Hak Dan Kedudukan Anak Angkat Atas Harta Peninggalan Orang Tua Angkatnya Pada Masyarakat...

HAK DAN KEDUDUKAN ANAK ANGKAT ATAS HARTA PENINGGALAN ORANG TUA ANGKATNYA PADA MASYARAKAT MINANGKABAU
(Kajian di Jorong Seberang Piruko Kecamatan Koto Baru Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung)
TESIS
Oleh : DESMI YARNI
002111005
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2003
Desmi Yarni : Hak Dan Kedudukan Anak Angkat Atas Harta Peninggalan Orang Tua Angkatnya…, 2003 USU Repository © 2007

HAK DAN KEDUDUKAN ANAK ANGKAT ATAS HARTA PENINGGALAN ORANG TUA ANGKATNYA
PADA MASYARAKAT MINANGKABAU ( Kajian di Jorong Seberang Piruko Kecamatan Koto Baru Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung Sumatera Barat )
Desmi Yarni 1 Hj.Rehngena Purba 2
H.Syahril Sofyan 2 Runtung Sitepu 2 ABSTRAK
Dalam penjelasan pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 disebutkan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam suatu perkawinan adalah membentuk keluarga bahagia yang erat hubungannya dengan keturunan. Akan tetapi tidak semua perkawinan itu dapat menghasilkan keturunan/anak. Anak tidak hanya sebagai penerus keturunan bagi orang tuanya melainkan juga sebagai pewaris harta kekayaan orang tuanya. Bagi keluarga yang tidak mempunyai anak berusaha untuk memperoleh anak, meskipun anak tersebut bukan hasil dan perkawinannya. Upaya yang dilakukan adalah dengan cara mengangkat anak orang lain dengan maksud me me lih ar a dan me mp erl akuk ann y a sep ert i anak k a n d u n g s e n d i r i . Permasalahan yang timbul adalah a) bagaimanakah kriteria, motif dan prosedur pengangkatan anak di Jorong Seberang Piruko, b) bagaimanakah akibat yang timbul dan pengangkatan anak serta c) bagaimanakah hak dan kedudukan anak angkat atas harta peninggalan orang tua angkatnya di Jorong Seberang Piruko.
Penelitian dilakukan di daerah Jorong Seberang Piruko untuk memperoleh gambaran mengenai hak dan kedudukan anak angkat pada masyarakat Minangkabau di Jorong Seberang Piruko. Penelitian dilakukan di satu Jorong yang ada di Kecamatan Koto Baru Yaitu Jorong Seberang Piruko, terdiri dari 3 (tiga) dusun dan 14 (empat belas) anak dusun. Sampel ditentukan secara purposive sampling dengan mengambil 20 (dua puluh ) orang responden
1 Mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan 2 Program Pascasarjana USU Medan
Desmi Yarni : Hak Dan Kedudukan Anak Angkat Atas Harta Peninggalan Orang Tua Angkatnya…, 2003 USU Repository © 2007

dari setiap dusun. Untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap, wawancara khusus dilakukan dengan satu orang Wali Nagari, Ketua BPAN (Badan Perwakilan Anak Nagari), Ketua KAN (Kerapatan Adat Nagari), Ketua Pengadilan Negeri dan satu orang Notaris serta beberapa orang pemuka adat. Data dianalisis secara logis dan sistematis dengan memakai metode induktif dan deduktif .

Dan hasil penelitian menunjukan bahwa motivasi pengangkatan di Jorong Seberang Piruko adalah karena tidak punya anak. Umumnya anak yang diangkat adalah bayi yang berusia 2 s/d 4 bulan. Hukum adat setempat tidak ada mengatur tentang batas umur anak yang diangkat dengan orang tua yang mengangkat anak sehingga orang dewasa sekalipun dapat diangkat sebagai anak. Kriteria yang harus diperhatikan dalam pengangkatan anak adalah agama dan asal keturunan, anak angkat harus seagama dengan orang yang mengangkatnya. Kriteria seperti ini bertentangan dengan pasal 12 Undang-undang nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan anak. Anak angkat tidak secara otomatis menjadi ahli waris dari harta peninggalan orang tua angkatnya melainkan atas dasar pemberian semasa hidup pewaris yang berupa hibah dan hibah wasiat. Pemberian ini tergantung atas kemauan pewaris sehingga adakalanya seluruh harta pencaharian diberikan seluruhnya pada anak angkat. Hal ini bertentangan dengan pasal 209 Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang menyatakan bahwa anak angkat hanya boleh diberikan hibah 1/3 (sepertiga) dari harta peninggalan.


