Induction of Gonad Maturation, Ovulation and Spawn in Torsoro (Tor soro) used Hormon Combination

INDUKSI MATURASI GONAD, OVULASI DAN PEMIJAHAN
PADA IKAN TORSORO (Tor soro) MENGGUNAKAN
KOMBINASI HORMON

EKO RINI FARASTUTI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
DenganinisayamenyatakanbahwaTesisberjudulInduksi Maturasi Gonad,
Ovulasi dan Pemijahan Ikan Torsoro (Tor soro)Menggunakan Kombinasi
Hormonadalahbenarkaryasayadenganarahandarikomisipembimbingdanbelumdiaju
kandalambentukapa pun kepadaperguruantinggimana pun. Sumberinformasi yang
berasalataudikutipdarikarya
yang
diterbitkanmaupuntidakditerbitkandaripenulislaintelahdisebutkandalamteksdandic
antumkandalamDaftarPustaka di bagianakhirTesisini.

DenganinisayamelimpahkanhakciptadarikaryatulissayakepadaInstitutPertani
an Bogor.
Bogor, Februari 2014

Eko Rini Farastuti
NRPC151120271

SUMMARY
EKO RINI FARASTUTI. Induction of Gonad Maturation, Ovulation and Spawn
in Torsoro (Tor soro) used Hormon Combination. Supervised by AGUS OMAN
SUDRAJAT and RUDHY GUSTIANO.
Torsoro fish populations continue to decline due to overfishing and habitat
destruction on the natural environment. Artificial breeding of fish has to do with
hormonal stimulation, but the results are not optimal. The purpose of this study
was to manipulate the reproduction of fish Torsoro through induction of gonadal
maturation, ovulation, and spawning to increase the success of artificial breeding.
Research on the induction of gonadal maturation performed by Oodev.Oodev
containing PMSG and antidopamin that functions as a hormone regulator that
works to stimulate the target organs (hypothalamic-pituitary-gonadal) for the
initial development of the gonads. Induction of final maturation (final maturation)

and spawning is done by using some hormones and their combinations; sGnRH
(D-Arg6, Trp7, Leu8, Pro9Net)-LH-RH and 10 mg of domperidone (ovaprim),
aromatase inhibitors and oytocin.
Females Torsoro size 750-800 grams / fish, injected with oodev 0 ml, 0.5
ml oodev, oodev 1 ml, 1.5 ml oodev for induction of maturation. Fish injected
every week for 5 weeks. Furthermore, female of Torsoro which is maturating
gonads were injected with a combination of hormones that is ovaprim 0.5 ml / kg
of fish, ovaprim 0.25 ml / kg of fish + HCG 500 IU / kg fish, ovaprim 0.25 ml / kg
+ 0.25 mg AI / kg; AI 0.50 mg / kg + 0.5 IU oxytocin (spawnprim) for final
gonadal maturation and spawning of fish.
The results showed that the injection of 1 ml Oodev give the best results in
inducing gonadal maturation among other treatments. Injection with 1 ml oodev
can induce the fish to mature gonads as much as 60%, with higher levels of
estradiol-17ß as much as 102.12 ± 21.6 ng / ml, egg diameter of 3 mm.
The best results showed that ovulation induction treatment combination of AI 0.50
mg/kg + 0.5 IU oxytocin (spawnprime) has a latency period of the fastest in
stimulating ovulation 17.5 ± 0.52 h; fertilization rate of 96.60 ± 0.12%; hatching
rate 81.05 ± 0.19%, and the survival rate of larvae reached 98.88 ± 0.41%. The
results indicate that AI 0.50 mg / kg + 0.5 IU oxytocin (spawnprime) is the best
hormone combination in inducing ovulation and spawning to semi-natural

(spawning without stripping) on Torsoro.
Induction of maturation of the gonads can be done by injecting Torsoro
with Oodev that can induce axis hypothalamus-pituitary-gonads for vitellogenesis
process through increased plasma estradiol that causes gonadal maturation in
female fish. whereas, Spawnprim able to induce more effective for the final
maturation of the gonads, which includes ovulation and spawning and
reproductive performance are better than the results obtained ovaprim. Spawnprim
also able to induce spawning reflex so that the fish can spawn with a semi-natural
way (without stripping). The success in the induction of maturation by using
Oodev, and also in the induction of ovulation and spawning by using Spawnprim,
provide great opportunities to increase production of seed in artificial breeding
Torsoro.
Keywords: maturation, ovulation, spawnprime, Torsoro.

RINGKASAN
EKO RINI FARASTUTI.Induksi Maturasi Gonad, Ovulasi dan Pemijahan pada
Ikan Torsoro (Tor soro) Menggunakan Kombinasi Hormon. Dibimbing oleh
AGUS OMAN SUDRAJAT dan RUDHY GUSTIANO.
PopulasiikanTorsoroterusmenurunakibatpenangkapanberlebihdanperusaka
nlingkungan

habitat
di
alam.Pengembangbiakansecarabuatanpadaikaninitelahdapatdilakukandenganrangs
angan
hormonal,
tetapihasilnyabelum
optimal.TujuanpenelitianiniadalahuntukmemanipulasireproduksiikanTorsoromelal
uiinduksimaturasi
gonad,
ovulasi,
danpemijahanuntukmeningkatkankeberhasilanpengembangbiakanbuatan.Penelitia
ntentanginduksimaturasi
gonad
dilakukandenganOodev.Oodevmengandung
PMSG danantidopamin yang memilikifungsisebagaihormon regulator yang
bekerjauntukmerangsang
organ
target
(hipotalamus-hipofisis-gonad)
untukperkembanganawal gonad. Induksipematanganakhir (final maturation)

danpemijahandilakukandenganmenggunakanbeberapahormondankombinasinya;
sGnRH (D-Arg6,Trp7,Leu8,Pro9Net)-LH-RH dan 10 mg domperidone (ovaprim),
aromatase inhibitor danoytocin.
Torsoroukuran 750-800 gram/ekor, disuntikdenganoodev 0 ml, oodev 0,5
ml,
oodev
1
ml,
oodev
1,5
ml
untukinduksipematangan.
Ikandisuntiksetiapmingguselama 5 minggu.Selanjutnyainduk yang sudahmatang
gonad disuntikdengankombinasihormonyaituOvaprim 0,5 ml/kg ikan, Ovaprim
0,25 ml/kg ikan+HCG 500 IU/kg ikan, Ovaprim 0,25 ml/kg+AI 0,25 mg/kg; AI
0,50 mg/kg+oxytocin 0,5 IU (spawnprime) untukpematanganakhir gonad
danpemijahandariikan.
HasilmenunjukkanbahwapenyuntikanOodev
1
ml

