Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Anak RSUP H. Adam Malik Medan

Lampiran 1
Jadwal Tentatif Penelitian

elitian

lpeneliti
1
2
3

4
proposal

oposal
l

Reliabili

data

ngskrips


ipsi

nskripsi

September
2015
1 2 3 4

Oktober
2015
1 2 3 4

November
2015
1 2 3 4

Desember
2015
1 2 3 4


Januari
2016
1 2 3 4

Februari
2016
1 2 3 4

Maret
2016
1 2 3

4

1

April
2016
2 3


4

1

Mei
2016
2 3

4

1

Lampiran 2
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
Saya yang bernama Masyithah Fadhani / 121101035 adalah mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera
Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang dengan judul
Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Anak RSUP
H. Adam Malik Medan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat apakah

perawat melaksanakan kegiatan Discharge Planning pada pasien anak di ruang
rawat inap RSUP H. Adam Malik Medan.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara. Peneliti menjamin bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan
memberi dampak yang membahayakan bagi perawat. Saya akan melakukan
observasi terhadap aktivitas pelaksanaan discharge planning tanpa ikut terlibat
dalam kegiatan ruangan. Partisipasi perawat

dalam penelitian ini bersifat

sukarela, sehingga perawat bebas untuk menolak atau mengundurkan diri setiap
saat tanpa ada sanksi apapun. Semua kegiatan yang perawat

lakukan akan

dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini. Demikianlah
informasi ini saya sampaikan, atas kesediaan dan partisipasi dari bapak dan ibu
saya ucapkan terimakasih.
Medan,

Peneliti

2016

Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: ……………………………………

Jenis Kelamin : ( L / P )*
Usia

: ……………………………………

Alamat

: ……………………………………


Setelah mendapatkan penjelasan mengenai penelitian tentang
“Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Ruang Rawat Inap Anak RSUP
H. Adam Malik Medan” dengan ini menyatakan BERSEDIA/TIDAK
BERSEDIA* untuk ikut serta berpartisipasi dengan menjadi objek penelitian.

Medan, ………………
Peneliti,

Yang membuat pernyataan

Masyithah Fadhani

…………………………

*) coret yang tidak perlu

Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING
OLEH PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP ANAK RSUP H. ADAM

MALIK MEDAN

Kode Responden

A. Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua pertanyaan dengan benar dan lengkap. Jawablah dengan
jujur dan tidak ada hal yang perlu di sembunyikan.
2. Untuk kuisoner identitas responden, isilah data sesuai dengan kondisi
anda yang sebenarnya.
B. Data Demografi
1. Umur

:

2. Jenis Kelamin

: □ Laki-Laki

3. Agama


Tahun

: □ Islam
□ Kristen Protestan
□ Kristen Katolik

4. Pendidikan

:

□ D-III Keperawatan
□ S-1 Keperawatan

5. Lama Kerja

:

Tahun

□ Perempuan


B. PERNYATAAN
NO

PERNYATAAN

DILAKSANAKAN
YA

1.

Perawat menjelaskan tentang jenis aktifitas yang dapat dilakukan oleh
pasien

2.

Perawat menjelaskan tentang cara pemberian obat di rumah

3.


Perawat menjelaskan tentang nama dan kegunaan obat

4.

Perawat menjelaskan tentang efek samping obat

5.

Perawat menjelaskan dosis obat yang akan digunakan

6.

Perawat menjelaskan tentang cara memperoleh obat

7.

Perawat menjelaskan tentang fasiltas kesehatan yang bisa di hubungi jika
terjadi kegawatdaruratan (seperti: puskesmas, klinik, praktek dokter)

8.


Perawat memberikan edukasi tentang hasil pemeriksaan penunjang

9.

Perawat menjelaskan tentang pola makan yang benar

10.

Perawat menjelaskan tentang makanan yang perlu dihindari

11.

Perawat menjelaskan tentang personal hygiene yang baik

12.

Perawat menjelaskan tentang pencegahan dan kontrol jika adanya infeksi

13.

Perawat menjelaskan cara mengenali tanda dan gejala suatu penyakit

14.

Perawat menjelaskan tentang pengobatan yang dapat di lakukan di rumah
sebelum ke rumah sakit

15.

Perawat menjelaskan kepada pasien kapan pasien diperbolehkan pulang

16.

Perawat menjelaskan tentang tempat perawatan selanjutnya setelah pulang

17.

Perawat membantu pasien melengkapi administrasi sebelum pulang

TIDAK

18.

Perawat menjelaskan tentang transportasi yang dapat digunakan pasien ke
tempat pelayanan kesehatan terdekat

19.

Perawat mengisi format ringkasan pulang / resume medis

20.

Perawat mengisi dengan lengkap lembar checklist discharge planning

21.

Perawat memberikan aktivitas bermain untuk anak

22.

Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

23.

Perawat memperkenalkan ruangan atau unit yang ada di rumahsakit
kepada pasien

24.

Perawat memperkenalkan pasien dengan teman sekamar dan tenaga
kesehatan yang terkait

25.

Perawat

melakukan

pengkajian

awal

masuk,

diagnose

intervensi,implentasi dan evaluasi keperawatan terhadap pasien
26.

Perawat mempersiapkan anak sebelum melakukan suatu prosedur
pemeriksaan

27.

Perawat mengizinkan orangtua untuk mendampingi anaknya

28.

Perawat memberikan privasi kepada anak

29.

Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga
terkait dengan penyakitnya

30.

Perawat meminimalkan rasa nyeri dan cedera pada tubuh pasien

Pernyataan
1
2
3

Nilai V
1
1
1

4

0,67

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
TOTAL

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0,86
0,78
0,89
0,56
0,78
1
0.89
0,56
0,89
0,89
27,77

Jumlah Pernyataan
30

V Total
0,92

Lampiran 13

Lampiran 12
HASIL OUTPUT SPSS

FREKUENSI DAN PERSENTASE DATA DEMOGRAFI
Statistics

Jeniskelamin
N

Valid
Missing

Mean

Usia

PendidikanTer
akhir

Agama

Lamakerja

26

26

26

26

26

0

0

0

0

0

1.96

1.58

1.73

1.38

1.58

Frequency Table
Jeniskelamin

Frequency
Valid

Laki-laki

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

1

3.8

3.8

3.8

Perempuan

25

96.2

96.2

100.0

Total

26

100.0

100.0

Usia

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

25-37

11

42.3

42.3

42.3

38-51

15

57.7

57.7

100.0

Total

26

100.0

100.0

Agama

Frequency
Valid

Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Total

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

8

30.8

30.8

30.8

17

65.4

65.4

96.2

1

3.8

3.8

100.0

26

100.0

100.0

PendidikanTerakhir

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

D-III Keperawatan

16

61.5

61.5

61.5

S-1 Keperawatan

10

38.5

38.5

100.0

Total

26

100.0

100.0

Lamakerja

Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative
Percent

1-12

11

42.3

42.3

42.3

13-25

15

57.7

57.7

100.0

Total

26

100.0

100.0

HASIL PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING

N

Valid
Missing

26
0

Pelaksanaandischargeplanning

Frequency
Valid

15-30

26

Percent
100.0

Valid Percent
100.0

Cumulative
Percent
100.0

Lampiran 15
ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

NO
1.

