PENDAHULUAN LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN LOW RISE APARTMENT DI TANGERANG SELATAN.

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

an P
roye
ro
yekk
1.1.1 Latar Belakang Pengadaan
Proyek
pend
nduduk di kota terus menin
ngk
gkat, menuntut kebutuhan ruang
Pertumbuhan penduduk
meningkat,
pend
n uduk dan pendatang
yang teruss menerus bertambah. Selain jumlah pe

penduduk
g selalu bertambah,, ggaya
ayaa hi
ay
hidu
dupp pe
penduduk kota ya
yang dinamis juga
yang
hidup
menuntut munculnya
mun
uncu
culn
lnya
y kebutuhan-kebutuhan
keb
ebut
utuh
uhan

an-k
keb
ebut
utuh
uhan
an rruang
uang
ua
n baru untu
tukk melengkapi
menuntut
untuk
per
e kemb
mbangan ko
kota
ta. Fe
Feno
nome
mena

na sosiall ini ti
ida
dakk hanyaa terjadi di
proses perkembangan
kota.
Fenomena
tidak
ibuk
ukot
otaa-iibukot
otaa provinsi yang merupakan pusat
pusa
satt kegiatan
kegiattan eekonomi,
k nomii, sosial
ko
ibukota-ibukota
dan po
o li
litik

dan
politik

masing-masing provinsi,

tapi jug
ga ko
kkota-kota
ta-k
ta
-kot
otaa sa
ate
t lit
juga
satelit

penddukungnya.
pendukungnya.
Jakarta sebagai kota metropolitan terbesar di Asia Ten

ngg
g araa me
memilikii
Tenggara
pertumbuhan angka penduduk yang luar biasa. Menurut Deden
Dedeen Rukmana
Rukman
ma a1,
pertumbuhan
populasi Jakarta secara keseluruhan meningkat 100 kali pada abad ke-20
20,
ke-20,
dari 100,000 penduduk di tahun 1900 ke 9 juta penduduk di ttahun
ahun 19
1995
5.
1995.
Namun dalam waktu lima tahun setelah 1995, menurut hhasil
asil
il sensu

sus
sensus
nasional
al, pe
pert
rtum
umbu
buha
hann pe
ppenduduk
nduduk Jakarta
nd
Jak
akartaa jjustru
ustr
us
truu be
berk
rkur
uran

ang dari 9,112,6522 kkee
nasional,
pertumbuhan
berkurang
8,389,443. Hal ini disebabkan
disebabka
kann oleh
ol suburbanisasi penduduk ke kot
taa-ko
kotta
kota-kota
sekitar Jakarta, mengakibatkan peningkatan populasi secara ddrastis
rastis
ra
is ppada
ada
ko
kota
ta-kkot
otaa sa

sate
teli
litt di ssekitar
ekit
ek
itar
ar JJakarta,
a arta
ak
ta,, an
anta
tara
ra llain:
ain:
ai
n: B
ogor
og
or, De
Depo

pokk Be
Beka
kasi
si,, dan
kota-kota
satelit
antara
Bogor,
Depok
Bekasi,
Ta
T
ngeran
ang.
g.
Tangerang.
Ko Tangerang, Kotaa Tange
Kota
erang Selatan, dan Ka
K

bupa
bu
patten Tangerang,
Tangerang
Kabupaten
merupakan kota dan peny
yangga ibuk
kota yang memiliki potensi yang sangat
penyangga
ibukota
besar dalam pertumbuhan
n proyek pro
operti. Dari sisi geografis, ketiga daerah
properti.
yang dikenal dengan sebu
uta
t n Ta
angerang Raya ini memiliki akses yang
sebutan
Tangerang

sangat strategis dengan DKI Jakarta.
J ka
Ja
karta. Di area ini pula bandara internasional
Soekarno Hatta berdiri
ing dengan pembangunan kota yang terus
berdiri. Seirin
Seiring
membaik, pembangunan properti hunian dan lainnya di seluruh Kota
Deden Rukmana, “Urbanization and Suburbanization in Jakarta”, Indonesia’s Urban Studies,
diakses dari http://indonesiaurbanstudies.blogspot.co.id/2007/03/urbanization-andsuburbanization-in.html, 1 Maret, 2007.
1

1

Tangerang harus diperhatikan secara khusus dengan pertimbangan yang
sangat hati-hati untuk menjaga Kota Tangerang Selatan sebagai kota yang
nyaman untuk ditinggali.

