Alat dan Bahan Cara Kerja Masing-masing lembar kerja dikerjakan dengan cara

C. Alat dan Bahan

1. Kertas berisikan gambar kromosom dalam keadaan acak 2. Gunting 3. Lem 4. Kertas A4 putih 5. Alat tulis termasuk penggaris

D. Cara Kerja Masing-masing lembar kerja dikerjakan dengan cara

sebagai berikut; 1. Baca bagian studi kasus yang terdapat pada lembar lampiran 2. Persiapkan kertas pada bagian lampiran yang berisikan gambar kromosom dalam keadaan acak 3. Gunting masing-masing gambar kromosom menggunakan gunting 4. Pasangkan masing-masing kromosom dengan kromosom homolognya 5. Tempelkan pengelompokan kariotipe kromosom sesuai dengan bentuk kromosom dan urutan nomor 6. Buat analisa dari hasil kariotipe tersebut Table 1. pengelompokan karyotipe kromosom manusia No. Kelompok Urutan nomor, bentuk kromosom 1 A 1 3 besar dan metasentris, 2 besar dan submetasentris 2 B 4 5 sedang dan submetasentris 3 C 6 sd 12 sedang dan lebih kecil dari B, merata ukurannya, submetasentris dan kromosom X 4 D 13, 14, 15 kecil dan akrosentris 5 E 16, kecil dan metasentris, 17 18 kecil dan submetasentris 6 F 19, 20 kecil dan metasentris 7 G 21, 22 kecil dan akrosentris dan kromosom Y Lampiran Studi Kasus Riwayat Pasien Pasien A Pasien A adalah janin yang berusia hampir genap 40 minggu dari seorang ibu berusia 40an tahun. Kromosom diperoleh dari cel epitel janin yang diambil melalui proses amniocentesis. Pasien B Pasien B adalah seorang laki-laki berusia 28 tahun. Pasien tersebut sedang berusaha mengetahui penyebab mengapa dia belum memiliki anak. Kromosom diperoleh dari sel-sel yang memiliki nukleus dari darah pasien. Pasien C Pasien C adalah bayi yang meninggal sesaat setelah dilahirkan dengan beberapa kelainan termasuk polidactili dan bibir sumbing. Kromosom diperoleh dari sampel jaringan. Membaca kariotipe Teknisi laboratorium akan mengkompilasi kariotipe, kemudian dengan menggunakann notasi atau penulisan spesifik mengkarakterisasi kariotipe. Notasi tersebut mencakup jumlah total kromosom, kromosom seks dan kromosom yang lebih atau hilang. Contoh: 47, XY, +18 menunjukkan bahwa paseien tersebut memiliki 47 kromosom, seorang laki-laki dan memiliki kromosom autosomal ekstra pada kromosom 18. 46, XX menunjukkan bahwa pasien adalah seorang wanita dengan jumlah kromosom normal 47, XXY menunjukka bahwa pasien memiliki kromosom seks ekstra. Membuat diagnosa Langkah setelah pembuatan notasi dari kariotipe adalah membuat diagnosa dari abnormalitas yang ada pada kromosom. Pada pasien dengan jumlah kromosom normal, setiap pasang hanya akan berisi 2 buah kromosom. Keberadaan kromosom ekstra atau adanya kromosom yang hilang pada umumnya mengakibatkan janin tidak berkembang atau keguguran. Pada kasus janin tetap bertahan dan berkembang, maka akan terdapat kelainan unik secara klinis tergantung pada kromosom penyebabnya. Pada daftar berikut terdapat beberapa sindrom yang disebabkan oleh kelainan pada jumlah kromosom. Diagnosa Kelainan Kromosom Jumlah kromosom normal Penyebab masalah pada pasien tidak disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom tapi disebabkan oleh hal lain. Klinefelters Syndrome Terdapat satu atau lebih ekstra kromosom seks misal, XXY Downs Syndrome Trisomy 21, kromosom ekstra pada kromosom 21 Trisomy 13 Syndrome Kromosom ekstra pada kromosom 13 Laporan Sementara 1. Susunan kariotipe normal yang diperoleh, tulis notasinya 2. Pasien A, B dan C Jumlah autosom, kromosom seks dan kelainannya jika ada tuliskan dalam bentuk notasi 3. Abnormalitas bentuk dan struktur yang teramati, beri penjelasan singkat 4. Hasil diagnosa dan penjelasannya disertai referensinya. TOPIK III EKSTRAKSI DNA SEDERHANA A. Pendahuluan Asam nukleat berupa asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA bahasa Inggris: deoxyribonucleic acid, umumnya terletak di dalam inti sel. Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi genetik; artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku umum bagi setiap organisme. DNA merupakan polimer yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu gugus fosfat, gula deoksiribosa, dan basa nitrogen. Sebuah unit monomer DNA yang terdiri dari ketiga komponen tersebut dinamakan nukleotida, sehingga DNA tergolong sebagai polinukleotida. Rangka utama untai DNA terdiri dari gugus fosfat dan gula yang berselang-seling. Gula pada DNA adalah gula pentosa berkarbon lima, yaitu 2- deoksiribosa. Dua gugus gula terhubung dengan fosfat melalui ikatan fosfodiester antara atom karbon ketiga pada cincin satu gula dan atom karbon kelima pada gula lainnya. Salah satu perbedaan utama DNA dan RNA adalah gula penyusunnya; gula RNA adalah ribosa. DNA dapat diisolasi, baik dari sel manusia maupun sel tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi dari cairan darah. Darah manusia terdiri atas plasma darah, globulus lemak, substansi kimia karbohidrat, protein dan hormon, dan gas oksigen, nitrogen dan karbon dioksida. Plasma darah terdiri atas eritrosit sel darah merah, leukosit sel darah putih dan trombosit platelet. Komponen darah yang diisolasi yaitu sel darah putih. Sel darah putih dijadikan pilihan karena memiliki nukleus, di mana terdapat DNA di dalamnya. Proses isolasi DNA diawali dengan proses ekstraksi DNA. Hal ini bertujuan untuk memisahkan DNA denagn partikel lain yang tidak diinginkan. Proses ini harus dilakukan dengan berhati-hati, sehingga tidak menyebabkan kerusakan pada DNA. Untuk mengeluarkan DNA dari sel, dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel baik dengan cara mekanik maupun dengan cara kimiawi. Dengan cara mekanik dapat dilakkan melalui penggerusan atau pemblenderan dengan menggunakan morta dan pistil, sedangkan secara kimiawi dapat dilakukan dengan menambahkan detergen. Pada praktikum ini akan dilakukan isolasi DNA dengan metode sederhana dengan menggunakan sampel daging buah untuk mendapatkan DNA. B. Tujuan 1. Dapat mengetahui proses isolasi DNA dari sel-sel buah 2. Dapat memahami gambaran umum DNA hasil isolasi sebagai unit hereditas

C. Alat dan Bahan: