Kajian pengembangan sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan keragaan perekonomian wilayah Kabupaten Tana Toraja

KAJIAN PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA DAL,AM RANGKA
MENINGKATKAN KERAGAAN PEREKONOMIAN WILAYAH
KABUPATEN TANA TORAJA

MIKA SAMPE ROMPON

e

,...-.-

-

'- -

: I

I

セ@

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

PERNYATAAN MENGENAI TESIS
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Kajian Pengembangan Sektor
Pariwisata dalam Rangka Meningkatkan Keragaan Perekonomian Wilayah
Kabupaten Tana Toraja adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam
bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain'telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka
di bag ian akhir tesis ini.

Bogor, Januari 2006

Mika Sampe Rompon
NRP A 155 03 0051


ABSTRAK
MIKA SAMPE ROMPON. Kajian Pengembangan Sektor Pariwisata dalam
rangka Meningkatkan Keragaan Perekonomiaan Wilayah Kabupaten Tana
Toraja. (HERMANTO SIREGAR sebagai ketua dan SAID RUSLI sebagai
anggota Komisi Pembimbing).

Penelitian ini mengkaji pengembangan sektor pariwisata yang terkait
dengan perekonomian wilayah Kabupaten Tana Toraja. Tujuan dari penelitian ini
adalah menganalisis keragaan perekonomian wilayah serta kontribusi pariwisata
terhadap F:DRB dan PAD, menelaah proses partisipasi masyarakat terhadap
pengembangan sektor pariwisata, mengevaluasi kebijakan dan merumuskan
arahan kebijakan serta menyusun strategi pengembangannya, dengan alat
analisis Location Quotien, Shift Share, AnaJityca/ Hierarchy Process, Ana/isis
KuaJitatif, Analisis Ke/ayakan Finansia/ dan Analisis Sensitivitas. Data yang
digunakan bersumber pada data primer melalui observasi dan wawancara
dengan kuisioner dan data sekunder yang diperoleh dari dokumen atau
monografi di instansi terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode
1999-2003 telah mulai terjadi transformasi struktur perekonomian Kabupaten
Tana Toraja dari kelompok sektor primer ke kelompok sektor tersier, dimana
sektor pariwisata merupakan sektor non basis. Rendahnya partisipasi warga

masyarakat dalam pengembangan sektor pariwisata disebabkan oleh kurangnya
kemampuan, kemauan, dan kesempatan warga masyarakat, pemangku ad at dan
aparat Lembang untuk mengembangkan objek wisata Londa. Padahal secara
finansial (Nilai NPV, IRR, dan net BIC ratio) menunjukkan bahwa pengembangan
objek wisata Londa layak untuk diusahakan. Hal ini menegaskan bahwa
pendekatan kebijakan yang dilakukan atas dasar kepentingan ekonomi semata
tanpa memperhatikan sistem sosial budaya masyarakat akan mengakibatkan
terhambatnya proses pengembangan sektor pariwisata.
Kata

kunci:

pengembangan sektor
partisipasi masyarakat

pariwisata,

pe,ekonomian

wilayah,


@ Hak cipta milik Mika Sampe Rompon, Tahun 2006.
Hak cipta dilindungi
Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari
/nstitut Pertanian Bogor, sebagian atau se/uruhnya da/am bentuk apa pun, baik
cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya

KAJIAN PENGEMBANGAN SEKTOR PARIWISATA DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KERAGAAN PEREKONOMIAN WILAYAH
KABUPATEN TANA TORAJA

MIKA SAMPE ROMPON

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi IImu-ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR


2006

Judul Tesis

Kajian Pengembangan Sektor Pariwisata Dalam Rangka
Menlngkatkan Keragaan Perekonomian Wilayah
Kabupaten Tana Toraja

Nama Mahasiswa

Mika Sampe Rompon

NRP

A155030051

Disetujui
Komisi Pembimbing


セ@

セ@

Dr. Ir. Hermanto Siregar, M.Ec
Ketua

Ir. Said Rusli, MA
Anggota

-

Diketahui

Ketua Program Studi IImu-lImu
Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Perdesaan

Prof. Ir. Isang Gonarsyah, Ph.D


Tanggal Ujian : 23 Januari 2006

Tanggal Lulus: 08 FEB 2006

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa
karena berkat limpahan rahmat dan Karunia-Nya sehingga sebuah kristalisasi
pemikiran penulis yang diwujudkan dalam bentuk tesis dapat diselesaikan. Tesis
ini berjudul kajian pengembangan sektor pariwisata dalam rangka meningkatkan
keragaan perekonomian wilayah Kabupaten Tana Toraja.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik didalam studi secara
keseluruhan maupun khususnya di dalam penelitian tesis ini. Ucapan terima
kasih terutama penulis sampaikan kepada komisi pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan saran sehingga tesis dapat diselesaikan. Komisi
pembimbing tersebut terdiri dari Dr. Ir. Hermanto Siregar, M. Ec sebagai ketua
komisi, Ir. Said Rusli, MA sebagai anggota. Ucapan terima kasih juga penulis
ucapkan kepada Dr.
iセN@


Hariadi Kartodihardjo, M.Si yang telah bersedia menjadi

penguji luar komisi di dalam sidang ujian tesis ini.
Terima kasih juga diucapkan kepada Rektor Universitas Kristen Indonesia
Toraja (UKI-Toraja), Dekan Fakultas P.ertanian Uki-Toraja, Wakil Rektor II Uki
セ@

Toraja atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk mengikuti
Program Magister Sains (S2) di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Ucapan tarima kasih juga penulis ucapkan kepada Ir. Yusup L. Limbongan, MP,
Ir. Aris Tanan, Ir. Marten Bidangan, dan Melewanto Patabang, S.Hut yang selalu
memberikan arahan dan semangat dalam penyelesaian penulisan tesis ini.
Terima kasih disampaikan pula kepada Dekan Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor, Ketua Program Studi IImu-ilmu Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Perdesaan (PWD) dan DIKTI melalui BPPS atas kesempatan dan
dukungan beasiswa yang telah berikan sehingga studi penulis dapat berjalan
lancar.
Ucapan terima kasih dan penghargaan juga ingin penulis sampaikan
kepada rekan-rekan seangkatan 2003 PWD atas kerjasama diskusi dan
kemudahan fasilitas selama perkuliahan sampai selesainya penulisan tesis ini.

