Analisis nilai tukar petani Indonesia
ANALISIS NlLAl TUKAR PETANI INDONESIA
Oleh
MUCHJlDlN RACHMAT
4
I
PROGRAM PASCA SARJANA
lNSTlTUT PERTANIAN BOGdR
2000
r
1
m
'*.
Abstra k
MUCHJlDlN RACHMAT, 2000. Analisis Nilai Tukar Petani Indonesia (BUNGARAN SARAGlH
sebagd Keha, BUNASOR SANIM, W A R M.SINAGA KUNTJORO dan PANTJAR
SIMATUPANG sebagai Anggota Kornisi Pembirnbing).
Penelifian bwtujuan untuk mengetahui periiaku Mai Tukar Petani (NTP) di Indonesia
dan mengevduasi konsep NTP sebagai dlat ukurlindikabr tingkat k~ahteraanpetani. Data
yang dgundran addah data sekunder ru@n waMu butanan dai tahun 1987 m
a
i 1998 di 14
propinsi di Indonesia. Analisa dil&ukan dengan mnggunakan tafiun dasar 1987=100. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) dibandingkan kondisi pada tahun dasar, secara kumulatif
ddam tahun 1987-1998wadi peningkatan NTP di 8 propinsi yaitu di pmpinsi Bali, Sumbar, NTB,
Sulsel, Kalsel, Sulut dan Dl Yogya; dm penwonan di propinsi Lampung, Sumut, Jdm, Jateng
dan J a b . Pada m a krisis telah tqadi perbaikan NTP di Katsel, Sumsel, Sulsel, Bati dan MB;
dan penurunan NTP di Sumbar, Sulut, Aceh, Sumut, Lampung, Jabar, Jateng dan Jatim; (2)
ddam tahun 1987-1992, NTP Padi di luar Jawa meningkat dan seklahnya cenderung
menurun, sedangkan NTP Padi di Jawa cenderung konstan. Dibandingkan dengan kondisi tahun
dasar, secara umum KTP Palawija, NTP Sayuran dan NTP Buah meningkat sedangkan f4TP
Tanaman Pekebunan menurun. Pada masa laisis wadi penurunan NTP Padi dan NTP
Sayuran; dan peningkatan NTP Palawija dan NTP Tanaman Pekebunan; (3) adanya
keragaman dari peran setiap k o m o d i yang dihaslkan petani dan produk yang dibeli petani
antar wilayah menyebabkan hubungan antara NTP dengan komponen penyusunnya tidak unik.
Narnun demikian sec umum dapd dikemukakan bahwa daerah &ngan pangsa komoditas
padi tinggi menghsilk NTP reladf konstan, daerah dengan pangsa perkebunan dominan NTP
cenderung menorun d d w a h dengan pangsa konsumsi makanan b;nggi menghasilkan NTP
yang cenderung lebih rendah; (4) Harga D w Gabah (HDG) Mah menjadi acuan dalam
pembentukan harga gabah petani, sehingga betperan besar dalam kestabilan harga dan NTP
Padi. Namun kebijakan harga gabah dinilai belum sepenuhnya berpihak kepada petani, dan telah
berperan dalan penwunan keunggulan usahatani padi dan kernerosotan NTP Padi; dan (5)
dengan memperluas cakupan usahatmi dan penyempurnaan Mnis penyajian, konsep NTP
dapat digunakan sebagai indikatw kesqakaan petani. Dengan unit analisa region4 konsep
NTP rnemiliki keunggulan sebagai salah satu paratmkr makro pembangunan pertanian.
lmplikasi dai hasil penelitian addah: (1) peningkatan NTP W t b n dengan peningkatan
posisi War petani. Unhk itu diperlukan dukungan banyak fditor, yaitu: pengembangan
komodits pertanian didasarkan kepada keonggulan komparatif wilayah dan pas, peringkatan
p d u k t i u i k dan efisiensi usahatani, d i i f i k a s i dan peningkatan muhr hasil pertaruan (agro
industri) dan pengembangan sarrcna dan pmaana; (2) d d m jangka pendek kebijakao HDG dan
BULOG masih diperlukan dalam mqmbaiki kineja usahatani padi. Sejalan dengan itu (arah
jangka menengah dan jangka panjang) perlu dikembangkan Lembaga Ketahanan Pangan
Perdesaan dan Lembaga Permodalan Perdesaan. Langkah ib dapat dilakukan mlalui
rewisasi kelembagaan ekonomi pedesaan sepefl~Lembaga Lumbung Oesa dan Koperasi
Perdesaan; dan (3) dengan kelebihannya dan dengan beberapa penyempurnaan, konsep NTP
dapat digunakan sebagai indikator makro tingkat kesejahteraan petani,
3
ABSTRACT
MUCHJlDlN RACHMAT. 2000, Indonesian F a r m ' Term of Trade Analysis (BUNGARAN
SARAGIH as chairman, BUNASOR SANIM, BONAR M. SINAGA, KUNTJORO and PANTJAR
SIMATUPANG 8 members of advisory commitlee).
The research is aimed b study Farmers' Term of Trade (FIT)behavior in Indonesia and to
evaluate FIT concept as an indicates of the level of f m l welfare. Data used is monthly
secondary data from 1987 to 1998 in 14 provinces in Indonesia. The analysis is implernenfed by
using the based yea 1987 (1987=1OO).Research results show that (1) in comparison to the based
year, during the 1987-1998 period, F l l in 8 provinces, .i.e., Bali, West Sumatra, West Nusa
Tenggara (NTB), South Sulawesj, Souh Kalimantan, North Sulawesi and Dl Yogyakarta
cumulatively have been increasing, while in Lampung, North Sumatra, East Java, Central Java,
and West Java provinces have been declining. During crisis, there has k e n FIT improvement in
South Kalimantan, South Sumatra, South Sulawesi, Bdi and M B and has been declining in West
Sumaba Norh Sulawesi, h h , North Sumatra, Lampung, West Java, Cenlrd Java and East
Java; (2) in the 1987-1992 period, Paddy FTT in outside Java has been inmasing and afterward
tends to decrease while in Java it has been constant In comparison to the based year, in general,
Palawija FIT, Vegetable FIT, and Fruit Fll have been increasing while Estate Crops F l l has
been declining. During crisis, Paddy FlT and Vegetable F l l have been declining while Palawija
F l l and Estate Crops F l l have k e n increasing; (3) variation of the role of every commodity
produced and products bought by farmers' a m g region cause the relationship between FIT and
its shaper to be not unique. However, in general, it can be said that the region with high share of
paddy commodity has relaljvely constant Fll; the region with dominant share of estate crops has
F l l tends to decrease; and the region with high share of focd consumption has FlT which tends
b t~ lower; (4) Unhusked Rice Floor Price has to be a reference in formulating farmers' unhusked
rice price, in such a way it plays an important role in price stabilization and Paddy FIT. However,
unhuskd rice price pdicy is evaluated not fully in favoring farmers and has contributed in declining
paddy farming compeljtiveness and declining Paddy FIT; and (5) by enlarging farming coverage
and improving presentation technique,
concept could be used as an indicator of farmers'
Ware. By regional analysis unit, I T concept is considerably ktter as one of macro parameter
of agriculture development Policy implication of the study is: (1) the increasing IW is related with
famets bagaining power. Effort to this direction needs many fxtors, i.e.: developing agriculture
commodity based on regional comparative advantage and market (2) increasing farming
produchty and efficiency, diversifying and improving agriculture product quality, and infmtucture
development; in the shoa term, unhusked rice floor price and BULOG are still needed to improve
paddy farming performance. In line with this (medium and long-term direction), Rural Fmd
Security Institution and Rural Capital Institution should be devdoped. This could be implemented
through revitdization and establishment of Village Storage (Lumbung Desa) Institution and Rural
Cooperative; and (3) with its shngth and with some improvement, F l l concept could be used as
a macro in&&
of the kvel of farmers' webe.
SUUAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang krjudul:
ANALISIS NlLA1 TUKAR PETANI INDONESIA
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pemah
dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunkan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogo r d e s e mber 2000
MUCHJIDINRACHMAT
Nrp : 95509 / EPN
Oleh
MUCHJlDlN RACHMAT
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANJAN BOGOR
2000
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Disertasi
: Analisis Nilai Tukar Petani Indonesia
Nama Mahasiswa
: Muchjidin Rachmat
Nomor Pokok
: 95509
Program Studi
:
llmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
~rol/Dr./kuntioro
Fggota
Prof. Clr. Ir. Bunasor Sanim, MSc
Anggota
Dr.Ir. Bonar M. Sinaaa , MA
Anggota
Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
llmu Ekonomi Pertanian
Dr. Ir. Bonar M. Sinaqa , MA
Tanggal lulus : 20 Mei 2000
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 17 September 1958 di Cirebon , Jawa
Barat, sebagai putra ketiga dari setelas putera-puteri keluarga bapak Kamali
(alm) dan Ibu Mutmainah.
Pada tahun 1968, penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN Ciawj,
Palimanan, Cirebon. Pada tahun 1972 menamatkan pendidikan menengah di
SMPN Palimanan, Cirebon dan tahun 1975 di SMAN Palimanan Cirebn.
Melalui program perintis yang rnembebaskan ujian saringan, pada tahun 1976
penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di jurusan Agronomi,
Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian Bogor. Pendidikan sarjana di Institut
Pertanian Bogor diselesaikan pada tahun 1980. Pada tahun 1982 sampaj
tahun 1985 penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan magister sains
di Program Pas-
Sarjana lnstitut Pertanian Bogor dengan program studi
ekonomi pertanian. Atas biaya sendiri dalam tahun 1995 penulis menempuh
program doktor di Program Pasca Sarjana lnstitut Pertanian Bogor dengan
program studi ekonomi pertanian.
Sejak lulus sebagai sarjana di lnstitut
Pertanian Bogor dalam tahun 1980, penulis bekerja di Pusat Penelitian Agro
Ekonomi yang kemudian berganti nama menjadi Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian, Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian.
Penutis menikah dengan Mimin Raminah tahun 1981 dan dikaruniai
tiga orang putera dan seorang puteri, yaitu Mugi Rihardi, Mia Rahrnawati
Novitasari, Mufti Rahmadi dan Mima Ramdzani Adha.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
rahmat dan karunia yang telah
dilimpahkan, sehingga disertasi ini dapat
penulis selesaikan.
Dengan latar belakang sebagai anak petani dengan lingkungan kerabat
juga petani keci, telah memberikan ide bagi penulis untuk mengetahui secara
mendalam permasalahan tingkat
menyajikan hasil penelitian
kesejahteraan petani.
Disertasi ini
berkaitan dengan nilai tukar petani sebagai
indikator tingkat kesejahteraan petani.
Sebagai negara agraris, dengan sendirinya lapangan pekerjaan
sebagai petani digeluti oleh sebagaian besar penduduk Indonesia. Petani
telah berjasa besar bagi pembangunan nasional dan kemajuan negara akan
sangat ditentukan oleh eksistensi petani. Oleh karena itu
peningkatan
kesejahteraan petani haruslah mendapatkan perhatian pemerintah. Sifat
rnenerima dari petani menyebabkan sudah selayaknya pihak yang
berkepentingan harus terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan petani
tersebut. Eksistensi pertanian dan petani rnendatang berada dalarn ujian besar
berkaitan dengan semakin derasnya arus globalisasi dan keterbukaan pasar.
Ketidak mampuan dalam mengantisipasi dan menyiapkan kehandalan petani
dalam menghadapi era tersebut akan berdampak kepada eksistensi pertanian,
petani dan status sebagai negara agraris.
Disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik dengan bantuan, arafian
dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan pertama penulis
mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang mendalam kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, sebagai pakar yang terus selalu
memperjuangkan nasib petani dan tenrtama selaku ketua komisi pernbimbing
yang telah membimbing penulis menyelesaikan disertasi ini. Terima kasih
pula disampaikan kepada Dr. Ir. Pantjar Simatupang selaku anggota komisi
pembimbing yang
pada setiap kesempatan telah banyak memberikan
arahan teoritis dan kritik yang sangat kontruktif bagi penyernpurnaan disertasi
ini. Kepada bapak Prof. Bunasor Sanim, Prof. Dr. Kuntjoro dan Dr. Ir. Bonar
M. Sinaga yang juga sebagai komjsi pembimbing, penulis mengucapkan
terima kasih atas arahan dan koreksi konstruMif atas materi disertasi, serta
dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian disertasi dan
penyelesaian studi di lnstitut Pertanian Bogor.
Selanjutnya penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebsar
besamya kepada:
1.
Kepala Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian, yang telah
memberikan
ijin kepada penulis
kesernpatan
melakukan studi
program doktor atas biaya sendiri.
2.
Kepala Pusat Penelitian Sosial Ekonorni Pertanian, atas ijin dan atas
pengertiannya 'memberikan kelonggaran waktu bagi penulis dalam
tugas kedinasan pada saat penulis berstatus sebagai mahaslswa.
Terima kasih juga disampaikan aias dorongan materiil dan moril yang
terus menenrs.
3.
ReMor lnstitut Peftanian Bogor dan Direktur Program Pasca Sarjana
lnstitut Pertanian Bogor
beserta staf yang teiah
memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mernperdalam ilmu pengetahuan di
Program Pascasajana lnstitut Pertanian Bogor.
4.
Kepada
Badan Pusat Statistik temtama bagian statistik harga
produsen dan harga konsumen yang telah membantu penulis dalam
penyediaan data bagi keperluan penelitian.
5.
Kepada adikku Hadi Mulyono dan anakku Mugi Rihardi yang banyak
membantu menyiapkan hasil-hasil analisa dan pembuatan grafik-
grafik.
6.
Kepada teman teman S3 angkatan tahun 1995 yang telah dengan
kompak saling memberikan dorongan semangat untuk sama sama
dapat menyelesaikan studi tepat waktu.
7.