Gambar 1.1 Peta Kecamatan Kota Tangerang Se
Selatan
ela
l tan
Sumber: (Pemkot Tangerang Selatan, 2015)

Kota Tangerang Selatan telah resmi menjadi kota otonom
m pad
adaa ta
ttahun
huun
pada
deng
ngan
n
2008, dengan 7 kecamatan dengan luas keseluruhan ± 147,19 km² dengan
rata5, rata
apenduduk pada tahun 2007 berjumlah ± 918.783 jiwa2. Di tahunn 2015,
rata harga hun
hunian
untuk
menengah
miliar
rupiah,
nia
iann un
untu
tukk kalangan men
nen
enga
gahh ke aatas
tas sekitar 2 mi
mili
liar rupia
iah,
h,
sedangkan kalangan menengah
menen
nga
gah (middle
(mi
midd
ddlle low)
w mulai 350-700 juta rupiah , dan
dan
untuk menengah ke bawah dengan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pemb
mbiaaya
yaaan
Pembiayaan
Direktur
Eksekutif
Perumahan)
Pe
Peru
ruma
maha
han)
n) ssekitar
ekit
ek
itar
ar 1100
0 jjuta
00
uta rupiah3. Menurut
Meenu
nuru
rutt Di
Dire
rekt
ktur
ur E
ksek
ks
ekutiff IIndonesia
ndon
nd
oneesia
Property
Watch
P opertty W
Pr
atch
at
ch ((IPW),
IPW), Al
IP
Alii Tranghanda,
Tran
Tr
angh
ghan
andda, saatt ini
ini kkebutuhan
ebutuhan
eb
h masyarakat
masyara
raka
katt akan
hunian
terutama
kelas
menengah
menengah
huni
hu
nian
an ssangat
anga
gatt ttinggi,
inggi, teru
uta
t ma untukk hhunian
unian kela
lass me
m
neng
ne
ngah
ah ddan
an m
enengah
bawah. Hal ini juga didukung
didu
dukung oleh
o le
l h mayoritas pendapatan masyarakat
Indonesia yang 60% berada
kalangan
beraada pada kal
langan middle low.

Muhamad Marwan, “Sejarah Kota Tangerang
ng Selatan”, Web Portal Resmi Pemerintah Kota
Tangerang Selatan, diakses dari
http://www.tangerangselatankota.go.id/ver3/selayangpandang/sejarah-kota-tangerang-selatan.

2

Muhamad Marwan, “Mekarnya Pembangunan Properti di Tangerang”, Koran Sindo, diakses dari
http://ekbis.sindonews.com/read/1016171/150/mekarnya-pembangunan-properti-di-tangerang1435104298, 24 Juni, 2015.