Rekan-rekan Ikatan Pemuda Toraja Bogor (IPTOR) atas segala bantuan dan
kerjasamanya. Ucapan yang sama juga penulis sampaikan kepada semua rekansahabat-sahabatku di Pangala' Kabupaten Tana Toraja yang selalu mendoakan
agar penulis cepat menyelesaikan studi. Ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada rekan-rekan di Wisma Baristar atas segala dukungan dan
kerjasamanya selama ini.
Akhirnya, rasa terima kasih yang sang at dalam penulis ucapkan kepada
Ayahanda Semuel Tondon dan Ibunda Kristina Tiku, yang telah menanamkan
semangat belajar yang sangat tinggi kepada anaknya. Begitu juga atas
dukungan moril dan material dari saudara-saudaraku Agustina Duma', Edy
Basuki, SP,

Pina SE,

Pery dan Yanri Pata' La'iang, keponakan Sri Sulis

Tyaningrum, Dewi Endar Wati, Edyah Pujiastuti dan Erna Anriana, serta semua
keluarga penulis mengucapkan terima kasih. Semoga Tuhan selalu memberkati
kita semua.
Dalam penulisan tesis ini penulis menyadari keterbatasan yang ada

sehingga tesis ini masih jauh dari sempurna, untuk itu diharapkan saran dan
kritikan dari semua pihak yang sifatnya membangun demi perbaikan tesis ini.
Harapan saya semoga tesis ini nantinya bisa memberikan manfaat kepada dunia
pendidikan dan masyarakat sehingga bisa memberikan sumbangan dalam
pengembangan sektor pariwisata secara berkelanjutan.

Bogor, Januari 2006

Mika Sampe Rompon

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pang ala' Kabupaten Tana Toraja Propinsi Sulawesi
Selatan pada tanggal 17 Mei 1975 sebagai anak keempat dari em pat bersaudara
yang berasal dari pasangan Semuel Tondon dan Kristina Tiku .
. Tahun 1988 penulis lulus SD Negeri No. 6 Pangala' Rindingallo
Kabupaten Tana Toraja. Kemudian, penulis melanjutkan studi ke SMP Negeri
Pang ala' Rindingallo Kabupaten Tana Toraja dan lulus Tahun 1991.
Tahun 1991 penulis melanjutkan studi ke SMA Negeri 161 Rantepao
Kabupaten Tana Toraja dan Tahun 1994 penulis lui us. Pad a Tahun 1996 penulis

melanjutkan studi ke Universitas Hasanuddin. Pendidikan sarjana di tempuh di
program studi IImu Tanah Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas
Hasanuddin dan lui us Tahun 2000.
Pada Tahun 2003, penulis melanjutkan pendidikan dan diterima di
program studi IImu-ilmu Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan bantuan biaya BPPS.

DAFTAR lSI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................... .
DAFTAR TABEL ...........................................................................

ii

DAFTAR GAM BAR .......................................................................

iii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................

iv'

BAB I

PENDAHULUAN .............................................................

1

1.1.
1.2.
1.3.
1.4.

Latar Belakang ......... '" ... ...... .................... ........ ... ......... .....
Perumusan Masalah .........................................................
Tujuan dan Kegunaan . ...... .......................... ......................
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Studi ............. .... ...... .....

1
3
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................

7

2.1. Keragaan Perekonomian Wilayah Merupakan Sebagai
Wujud dari Pembangunan Ekonomi Daerah ..... '" ..............
2.2. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sebagai Sumber
Utama Penerimaan Keuangan Daerah ... ..... ........... ... .... ....
2.3. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Sektor
Pariwisata ....................................................... '" ..... ....... ...
2.4. Pengembangan Pariwisata sebagai Kebijakan
Pembangunan Ekonomi Daerah .......................................
2.5. Analisis Biaya Manfaat .....................................................
2.6. Pendekatan Metode Ana/ityca/ Hierarchy Process (AHP)
dalam Analisis Kebijakan Pengembangan Pariwisata ........
2.7. Ekonomi Pariwisata ..........................................................
2.8. Kelembagaan ...................................................................
2.9. Tinjauan Studi Terdahulu ..................................................

5

7
8
11
14
16
18
19
21
22

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN ................................ ..............

26

3.1. Kerangka Berfikir ........ ....... ...... ... ............. ........ ..... .............
3.1.1. Keragaan Perekonomian Wilayah .... ... ........ ... ... ... ...
3.1.2. Partisipasi Masyarakat Terhadap Pengembangan
Sektor Pariwisata ... ...... ... ................ ........... ..... ........
3.1.3. Ana/isis Finansia/ ....................................................
3.1.4. Kebijakan Pengembangan Sektor Pariwisata .. .......
3.1.5. Kerangka Pemikiran Konseptual .................. ..........
3.2. Hipotesis .................................................................... ......

26
26
27
28
28
30
32

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ........................ ................

33

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .........................................
4.2. Pengumpulan Data Informasi ..... ... ........... ..... ................
4.2.1. Data Primer '" ... ....... ... .................................... ... ...
4.2.2. Data Sekunder ..... ................................. ... ... ........
4.3. Analisis Data ................................................................
4.3.1. Analisis Keragaan Perekonomian Wilayah .... .....

33
33
33
34
34
34

4.3.1.1. Analisis Shift Share ...............................
4.3.1.2. Analisis Location Quotient (LQ) .............
4.3.1.3. Penentuan Sektor Unggulan dan
セ@
Prioritas ................................. ................
4.3.2. Analisis Kualitatif .................................................
4.3.3. Metode Analytical Hierarchy Prosess (AHP) .......
4.3.4. Analisis Kelayakan Finansial ..............................
4.3.4.1. Net Present Value (NPV) ........................
4.3.4.2. Net Benefit-Cost Ratio (NetBIC) .............
4.3.4.3. Internal Rate Of Return ..........................
4.3.4.4. Analisis Sensitivitas ...............................
4.3.4.5. Asumsi-asumsi ......................................
4.4. Definisi Operasional ... .... ... ........... ............................ ...

37
38
38
45
45
45
46
46
47
48

BAB V KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN .................

50

5.1. Aspek Georafis dan Administrasi ................................ .
5.2. Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat .......................... .
5.2.1. Kependudukan ................................................. .
5.2.2. Pendidikan ....................................................... .
5.2.3. Agama .............................................................. .
5.3. Kondisi Perekonomian Wilayah .................................. .
5.3.1. Ekonomi Sektoral ........................................... ..
5.3.2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ........ .
5.3.3. Tenaga Kerja ................................................... .
5.4. Potensi Sumberdaya Daerah dan Pariwisata ............ .
5.4.1. P.otensi Alam ................................................... .
5.4.2. Potensi Budaya dan Adat Istiadat .................... .
5.5. Daya Tarik Wisa!a Kabupa!en Tana Toraja ............... .
5.5.1. Tongkonan atau Rumah Ada! Toraja ............... .
5.5.2. Upacara-Upacara Adat Masyarakat Tana Toraja .
5.6. Objek dan Jenis Wisata ............................................. .
5.7. Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Tana Toraja ...... .
5.8. Visi dan Misi Pemerintah Daerah Kabupaten Tana
Toraja ........................................................................... .
5.9. Kebijakan Pengembangan Sektor Pariwisata
Kabupa!en Tana Toraja .............................................. .
5.9.1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990............. .
5.9.2. Garis-Garis Besar Haluan Daerah Tahun
2000-2004 Kabupaten Tana Toraja ................. .
5.9.3. Surat Keputusan Bupati Nomor 11 98NIII/1 995.
5.9.4. Paraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2000 ........ .
5.10. Program Pengembangan Sektor Pariwisata
Kabupaten Tana Toraja ............................................ .

