TINJAUAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS UNTUK PEMBELIAN BARANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) DISTRIK WAY SEKAMPUNG

ABSTRAK

TINJAUAN PROSEDUR PENGELUARAN KAS UNTUK PEMBELIAN
BARANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)
DISTRIK WAY SEKAMPUNG
Oleh

ELSA YUNITA BATUBARA

Kas merupakan unsur yang penting karena merupakan alat pertukaran atau
pembayaran yang bebas dan siap untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Hampir setiap transaksi perusahaan dengan pihak luar menggunakan
kas, salah satu perusahaan yang menggunakan prosedur pengeluaran kas untuk
pembelian barang adalah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way
Sekampung yang mana di dalamnya terdapat ketidaksesuain dalam pengeluaran
kas untuk pembelian barang seringkali terjadi, maka dari itu diperlukan prosedur
pengeluaran kas terhadap pembelian barang untuk menindaklanjutinya.
Berdasarkan masalah tersebut maka permasalahan yang akan dibahas adalah
“Bagaimana prosedur pengeluaran kas untuk pembelian barang pada PT
Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung sudah sesuai atau
tidak”

Tujuan penulis adalah mengetahui prosedur pengeluaran kas untuk pembelian
barang pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung.
Hasil pembahasan yang telah dilakukan menunjukkan: pelaksanaan prosedur yang
ada pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung sudah
sesuai dengan teori yang ada, namun masih ada juga prosedur yang belum sesuai
dikarenakan prosedur pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way
Sekampung lebih banyak dan telah dibagi kedalam beberapa bagian sesuai dengan
tanggung jawab dan tugasnya masing-masing dibandingkan dengan teori
(Soemarso S.R) yang hanya membagi 5 tahap terhadap proses pembelian barang.
Kata Kunci : Prosedur pengeluaran kas untuk pembelian barang

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 16 juni 1993 sebagai anak
ketiga dari pasangan Saudin Batubara dan Elvina Nainggolan.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Negeri 2 Perumnas Way Kandis
Bandar Lampung pada Tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Xaverius
4 Way Halim Bandar Lampung pada Tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas di
SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada Tahun 2011. Pada Tahun 2011 penulis

terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi D3 Keuangan Dan Perbankan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur PMPD
(Penerimaan Mahasiswa Program Diploma). Pada tanggal 4 Februari 2014 sampai
dengan tanggal 3 April 2014 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di Persekutuan Keluarga
Mahasiswa Kristen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (PKMK-FEB) pada Tahun
2012-2013 sebagai Pengurus di Persekutuan Keluarga Mahasiswa Kristen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (PKMK-FEB).

MOTO

KOLOSE 3:23
“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan
dan bukan untuk manusia”

AMSAL 23 :18
Karena masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan hilang”


“Jangan pernah menyerah sebelum mencoba, lakukan dengan sungguh-sungguh dan serahkan
semua kepada Tuhan, kelak kita akan menerima hasil yang setimpal atas usaha kita”

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Sederhana ini
Sebagai Tanda Bukti, Hormat dan Kasih Sayang
Kepada
Almamaterku tercinta
Yang menemaniku selama masa pendidikan
Bapak dan Mama
Atas kerja keras, air mata, kasih sayang tiada henti, serta doa yang tulus hingga
mengantarkan aku ke jenjang Perguruan Tinggi
Abang-abangku Tulus Binsar Parulian Batubara S.Pi dan Monnes Hendri Batubara S.P atas
nasehat, motivasi dan semangat kepadaku
dan juga buat sahabat-sahabat ku atas semua kebersamaan dan dukungan selama penulis
menyelesaikan Tugas Akhir ini.

PERSEMBAHAN


Kupersembahkan Karya Sederhana ini
Sebagai Tanda Bukti, Hormat dan Kasih Sayang
Kepada
Almamaterku tercinta
Yang menemaniku selama masa pendidikan
Bapak dan Mama
Atas kerja keras, air mata, kasih sayang tiada henti, serta doa yang tulus hingga
mengantarkan aku ke jenjang Perguruan Tinggi
Abang-abangku Tulus Binsar Parulian Batubara S.Pi dan Monnes Hendri Batubara S.P atas
nasehat, motivasi dan semangat kepadaku
dan juga buat sahabat-sahabat ku atas semua kebersamaan dan dukungan selama penulis
menyelesaikan Tugas Akhir ini.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 16 juni 1993 sebagai anak
ketiga dari pasangan Saudin Batubara dan Elvina Nainggolan.

