MEMANFAATKAN WAKTU YANG EFEKTIF

B I N A

J A M A A H

MEMANFAATKAN WAKTU
YANG EFEKTIF
MUSTOFA W HASYIM

pd

fsp

litm
erg
er.
co
m)

jiwa. Setelah seharian sibuk, ada saatnya istirahat, dan
mengubah isi kegiatan. Kalau siang seharian kita isi
dengan kegiatan duniawi, atau mencari rejeki, maka pada

malam hari adalah saat yang paling indah untuk
beribadah. Malam juga merupakan waktu yang paling
indah untuk bergaul dengan keluarga dan tetangga. Ini
dapat kita temukan antara lain di masjid atau musholla.
Waktu antara Maghrib dan Isyak adalah waktu yang
efektif untuk melakukan semua itu. Membina hablu
minallah dan hablu minannas sekaligus. Oleh karena itu
antara Maghrib dan Isyak sebaiknya jangan diganggu
atau diisi hal-hal yang kurang berguna, misalnya
menonton televisi.
Dalam konteks inilah, para takmir masjid dan musholla
Muhamamdiyah/Aisyiyah punya peluang untuk membina
jamaahnya dan membina diirinya agar makin baik kualitas
hidupnya. Peluang emas itu ada pada waktu antara
Maghrib dan Isyak. Dulu, waktu utama atau prime time
ini sudah dimanfaatkan oleh masyarakat Muslim dalam
mendidik anak-anaknya, dan dalam membina jamaahnya.
Kegiatan (1) anak-anak mengaji, (2) para orang tua
bertadarus atau (3) mengaji ilmu tafsir, atau (4) diskusi,
ngobrol, bersilaturahmi satu sama lain mewarnai masjid

Muhammadiyah. Begitu mereka datang ke masjid
sebelum Maghrib mereka tidak pulang sampai setelah
shalat berjamaah Isyak. Masjid-masjid dan musholla pun
tampak hidup dan makmur. Biasanya para jamaah juga
merasa hidupnya tenteram, bermakna dan berguna.
Jadi, intinya adalah, kita harus melawan penjajahan
atas waktu kita oleh media hiburan seperti televisi. Hidup
ini terlalu berhaga untuk diisi dengan mendengarkan atau
menonton hal-hal yang remeh-temeh seperti yang
ditayangkan televisi pada jam antara Maghrib dan Isyak.
Sebagai takmir, mari kita ajak dan kita tolong jamaah
kita agar memiliki agenda hidup sendiri, agenda hidup
yang dipandu ajaran agama. Yaitu dengan memanfaatkan
waktu antara Maghrib dan Isyak di masjid atau musholla.
Berdasar kesepakatan bersama dapat diatur apa saja
kegiatan yang dilakukan takmir bersama jamaah pada
jam-jam itu. Perlu dibuat jadwal kegiatan setiap
malamnya.. Paling tidak, waktu efektif antara Maghrib
dan Isyak ini dipergunakan membina kekuatan ruhani
kita, dengan (1) bertadarus atau dengan (2) membaca

doa-doa untuk keselamatan diri dan keluarga kita.l

De
mo
(

Vi
sit

htt
p:/
/w
w

w.

J

amaah yang meramaikan masjid-masjid
Muhammadiyah dan musholla ‘Aisyiyah biasanya

berada pada tempat-tempat yang menjadi kantong
Muhammadiyah. Atau basis Muhammadiyah. Dan
Muhammadiyah memiliki ciri dalam menggerakkan
warganya. Salah satu ciri itu adalah menghargai waktu.
Berkat pengajian Wal ‘Asri di zaman awal tumbuhnya
Muhammadiyah, maka warga dan aktivis Muhammadiyah
menjadi sadar waktu dan ketat dalam menjaga waktu.
Ini dimulai dengan menjaga (1) waktu shalat, (2) waktu
puasa dan (3) waktu rapat. Orang Muhammadiyah
merasa (1) malu kalau shalatnya tidak di awal waktu,
(2) malu puasanya tidak diperhitungkan waktunya, dan
(3) sangat malu jika terlambat rapat atau molor dalam
rapat. Berkembanglah ilmu hisab di Muhammadiyah.
Berkat ilmu hisab ini maka perhitungan waktu shalat
menjadi valid, juga arah menghadap kiblat.
Selain mampu menjaga waktu, warga dan aktivis
Muhammadiyah sejati selalu dapat menghargai dalam arti
mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Di kalangan Muhammadiyah, kata jadwal amat popular.
Sebab orang Muhammadiyah memiliki kebiasan untuk

menjadwal kegiatan-kegiatannya. Maka ada (1) jadwal
shalat, (2) jadwal pelajaran, (3) jadwal rapat, (4) jadwal
pengajian, (5) jadwal menyumbang, (6) jadwal membuka
dan menutup toko atau pasar, juga (7) jadwal dalam
membayar zakat. Kalau ada orang Muhammadiyah tidak
mengenal kata jadwal, itu keterlaluan.
Semua hal di atas menggambarkan kalau Islam yang
dikembangkan oleh Muhammadiyah benar-benar Islam
berkemajuan. Semua gerak hidup di arah ke depan, ke
arah kemajuan, kemajuan (1) pribadi, (2) keluarga, (3)
masyarakat, (4) umat Islam, (5) bangsa dan (6) seluruh
umat manusia, Karena terbiasa menjadwal kegiatannya,
dan memiliki orientasi arah hidup ke depan, bahkan
sampai menjangkau ke akhirat maka biasanya orang atau
aktivis Muhammadiyah selalu sibuk. Nyaris tidak ada
waktu luang atau waktu kosong dalam hidupnya. Pada
hari libur aktivis Muhamamdiyah biasa rapat, meresmikan
amal usaha atau menyelenggarakan pengajian, atau
melakukan aktivitas lain yang berguna bagi persyarikatan.
Tentu saja hidup butuh keseimbangan. Dan itulah

gunanya ada masjid dan musholla. Lewat masjid atau
musholla kita semua melakukan upaya penyeimbangan
42

10 - 25 SHAFAR 1432 H