2.

Keterangan

Biaya

Proposal
-

Kertas a4 80gr 2 rim

Rp. 96.000

-

Tinta Printer

Rp. 40.000

-

Biaya Pulsa Internet

Rp. 100.000

-

Fotocopy Literatur

Rp. 30.000

-

Penjilidan

Rp. 12.000

-

Konsumsi Seminar Proposal

Rp. 150.000

Pengumpulan Data dan Analisa Data
-

Izin Penelitian

Rp. 200.000

-

Transportasi

Rp. 500.000

-

Fotocopi instrument penelitian dan

Rp. 30.000

lembar informed consent
3.

Souvenir Penelitian

Rp. 150.000

Pengumpulan Laporan Skripsi
-

Kertas A4 80 gr 2 rim

Rp. 96.000

-

Tinta printer

Rp. 40.000

-

Penjilidan

Rp. 50.000

-

Konsumsi sidang Skripsi

Rp. 150.000

Biaya tak terduga

Rp.164.400

Total

Rp. 1.808.400

Lampiran 16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Masyithah Fadhani

Tempat / Tanggal Lahir

:Bukittinggi, 16 Februari 1995

Jenis Kelamin

:Perempuan

Agama

:Islam

Alamat

:Jl. Dr. Sumarsono No.16 Medan Baru 20154

No. Telp /HP

:082363708647

E-mail

:Fadhanimf@yahoo.co.id / fadhanimf@gmail.com

Orangtua

:

1. Ayah
2. Ibu
Riwayat Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.

: Ir. Dedy Fantal
: Ir. Mutia Elida M.Si
:

TK Ar-Rifqi Bogor
SD I Raudhatul Jannah Payakumbuh
SMP I Raudhatul Jannah Payakumbuh
SMA N 1 Payakumbuh
Fakultas Keperawatan USU

Riwayat Organisasi

(1999-2000)
(2000-2006)
(2006-2009)
(2009-2012)
(2012-Sekarang)

:

1. Anggota Bidang PSDMO PEMA F.KEP USU 2013-2014
2. Ketua Departemen PM PEMA F.KEP USU 2015-2016
3. Sekretaris Bidang Keanggotaan IMAPALIKO SU 2014-2016

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Birjandi, A., M. Bragg, L. (2009). Discharge Planning Handbook forHealthcare.
CRC Press A Productivity Press Book
Depkes RI. (2007). Riset Kesehatan Dasar. Diunduh tanggal 27 Oktober 2015
dari http://www.depkes.go.id
________. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Diunduh tanggal 27 Oktober 2015
dari http://www.depkes.go.id
Discharge Planning Association. (2008). Discharge Planning. Diunduh tanggal 03
November 2015 dari http://www.dischargeplanning.org.au.index.htm
Diskes Sumut. (2012). Profil Kesehatan. Diunduh tanggal 28 Oktober dari
http://diskes.sumutprov.go.id
Hidayat, A.A. (2006). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta: Salemba
Medika
Hockenberry, M.J.,Wilson, D. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St. Louis:
Mosby Year Book
Nursalam., E.F. (2008). Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
.Konsep dan Penerapan Metodelogi Penlitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Pemila U. (2006). Konsep Discharge Planning. Diakses pada tanggal 7 Oktober
2011 dari: http://www.fik.ui.ac.id/
Petersson, P., Springett, J., Blomqvist, K. (2009).Telling stories from everyday
practice, an opportunity to see a bigger picture: a participatory action
research project about developing discharge planning. Health & social
care
in
thecommunity,
17(6),
548–56.
doi:10.1111/j.13652524.2009.00854.x
Polit, D.F., Beck, C.T. (2012). Nursing Research: Generating and Assesing
Evidenced for Nursing Practice. 9th ed. Philadelphia: J.B. Lippincott Co.
Potter, P.A., Perry, A.G. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan:
Konsep,Proses dan Praktek. Vol. I, edisi 4. Jakarta: EGC

Purnamasari, L., Ropyanto, C.B. (2012). Evaluasi pelaksanaan pulang. Jurnal
nursing studies,Volume 1, Nomor 1 Tahun 2012, Halaman 213 – 218
Purnamsari, Ika. (2014). Rancangan Model Perencanaan Pulang Anak Diare
Studi Kasus di RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo. Tesis. Yogyakarta:
UGM.
Rahmi. U. (2011). Pengaruh Discharge Planning Terstruktur terhadap Kualitas
Hidup Pasien Stroke Iskemik di RSUD Al Ihsan dan RS Al Islam Bandung.
Tesis. Jakarta : UI
Rofi’I, M., Hariyati, Tutik Sri., Pujasari, Hening. (2013). Faktor Personil dalam
Pelaksanaan Discharge Planning oleh Perawat di Rumah Sakit Semarang.
Jurnal Managemen Keperawatan . Volume 1, No. 2, November 2013; 8994
Rosyidi, K. (2011). Manajemen Kepemimpinan dalam Keperawatan. Jakarta:
TIM
Siahaan, M. (2009). Pengaruh Discharge Planning yang Dilakukan oleh Perawat
terhadap Kesiapan Pasien Pasca Bedah Akut menghadapi Pemulangan di
RSUP H. Adam Malik Medan. Skripsi. Medan: USU
Sidik, NA., Lazuardi, L., et al. (2013). Assessment of The Quality of Hospital
Care for Children In Indonesia. Tropical Medicine and International
Health, volume 18 No. 4 pp 407-415 April 2013
Supartini, Y. (2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC
Swarjana, I. K. (2012). Metedologi Penelitian Kesehatan: Tuntunan Praktis
Pembuatan Proposal Penelitian. Yogyakarta: CV Andi Offset
Yuliana, Lina. (2013). Gambaran Pengetahuan Perawat tentang Discharge
Planning Pasien di Rumah Sakit Santo Borromeus Bandung. Karya Tulis
Ilmiah. Bandung : Stikes Santo Borromeus
World Health Organization, DepKes RI (2009), Buku Saku: Pelayanan
KesehatanAnak di Rumah Sakit; Pedoman bagi rumah sakit rujukan
tingkat pertama di kabupaten / kota, Jakarta
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., Schwartz, P. (2009).
Buku ajar keperawatan pediatrik, volume 1. Jakarta : EGC.
. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik, volume 2. Jakarta : EGC.