Secara khusus penulis persembahkan karya disertasi ini kepada
orang tua penulis bapak Kamali (alm) yang selalu berpesan kepada
penulis untuk setiap ada kesempatan dapat
mencapai pendidikan
setinggi tingginya. Karena dengan pendidikan dan ilmu memungkinkan
dapat mengangkat harkat keluarga dan kerabat. Persembahan juga
disampaikan kepada
ibunda
Mutmainah yang selalu memberikan
dorongan untuk terns maju pantang patah semangat.
Ungkapan terima kasih dan kasih sayang yang mendalam tentunya
penulis khususkan kepada istri tercinta Mimin Raminah, yang telah dengan
pmuh p e m a n ,
pengohanan, ketabahan dan selalu memotivasi,
menyemangati dan mendoakan keberhasilan penulis. Ungkapan yang sama
juga disampaikan kepada putera puteri kami Mugi, Mia, Mufti, dan Mina
dengan pengoibanan menyemangati dan mendoakan keberhasilan dengan
segera pendidikan ayatmya. Mudah mudahan dengan selesainya studi ayah,
tersedia arkup waktu bagi kalian, sehingga tidak lagi setiap hari setiap
dinrmah hanya melihat ayah di meja belajar dan di depan komputer.
Mirnya penulis -rap
agar pikiran- pikiran yang tertuang dalam
disertasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pernerintah, khususnya
bagi yang terlibat dalam peningkatan kesejahteraan petani. Penulis sadar
bahwa diseftasi ini masih jauh dari sempurna.
Bogof, Desember 2000
Penulis,
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
...........................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................
I.
I1.
Ill.
PENDAHULUAN
........................... .
.................................
1.i.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................
.....................................................
.................................................
xi
mi
1
7
5
9
4
Kontribusi Penelitian .................................................... 10
5
Ketehatasan Penelitian ..............................................
TINJAUANPUSTAKA
?I
..................................................13
2.1.
Konsep Nilai Tukar Pertanian .........................................
2.2.
Pembentukan Nilai Tukar Petani ..................................... 17
2.3.
Studi Tentang Nilai Tukar Pertanian di Indonesia ...............
24
2.4.
Karakteristik Nilai Tukar Pertanian dan Nilai Tukar Petani ......
27
2.5.
Kebijaksanaan Pembangunan dan Nilai Tukar Pertanian ....
32
2.6. Oampak Krisis Tethadap Nilai Tukar Petani ....................
36
KERANGKA PEMlKlRAN ...................................................
39
3.1.
13
Konsepsi Nilai Tukar Petani Sebagai lndikator
Kesejahteraan Petani ...............................................
39
3.2.
Dekomposisi Nilai Tukar Petani ..................................
47
3.3.
Pehembangan Nilai Tukar Petani dan ~ a r nk~Krisis
a
......
50
3.4.
Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Nilai Tukar Petani......
52
Halaman
3.5.
Pengaruh Perubahan Harga Terhadap NBai Tukar Petani Padi.. 60
3.6. Pembentukan Harga .......................................................64
IV.
V.
METODOLOGl PENELlTlAN ...................................................70
4.1.
Ruang Lingkup ..............................................................70
4.2.
Jenis dan Sumber Data ....................................................
70
4.3.
. . . . . . . . . . . . . . . 71
Metoda Analisa ...................................
.
4.4.
Prosedur Analisa dan Penyusunan lndeks ........................ 82
PERllAKU NIL44 TUKAR PETANf .............................................. 83
5.1.
Perkembangan Nilai Tukar Petani ......................................83
5.2.
Pengaruh KFisis Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Petani ............ 89
5.3. Unsur Unsur Pembentuk Nilai Tukar Petani ...........................92
5.4.
Dekomposisi Nilai Tukar Petani ..........................................99
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 121
5.5. Rangkuman ..............................
.
Vl .
VII .
PERllAKU NllAl TUKAR PETANl PAD1 ..................................... 126
6.1
Perkembangan Nilai Tukar Petani Padi ............................... 126
6.2
Peran NTP-PAD1dalam Pembentukan Nilai Tukar Pehni ...... 131
6.3
Dekomposisi Nilai Tukar Petani Padi
6.4
Ringkasan .................................................................149
............................... 133
PERIlAKUNltAlTUKARKELOMPOKKOMODlTASNONPADl ..... 154
7.1
Nilai Tukar Petani Palawija ............................................. 154
7.2
Nilai Tukar Petani Sayuran ..............:. .............. .
.
......... 159
7.3
Nilai Tukar Petani Buah-Buahan .....................................163
Halaman
9.8.
Upah Tenaga Kej a ..................................................... 220
9.9.
Harga Input Modal ........................................................ 222
9.10. Dampak Simultan Perubahan Harga-Harga ......................
223
9.11. Rangkuman ............................................................... 226
10.1. Harga Padi ................................................................ 231
10.2.
Harga Produk Konsumsi ................................................ 223
10.3. Harga Pupuk ...............................................................
235
10.4. Upah Tenaga Kerja .......................................................237
10.5. HargaModal ................................................................
238
10.6. Dampak Simultan Perubahan Harga-Harga .....................
10.7. Rangkuman ....................................
XI .
.
.
.................
240
241
PEMBAHASAN .................................................................. 245
11.1. Perilaku Nilai Tukar Petani
...........................................
11.2. Pengamh Krisis Tehadap Nilai Tukar Pebni ..................
245
260
11.3. Relevansi Nilai Tukar Petani Sebagai Indikator
Kesejahteraan Petani .............................................
XI1.
265
KESIMPULAN DAN lMPLlKASl KEBIJAKSANAAN ..................... 272
12.1. Kesimpulan
.....................................
......................... 272
12.2. lmplikasi kebijaksanaan dan Saran ................................ 275
12.3. Saran Penelitian Lanjutan ........................................... 276
DAFTAR PUSTAKA .............................................................281
LAMPIRAN .................................................................... 287
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
Teks
Peranan Pertanian Dalarn Pernbangunan Nasbnal clan
Penduduk Miskin Tahun 1980,1990,1998danl998........ . . . .....
2. Studi Tentang Nilai Tukar Pertanian di Indonesia...... ...... ... ...
3.
Perkembangan Nilai Tukar Petani di 14 Propinsi di
Indonesia Tahun 1987-1998 (Th 1987 = 100).
. .. . .. ... . .. .. . .. . .. .
4.
Nilai Dugaan Regressi dan Dampak Krisis Ekonomi
Terhadap NTP di 14 Propinsi tahun 1995-1998
(Thl987=100) . .. .. . . . . .. . . .. .. . .. . . .. . .. . .. .. . ... . .. .. . ..... . . .. . .. .. . . ..
5.
Selisih Nilai Aktual dan Proyeksi NTP di 14 Propinsi,
bulan Agustus 1997 sampai Desember 1998... . .. ... ... . .. ...
6. Perkembangan
Peran Komoditas yang
Diproduksi I
Dijual Petani DaIam Pembbotan Nilai Tukar Petani... ... ... ... ...
7.
Perkembangan
Peran Pmduk yang Dibeli Petani
Dalam Pembobotan Nilai Tukar Petani .. . .. . . .. .. .... . .. ... .....
8. Analisa Regressi lndeks Harga Yang Diterima Petani di
14 Propinsi di Indonesia Tahun 1987-1998..... . ...... ... . .. . .. .
9. Analisa Regressi indeks Harga ,Yang Dibayar Petani di 14
Propinsi di lndonesia Tahun 1987-1998 . .. . .. . .. ... . .. .. . . .. . .. ..
10. Rataan Selisih NTP - KON Terhadap Tahun Dasar di 14
Propinsi Tahun 1987-1998 (Th 1987=100) ..... . .. ... . .. ... . ........
1 1. Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Ekonomi
Terhadap NTP-KON di 14 Propinsi ... ............ ......... ... ...
12. Rataan Selisih Antara NTP-MAK terhadap tahun Dasar di 14
Propinsi Tahun 1987-1998 (Th 1987=100)...... .. . . .. .. ... . ..... ....
13. Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Ekonomi,
Terhadap NTP-MAK di 14 Propinsi... .. . . .. . .. . .. .. . .. .............
-
14. Rataan Selisih Antara NTP NMAK Terhadap Tahun Dasar
di 14 Propinsi Tahun j987-1998(Th1987=100) ..........
15. Nilai Dugaan dan Dampak Krisis Ekonomi Tehadap
NTP-NMAK di 14 Propinsi...... .. . .. ... .
. ... .. . . .. ... . ... ... ......
Halaman
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak W i i s Ekonomi
Terhadap NTP-BIP di 14 Propinsi.......................................
114
Rataan Selisih Antara NTP-PUK Terhadap Tahun Dasar di
14 Propinsi Tahun 1987-1998 (Th 1987=100) ........................
116
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Kriss Ekonomi
Tehadap NTP-P UK di 14 Propinsi.......................................
117
Rataan Selisih NTP- UPAH Thdp NTP di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 (Th 1987=100) ..................................
119
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Ekonomi
Terhadap NTP-UPAH di 14 Propinsi.................................
120
Rataan Selisih NTP-Modal Thd NTP di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 (Th 1987=100).......................................
121
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Terhadap NTPDAL di 14 Propinsi .........................................................
122
Rangkuman
Arah
Dari
Perkembangan Tingkat
Kesejahteraan Petani Tahun 1987-1998, Yang Diukur Dari
Kurnulatip Selisih Antara NTPt Thd NTP 1987=100 ..............
Rangkuman
Pemn
Komponen NTP Tehadap NTP,
Yang Diukur Dari Kumulatip Selisih Antara Komponen NTP
Terhadap NTP.. .............................................................
Rangkuman Arah Dampak Krisis Terhadap NTP Dan
Komponen Penyusun NTP...............................................
Perkembangan Nilai Tukar Petani Padi di 14 Propinsi di
Indonesia Tahun 1987-1998 (Th 987=100).........................
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Terhadap NTPPAD1 .............................................................................
Rataan Selisih NTP-PAD1 Thdp NTP di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 (Th 1987=100) ......................................
Perkembangan
Nilai Tukar Petani Padi
Terhadap
Produk Konsumsi (NTPADI-KON) Tahun 1987 - 1998
(Th 1987=100)...............................................................
Hataman
60. Rataan Bulanan Selisih Harga Gabah Petani dengan
Harga
Dasar
Gabah
di 14 Propinsi Tahun
1987-1998 (%) .............................................................
61. Nilai
Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Terhadap
Harga Palawija
Di Tingkat Petani di 14 Propinsi
.
.........
......................
Tahun 1987-1998 ......................
62. Faktor Yang Mempenganrhi Harga Palawija Petani.................
63. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis
Tehadap
Harga Sayuran Di Tingkat Petani
di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 ..........................................................
64. Faktor yang Mempengaruhi Harga Sayuran Petani................
65. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Terhadap
Harga Buah
Di Tingkat Petani
di 14
Propinsi
Tahun 1987-1998 ...................................:......................
66. Faktor yang Mempengaruhi Harga Buah Petani ...................
67. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Terhadap
Harga
Tanaman
Perkebunan
di 14
Propinsi
Tahun 1987-1998 ..........................................................
68. Faktor
yang
Mempengaruhi
Harga Tanaman
Kebun
Petani..................
.....................................................
69. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis
Terhadap
Harga Produk Konsumsi makanan di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 ............................................................
70. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Wisis Terhadap
Harga Produk
Non
Makanan
did4
Propinsi
Tahun 1987-1998 ..........................................................
71. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis
Terhadap
Harga Pupuk
di Petani
di 14
Propinsi Tahun
1987-1998 ...................................................................
72. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Terhadap Upah
Tenaga kerja di 14 Propinsi Tahun 1987-1998...................
73. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis
Terhadap
Harga Modal
Propinsi
di 14
di Tingkat Petani
Tahun 1987-1998 .......................................................
1.. ..
185
Halaman
28. Rataan Selisih NTP .PAMWIJA Terhadap NTP .............
29. Rataan Selish NTPSAYURAN Terhadap NTP.....................
30. Rataan Selisih NTP-BUAH Terhadap NTP........................
31.
Rataan Selisih NTP-KEBUN Tehadap NTP........................
Rataan Tahunan Selisih Antara Harga Gabah Petani Dengan
Harga Dasar Gabah (RplKg).............................................
Rataan Bulanan Selisih Antara Harga Gabah Petani Dengan
Harga Dasar Gabah (RplKg)............................................
Pengaruh Perubahan Harga Padi Terhadap Nilai Tukar
Petani..........................................................................
Dampak Penrbahan Harga Palawija Thd Nilai Tukar Petani ..
Dampak Perubahan Harga Sayuran Thd Nilai Tukar Petani
Dampak Pewbahan Harga Buah Thd Nilai Tukar Petani ..
Dampak Perubahan Harga Tanaman Kebun Terhadap Nilai
Tukar Petani ...............................................................
Pengaruh Perubahan Harga Pupuk Terhadap N.Tukar Petani
Pengaruh Perubahan Upah Terhadap Nilai Tukar Petani ....
Penganrh Penrbahan Harga Modal Terhadap N Tukar Petani
Penganrh Perubahan Harga Padi Tehadap NTP-PADI ......
Pengaruh Penrbahan Harga Pupuk Terhadap NTP-PAD1 ....
Pengaruh Perubahan Upah Terhadap NTP-PAD1 ..............
Pengaruh Perubahan Harga Mcdal Terhadap NTP-PAD1 ....
Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Indonesia. Jawa
dan Luar Jawa Ta hun 1987-1996 (Rp 000ha) ...................
47 . Pendapatan Usahatani Padi
Sawah di Indonesia. Jawa
dan Luar Jawa Tahun 1987-1996 ($/ha)..................................
48. Biaya Pokok Produksi Gabah Padi Sawah di Indonesia.
Jawa dan Luar Jawa Tahun 1987-1996 (Rp 0001ha) ............
49. Biaya Pokok Produksi Gabah Padi Sawah di
Indonesia.
Jawa dan Luar Jawa Tahun 1987-1996 ( $ f ha)....................
50. Perkembangan Harga Dasar Gabah Dan Harga Pupuk yang
Ditetapkan Pemerintah Tahun 1970-1999............................
Halaman
29. Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1 di Lampung...
349
30.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1 di Jateng ....... 349
31.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1di Jatim ......
350
32.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1 di NTB .........
350
33.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PADI di Kalsel ......... 351
34.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1 di Sulsel ...
351
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Warna PJPT I pembangunan nasional telah mamperfihatkan hasil hasil
yang menggembirakan. Dalam periode tersebut terjadi. pertumbuhan e k m h
nasional yang wkup tinggi, transformasi struktur ekonomi dari peran pertanian ke
peran non pertanian (tenrtama indurn dsn jasa), pergeseran dari migas ke non
migas, ket>erhasiiandalam pempaian ketersediaan pangan (swasembada betas)
dan pengurangan kerniskinan. Pembangunan perhnian telah memberikan
sumbangan k s a r dalam keberhasilan pembangunan nasional tersebut,
baik
sumbangan langsung seperti dalam pembentukan PDB, penyerapan tenaga kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, perolehan devisa melalui ekspor dan
penekanan inflasi, maupun sumbangan tidak langsung melalui pendptaan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan
sektor lain (Simatupang, 4992 ; Sanim, 1997).
SeMar pertanian (agribisnis)
sumberdaya domestik
yang lebih mengarrdalkan pemanfaatan
~ l a t i flebih tahan dan lebih fieksibd mmghadapi
goncangan m e t e r dibanding sektor lain yang ,mlatif menggunakan komponen
impor lebih hanyak. Pada situasi kisis ekonmi yang dipicu oleh Msis m e r
saat ini, sektor pertanian
kemkli berperan sebagai sekior penyelamat
pembangunan nasional, meialui : (1) Perannya dalam myediakan kebuhrhan
pangan pokok dalam jumlah yang memadai, (2) Perannya daiam pemlehan
devisa melalui ekspor, (3) Perannya sebagai resewoar (pman"lpung) tenaga
keja yang kembali ke pedesaan sebagai akibat dampak krisis, (4) Perannya
dalam menanggulangi kerniskinan masyarakat yang sernakin meningkat, (5)
Perannya dalam pengendalian inflasi, dan (6) Dengan tingkat perturnbuhan
yang masih positip, sektor pertanian berperan dalam menjaga hju pertumbuhan
nasional. Beberapa indikatw
peran sektor pertanian dalam pe-ngunan
nasional temnturn dalam Tabel 1.
Terlepas dari keberhasilan yang telah dicapai dan peran strategis sektw
pertanian diatas, tantangan pembangunan pertanian saat ini dan mendatang
dirasakan semakin berat.
Disamprng masih adanya masalah yang belurn
terselesaikan dari kegiatan pernbangunan yang lalu, telah pula timbul masalah
baru sebagai konsekuensi perubahan lingkungan strategis global dan domestik,
dan masalah yang timbul akibat krisis ekonorni yang teqadi.
Sebelum krisis kegiatan pembangunan telah menurunksn Jumlah
penduduk miskin, yaitu dari 42.3 juta orang ( 28.6 % dari total penduduk) pada
tahun 1980 menjadi 22.5 juta orang ( 11.3% dari total penduduk) pada tahun
1996. Kejadian krisis telah meningkatkan jumlah dan proporsi penduduk
rniskin, yaitu menjadi 49.5 juta orang (24.2% dart total penduduk) pada tahun
7998
(Tabel 1).
Penduduk miskin tersebut
sebagian besar berada di
pedesaan dan terutama bekerja di sektor pertanian (Irawan, 2000).
Tabel 1.
Peran Pertanian Dalarn Pembangunan Nasional dan
Penduduk Miskin Tahun 1990,4990, 1996 dan 1998
I ndikator
1. PDB Pertanian
- Nilai ( Trlyun Rp)
- % Thd PDB Total
-
Laju Pertumbuhan (%TTh)
2. Penyerapan T. Kerja Pertanian
- Jumlah (Juta Jiwa)
- % Terhadap Total
- Laju Perturnbuhan (
1980
1990
1996
1998
11.3
24.84
3.1
22.4
21.5
3.4
63.8
15.4
2.9
64.4
17-2
0.5
28.8
42.1
55.9
53.7
3.6
35.9
41.2
39.4
45.0
-2.3
4.2
124.2
68.9
124.4
124.0
63.3
60.7
17.8
9.4
27.2
15.3
7.2
22.5
31.9
17.6
49.5
12.3
25.7
9.7
21.9
24.2
1.2
3. Penduduk Pedesaan
- Jumtah (Juta Jiwa)
- % Terhadap Total
115.4
77.9
4. Jumlah Penduduk Miskin ( ~ u t a ) ~
- Oesa
32.8
9.5
- Kota
- Desa + Kota
42.3
5. Oh Penduduk Miskin Terhadap
Total Penduduk
- Desa
- Kota
- Desa + Kota
28.4
29.0
28.6
14.3
16.8
15.1
11.3
1
Sumber : Statistik Indonesia, BPS.Jakarta Tahun 1990,1990, 19%, 1998
1
Tahlm 1980 pda harga kmstan 1973,Tahun 1990,1996 dan 1993 pada harga konstan 1983,
2
Kasryno, F. ( 2000 ).
Irawan, P.B dm Romdiati, H. 12000).
Sejak semuia sektor pertanian telah mengantis\p s i dan menyelataskan
gerak pembangunannya seamh dengan dinamika yang tqadi. Sejak Pelita VI
orientasi pembangunan pertanian bemlih dari fokus peningkatan produksi s e w
kearah orient84 paningkatan pendapatan (kesejahteman) rnasyarakat pertanian,
tenrtama petani di pedesaan. Untuk itu pengembangan agflbisnis teiah
menempati posisi sentral pembangunan perlanian (Baharsyah, 1991).
Berbagai kebijaksanaan baik ditingkat mikro maupun makro telah ditetapkan
oleh
pemerintah dalam
rangka
meningkatkan kesejahteraan
Dengan orientasi pembangunan pertanisn kearah
petani.
perbaikan
kesejahteraan pelaku pernbangunan yaitu petani, maka sangat relevan untuk
meng kaji dampak
pembangunan yang dilaksanakan terhadap perbaikan
kesejahteraan petant, sebagai
upaya untuk mernberi masukan bagi
pelaksanaan pembangunan pertanian selanjutnya. Salah satu indikator Ialat
ukur tingkat kesejahteraan masyarakat pertanian adalah Nilai Tukar Pertanian.
Nilai Tukar
Pertanian
pertanian terhadap sektor
mnunjukkan fluMuasi
merupakan ukumn kernampuan daya tukar sektor
non pertanian. Fluktuasi nilai tukar pertanian
kemampuan riil petani dan mngindikssikan tingkat
kesejahteraan petani. Pengetahuan s w r a mendalarn tentang perilaku nilai
tukar pertanian, dampak kegiatan pembangunan terhadap nilai tukar dan
identifikasi faMw faktw penentu nilai tukar akan berguna bagi perencanaan
kebijaksanaan pembangunan, tenrtama pembangunan pertanian.
1.2.
Rumusan Masalah
Pembangunan nasional pada dasamya berhijuan untuk meningkatkan
kesejahtman
masyarakat t m s uk petani. Perhatian terhadap aspk
kesejahteraan petani semakin mlevan dengan adanya Msis ekonomi dan geyolak
musim yaitu kejadian musim kering panjang dan banjir. Kejadian tersebut telah
rnmpenganrhi kinerja sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat pertanian
dan pedesaan. Kejadian krisis ekonomi mengahbatkan kenaikan harga-harga,
peningkatan pengangguran dan jumlah penduduk miskin, sernentara
kejadian
kekeringan dan banjir tdah berdampak terhadap usaha dan pmuksi pertanian.
Usaha pmerintah melalui berbagai kebijsksanaan ekonomi berupaya
mendptakan stabilitas ekonomi nasional, terutama di seMor produksi pertanian.
Namun kiranya perlu dikaji sec=ara mendalam dampak yang teQadi akibat dari
penerapan berbagai kebijaksanaan tersebut, tenrtama terhadap kehidupan dan
perilaku petani sebagai produsen komoditas pertanian. Pengkajian ternbut
tenrtama ditujukan untuk menilai I menentukan kebijaksanaan yang mmkerikan
dampak positip, negatip dan netral
terhadap kegiatan usaha produksi dan
kesejahteraan petani. Salah satu alat ukur yang
mgidentifikasi
dampak yang timbul
dapat dipalcai untuk
akibat dari penerapan kebijaksanaan
adalah Nilai Tukr. Ntlai tukar komditas pertanian menggambarkan tingkat daya
tukar / daya beli komoditas tersebut terhadap produk non pertanian.
Pada kondisi petani hanya mengusahakan satu komoditas tertentu (petani
monokultur) maka nilai tukar komditas tersebut juga merupakan nilai tukar
petani. Nilai tukar komoditas menggambarkan daya tukar komoditas peftanian
tertentu terhadap produk yang dipertukarkan. Dalam kenyataan petani
menggusahakan lebih dari satu komoditas, sehingga dibutuhkan pengembangan
konsep Nilai Tukar Petani yang menggambarkan tingkat daya beli petani
dalam upaya pernenuhan kebutuhan hidup dan usahataninya. Dengan demikian
konsep nilai tukar tersebut relatif lebih mendekati sebagai alat ukur tingkat
kesejahteraan petani.
Nilai tukar pertanian berperan penting dalam mendorong kegairahan
petani dalam
usaha produksi pertanian.
Makin tinggi nilai tukar pertanian
sernakin baik kedudukan sektor pertanian terhadap sektor lainnya, dan ini akan
mendorong kegairahan petani dalam memproduksi komoditas pertanian dan
sebaliknya.
Sesuai dengan definisinya, maka
dipengaruhi oleh kinerja
nilai tukar pertanian tidak hanya
sektor pertanian namun juga oleh sektor diluar
pertanian (Killia, 1983; Timmer et al, 1983). Berbagai situasi dan gejolak yang
terjadi baik karena faktor alam atau gejolak yang tejadi akibat adanya distorsi
pasar seperti penerapan suatu kebijaksanaan yang disengaja, baik di sektor
pertanian rnaupun non pertanian, ditingkat mikro maupun makro
akan
rnempenganrhi produksi, harga harga dan nilai tukar petani. Dengan demikian
seluruh kebijaksanaan di sektor pertanian mulai dari yang berkaitan produksi
pertanian sampai ke pemasamn hasil, seperti kebjjaksanaan harga, subsidi,
perkreditan dan lainnya, secara langsung rnaupun tidak langsung
akan
mernpengaruhi nilai tukar pertanian dan kesejahteraan petani. Pengetahuan
tentang dampak suatu prubahan tersebut temadap nilai tukar pertanian penting
sebagai masukan dalam rangka perbaikan kebijaksanaan kearah pembentukan
nilai tukar yang diinginkan.
Kajian tentang nilai tukar pertanian di Indonesia relatif banyak, namun
sebagian besar tentang nilai tukar komoditas pertanian (Soeharjo, 1976; Anwar,
1980; Sukarja, 1981; Pramonosidhi, 1984; Scandizzo dan Diakosawas, 1987
dan
Hutabarat, 1995). Kajian tentang nilai tukar petani relatif terbatas dan
umumnya hanya berkaitan dengan pergerakan nilai tukar petani dengan unit
analisa yang bersifat agregat Inasional (Hutabarat, 1996; Simatupang, 1992;
Simatupang dan lsdiyoso 1992). Beberapa kajian tentang nilai tukar pertanian di
Indonesia tercantum dalam Tabel 2.
Nilai tukar petani dibentuk melalui mkanisrne y ang kompleks, yaitu suatu
sistem pembentuk hargaharga. Mekanisme pembentukan harga tersebut
bekeda antar daerah dan antar waktu sebagai akibat dari keragaman sistem
pembentukan penawaran dan penerimaan. Dengan demikian akan terdapat
keragaman baik dari sisi penerimaan petani, sisi pengeluaran petani dan nilai
tukar petani antar daerah dan antar waktu. Dari sisi penerimaan petani
keragaman antar daerah dan antar waktu terjadi berkaitan dengan keragaman
komoditas yang diusahakan petani searah dengan keragaman sumberdaya
anbr daerah dan keragaman sumber pendapatan. Sementara itu keragaman
dari sisi pengeluaran petani berkaitan dengan keragaman pola konsumsi antar
daerah dan waktu.
Tabel 2.
Penulis
Studi Tentang Nilai Tukar Pertanian di Indonesia
Tahun
Cakupan
Konsep
Nilai Tukar
Unit Analisa
/
I . Soeharjo, A.
Nilai Tukar
Komoditas
Pertanian
Nilai Tukar Barter, Nilai Kornoditas
Tukar Faktorial, Nilai
Pertanan,
Tukar P e n e r i m n
Nasional
2. Anwar, A.
Nilai Tukar
Kornoditas
Pertanian
Nilai Tukar Barter
Perdagangan
3.Sukarja, R
Niki Tukar
Komo ditas
Pertanian
Nilai Tukar Barter
4. Prarnonosidhi,D.
Nilai Tukar
Komoditas
Pertanian
Nilai Tukar Subsisten
Nilai Tukat Penerimaan
5. Reksasudharma,C.
Nilai Tukar
Komoditas
Pertmian
Nilai Tukar Barter, Nilai Komoditas
Tukar Faktorial, NiIai
Pertanian,
Komoditas
Pertanian,
Nasional
Komoditas
Pertanian,
Nasional
Komoditas
Pertanian,
Kasus Jateng
Tukar Penerimaan
Nasianal
6. Simatupang, P.
Nihi Tukar
Petani
Nilai Tukar Barter
Petani,
Nasional
7. Hutabarat, B.
Nilai Tukar
Petani dan
Komoditas
Nilai Tukar Petani
NiIai Tukar Barter
Petani,
Komoditas
Pertanian.