memberikanhasilterbaikdalammenginduksipematangan
gonad
di
antaraperlakuanlainnya.Injeksidengan
1
ml
oodevdapatmenginduksiikanmenjadimatang gonad sebanyak 60% , dengankadar
estradiol-17ß sebanyak 102,12 ± 21,6 ng/ml, diameter telur 3 mm.
Hasilterbaikinduksiovulasimemperlihatkanbahwaperlakuankombinasiantara
AI
0,50
mg/kg+oxytocin
0,5
IU
(spawnprime)
memilikiperiodelatentercepatdalammerangsangovulasi
17.5±0.52
jam;
tingkatfertilisasi
96,60±0,12 %; tingkatpenetasan 81,05±0,19 %,

dantingkatkelangsunganhidup
larva
mencapai
98,88±0,41
%.
Hasilmengindikasikanbahwa AI 0,50 mg/kg+oxytocin 0,5 IU (spawnprime)
merupakankombinasihormonterbaikdalammenginduksiuntukovulasidanpemijahan
semi-alami ( pemijahantanpa stripping) padaTorsoro.
Induksimaturasigonad
TorsorodapatdilakukandenganpenyuntikandenganOodev
yang

dapatmenginduksiporosHipotalamus-Pituitari-Gonad
untuk
proses
vitelogenesismelaluipeningkatan estradiol plasma yang menyebabkanpematangan
gonad
padaikanbetina.
sedangkan,
Spawnprimmampumenginduksilebihefektifuntukpematanganakhir gonad, yang

meliputiovulasidanpemijahandankinerjareproduksi
yang
lebihbaikdibandingkandenganhasil
yang
yangdiperolehOvaprim.
Spawnprimjugamampumenginduksireflekspemijahansehinggaikandapatmemijahd
engancara
semi-alami
(tanpa
stripping).
KeberhasilandalaminduksimaturasidenganmenggunakanOodev,
danjugadalaminduksiovulasidanpemijahandenganmenggunakanSpawnprim,
memberikanpeluangbesarpeningkatanproduksibenihdalampengembangbiakanbuat
anTorsoro.
Kata kunci

: Maturasi, ovulasi, spawnprime, Torsoro.

@ HakCiptaMilik IPB, Tahun 2014
HakCiptaDilindungiUndang-Undang

Dilarangmengutipsebagianatauseluruhkaryatulisinitanpamencantumkanataumeny
ebutkansumbernya.Pengutipanhanyauntukkepentinganpendidikan,
penelitian,
penulisankaryailmiah,
penyusunanlaporan,
penulisankritik,

atautinjauansuatumasalah;
danpengutipantersebuttidakmerugikankepentingan
IPB.
Dilarangmengumumkandanmemperbanyaksebagianatauseluruhkaryatulisinidala
mbentukapapuntanpaizinIPB.

INDUKSI MATURASI GONAD, OVULASI DAN PEMIJAHAN
PADA IKAN TORSORO (Tor soro) MENGGUNAKAN
KOMBINASI HORMON

EKO RINI FARASTUTI

Tesis

sebagaisalahsatusyaratuntukmemperolehgelar
Magister Sainspada
Program StudiIlmu Akuakultur

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Dosen Penguji Luar : Dr Ir Odang Carman, MSc

3

JudulTesis

:

Induksi Maturasi Gonad, Ovulasi dan Pemijahan pada
IkanTorsoro (Tor soro) Menggunakan Kombinasi
Hormon.


Nama

:

Eko Rini Farastuti

NIM

:

C151120271

Disetujuioleh
KomisiPembimbing

Dr. Ir. Agus Oman Sudradjat,M.Sc
Ketua

Dr. Ir.Rudhy Gustiano, M.Sc
Anggota

Diketahuioleh

Ketua Program Studi
Ilmu Akuakultur

DekanSekolahPascasarjana

Dr. Ir.Widanarni, M.Si

Dr.Ir.DahrulSyah, MSc.,Agr

TanggalUjian:
06 Februari 2014

Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga laporan hasil penelitian ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013
hingga Oktober 2013 ini ialah Induksi Maturasi Gonad, Ovulasi dan Pemijahan
ikan Torsoro (Tor soro) menggunakan kombinasi hormon.
Tesis ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dalam bidang
teknik reproduksi ikan terutama yang berhubungan dengan pematangan akhir,
ovulasi dan pemijahan ikan Torsoro (Tor soro). Saran dan kritik untuk
penyempurnaan dari semua pihak sangat diharapkan. Pada kesempatan ini penulis
ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang selalu membantu selama
penyusunan tesis ini terutama :
1.
Bapak Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Sc selaku ketua komisi pembimbing
dan Bapak Dr. Ir. Rudhy Gustiano, M.Sc selaku anggota komisi
pembimbing, yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan
semangat selama penyusunan tesis ini.
2.
Ketua Program Studi Ilmu Akuakultur FPIKIPB, yang selalu memberikan
pelayanan selama menempuh studi (Dr.Ir. Widanarni, M.Si)
3.
Dosen penguji Luar (Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc)
4.
Suami, Muhammad Suhendra, S.T dan anakku Muhammad Rehan Fatih
Suhendra serta Ibu Yohanna Tarminah S.Pd, Bapak Hi. Syamsudin, Ibu
Mertua Sanniah dan Bapak Mertua Saring Supiyanto, serta asisten Resti
Lestari yang selalu memberikan doa dan support tiada henti selama
menempuh pendidikan di Pascasarjana IPB Pogram Studi Ilmu Akuakultur
(PS AKU).
5.
Bapak Ir. Jojo Subagja, M.Si yang telah banyak memberi saran dan
dukungan di lapangan. Bapak Deni Radona, S.Pi selaku Kepala Instalasi,
Wahyulia Cahyanti, S.Pi sebagai staf peneliti, Bapak Sudarmaji dan rekan
rekan selaku teknisi di Balai Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah
Ikan air Tawar, Cijeruk, Bogor, yang telah banyak membantu dan
bekerjasama dengan sangat baik selama kegiatan penelitian dan
pengumpulan data di lapangan
6.
Rekan rekan PS AKU angkatan 2012, sahabat ku (Ibu Novi Susianti,M.Si
dan Ibu Erna Yuniarsih, M.Si), teman teman seperjuangan, Pak Musa, bu
Iskandariah dan pak Farid MHatas bantuan dan dorongan semangat yang
diberikan selama ini.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Bogor, Februari 2014
Eko Rini Farastuti