BAB 3
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah model pendahuluan yang menggambarkan sebuah
masalah penelitian, dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel yang
di teliti (Swarjana,2012). Fokus penelitian ini adalah bagaimana gambaran
pelaksanaan discharge planning oleh perawat pada pasien anak dirawat di ruang
rawat inap Rindu B RSUP H. Adam Malik Medan

Kuesioner rencana pulang (discharge planning):
1. Aktifitas
2. Pemberian obat di rumah
3. Fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi jika
terjadi kegawatdaruratan
4. Hasil pemeriksaan penunjang
5. Diet
6. Edukasi dan latihan
7. Rincian Pemulangan

Pelaksanaan discharge
planning oleh perawat :
-

Dilakukan
Tidak dilakukan

Skema 3.1. Kerangka penelitian gambaran pelaksanaan discharge planning
oleh perawat di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan

3.2 Defenisi Operasional
No
1.

Variabel

Definisi

Operasional

Operasional

Discharge
Planning

Alat Ukur

ischarge planning merupakan proses Kuesioner yang
terintegrasi yang terdiri dari fase-fase berisi 30

Hasil Ukur
1.

Dikatak

an dilakukan
jika skornya

yang di tujukan untuk memberikan pernyataan yang
asuhan

keperawatan

yang menggunakan

berkesinambungan dan juga merupakan skala guttman

15-30
2.

Diakata

kan tidak
dilakukan jika

salah satu SOP RSUP H. Adam Malik dengan pilihan
Medan yang harus dilakukan oleh jawaban Ya = 1
perawat di ruang rawat inap anak Rindu dan tidak = 0
B-4 sebelum pasien pulang. Dimana
perawat harus mengisi lembar checklist
rencana pemulangan yang terdiri dari
aktifitas, pemberian obat di rumah,
fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi
jika terjadi kegawatdaruratan, mhasil
pemeriksaan penunjang, diet, edukasi
dan latihan, dan rencana pemulangan.

skornya 0-14

Skala
Ukur
Nominal

BAB 4
METODELOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang dilakukan peneliti adalah deskriptif yaitu untuk
mengidentifikasi gambaran pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh
perawat pada pasien anak di RSUP H. Adam Malik Medan.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di ruang rawat
inap anak rindu B-4 di RSUP H. Adam Malik Medan yang berjumlah 28
orang.
4.2.2 Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah total sampling yaitu pengambilan data kepada responden yang
merupakan seluruh perawat yang bekerja di ruang rawat inap anak Rindu
B-4 di RSUP H. Adam Malik Medan yang berjumlah 28 orang. Tetapi
pada saat peneliti melakukan penelitian, jumlah sampel berkurang mejadi
26 orang dikarenakan 2 orang sedang mengambil cuti.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap anak rindu B-4 RSUP H.
Adam Malik Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan September 2015–Juni 2016
terhitung sejak pengajuan judul penelitian sampai pengumpulan skripsi.
Pengumpulan

data

dilaksanakan

pada

bulan

April

-

Mei

2016.

Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik dipilih sebagai lokasi penelitian karena
rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe A rujukan wilayah Sumatera bagian
Utara yang merupakan rumah sakit pendidikan, pelayanan dan penelitian.
4.4 Pertimbangan Etik
Pertimbangan etik dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti dapat menjaga dan
menghargai hak asasi para respondennya Penelitian ini dilakukan setelah proposal
penelitian disetujui dan peneliti mendapatkan izin penelitian dari Fakultas
Keperawatan

Universitas

Sumatera

Utara.Selanjutnya

peneliti

mendapat

persetujuan komisi etik penelitian kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara, kemudian peneliti menemui responden dengan menjelaskan
maksud dan tujuan dari penelitian ini.
Responden yang bersedia dipersilahkan menandatangani informed consent.
Penelitian ini memberikan aspek pertimbangan etik yang meliputi hak perawat
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan penelitian serta kebebasan
untuk menentukan pilihan untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian
(autonomy and self determination),

peneliti memberikan penjelasan terlebih

dahulu tentang rencana, tujuan, manfaat dan dampak penelitian selama
pengumpulan data, kemudian perawat diberikan hak penuh untuk menyetujui atau
menolak terlibat dalam penelitian dengan cara menandatangani lembar
persetujuan (informed consent), peneliti tidak mencantumkan nama perawat pada
lembar kuesioner yang diisi, dan lembar tersebut hanya diberi nomor kode
responden dan kerahasiaan informasi yang diberikan perawat dijamin oleh
peneliti, dan hanya digunakan dalam penelitian ini saja (confidentiality),

keterbukaan dan keadilan (justice) dengan menjelaskan prosedur penelitian, dan
kejujuran (honesty) serta ketelitian.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan literatur,
SOP dari RSUP H. Adam Malik Medan dan konsultasi dengan dosen
pembimbing. Kuesioner terdiri dari kuesioner data demografi dan kuesioner
pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh perawat pada pasien anak di
ruang rawat inap Rindu B-4 RSUP H.Adam Malik Medan.
4.5.1 Kuesioner Data Demografi
Instrumen yang pertama berupa kuesioner tentang data demografi responden
yang terdiri dari: jenis kelamin, usia, agama, pendidikan dan lama kerja.
4.5.2 Kuesioner Pelaksanaan Discharge Planning
Instrumen yang kedua merupakan lembar kuesioner pelaksanaan discharge
planning yang dilakukan oleh perawat pada pasien anak yang di ruang rawat
inap Rindu B-4 RSUP H.Adam Malik Medan. Terdiri dari 30 pernyataan
dengan skala yang digunakan adalah skala Guttman.Jika dilakukan maka
diberikan skor 1 dan jika tidak dilakukan diberikan skor 0.
4.6 Validitas dan Realibilitas
4.6.1 Uji Validitas
Uji validitas instrument adalah mengukur apa yang harus diukur (Polit &
Beck, 2012). Content validity berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen
mengukur isi (konsep) yang harus diukur.

Content Validity diukur dengan menetapkan ahli untuk mengevaluasi
instrumen dan menentukan relevansi dan kesesuaian pernyataan. Content
validitydilakukan oleh orang yang berkompeten dibidangnya dengan menguji
setiap butir instrumen pengumpulan data. Adapun pada kuisioner ini peneliti
melakukan uji validasi pada 3 orang yaitu Zahranur Nasution S.Kep., Ners.,
M.Kep, Risnawaty Saragih S.Kep., Ners dan Liberta Lumbantoruan S.Kep.,
Ners., M.Kep. CVI pada kuesioner sebesar 0,92, maka dikatakan instrumen ini
sudah valid.
4.6.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas diperoleh dengan cara menggunakan 10 orang perawat yang
bekerja di RSUP H. Adam Malik Medan di ruang yang berbeda dari tempat
pengambilan sampel, yaitu ruang Rindu B-2. Kemudian hasilnya dianalisis
menggunakan KR-21 dimana koefisien α harus > 0,7 agar reliabel (Polit and
Beck,2012). Adapun hasil uji reliabilitas ini adalah 0,72, maka dikatakan
instrument sudah reliabel.
4.7 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendaptkan ethical cleareance dari
Komisi Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan USU untuk mendapat
melakukan penelitian. Setelah itu peneliti menerima surat izin penelitian dari
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin dari
RSUP H. Adam Malik Medan. Kemudian peneliti menyampaikan izin penelitian
kepada kepala ruang rawat inap Rindu B RSUP H. Adam Malik Medan.
Selanjutnya meminta kepala ruangan untuk menginformasikan kepada perawat