Pertanian
Jateng,Sumut
NTT,Kalteng
Pengetahuan secara mendalam tentang perilaku Nilai tukar petani dan
nilai tukar komoditas pertanian antar daerah dan antar waMu dan faktor-faktor
penyebabnya
akan sangat
berguna
dalam
perencanaan pembangunan
pertanian.
Konsep Nilai Tukar Petani telah dikembangkan Badan Pusat Statistik
sejak tahun 1983 di Jawa dan dikembangkan di luar Jawa tahun 1987. Unit
analisa Nilai Tukar tersebut bersifat regional (propinsi). Parameter Nilai Tukar
Petani tersebut telah dijadikan sebagai salah satu indikator kesejahteraan relatif
masyarakat pertanian
1 petani antar daerah (propinsi).lndikator tersebut
digunakan sebagai salah satu alat monitoring dan perencanaan pembangunan
(pertanian).
Pertanyaan y ang muncul adalah seberapa jauh parameter Nilai
Tukar Petani yang dibangun telah memadai sebagai indikator kesejahteraan
petani, secara konsep dan metodoiogi. Evaluasi secara mendalam tentang ha1
tersebut akan berguna bagi penyempumaan pembentukan parameter Nilai
Tukar Petani.
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
S a r a umum penelitian bertujuan memplajari perilaku dan menganalisis
faktor faktor yang menentukan nilai tukar petani. Secara lebih rinci tujuan
peneiitian ini adalah:
1.
Mempelajari perilaku nilai tukar petani, unsur unsur pembentuk nilai tukar
petani dan faktor yang mempengaruhinya.
2.
Menganalisis dampak kejadian krisis ekonomi tehadap nilai tukar petani.
3.
Menganalisis dampak perubahan harga-harga tehadap nilai tukar petani.
4.
Menganalisis pengaruh penerapan kebijaksanaan harga sektor perbnian
terhadap nilai tukar petani.
5.
Mengevaluasi Relevansi nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan
petani.
Dari hasit studi ini diharapkan sebagai masukan bagi perurnusan
kebijaksanaan pembangunan, khususnya
yang berkaitan dengan upaya
meningkatkan nilai tukar petani.
1.4.
Kontribusi Penelitian
Penelitian ini ditekankan kepada analisa tentang Nilai Tukar Petani
sebagai indikator kesejahteraan petani.
Secars garis besar lingkup dan
kontribusi penelitian akan mencakup: (a) Pengetahuan tentang perilaku Nitai
Tukar Petani
dan faktor faktor yang mempengaruhinya. (b) Melalui
pendekatan konsep nilai tukar petani dengan unit regional dapat diketahui
perbandingan relatif nilai tukar petani antar regional dan merupakan indikator
tingkat kesejahteraan relatif antar region, (c) Melalui metoda dekomposisi
dapat diketahui perilaku dari nilai tukar unsur penyusun nilai tukar petani,
antara lain nilai tukar petani komoditas pertanian, (d) Pengetahuan tentang
pengaruh perubahan harga-harga dan dampak kebijaksanaan harga terhadap
nilai tukar petani dan nilai tukar komoditas pertanian, dan (e) Analisa dari
konsep nilai tukar petani tersebut sebagai alat ukur Iindikator kesejahteraan
petani.
Pengetahuan tentang aspe k aspek diatas akan sangat membantu dalsm
perurnusan kebijaksanaan pembangunan terutama pembangunan pertanian
dan pedesaan, dan
penyernpurnaan secara metodologis dari pengukuran
Nilai Tukar Petani sebagai indikator kesejahteraan petani. Ketersediaan alat
ukur yang secara konsep dan metodologi seusuail memadai dan secara
operasionai mudah dilakukan pada wilayah ( cakupan daerah) yang luas akan
sangat membantu dalam
perencanaan dan monitoring pembangunan,
terutama berkaitan dengan kesejahteraan petani.
1.5,
Keterbatasan Penelitian
Dalam analisisis tentang nilai tukar pertanian, penelitian akan
membatasi diri dengan menekankan kepada penggunaan konsep nilai tukar
petani regional. Dengan penekanan kepada penggunaan konsep tersebut,
dengan sendirinya penggunaan data dan informasi lebih terfokus kepada yang
berkaitan dengan aspek tersebut.
Datam analisis akan dilakukan dekomposisi dari Nilai Tukar Petani,
yaitu dekomposisi menurut kelompok komoditas yang diusahakan. ldealnya
de komposisi juga
dapat dilakukan terhadap
masing masing
Nilai Tukar
Komoditas Pedantan. Dengan keterbatasan waktu,tenaga dan biaya, analisa
dekomposisi hanya akan dilakukan
sampai
pada tingkat kelompok
komoditas, yaitu Nilai Tukar Petani Padi, Nilai Tukar Petani Palawija, Nilai
Tukar Petani Sayuran, Nilai Tukar Petani Buah dan Nilai Tukar Petani
Tanaman Perkebunan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Nilai Tukar Pertanian
Konsep nilai tukar pertanian y ang digunakan dalam penelitian empiris
beragam. Minimal ada lima konsep nilai tukar yang dijumpai, yaitu : (a)
Konsep Barter I Pertukaran {b) Konsep FaMorial , (c) Konsep Penerimaan ,
(d) Konsep
Subsisten, dan ( a ) Konsep Nilai Tukar Petani. (BPS, 1983;
Prarnonosidhi,1984; Chacholiades,1990; Tsakok,1990;
Diakosawas dan
Scandiuo, 1991; Simatupang,1992).
2.1.1 Konsep 6arter 1 Pettubran
Konsep barter ( Nilai tukar barter ) mengacu kepada harga nisbi suatu
k m d i t a s pertanian t&entu
terhadap barang I pmduk non pertanian. Nilai
Tukar Barter (NTB) didefinisikan sebagai rasio antara Harga Pertanian tehadap
Harga Produk Non Perianian . Secara matematik dirumuskan sebagai berikut:
........................ ..., (1)
NTB = P x l Py ;
dimana :
NTB = Nilai Tukar Barter Pertanian;
Px
= Harga Komoditas Pertanian
Py
= Harga Produk Non Pertanian.
Konsep nilai tukar ini mampu mngidentifikasi perbandingan harga relatii dari
komcditas pgrtanian tertentu
terfiadap harga
pmduk yang dipertukarkan.
Peningkatan NTB berarti semakin kuat daya tukar harga komoditas pertanian
terhadap
barang yang dipertukarkan. Namun konsep NTB disamping hanya
berkaitan dengan komoditas dan produk tertentu juga tidak mampu memberikan
menjelaskan berkaitan dengan
penrbahan produktifitas (teknologi) komoditas
pertanian dan komoditas non pertanian tersebut.
2.1.2 Konsep FaMorfal
Konsep FaMorial menrpakan perbaikan dari konsep barter, yaitu dengan
memasukkan pengaruh penrbahan teknologi (produktifitas) dalam konsep nilai
tukar. Nilai Tukar Faktorial (NTF) Pertanian didefinisikan sebagai rasio antara
harga pertanian teFhadap harga non pertanian, dikalikan dengan produktivitas
pertanian (Zx).
Apabila hanya memperhatikan produktivibs pertanian maka
disebut Nilai Tukar Faktorial Tunggal (NTFT), dan apabila produktivitas non
pertanian (Zy) juga diperhitungkan, maka disebut Nilai Tukar Faktorial Ganda
(NTFG). NTFT dan NTFG dimmuskan sebagai beflkut:
NTFT =
-
NTFG =
--
Px "Zx lPy
NTB
Zx ;
Px * Zx 1 Py*Zy ;
NTB I Z :
...................................
3
dimana :
NTFT =
NTFG =
Zx
=
Zy =
Z
=
Nilai Tukar Faktorial Tunggal;
Nilai Tukar Faktorial Ganda;
ProduMivitas Komoditas Pertanian.
ProduMivitas Produk non pertmian.
Rasio Produktivitas Pertanian Terhadap ProduMivitas
Produktivitas Non Pertanian.
Konsep ini mampu mengidenttfikasi penyaruh dari perubahan teknotogi
dari kornoditas dan produk
tertentu yang dipertukarkan. Namun konsep ini
terbatas kepada komditas dan produk tertentu dan tidak dapat menjelaskan
kernampuan seluruh komoditas Iproduk yang dipertukarkan.
2.1.3. Konsep Penerimaan
Konsep penerimaan (Nilai Tukar Penerimaan) menrpakan perbaikan dari
konsep niiai tukar faktorial. Nilai Tukar Pemrimaan (NTR) merupakan daya tukar
dari penerimaan (nilai hasiI) komoditas pertanian yang diproduksikan petani per
unit (hektar) terhadap nilai korbanan untuk memproduksi hasil tersebut.
Dengan demikian
NTR menggambarkan tingkat profitabilitas dari usahatani
kornoditas tertentu. Namun NTR hanya menggambarkan nilai tukar komoditas
tertentu, belurn keselunrhan kornponen penerimaan dan pengeluaran petani.
2.1.4. Konsep Subsisten
Konsep nilai tukar subsisten (NTS) menrpakan pengembangan lebih lanjut
dari NTR. NTS menggambarkan daya tukar dari penerimaan total usahatani
petani
terhadap
pengeluaran
total
petani
untuk
kebutuhan
hidupnya
(Pramonosidhi, 1984). Penerimaan petani menrpakan penjumlahan dari
seluruh
nilai hasil prduksi komoditas pertanian yang dihasilkan petani dan Pengeluaran
petani menrpakan penjumlahan dari pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga
dan pengeluaran untuk biaya produksi usahatani.
NTS dimmuskan sebagai
berikut
Dimana :
NTS = Nilai Tukar Subsisten,
Pxi
= Harga komoditas Pertanian ke i ;
Qxi
= Produksi komoditas Pertanian ke i ;
Pyi = Harga Produk Konsumsi ;
PyJ = Harga Input Produksi ;
Qyi = Jumlah Produk Konsumsi ;
Qy, = Jurnlah Input Produksi;
Dengan demikian NTS menggambarkan tingkat daya tukar 1 daya beli dari
pendapatan petani dari usahatani terhadap pengeluaran rumahtangga petani
untuk
kebutuhaq hidupnya yang mencakup pengeluaran
konsumsi dan
pengeluaran untuk biaya prduksi. Dalam operasionalnya konsep NTS ini hanya
dapat dilakukan pada tingkat mikro, yhitu unit analisa rumahtangga.
2.1.5
Konsep Nilai Tukar Regional
Konsep Nilai Tukar Regional menrpakan pengembangan lebih lanjut dari
NTS dengan memformulasikannya dalarn unit analisa regional. Badan Pusat
Statistik mngembangkan konsep ini sebagai Nilai Tukar Petani (NTP) dengan
unit analisa propinsi. Dengan demikian NTP merupakan konsep makro dari NTS.
3engan unit analisa propinsi rnaka dapat dievaluast perbandingan NTP antar
regional 1 propinsi. Nilai Tukar Petani didefinisikan sebagai nisbah antara harga
yang diterima petani dan harga yang dibayar petani. Harga yang diterima petani
merupakan harga tertimbang dari harga harga komoditas pertanian yang dijual
ptani, dan harga yang dibayar petani adalah nilai tertimbang dari harga harga
yang dibayar/ dibeli petani.
Penjaharan lebih lanjut dari pembentukan NTP
diuraikan berikut.
2.2.
Pembentukan Nilai Tukar Petani
Konsep perhitungan NTP merupakan pengembangan secara makro dari
konsep NTS dimana petani berada pada posisi sebagai produsen dan konsumen.
Secara konsepsi NTP mengukur
daya tukar dari komoditas pertanian yang
dihasilkan petani terhadap produk yang dibeli petani untuk keperluan konsumsi
dan keperluan dalam memproduksi usahatani.
Dengan unit analisa tingkat regional / propinsi, maka definisi petani adalah
"petani" dalam pengertian agregat yang menggarnbarkan "petani suatu propinsi"
tertentu.
Petani
didefinisikan sebagai "individu" yang berusaha dibidang
usahatani lahan (land base), mencakup usahatani komoditas tanaman bahan
makanan dan tanaman perkebunan rakyat. Petani tersebut adalah pemilik maupun
petani penggarap (sewalkontraklbagi hasil) atas risiko sendiri dengan tujuan untuk
dijual. Pendapatan petani agregat merupakan penjl~mlahandari nilai produksi
regional Ipropinsi dari setiap komoditas pertanian yang dijual petani.
Nilai tukar petani (NTP) didefinisikan sebagai nisbah antara harga yang
diterima petani (HT) dengan harga yang dibayar petani (HB). Secara garis besar
pembentukan Nilai Tukar Petani terangkum dalam Gambar 1, dengan unsur unsur
pembentuk NTP tercanturn dalarn Tabel Lampsran 1. Metodologi pembentukan
Nilai Tukar Petani seam ringkas tercanturn dalam T a w Lampiran 2.
2&1. Harga Yang Ditdma Petant (HT)
Harga yang ditetima petani mempakan harga tertirnbang dari harga
setiap komoditas pertanian y a y diproduksi I dijual petani. Penimbang yang
digunakan adalah nilai produksi yang dijual petani dari setiap komoditas.
Harga k m d i t a s pertanian merupakan harga rataan yang diteri
Oleh
MUCHJlDlN RACHMAT
4
I
PROGRAM PASCA SARJANA
lNSTlTUT PERTANIAN BOGdR
2000
r
1
m
'*.
Abstra k
MUCHJlDlN RACHMAT, 2000. Analisis Nilai Tukar Petani Indonesia (BUNGARAN SARAGlH
sebagd Keha, BUNASOR SANIM, W A R M.SINAGA KUNTJORO dan PANTJAR
SIMATUPANG sebagai Anggota Kornisi Pembirnbing).
