resiko pun berpindah kepada penjual.
c. Resiko mengikuti pengaturan hukum mana yang berlaku.
d. Resiko mengikuti prinsip reservasi kepemilikan. Ditentukan dalam kontrak bahwa hak milik belum berpindah meskipun barang sudah diserahkan, misalnya
(1)
(2)
LISENSI
• Perjanjian lisensi untuk hak milik intelektual telah diatur dalam undang-undang tentang :
1. Lisensi merek diatur dalam Undang-Undang tentang merek
2. Lisensi paten diatur dalam Undang-Undang tentang paten
3. Lisensi hak cipta diatur dalam Undang-Undang tentang hak cipta
(3)
A. LISENSI PATEN
Pemilik paten, dapat memberikan persetujuan terhadap orang lain untuk membuat, menjual,
menyewakan, menyerahkan, memakai, menyediakan untuk disewakan atau dijual dan sebagainya. Paten dapat beralih misalnya karena pewarisan dan dapat juga dialihkan. Apabila yang dialihkan itu pemilikannya cara yang ditempuh adalah melalui :
- hibah - wasiat
- perjanjian
sedangkan apabila yang ditransfer itu pemakaiannya, maka dapat dilakukan dengan lisensi.
(4)
• Lisensi terkena wajib daftar dalam Daftar Umum Paten • Permohonan lisensi wajib harus menunjukkan bukti yang
meyakinkan terhadap :
a. harus diajukan ermohonan oleh yang ingin memperoleh lisensi wajib
b. harus membayarkan royalti kepada pemegang paten
c. diajukan setelah lewat jangka awaktu 36 bulan sejak tanggal pemberian paten
d. jika paten ybs dilaksanakan dengan cara yang merugikan
kepentingan masy. Di Ind oleh pemegang paten atau pemegang lisensi paten
e. kemampuan untuk melaksanakan sendiri paten ybs
f. mempunyai sendiri fasilitas untuk melaksanakan paten ybs
g. harus diajukan permohonan oleh yang ingin mem[peroleh lisensi wajib
(5)
• Pembayaran
• Model pembayaran royalti dari pemegang lisensi kepada pemilik paten minimal dikenal 6 (enam) metode
pembayaran sbb :
a. pembayaran suatu jumlah sekaligus b. persentase harga jual
c. pembayaran jumlah etrtentu dihitung tiap masing2 komponen yang dibuat
d. persentase dari profit
e. partisipasi pihak pemberi lisensi dalam perusahaan penerima lisensi melalui pemilikan saham
f. membayarnya dengan barang 9imbal jual) atau dengan jasa seperti jasa melakukan riset, dan
(6)
FRANCHISE (WARALABA)
• Franchise atau waralaba adalah suatu cara melakukan kerja sama di bidang bisnis antara dua atau lebih
eprusahaan, dimana satu pihak akan bertindak sebagai franchisor dan pihak yang lain sebagai franchisee.
• Franchhise adalah suatu lisensi kontraktual yang diberikan oleh franchisor kepada franchisee yang :
1. mengizinkan atau mengharuskan franchisee selama jangka waktu franchise