tentang adanya proses penelitian tentang pelaksanaan discharge planning oleh
perawat pada pasien anak yang di rawat inap Rindu B RSUP H. Adam Malik
Medan
Setelah kepala ruangan menginformasikan tentang adanya proses penelitian,
maka peneliti menjumpai calon responden untuk menjelaskan tujuan, manfaat dan
prosedur penelitian. Kemudian peneliti meminta kesedian untuk menjadi
responden penelitian dan diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
(inform consent). Selanjutnya peneliti membagikan kuisioner tentang pelaksanaan
discharge planning. Pembagian kuesioner dilakukan setelah perawat melaksankan
operan, karena pada saat itulah perawat berkumpul sehingga memudahkan peneliti
untuk membagikan kuesioner.Peneliti memberikan waktu sekitar 10 menit untuk
mengisi kuesioner tentang discharge planning dan menunggu sampai perawat
tersebut selesai mengisi. Setelah itu peneliti mengambil kembali dan memeriksa
kelengkapan isian tentang kuesioner tersebut.
4.8 Analisis Data
Data yang diperoleh diolah dengan komputer menggunakan program statistik.
Pengolahan data dilakukan dengan melewati beberapa tahapan, yaitu: 1) Editing,
peneliti melakukan pengecekan data yang diperoleh meliputi kelengkapan
identitas dan data tentang lembar observasi; 2) Coding, peneliti memberi kode
pada isian lembar observasi secara manual sebelum diolah dengan menggunakan
komputer; 3) Scoring dan Entry data, memberikan penilaian terhadap item-item
yang perlu diberi penilaian dan memasukkan data dari hasil isian lembar observasi
ke dalam komputer agar data dapat dianalisis menggunakan program statistik;

4) Tabulating, peneliti meringkas jawaban dari hasil lembar observasi menjadi
tabel yang memuat semua jawaban responden. Jawaban responden dikumpulkan
dalam bentuk kode-kode yang disepakati untuk memudahkan pengolahan data
selanjutnya. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat yang hasil
penelitiannya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase.

BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai
pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh perawat di ruang rindu B-4
di RSUP H.Adam Malik. Hasil penelitian ini diperoleh melalui tindakan
penyebaran kuesioner pelaksanaan discharge planning yang dilakukan oleh
peneliti kepada seluruh perawat. Penyebaran lembar kusioner dilakukan untuk
memperoleh data perawat berupa jenis kelamin, usia, alamat, pendidikan terakhir,
dan lama masa kerja perawat dan data tentang pelaksanaan discharge planning
yang dilakukan oleh perawat di ruang anak rindu B-4 RSUP H. Adam Malik.
Proses pengambilan data dilaksanakan mulai April–Mei 2016. Penelitian ini
melibatkan seluruh perawat yang ada di ruang anak rindu B-4 RSUP H. Adam
Malik Medan.

5.1.1 Karakteristik demografi responden
Tabel 5.1.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik
demografi responden kuesioner pelaksanaan discharge planning
yang dilakukan oleh perawat di runag rawat inap anak rindu B-4
RSUP. H. Adam Malik Medan (n=26)

Karakteristik Responden
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Usia
25-37 tahun
38-51 tahun
Pendidikan terakhir
D-III Keperawatan
S-1 Keperawatan
Agama
Islam
Kristen Protestan
Kristen Katolik
Lama kerja
1-12 tahun
13-25 tahun

Frekuensi
(F)

Persentase
(%)

1
25

3,8
96,2

11
15

42,3
57,7

16
10

61,5
8,5

8
17
1

30,8
65,4
3,8

11
15

42,3
57,7

Berdasarkan tabel 5.1.1 diperoleh data bahwa mayoritas perawat adalah
perempuan yaitu sebanyak 25 orang (96,2%) dengan rentang usia perawat 38-51
tahun sebanyak 15 orang (57,7%). Tingkat pendidikan perawat terbanyak adalah
D-III keperawatan sebanyak 16 orang (61,5) dengan lama masa kerja perawat 1325 tahun sebanyak 15 orang (57,7) dan agama Kristen protestan sebanyak 17
orang (65,4%).

5.1.2 Hasil pelaksanaan discharge planning per item pernyataan
Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi dan persentase respon responden terhadap
kuesioner tepelaksanaan discharge planningdi ruang rindu B-4 RSUP H.
Adam Malik Medan tahun 2016(n=26)
Item

Ya
(f) (%)

Tidak
(f) (%)

1. Perawat menjelaskan tentang jenis aktifitas yang dapat
dilakukan oleh pasien

26

100

0

0

2. Perawat menjelaskan tentang cara pemberian obat di
rumah

26

100

0

0

3. Perawat menjelaskan tentang nama dan kegunaan obat

26

100

0

0

4. Perawat menjelaskan tentang efek samping obat

26

100

0

0

5. Perawat menjelaskan dosis obat yang akan digunakan

26

100

0

0

6. Perawat menjelaskan tentang cara memperoleh obat

26

100

0

0

7. Perawat menjelaskan tentang fasiltas kesehatan yang bisa
di hubungi jika terjadi kegawatdaruratan (seperti:
puskesmas, klinik, praktek dokter)

