D. Data dan Sumber Data
Data yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif tentang kepemimpinan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka. Data kepemimpinan tersebut dibatasi kepada
data tentang gaya kepemimpinan, fungsi kepemimpinan, dan pengambilan keputusan.Informan penelitian terdiri atas beberapa unsur pimpinan yang menguasai dan terlibat langsung dalam
pelaksanaan kepemimpinan di Pesantren Santi Asromo . Selain itu untuk melengkapi data yang diperoleh dari unsur pimpinan digunakan pula informan dari karyawan yang telah lama bekerja
di Pesantren Santi Asromo Majalengka. Jumlah informan disesuaikan dengan kebutuhan sampai diperoleh data yang lengkap dan komprehensif. Dan melakukan analisis swot.
E. Prosedur Pengumpulan dan Perekaman Data
Setelah peneliti mempunyai surat ijin penelitian, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penelitian lapangan. Pada awalnya peneliti melakukan orientasi lapangan. Orientasi
lapangan dimaksudkan untuk pengenalan a wall tentang situasi dan kodisi lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka melalui orang yang bermukim di daerah tersebut. Dengan demikian
peneliti akan mempunyai gambaran umum tentang kondisi Pesantren Santi Asromo Majalengka. Selama melakukan penelitian lapangan, secara teknis peneliti melakukan langkah-
langkah penelitian sebagai berikut: 1 Menetapkan informan;
2 Melakukan wawancara terhadap informan; 3 Membuat catatan etnografi;
4 Mengajukan pertanyaan deskriptif; 5 Melakukan analisis wawancara;
6 Membuat analisis temaisi;
7 Membuat analisis swot; 8 Menulis laporan etnografi.
Secara operasional ketujuh langkah tersebut masing-masing dapat diuraikan sebagi berikut:
Pertama, menetapkan informan. Dengan membawa surat izin penelitian tersebut kemudian
peneliti menghubungi dan mengadakan pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat untuk mencari informan kunci yaitu memilih informan yang sudah mengenal lingkungan Pesantren
Santi Asromo Majalengka. Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, selanjutnya peneliti memilih seorang informan yang dapat memberikan informasi kepada peneliti. Informan dalam penelitian
ini adalah orang yang dianggap mempunyai kapabilitas atau kemampuan dalam mendeskripsikan informasi yang terkait dengan kepemimpinan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka
Pada Era Perubahan ini. Teknik yang digunakan untuk menetukan jumlah informan dengan teknik Snowball sampling.
Artinya penentuan informan selanjutnya ditentukan berdasarkan pada informasi dari informan awal. Proses ini beriangsung secara terus-menerus sehingga semakin lama semakin banyak
jumlah informan yang dapat diperofeh oleh peneliti.
Jumlah informan yang diminta untuk membenkan informasi pada penelitian ini sebanyak 6 orang. Jumlah tersebut dipilih secara purposive dan jumlah informan sudah dianggap cukup oleh
peneliti karena informasi yang diperoleh sudah cukup dapat memberikan penjelasan mengenai kepemimpinan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka. Dalam studi penelitian
kualitatif dijelaskan bahwa suatu penentuan informan akan dianggap cukup apabila data yang dikumpulkan telah menunjukkkan kejenuhan informasi yang diperoleh oleh peneliti.
Tahap kedua, melakukan wawancara dengan informan. Setelah dipilih seorang informan,
kemudian dilakukan wawancara dengan informan tersebut untuk menggali informasi mengenai fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian. Wawancara dilanjutkan dengan informan
Eainnya sampai dengan enam informan agar diperoleh data secara lengkap.
Tahap ketiga, membuat catatan. Selama melakukan wawancara peneliti membuat catatan dan
melakukan perekaman dengan tape recorder. Untuk mendukung informasi yang lebih lengkap peneliti juga melakukan observasi lapangan, memotret lokasi, kegiatan, tempat, dan orang-orang
yang terlibat. Selama melakukan pengumpulan data lapangan, peneliti juga melakukan konsultasi dengan promoter untuk mendapatkan masukan-masukan dan arahan.
Tahap keempat, mengajukan pertanyaan deskriptif. Pada tahap ini peneliti mengajuklan
pertanyaan deskriptif yang intinya dimaksudkan untuk menggali informasi yang sebanyak- banyaknya tentang kepemimpinan di lingkungan Pesantren Santi Asromo Majalengka.
Tahap kelima, melakukan analisis wawancara. Setelah peneliti, melakukan wawancara dengan
informan, maka hasil dari rekaman itu didengarkan lagi dan ditranskripsikan secara tertulis. Hasil transkripst ini kemudian dianalisis untuk memperoleh makna yang terkandung di dalamnya.
Catatan observasi lapangan setelah sampai dirumah juga akan dibaca kembali dan dikembangkan informastnya berdasarkan pada fakta yang telah diamati oleh peneliti.
Tahap keenam, analisis temaisi. Pada tahap ini peneliti memilih hasil wawancara informan
terpilih yang mempunyai informasi lebih lengkap. Dengan didukung informasi data hasil observasi lapangan selanjutnya dilakukan analisis temaisi. Analisis isi dimaksudkan untuk
menjelaskan tentang pengertian atau makna konseptual berkaitan dengan temafokus penelitian ini.
Tahap ketujuh,analisis swot.
Tahap ini peneliti menganalisis hasi observasi dan wawancara tentang kepemimpinan, fungsi dan proses pengambilan keputusan serta perubahan.
Tahap kedelapan, membuat laporan penelitian. Data penelitian diolah sedemikian rupa
sehingga dengan didukung teori yang relevan kemudian peneliti menyusun laporan. Untuk mewujudkan laporan yang baik, peneliti secara intensif melakukan konsultasi dengan promotor
untuk mendapatkan arahan dan bimbingan sehingga hasil laporan mempunyai isi yang sesuai dengan fokus penelitian.
F. Analisis Data