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga laporan hasil penelitian ini berhasil diselesaikan.
Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2013
hingga Oktober 2013 ini ialah Induksi Maturasi Gonad, Ovulasi dan Pemijahan
ikan Torsoro (Tor soro) menggunakan kombinasi hormon.
Tesis ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dalam bidang
teknik reproduksi ikan terutama yang berhubungan dengan pematangan akhir,
ovulasi dan pemijahan ikan Torsoro. Saran dan kritik untuk penyempurnaan dari
semua pihak sangat diharapkan. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang selalu membantu selama penyusunan tesis ini
terutama :
1.
Bapak Dr Ir Agus Oman Sudrajat, MSc selaku ketua komisi pembimbing
dan Bapak Dr Ir Rudhy Gustiano, MSc selaku anggota komisi pembimbing,
yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan semangat selama
penyusunan tesis ini.
2.
Ketua Program Studi Ilmu Akuakultur FPIK IPB, yang selalu memberikan
pelayanan selama menempuh studi (Dr Ir Widanarni, MSi)
3.
Dosen penguji Luar Komisi (Dr Ir Odang Carman, MSc)
4.
Suami, Muhammad Suhendra, ST dan anakku Muhammad Rehan Fatih
Suhendra serta Ibu Yohanna Tarminah SPd, Bapak Hi. Syamsudin, Ibu
Mertua Sanniah dan Bapak Mertua Saring Supiyanto, serta asisten Resti
Lestari yang selalu memberikan doa dan support tiada henti selama
menempuh pendidikan di Pascasarjana IPB Program Studi Ilmu Akuakultur
(PS AKU).
5.
Bapak Ir Jojo Subagja, MSi yang telah banyak memberi saran dan dukungan
di lapangan. Bapak Deni Radona, SPi selaku Kepala Instalasi, Wahyulia
Cahyanti, SPi sebagai staf peneliti, Bapak Sudarmaji dan rekan rekan selaku
teknisi di Balai Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah Ikan air
Tawar, Cijeruk, Bogor, yang telah banyak membantu dan bekerjasama
dengan sangat baik selama kegiatan penelitian dan pengumpulan data di
lapangan.
6.
Rekan rekan Program Studi Akuakultur angkatan 2012, sahabatku (ibu Novi
Susianti, MSi dan ibu Erna Yuniarsih, MSi), teman teman seperjuangan, pak
Ahmad Musa Said, MSi, ibu Iskandariah, MSi dan pak Farid, MSi atas
bantuan dan dorongan semangat yang diberikan selama ini.
Semoga tesis ini dapat bermanfaat di masa yang akan datang.

Bogor, Maret 2014
Eko Rini Farastuti

iv

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vii

DAFTAR LAMPIRAN

viii

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian

1
1
2
5
5
5

2 METODE PENELITIAN
Bahan
Ikan Uji
Adaptasi Ikan
Pemasangan Tanda (chips)
Kegiatan Penelitian
1. Induksi Maturasi Gonad
2. Induksi Ovulasi dan Pemijahan
3. Analisis Kualitas Air
4. Analisis Data

6
6
6
7
8
8
8
9
11
11

3 HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Induksi Maturasi gonad
Konsentrasi Estradiol-17ß
Tingkat Kebuntingan Ikan Torsoro
Diameter Telur Ikan Torsoro
2. Induksi Ovulasi dan Pemijahan
Masa Laten
Jumlah Telur yang diovulasikan
Tingkat Pembuahan Telur Ikan Torsoro
Tingkat Penetasan Telur Ikan Torsoro
Tingkat Kelangsungan Hidup Larva 12 hari
Embriogenesis Larva
Data Kualitas Air

11
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
24

4 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran

25
25
25

DAFTAR PUSTAKA

26

LAMPIRAN

30

v

DAFTAR TABEL
1.

Perlakuan induksi maturasi gonad

8

2.

Perlakuan induksi ovulasi dan pemijahan

9

3.

Nilai rataan masa laten, jumlah telur yang diovulasi,
Tingkat pembuahan, Tingkat penetasan, dan Tingkat
kelangsungan hidup larva (12 hari)

17

Keberhasilan dan lama waktu ovulasi serta pemijahan
pada ikan Torsoro

17

Kisaran kualitas air pada hatchery dan kolam pemeliharaan

24

4.
5.

DAFTAR GAMBAR
1.

Diagram alur mekanisme kerja hormon perlakuan induksi maturasi

4

2.

Diagram alur mekanisme kerja hormon perlakuan induksi ovulasi

5

3.

Konsentrasi estradiol-17ß ikan Torsoro selama penelitian

12

4.

Konsentrasi estradiol-17ß setiap minggu

13

5.

Tingkat kebuntingan ikan Torsoro per minggu

14

6.

Diameter telur ikan Torsoro

15

7.

Bentuk gonad ikan Torsoro

15

8.

Pemijahan semi alami pada ikan Torsoro menggunakan
perlakuan AI+oxytocin

18

Jumlah telur ikan Torsoro yang diovulasikan

19

9.

10. Tingkat pembuahan telur ikan Torsoro

20

11. Tingkat penetasan telur ikan Torsoro

21

12. Tingkat kelangsungan hidup larva ikan Torsoro

22

13. Embriogenesis ikan Torsoro

23

vi

DAFTAR LAMPIRAN
1.

Analisis konsentrasi estradiol dalam plasma darah ikan Torsoro

30

2.

Analisis ragam hubungan antara kombinasi hormon dengan
masa laten ovulasi pada ikan Torsoro

31

Analisis ragam hubungan antara kombinasi hormon dengan
jumlah telur yang di ovulasi pada ikan Torsoro

31

Analisis ragam hubungan antara kombinasi hormon dengan
Tingkat pembuahan telur pada ikan Torsoro

31

Analisis ragam hubungan antara kombinasi hormon dengan
Tingkat penetasan pada ikan Torsoro

32

Analisis ragam hubungan antara kombinasi hormon dengan
Kelangsungan hidup (SR) larva ikan Torsoro 12 hari

32

7.

Persiapan penelitian

33

8.

Perlakuan induksi maturasi dan ovulasi

34

9.