34
36

50
52
52
54
55
55
55
55
56
57
57
58
58
59

60
64
66
67

69
69
70
71
71

72

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................

74

6.1. Analisis Keragaan Perekonomian Wilayah ............... ...
6.1.1. Perkembangan Ekonomi ...................................
6.1.2. Perubahan Struktur Ekonomi dan Peranan
Ekonomi Sektoral ... ... ..... .... ............ ................. ...
6.1.3. Identifikasi Sek!or Basis dalam Perekonomian ...
6.1.3.1. Analisis Location Quotient ....................
6.1.3.2. Analisis Shift Share ................................

74
74
76
77
78
81

6.1.3.3. Penentuan Sektor Unggulan dan Prioritas
6.1.4. Perkembangan Keuangan Daerah dan Kontribusi
PAD Terhadap Penerimaan Keuangan Daerah ..
6.1.4.1. Perkembangan Keuangan Daerah ....... .
6.1.4.2. Kontribusi PAD Terhadap Penerimaan
keuangan Daerah ................................ .
6.1.5. Peranan Sektor Pariwisata Terhadap
Perekonomian Wilayah ....................................... .
6.1.5.1. Peranan Sektor Pariwisata Terhadap
PDRB ..................................................... .
6.1.5.2. Perkembangan Pendapatan Daerah
Sektor Pariwisata Kabupaten Tana Toraja
6.2. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Sektor
Pariwisata ................................................................. .
6.3. Kebijakan Pengembangan Sektor Pariwisata
Kabupaten Tana Toraja .............................................. .
6.3.1. Mendefinisikan Masalah dan Menentukan
Solusi yang diinginkan .................................... .
6.3.2. Hirarki "Manfaat" dan "Biaya" Pengembangan
Sektor Pariwisata Kabupaten Tana Toraja ...... .
6.3.3. Dampak Positif "Manfaat" Pengembangan
Sektor Pariwisata ............................................. .
6.3.4 Dampak Negatif "Kerugian/Biaya"
Pengembangan Sektor Pariwisata ................... .
6.3.5. Perbandingan "Biaya" dan "Manfaat"
Pengembangan Sektor Pariwisata ................... .
6.4. Analisis Kelayakan Finansial Pengembangan
Wisata Londa Lembang Sandan Wai Kabupaten
Tana Toraja ...............................................................
6.4.1. Komponen Biaya .................................. '"
6.4.2. Komponen Manfaat ................................ .
6.5. Kriteria Kelayakan Finansial ...................................... .
6.6. Ana/isis Sensitivitas ................................................. '"
6.7. Arahan Kebijakan Pengembangan Sektor Pariwisata
Kabupaten Tana Toraja .............................................. .

82

84
84
87

89
89

90
92
97
97

98
99
102
105

106
107
109
109
110
111

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN .........................................

116

7.1. Kesimpulan .............................. '" ....... ........ ........... ....
7.2. Saran .........................................................................
7.3. Saran Penelitian Berikutnya ................... ....................

116
117
118

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................

120

LAMPIRAN

124

DAFTAR TABEL

Halaman
1

Penilaian Perbandingan ....................................................

40

2

Nilai Indeks Random ..........................................................

41

3

Jumlah Penduduk Menurut Rumah Tangga, Lembang,
Luas dan Kepadatan Tahun 2003 .......................................

53

Penduduk Kabupaten Tana Toraja Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2003 ........................................................................

53

Jumlah Mahasiswa dan Oosen Perguruan Tinggi
Kabupaten Tana Toraja Tahun 2003 ..................................

54

Jumlah Murid Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten
Tana Toraja Tahun 2003 ...................................................

54

Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas dan Jenis kegiatan
Selama Seminggu yang Lalu Menurut Lapangan Usaha
Tahun 1999-2003................................................................

57

Perkembangan Wisatawan Mancanegara dan Wisatawan
Nusantara yang Oatang ke Kabupaten Tana Toraja Tahun
1999-2003 .........................................................................

66

Perkembangan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Tana Toraja ........................................................................

75

10 Perbandingan pertumbuhan Ekonomi Kabupc:ten Tana
Toraja dengan propinsi Sulawesi Selatan Tahun 19992003 .................................................................................

75

11 Perkembangan Peran Sektoral Terhadap Pembentukan
PORB
Kabupaten Tana Toraja Tahun 1999-2003
(persen) .... ......... ............. .......... ........ ... ............ ...................

76

12 Penduduk Kabupaten Tana Toraja 10 Tahun Keatas yang
Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2003 ...............

77

13 Perhitungan Location Quotient PORB Kabupaten Tana
Toraja
Menurut Lapangan Usaha Atas Oasar Harga
Konstan 1993 Tahun 1999-2003 ........................................

79

14 Perhitungan Analisis Shift Share Kabupaten Tana Toraja..

81

15 Matrik Gabungan Laju Pertumbuhan Ekonomi, Location
Quotient dan Shift Share (OS + PS) Kabupaten Tana
Toraja Tahun 1999 - 2003 .................................................

83

16 Realisasi Penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Oaerah Kabupaten Tana Toraja Tahun 1999- 2003 ..........

85

4
5
6
7

8

9

17 Realisasi Pengeluaran -Rutin Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Tana Toraja Tahun 1999 2003 (Rp Juta) .... ..............................................................
Pengeluaran
Pembangunan
Anggaran
Pendapatan dan 8elanja Daerah Kabupaten Tana Toraja
Tahun 1999-2003 (Rp Juta) .............................................

85

18 Realisasi

86

19 Perbandingan PAD dengan Total Penerimaan Keuangan
Daerah dan
Laju Pertumbuhan PAD Kabupaten Tana
Toraja Tahun 1999-2003 ...................................................

87

20 Perbandingan PAD

dengan PDRB, Total Pengeluaran
serta Perbandingan PAD Per Kapita dengan PDRB Per
Kapita Kabupaten Tana Toraja Tahun 1999-2003 .............

88

21 Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap PDRB Kabupaten
Tana Toraja Tahun 1999 - 2003 .......................................

90

22 Perkembangan Pendapatan Daerah Sektor Pariwisata
Kabupaten Tana Toraja Tahun 1999 - 2003 (Rp Juta) ......

91

23 Perkembarigan Kontribusi Pendapatan Daerah Sektor
Pariwisata Terhadap Total PAD Kabupaten Tana Toraja
Tahun 1999-2003 (Rp juta) ..............................................

91

24 Rekapitulasi Hasil Analisis· Pendapat Gabungan dalam
Penentuan
'kualitas
Dampak
Positif
"Manfaat"
Pengembangan
Sektor
Pariwisata
Kabupaten
Tana Toraja .......................................................................
Analisis
Terhadap
Pemilihan
Prioritas
Komponen "Manfaat"
yang
Paling
Dirasakan
Pengembangan
Sektor
Pariwisata
Kabupaten
Tana Toraja .......................................................................

100

25 Hasil

101

26 Rakapitulasi Hasil Analisis Pendapat Gabungan dalam
Penentuan Kualitas Dampak Negatif (Kerugian) ..............

103

27 Hasil Analisis Terhadap Pemilihan Prioritas Komponen
Kerugian yang Paling Dirasakan Pengembangan Sektor
Pariwisata Kabupaten Tana Toraja ...................................

104

28 Hasil Perhitungan Perbandingan antara Bobot "Manfaat"
dengan Bobot Biaya dalam Analisis AHP .........................

106

29 Jumlah Pengunjung Objek Wisata Londa Tahun 19982004 dan Pertambahan Setiap Tahunnya .........................

107

30 Harga

Pengeluaran Investasi Pengembangan Objek
Wisata Londa Lembang Sandan Wai Kecamatan
Sanggalangi Kabupaten Tana Toraja ................................

107

31 Biaya Rutin Pengembangan Objek Wisata Landa
Lembang
Sandan
Wai
Kecamatan
Sanggalangi
Kabupaten Tana Taraja .....................................................

108

32 Biaya Pembangunan Pengembangan Objek Wisata Landa
Lembang
Sandan
Wai
Kecamatan
Sanggalangi
Kabupaten Tana Taraja .....................................................

108

33 Penerimaan Pengembangan Objek. Wisata Landa
Lembang
Sandan
Wai
Kecamatan
Sanggalangi
Kabupaten Tana Taraja .....................................................

109

34 Hasil Analisis Kelayakan Finansial pad a Tingkat Diskanta
10 persen Pengembangan Objek Wisata Landa Lambang
Sandan Wai Kabupaten Tana Taraja .................................

109

35 Hasil Ana/isis Sensitivitas pada Tingkat Diskanta 10
persen Pengembangan Objek Wisata Landa Lambang
Sandan Wai Kabupaten Tana Taraja ................................

110

DAFTAR GAM BAR
Halaman
1
2

3
4

5
6

7

8
9

Kerangka Pemikiran Analisis keragaan Perekonomian
Wilayah Kabupaten Tana Toraja .....................................

26

Kerangka Pemikiran Partisipasi Masyarakat Terhadap
Pengembangan
Sektor
Pariwisata
Kabupaten
Tana Toraja ........................................................................

27

Kerangka Pemikiran Ana/isis Finansi8/ Pengembangan
Objek Wisata Londa Kabupaten Tana Toraja ...................

28

Kerangka Pemikiran secara Umum Analisis Kebijakan
Pengembanga Pariwisata Kabupaten Tana Toraja .............

30

Pendekatan Operasional Pengembangan Pariwisata
Kabupaten Tana Toraja ......................................................

31

Hirarki Dampak Positif "Manfaat" Pengembangan
Pariwisata di Kabupaten Tana Toraja..................................

43

Hirarki Dampak Negatif "Kerugian/Biaya" Pengembangan
Pariwisata di K3bupaten Tana Toraja..................................

44

Grafik Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tana
Tahun 1999-2003 .............................................................

56

Obyek Wisata Ke'te' Kesu' dan Obyek Wisata Siguntu', (c)
Obyek Wisata Penanian. Tongkonan (Rumah Adat) dan
A/ang Sura' (Lumbung Padi) ..............................................

60

10 Prosesi Kerabat Keluarga yang Datang Melayat, dan
Anak-anak dan Keluarga Siap Menyambut kerabat
keluarga pada acara Rambu S%' (Kedukaan)di
Kabupaten Tana Toraja ......................................................

61

11 Obyek Wisata Rante (Tempat Upacara Pemakaman
secara Adat yang Dilengkapi dengan menhilmega/it)
dalam Bahasa Tana Toraja disebut Simbuang Batu ...........

61

12 Obyek Wisata Passilikan (Kuburan Bayi) yang belum
Tumbuh Gigi apabila Meninggal Dunia akan Dikuburkan ke
dalam Sebatang Pohon di Kambira Kabupaten Tana
Toraja .................................................................................

13 Panorama Alam Batutumonga, Permandian Air Panas
Makula' di tempat ini ada sumber mata air panas, di
sam ping ada rumah tempat istirahat, sang at baik untuk
berendam di air panas setelah perjalanan jauh.
Permandian Alam Air Dingin Tilangga', airnya sangat

62

jernih, ding in, sejuk dan lidak pernah kering di Kabupalen
Tana Toraja ........................................................................

64

14 Obyek Wisala Londa, ObyeLWisata Lerno, dan Obyek
Wisata Lo'ko'mata. Tempat pekuburan dinding berbatu
dan patung-patung (tau-tau) di Kabupaten Tana Toraja .....

65

15 Diagram
Faktor Penyebab Kurangnya
Partisipasi
Masyarakat dalam Pengembangan Sektor Pariwisata
Kabupaten Tana Toraja ......................................................

97

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 PDRB Kabupaten Tana Toraja Atas Dasar Konstan 1993
Menurut Lapangan Usaha Tahun 1999 - 2003 (Rp Juta) ...

124

2 PDRB Propinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Konstan 1993
Menurut Lapangan Usaha Tahun 1999 - 2003 (Juta Rp)...

125

3 Rekapitulasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Tana Toraja Tahun 1999 - 2003·,......................

126

4 Analisis Kelayakan Finansial pada Tingkat Diskonto 10
Persen Pengembangan Objek Wisata Londa Lembang
Sandan Wai Kabupaten Tana Toraja .................................

127

5 Analisis Sensitivi/as dimana terjadi penurunan penerimaan
10 persen Pengembangan Objek Wisata Londa Lembang
Sandan Wai Kabupaten Tana Toraja .................................

128

6 Analisis Sensitivitas dimana terjadi kenaikan biaya 19
persen pad a Tingkat Diskonto 10 Persen Pengembangan
Objek Wisata Londa Lembang Sandan Wai Kabupaten
Tana Toraja........................................................................

129

7 Hasil Analisis Pendapat Individu pad a Penentuan Kawasan
Penerima "Manfaat" Pengembangan Sektor Pariwisata
Kabupaten Tana Toraja ......................................................

130

8

Hasil Analisis Pendapat Individu pada Penentuan Jenis
"Manfaat" di Tingkat Regional Pengembangan Sektor
Pariwisata Kabupaten Tana Toraja .....................................