Penelifian bwtujuan untuk mengetahui periiaku Mai Tukar Petani (NTP) di Indonesia
dan mengevduasi konsep NTP sebagai dlat ukurlindikabr tingkat k~ahteraanpetani. Data
yang dgundran addah data sekunder ru@n waMu butanan dai tahun 1987 m
a
i 1998 di 14
propinsi di Indonesia. Analisa dil&ukan dengan mnggunakan tafiun dasar 1987=100. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) dibandingkan kondisi pada tahun dasar, secara kumulatif
ddam tahun 1987-1998wadi peningkatan NTP di 8 propinsi yaitu di pmpinsi Bali, Sumbar, NTB,
Sulsel, Kalsel, Sulut dan Dl Yogya; dm penwonan di propinsi Lampung, Sumut, Jdm, Jateng
dan J a b . Pada m a krisis telah tqadi perbaikan NTP di Katsel, Sumsel, Sulsel, Bati dan MB;
dan penurunan NTP di Sumbar, Sulut, Aceh, Sumut, Lampung, Jabar, Jateng dan Jatim; (2)
ddam tahun 1987-1992, NTP Padi di luar Jawa meningkat dan seklahnya cenderung
menurun, sedangkan NTP Padi di Jawa cenderung konstan. Dibandingkan dengan kondisi tahun
dasar, secara umum KTP Palawija, NTP Sayuran dan NTP Buah meningkat sedangkan f4TP
Tanaman Pekebunan menurun. Pada masa laisis wadi penurunan NTP Padi dan NTP
Sayuran; dan peningkatan NTP Palawija dan NTP Tanaman Pekebunan; (3) adanya
keragaman dari peran setiap k o m o d i yang dihaslkan petani dan produk yang dibeli petani
antar wilayah menyebabkan hubungan antara NTP dengan komponen penyusunnya tidak unik.
Narnun demikian sec umum dapd dikemukakan bahwa daerah &ngan pangsa komoditas
padi tinggi menghsilk NTP reladf konstan, daerah dengan pangsa perkebunan dominan NTP
cenderung menorun d d w a h dengan pangsa konsumsi makanan b;nggi menghasilkan NTP
yang cenderung lebih rendah; (4) Harga D w Gabah (HDG) Mah menjadi acuan dalam
pembentukan harga gabah petani, sehingga betperan besar dalam kestabilan harga dan NTP
Padi. Namun kebijakan harga gabah dinilai belum sepenuhnya berpihak kepada petani, dan telah
berperan dalan penwunan keunggulan usahatani padi dan kernerosotan NTP Padi; dan (5)
dengan memperluas cakupan usahatmi dan penyempurnaan Mnis penyajian, konsep NTP
dapat digunakan sebagai indikatw kesqakaan petani. Dengan unit analisa region4 konsep
NTP rnemiliki keunggulan sebagai salah satu paratmkr makro pembangunan pertanian.
lmplikasi dai hasil penelitian addah: (1) peningkatan NTP W t b n dengan peningkatan
posisi War petani. Unhk itu diperlukan dukungan banyak fditor, yaitu: pengembangan
komodits pertanian didasarkan kepada keonggulan komparatif wilayah dan pas, peringkatan
p d u k t i u i k dan efisiensi usahatani, d i i f i k a s i dan peningkatan muhr hasil pertaruan (agro
industri) dan pengembangan sarrcna dan pmaana; (2) d d m jangka pendek kebijakao HDG dan
BULOG masih diperlukan dalam mqmbaiki kineja usahatani padi. Sejalan dengan itu (arah
jangka menengah dan jangka panjang) perlu dikembangkan Lembaga Ketahanan Pangan
Perdesaan dan Lembaga Permodalan Perdesaan. Langkah ib dapat dilakukan mlalui
rewisasi kelembagaan ekonomi pedesaan sepefl~Lembaga Lumbung Oesa dan Koperasi
Perdesaan; dan (3) dengan kelebihannya dan dengan beberapa penyempurnaan, konsep NTP
dapat digunakan sebagai indikator makro tingkat kesejahteraan petani,
3
ABSTRACT
MUCHJlDlN RACHMAT. 2000, Indonesian F a r m ' Term of Trade Analysis (BUNGARAN
SARAGIH as chairman, BUNASOR SANIM, BONAR M. SINAGA, KUNTJORO and PANTJAR
SIMATUPANG 8 members of advisory commitlee).
The research is aimed b study Farmers' Term of Trade (FIT)behavior in Indonesia and to
evaluate FIT concept as an indicates of the level of f m l welfare. Data used is monthly
secondary data from 1987 to 1998 in 14 provinces in Indonesia. The analysis is implernenfed by
using the based yea 1987 (1987=1OO).Research results show that (1) in comparison to the based
year, during the 1987-1998 period, F l l in 8 provinces, .i.e., Bali, West Sumatra, West Nusa
Tenggara (NTB), South Sulawesj, Souh Kalimantan, North Sulawesi and Dl Yogyakarta
cumulatively have been increasing, while in Lampung, North Sumatra, East Java, Central Java,
and West Java provinces have been declining. During crisis, there has k e n FIT improvement in
South Kalimantan, South Sumatra, South Sulawesi, Bdi and M B and has been declining in West
Sumaba Norh Sulawesi, h h , North Sumatra, Lampung, West Java, Cenlrd Java and East
Java; (2) in the 1987-1992 period, Paddy FTT in outside Java has been inmasing and afterward
tends to decrease while in Java it has been constant In comparison to the based year, in general,
Palawija FIT, Vegetable FIT, and Fruit Fll have been increasing while Estate Crops F l l has
been declining. During crisis, Paddy FlT and Vegetable F l l have been declining while Palawija
F l l and Estate Crops F l l have k e n increasing; (3) variation of the role of every commodity
produced and products bought by farmers' a m g region cause the relationship between FIT and
its shaper to be not unique. However, in general, it can be said that the region with high share of
paddy commodity has relaljvely constant Fll; the region with dominant share of estate crops has
F l l tends to decrease; and the region with high share of focd consumption has FlT which tends
b t~ lower; (4) Unhusked Rice Floor Price has to be a reference in formulating farmers' unhusked
rice price, in such a way it plays an important role in price stabilization and Paddy FIT. However,
unhuskd rice price pdicy is evaluated not fully in favoring farmers and has contributed in declining
paddy farming compeljtiveness and declining Paddy FIT; and (5) by enlarging farming coverage
and improving presentation technique,
concept could be used as an indicator of farmers'
Ware. By regional analysis unit, I T concept is considerably ktter as one of macro parameter
of agriculture development Policy implication of the study is: (1) the increasing IW is related with
famets bagaining power. Effort to this direction needs many fxtors, i.e.: developing agriculture
commodity based on regional comparative advantage and market (2) increasing farming
produchty and efficiency, diversifying and improving agriculture product quality, and infmtucture
development; in the shoa term, unhusked rice floor price and BULOG are still needed to improve
paddy farming performance. In line with this (medium and long-term direction), Rural Fmd
Security Institution and Rural Capital Institution should be devdoped. This could be implemented
through revitdization and establishment of Village Storage (Lumbung Desa) Institution and Rural
Cooperative; and (3) with its shngth and with some improvement, F l l concept could be used as
a macro in&&
of the kvel of farmers' webe.
SUUAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi yang krjudul:
ANALISIS NlLA1 TUKAR PETANI INDONESIA
Adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum pemah
dipublikasikan.
Semua sumber data dan informasi yang digunkan telah
dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.
Bogo r d e s e mber 2000
MUCHJIDINRACHMAT
Nrp : 95509 / EPN
Oleh
MUCHJlDlN RACHMAT
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor
pada
Program Studi llmu Ekonomi Pertanian
PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANJAN BOGOR
2000
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Disertasi
: Analisis Nilai Tukar Petani Indonesia
Nama Mahasiswa
: Muchjidin Rachmat
Nomor Pokok
: 95509
Program Studi
:
llmu Ekonomi Pertanian
Menyetujui,
~rol/Dr./kuntioro
Fggota
Prof. Clr. Ir. Bunasor Sanim, MSc
Anggota
Dr.Ir. Bonar M. Sinaaa , MA
Anggota
Anggota
Mengetahui,
2. Ketua Program Studi
llmu Ekonomi Pertanian
Dr. Ir. Bonar M. Sinaqa , MA
Tanggal lulus : 20 Mei 2000
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 17 September 1958 di Cirebon , Jawa
Barat, sebagai putra ketiga dari setelas putera-puteri keluarga bapak Kamali
(alm) dan Ibu Mutmainah.
Pada tahun 1968, penulis menamatkan pendidikan dasar di SDN Ciawj,
Palimanan, Cirebon. Pada tahun 1972 menamatkan pendidikan menengah di
SMPN Palimanan, Cirebon dan tahun 1975 di SMAN Palimanan Cirebn.
Melalui program perintis yang rnembebaskan ujian saringan, pada tahun 1976
penulis mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di jurusan Agronomi,
Fakultas Pertanian lnstitut Pertanian Bogor. Pendidikan sarjana di Institut
Pertanian Bogor diselesaikan pada tahun 1980. Pada tahun 1982 sampaj
tahun 1985 penulis berkesempatan melanjutkan pendidikan magister sains
di Program Pas-
Sarjana lnstitut Pertanian Bogor dengan program studi
ekonomi pertanian. Atas biaya sendiri dalam tahun 1995 penulis menempuh
program doktor di Program Pasca Sarjana lnstitut Pertanian Bogor dengan
program studi ekonomi pertanian.
Sejak lulus sebagai sarjana di lnstitut
Pertanian Bogor dalam tahun 1980, penulis bekerja di Pusat Penelitian Agro
Ekonomi yang kemudian berganti nama menjadi Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Pertanian, Badan Penelitiandan Pengembangan Pertanian.
Penutis menikah dengan Mimin Raminah tahun 1981 dan dikaruniai
tiga orang putera dan seorang puteri, yaitu Mugi Rihardi, Mia Rahrnawati
Novitasari, Mufti Rahmadi dan Mima Ramdzani Adha.
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
rahmat dan karunia yang telah
dilimpahkan, sehingga disertasi ini dapat
penulis selesaikan.
Dengan latar belakang sebagai anak petani dengan lingkungan kerabat
juga petani keci, telah memberikan ide bagi penulis untuk mengetahui secara
mendalam permasalahan tingkat
menyajikan hasil penelitian
kesejahteraan petani.
Disertasi ini
berkaitan dengan nilai tukar petani sebagai
indikator tingkat kesejahteraan petani.
Sebagai negara agraris, dengan sendirinya lapangan pekerjaan
sebagai petani digeluti oleh sebagaian besar penduduk Indonesia. Petani
telah berjasa besar bagi pembangunan nasional dan kemajuan negara akan
sangat ditentukan oleh eksistensi petani. Oleh karena itu
peningkatan
kesejahteraan petani haruslah mendapatkan perhatian pemerintah. Sifat
rnenerima dari petani menyebabkan sudah selayaknya pihak yang
berkepentingan harus terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan petani
tersebut. Eksistensi pertanian dan petani rnendatang berada dalarn ujian besar
berkaitan dengan semakin derasnya arus globalisasi dan keterbukaan pasar.
Ketidak mampuan dalam mengantisipasi dan menyiapkan kehandalan petani
dalam menghadapi era tersebut akan berdampak kepada eksistensi pertanian,
petani dan status sebagai negara agraris.
Disertasi ini dapat diselesaikan dengan baik dengan bantuan, arafian
dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan pertama penulis
mengucapkan terima kasih dan rasa hormat yang mendalam kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Bungaran Saragih, sebagai pakar yang terus selalu
memperjuangkan nasib petani dan tenrtama selaku ketua komisi pernbimbing
yang telah membimbing penulis menyelesaikan disertasi ini. Terima kasih
pula disampaikan kepada Dr. Ir. Pantjar Simatupang selaku anggota komisi
pembimbing yang
pada setiap kesempatan telah banyak memberikan
arahan teoritis dan kritik yang sangat kontruktif bagi penyernpurnaan disertasi
ini. Kepada bapak Prof. Bunasor Sanim, Prof. Dr. Kuntjoro dan Dr. Ir. Bonar
M. Sinaga yang juga sebagai komjsi pembimbing, penulis mengucapkan
terima kasih atas arahan dan koreksi konstruMif atas materi disertasi, serta
dorongan semangat kepada penulis dalam penyelesaian disertasi dan
penyelesaian studi di lnstitut Pertanian Bogor.
Selanjutnya penulis juga menyampaikan terima kasih yang sebsar
besamya kepada:
1.
Kepala Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian, yang telah
memberikan
ijin kepada penulis
kesernpatan
melakukan studi
program doktor atas biaya sendiri.
2.
Kepala Pusat Penelitian Sosial Ekonorni Pertanian, atas ijin dan atas
pengertiannya 'memberikan kelonggaran waktu bagi penulis dalam
tugas kedinasan pada saat penulis berstatus sebagai mahaslswa.
Terima kasih juga disampaikan aias dorongan materiil dan moril yang
terus menenrs.
3.
ReMor lnstitut Peftanian Bogor dan Direktur Program Pasca Sarjana
lnstitut Pertanian Bogor
beserta staf yang teiah
memberikan
kesempatan kepada penulis untuk mernperdalam ilmu pengetahuan di
Program Pascasajana lnstitut Pertanian Bogor.
4.
Kepada
Badan Pusat Statistik temtama bagian statistik harga
produsen dan harga konsumen yang telah membantu penulis dalam
penyediaan data bagi keperluan penelitian.
5.
Kepada adikku Hadi Mulyono dan anakku Mugi Rihardi yang banyak
membantu menyiapkan hasil-hasil analisa dan pembuatan grafik-
grafik.
6.
Kepada teman teman S3 angkatan tahun 1995 yang telah dengan
kompak saling memberikan dorongan semangat untuk sama sama
dapat menyelesaikan studi tepat waktu.
7.