Pengambilan sampel darah

34

3.
4.
5.
6.

10. Pengamatan tingkat kematangan gonad

34

11. Teknik pemijahan buatan

35

12. Hasil dan pengamatan telur yang di ovulasikan

35

13. Jurnal Induksi Maturasi, Ovulasi serta Pemijahan ikan Torsoro
(Tor soro) menggunakan Kombinasi Hormon

36

14. Surat keterangan submit jurnal oleh Limnotek

49

15. Surat keterangan terbit jurnal oleh Limnotek

50

vii

1

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati
tinggi termasuk ikan di dalamnya. Kottelat et al. (1993) menyebutkan bahwa
jumlah jenis ikan air tawar di wilayah Indonesia Barat dan Sulawesi sekitar 900
jenis, diantaranya adalah dari anggota Cyprinidae. Salah satu anggota Cyprinidae
yang potensial dikembangkan sebagai ikan budidaya adalah ikan dari genus Tor,
dan salah satu jenis Tor yang memiliki nilai ekonomi dan nilai budaya yang tinggi
yaitu ikan Torsoro (Tor soro).
Saat perayaan hari-hari besar maupun untuk disajikan kepada tamu penting,
ikan Torsoro merupakan sajian yang prestisus karena selain ikan ini merupakan
ikan khas suatu daerah, ikan Torsoro memiliki nilai ekonomis tinggi. Hal ini
diindikasikan oleh tingginya permintaan terhadap daging ikan Torsoro dengan
harga yang tinggi pula. Contohnya di kabupaten Pemalang, ikan Torsoro dapat
diperoleh dengan harga yang cukup tinggi, mencapai Rp. 200.000 - 400.000/kg.
Sementara di Malaysia mencapai 300 RM atau setara Rp. 750.000/kg (Haryono,
2006).
Ikan Torsoro di Indonesia memiliki nama-nama lain di setiap daerah seperti:
Ikan Jurung (Sumatra Utara), Ikan Garing (Sumatera Barat), Ikan Kerling (Aceh),
Ikan Pedih (Gayo/Aceh Tengah), Ikan Gariang (Padang), Ikan Semah (Sumatera
selatan), Ikan Lomi (Kalimantan), Ikan dewa, Ikan Kancra bodas, Kencara
(Kuningan Jawa Barat), Ikan Tambra, Tombro (Jawa), Ikan Kelah, Ikan Sultan
(Malaysia), Ikan Mahseer (Internasional).
Dalam publikasi dilaporkan terdapat 24 jenis Tor atau Mahseer yang
sebarannya meliputi daerah pegunungan Himalaya hingga ke Asia Tenggara.
Untuk Genus Tor terdapat empat yaitu Tor douronensis, Tor tambra, Tor soro dan
Tor tambroides yang ada di Indonesia.
Menurut Gustiano et al. (2013), domestikasi Torsoro telah dilakukan sejak
tahun 1996. Di mulai dari mengumpulkan spesimen hidup, karakterisasi genetik
dan morfometrik, pembenihan dan evaluasi pertumbuhan. Total 445 spesimen
hidup dari Sumatera Utara berukuran 500-800 g dikumpulkan dari Samosir,
Ambarita, Tarutung, Aek Sirambe, Asahan,dan Bahorok di Sumatera Utara,
Identifikasi T. soro dilakukan sesuai dengan kunci identifikasi menurut Kottelat et
al. (1993). Heterozigositas (0,008-0,1250) dan persentase nilai loki polimorfik
(22-33%) menunjukkan bahwa genetik variasi Torsoro dari Sumatera Utara
rendah. Pada tahun 2010 teknologi pengembangbiakan Torsoro telah dinyatakan
berhasil, namun demikian, produksi benih masih dirasakan kurang optimal karena
kematangan telur ikan masih terkendala oleh musim.
Upaya produksi ikan Torsoro dalam jumlah besar tidak mudah jika hanya
bergantung pada proses pemijahan secara alami. Pemijahan buatan dengan metode
induksi hormon menjadi salah satu alternatif produksi benih dalam jumlah besar.
Karena tingginya permintaan pasar dan semakin rendahnya tingkat populasi di
alam karena perusakan lingkungan habitat dan penangkapan besar besaran (over
fishing) serta belum banyak kegiatan budidaya pada ikan ini, maka diperlukan
teknik pembenihan secara buatan baik melalui induksi hormonal maupun pada
perlakuan pemberian pakan induk yang divariasi dengan hormon.

2

Aspek maturasi dan pemijahan akhir pada ikan Torsoro dengan teknik
induksi hormon merupakan salah satu solusi dalam menyediakan induk yang
matang gonad dan induk siap pijah. Induksi hormonal dapat dilakukan dengan
menyuntikkan hormon PMSG, AD dengan kombinasinya. Begitu juga dalam
aspek ovulasi, dapat dilakukan induksi menggunakan kombinasi hormon pada
induk ikan Torsoro betina.
Pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi reproduksi telah
banyak dilakukan melalui penambahan hormon agar didapatkan pematangan oosit
secara in vivo dan masa-masa reproduksi yang lebih efisien. Penambahan hormon
eksogen untuk perkembangan pematangan akhir gonad dan pemijahan pada ikan
Torsoro sebelumnya telah dilakukan. Pemberian implantasi Human Chorionic
Gonadotropin (HCG) dengan dosis 500 IU/kg bobot badan ternyata menunjukkan
adanya perkembangan diameter oosit terbaik setelah hari ke-50 dengan tingkat
keberhasilan pemijahan 100% (Subagja & Gustiano 2006). Namun demikian,
untuk lebih meningkatkan efisiensi reproduksi dan memacu pematangan gonad
ikan Torsoro sejak dari awal tahap reproduksi diperlukan pemanfaatan hormon
yang memiliki kemampuan untuk mengontrol proses pembentukan vitelogenin
dan memacu pematangan akhir gonad.
Penelitian ini selain melakukan induksi maturasi gonad, kegiatan induksi
ovulasi juga dilakukan dengan memberikan induksi hormonal berupa kombinasi
ovaprim, HCG, aromatase inhibitor, dan oxytocin sebagai percepatan ovulasi dan
pemijahan akhir pada ikan Torsoro.
Kegiatan reproduksi tidak terlepas dari produksi benih dan penyediaan calon
induk. Selama ini benih yang dihasilkan tidaklah sebanyak yang diharapkan oleh
pembudidaya, selain terkendala oleh musim kawin, ikan torsoro yang hanya
terjadi pada waktu waktu tertentu, juga karena terbatasnya kesediaan calon induk.
Selama ini para pembudidaya hanya mengandalkan induk matang gonad yang
berasal dari alam maupun mengambil benih dari alam. Produksi benih secara
massal tanpa bergantung dengan musim kawin dan benih dari alam perlu
didukung dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan
informasi mengenai kegiatan maturasi, ovulasi dan pemijahan ikan torsoro dengan
menggunakan kombinasi hormon.
Perumusan Masalah
Salah satu contoh produk yang bisa digunakan dalam kegiatan maturasi
adalah Oodev yang mengandung Pregnant Mare Serum Gonadotropin (PMSG)
dan antidopamin. Hormon ini banyak mengandung unsur daya kerja Folicle
Stimulating Hormone (FSH) yang berperan dalam pematangan gonad awal atau
vitelogenesis. Penyerapan vitelogenin akan membuat oosit mencapai ukuran
tertentu yang kemudian siap untuk diovulasikan.
Penggunaan PMSG ini telah dicobakan pada ikan medaka (Oryzias latipes)
secara in vitro dengan dosis 100 IU/mL dan hasilnya dapat memacu produksi
estradiol-17ß oleh folikel dan juga meningkatkan produksi estradiol-17ß yang
diinduksi oleh testoteron (Nagahama et al. 1991). Penelitian terbaru yang telah
dilakukan oleh Putra (2013), dimana kombinasi hormon PMSG + AD dengan
dosis 20 IU + 10 ppm memberikan pengaruh positif pada nilai IGS sebesar 100%