Pendidikan Sekolah Dasar diselesaikan di SD Negeri 2 Perumnas Way Kandis
Bandar Lampung pada Tahun 2005, Sekolah Menengah Pertama di SMP Xaverius

4 Way Halim Bandar Lampung pada Tahun 2008 dan Sekolah Menengah Atas di
SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada Tahun 2011. Pada Tahun 2011 penulis
terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi D3 Keuangan Dan Perbankan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur PMPD
(Penerimaan Mahasiswa Program Diploma). Pada tanggal 4 Februari 2014 sampai
dengan tanggal 3 April 2014 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
di PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung.

Selama menjadi mahasiswa penulis pernah aktif di Persekutuan Keluarga
Mahasiswa Kristen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (PKMK-FEB) pada Tahun
2012-2013 sebagai Pengurus di Persekutuan Keluarga Mahasiswa Kristen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis (PKMK-FEB).

DAFTAR ISI

I.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................
1.2 Rumusan Masalah Penelitian .......................................................

1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................

1
5
5
5

II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Akuntansi ................................................................... 7
2.1.1. Pengertian Sistem Akuntansi .............................................. 8
2.1.2. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas .................................... 9
2.2 Pengertian Kas .............................................................................
.............................................................................................................. 11
2.2.1. Sistem Pengeluaran Kas ..................................................... 12
2.2.2. Unsur-Unsur Pengendalian Intern Tehadap Kas................. 14
2.3 Pengertian Prosedur ..................................................................... 15
2.3.1. Prosedur Pengeluaran Kas ................................................. 15
2.3.2. Dokumen-Dokumen yang digunakan dalam pengeluaran kas
....................................................................................................... 16

2.4 Pengertian Pembelian.................................................................... 18
2.4.1. Dokumen yang Digunakan pada Prosedur Pembelian ........ 19
III. METODOLOGI PENULISAN
3.1 Metodologi Penulisan ..................................................................
3.2 Objek dan Lokasi Penulisan .........................................................
3.3 Jenis Data dan Sumber Data ........................................................
3.4 Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
3.5 Teknik Analisis Data ....................................................................
3.6 Gambaran Umum Perusahaan ......................................................

21
21
21
22
22
23

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 38
4.2 Prosedur Pengeluaran Kas Dan Bank ........................................... 39

4.3 Formulir yang digunakan ............................................................. 41
4.4 Pemisahan Fungsi ......................................................................... 42
4.5 Analisis Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas atas Pembelian Barang 44
4.6 Sistem dan Prosedur Pembelian Barang ....................................... 45

4.6.1 Sistem Pembelian Barang ................................................... 45
4.6.2 Prosedur Pembelian Barang ................................................ 45
4.7 Perbandingan Prosedur Teori dengan Prosedur PT Perkebunan
Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung ....................... 49
V. SIMPULAN DAN SARAN
4.6 Simpulan ...................................................................................... 50
4.7 Saran ............................................................................................ 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

1

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Perusahaan adalah suatu unit usaha kegiatan produksi yang mengolah sumbersumber ekonomi atau faktor-faktor produksi untuk menyediakan barang atau jasa
bagi masyarakat atau konsumen dengan tujuan mendapatkan laba atau keuntungan
yang maksimal, dimana laba maksimal sangat penting untuk menjamin
kelangsungan hidup (Going Concert) suatu perusahaan. Berdirinya suatu
perusahaan memiliki suatu tujuan, sebab tujuan merupakan arah atau titik tolak
bagi segala pemikiran perusahaan karena apabila tujuan tercapai maka perusahaan
dapat berjalan secara efektif dan efesien.Pada prakteknya, tidak ada jaminan suatu
perusahaan dapat memperoleh laba, meskipun demikian memperoleh keuntungan
bukan satu-satunya tujuan berdirinya perusahaan, melainkan masih terdapat tujuan
lainnya seperti memberi kesempatan kerja sehingga mengurangi pengangguran
yang merupakan masalah sosial, untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan
harus memiliki sumber daya yang berkualitas dimana sumber daya tersebut
diharapkan dapat berperan penting dalam kegiatan perusahaan, salah satu sumber
daya itu adalah harta yang dimiliki perusahaan.