Secara khusus penulis persembahkan karya disertasi ini kepada
orang tua penulis bapak Kamali (alm) yang selalu berpesan kepada
penulis untuk setiap ada kesempatan dapat
mencapai pendidikan
setinggi tingginya. Karena dengan pendidikan dan ilmu memungkinkan
dapat mengangkat harkat keluarga dan kerabat. Persembahan juga
disampaikan kepada
ibunda
Mutmainah yang selalu memberikan
dorongan untuk terns maju pantang patah semangat.
Ungkapan terima kasih dan kasih sayang yang mendalam tentunya
penulis khususkan kepada istri tercinta Mimin Raminah, yang telah dengan
pmuh p e m a n ,
pengohanan, ketabahan dan selalu memotivasi,
menyemangati dan mendoakan keberhasilan penulis. Ungkapan yang sama
juga disampaikan kepada putera puteri kami Mugi, Mia, Mufti, dan Mina
dengan pengoibanan menyemangati dan mendoakan keberhasilan dengan
segera pendidikan ayatmya. Mudah mudahan dengan selesainya studi ayah,
tersedia arkup waktu bagi kalian, sehingga tidak lagi setiap hari setiap
dinrmah hanya melihat ayah di meja belajar dan di depan komputer.
Mirnya penulis -rap
agar pikiran- pikiran yang tertuang dalam
disertasi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan pernerintah, khususnya
bagi yang terlibat dalam peningkatan kesejahteraan petani. Penulis sadar
bahwa diseftasi ini masih jauh dari sempurna.
Bogof, Desember 2000
Penulis,
DAFTAR IS1
Halaman
DAFTAR TABEL
...........................................................
DAFTAR GAMBAR ............................................................
I.
I1.
Ill.
PENDAHULUAN
........................... .
.................................
1.i.
Latar Belakang
1.2.
Rumusan Masalah
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................
.....................................................
.................................................
xi
mi
1
7
5
9
4
Kontribusi Penelitian .................................................... 10
5
Ketehatasan Penelitian ..............................................
TINJAUANPUSTAKA
?I
..................................................13
2.1.
Konsep Nilai Tukar Pertanian .........................................
2.2.
Pembentukan Nilai Tukar Petani ..................................... 17
2.3.
Studi Tentang Nilai Tukar Pertanian di Indonesia ...............
24
2.4.
Karakteristik Nilai Tukar Pertanian dan Nilai Tukar Petani ......
27
2.5.
Kebijaksanaan Pembangunan dan Nilai Tukar Pertanian ....
32
2.6. Oampak Krisis Tethadap Nilai Tukar Petani ....................
36
KERANGKA PEMlKlRAN ...................................................
39
3.1.
13
Konsepsi Nilai Tukar Petani Sebagai lndikator
Kesejahteraan Petani ...............................................
39
3.2.
Dekomposisi Nilai Tukar Petani ..................................
47
3.3.
Pehembangan Nilai Tukar Petani dan ~ a r nk~Krisis
a
......
50
3.4.
Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Nilai Tukar Petani......
52
Halaman
3.5.
Pengaruh Perubahan Harga Terhadap NBai Tukar Petani Padi.. 60
3.6. Pembentukan Harga .......................................................64
IV.
V.
METODOLOGl PENELlTlAN ...................................................70
4.1.
Ruang Lingkup ..............................................................70
4.2.
Jenis dan Sumber Data ....................................................
70
4.3.
. . . . . . . . . . . . . . . 71
Metoda Analisa ...................................
.
4.4.
Prosedur Analisa dan Penyusunan lndeks ........................ 82
PERllAKU NIL44 TUKAR PETANf .............................................. 83
5.1.
Perkembangan Nilai Tukar Petani ......................................83
5.2.
Pengaruh KFisis Ekonomi Terhadap Nilai Tukar Petani ............ 89
5.3. Unsur Unsur Pembentuk Nilai Tukar Petani ...........................92
5.4.
Dekomposisi Nilai Tukar Petani ..........................................99
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 121
5.5. Rangkuman ..............................
.
Vl .
VII .
PERllAKU NllAl TUKAR PETANl PAD1 ..................................... 126
6.1
Perkembangan Nilai Tukar Petani Padi ............................... 126
6.2
Peran NTP-PAD1dalam Pembentukan Nilai Tukar Pehni ...... 131
6.3
Dekomposisi Nilai Tukar Petani Padi
6.4
Ringkasan .................................................................149
............................... 133
PERIlAKUNltAlTUKARKELOMPOKKOMODlTASNONPADl ..... 154
7.1
Nilai Tukar Petani Palawija ............................................. 154
7.2
Nilai Tukar Petani Sayuran ..............:. .............. .
.
......... 159
7.3
Nilai Tukar Petani Buah-Buahan .....................................163
Halaman
9.8.
Upah Tenaga Kej a ..................................................... 220
9.9.
Harga Input Modal ........................................................ 222
9.10. Dampak Simultan Perubahan Harga-Harga ......................
223
9.11. Rangkuman ............................................................... 226
10.1. Harga Padi ................................................................ 231
10.2.
Harga Produk Konsumsi ................................................ 223
10.3. Harga Pupuk ...............................................................
235
10.4. Upah Tenaga Kerja .......................................................237
10.5. HargaModal ................................................................
238
10.6. Dampak Simultan Perubahan Harga-Harga .....................
10.7. Rangkuman ....................................
XI .
.
.
.................
240
241
PEMBAHASAN .................................................................. 245
11.1. Perilaku Nilai Tukar Petani
...........................................
11.2. Pengamh Krisis Tehadap Nilai Tukar Pebni ..................
245
260
11.3. Relevansi Nilai Tukar Petani Sebagai Indikator
Kesejahteraan Petani .............................................
XI1.
265
KESIMPULAN DAN lMPLlKASl KEBIJAKSANAAN ..................... 272
12.1. Kesimpulan
.....................................
......................... 272
12.2. lmplikasi kebijaksanaan dan Saran ................................ 275
12.3. Saran Penelitian Lanjutan ........................................... 276
DAFTAR PUSTAKA .............................................................281
LAMPIRAN .................................................................... 287
DAFTAR TABEL
Nomor
1.
Teks
Peranan Pertanian Dalarn Pernbangunan Nasbnal clan
Penduduk Miskin Tahun 1980,1990,1998danl998........ . . . .....
2. Studi Tentang Nilai Tukar Pertanian di Indonesia...... ...... ... ...
3.
Perkembangan Nilai Tukar Petani di 14 Propinsi di
Indonesia Tahun 1987-1998 (Th 1987 = 100).
. .. . .. ... . .. .. . .. . .. .
4.
Nilai Dugaan Regressi dan Dampak Krisis Ekonomi
Terhadap NTP di 14 Propinsi tahun 1995-1998
(Thl987=100) . .. .. . . . . .. . . .. .. . .. . . .. . .. . .. .. . ... . .. .. . ..... . . .. . .. .. . . ..
5.
Selisih Nilai Aktual dan Proyeksi NTP di 14 Propinsi,
bulan Agustus 1997 sampai Desember 1998... . .. ... ... . .. ...
6. Perkembangan
Peran Komoditas yang
Diproduksi I
Dijual Petani DaIam Pembbotan Nilai Tukar Petani... ... ... ... ...
7.
Perkembangan
Peran Pmduk yang Dibeli Petani
Dalam Pembobotan Nilai Tukar Petani .. . .. . . .. .. .... . .. ... .....
8. Analisa Regressi lndeks Harga Yang Diterima Petani di
14 Propinsi di Indonesia Tahun 1987-1998..... . ...... ... . .. . .. .
9. Analisa Regressi indeks Harga ,Yang Dibayar Petani di 14
Propinsi di lndonesia Tahun 1987-1998 . .. . .. . .. ... . .. .. . . .. . .. ..
10. Rataan Selisih NTP - KON Terhadap Tahun Dasar di 14
Propinsi Tahun 1987-1998 (Th 1987=100) ..... . .. ... . .. ... . ........
1 1. Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Ekonomi
Terhadap NTP-KON di 14 Propinsi ... ............ ......... ... ...
12. Rataan Selisih Antara NTP-MAK terhadap tahun Dasar di 14
Propinsi Tahun 1987-1998 (Th 1987=100)...... .. . . .. .. ... . ..... ....
13. Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Ekonomi,
Terhadap NTP-MAK di 14 Propinsi... .. . . .. . .. . .. .. . .. .............
-
14. Rataan Selisih Antara NTP NMAK Terhadap Tahun Dasar
di 14 Propinsi Tahun j987-1998(Th1987=100) ..........
15. Nilai Dugaan dan Dampak Krisis Ekonomi Tehadap
NTP-NMAK di 14 Propinsi...... .. . .. ... .
. ... .. . . .. ... . ... ... ......
Halaman
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak W i i s Ekonomi
Terhadap NTP-BIP di 14 Propinsi.......................................
114
Rataan Selisih Antara NTP-PUK Terhadap Tahun Dasar di
14 Propinsi Tahun 1987-1998 (Th 1987=100) ........................
116
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Kriss Ekonomi
Tehadap NTP-P UK di 14 Propinsi.......................................
117
Rataan Selisih NTP- UPAH Thdp NTP di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 (Th 1987=100) ..................................
119
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Ekonomi
Terhadap NTP-UPAH di 14 Propinsi.................................
120
Rataan Selisih NTP-Modal Thd NTP di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 (Th 1987=100).......................................
121
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Terhadap NTPDAL di 14 Propinsi .........................................................
122
Rangkuman
Arah
Dari
Perkembangan Tingkat
Kesejahteraan Petani Tahun 1987-1998, Yang Diukur Dari
Kurnulatip Selisih Antara NTPt Thd NTP 1987=100 ..............
Rangkuman
Pemn
Komponen NTP Tehadap NTP,
Yang Diukur Dari Kumulatip Selisih Antara Komponen NTP
Terhadap NTP.. .............................................................
Rangkuman Arah Dampak Krisis Terhadap NTP Dan
Komponen Penyusun NTP...............................................
Perkembangan Nilai Tukar Petani Padi di 14 Propinsi di
Indonesia Tahun 1987-1998 (Th 987=100).........................
Nilai Dugaan Regressi Dan Dampak Krisis Terhadap NTPPAD1 .............................................................................
Rataan Selisih NTP-PAD1 Thdp NTP di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 (Th 1987=100) ......................................
Perkembangan
Nilai Tukar Petani Padi
Terhadap
Produk Konsumsi (NTPADI-KON) Tahun 1987 - 1998
(Th 1987=100)...............................................................
Hataman
60. Rataan Bulanan Selisih Harga Gabah Petani dengan
Harga
Dasar
Gabah
di 14 Propinsi Tahun
1987-1998 (%) .............................................................
61. Nilai
Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Terhadap
Harga Palawija
Di Tingkat Petani di 14 Propinsi
.
.........
......................
Tahun 1987-1998 ......................
62. Faktor Yang Mempenganrhi Harga Palawija Petani.................
63. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis
Tehadap
Harga Sayuran Di Tingkat Petani
di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 ..........................................................
64. Faktor yang Mempengaruhi Harga Sayuran Petani................
65. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Terhadap
Harga Buah
Di Tingkat Petani
di 14
Propinsi
Tahun 1987-1998 ...................................:......................
66. Faktor yang Mempengaruhi Harga Buah Petani ...................
67. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Terhadap
Harga
Tanaman
Perkebunan
di 14
Propinsi
Tahun 1987-1998 ..........................................................
68. Faktor
yang
Mempengaruhi
Harga Tanaman
Kebun
Petani..................
.....................................................
69. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis
Terhadap
Harga Produk Konsumsi makanan di 14 Propinsi
Tahun 1987-1998 ............................................................
70. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Wisis Terhadap
Harga Produk
Non
Makanan
did4
Propinsi
Tahun 1987-1998 ..........................................................
71. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis
Terhadap
Harga Pupuk
di Petani
di 14
Propinsi Tahun
1987-1998 ...................................................................
72. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis Terhadap Upah
Tenaga kerja di 14 Propinsi Tahun 1987-1998...................
73. Nilai Dugaan Regresi dan Dampak Krisis
Terhadap
Harga Modal
Propinsi
di 14
di Tingkat Petani
Tahun 1987-1998 .......................................................
1.. ..
185
Halaman
28. Rataan Selisih NTP .PAMWIJA Terhadap NTP .............
29. Rataan Selish NTPSAYURAN Terhadap NTP.....................
30. Rataan Selisih NTP-BUAH Terhadap NTP........................
31.
Rataan Selisih NTP-KEBUN Tehadap NTP........................
Rataan Tahunan Selisih Antara Harga Gabah Petani Dengan
Harga Dasar Gabah (RplKg).............................................
Rataan Bulanan Selisih Antara Harga Gabah Petani Dengan
Harga Dasar Gabah (RplKg)............................................
Pengaruh Perubahan Harga Padi Terhadap Nilai Tukar
Petani..........................................................................
Dampak Penrbahan Harga Palawija Thd Nilai Tukar Petani ..
Dampak Perubahan Harga Sayuran Thd Nilai Tukar Petani
Dampak Pewbahan Harga Buah Thd Nilai Tukar Petani ..
Dampak Perubahan Harga Tanaman Kebun Terhadap Nilai
Tukar Petani ...............................................................
Pengaruh Perubahan Harga Pupuk Terhadap N.Tukar Petani
Pengaruh Perubahan Upah Terhadap Nilai Tukar Petani ....
Penganrh Penrbahan Harga Modal Terhadap N Tukar Petani
Penganrh Perubahan Harga Padi Tehadap NTP-PADI ......
Pengaruh Penrbahan Harga Pupuk Terhadap NTP-PAD1 ....
Pengaruh Perubahan Upah Terhadap NTP-PAD1 ..............
Pengaruh Perubahan Harga Mcdal Terhadap NTP-PAD1 ....
Pendapatan Usahatani Padi Sawah Di Indonesia. Jawa
dan Luar Jawa Ta hun 1987-1996 (Rp 000ha) ...................
47 . Pendapatan Usahatani Padi
Sawah di Indonesia. Jawa
dan Luar Jawa Tahun 1987-1996 ($/ha)..................................