3

2

Pembangunan properti Kota Tangerang Selatan saat ini masih
didominasi oleh pembangunan landed house dengan berbagai variasi harga,
dari 100 juta hingga 5 miliar 4. Variasi harga ini mengindikasikan masih
tingginya minat calon penghuni untuk memilih properti berbentuk landed
nian.
i
Hall in
inii bi
bbisa
sa saja disebabkan oleh berbagai
house sebagai pilihan hu
hunian.
macam faktor,, sa
salah
investasi
sal
lah satunya adalah nilai investa
tasi
s yang lebih tinggi dan akar
ser
rta budaya m
asyarakat yang melekat ddengan
engan gaya hidup di
en
tradisi se
serta
masyarakat
peru
rum
mahan dan interaksii so
osi
siaal ddii da
dala
lamn
m ya
ya.
perumahan
sosial
dalamnya.
lai
ain,
n pelonjakan harga ruma
mahh di Kota Tanger
ran
a g Selatan
Di sisii lain,
rumah
Tangerang
hing
ngga
ga menyentuh
menyentuh
uh harga
harga 5 miliar rupiah
ah ini
ini
n juga mengakibatkan
meng
me
ngak
akibatkann seleksi
hingga
alam
al
amiiah. H
anya masyarakat kelas menengah denga
an pend
ndap
apat
atan
an Rp 155 jutaalamiah.
Hanya
dengan
pendapatan
Rp 20 juta
ju per bulan yang dapat membeli dan memilikii rrumah
u ah ddengan
um
enga
en
g n ha
arg
r a
Rp
harga
terssebut. Bagaimana dengan kalangan menengah ke ba
awa
w h? M
eskipuu n
tersebut.
bawah?
Meskipun
pe
properti masih tinggi dan keinginan masyarakat uuntuk
ntukk me
memi
m likii
permintaan
memiliki
tidaak lagi
gi eefektif
fektt if
i
landed house masih tinggi, pembangunan landed house tidak
a an. Ha
ah
argaa
karena harga tanah yang semakin tinggi akibat keterbatasan llahan.
Harga
u, mis
salnyaa,
tanah di Jalan Raya Serpong dan Jalan Pahlawan Seribu
Seribu,
misalnya,
keena
naik
ikan
an harga yang tak te
erk
rken
enda
d li hingga menyen
entu
tuhh kisara
rann
menunjukkan kenaikan
terkendali
menyentuh
kisaran
harga 10 jjuta
rupiah
Pembangunan
uta
t ru
piiah
h hhingga
ingg
in
ggaa 25
2 juta
jutta rupiah
rupi
ru
piah
h per meter persegi. Pembangu
guna
nann
kaawasan area residensial di Kota Tan
nge
geraang
landed house di berbagai kawasan
Tangerang
Se
ngah
ah kkee ba
baw
wah
Selatan
kemudian tidak bisa diarahkan ke kalangan meneng
menengah
bawah
kare
ka
rena
na ttingginya
ingg
in
ggin
inya
ya hharga
argaa ttanah.
anah
an
ah. Me
Meli
liha
hatt fe
feno
nome
mena
na ttersebut,
erse
er
sebu
butt, ppasar
asarr pproperti
rooperti
karena
Melihat
fenomena
kela
ke
lass menengah
menneng
me
ngah
ah ke bawah
baw
wah di Kotaa T
angeran
angg Se
Sela
lata
tann se
seba
baik
ikny
nya mulai
kelas
Tangerang
Selatan
sebaiknya
diarahkan
h
ke ruang huni ve
vert
r ikal, se
sehingga kebutuhan kapasitas kebutuhan
diarahkan
vertikal,
konomi yan
ng lebih luas.
terpenuhi bagi kalangan eekonomi
yang

1.1.2 Latar Belakang Permasalahann
nm
erupakan salah satu kota satelit Ibu Kota
Kota Tangerang Selatan
merupakan
Jakarta yang cukup penting. Banyaknya masyarakat penunjang aktivitas
Hilda B. Alexander, “Rumah di Serpong Rp 700 Juta ke Atas, Pembelinya Cuma dari kelas
Menengah Atas”, kompas.com, diakses dari
http://properti.kompas.com/read/2015/08/03/152152521/Di.atas.Rp.700.Juta.Cuma.Kelas.Meneng
ah.Atas.Bisa.Beli.Rumah.di.Serpong, 3 Agustus, 2015.