2

Kas merupakan unsur yang penting karena merupakan alat pertukaran atau

pembayaran yang bebas dan siap untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaan. Hampir setiap transaksi perusahaan dengan pihak luar menggunakan
kas. Melihat kondisi kas yang demikian beresiko maka setiap perusahaan harus
mempunyai sistem dan prosedur penerimaan dan pengeluaran yang baik.
Pengeluaran kas sangat penting bagi manajemen, karena manajemen harus
bertanggung jawab dalam penyusunan dan penyajian pengeluaran kas yang
dibuat.

Pengeluaran kas adalah catatan yang dibuat untuk melakasanakan kegiatan
pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk
kegiatan umum perusahaan. Pengeluaran kas sebagai sumber informasi keuangan
maka dari itu harus menyajikan informasi yang terbaru dan disajikan dengan
mempertimbangkan kebutuhan pihak-pihak pemakai informasi baik ekstern
maupun intern. Pada umumnya pengeluaran kas digunakan untuk kegiatan
Operasional perusahaan seperti: pembelian alat-alat kantor, pembayaran gaji
kayawan, perjalanan dinas dan pembayaran tagihan-tagihan meliputi tagihan
listrik, telepon dan air. Apabila pengawasan tidak dijalankan dengan ketat,
seringkali jumlah pengeluaran diperbesar dan selisihnya digelapkan, oleh karena
itu perlu diadakan pencatatan yang baik terhadap kas guna untuk menjaga kas dari
hal-hal yang tidak diinginkan, maka perlu diciptakan suatu prosedur pengeluaran

kas dan bank yang baik, dan kita dapat mengetahui bagaimanakah pengeluaran
kas tersebut dicatat dalam suatu perusahaan sehingga kemungkinan kecil kas

3

tersebut untuk diselewengkan dan meskipun terjadi penyelewengan kita dapat
dengan mudah mengetahui penyelewengan tersebut.
Sistem pengeluaran kas memproses pembayaran kewajiban yang dihasilkan oleh
sistem pembelian. Tujuan utama dari sistem ini adalah untuk memastikan bahwa
kreditor yang sah menerima jumlah terutang yang benar ketika kewajiban jatuh
tempo. Arus informasi dan sumber daya dasar dari sistem pengeluaran kas terdiri
atas tiga proses:
1. Proses utang dagang mempelajari file utang dagang untuk jatuh tempo setiap
item dan mengotorisasi proses pembayaran kas untuk melakukan pembayaran.
2. Proses pembayaran kas menyiapkan dan mendistribusikan cek ke pemasok.
3. Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun proses utang dagang
mengirimkan rangkuman informasi ke buku besar.

Pembelian barang pada suatu perusahaan harus dilakukan dengan sesuai prosedur
yang ada. Dalam Sistem Informasi Akuntansi (SIA) langkah-langkah dalam
kegiatan pemrosesan dalam pembelian barang adalah sebagai berikut:

Langkah-langkah kegiatan yang membentuk sistem pembelian:
1. Fungsi pembelian dimulai dengan mengetahui kebutuhan untuk mengisi
kembali stok persediaan melalui pengamatan terhadap catatan persediaan.
2. Proses pembelian yang menentukan kuantitas pesanan, memilih pemasok, dan
menyiapkan pesanan pembelian. Informasi ini dikirimkan baik ke pemasok
maupun ke tempat pemrosesan Utang Dagang (UD).

4

3. Setelah periode waktu, perusahaan menerima item-item persediaan dari
pemasok. Barang yang diterima diperiksa untuk kualitas dan kuantitasnya dan
dikirimkan ke toko-toko atau gudang.
4. Informasi tentang bukti penerimaan persediaan digunakan untuk meng-update
catatan persediaan.
5. Proses Utang Dagang (UD) menerima faktur dari pemasok. UD merekonsiliasi
ini dengan informasi lainnya yang telah dikompilasi untuk transaksi dan
catatan kewajiban tertentu untuk membayar di waktu tertentu di masa yang
akan datang.
6. Buku besar menerima rangkuman informasi dari utang dagang (kenaikan total
dalam kewajiban) dan kontrol persediaan (kenaikan total dalam persediaan).