130

9 Hasil Analisis Pendapat Individu pad a Penentuan Jenis
Lokal Pengembangan Sektor
"Manfaat" di Tingkat
Pariwisata Kabupaten Tana Toraja .....................................

131

10 Hasil Analisis Pendapat Individu pad a Penentuan Kawasan
Penerima Kerugian Pengembangan Sektor Pariwisata
Kabupaten Tana Toraja.......................................................

131

11 Hasil Analisis Pendapat Individu pada Penentuan Jenis

Kerugian di Tingkat Regional Pengembangan Sektor
Pariwisata Kabupaten Tana Toraja ....................................

132

12 Hasil Analisis Pendapat Individu pada Penentuan Jenis
Kerugian di Tingkat
Lokal Pengembangan Sektor
Pariwisata Kabupaten Tana Toraja .....................................

133

13 Kuesioner AHP ...................................................................

134

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Berlakunya

Undang-undang

Nomor

32

Tahun

2004

tentang

Pemerintahan Daerah merupakan revisi atas Undang-Undang Nomor· 22 Tahun
1999 dan Undang-Undang Nomor. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pusat dan Daerah merupakan revisi atas Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 1999 sangat berpengaruh besar terhadap penerimaan
keuangan daerah Kabupaten Tana Toraja, karena selama ini ketergantungan
sumber penerimaan keuangan daerah sangat tinggi terhadap dana bantuan dari
pusat, seperti subsidi rutin dan subsidi pembangunan.
Sebagai gambaran pad a tahun 2002/2003 sumber dana pembangunan
Kabupaten Tana

Toraja, berjumlah 89.87 milyar, dengan komposisi terbesar

berasal dari Dana Bantuan Umum yaitu 68,55%, APBN 10,19%, Dana Bantuan
Khusus 8,63%, Bantuan Luar Negeri 6,35% sedangkan dana yang berasal dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD) 6,27% dan yang berasal dari APBDI

0,01%

(Bappeda Kabupaten Tana Toraja, 2003).
Dengan berlakunya undang-undang tersebut, maka Pemerintah Daerah
Kabupaten Tana Toraja harus dapat menggali berbagai potensi daerah yang
mempunyai nilai ekonomi tinggi dan nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai
sumber

penerimaan

keuangan

daerah

untuk

memenuhi

kebutuhan

pembangunan jangka panjang. Salah satu sektor yang dapat dikembangkan
secara ekonomi adalah sektor pariwisata.
Pengembangan sektor pariwisata diperkirakan akan menjadi sektor
.andalan yang mampu menggalakkan

kegiatan ekonomi termasuk kegiatan

sektor lain yang terkait sehingga lapangan kerja, pendapatan daerah serta
pendapatan negara dalam penerimaan devisa diharapkan meningkat. Industri
pariwisata dalam tahun 1997 secara global menghasilkan US$ 3,8 Triliun Hasil
Bruto (gross output) dan 262 juta pekerjaan di seluruh dunia. Diperkirakan
perolehan tersebut dalam tahun 2007 akan tumbuh menjadi US$ 7,1 Triliun Hasil
Bruto dan 383 juta pekerjaan (Yoeti, 1999). Leoih lanjut, Yoeti (1999)
menyatakan bahwa untuk Indonesia pada tahun 1997 diperoleh Hasil Bruto
sebesar Rp 64.480 Milyar dan 6,6 juta pekerjaan dan untuk Tahun 2007

2
diperkirakan akan meningkat menjadi Rp 248.363 Milyar Hasil Bruto serta 8,5
juta pekerjaan.
Pengembangan pariwisata selama ini belum merangsang tumbuhnya
partisipasi masyarakat secara maksimal. Perencanaan pembangunan yang telah
berjalan seringkali didasarkan pada perhitungan kualitatif dan asumsi-asumsi
yang bersifat rasional, sehingga terkesan seluruh persoalan pembangunan
pariwisata dapat diatasi dalam pol a pemikiran yang teknokratik dan alas dasar
strategi top down. Keputusan-keputusan tentang kebijakan pengembangan
pariwisata dibuat di atas, kemudian dialirkan ke bawah. Para perencana
pengembangan pariwisata cenderung mengejar hasil secara kuantitatif dalam
jangka waktu yang relatif cepat, sehingga partisipasi masyarakat sebagai pelaku
utama pembangunan seringkali terabaikan.
Paling tidak ada tiga alasan utama pentingnya melibatkan masyarakat
dalam

perencanaan

dan

pengambilan

keputusan

pembangunan,

yaitu:

(1) sebagai langkah awal mempersiapkan masyarakat untuk berpartisipasi dan
merupakan suatu cara untuk menumbuhkan rasa memiliki dan rasa langgung
jawab

masyarakat

setempat

terhadap

program

pembangunan

yang

dilcoksanakan; (2),,'5ebagai alat untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan,
kondisi dan sikap masyarakat setempat; dan (3) masyarakat mempunyai hak
untuk "urun rembug' dalam menentukan program-program pembangunan yang
akan dilaksaanakan.
Keterlibatan masyarakat secara baik dalam suatu program, menunjukkan
adanya niat baik dari masyarakat untuk berpartisipasi secara optimal dalam
program terse but. Keterlibatan masyarakat dalam suatu kegiatan pembangunan
akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program pembangunan. Hikmat
(2001) mengemukakan bahwa pembangunan yang disertai dengan partisipasi
masyarakat

akan

lebih

berhasil

dan

berkesinambungan

ketimbang

pembangunan yang hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Ini menunjukkan
bahwa partisipasi memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu
kelancaran kegiatan pengembangan pariwisata di Kabupaten Tana Toraja.
Meskipun

berbagai

program

dan

kebijakan

yang telah

dilakukan

Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja telah dirancang sedemikian rupa
agar lang sung mengena pad a sasaran yang diinginkan, namun tanpa partisipasi
atau keterlibatan masyarakat secara penuh da!am menduKung program lersebut
tidak akan berjalan sebagaimana mestinya. Keterlibatan masyarakat sebagai

3
central pembangunan akan sangat membantu dalam upaya mensosialisasikan
program ataupun kebijakan agar manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh
masyarakat khususnya masyarakat sekitar kawasan pariwisata.
Dengan

berbagai

alasan

yang

dikemukakan

tersebut

untuk

pengembangan sektor pariwisata, maka dalam pelaksanaannya diperkirakan
akan menimbulkan dampak berupa perubahan ekologis dan diiringi oleh
perubahan-perubahan dalam berbagai aspek lain seperti sosial, ekonomi dan
budaya masyarakat setempat. Dampak yang timbul ini sangat berpengaruh
terhadap kesejahteraan masyarakat, yang pad a hakekatnya akan bertentangan
dengan tujuan yang diharapkan dari pengembangan pariwisata.
Langkah awal dalam pengembangan pariwisata adalah melakukan
Analisis keragaan perekonomian wilayah. Dengan analisis ini akan dapat
dipahami indikator-indikator penting dalam pengembangan pariwisata, sehingga
selanjutnya akan dapat membantu dalam pemecahan masalah serta perumusan
kebijakan pembangunan daerah di kabupaten Tana Toraja di masa mendatang.
1.2

Perumusan Masalah
Pengembangan pariwisata dapat memberikan dampak sosial dan

lingkungan terhadap masyarakat sekitarnya dan wilayah Kabupaten Tana Toraja.
Dampak ekonomi berupa kesempatan kerja dan berusaha di lokasi objek wisata
diduga relatif masih rendah. Keberadaan objek wisata ini dirasakan belum
menjamin pemenuhan kebutuhan mereka.