48. Biaya Pokok Produksi Gabah Padi Sawah di Indonesia.
Jawa dan Luar Jawa Tahun 1987-1996 (Rp 0001ha) ............
49. Biaya Pokok Produksi Gabah Padi Sawah di
Indonesia.
Jawa dan Luar Jawa Tahun 1987-1996 ( $ f ha)....................
50. Perkembangan Harga Dasar Gabah Dan Harga Pupuk yang
Ditetapkan Pemerintah Tahun 1970-1999............................
Halaman
29. Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1 di Lampung...
349
30.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1 di Jateng ....... 349
31.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1di Jatim ......
350
32.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1 di NTB .........
350
33.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PADI di Kalsel ......... 351
34.
Perkembangan Nilai Tukar Penyusun NTP-PAD1 di Sulsel ...
351
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Warna PJPT I pembangunan nasional telah mamperfihatkan hasil hasil
yang menggembirakan. Dalam periode tersebut terjadi. pertumbuhan e k m h
nasional yang wkup tinggi, transformasi struktur ekonomi dari peran pertanian ke
peran non pertanian (tenrtama indurn dsn jasa), pergeseran dari migas ke non
migas, ket>erhasiiandalam pempaian ketersediaan pangan (swasembada betas)
dan pengurangan kerniskinan. Pembangunan perhnian telah memberikan
sumbangan k s a r dalam keberhasilan pembangunan nasional tersebut,
baik
sumbangan langsung seperti dalam pembentukan PDB, penyerapan tenaga kerja,
peningkatan pendapatan masyarakat, perolehan devisa melalui ekspor dan
penekanan inflasi, maupun sumbangan tidak langsung melalui pendptaan kondisi
yang kondusif bagi pelaksanaan pembangunan dan hubungan sinergis dengan
sektor lain (Simatupang, 4992 ; Sanim, 1997).
SeMar pertanian (agribisnis)
sumberdaya domestik
yang lebih mengarrdalkan pemanfaatan
~ l a t i flebih tahan dan lebih fieksibd mmghadapi
goncangan m e t e r dibanding sektor lain yang ,mlatif menggunakan komponen
impor lebih hanyak. Pada situasi kisis ekonmi yang dipicu oleh Msis m e r
saat ini, sektor pertanian
kemkli berperan sebagai sekior penyelamat
pembangunan nasional, meialui : (1) Perannya dalam myediakan kebuhrhan
pangan pokok dalam jumlah yang memadai, (2) Perannya daiam pemlehan
devisa melalui ekspor, (3) Perannya sebagai resewoar (pman"lpung) tenaga
keja yang kembali ke pedesaan sebagai akibat dampak krisis, (4) Perannya
dalam menanggulangi kerniskinan masyarakat yang sernakin meningkat, (5)
Perannya dalam pengendalian inflasi, dan (6) Dengan tingkat perturnbuhan
yang masih positip, sektor pertanian berperan dalam menjaga hju pertumbuhan
nasional. Beberapa indikatw
peran sektor pertanian dalam pe-ngunan
nasional temnturn dalam Tabel 1.
Terlepas dari keberhasilan yang telah dicapai dan peran strategis sektw
pertanian diatas, tantangan pembangunan pertanian saat ini dan mendatang
dirasakan semakin berat.
Disamprng masih adanya masalah yang belurn
terselesaikan dari kegiatan pernbangunan yang lalu, telah pula timbul masalah
baru sebagai konsekuensi perubahan lingkungan strategis global dan domestik,
dan masalah yang timbul akibat krisis ekonorni yang teqadi.
Sebelum krisis kegiatan pembangunan telah menurunksn Jumlah
penduduk miskin, yaitu dari 42.3 juta orang ( 28.6 % dari total penduduk) pada
tahun 1980 menjadi 22.5 juta orang ( 11.3% dari total penduduk) pada tahun
1996. Kejadian krisis telah meningkatkan jumlah dan proporsi penduduk
rniskin, yaitu menjadi 49.5 juta orang (24.2% dart total penduduk) pada tahun
7998
(Tabel 1).
Penduduk miskin tersebut
sebagian besar berada di
pedesaan dan terutama bekerja di sektor pertanian (Irawan, 2000).
Tabel 1.
Peran Pertanian Dalarn Pembangunan Nasional dan
Penduduk Miskin Tahun 1990,4990, 1996 dan 1998
I ndikator
1. PDB Pertanian
- Nilai ( Trlyun Rp)
- % Thd PDB Total
-
Laju Pertumbuhan (%TTh)
2. Penyerapan T. Kerja Pertanian
- Jumlah (Juta Jiwa)
- % Terhadap Total
- Laju Perturnbuhan (
1980
1990
1996
1998
11.3
24.84
3.1
22.4
21.5
3.4
63.8
15.4
2.9
64.4
17-2
0.5
28.8
42.1
55.9
53.7
3.6
35.9
41.2
39.4
45.0
-2.3
4.2
124.2
68.9
124.4
124.0
63.3
60.7
17.8
9.4
27.2
15.3
7.2
22.5
31.9
17.6
49.5
12.3
25.7
9.7
21.9
24.2
1.2
3. Penduduk Pedesaan
- Jumtah (Juta Jiwa)
- % Terhadap Total
115.4
77.9
4. Jumlah Penduduk Miskin ( ~ u t a ) ~
- Oesa
32.8
9.5
- Kota
- Desa + Kota
42.3
5. Oh Penduduk Miskin Terhadap
Total Penduduk
- Desa
- Kota
- Desa + Kota
28.4
29.0
28.6
14.3
16.8
15.1
11.3
1
Sumber : Statistik Indonesia, BPS.Jakarta Tahun 1990,1990, 19%, 1998
1
Tahlm 1980 pda harga kmstan 1973,Tahun 1990,1996 dan 1993 pada harga konstan 1983,
2
Kasryno, F. ( 2000 ).
Irawan, P.B dm Romdiati, H. 12000).
Sejak semuia sektor pertanian telah mengantis\p s i dan menyelataskan
gerak pembangunannya seamh dengan dinamika yang tqadi. Sejak Pelita VI
orientasi pembangunan pertanian bemlih dari fokus peningkatan produksi s e w
kearah orient84 paningkatan pendapatan (kesejahteman) rnasyarakat pertanian,
tenrtama petani di pedesaan. Untuk itu pengembangan agflbisnis teiah
menempati posisi sentral pembangunan perlanian (Baharsyah, 1991).
Berbagai kebijaksanaan baik ditingkat mikro maupun makro telah ditetapkan
oleh
pemerintah dalam
rangka
meningkatkan kesejahteraan
Dengan orientasi pembangunan pertanisn kearah
petani.
perbaikan
kesejahteraan pelaku pernbangunan yaitu petani, maka sangat relevan untuk
meng kaji dampak
pembangunan yang dilaksanakan terhadap perbaikan
kesejahteraan petant, sebagai
upaya untuk mernberi masukan bagi
pelaksanaan pembangunan pertanian selanjutnya. Salah satu indikator Ialat
ukur tingkat kesejahteraan masyarakat pertanian adalah Nilai Tukar Pertanian.
Nilai Tukar
Pertanian
pertanian terhadap sektor
mnunjukkan fluMuasi
merupakan ukumn kernampuan daya tukar sektor
non pertanian. Fluktuasi nilai tukar pertanian
kemampuan riil petani dan mngindikssikan tingkat
kesejahteraan petani. Pengetahuan s w r a mendalarn tentang perilaku nilai
tukar pertanian, dampak kegiatan pembangunan terhadap nilai tukar dan
identifikasi faMw faktw penentu nilai tukar akan berguna bagi perencanaan
kebijaksanaan pembangunan, tenrtama pembangunan pertanian.
1.2.
Rumusan Masalah
Pembangunan nasional pada dasamya berhijuan untuk meningkatkan
kesejahtman
masyarakat t m s uk petani. Perhatian terhadap aspk
kesejahteraan petani semakin mlevan dengan adanya Msis ekonomi dan geyolak
musim yaitu kejadian musim kering panjang dan banjir. Kejadian tersebut telah
rnmpenganrhi kinerja sektor pertanian dan kesejahteraan masyarakat pertanian
dan pedesaan. Kejadian krisis ekonomi mengahbatkan kenaikan harga-harga,
peningkatan pengangguran dan jumlah penduduk miskin, sernentara
kejadian
kekeringan dan banjir tdah berdampak terhadap usaha dan pmuksi pertanian.
Usaha pmerintah melalui berbagai kebijsksanaan ekonomi berupaya
mendptakan stabilitas ekonomi nasional, terutama di seMor produksi pertanian.
Namun kiranya perlu dikaji sec=ara mendalam dampak yang teQadi akibat dari
penerapan berbagai kebijaksanaan tersebut, tenrtama terhadap kehidupan dan
perilaku petani sebagai produsen komoditas pertanian. Pengkajian ternbut
tenrtama ditujukan untuk menilai I menentukan kebijaksanaan yang mmkerikan
dampak positip, negatip dan netral
terhadap kegiatan usaha produksi dan
kesejahteraan petani. Salah satu alat ukur yang
mgidentifikasi
dampak yang timbul
dapat dipalcai untuk
akibat dari penerapan kebijaksanaan
adalah Nilai Tukr. Ntlai tukar komditas pertanian menggambarkan tingkat daya
tukar / daya beli komoditas tersebut terhadap produk non pertanian.
Pada kondisi petani hanya mengusahakan satu komoditas tertentu (petani
monokultur) maka nilai tukar komditas tersebut juga merupakan nilai tukar
petani. Nilai tukar komoditas menggambarkan daya tukar komoditas peftanian
tertentu terhadap produk yang dipertukarkan. Dalam kenyataan petani
menggusahakan lebih dari satu komoditas, sehingga dibutuhkan pengembangan
konsep Nilai Tukar Petani yang menggambarkan tingkat daya beli petani
dalam upaya pernenuhan kebutuhan hidup dan usahataninya. Dengan demikian
konsep nilai tukar tersebut relatif lebih mendekati sebagai alat ukur tingkat
kesejahteraan petani.
Nilai tukar pertanian berperan penting dalam mendorong kegairahan
petani dalam
usaha produksi pertanian.
Makin tinggi nilai tukar pertanian
sernakin baik kedudukan sektor pertanian terhadap sektor lainnya, dan ini akan
mendorong kegairahan petani dalam memproduksi komoditas pertanian dan
sebaliknya.
Sesuai dengan definisinya, maka
dipengaruhi oleh kinerja
nilai tukar pertanian tidak hanya
sektor pertanian namun juga oleh sektor diluar
pertanian (Killia, 1983; Timmer et al, 1983). Berbagai situasi dan gejolak yang
terjadi baik karena faktor alam atau gejolak yang tejadi akibat adanya distorsi
pasar seperti penerapan suatu kebijaksanaan yang disengaja, baik di sektor
pertanian rnaupun non pertanian, ditingkat mikro maupun makro
akan
rnempenganrhi produksi, harga harga dan nilai tukar petani. Dengan demikian
seluruh kebijaksanaan di sektor pertanian mulai dari yang berkaitan produksi
pertanian sampai ke pemasamn hasil, seperti kebjjaksanaan harga, subsidi,
perkreditan dan lainnya, secara langsung rnaupun tidak langsung
akan
mernpengaruhi nilai tukar pertanian dan kesejahteraan petani. Pengetahuan
tentang dampak suatu prubahan tersebut temadap nilai tukar pertanian penting
sebagai masukan dalam rangka perbaikan kebijaksanaan kearah pembentukan
nilai tukar yang diinginkan.
Kajian tentang nilai tukar pertanian di Indonesia relatif banyak, namun
sebagian besar tentang nilai tukar komoditas pertanian (Soeharjo, 1976; Anwar,
1980; Sukarja, 1981; Pramonosidhi, 1984; Scandizzo dan Diakosawas, 1987
dan
Hutabarat, 1995). Kajian tentang nilai tukar petani relatif terbatas dan
umumnya hanya berkaitan dengan pergerakan nilai tukar petani dengan unit
analisa yang bersifat agregat Inasional (Hutabarat, 1996; Simatupang, 1992;
Simatupang dan lsdiyoso 1992). Beberapa kajian tentang nilai tukar pertanian di
Indonesia tercantum dalam Tabel 2.
Nilai tukar petani dibentuk melalui mkanisrne y ang kompleks, yaitu suatu
sistem pembentuk hargaharga. Mekanisme pembentukan harga tersebut
bekeda antar daerah dan antar waktu sebagai akibat dari keragaman sistem
pembentukan penawaran dan penerimaan. Dengan demikian akan terdapat
keragaman baik dari sisi penerimaan petani, sisi pengeluaran petani dan nilai
tukar petani antar daerah dan antar waktu. Dari sisi penerimaan petani
keragaman antar daerah dan antar waktu terjadi berkaitan dengan keragaman
komoditas yang diusahakan petani searah dengan keragaman sumberdaya
anbr daerah dan keragaman sumber pendapatan. Sementara itu keragaman
dari sisi pengeluaran petani berkaitan dengan keragaman pola konsumsi antar
daerah dan waktu.
Tabel 2.
Penulis
Studi Tentang Nilai Tukar Pertanian di Indonesia
Tahun
Cakupan
Konsep
Nilai Tukar
Unit Analisa
/
I . Soeharjo, A.
Nilai Tukar
Komoditas
Pertanian
Nilai Tukar Barter, Nilai Kornoditas
Tukar Faktorial, Nilai
Pertanan,
Tukar P e n e r i m n
Nasional
2. Anwar, A.
Nilai Tukar
Kornoditas
Pertanian
Nilai Tukar Barter
Perdagangan
3.Sukarja, R
Niki Tukar
Komo ditas
Pertanian
Nilai Tukar Barter
4. Prarnonosidhi,D.
Nilai Tukar
Komoditas
Pertanian
Nilai Tukar Subsisten
Nilai Tukat Penerimaan
5. Reksasudharma,C.
Nilai Tukar
Komoditas
Pertmian
Nilai Tukar Barter, Nilai Komoditas
Tukar Faktorial, NiIai
Pertanian,
Komoditas
Pertanian,
Nasional
Komoditas
Pertanian,
Nasional
Komoditas
Pertanian,
Kasus Jateng
Tukar Penerimaan
Nasianal
6. Simatupang, P.
Nihi Tukar
Petani
Nilai Tukar Barter
Petani,
Nasional
7. Hutabarat, B.
Nilai Tukar
Petani dan
Komoditas
Nilai Tukar Petani
NiIai Tukar Barter
Petani,
Komoditas
Pertanian.