Dalam perkembangannya, setiap perusahaan memiliki peran dalam pengeluaran
kas perusahaan tersebut untuk melakukan kegiatan pembelian barang, salah satu
perusahaan yang menggunakan prosedur pengeluaran kas dalam pembelian
barang adalah PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung
yang mana di dalamnya terdapat ketidaksesuain dalam pengeluaran kas terhadap
pembelian barang seringkali terjadi, maka dari itu diperlukan prosedur
pengeluaran kas terhadap pembelian barang untuk menindaklanjutinya. Atas dasar
sebagaimana diuraikan pada latar belakang diatas, maka penulis bermaksud
melakukan penelitian yang berjudul: “Tinjauan Prosedur Pengeluaran Kas
Untuk Pembelian Barang Pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Distrik Way Sekampung”.

5

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya maka permasalahan yang
dapat dirumuskan “Bagaimana prosedur pengeluaran kas untuk pembelian barang
pada PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung sudah
sesuai atau tidak”

1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui prosedur pengeluaran kas untuk pembelian barang pada
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung sudah sesuai
atau tidak.

1.4 Manfaat Penelitian
a. Bagi Perusahaan
Dapat memberikan masukan bagi pimpinan perusahaan atau divisi terkait
dalam mengatasi masalah-masalah yang berhubungan dengan pengeluaran kas
untuk pembelian barang pada PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik
Way Sekampung.

b. Bagi Penulis
1. Menambah pengetahuan penulis mengenai pengeluaran kas untuk
pembelian barang pada PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik
Way Sekampung.

6

2. Membandingkan serta mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di
lingkungan akademis dengan di lingkungan kerja khususnya bidang
keuangan.
3. Menambah wawasan, pengetahuan, pandangan dan gambaran dengan jelas
di bidang keuangan dan untuk mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja
yang handal dan profesional dalam bidang keuangan.

c. Bagi Pihak Lain
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah referensi, informasi dan
wawasan untuk penelitian lebih lanjut atau sebagai bahan kepustakaan serta
sumber pengetahuan.

7

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah seni dari pencatatan, penggolongan dan peringkasan daripada
peristiwa-peristiwa dan kejadian-kejadian yang setidak-tidaknya sebagian bersifat
keuangan dengan cara setepat-tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan
dalam uang, serta penafsiran terhadap hal-hal yang timbul daripadanya. Akuntansi
adalah proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi
agar memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi
mereka yang menggunakan informasi tersebut, S. Munawir (2002:15)

Akuntansi dari sudut proses adalah kegiatan pencatatan, penyortiran,
penggolongan, peringkasan dan penyajian transaksi keuangan perusahaan dengan
suatu sistem yang diakui. Akuntansi dari sudut ilmu adalah Akunting, berarti
keseluruhan pengetahuan yang bersangkutan dengan fungsi menghasilkan
informasi keuangan suatu perusahaan yang diperlukan oleh pihak yang
berkepentingan guna digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.

8

2.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi
Dalam memimpin usahanya, seorang pemimpin tentunya ingin mengetahui
keadaan perusahaannya. Bagi perusahaan yang usahanya relatif kecil tentunya
seorang pemimpin dapat turun langsung dalam mengawasi tiap pekerjaan ditiap
bagian, dengan kata lain bahwa seorang pemimpin itu dapat mengetahui secara
langsung keadaan perusahaanya. Untuk perusahaan yang dibidang usahanya sudah
luas dan berkembang, tentunya pimpinan tidak dapat mengawasi pekerjaan setiap
bagian secara langsung tetapi ia harus mendelegasikan sebagian wewenangnya
kepada orang lain.

Dalam hal pengawasan dan pengendalian yang baik, tidak mungkin lagi bisa
dilaksanakan secara efektif dengan panca indera semata dan sebagai
pelengkapnya, dibutuhkan perencanaan mekanisme sistem yang baik dan tepat.
sistem yang dimaksud disini adalah sistem akuntansi yang merupakan bagian dari
ilmu akuntansi. untuk lebih jelasnya, maka penulis akan mengemukakan tetntang
pengertian sistem akuntansi dari beberapa ahli, antara lain :
Menurut Mulyadi (Sistem Akuntansi:1993), yang dimaksud dengan Sistem
Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dapat di butuhkan
oleh manajemen guna untuk memudahkan pengelolaan perusahaan.

Sedangkan menurut Howard F. Stettler dalam bukuna yang berjudul : Sistem
Based Independent Audits, yang dikutip oleh Zaki Baridwan (Sistem Akuntansi
Penyusunan Prosedur dan Metode:1991), Sistem Akuntansi adalah fomulir-

9

formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur dan alat-alat yang digunakan untuk
mengolah data mengenai suatu usaha kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk
menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh
manajemen untuk mengawasi usahanya, bagi pihak-pihak lain yang
berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur-kreditur dan lembaga-lembaga
pemerintah untuk menilai hasil operasi.

Sementara itu Marom (Sistem Akuntansi:2000), Sistem Akuntansi adalah
gabungan dari formulir-formulir, catatan, prosedur dan alat-alat yang digunakan
untuk mengolah data dalam suatu badan usaha, dengan tujuan untuk menghasilkan
informasi-informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam mengawasi
usahanya atau untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan.
Sistem Akuntansi yang digunakan dalam suatu perusahaan mempunyai umur yang
terbatas, maksudnya bahwa kebutuhan informasi dalam suatu perusahaan akan
berkembang sesuai dengan perkembangan kebutuhan informasi pihak-pihak yang
berkepentingan baik Intern/Ekstern. Disamping itu kemajuan teknologi terutama
alat-alat untuk memproses data dapat juga mengakibatkan sistem akuntansi yang
sekarang berlaku sudah tidak efesien, Zaki Baridwan (1991:9-11)

2.1.2 Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi Pokok yang digunakan untuk melaksanakan Pengeluaran Kas
adalah Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan menggunakan Cek dan Sistem
Pengeluran Kas dengan menggunakan uang tunai melalui Dana Kas Kecil
Mulyadi (2001:509). Kas dapat berupa uang kontan yang disimpan perusahaan,

10

rekening Giro atau rakening lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu jika
dibutuhkan. Kas dalam kegiatan operasionalnya diperlukan untuk membiayai
seluruh kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, mengadakan investasi baru
dan lain-lain.

Jadi dapat disimpulkan, Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah organisasi
formulir, pencatatan dan laporan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan
pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai untuk mempermudah
dalam setiap pembiayaan pengelolaan perusahaan.

Tujuan umum penyusunan Sistem Akuntansi adalah :
a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru.
a. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada,
baik mengenai mutu ketepatan penyajian maupun struktur informasinya.
b. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu
untuk memperbaiki tingkat keandalan informasi akuntansi dan untuk
menyediakan catatan mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan
kekayaan perusahaan.
c. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi.

Beberapa elemen yang dibutuhkan agar tujuan dalam sistem akuntansi tersebut
dapat mencapai sasarannya dengan benar yaitu :

11

1. Fomulir
Yaitu tempat mencatat terjadinya transaksi-transaksi seperti faktur yang
digunakan sebagai bukti tertulis dan merupakan dasar berikutnya didalam
pencatatan yang lebih lanjut.
2. Buku Catatan
Yaitu seperti buku jurnal yang berisi bermacam-macam transaksi yang terjadi.
3. Prosedur-prosedur
Yaitu tahapan-tahapan atau langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh
suatu pencatatan transaksi agar dapat dihindari adanya pengeluaranpengeluaran maupun pembayaran yang tidak sah.
4. Alat-alat
Yaitu berupa alat tulis, mesin-mesin kebutuhan, baik yang sederhana maupun
yang modern.

2.2 Pengertian Kas
Kas merupakan pos yang sering mengalami perputaran, hal ini disebabkan karena
hampir semua transaksi yang terjadi dalam perusahaan selalu menggunakan kas.
Sebelum menjelskan lebih jauh, penulis mencoba menjelaskan tentang pengertian
kas dari berbagai sumber dan referensi. Soemarso (2004:299), Kas adalah segala
sesuatu (baik yang berbentuk uang maupun bukan uang) yang dapat tersedia
dengan segera dan diterima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nominalnya.

Menurut Mulyadi (1992:427), Kas adalah kekayaan Perusahaan yang sulit
diidentifikasikan kepemilikannya. Sedangkan M. Munandar (1993:29)

12

mengemukakan Kas adalah semua mata uang kertas dan logam, baik mata uang
dalam negeri maupun valuta asing, serta semua surat-surat yang mempunyai sifat
seperti mata uang yaitu sifatnya dapat segera dipergunakan untuk melakukan
pembayaran-pembayaran pada setiap saat dikehendaki.