3

dan memacu perkembangan gonad hingga TKG IV dengan diameter telur 3,19
mm.
Domperidone merupakan jenis anti dopamin yang umumnya digunakan
dalam campuran ovaprim beserta pemberian LHRHa. Sekresi gonadotropin oleh
LHRH dihambat oleh suatu mekanisme yang dilakukan oleh senyawa dopamin.
Dopamin dalam hal ini berfungsi sebagai GRIF yang melengkapi alur pematangan
gonad pada ikan. Bila kerja dopamin dihambat dengan antagonisnya (AD), maka
peranan dopamin terhenti sehingga sekresi gonadotropin akan meningkat.
Di antara produk komersial, ovaprim yang merupakan produk yang
dikeluarkan oleh Syndel Laboratories, Ltd dengan kandungan 20 μg salmon
gonadotropin hormon releasing hormon (sGnRH) (D-Arg6,Trp7,Leu8,Pro9 Net)LH-RH dan 10 mg domperidone, dopamin antagonis (Nandeesha et al. 1990),
merupakan jenis yang paling banyak digunakan. Mengingat tingkat harga yang
tinggi dan bukan merupakan produk dalam negeri, maka perlu dicari bahan
alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan pada ovaprim. Alfonso et al.
(1999) melakukan pemberian “aromatase inhibitor” (AI) sebesar 10 mg/Kg pada
induk coho Salmon siap pijah, melaporkan bahwa pada hari ke 10 ikan mulai
ovulasi sebesar 67% dengan fertilitas 85%.
Aromatase merupakan anggota dari sitokrom P450 yang berisi enzim
kompleks. Enzim ini mengkatalisis tahap akhir proses pembentukan estrogen
yaitu hidroksilaksi androstenedion menjadi estron dan testosteron menjadi
estradiol 17β. Pada mamalia, aktivitasnya dapat dilihat dalam beberapa jaringan
seperti ovari, jaringan7 adipose, plasenta, otak, otot, fibroblas, osteoblas, hati dan
payudara (Holzer et al. 2006).
Ankley et al. (2002) menyatakan bahwa mekanisme yang terjadi pada ikan
betina maupun Jantan Fathead Minnow yang di beri perlakuan aromatase inhibitor
(fradozole) yang dilarutkan di air dengan dosis antara 2 hingga 50 μg/l yang
diamati selama 21 hari, menunjukkan bahwa pada ikan betina, terjadi penurunan
plasma estradiol dan konsentrasi vittelogenin, sedangkan pada jantan dapat
meningkatkan konsentrasi plasma androgen testosteron (T) dan 11-ketotestosteron
(KT) dan ditandai dengan akumulasi sperma di dalam testis. Permana (2009)
menyimpulkan bahwa penggunaan AI dan LHRHa pada dosis optimal 20 μg/ml
terbukti mampu menstimulus ovulasi pada kisaran waktu 9-16 jam setelah
penyuntikan.Menurut Dewanthara (2013), kombinasi LHRHa+ AD+ AI+
PGF2α+ Oxytocin (spawnprime) dapat merangsang terjadinya ovulasi dan
pemijahan semi alami pada ikan patin.
Penggunaan hormon lainnya berupa penambahan oxytocin diharapkan dapat
merangsang induk ikan Torsoro untuk ovulasi dan memijah secara semi alami, hal
ini disebabkan karena oxytocin merupakan hormon yang terdapat pada mamalia
yang berfungsi untuk merangsang kontraksi yang kuat pada dinding rahim/uterus
yang dapat mempermudah dalam membantu proses kelahiran (Caldwell et al.
2006), sehingga pemberian oxytocin diharapkan dapat memberikan pengaruh
yang baik bagi ovulasi dan pemijahan semi alami pada ikan Torsoro.
Faktor yang mempengaruhi sistem kontrol reproduksi ikan adalah
mekanisme hormonal di dalam tubuh ikan. Mekanisme hormon reproduksi ikan
pada musim pemijahan secara umum dikendalikan oleh brain – hypothalamus –
pituitary – gonad (Rottmann et al. 1991). Sinyal lingkungan seperti hujan,
temperatur, media diterima oleh sistem syaraf pusat (brain) dan diteruskan ke

4

hipotalamus. Hipotalamus merespon dengan melepaskan hormon GnRH dan
dopamin yang akan bekerja pada kelenjar hipofisa. Selanjutnya, hormon
gonadotropin yang mengandung folicle stimulating hormone (FSH) dan
Luteinizing hormone (LH) yang bekerja pada organ target yaitu gonad. Hormon
gonadotropin I (FSH) berperan merangsang proses vitellogenesis sedangkan
gonadotropin II (LH) akan merangsang proses maturasi hingga ovulasi. Kerja
dopamin dapat dihambat dengan antidopamin (AD), sehingga sekresi GnRH akan
meningkat. PMSG merupakan chorionic gonadotropin yang merupakan hormon
yang berasal dari serum darah kuda betina hamil yang mengandung FSH dan LH,
dimana aktivitasnya lebih condong ke FSH daripada LH sedangkan hCG
mengandung FSH dan LH, dimana aktivitasnya lebih condong ke LH daripada
FSH. Induksi hormonal diharapkan mempercepat proses vitellogenesis dan
maturasi sehingga proses ovulasi dan pemijahan dapat dilakukan secara normal di
luar musim.
OTAK
Hipotalamus
GnRH, FSH-RH
endogenous