24

92,3

2

7,7

8. Perawat memberikan edukasi tentang hasil pemeriksaan
penunjang

22

84,6

4

15,4

9. Perawat menjelaskan tentang pola makan yang benar

21

80,8

5

19,2

10. Perawat menjelaskan tentang makanan yang perlu
dihindari

26

100

0

0

11. Perawat menjelaskan tentang personal hygiene yang baik

26

100

0

0

12. Perawat menjelaskan tentang pencegahan dan kontrol jika
adanya infeksi

26

100

0

0

13. Perawat menjelaskan cara mengenali tanda dan gejala
suatu penyakit

17

65,4

9

34,6

14. Perawat menjelaskan tentang pengobatan yang dapat di
lakukan di rumah sebelum ke rumah sakit

25

96,2

1

3,8

15. Perawat menjelaskan kepada pasien kapan
diperbolehkan pulang

pasien

21

80,8

5

19,2

perawatan

25

96,2

1

3,8

17. Perawat membantu pasien melengkapi administrasi
sebelum pulang

26

100

0

0

18. Perawat menjelaskan tentang transportasi yang dapat
digunakan pasien ke tempat pelayanan kesehatan terdekat

21

80,8

19. Perawat mengisi format ringkasan pulang / resume medis

26

100

0

0

20. Perawat mengisi dengan lengkap lembar checklist
discharge planning

26

100

0

0

21. Perawat memberikan aktivitas bermain untuk anak

24

92,3

2

7,7

22. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan

26

100

0

0

23. Perawat memperkenalkan ruangan atau unit yang ada di
rumahsakit kepada pasien

24

92,3

2

7,7

24. Perawat memperkenalkan pasien dengan teman sekamar
dan tenaga kesehatan yang terkait

23

88,5

3

11,5

25. Perawat melakukan pengkajian awal masuk, diagnose
intervensi,implentasi dan evaluasi keperawatan terhadap
pasien

26

100

0

0

26. Perawat mempersiapkan anak sebelum melakukan suatu
prosedur pemeriksaan

26

100

0

0

27. Perawat mengizinkan orangtua untuk mendampingi
anaknya

26

100

0

0

28. Perawat memberikan privasi kepada anak

26

100

0

0

29. Perawat memberikan pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga terkait dengan penyakitnya

26

100

0

0

30. Perawat meminimalkan rasa nyeri dan cedera pada tubuh

26

100

0

0

16. Perawat menjelaskan tentang
selanjutnya setelah pulang

tempat

5

19,2

Berdasarkan tabel 5.1.2 dari hasil penelitian diperoleh bahwa 19 dari 30 item
pernyataan

dilakukan

oleh

perawat

(pernyataan

nomor

1,2,3,4,5,6,10,11,12,17,19,20,22,25,26,27,28,29, dan 30).
Pernyataan yang paling tidak banyak tidak dilakukan oleh perawat terdapat
pada item no.13 sebanyak 9 orang(34,6%) yaitu perawat memberitahukan cara
mengenali tanda dan gejala suatu penyakit. Sedangkan untuk item pernyataan
nomor 9,15 dan 18 memiliki frekuensi yang sama yaitu 5 orang(19,2 %).
5.1.3 Hasil pelaksanaan discharge planning
Tabel 5.1.3 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan discharge
planning yang dilakukan oleh perawat di ruang rawat inap anak rindu B-4
RSUP H. Adam Malik Medan
Pelaksanaan
discharge planing
Dilakukan

Frekuensi (F)

Presentase (%)

26

100

Berdasarkan tabel 5.1.3 dari hasil penelitian diperoleh bahwa di ruang
rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan melakukan pelaksanaan
discharge planning secara 100% (26 orang) yaitu pada pernyataan
1,2,3,4,5,6,10,11,12,17,19,20,22,25,26,27,28,29, dan 30 (pada tabel 5.1.2)

5.2 Pembahasan
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses terintegrasi yang
terdiri dari fase-fase yang ditujukan untuk memberikan asuhan keperawatan yang
berkesinambungan (Raden dan Traft dalam Rosyidi, 2013).
Perawat adalah salah satu anggota team discharge planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan
data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah aktual dan potensial,
menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga, memberikan
tindakan khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam
mempertahankan atau memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan
mengevaluasi kesinambungan.
Hasil penelitian diperoleh data bahwa jumlah perawat yang melaksanakan
discharge planning sebanyak 100%.

Hal ini menunjukan bahwa discharge

planning di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik telah dilaksanakan oleh
perawat disana. Menurut Potter& Perry (2005) salah satu aspek yang dapat
mempengaruhi kualitas pelayanan keperawatan adalah pendidikan kesehatan,
Perencanaan pulang (discharge planning) pada dasarnya merupakan program
pemberian pendidikan

kesehatan

kepada

pasien

yang meliputi

nutrisi,

aktifitas/latihan, obat-obatan dan instruksi x khusus yaitu tanda dan gejala
penyakit pasien. Dimana hal tersebut dilakukan sepenuhnya oleh perawat anak di
rindu B-4 RSUP H. Adam Malik medan (tabel 5.1.2)

Menurut Rosyidi (2013), terdapat tiga komponen dalam discharge planning yaitu
pada saat memasuki ruangan, masa perawatan dan pada saat pemulangan pasien.
Dalam hal ini perawat di ruang rawat inap anak rindu B-4 hampir sepenuhnya
melaksanakan komponen tersebut, seperti menjelaskan tentang aktifitas yang bisa
dilakukan di rumahsakit, menjelaskan tentang pemberian obat, menjelaskan
tentang pemeriksaan penunjang, memberikan pendidikan kesehatan serta
membantu pasien mengurus administrasi sebelum pulang.
Berdasarkan data yang diperoleh ada beberapa item pernyataan yang masih tidak
dilakukan oleh perawat, seperti perawat tidak menejelaskan cara mengenali tanda
dan gejala suatu penyakit, perawat tidak menjelaskan tentang kapan pasien
diperbolehkan pulang, perawat tidak menjelaskan tentang pola makan yang benar,
perawat tidak memperkenalkan pasien dengan teman sekamar, perawat tidak
memberikan aktivitas bermain untuk anak dan perawat tidak menjelaskan tentang
fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi jika terjadi kegawatdaruratan (tabel 5.1.2).
Pada tabel 5.1.2 untuk item pernyataan nomor 7 yaitu perawat tidak menjelaskan
tentang fasilitas kesehatan yang bisa dihubungi jika terjadi kegawatdaruratan
(7,7%), hal ini tidak sejalan dengan discharge planning association (2008),
dimana teori tersebut mengatakan bahwa apa yang harus dilakukan pada keadaan
darurat dan nomor telepon yang bisa dihubungi adalah unsur yang harus ada
didalam pelaksanaan discharge planning. Wong (2008) juga mengatakan bahwa
pengkajian pemulangan untuk pasien anak yang di rawat di rumah sakit
diperlukan untuk memastikan bahwa lembaga – lembaga penunjang yang tepat
sudah tersedia seperti fasilitas gawat darurat.

Luvrene & Barbara dalam Yuliana (2013) mengatakan bahwa untuk
mengidentifikasi kebutuhan pasien, perawat harus berfokus pada kebutuhan
rencana pengajaran yang baik yang disingkat dengan METHOD yaitu
medication,environtment, treatment, health teaching dan diet.
Asumsi peneliti, perawat tidak melakukan item treatment dan health
teaching, ini dapat terlihat pada item pertanyaan nomor 13 yaitu perawat
menjelaskan cara mengenali tanda dan gejala suatu penyakit (34,6%) dan pada
item nomor 16 yaitu perawat menjelaskan tentang perawatan selanjutnya setelah
pulang (3,4%). Hal ini tidak sejalan dengan teori Wong (2008) bahwa salah satu
intervensi yang palin penting ketika anak dirawat di rumah sakit adalah perawat
memberikan informasi tentang penyakit, pengobatan dan prognosisnya serta
perawatan di rumah.
Untuk item pernyataan nomor 21 perawat tidak memberikan aktivitas bermain
pada anak (7,7 %) yang seharusnya dilakukan oleh perawat. Asumsi peneliti,
perawat tidak dapat memberikan aktivitas bermain karna di ruang rawat inap anak
RSUP H. Adam Malik Medan tidak tersedia ruangan khusus untuk bermain.
Padahal dengan adanya ruangan bermain tersebut anak-anak dapat bermain
dengan tenang dan aman daripada harus membiarkan anak anak tersebut bermain
disekitar tempat tidur mereka atau membiarkan anak-anak berlari disetiap kamar
di ruang rawat inap anak.
Hal ini tidak sejalan dengan teori Wong (2008) yang mengatakan bahwa
memberikan anak aktivitas bermain sangatlah penting.Karena ketika anak
dihospitalisasi akan menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi

tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak - anak perlu bermain untuk
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping dalam
mengahadapi stress tersebut. Adapun manfaat bermain di rumah sakit adalah
membantu anak merasa aman di lingkungan yang asing, meningkatkan interaksi
dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang lain dan sebagai alat untuk
melepas ketegangan dan ungkapan perasaan.
Pada saat anak di rawat di rumah sakit, sering kali orang tua tidak tau apa
yang harus dilakukan, oleh karna itu perawat harus memberi berbagai informasi
dan penyuluhan terkait dengan penyakit, pengobatan kepada keluarga. Pada
dasarnya pemberian discharge planning bertujuan untuk memperpendek masa
rawatan pasien di rumah sakit, mencegah kekambuhan pasien, meningkatkan
perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada
keluarga.

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang

pelaksanaan discharge

planning oleh perawat di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan
yang di laksanakan pada bulan Mei–Juni 2016 ini disimpulkan bahwa responden
yang diberikan kuesioner pelaksanaan discharge planning melakukan hampir
seluruh pelaksanaan yang tertera di lembar kuesioner, ini dilihat dari hasil per
kusioner menunjukan nilai diatas 15, dimana apabila dilakukan mendapat skor
15-30.
Hal ini menunjukan bahwa RSUP H. Adam Malik Medan khususnya di ruang
rawat inap anak rindu B-4 telah melakukan pelaksanaan discharge planning
dengan baik, hal ini juga merupakan SOP dari pihak rumahsakit sendiri, dimana
dengan pelaksanaann SOP tersebut dapat meningkatkan kualitas pelayanan di
ruang rawat inap khususnya rindu B-4.
6.2 Saran
6.2.1 Pendidikan keperawatan
Bagi pendidikan keperawatan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk
mensosialisasikan kepada mahasiswa bagaimana pelaksanaan discharge
planning di ruang rawat inap anak RSUP H. Adam Malik Medan serta dapat
menambah

pengetahuan

mahasiswa

tentang

discharge

planning.

6.2.2 Pelayanan keperawatan
Bagi pelayanan keperawatan hasil penelitian diharapkan dapat
meningkatkan performa pelayanan kesehatan di ruang rawat inap anak
agar pemberian discharge planning kepada pasien dapat berjalan dengan
baik dan untuk perawat agar dapat melaksanakan seluruh item pelaksanaan
discharge planning agar dapat memberikan discharge planning yang
optimal.
6.2.3 Penelitian keperawatan
Bagi penelitian keperawatan hasil penelitian ini diharapkan dapat
dijadikan sebagai informasi tambahan dan bahan masukan yang berguna
bagi pengembangan penelitian keperawatan berikutnya terutama yang
berhubungan dengan pelaksanaan discharge planning oleh perawat, dan
untuk peneliti selanjutnya agar dapat meneliti tentang pelaksanaan
discharge planning untuk keseluruhan unit rawat inap di RSUP H. Adam
Malik Medan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Discharge Planning
2.1.1 Definisi
Perencanaan pulang atau discharge planning merupakan proses
terintegrasi yang terdiri dari fase-fase yang di tujukan untuk memberikan
asuhan keperawatan yang berkesinambungan (Raden dan Traft dalam
Rosyidi, 2013).
Discharge planning keperawatan merupakan komponen yang terkait
dengan rentang keperawatan atau di sebut dengan keperawatan yang
berkelanjutan, dimana perawatan yang di butuhkan pasien harus diberikan
dimanapun

pasien

berada.

Kegagalan

untuk

memberikan

dan

medokumentasikan perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya
penyakit, ancaman hidup, dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang di
perlukan komunikasi yang baik dan terarah sehingga apa yang di
sampaikan dapat di mengerti dan berguna untuk proses keperawatan di
rumah.
2.1.2 Tujuan Discharge Planning
Tujuan dari discharge planning menurut Jipp dan Siras adalah sebagai
berikut: 1) Menyiapkan klien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan
sosial; 2) Meningkatkan kemandirian klien dan keluarga; 3)Meningkatkan
perawatan

yang

berkelanjutan

pada

klien;

4)Membantu rujukan klien pada sistem pelayanan yang lain; 5) Membantu
klien dan keluarga memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam
memperbaiki

serta

mempertahankan

status

kesehatan

klien;

6)

Melaksanakan rentang perawatan antar-rumah sakit dan masyarakat.
Sedangkan menurut Raden dan Traft adalah: 1) Membantu klien dan
keluarga untuk memahami permasalahan, pencegahan yang harus
dilakukan sehingga dapat mengurangi angka kambuh, dan penerimaan
kembali di rumah sakit; 2) Terjadi pertukaran informasi antara klien
sebagai penerima pelayanan dengan perawat mulai dari pertama kali klien
masuk sampai keluar rumah sakit.
2.1.3 Prinsip Pemulangan Pasien
Adapun prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam perencanaan
pulang antara lain (Nursalam, 2008): 1) Pasien merupakan fokus dalam
perencanan pulang dimana perawat perlu mengkaji dan mengevaluasi
nilai keinginan dan kebutuhan pasien; 2) Identifikasi kebutuhan pasien
dimana kebutuhan berkaitan dengan masalah yang mungkin muncul pada
saat pulang, sehingga dapat mengantisipasi masalah yang mungkin
muncul di rumah; 3) Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif
dimana perencanaan pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan
setiap tim saling bekerja sama; 4) Sesuai dengan sumber daya dan
fasilitas dimana tindakan atau rencana ketika pasien berada di rumah
disesuaikan dengan keadaan yang ada di lingkungan rumah; 5)
Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan kesehatan

Setiap pasien masuk pelayanan kesehatan maka perencanaan pulang juga
dilakukan
2.1.4 Komponen Perencanaan Pulang
Adapun komponen perencanaan pulang meliputi: 1) Pada saat pasien
memasuki ruangan; menyambut kedatangan pasien, memperkenalkan
pasien pada teman sekamar perawat dokter dan tenaga kesehatan lainnya,
melakukan pengkajian keperawatan, menyampaikan kepada keluarga
perkiraan lama masa perawatan, orientasi ruangan peraturan dan denah
ruangan; 2) Selama masa perawatan: pemeriksaan klinis dan penunjang
lainnya, melakukan asuhan keperawatan berdasarkan masalah yang
muncul sampai dengan evaluasi perkembangan pasien selama di rawat,
penyuluhan kesehatan tentang penyakit perawatan pengobatan dan diet.
2.1.5 Persiapan Discharge Planning
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan mengenai
uturan diet, akivitas istirahat waktu dan tempat control. Pembelajaran di
laksanakan sesuai tingkat pemahaman klien dan keluarga mengenai
perawatan selama klien di rumah nanti; 2) Penjelasan mengenai Obat–
obatan yang masih di konsumsi klien seperti dosis, cara pemberian, waktu
yang tepat untuk minum obat dan efek samping yang muncul; 3)
Penjelasan mengenai obat obatan yang di hentikan. 4) Penjelasan
mengenai hasil pemeriksaan seperti hasil ronsen; 6) Surat surat seperti
surat keterangan masuk rumah sakit, surat control, surat rujukan dan lain
lain.

