Widespread ekstrem dalam dikotomi
variabel Point Biserial
r
pbis
Interval interval
Hasilnya lebih tendah daripada
r
bis
Tentrachoris S
s
Dikotomi Artifisial
Buatan Dikotomi
Artifisial Buatan
Digunakan jika kedua variabel dapat dipecah
pada titik kritis
Phi Ф
Dikotomi sebenarnya
Dikotomi sebenarnya
Digunakan pada perhitungan antara analisis
item
Contingensi Ε
2 kategori atau lebih
2 kategori atau lebih
Ialah kondisi khusus dapat dibandingkan dengan
r
τ
– berhubungan erat dengan
chi kuadrat Rasio otomatis
Η Interval
interval Digunakan untuk
mengetahui hubungan nonlinear
Disadur dari Usman, H, 2006, hal 199 Analisis Korelasi betujuan untuk mengetahui keeratan hubungan kuat-
lemahnya hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y, tanpa melihat bentuk hubungannya, apakah linear atau tidak linear. Kuat-lemahnya
hubungan antara dua variabel dilihat dari koefisisen korelasinya.
2. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan indeks atau bilangan yang digunakan untuk mengukur keeratan kuat, lemah, atau tidak ada hubungan antarvariabel.
Koefisien Korelasi variabel yang diukur
1. Produk Momen Pearson kedua variabelnya berskala interval
2. Order Rank Sperman kedua variabelnya berskala ordinal
Disadur dari Usman, H, 2006, hal 199 Koefisien korelasi memiliki nilai antara -1 dan +1 -1≤KK≤+1, Hasan,
2008: 234 1 Jika KK positif maka variabel-variabel berkorelasi positif. Semakin dekat
nilai KK ke +1 semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya
5
2 Jika KK bernilai negatif maka variabel-variabel berkorelasi negatif. Semakin dekat nilai KK ke -1 semakin kuat korelasinya, demikian pula sebaliknya.
3 Jika KK berniali 0 maka variabel-variabel tidak menunjukkan korelasi. 4 Jika KK bernilai +1 atau -1 maka variabel menunjukkan korelasi positif atau
negatif yang sempurna Untuk menentukan keeratan hubungan korelasi antar variabel tersebut,
berikut ini diberikan nilai-nilai dari KK sebagai patokan, Hasan, 2008: 234. 1 KK = 0
tidak ada korelasi 2 0 KK ≤ 0,20
korelasi sangat rendah lemah sekali 3 0,20 KK ≤ 0,40
korelasi rendah lemah tapi pasti 4 0,40 KK ≤ 0,70
korelasi yang cukup berarti 5 0,70 KK ≤ 0,90
korelasi yang tinggi; kuat 6 0,90 KK ≤ 1,00
korelasi yang sangat tinggi; kuat sekali, dapat diandalkan.
7 KK = 1 korelasi sempurna.
3. Jenis-jenis Koefisienanalisis Korelasi
a. Analisis Korelasi Person Prodact Moment r Teknik analisis Korelasi Product moment termasuk teknik statistik para
metrik yang menggunakan interval dan ratio dengan persyaratan tertentu. Misalnya: data dipilih secara acak random; datanya berdistribusi normal; data
yang dihubungkan berpola linier; dan data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek yang sama. Kalau salah satu tidak
terpunuhi persaratan tersebut analisis korelasi tidak dapat dilakukan. Rumus yang digunakan Korelasi Prodact Moment adalah:
r= n
∑
XY −
∑
X
∑
Y
√
n
∑
X
2
−
∑
X
2
n
∑
Y
2
−
∑
Y
2
Sudjana 2002:369 Langkah-langkah menghitung korelasi Product Moment
Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Membuat Tabel
Mencari r
hitung
6
Mencari besarnya sumbangan variabel X terhadap variabel Y
Menghitung signifikansi dengan rumus t
hitung
Membuat kesimpulan
Analisis Korelasi Rank Spearman P Korelasi rank dipakai apabila: 1 kedua variabel yang akan dikorelasikan
itumempunyai tingkatan data ordinal, 2 jumlah anggota sampel di bawah 30 sampel kecil, 3 data tersebut memang diubah dari interval ke ordinal, dan 4
data interval tersebut ternyata tidak berdistribusi normal. Korelasi rank ini ditemukan oleh Spearman, sehingga disebut juga sebagai
korelasi Spearman. Korelasi .ini dapat juga disebut sebagai korelasi bertingkat, korelasi berjenjang, korelasi berurutan, ataukorelasi berpangkat.
Besarnya hubungan antara dua variabel atau derajat hubungan yang mengukur korelasi berpangkat disebut koefisien korelasi berpangkat atau koefisien korelasi
Spearman yang dinyatakan dengan lambang r
s
.Makna dan kelayakan nilai r seperti
halnya dengan yang diuraikan dalam korelasi Product moment. Korelasi Spearman
r
s
= 1−
6
∑
d
2
n
3
− n
d= selisih ranking X dan Y
n=banyak pasangan data Korelasi Spearman—Brown
r
ii
= 1−
2 r
s
1 + r
s
Tulis Ha dan Ho dalam bentuk kalimat
Tulis Ha dan Ho dalam bentuk statistic
Membuat tabel
Mencari dengan rumus
Menentukan taraf signifikan
Bandingkan r
s hirung
dengan r
tabel
7
Membuat kesimpulan
4. Koefisien Penentu KP atau Koefisien Determinasi R