4

3

Kota Jakarta kemudian memberikan dampak baru pada Kabupaten
Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Selain sebagai
kota dimana bandara utama negara berdiri dan sebagai kawasan industri,
Tangerang Raya kemudian juga dikenal sebagai kawasan huni yang
berkembang pesat.
Pemban
ngu
gunan hunian vertikal dengan nnama
a a pasar rumah susun,
am
Pembangunan
aparteme
men dan kondom
minium merupakan solusi ant
ntis
i ipatif yang paling
apartemen
kondominium
antisipatif
efek
ektif untu
uk me
mengatas
si ti
ing
n gi
g ny
n a ha
hharga
rgaa tanah yang mengakibatkan
rg
efektif
untuk
mengatasi
tingginya
angs
an
gsaa pasar terutama untuk kkalangan
alan
anga
g n menengah kkee bawah. Di
keterbatasan ppangsa
lai
ain,
n, pertumb
mbuh
uhan masyarakat ke aarah
rah hunian
ra
an vvertikal
ertikal ke
er
kemudian
sisii lain,
pertumbuhan
memb
me
mberikan
an berbagai efek samping, salah satuny
ya yangg ppaling
alin
al
i g signif
ifikan
memberikan
satunya
signifikan
ad h pengaruh kepadatan kawasan ruang huni vertika
kal te
erh
rhad
adap
ap kuali
lita
t s
adalah
vertikal
terhadap
kualitas
interaksi
inteeraksi sosial di dalamnya.
berjudul
Sebuah paper ilmiah oleh Robert Gifford 5 , yang berju
judu
dull The
berbagai
Consequences of Living in High-Rise Buildings merumuskan
merumuskkan be
berb
rbag
gai
a
dampak sosial yang terjadi dalam hunian vertikal. Secara ggaris
aris bes
esarr,
besar,
antara
beberapa aspek yang terpengaruh oleh ruang huni vertikal inii antar
ara lain
n
adalah kepuasa
sann ((satisfactory),
sati
sa
tisf
sfac
actory), permas
sal
alah
ahan
an pperilaku
erilaku (behavior
er
or pproblems),
roblem
ms)
s),,
kepuasan
permasalahan
kekhawatiran akan krimin
inal
alit
itas ((crime
crim
cr
ime and fear of crime), kecenderun
unga
gann
kriminalitas
kecenderungan
untuk menolong orang lain ((pro
-social behavior), interaksi sosiall ((social
soci
so
cial
(pro-social
in
inte
tera
ract
ctio
ions
ns)) da
dann pe
pertumbuhan anak ((children
chil
ch
ildr
dren
en iin
n hi
high
gh rises).
rises
es).
). Ha
Hasil
interactions)
peneli
liti
tian yyang
angg di
an
dipapark
rkan
an ddalam
alam
al
am paper il
ilmi
miah
ah tersebut
tersebbut menu
nunj
njuukkan
penelitian
dipaparkan
ilmiah
menunjukkan
ba
bahw
hwaa ba
bang
ngun
unan dengann ketinggian
n rendah (loww-ri
r se rresidensial
esid
es
iden
ensial
al housing,
housing,
bahwa
bangunan
(low-rise
4-6 floors) cenderung member
rik
i an kepuasan yang lebih tinggi,
memberikan
permasalahan perilaku ya
ang lebih re
endah, kekhawatiran akan kriminalitas
yang
rendah,
yang lebih rendah, hubunga
gan antar te
tetangga yang lebih bersahabat, interaksi
hubungan
sosial yang lebih baik, dan pertumbuhan
pertum
mbuhan anak yang lebih baik. Sebaliknya,
bangunan high-rise dengan
n ketinggian
ketinggian di atas 6 lantai cenderung
menimbulkan kepuasan yang lebih rendah, adanya rasa insekuritas terhadap
bencana alam, adanya permasalahan perilaku akibat interaksi sosial yang
Robert Gifford, “The Consequences of Living in High-Rise Buildings,” Invited Review Paper,
Sydney, January 28, 2007.
5