Masyarakat lebih menyenangi

manfaat langsung dan segera. Kesempatan mereka menjadi tenaga pemandu
pariwisata, membuka warung untuk berjualan makanan atau minuman masih
sedikit dan begitu pula akses untuk memproduksi dan atau memasarkan hasil
kerajinan belum begitu intensif digalakk?n. Kondisi ini menjadikan masih
rendahnya

pendapatan

masyarakat

di

sektor

pariwisata

dibandingkan

pendapatan masyarakat non pariwisata setempat.
Pekembangan pariwisata di samping memberikan dampak positif secara
sosial dan lingkungan, juga menimbulkan dampak negati!. Dampak negatif
terhadap aspek sosial dan lingkungan walaupun relatif masih kecil, perlu
diantisipasi lebih dini agar akumulasi dampak tidak menjadi lebih besar.
Masih rendahnya kunjungan wisatawan aktual ke Kabupaten Tana Toraja
pada sisi lain berakibat pada rendahnya penerimaan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) dari komponen pajak dan atau retribusi. Dalam lingkaran hubungan sebab

4
akibat antara faktor tersebut menjadikan prasarana dan sarana yang seharusnya
dapat

ditopang

oleh

pemerintah

melalui

sistem

penganggaran

dana

pembangunan menjadi belum memadai dan merupakan kendala tersendiri
(budget constraints). Kondisi ini pad a gilirannya menjadikan kecilnya sumbangan

sektor

pariwisata

terhadap

pertumbuhan

ekonomi

daerah.

Akibatnya,

perkembangan pembangunan daerah melalui dampak pengganda (multiplier)
bergerak tidak cepat sebagaimana dikehendaki.
Pad a sisi lain, jenis wisata yang ada di Kabupaten Tana Toraja yang
berlangsung selama ini masih bersifat massal (konvensional). Belum terdapat
modifikasi jasa wisata yang mampu manarik minat wisatawan secara optimal
untuk melakukan kegiatan pariwisata. Segenap stakeholder pariwisata belum
bergerak secara sinergis apalagi untuk perkembangan pariwisata. Aksesbiliti dari
Kota Makassar ke Tana Toraja masih menjadi kendala. Perjalanan darat Kota
Makassar ke Tana Toraja memerlukan waktu 8 jam,

sedangkan jalur

penerbangan lapangan terbang Pongtiku belum secara optimal dimanfaatkan.
Jenis prasarana dan sarana lainnya untuk menopang peningkatan jumlah
kunjungan wisatawan masih dirasa kurang. Sementara itu promosi wisata belum
begitu menyentuh segmen pasar.
Mengingat
pariwisata,

maka

berbagai

dampak

diperlukan

yang

berbagai

terjadi

akibat

pengembangan

program/kegiatan

pengembangan

pariwisata. Diketahui bahwa sebagian program dan kebijakan pengemiJangan
pariwisata

cenderung

tidak

berkelanjutan.

Salah

satu

penyebab

ketidakberlanjutan ini diantaranya adalah tidak dilibatkannya masyarakat dalam
perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Dengan kata lain pendekatan yang
dilakukan bersifat top down. Pendekatan seperti ini tidak menimbulkan rasa
memiliki, tanggung jawab dan kesadc.ran dari masyarakat setempat untuk
mendukung

atau

bahkan

mengembangkan

pelaksanaan

program

pengembangan pariwisata.
Menurut Cohen dan Uphoff (1977) partisipasi dalam pembangunan di
pedesaan tidak hanya terbatas pad a pelaksanaan kegiatan fisik, namun juga
diarahkan pad a keterlibatan di dalam proses perencanaan, proses pengambilan
keputusan,

pelaksanaan

dan

evaluasi.

Dengan

demikian,

keterlibatan

masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan penting artinya dalam tingkat
partisipasi masyarakat. Oleh karena itu, pertanyaan yang penting untuk disoroti

5
di sini adalah bagaimana partisipasi masyarakat dalam setiap tahapan
pengembangan sektor pariwisata di Kabupaten Tana Toraja.
Oleh karena itu menarik untuk dilakukan studi mengenai kajian
pengembangan pariwisata dalam rangka meningkatkan keragaan perekonomian
wilayah kabupaten Tana Toraja. Beberapa hal yang perlu ditelaah lebih lanjut
adalah:
1.

Bagaimana

keragaan

perekonomian

wilayah,

serta

kontribusi

pariwisata terhadap PDRB dan PAD?
2.

Bagaimana partisipasi masyarakat terhadap pengembangan sektor
pariwisata?

3.

Bagaimana kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja
dalam

pengembangan

kebijakan

pariwisata

pengembangan

dan

pariwisata

merumuskan

serta

pengembangannya untuk peningkatan

menyusun

arahan
strategi

keragaan perekonomian

wilayah Kabupaten Tana Toraja secara berkelar:1jutan?
1.3. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
1.

Menganalisis keragaan perekonomian wilayah, serta kontribusi
pariwisata terhadap PDRB dan PAD.

2.

Menelaah partisipasi masyarakat terhadap pengembangan sektor
pariwisata.

3.

Mengevaluasi kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Tana Toraja
dalam

pengembangan

kebijakan

pariwisata

pengembangan

pariwisata

dan

merumuskan

serta

menyusun

arahan
strategi

pengembangannya untuk peningkatan keragaan perekonomian
wilayah Kabupaten Tana Toraja secara berkelanjutan.
1.3.2. Kegunaan Penelitian
1.

Memberikan

pemahaman

tentang

pentingnya

pengembangan

pariwisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas,
khususnya masyarakat yang ada dikawasan pariwisata melalui
pendekatan pertumbuhan ekonomi secara regional.

6
2.

Sebagai masukan kepada pihak yang berwenang seperti perencana
pengambil keputusan dan pelaku pembangunan lainnya, dalam
mengembangkan pariwisata.

3.