GnRH

Anti dopamin, AD

Pituitari

FSH

Gonadotropin

FSH

GONAD

Sel Teka

Vitellogenesis
T

PMSG

Sel
Granulosa

P450 arom

E

Perkembangan Oosit
(maturation/
rematuration)

(Sudrajat, 2010)

Gambar 1. Diagram alur mekanisme kerja hormon perlakuan induksi maturasi
(Sudrajat, 2010).
Mekanisme hormonal untuk vitelogenesis, pematangan serta ovulasi oosit
melibatkan GnRH, gonadotropin, estradiol-17β, testosterone, 17α-20β
dihidroksiprogesteron dan aromatase. Pemberian estradiol-17β dari luar dapat
meningkatkan estradiol- 17β dalam tubuh, estradiol-17β akan dibawa ke hati dan
hati akan dirangsang untuk mensintesis VTG yang sangat penting dalam
vitelogenesis, sehingga dapat memacu pertumbuhan oosit. Pertumbuhan oosit
yang semakin besar menyebabkan estradiol-17β semakin tinggi hal ini
menyebabkan umpan balik negatif terhadap FSH (follicle stimulating hormone)
dan umpan balik positif terhadap LH.
Berkurangnya FSH dan meningkatnya LH dengan pemberian HCG yang
mengandung FSH dan LH, dimana aktivitasnya lebih condong ke LH daripada
FSH menyebabkan penurunan aktivitas aromatase, akibatnya produksi estradiol17β turun dan meningkatkan produksi testosterone, kadar testosterone yang tinggi
dapat merangsang pematangan oosit. Di lain pihak peningkatan LH akan
meningkatkan aktivitas 20β-HSD sehingga memacu peningkatan produksi 17α20β dihidroksiprogesteron akibatnya terjadi pematangan yang diikuti ovulasi
oosit. Pemberian AI dari luar akan menurunkan aktivitas aromatase akibatnya

5

produksi estradiol-17β turun dan meningkatkan produksi testosterone, keadaan ini
diharapkan menyebabkan terjadinya pematangan dan ovulasi. Aromatase inhibitor
masuk ke otak dirangsang oleh LHRH ke pituitary sedangkan LHRH masuk ke
pituitary diekskresikan ke gonadotropin, dari gonadotropin masuk ke sel teka,
menghasilkan 17α HP diubah menjadi 17α-20β DP pada sel granulose sehingga
terjadi final maturation, dengan bersamaannya pemberian oxytocin sehingga
mengakibatkan ovulasi dan ikan itu memijah.
OTAK
Hipotalamus
LHRH
endogenous

GnRH

Anti dopamin,
Aromatase inhibitor

Pituitari
LH
endogenous

LHRHa

Gonadotropin

GONAD
OXYTOCYN
Sel Teka

Sel
Granulosa

17 - HP

17, 20 DP

T

Proses
Penghambatan
P450 arom
P450 arom

Aromatase inhibitor

x
E

Final
maturation

Ovulasi

x

Vitelogenesis

x

MEMIJAH

x

Perkembangan
Oosit

Pertumbuhan Oosit berhenti atau atresia

π

Gambar 2. Diagram alur mekanisme kerja hormon perlakuan induksi ovulasi
(Sudrajat 2010).
Tujuan Penelitian
1.

2.

Mendapatkan dosis terbaik oodev
(PMSG, Antidopamin dan
kombinasinya) dalam induksi untuk mempercepat proses maturasi induk
ikan Torsoro.
Mendapatkan dosis dan kombinasi hormon yang tepat pada penggunaan
ovaprim, aromatase inhibitor, HCG dan oxytocin terhadap keberhasilan
induksi ovulasi dan pemijahan ikan Torsoro.
Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah mendapatkan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) dalam induksi pematangan gonad dan pemijahan akhir sebagai
tahap awal dalam pengembangan domestikasi dan pembenihan ikan Torsoro.
Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah proses pematangan gonad akhir akibat
penggunaan PMSG + anti dopamin (oodev) dengan dosis yang berbeda, serta
ovulasi dan pemijahan buatan dan semi alami pada ikan Torsoro yang disebabkan

6

karena penggunaan kombinasi hormon LHRHa + anti dopamine (ovaprim)
dengan hCG, dan atau Aromatase Inhibitor dan atau oxytocin.

2

METODE PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan dari bulan Juni 2013 hingga Oktober
2013, di kolam pembesaran di Balai Penelitian dan Pengembangan Plasma Nutfah
Ikan Air Tawar, Cijeruk, Bogor.
Rancangan penelitian induksi maturasi gonad serta ovulasi dan pemijahan
akhir pada ikan Torsoro menggunakan rancangan acak lengkap (RAL).
Rancangan penelitian ini adalah :
1. Rancangan penelitian induksi maturasi gonad ikan Torsoro
menggunakan oodev terdiri atas 4 perlakuan dan menggunakan 10 ekor
ikan uji untuk tiap perlakuan :
 Perlakuan oodev 0 ml/kg
 Perlakuan oodev 0,5 ml/kg
 Perlakuan oodev 1 ml/kg
 Perlakuan oodev 1,5 ml/kg
2. Rancangan induksi ovulasi dan pemijahan akhir ikan Torsoro
menggunakan kombinasi hormonyang terdiri atas 4 perlakuan dan 10
ekor ikan uji untuk setiap perlakuan :
 Perlakuan ovaprim 0,5 ml /kg
 Perlakuan ovaprim + HCG
 Perlakuan ovaprim + AI
 Perlakuan AI + Oxytocin
Bahan
Ikan Torsoro yang digunakan dalam kegiatan maturasi adalah induk Torsoro
muda (TKG I) dengan ukuran berkisar 750-800 gram/ekor. Sedangkan untuk
kegiatan ovulasi dan pemijahan akhir digunakan induk ikan Torsoro yang telah
matang gonad dengan ciri ciri sudah memiliki telur dengan diameter ± 3,00 mm
dan berwarna kuning orange. Induk jantan ikan Torsoro sebagai sumber sperma
untuk uji fertilisasi. Ikan diperoleh dari koleksi Balai Penelitian dan
Pengembangan Plasma Nutfah Ikan air Tawar, Cijeruk, Bogor.
Pemeriksaan kondisi kematangan gonad dan pengambilan contoh telur pada
ikan dilakukan dengan cara kanulasi menggunakan kateter kanula polietilen.
Ovari spesies Tor memiliki keragaan yang relatif sama, seperti yang terlihat pada
Tor douronensis. Perkembangan ovari dari Tor douronensis adalah sebagai
berikut (Hardjamulia et al. 1995) :
Tingkat I. Ovari kecil memanjang berbentuk torpedo, butir-butir telur tampak.
Ovari pada tingkat I terdapat pada ikan berukuran sekitar 30-32 cm dan
bobot tubuh 310-335 g. Ovari masih kecil berbobot sekitar 1,7-2,0 g atau