2.1.6 Tindakan Keperawatan dalam Discharge Planning
Adapun tindakan keperawatan yang dapat di lakukan pada saat discharge
planning adalah: 1) Mengkaji kebutuhan klien (fisiologis, psikologis,
sosial dan cultural); 2) Mengembangkan rencana keperawatan yang sudah
di terapkan dan mendokumentasikan strategi discharge planning; 3)
Memberikan pendidikan kepada keluarga dan klien (Patrice,1999)
2.1.7 Alur Discharge Planning
Discharge

planning

menunjukkan

beberapa

proses

formal

yang

melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk mengatur
perpindahan sekelompok orang ke kelompok lainnya (RCP,2001). Adapun
team yang terlibat adalah perawat, dokter ataupun tim kesehatan lainnya.
Mereka melakukan discharge planning dari awal pasien masuk, selama
pasien dirawat sampai pasien keluar. Hal tersebut harus di lakukan secara
berurutan karena discharge planning merupakan keperawatan yang
berkelanjutan dimana perawatan pasien harus diberikan dimanapun pasien
berada.

Kegagalan

untuk

memberikan

dan

mendokumentasikan

perencanaan pulang akan beresiko terhadap beratnya penyakit, ancaman
hidup dan disfungsi fisik. Dalam perencanan pulang perlu komunikasi
yang baik dan terarah sehinga apa yang di sampaikan dapat disampaikan
dan dimengerti dan berguna untuk proses keperawatan di rumah.
Adapun alur discharge planning dimulai dari pasien masuk rumah sakit,
perawat harus menyambut datangnya pasien dan langsung memberikan
orientasi tentang ruangan, peraturan, denah ruangan, setelah itu perawat

memperkenalkan teman sekamar, dokter ataupun tim kesehatan yang
terkait dan yang terkahir melakukan pengkajian keperawatan. Selama
pasien di rawat perawat melakukan pemeriksaan klinis dan penunjang,
melakukan asuhan keperawatan dan melakukan penyuluhan kesehatan
(penyakit, perawatan, pengobatan, diet dan aktivitas control). Pada saat
pasien keluar, perawat harus melakukan program HE (health education)
yaitu pengobatan / control nutrsi, aktivitas dan istirahat dan perawatan di
rumah. Tidak hanya itu perawat juga harus membantu pasien untuk
mengurus surat surat yang terkait proses pemulangan pasien. Semua alur
discharge planning tidak hanya di lakukan oleh perawat, tapi tim
kesehatan yang lainpun harus membantu proses discharge planning agar
resiko kembalinya pasien semakin menurun.

2.2 Lembar Checklist Rencana Pulang (discharge planning) di RSUP
H. Adam Malik Medan

KEGIATAN
KTIFITAS
Jenis aktifitas yang boleh dilakukan
Alat bantu yang bisa digunakan
Latihan melakukan aktifitas dan menggunakan alat bantu
Informasi lain yang diperlukan untuk aktifitas
EMBERIAN OBAT DI RUMAH
Nama dan kegunaan obat
Efek samping obat
Dosis dan waktu pemberian obat
Cara Pemberian Obat
Cara memperoleh obat
ASILITAS KESEHATAN YANG BISA DIHUBUNGI
JIKA TERJADI KEGAWATDARURATAN
Petugas kesehatan dilingkungan sekitar tempat tinggal pasien
Puskesmas, klinik, praktek dokter
Rumah sakit yang mudah di akses
ASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil-hasil pemeriksaan penunjang dalam batas nilai normal
dan nilai kritis
IET

CATATAN

Anjuran pola makan
Makanan yang perlu dihindari
DUKASI DAN LATIHAN
Hygiene (mandi, bab, bak, dll)*
Cara perawatan luka*
Cara perawatan NGT, Catheter, Trakheostmy, dll*
Cara pencegahan dan control adanya infeksi
Kenali tanda dan gejala yang perlu dilaporkan
Pengobatan yang dapat dilakukan di rumah sebelum ke rumah
sakit
Lain-lain
ENCANA PEMULANGAN
Tanggal Pemulangan
Pendamping
Transportasi yang digunakan
Keadaan umum saat pemulangan
Tempat perawatan selanjutnya setelah pulang
Format ringkasan pulang / resume medis yang sudah terisi
Kelengkapan Administrasi
Lain-lain

2.3 Hospitalisasi

2.3.1 Defenisi Hospitalisasi
Hospitalisasi adalah suatu proses karena suatu alasan yang terencana atau
darurat, yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit. Menjalani
terapi dan perawatan sampai akhirnya akan dipulangkan kembali ke rumah
(Wong, 2008).
2.3.2 Stressor hospitalisasi
Menurut Wong (2008), stressor anak terhadap hospitalisasi berupa cemas
akibat perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri:
a) Cemas akibat perpisahan
Meskipun secara umum anak usia sekolah lebih mampu melakukan koping
terhadap perpisahan, stres dan seringkali disertai regresi akibat penyakit atau
hospitalisasi dapat meningkatkan kebutuhan mereka akan keamanan dan
bimbingan orangtua. Hal ini terutama terjadi pada anak usia sekolah yang
masih kecil. Anak-anak usia sekolah pertengahan dan akhir dapat lebih
bereaksi terhadap perpisahan dengan aktifitas mereka yang biasa dan teman
sebaya daripada ketidakhadiran orangtua. Kesepian, bosan, isolasi dan depresi
umum terjadi. Reaksi-reaksi semacam itu terjadi lebih sebagai akibat dari
perpisahan daripada akibat dari kekhawatiran terhadap penyakit, pengobatan
atau lingkungan rumah sakit.
Karena tujuan memperoleh kemandirian merupakan hal yang sangat
penting bagi mereka, maka mereka enggan untuk meminta bantuan langsung
guna mengatasi rasa takut karena mereka akan tampak lemah.

Anak laki-laki cenderung bereaksi terhadap stres dengan stiokisme,
menarik

diri,

atau

penerimaan

pasif.