Sebagai rumusan arahan dan stategi kebijakan pengembangan
pariwisata untuk peningkatan keragaan perekonomian wilayah
Kabupaten Tana Toraja secara berkelanjutan.

1.4.

Ruang Lingkup dan Keterbatasan Studi
Studi ini dibatasi hanya pada kajian pengembangan sektor pariwisata

dalam rangka meningkatkan keragaan perekonomian wilayah yang berada di
Kabupaten Tana Toraja Propinsi Sulawesi Selatan. Analisis perekonomian
wilayah meliputi analisis Location Quotient dan analisis Shift Share. Dalam kondisi
perekonomian

yang

ingin

dikaji

adalah

pertumbuhan

ekonomi

sektoral,

menelaah

partipasi

kependudukan dan potensi keuangan daerah.
Ana/isis

deskriptif Kualitatif digunakan

untuk

masyarakat terhadap pengembangan sektor pariwisata dan menjelaskan
hubungan antara hasil wawancara ataupun hasil inventarisasi dan pengamatan
serta hubungan bentuk pertanyaan dengan jawaban informan. Dalam analisis
ini ditelaah bagaimana keikutsertaan dan keterlibatan

masyarakat pada: (1)

tahap perencanaan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap evaluasi

dan (4) tahap

pemanfaatan hasil. Selain itu akan diulas pula mengenai aspek sosial budaya
masyarakat antara lain adat istiadat, nilai, norma atau tradisi yang mempengaruhi
partisipasi masyarakat dalam pengembangan pariwisata.
Analisis finansia/ hanya dibata3i pad a pengembangan obyek wisata
Londa. Analisis ini membatasi manfaat langsung dari investasi proyek operasi
dan pemeliharaan sarana dan prasarana obyek wisata Londa. Analisis finansia/
tidak memperhitungkan bencana alam yang memungkinkan terganggunya
keberadaan sumberdaya alam dan tidak memperhitungkan adanya kerusakan
lingkungan obyek wisata Londa.
Pengembangan

pariwisata

kabupaten

Tana

Toraja

dibatasi

pad a

pertimbangan dampak ekonomi, sosial budaya dan lingkungan terhadap ekonomi
masyarakat di sekitar objek wisata dan ekonomi wilayah Kabupaten Tana Toraja.
Sedangkan yang dimaksud

dengan masyarakat pariwisata Kabupaten Tana

Toraja dalam penelitian ini adalah mereka yang menerima penghasilan dari jasa
pariwisata Kabupaten Tana Toraja.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.

Keragaan Perekonomian Wilayah Merupakan Sebagai Wujud dari
Pembangunan Ekonomi Daerah
Pada hakekatnya, pembangunan ekonomi adalah serangkaian usaha dan

kebijakan

yang

bertujuan

untuk

meningkatkan

taraf hidup

masyarakat,

memperluas lapangan kerja, meratakan pembagian pendapatan masyarakat,
meningkatkan hubungan ekonomi regional dan mengusahakan pergeseran
kegiatan

ekonomi

dari

sektor

primer

ke

sektor

sekunder

dan

tersier

(Hasan, 1999). Berdasarkan hakekat pembangunan tersebut, maka arah dari
pembangunan ekonomi adalah mengusahakan agar pendapatan

masyarakat

naik secara mantap dengan tingkat pemerataan yang sebaik mung kin.
Selanjutnya

secara

regional/claerah

Arsyad

(1999)

menjelaskan

pembangunan ekonomi daf?rah adalah suatu proses dan masyarakat mengelola
sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah
daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan
merangsang perkembangan kegiatan ekon9mi (pertumbuhan ekonomi) dalam
セ@

wilayah tersebut.

Untuk terlaksananya pembangunan ekonomi daerah tersebut harus ada
proses pembentukan institusi-institusi

baru,

pembangunan industri-industri

alternatif, perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk menghasilkan produk
dan jasa yang lebih baik, identifikasi pasar-pasar baru, alih ilmu pengetahuan
dan pengembangan-pengembangan perusahaan baru.
Selanjutnya untuk melaksanakannya terdapat berbagai permasalahan
yang

mendasar

adalah

terletak

pada

penekanan

kebijakan-kebijakan

pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah yang bersangkutan
(endogenus development) dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang

ada harus mampu menaksir potensi sumberdaya-sumberdaya yang diperlukan
untuk merancang dan membangun perekonomian daerah.
Untuk mengetahui keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu daerah,
maka pemerintah daerah yang bersangkutan terlebih dahulu harus mengetahui
keragaan perekonomian wilayahnya dan membandingkan dengan kondisi pad a
tahun-tahun sebelumnya, dalam hal ini dibutuhkan data-data dalam bentuk
angka-angka sesuai dengan indikator pembangunan ekonomi yang digunakan.

8
Keragaan perekonomian suatu wilayah dapat diketahui melalui beberapa
indikator pembangunan ekonomi, dengan syarat tersedianya statistik pendapatan
regional secara berkala. Data dari statistik tersebut nantinya akan diketahui:
(1) tingkat pertumbuhan ekonomi, yang tercermin dalam PDRB berdasarkan
harga konstan, dimana akan menunjukkan laju pertumbuhan perekonomian
suatu

daerah,

baik

secara

menyeluruh

maupun

persektor,

(2)

tingkat

kemakmuran daerah, untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu daerah perlu
dilakukan perbandingan dengan daerah lain, sedangkan untuk mengetahuinya
perkembangannya adalah melalui perkembangan pendapatan perkapita secara
berkala, (3) tingkat inflasi dan deflasi, peningkatan pendapatan yang diterima
oleh masyarakat apabila diikuti oleh laju inflasi yang tinggi mengakibatkan
kemampuan daya beli dari pendapatan yang diterima akan menu run dan
sebaliknya untuk deflasi. Dalam hal ini inflasi dan deflasi dapat diketahui
berdasarkan PDRB harga konstan dan PDRB harga berlaku, dan (4) gambaran
struktur perekonomian, yang dapat diketahui melalui sumbangan dari masingmasing sektor pembangunan terhadap PDRB.
Menurut Hasan (1999), di dalam perencanaan suatu negara atau suatu
daer.ah pada umumnya mempermasalahkan dua hal pokok yaitu : bagaimana
mengusahakan pembangunan ekonomi agar dapat meningkatkan pendapatan
masyarakat secara mantap, dan bagaimana menggunakannya agar pendapatan
yang telah diperoleh tersebut dapat dibagi atau diterima oleh masyarakat seadiladilnya.
Berdasarkan pad a kedua permasalahan tersebut, maka keragaan
perekonomian wilayah penting diketahui oleh pemerintah setempat. Di samping
itu dengan mengetahui keragaan perekonomian tersebut, akan dapat dilakukan
evaluasi terhadap kebijaksanaan pembangunan regional dan selanjutnya akan
menjadi bahan untuk pembahasan monitoring sistem.sosial yang menjadi salah
satu indikator kesejahteraan masyarakat.
2.2.