Untuk lebih menjamin adanya kepastian hukum dalam pengangkatan anak perlu dibuat penyeragaman hukum tentang pengangkatan anak termasuk penegasan mengenai hak waris anak angkat terhadap harta peninggalan orang tua angkatnya sehingga hidup anak angkat tidak terlantar.

Kata kunci :

Anak angkat Harta Peninggalan Masyarakat Minangkabau.

THE RIGHT AND POSITION OF ADOPTED CHILD ON Desmi Yarni : Hak Dan Kedudukan Anak Angkat Atas Harta Peninggalan Orang Tua Angkatnya…, 2003
USU Repository © 2007

INHERITANCE OF HIS ADOPTED PARENTS IN THE MINANGKABAU SOCIETY
(A Study at Jorong Seberang Piruko, Subdistrict of Koto Baru, District of Sawahlunto/Sijunjung West Sumatera)
Desmi Yarni1 Hj.Rehneena Purba2 H.Syahril Sofyan 2
Runtung Sitepu 2 ABSTRACT
In description of Article 1 of Wedding Regulation No.1 of 1974 states that the objective a marriage is form a prosperous household that has a closed relationship to their descendants. But did not all of couple birth children. The child did not only as descendant but also as heir of their parents. For the couple who has not child’s they seek child although this is owned child. One of them to adopt child as their owned child. The problems rises is (a) how the criteria, motive and procedure of adoption of child at Jorong Seberang Piruko, (b) what the consequences of the adoption of child and (c) how the rights and position of adopted child on their parents at Jorong Seberang Piruko.
This study at Jorong Seberang Piruko conducted to get a depiction concerning right and position of adopted child on inheritance of his adopted parents in the M1nangkabau society at Jorong Seberang Piruko. This study was conducted at one of Jorong in subdistric of Koto Baru, namely Jorong Seberang Piruko, that consists of 3 (three) orchards and 14 (fourteen) suborchard. Sample were choosers by purposive sampling by 20 (twenty) respondents of each orchards. The data and information were collected by interview to 1 (one) of Wali Nagari, chairman of BPAN (Representative of Anank Nagari), Chairman of KAN ( Kerapatan Adat Nagari), chairman of Court in First Instance and one of Public Notary/the Officer of Land's Deed Maker and society figures. The data was analyzed logically and systematically and deductive method.
1 Magister Kenotariatan of Studies 2 Pascasarjana Program NorthSumatera University of Medan
Desmi Yarni : Hak Dan Kedudukan Anak Angkat Atas Harta Peninggalan Orang Tua Angkatnya…, 2003 USU Repository © 2007

The result of research it is indicated that motivation of adoption at Jorong Seberang Piruko is condition without to birth child’s. The adopted child’s is a baby who 2 — 4 months old. The custom law did not regulate about the age of adopted child and the adopted parents, so the adults may be adopted as child. The criteria of adoption of child is religion and the origin where the adopted child must has the same religion to the people who adopted him/her. This criteria is opposite to article 12 of Regulation No. 4 of 1979 concerning the children prosperous. The adopted child did not to be heir of his adopted parent automatically but based on the grant and grant exhortation. This grant based on the desires of the people who give inheritance where sometimes all of his in heritance grant to his adopted child. This is opposite to article 209 of Islam Law Compilation that stated that adopted child only get one third of inheritance.


For the legal certainty in adoption of a child, it is important to enforce a law uniformity concerning to the adoption of child includes the heir right for adopted child on the inheritance of his foster parents for the future live of the child.

Keyword:

Adopted child Inheritance Minangkabau society

Desmi Yarni : Hak Dan Kedudukan Anak Angkat Atas Harta Peninggalan Orang Tua Angkatnya…, 2003 USU Repository © 2007