4

terbatas antara penghuni lantai atas dan di luar kompleks hunian,
kekhawatiran akan kriminalitas akibat banyaknya ‘orang asing’ di dalam
kawasan hunian, dan juga kurangnya interaksi dengan elemen-elemen alami
seperti vegetasi dan ruang terbuka.
Kebudayaan dan
an tradisi
tradisi masyarakat
masyaraaka
kat Tangerang yang kental dengan
ial seperti kegiatan antar kelompok
kw
arga (RT, RW, Kelurahan,
interaksi sosi
sosial
warga
sep
epeerti lomba olah ra
rraga,
ga, acara perayaan kemerde
eka
k an, dan bakti sosial
dst) seperti
kemerdekaan,
sem
makin puda
dar setelah
sete
se
telah arah
arrah
h pperekembangan
erek
e em
emba
bang
ngan
an pasar propert
ti ke
k arah huniansemakin
pudar
properti
eksk
ek
sklusif, tertutup dan indi
divi
vidu
dualistik. Wargaa tidak lagi
hunian yang eksklusif,
individualistik.
mempunyai
siskamling,
balai
meemp
mpun
unya
y i terass di depan
depan rumah, pos si
isk
skam
amling, ba
bala
laii wa
warga, dan
an ruangruan
ru
angg lain yyang
ang mewadahi interaksi sosial dalam ka
kawasa
an. D
a am
al
a 100 ta
ttahun
hun
ruang
kawasan.
Dalam
terakhhir
te
ir, bangunan-bangunan residensial yang dibangun
diban
ngu
g n di T
angeraang
terakhir,
Tangerang
seca
cara dominan menjual nilai eksklusivitas yang tinggi sep
eperti
ti jjarak
arak
ar
a anta
ar
secara
seperti
antar
rumah
tanpa
ruumah yang berjauhan, atau kompleks perumahan kecill tanp
npa fu
fungsii
aktivitas sosial dan minim ruang terbuka publik. Padahal apabi
apabila
dilihat
dari
ila
l dil
lih
ihat
at dar
ari
angg
sudut pandang yang lebih luas, hal ini akan memperparah gapp sosial yyang
ngkirii.
juga diperburuk oleh gap ekonomi yang tak dapat lagi dipun
dipungkiri.
ni m
emang seringkali ter
em
rle
lewa
watk
tkan oleh pengemba
banng dan ttak
ak
Permasalahan ini
memang
terlewatkan
pengembang
menjad
di iisu-isu
su-iisu yang hangat
han
anga
gatt diperbincangkan
d perb
di
rbin
inca
cangkkan oleh
olleh
h masyarakat di perkota
taan
an,
menjadi
perkotaan,
mengikis nilai-nilai kebudayaan bang
gsa ddan
an
namun perlahan tapi pasti me
bangsa
ke
ia. O
leh
eh ka
kare
rena
kearifan
lokal yang telah lama dimiliki oleh bangsa Indonesi
Indonesia.
Oleh
karena
itul
it
ulah
ah, pe
pemb
mban
angu
guna
nann hu
huni
nian
an vvertikal
erti
er
tika
kall sseperti
epe
pert
rtii Low
Low Rise
Rise Apartment
Apa
part
rtment
ntt dengan
dengan
itulah,
pembangunan
hunian
pene
pe
neka
kana
nann pa
pada
da pembent
ntukan kkembali
emba
bali
li kegiata
tann-ke
kegi
giat
atan
an kkomunitas
omun
om
unit
itaas dapat
penekanan
pembentukan
kegiatan-kegiatan
menjadi
j
positif yang
yan
ang bermanfaat dalam membentuk Kota
menjadi
sebuah inisiatif positif
ebih baik.
Tangerang Selatan yang llebih

1.2

Rumusan Permasalahan
Bagaimana wujud rancangan
rancan
a gan bangunan Low Rise Apartmentt di
Tangerang Selatan yang dapat menciptakan interaksi sosial melalui
pengolahan tata ruang dalam dan tata ruang luar berdasarkan pendekatan
social sustainable architecture?

5

1.3

Tujuan dan Sasaran

1.3.1 Tujuan
Terbentuknya landasan konseptual tata ruang luar dan ruang dalam
Low Rise Apartment di Tangerang Selatan yang efektif dalam menciptakan
interaksi sosial antar penghuni
penghuni berdasarkan
berddassar
arka
k n pendekatan social sustainable
architecture?

1.3.2 Sa
Sasaran
Se
Sesuai
den
engan tuju
j an ddii atas,
atas
at
as, ma
maka sasaran
an yangg harus dica
apa
p i adalah:
dengan
tujuan
dicapai
x

Te
Terwujud
udnnya ruang-ruang yang membe
berikan ke
keny
nyam
a anan fungsi
Terwujudnya
memberikan
kenyamanan
ruan
ang dengan pendekatan social sustainable architecture.
arc
rchitect
c urre.
ruang

x

Terwujudnya tata ruang luar dan dalam yang efe
fektiff m
enciptak
en
kan
a
Terwujudnya
efektif
menciptakan
peend
n ek
ekat
atan
an ssocial
ocial
al
interaksi sosial dalam Low Rise Apartmentt dengan pendekatan
sustainable architecture.