Seringkali

kebutuhan

untuk

mengekspresikan sikap bermusuhan, marah, atau perasaan negatif lainnya
muncul dengan cara yang lain, seperti iritabilitas dan agresi terhadap orangtua,
menarik diri dari petugas rumah sakit, tidak mampu berhubungan dengan
teman sebaya, menolak sibling atau masalah perilaku disekolah.
b) Kehilangan kendali
Kurangnya kendali akan meningkatkan persepsi ancaman dan dapat
mempengaruhi keterampilan koping anak-anak. karena mereka berusaha keras
memperoleh kemandirian dan produktivitas, anak usia sekolah biasanya rentan
terhadap kejadian-kejadian yang dapat mengurangi rasa kendali dan kekuatan
mereka. Secara khusus, perubahan peran keluarga, ketidakmampua fisik, takut
terhadap

kematian,

penelantaran

atau

cedera

permanen,

kehilangan

penerimaan kelompok sebaya,kurangnya produktifitas, dan ketidakmampuan
untuk menghadapi stres sesuai harapan budaya yang ada dapat menyebabkan
kehilangan kendali.
Bagi anak, aktivitas ketergantungan seperti tirah baring yang dipaksakan,
penggunaan pispot, ketidakmampuan memilih menu, kurangnya privasi,
bantuan mandi di tempat tidur, atau berpindah dengan kursi roda atau brankar
dapat menjadi ancaman langsung bagi rasa aman mereka. Selain lingkungan
rumah sakit penyakit juga bisa menyebabkan kehilangan kendali. Salah satu
masalah yang paling signifikan dari anak-anak adalah kebosanan.

Jika keterbatasan fisik atau yang dipaksakan menghalangi kemampuan
mereka untuk merawat diri sendiri atau untuk terlibat dalam aktivitas yang di
sukainya, anak-anak berespon dengan depresi, bermusuhan, atau frustasi.
Penekanan area kendali dan pemanfaatan aktivitas tenang, terutama hobi dapat
meningkatkan penyesuaian mereka terhadap pembatasan fisik.
d) Cedera tubuh dan nyeri
Ketakutan mendasar terhadap sifat fisik dari penyakit muncul pada saat ini.
Anak perempuan cenderung mengekspresikan ketakutan yang lebih banyak
dan lebih kuat dibandingkan dengan anak laki-laki, dan hospitalisasi
sebelumnya tidak berdampak pada frekuensi atau intensitas ketakutan tersebut.
Anak biasanya sangat berminat secara aktif terhadap kesehatan atau penyakit
mereka. Pencarian informasi cenderung menjadi salah satu cara koping atau
mempertahankan rasa kendali walau stres dan kondisinya yang tidak pasti.
Anak

usia

sekolah

mulai

menunjukkan

kekhawatiran

terhadap

kemungkinan efek menguntungkan atau merugikan suatu prosedur. Anak usia
sekolah ingin tahu untuk apa prosedur itu, bagaimana prosedur tersebut dapat
membuat anak lebih baik, dan cedera atau bahaya apa yang dapat terjadi.
Anak usia sekolah merasa takut terhadap apa yang akan terjadi pada saat
mereka tidur, apakah mereka akan bangun kembali, dan apakah mereka akan
mati. Anak praremaja juga merasa khawatir tentang prosedur itu sendiri,
terutama jika prosedur tersebut dapat menyebabkan perubahan tampilan tubuh
yang dapat dilihat. Kekhawatiran terhadap privasi lebih nyata dan signifikan.

Anak usia 9 atau 10 tahun secara umum telah mempelajari metode koping
untuk menghadapi rasa tidak nyaman, seperti berpegangan yang erat,
mengepalkan tangan atau mengatupkan gigi, atau mencoba bertindak berani
dengan meringis. Jika anak menunjukkan tanda-tanda resisrensi yang terbuka,
seperti menggigit, menendang, menarik, mencoba melarikan diri, menagis
atau tawar menawar, mereka akan menyangkal reaksi tersebut kemudian,
terutama dihadapan teman-teman sebayanya karena takut malu.
2.3.3 Reaksi Anak
Wong (2008) mengatakan reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: perkembangan anak terhadap sakit
berbeda-beda sesuai tingkat perkembanagn anak. Berkaitan dengan umur anak,
semakin muda anak maka akan semakin sukar baginya untuk menyesuaikan diri
mereka tentang pengalaman dirumah sakit; pengalaman rawat inap dirumah sakit
sebelumnya, apabila anak pernah mengalami yang tidak menyenangkan saat
dirawat inap akan menyebabkan anak takut dan trauma, dan sebaliknya apabila
saat dirawat inap anak mendapatkan perawatan yang baik dan menyenangkan
maka anak akan lebih kooperatif pada perawat dan dokter, dukungan keluarga:
anak akan mencari dukungan dari orangtua, saudara kandungnya untuk
melepaskan tekanan akibat penyakit yang dideritanya; dan perkembangan koping
dalam menangani stresor pada anak baik dalam menerima keadaan bahwa anak
harus dirawat inap, maka akan lebih kooperatif anak tersebut dalam menjalani
perawatan di rumah sakit.

Anak menunjukkan berbagai perilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman
hospitalisasi. Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat bergantung pada
tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem
pendukung yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimilikinya. Pada
umumnya, reaksi anak terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan,
kehilangan, perlukaan tubuh, dan rasa nyeri (Supartini, 2004).
Proses perawatan yang seringkali butuh waktu lama akhirnya menjadikan
anak berusaha mengembangkan perilaku atau strategi dalam menghadapi penyakit
yang dideritanya. Perilaku ini menjadi salah satucara yang dikembangkan anak
untuk beradaptasi terhadap penyakitnya. Menurut Aidar (2011), beberapa perilaku
itu antara lain:
1. Penolakan (avoidance)
Perilaku dimana anak berusaha menghindar dari situasi yang membuatnya
tertekan. Anak berusaha menolak treatment yang diberikan, seperti tidak mau
disuntik, tidak mau dipasang infus, menolak minum obat, bersikap tidak
kooperatif kepada petugas medis.
2. Mengalihkan perhatian
Anak berusaha mengalihkan perhatian dari pikiran atau sumber yang
membuatnya tertekan. Perilaku yang dilakukan anak misalnya membaca buku
cerita saat di rumah sakit, menonton televisi (TV) saat dipasang infus, atau
bermain mainan yang disukai.

3. Berupaya aktif (active)
Anak berusaha mencari jalan keluar dengan melakukan sesuatu secara aktif.
Perilaku yang sering dilakukan misalnya menanyakan tentang kondisi sakitnya
kepada tenaga medis atau orang tuanya, bersikap kooperatif terhadap petugas
medis, minum obat teratur, beristirahat sesuai dengan peraturan yang diberikan.
4. Mencari dukungan (support seeking)
Anak mencari dukungan dari orang lain untuk melepaskan tekanan akibat
penyakit yang dideritanya. Anak biasanya akan minta dukungan kepada orang
yang dekat dengannya, misalnya dengan permintaan anak untuk ditunggui
selama dirawat di rumah sakit, didampingi saatdilakukan treatment padanya,
dan minta dipeluk atau dielus saat mera