7

indeks gonadosomatik (IGS) sekitar 0,57-0,7 dan hanya terdapat oosit
stadium I yang secara acak berderet berada di tepi dinding lamela.
Tingkat II. Ovari tingkat II ditemukan pada ikan berukuran 38-42 cm dan bobot
sekitar 580-820 g, dengan IGS sekitar 1,6-2,1. Pada ovari tampak butir-butir
telur dan secara mikroskopis terdapat oosit tertua dari stadium II dan oosit
stadium I dengan persentase paling tinggi.
Tingkat III. Ovari tingkat III ditemukan pada ikan berukuran 42-51 cm dan bobot
840-1.380 g dengan nilai IGS 3,1-4,7. Secara visual pada ovari terdapat
butir-butir telur yang lebih besar dan bervariasi ukurannya. Ovari mengisi
sekitar 70% rongga perut. Pada tingkat ini, terdapat oosit tertua pada
stadium III, di samping oosit stadium I dengan frekuensi tertinggi 60% dan
oosit stadium II 26%.
Tingkat IV. Ovari tingkat IV ditemukan pada ikan berukuran 58-61 cm dan bobot
2.390-2.496 g dengan IGS 5,99-6,51. Ikan pada tingkat ini sudah siap
memijah, yang dicirikan oleh perut yang membengkak terutama di daerah
atas urogenital. Lubang urogenital berwarna putih. Ovari dengan panjang
antara 19,5-22,1 cm mengisi seluruh rongga perut. Butir-butir telur yang
berukuran relatif besar terlihat dengan mata telanjang. Pengamatan histologi
menunjukkan ovari pada tingkat ini mempunyai oosit stadium tertua
(stadium IV) yang terlihat dari inti sel yang sudah migrasi ke tepi, selain itu
terdapat oosit stadium I, II, dan III dan oosit yang atresia.
Tingkat V. Ovari pada tingkat ini terdapat pada ikan yang sudah siap memijah.
Status Kelamin Penentuan status kelamin dari torsoro dilakukan dengan cara
mengambil foto bentuk gonad maupun testis, anus, tubuh (kepala, badan dan
perut) dan perbandingan bobot gonad maupun kantung sperma. Pengamatan
ini dilakukan pada awal, minggu ke-2, minggu ke-4, dan akhir penelitian
(minggu ke-6).
Hormon yang digunakan untuk induksi maturasi gonad adalah produk
oodev yang mengandung PMSG dan antidopamin dengan kombinasinya,
sedangkan hormon yang digunakan untuk ovulasi adalah ovaprim yang
mengandung LHRH dan antidopamin; yang akan dikombinasikan dengan
aromatase inhibitor, dan atau HCG dan atau oxytocin.
Anasthesi yang digunakan pada penelitian ini adalah MS222 (tricaine
methanesulfonate) dengan dosis 15 – 30 mg/L (Kathleen et al. 2011)
Adaptasi Ikan
Ikan yang telah diseleksi, terlebih dahulu di adaptasikan di kolam percobaan
sebelum di beri perlakuan lebih lanjut selama kurang lebih satu minggu, hal ini
bertujuan untuk menghindari ikan stress dan dapat hidup dengan baik di tempat

8

pemeliharaan atau lingkungan yang baru. Pada tahap ini ikan Torsoro diberi pakan
dengan kadar protein 30%, ransum diberikan sebesar 3% dari biomassa sebanyak
2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Ikan dipelihara di dalam kolam dengan
kedalaman ± 0,7 m. Kolam mendapat pasokan air yang berasal dari mata air.
Pemasangan Tanda (chips)
Setelah ikan benar benar sehat dan dapat memiliki pola makan yang baik,
sebelum diberi perlakuan ikan tersebut diberi tanda berupa penanaman chips pada
tubuh ikan. Chips tersebut terbuat dari kaca yang di dalamnya terdapat alat
elektronik yang dapat memunculkan kode unik apabila dibaca menggunakan tag
reader. Sebelum ikan diberi chips, terlebih dahulu ikan dipingsankan
menggunakan anasthesi (obat bius) MS222 (tricaine methanesulfonate) dengan
dosis 15 – 30 mg/L (Kathleen et al. 2011). Chips dipasang dengan menggunakan
implanter ke dalam tubuh ikan secara hati hati, setelah itu bagian tubuh ikan yang
luka bekas implanter, diberi antiseptik untuk mencegah infeksi.
Penelitian ini terdiri atas 2 kegiatan, yaitu kegiatan induksi maturasi gonad
serta induksi ovulasi. Berikut adalah uraian dari masing masing kegiatan
penelitian tersebut :
1.