11.
4
1.4

L
ingkup Studi
Lingkup

1.4.11 Materi
Materi Studi
1.4.1.1 Lingkup Spatial
Bagian-bagian obyek studi yang akan diolah sebagai penekana
nann st
tud
udi
penekanan
studi
ad
adal
alah
ah rruang
uang
ua
ng lluar
uarr dan ruang dala
ua
am.
adalah
dalam.
11.4.1.2
.4.1.2 Lingkup
Lin
ingk
gkupp S
ubst
ub
stan
antial
Substantial
B
agian-bagian ruangg luar da
alam pada obyek stu
tudi
di yyang
angg akan diolah
an
Bagian-bagian
dalam
studi
sebagai penekanann studi adalah
ad
dalah suprasegmen arsitektur –yang

mencakup bentuk, jjenis
enis bahan
an, warna, tekstur, dan ukuran / skala /
bahan,
proporsi - pada elemen-elemen
elem
men-eleemen pembatas, pengisi, dan pelengkap
ruangnya..
1.4.1.3 Lingkup Temporal
Rancangan ini diharapkan akan menjadi penyelesaian studi untuk
kurun waktu 25 tahun.

6

1.4.2 Penekanan Studi
Penyelesaian pendekatan studi akan dilakukan dengan cara membentuk
suasana interaktif berdasarkan pendekatan Social Sustainable Architecture?
1.5 Metode Studi
1.5.1 Pola Prosedural
1. Metode
de pengumpulan data:
Pe
Pengumpulan
data-d
dat
a a pr
prim
mer dari
dar
a i tipologi
t pologi bangunan
ti
banguna
nann apartemen yang
data-data
primer
berada dii Ta
Tang
ngeerang Se
Sela
lata
tan.
n
Tangerang
Selatan.
x

D
ata yang bersifat
berssif
ifat
at kkualitatif
uali
ua
lita
tati
tiff me
meliputi kegiatan
kegiataan ob
oobservasi
servassi langsung
Data
pada obyek
oby
byek studi terkait dengan pencatatan
pencattat
atan
a hasil
il wawancara,
waw
awancara, antara
la
lai
in: alamat, tahun berdiri, profil pengem
mbangg, fa
fasi
sili
l tas dan
lain:
pengembang,
fasilitas
kegiatan-kegiatan dalam obyek terkait.

x

Data yang bersifat kuantitatif meliputi hasil wawanc
car
a a pe
eri
riha
hal luass
wawancara
perihal
lahan dan bangunan, jumlah ruangan, kapasitas, jum
mlah pe
pega
gawai,
jumlah
pegawai,
dsb.

Pengumpulan data sekunder dari pustaka:
x

Data yang bersifat kualitatif berdasarkan buku atau acuan
n terk
kai
aitt
terkait
ya
yait
ituu pe
peratu
uran pe
eme
m rintah ddan
an sya
y rat ba
bbangunan
ngun
ng
unan
an apartemen.
yaitu
peraturan
pemerintah
syarat

x

Data yang bersifat kkuantitatif
uant
ua
ntit
itatif berdasarkan buku atau acuan tterkait
erka
er
kaiit
yaitu antropometri dan standar dimensi ruangan yangg me
mema
maddai
memadai
ke
kegi
giat
atan
an ddii ba
bang
ngun
unan
an apart
rtem
emen
en.
kegiatan
bangunan
apartemen.

22. Metode
Meto
Me
tode
de analisis
analisis data:
Metode analisis data dib
bagi menjad
adi dua yaitu analisis programatik dan
dibagi
menjadi
analisis pendekatan stud
di sebagai be
erikut:
studi
berikut:
a. Analisis programatik
x

Analisis sistem manusiaa
Menguraikan tentang ident
ntifikasi pelaku atau pengguna obyek desain,
identifikasi
studi antropometri, persyaratan-persyaratan spasial dan pertimbangan
khusus dalam mewadahi kegiatan pelaku.

7

x

Analisis fungsional
Kebutuhan ruang, besaran ruang, jenis ruang, hubungan ruang dan
organisasi ruang.

x

Analisis tapak
Analisis terkait ha
hal
hal-hal
l-hhal pada tapak
ak seperti aksesibilitas, penghawaan,
pencahay
ayaa
aan, kebisingan, sosial dan buda
daya
ya sekitar, zoning, view, dan
pencahayaan,
budaya
orie
ient
ntasi bangunan
n.
orientasi
bangunan.

x

Analisis aklimatisasi
aklim
matisassi ru
ruan
angg
ruang
Tanggapan
an tterhadap
erhadap orientasi penghawaan,
peng
ngha
hawa
waan, pencahay
yaan sesuai
pencahayaan
de
deng
ngan tangg
ggap
apan iklim tapak terka
kait
it ddengan
engan ob
obye
yekk bangun
nan yang
dengan
tanggapan
terkait
obyek
bangunan
ak ddidesain.
akan
idesain.
id

x

An
Analisis
struktur dan konstruksi
Sistem struktur dan konstruksi yang akan digunaka
kan da
dala
lam
m obye
ek
digunakan
dalam
obyek
bangunan yang akan didesain.