Pendapatan AsH Daerah (PAD) Sebagai Sumber Utama Penerimaan
Keuangan Daerah
Dalam melaksanakan kebijakan dan rencana pembangunan daerah

diperlukan tindakan-tindakan dari berbagai lembaga pemerintah, untuk itu
dibutuhkan sistem pemerintahan daerah yang efektif dan efisien. Sistem tersebut
diperlukan sebagai alat bantu bagi pemerintah daerah untuk melaksanakan

9
berbagai program pembangunan demi telWujudnya tujuan pembangunan di
daerah.
Tujuan pembangunan daerah di sebagian besar daerah Indonesia belum
meyakinkan untuk dapat mempercepat proses pembangunan daerah, karena
kondisi keuangan daerah kabupaten atau kotamadya yang tercermin dari :
(1) Sangat minimnya porsi pendapatan daerah yang dapat dimanfaatkan guna
kepentingan umum di daerah, (2) Sebagian besar pendapatan daerah berasal
':;Iari sumbangan atau subsidi pemerintah pusat, (3) Sumbangan pajak daerah
dan pendapatan asli daerah lainnya terhadap total penerimaan daerah yang
sangat minim, (4) Terdapatnya kontrol yang luas dari pemerintah pusat terhadap
keuangan daerah (Harun, 1999).
Selanjutnya Oevas et a/ (1987) menambahkan pada era pemerintahan
orde baru walaupun telah ditetapkan tujuan pembangunan daerah dalam GarisGaris Besar Haluan Negara (GBHN) yang diungkapkan dalam bahasa yang
sangat umum dan tidak akan banyak orang yang tidak setuju. Namun demikian
ada beberapa masalah yang ditimbulkannya, yaitu (1) Menimbulkan masalah
bagaimana menciptakan koordinasi antara program daerah dan program sektor,
kalau sumber dana dan garis wewenangnya berbeda, (2) Menimbulkan
pertanyaan megenai apa sesungguhnya yang dimaksud dengan pembangunan
yang merata antar daerah, dan bagaimana mewujudkannya, dan (3) Melahirkan
soal

mengenai

sejauhmana

sebenarnya

kemungkinan

untuk

meni1ikan

pendapatan daerah, baik melalui tata usaha yang lebih baik maupun melalui
usaha-usaha menciptakan sumber-sumber pendapatan baru.
Pemerintah daerah untuk dapat menjalankan fungsinya secara efektif dan
efisien, baik sebagai penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan masyarakat
maupun sebagai penyelenggarean pembangunan membutuhkan sejumlah dana.
Oalam hal ini pemerintah harus memiliki kewenangan untuk menggali berbagai
potensi sumber keuangan daerah.
Pad a umumnya

penerimaan

pemerintah

dapat dibedakan

antara

penerimaan pajak dan penerimaan bukan pajak. Penerimaan bukan pajak
misalnya, penerimaan pemerintah yang berasal dari pinjaman (dalam negeri
maupun luar negeri), penerimaan daerah dari Badan Usaha Milik Oaerah,
(BUMO) dan sebagainya.
Berdasarkan

Undang-Undang

nomor

25

Tahun

1999,

tentang

perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah, sumber-sumber

10
penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi adalah : (1) Pendapatan
Asli Daerah (PAD), (2) Dana Perimbangan, (3) Pinjaman Daerah, (4) Lain-lain
penerimaan yang syah.
Untuk meningkatkan penerimaan keuangan daerah yang bersumber dari
PAD, daerah mempunyai peluang yang sangat terbatas. Dalam hal ini
pemerintah daerah harus melakukan pembenahan struktural, antara lain meliputi
(1) Identifikasi potensi PAD, (2) Sistem dan mekanisme pungutan, (3)
Peningkatan kapasitas aparat dan kapabilitas aparat, dan (4) Infra struktur
hukum.
Selanjutnya langkah nyata yang harus dilakukan pemerintah daerah,
untuk meningkatkan penerimaan PAD adalah: (1) Mengenali dengan baik potensi
daerah,

serta

mampu

mengembangkan

potensi-potensi

tersebut

secara

produktif, (2) Menitikberatkan pembangunan pada beberapa sektor yang
memberikan kontribusi yang relatif besar terhadap penerimaan keuangan
daerah, (3) Setiap kebijakan yang dibuat dalam rangka peningkatan penerimaan
keuangan daerah harus diperhitungkan secara makro agar tidak berdampak
negatif terhadap pos penerimaan lainnya, (4) Me;)ingkatkan pengembangan
usaha-usaha daerah serta mampu memahami prinsip-prinsip ekonomi, dan (5)
Peningkatan kemampuan aparatur Dinas Pendapatan Daerah.
Langkah-Iangkah di atas harus dilaksanakan mengingat selama ini secara
nasional kontribusi PAD terhadap keuangan daerah sangat terbatas, secara
nasional hanya sekitar 5 %. Rendahnya penerimaan PAD ini antara lain
disebabkan: (1) Lemahnya kegiatan ekonomi daerah, (2) Kegiatan pembangunan
tersentral di kota-kota besar, (3) Pajak-pajak yang menjadi porsi daerah adalah

minor taxes, (4) Rendahnya tingkat kepatuhan wajib pajak, (5) Rendahnya
kualitas SDM yang mengelola PAD, dan (6) Belum berjalannya hukum sesuai
dengan peraturan dan perundangan yang berlaku.
Pada era otonomi daerah, PAD akan menjadi sumber utama keuangan
daerah dan harus mampu membiayai pengeluaran daerah, baik pengeluaran
rutin maupun pengeluaran pembangunan. Melihat begitu esensialnya PAD
terhadap penerimaan keuangan daerah, maka pada era otonomi daerah harus
juga disertai dengan otonomi keuangan, baik dalam pengumpulan maupun
dalam pengeluaran sehingga pembangunan yang dilaksanakan dapat berjalan
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.

11
2.3.

Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Sektor Pariwisata
Davis (1972) da/am Tonny (1988) mengemukan bahwa partisipasi adalah

keterlibatan emosi dan mental seseorang dalam situasi kelompok yaitu adanya
kesediaan untuk mengambil bagian dalam menetapkan tujuan bersama, serta
kesediaan memikul tanggung jawab bagi pencapaian tujuan bersama. Soekanto
(1983) da/am Abdussamad (1991) partisipasi adalah kegiatan secara· nyata

masyarakat secara aktif yang dilandasi oleh sikap, kehendak, dan kesadaran
,

untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Sejalan dengan itu Mardikanto
(1987)

mengartikan

partisipasi

sebagai

keikutsertaan

seseorang

atau

seke