Induksi Maturasi Gonad

Ikan Torsoro yang digunakan pada kegiatan induksi maturasi gonad adalah
ikan betina (TKG I) yang berasal dari kolam pembesaran di Balai Penelitian dan
Pengembangan Plasma Nutfah Ikan air Tawar, Cijeruk, Bogor, dengan ukuran
berkisar antara 750-850 gram/ekor.
Parameter yang diamati pada kegiatan maturasi gonad ini adalah profil
hormon estradiol-17ß, tingkat kebuntingan dan tingkat kematangan gonad, serta
diameter telur. Perlakuan kegiatan maturasi gonad disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perlakuan induksi maturasi gonad
Perlakuan
M1
M2
M3
M4

Hormon/Kg berat badan
Oodev 0 ml
Oodev 0,5 ml
Oodev 1,0 ml
Oodev 1,5 ml

Profil Hormon
Pengukuran konsentrasi estradiol-17β dalam darah dilakukan pada awal
(minggu 0), minggu ke-1, ke-2, ke-3, ke-4 dan minggu ke-5. Mekanisme
pengambilan sampel darah adalah:
1.
Ikan yang akan diambil sampel darahnya, terlebih dahulu dibius
dengan menggunakan anasthesi MS222.
2.
Ikan yang pingsan, darahnya diambil pada bagian pangkal ekor
sebanyak 1 ml dengan menggunakan syringe kapasitas 3 ml yang
sudah diberi anti koagulan (larutan citrate-phosphate-dextrose,),

9

kemudian dimasukkan ke dalam microtube volume 1.5 ml dan
disimpan dalam cool box.
3.
Contoh darah yang ditampung dalam microtube disentrifusi pada
kecepatan 10000 rpm selama 10-50 menit.
4.
Supernatan plasma darah diambil dan dimasukkan ke dalam microtube
baru. Bila pengukuran supernatan plasma tidak dilakukan secara
langsung, sampel disimpan dalam freezer pada suhu minus 4oC.
Pengukuran konsentrasi hormon estradiol-17β dalam plasma darah ikan
Torsoro dilakukan dengan menggunakan metode ELISA
Tingkat Kebuntingan
Tingkat kebuntingan pada penelitian ini dihitung dengan menjumlahkan dan
mempersentasikan induk ikan Torsoro yang telah terdapat gamet (telur) di dalam
gonadnya dari awal hingga akhir penelitian.
Diameter Telur
Diameter telur diukur dibawah mikroskop yang menggunakan mikrometer
dengan perbesaran 40 kali. Pengamatan diameter telur dilakukan pada awal dan
akhir penelitian (minggu ke-6). Hasil pengukuran menggunakan lensa okuler
(µm) dikalikan dengan pembesaran 4x10 (40 kali) dan hasil dari perkalian dalam
satuan µm dibagi dengan 1000, maka didapatkan hasil diameter sebenarnya
dalam satuan mm.
2.

Induksi Ovulasi dan Pemijahan

Ikan Torsoro yang digunakan dalam kegiatan induksi ovulasi dan pemijahan
adalah ikan yang sudah matang gonad dengan ciri ciri telah memiliki telur dengan
diameter 3 mm dan berwarna kuning orange, ikan Torsoro yang telah matang
gonad disuntik menggunakan kombinasi hormon sesuai dengan dosisnya, masing
masing perlakuan di berikan satu kali, penyuntikan dilakukan intramuscular pada
bagian otot di bawah sirip punggung. Parameter yang diamati setelah penyuntikan
meliputi keberhasilan dan lama waktu ovulasi, diameter telur, jumlah telur yang
diovulasi, Tingkat pembuahan, Tingkat penetasan, tingkat kelangsungan hidup
larva sampai 12 hari (SR12) dan abnormalitas larva. Susunan rancangan
perlakuan kegiatan ovulasi disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Perlakuan induksi ovulasi dan pemijahan
Perlakuan
O1
O2
O3
O4

Hormon /Kg berat badan
Ovaprim 0,5 ml
Ovaprim + HCG
Ovaprim + AI
AI + Oxytocin

10

Waktu Ovulasi
Lamanya waktu ovulasi menunjukkan seberapa cepat reaksi dari ikan
dalam menerima rangsangan hormonal yang diberikan hingga menyebabkannya
berovulasi. Penghitungan waktu ovulasi dimulai dari setelah dilakukan
penyuntikan kombinasi hormon perlakuan hingga terjadinya ovulasi
Jumlah Telur yang diovulasikan (Spawned Eggs)
Setelah diberikan perlakuan (penyuntikan), setiap 6 jam pasca penyuntikan
dilakukan pengamatan dengan cara pemijahan buatan atau dengan cara stripping,
kemudian menghitung seluruh telur yang dikeluarkan oleh induk ikan Torsoro
saat ovulasi.
Tingkat Pembuahan
Tingkat pembuahan ditentukan dari jumlah telur yang dibuahi dibagi
dengan jumlah total telur dan dinyatakan dalam persen. Tingkat pembuahan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus :
Tingkat pembuahan = Jumlah telur yang keluar x 100%
Jumlah telur yang dibuahi
Tingkat Penetasan
Tingkat penetasan ditentukan dari jumlah telur yang menetas dibagi
dengan total telur yang dibuahi dan dinyatakan dalam persen. Tingkat penetasan
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Tingkat penetasan = Jumlah telur yang menetas x 100%
Jumlah telur yang dibuahi
Tingkat Kelangsungan Hidup Larva setelah 12 hari (SR12)
Tingkat kelangsungan hidup larva setelah 12 hari (SR12) dihitung
berdasarkan jumlah larva pada hari kedua setelah menetas dibagi jumlah total
larva yang menetas. Menggunakan rumus yaitu :
Survival Rate 12 (SR12) = Jumlah larva hidup setelah 12 hari x 100%
Jumlah total larva yang menetas

11

Tingkat Abnormalitas larva
Tingkat abnormalitas larva dilihat untuk mengetahui berapa banyak larva
yang tidak normal pertumbuhan dan perkembangannya. Cara melihat larva yang
tidak normal adalah dengan megamati pergerakan dan bentuk tubuh larva ikan
torsoro setelah umur 12 hari.
Tingkat Abnormalitas larva = Jumlah larva abnormal x 100%
Jumlah total larva yang hidup
3.

Analisis Kualitas Air

Kualitas air diamati setiap minggu kecuali amoniak diamati pada awal,
pertengahan dan akhir penelitian (minggu ke-6). Parameter kualitas air yang
diamati di antaranya: temperatur, nilai pH, kandungan oksigen terlarut (DO), dan
amoniak. Kandungan oksigen terlarut diukur dengan menggunakan DO meter.
Temperatur air diukur menggunakan termometer (oC), nilai pH diukur dengan
kertas lakmus atau pH meter (angka 1-14) dan amoniak diukur menggunakan
spektrofotometer (mg/L).
4.

Analisis Data

Data kegiatan maturasi gonad ikan Torsoro yang diperoleh pada penelitian
ini dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kegiatan ovulasi dianalisis dengan
sidik ragam untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Jika terdapat perbedaan yang
nyata antar perlakuan (P