ANALISIS SITUASI 2 ppm 2007 mitigasi bencana gempa bumi di wilayah diy
2 kerugian material lainnya karena kurangnya pemahaman tentang metode konstruksi beton
bertulang yang benar. Diterbitkannya standar-standar perencanaan di Indonesia yaitu SNI 03-1726-2002 tentang peraturan perencanaan beban gempa untuk bangunan gedung dan
SNI 03-2837-2002 tentang peraturan perencanaan struktur beton bertulang tidak diikuti dengan sosialisasi yang memadai, sehingga sampai saat ini kedua peraturan ini hanya
banyak dibicarakan di jenjang pendidikan tinggi universitas khususnya di kalangan para ahli struktur.
Kesenjangan penguasaan teknologi konstruksi jelas terlihat antara para akademisi di tingkat perguruan tinggi dengan para pelaksana pekerjaan konstruksi di lapangan
kontraktor dan para guru tingkat Sekolah Menengah kejuruan SMK yang diharapkan untuk menghasilkan lulusan yang bekerja sebagai pelaksana di lapangan. Berdasarkan hasil
pengamatan dan wawancara yang telah dilakukan, ternyata mayoritas para pelaksanan pekerjaan konstruksi di lapangan dan guru-guru SMK bangunan di DIY belum memahami
bahkan belum mengenal kedua peraturan terbaru tersebut. Teknologi bangunan tahan gempa sampai saat ini tidak tersentuh dalam kurikulum SMK bangunan, bahkan konsep
praktis bangunan tahan gempa tidak dikuasai dengan benar, sehingga lulusan SMK yang mestinya bekerja sebagai pelaksana tidak dapat menerjemahkan dengan benar gambar-
gambar detail perencanaan yang telah dibuat sesuai dengan acuan bangunan tahan gempa. Berdasarkan kenyataan yang dihadapi saat ini, maka sudah selayaknya jika para staf
akademik di Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta yang merupakan institusi pendidikan tinggi berakar
kependidikan dengan ditunjang kemampuan sumber daya manusia yang memadai dalam bidang teknik struktur, diharapkan dapat tampil sebagai pelopor untuk menjembatani
kesenjangan pengusaan teknologi tersebut melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat.
Sasaran utama program ini adalah para pelaksanan pekerjaan konstruksi di lapangan dan guru-guru SMK Bangunan di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Alasan
penetapan sasaran ini adalah 1 Para pelaksana konstruksi di lapangan kontraktor merupakan pihak yang sangat menentukan kualitas bangunan yang dihasilkan, 2 Guru
merupakan ujung tombak bagi murid khususnya serta masyarakat pada umumnya yang berkaitan dengan pembelajaran dan penyebarluasan teknologi, 3 Daerah Istimewa
3 Yogyakarta merupakan daerah tingkat kerawanan gempa sedang-tinggi dengan dominansi
penggunaan beton bertulang sebagai struktur utama bangunan sehingga perlu dilakukan sosialisasi dan transformasi teknologi kegempaan yang memadai, 4 Universitas Negeri
Yogyakarta merupakan sebuah universitas berbasis kependidikan yang harus tampil sebagai pelopor dalam pemberdayaan dan transfer teknologi bagi dunia industri dan
sekolah menengah kejuruan di Daerah Istimewa Yogyakarta, 5 Universitas Negeri Yogyakarta perlu menyebarluaskan hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas bangunan sesuai standar yang diberlakukan.