Pertanian
Jateng,Sumut
NTT,Kalteng
Pengetahuan secara mendalam tentang perilaku Nilai tukar petani dan
nilai tukar komoditas pertanian antar daerah dan antar waMu dan faktor-faktor
penyebabnya
akan sangat
berguna
dalam
perencanaan pembangunan
pertanian.
Konsep Nilai Tukar Petani telah dikembangkan Badan Pusat Statistik
sejak tahun 1983 di Jawa dan dikembangkan di luar Jawa tahun 1987. Unit
analisa Nilai Tukar tersebut bersifat regional (propinsi). Parameter Nilai Tukar
Petani tersebut telah dijadikan sebagai salah satu indikator kesejahteraan relatif
masyarakat pertanian
1 petani antar daerah (propinsi).lndikator tersebut
digunakan sebagai salah satu alat monitoring dan perencanaan pembangunan
(pertanian).
Pertanyaan y ang muncul adalah seberapa jauh parameter Nilai
Tukar Petani yang dibangun telah memadai sebagai indikator kesejahteraan
petani, secara konsep dan metodoiogi. Evaluasi secara mendalam tentang ha1
tersebut akan berguna bagi penyempumaan pembentukan parameter Nilai
Tukar Petani.
1.3.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
S a r a umum penelitian bertujuan memplajari perilaku dan menganalisis
faktor faktor yang menentukan nilai tukar petani. Secara lebih rinci tujuan
peneiitian ini adalah:
1.
Mempelajari perilaku nilai tukar petani, unsur unsur pembentuk nilai tukar
petani dan faktor yang mempengaruhinya.
2.
Menganalisis dampak kejadian krisis ekonomi tehadap nilai tukar petani.
3.
Menganalisis dampak perubahan harga-harga tehadap nilai tukar petani.
4.
Menganalisis pengaruh penerapan kebijaksanaan harga sektor perbnian
terhadap nilai tukar petani.
5.
Mengevaluasi Relevansi nilai tukar petani sebagai indikator kesejahteraan
petani.
Dari hasit studi ini diharapkan sebagai masukan bagi perurnusan
kebijaksanaan pembangunan, khususnya
yang berkaitan dengan upaya
meningkatkan nilai tukar petani.
1.4.
Kontribusi Penelitian
Penelitian ini ditekankan kepada analisa tentang Nilai Tukar Petani
sebagai indikator kesejahteraan petani.
Secars garis besar lingkup dan
kontribusi penelitian akan mencakup: (a) Pengetahuan tentang perilaku Nitai
Tukar Petani
dan faktor faktor yang mempengaruhinya. (b) Melalui
pendekatan konsep nilai tukar petani dengan unit regional dapat diketahui
perbandingan relatif nilai tukar petani antar regional dan merupakan indikator
tingkat kesejahteraan relatif antar region, (c) Melalui metoda dekomposisi
dapat diketahui perilaku dari nilai tukar unsur penyusun nilai tukar petani,
antara lain nilai tukar petani komoditas pertanian, (d) Pengetahuan tentang
pengaruh perubahan harga-harga dan dampak kebijaksanaan harga terhadap
nilai tukar petani dan nilai tukar komoditas pertanian, dan (e) Analisa dari
konsep nilai tukar petani tersebut sebagai alat ukur Iindikator kesejahteraan
petani.
Pengetahuan tentang aspe k aspek diatas akan sangat membantu dalsm
perurnusan kebijaksanaan pembangunan terutama pembangunan pertanian
dan pedesaan, dan
penyernpurnaan secara metodologis dari pengukuran
Nilai Tukar Petani sebagai indikator kesejahteraan petani. Ketersediaan alat
ukur yang secara konsep dan metodologi seusuail memadai dan secara
operasionai mudah dilakukan pada wilayah ( cakupan daerah) yang luas akan
sangat membantu dalam
perencanaan dan monitoring pembangunan,
terutama berkaitan dengan kesejahteraan petani.
1.5,
Keterbatasan Penelitian
Dalam analisisis tentang nilai tukar pertanian, penelitian akan
membatasi diri dengan menekankan kepada penggunaan konsep nilai tukar
petani regional. Dengan penekanan kepada penggunaan konsep tersebut,
dengan sendirinya penggunaan data dan informasi lebih terfokus kepada yang
berkaitan dengan aspek tersebut.
Datam analisis akan dilakukan dekomposisi dari Nilai Tukar Petani,
yaitu dekomposisi menurut kelompok komoditas yang diusahakan. ldealnya
de komposisi juga
dapat dilakukan terhadap
masing masing
Nilai Tukar
Komoditas Pedantan. Dengan keterbatasan waktu,tenaga dan biaya, analisa
dekomposisi hanya akan dilakukan
sampai
pada tingkat kelompok
komoditas, yaitu Nilai Tukar Petani Padi, Nilai Tukar Petani Palawija, Nilai
Tukar Petani Sayuran, Nilai Tukar Petani Buah dan Nilai Tukar Petani
Tanaman Perkebunan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Konsep Nilai Tukar Pertanian
Konsep nilai tukar pertanian y ang digunakan dalam penelitian empiris
beragam. Minimal ada lima konsep nilai tukar yang dijumpai, yaitu : (a)
Konsep Barter I Pertukaran {b) Konsep FaMorial , (c) Konsep Penerimaan ,
(d) Konsep
Subsisten, dan ( a ) Konsep Nilai Tukar Petani. (BPS, 1983;
Prarnonosidhi,1984; Chacholiades,1990; Tsakok,1990;
Diakosawas dan
Scandiuo, 1991; Simatupang,1992).
2.1.1 Konsep 6arter 1 Pettubran
Konsep barter ( Nilai tukar barter ) mengacu kepada harga nisbi suatu
k m d i t a s pertanian t&entu
terhadap barang I pmduk non pertanian. Nilai
Tukar Barter (NTB) didefinisikan sebagai rasio antara Harga Pertanian tehadap
Harga Produk Non Perianian . Secara matematik dirumuskan sebagai berikut:
........................ ..., (1)
NTB = P x l Py ;
dimana :
NTB = Nilai Tukar Barter Pertanian;
Px
= Harga Komoditas Pertanian
Py
= Harga Produk Non Pertanian.
Konsep nilai tukar ini mampu mngidentifikasi perbandingan harga relatii dari
komcditas pgrtanian tertentu
terfiadap harga
pmduk yang dipertukarkan.
Peningkatan NTB berarti semakin kuat daya tukar harga komoditas pertanian
terhadap
barang yang dipertukarkan. Namun konsep NTB disamping hanya
berkaitan dengan komoditas dan produk tertentu juga tidak mampu memberikan
menjelaskan berkaitan dengan
penrbahan produktifitas (teknologi) komoditas
pertanian dan komoditas non pertanian tersebut.
2.1.2 Konsep FaMorfal
Konsep FaMorial menrpakan perbaikan dari konsep barter, yaitu dengan
memasukkan pengaruh penrbahan teknologi (produktifitas) dalam konsep nilai
tukar. Nilai Tukar Faktorial (NTF) Pertanian didefinisikan sebagai rasio antara
harga pertanian teFhadap harga non pertanian, dikalikan dengan produktivitas
pertanian (Zx).
Apabila hanya memperhatikan produktivibs pertanian maka
disebut Nilai Tukar Faktorial Tunggal (NTFT), dan apabila produktivitas non
pertanian (Zy) juga diperhitungkan, maka disebut Nilai Tukar Faktorial Ganda
(NTFG). NTFT dan NTFG dimmuskan sebagai beflkut:
NTFT =
-
NTFG =
--
Px "Zx lPy
NTB
Zx ;
Px * Zx 1 Py*Zy ;
NTB I Z :
...................................
3
dimana :
NTFT =
NTFG =
Zx
=
Zy =
Z
=
Nilai Tukar Faktorial Tunggal;
Nilai Tukar Faktorial Ganda;
ProduMivitas Komoditas Pertanian.
ProduMivitas Produk non pertmian.
Rasio Produktivitas Pertanian Terhadap ProduMivitas
Produktivitas Non Pertanian.
Konsep ini mampu mengidenttfikasi penyaruh dari perubahan teknotogi
dari kornoditas dan produk
tertentu yang dipertukarkan. Namun konsep ini
terbatas kepada komditas dan produk tertentu dan tidak dapat menjelaskan
kernampuan seluruh komoditas Iproduk yang dipertukarkan.
2.1.3. Konsep Penerimaan
Konsep penerimaan (Nilai Tukar Penerimaan) menrpakan perbaikan dari
konsep niiai tukar faktorial. Nilai Tukar Pemrimaan (NTR) merupakan daya tukar
dari penerimaan (nilai hasiI) komoditas pertanian yang diproduksikan petani per
unit (hektar) terhadap nilai korbanan untuk memproduksi hasil tersebut.
Dengan demikian
NTR menggambarkan tingkat profitabilitas dari usahatani
kornoditas tertentu. Namun NTR hanya menggambarkan nilai tukar komoditas
tertentu, belurn keselunrhan kornponen penerimaan dan pengeluaran petani.
2.1.4. Konsep Subsisten
Konsep nilai tukar subsisten (NTS) menrpakan pengembangan lebih lanjut
dari NTR. NTS menggambarkan daya tukar dari penerimaan total usahatani
petani
terhadap
pengeluaran
total
petani
untuk
kebutuhan
hidupnya
(Pramonosidhi, 1984). Penerimaan petani menrpakan penjumlahan dari
seluruh
nilai hasil prduksi komoditas pertanian yang dihasilkan petani dan Pengeluaran
petani menrpakan penjumlahan dari pengeluaran untuk konsumsi rumahtangga
dan pengeluaran untuk biaya produksi usahatani.
NTS dimmuskan sebagai
berikut
Dimana :
NTS = Nilai Tukar Subsisten,
Pxi
= Harga komoditas Pertanian ke i ;
Qxi
= Produksi komoditas Pertanian ke i ;
Pyi = Harga Produk Konsumsi ;
PyJ = Harga Input Produksi ;
Qyi = Jumlah Produk Konsumsi ;
Qy, = Jurnlah Input Produksi;
Dengan demikian NTS menggambarkan tingkat daya tukar 1 daya beli dari
pendapatan petani dari usahatani terhadap pengeluaran rumahtangga petani
untuk
kebutuhaq hidupnya yang mencakup pengeluaran
konsumsi dan
pengeluaran untuk biaya prduksi. Dalam operasionalnya konsep NTS ini hanya
dapat dilakukan pada tingkat mikro, yhitu unit analisa rumahtangga.
2.1.5
Konsep Nilai Tukar Regional
Konsep Nilai Tukar Regional menrpakan pengembangan lebih lanjut dari
NTS dengan memformulasikannya dalarn unit analisa regional. Badan Pusat
Statistik mngembangkan konsep ini sebagai Nilai Tukar Petani (NTP) dengan
unit analisa propinsi. Dengan demikian NTP merupakan konsep makro dari NTS.
3engan unit analisa propinsi rnaka dapat dievaluast perbandingan NTP antar
regional 1 propinsi. Nilai Tukar Petani didefinisikan sebagai nisbah antara harga
yang diterima petani dan harga yang dibayar petani. Harga yang diterima petani
merupakan harga tertimbang dari harga harga komoditas pertanian yang dijual
ptani, dan harga yang dibayar petani adalah nilai tertimbang dari harga harga
yang dibayar/ dibeli petani.
Penjaharan lebih lanjut dari pembentukan NTP
diuraikan berikut.
2.2.
Pembentukan Nilai Tukar Petani
Konsep perhitungan NTP merupakan pengembangan secara makro dari
konsep NTS dimana petani berada pada posisi sebagai produsen dan konsumen.
Secara konsepsi NTP mengukur
daya tukar dari komoditas pertanian yang
dihasilkan petani terhadap produk yang dibeli petani untuk keperluan konsumsi
dan keperluan dalam memproduksi usahatani.
Dengan unit analisa tingkat regional / propinsi, maka definisi petani adalah
"petani" dalam pengertian agregat yang menggarnbarkan "petani suatu propinsi"
tertentu.
Petani
didefinisikan sebagai "individu" yang berusaha dibidang
usahatani lahan (land base), mencakup usahatani komoditas tanaman bahan
makanan dan tanaman perkebunan rakyat. Petani tersebut adalah pemilik maupun
petani penggarap (sewalkontraklbagi hasil) atas risiko sendiri dengan tujuan untuk
dijual. Pendapatan petani agregat merupakan penjl~mlahandari nilai produksi
regional Ipropinsi dari setiap komoditas pertanian yang dijual petani.
Nilai tukar petani (NTP) didefinisikan sebagai nisbah antara harga yang
diterima petani (HT) dengan harga yang dibayar petani (HB). Secara garis besar
pembentukan Nilai Tukar Petani terangkum dalam Gambar 1, dengan unsur unsur
pembentuk NTP tercanturn dalarn Tabel Lampsran 1. Metodologi pembentukan
Nilai Tukar Petani seam ringkas tercanturn dalam T a w Lampiran 2.
2&1. Harga Yang Ditdma Petant (HT)
Harga yang ditetima petani mempakan harga tertirnbang dari harga
setiap komoditas pertanian y a y diproduksi I dijual petani. Penimbang yang
digunakan adalah nilai produksi yang dijual petani dari setiap komoditas.
Harga k m d i t a s pertanian merupakan harga rataan yang diteri