x

Analisis utilitas bangunan
Meliputi sistem utilitas bangunan.

b. Analisis pendekatan/penekanan
pen
ende
deka
kata
tan/penekanan stud
udii
studi
An
ali
lisiis tentang hhal-hal
al-h
al
-hal
al yan
ng ak
aka
an menj
jadi
di pen
ekanan
k
dalam des
esaainn
Analisis
yang
akan
menjadi
penekanan
desain
dan pendekatan yang digu
una
n kan dalam penekanan tersebut.
digunakan

cc.. Me
Meto
tode
de m
enyi
en
yim
mpul
ulka
kann
Metode
menyimpulkan
Ke
Kesi
simp
mpul
ulaan ditarik
ik dengan me
embuat ko
konk
nklusi
si ddeduktif
eduk
ed
ukti
tiff ddari
ari
ri hal-hal
Kesimpulan
membuat
konklusi
yang bersifat umum
m ke khu
usus. Kesimpulan inii sebagai landsan
khusus.
konseptual perencan
naan dan per
rancangan dengan tujuan menguraikan
perencanaan
perancangan
hasil akhir dalam ben
ntuk gamba
bar perancangan yang menerapkan hasil
bentuk
gambar
analisis programatik da
an penek
ekanan studi.
dan
penekanan

8

1.5.2 Tata Langkah

9

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I

PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan,
sasaran, pendekatan
pendeka
kata
tan studi, met
etod
ode, dan sistematika pembahasan.
metode,

BAB II

TIN
INJAUAN UM
MUM LOW RISE APARTME
MENT
TINJAUAN
UMUM
APARTMENT
ataar bbelakang,
at
elak
el
akan
ang,
g, rrumusan
umusan perma
masa
s lahan, tujuan,
Berisi tentang llatar
permasalahan,
sasaraan, ppendekatan
en
ndekatan studi, metod
odee, dan
dan sistematika
sistematika pem
mbahasan.
sasaran,
metode,
pembahasan.

B III
III
BAB

W RISE APARTMENT
T DI TANGER
RAN
A G SELATAN
SELA
SE
LATAN
LOW
TANGERANG
Berisi tentang tinjauan umum Tangerang Sel
lat
atan, Ti
Tinj
njau
auan sos
osial
Berisi
Selatan,
Tinjauan
sosial
n perum
umus
usan Low
Loo w
budaya Tangerang Selatan, Tinjauan Lokasi, dan
perumusan
Rise Apartment di Tangerang Selatan

BA
AB IV
BAB

LANDASAN TEORI ARSITEKTURAL
Berisi tentang elemen desain arsitektural yang digunak
kan di da
dalam
m
digunakan
landasan konseptual.

BAB V

ANALISIS PERENCA
CANA
N AN & PERANCANGAN
PERENCANAAN
kat
ataan So
Soc
cial
Berisi tentang transformasi desain dengan pendek
pendekatan
Social
Sust
Su
stai
aina
nabl
blee Architecture
Arch
Ar
chit
itec
ectu
t ree ya
yang
ng dditerjemahkan
iter
it
e je
jema
mahk
hkan
an ppada
adaa el
ad
elem
emen
n ddesain
esain
Sustainable
elemen
yang dip
ipak
akaii dalam
dal
alam
a membentuk
mem
embbentuk
uk suasana
suasa
sana
na rua
uang
ng lluar
uar da
ua
dala
lam
m Low
Lo Rise
yang
dipakai
ruang
dalam
Apartment di Tangerang
Tangeera
r ng Sel
elatan.
Apartment
Selatan.

BAB VI

KONSEP PERENCANAAN
PEREN
NCANAAN
N & PERANCANGAN
menjelaska
kan kepu
utusan konsep Low Rise Apartment di
Bab ini menjelaskan
keputusan
eliiputi konsep fungsi, ruang, sirkulasi dan
Tangerang Selatan m
meliputi
pelingkup bangunan.

10