Dari Ikatan Akuntansi Indonesia dalam buku Pedoman Standar Akuntansi
Keuangan mendefenisikan :
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun valuta asing yang
masuk berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Termasuk pada dalam kas
adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa
tenggang untuk pertukaran ke Bank Indonesia (PSAK 1994 No.31). Sementara itu
kas terdiri dari Saldo Kas (Cash and Hand) dan rekening giro, (PSAK 2004 No.2)
Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan, (PSAK 2004 No.2).

Dari defenisi diatas, dapat diketahui kas merupakan alat pertukaran dan
pembayaran yang sangat diperlukan perusahaan. Kas diperlukan untuk membiayai
operasi perusahaan sehari-hari seperti pembayaran gaji, pembayaran alat kantor,
perjalanan dinas, pelunasan utang dan tagihan-tagihan meliputi telepon, listik dan
air.

2.2.1 Sistem Pengeluaran Kas
Sistem pengeluaran kas adalah sistem yang dirancang untuk membiayai berbagai
transaksi yang berkaitan dengan pengeluaran kas dalam perusahaan.

13

Unsur-unsur sistem pengeluaran kas menurut Mulyadi (2001:510) adalah
1. Fungsi yang terkait
a. Fungsi Kas
Bagian ini bertanggung jawab mengeluarkan kas berdasarkan permintaan
dari bagian yang memerlukan kas dengan mengajukan permintaan cek.
b. Fungsi Akuntansi
Bagian ini bertanggung jawab dalam pencatatan pengeluaran kas ke dalam
jurnal pengeluaran kas berdasarkan bukti kas keluar dari fungsi kas.
2. Dokumen yang digunakan
a. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berisi rekapitulasi kas yang keluar yang dibuat oleh bagian kas.
Dokumen ini sebagai dokumen sumber pencatatan kedalam jurnal
penerimaan kas oleh fungsi akuntansi.
b. Cek
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian yang
memerlukan kas yang dibuat oleh bagian kas.
3. Catatan Akuntansi yang Digunakan
a. Buku Kas
Buku Kas adalah buku yang berisi catatan pengeluaran kas selama 1 hari.
b. Jurnal Pengeluaran Kas
Jurnal pengeluaran kas adalah catatan yang berisi total penerimaan kas
selama 1 bulan dan dibuat oleh bagian akuntansi.
4. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Pengeluaran Kas
a. Prosedur pembuatan bukti kas keluar

14

Dalam prosedur ini diuaraikan mengenai pembuatan bukti kas keluar yang
dibuat oleh bagian kas atas permintaan dari bagian yang memerlukan kas
dengan membuat cek dan mencatatnya dalam bukti kas keluar.
b. Prosedur pembayaran kas
Dalam prosedur ini diuraikan mengenai pembayaran kas yang dilakukan
oleh bagian kas.
Tujuan utama sistem pengeluaran kas yang diungkapkan oleh George H. Bodear
dan Wiliams. Hopwood dalam bukunya yang berjuduli Sistem Informasi
Akuntansi adalah penggunaan sistem voucher untuk mendukung penarikan cekcek pemisahan pengesahan dari pembayaran aktual dan rekonsiliasi bank secara
idependent.

2.2.2 Unsur-unsur Pengendalian Intern Terhadap Kas
Agar dalam pelaksanaan sistem pengeluaran kas berjalan baik, hendaknya pula
memperhatikan unsur-unsur Pengendalian Intern. Unsur-unsur Pengendalian
Intern yang memuaskan menurut Mulyadi (1989:163) meliputi :
1.

Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab secara tegas.

2.

Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan
yang cukup terhadap kekayaan, hutang, pendapatan dan biaya.

3.

Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi.

4.

Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

15

Dalam hal tersebut dapatlah diketahui bahwa dalam Pengendalian Intern bukanlah
suatu alat yang mutlak untuk menghindari kecurangan-kecurangan secara
keseluruhan melainkan merupakan alat bantu manajer dalam meningkatkan
efesiensi dan efektifitas perusahaan dalam upaya agar tidak ada penyelewengan
dalam hal pengeluaran kas.

2.3 Pengertian Prosedur
Mulyadi (2001:5), prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya
melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang berulang-ulang.

2.3.1 Prosedur Pengeluaran Kas
Seperti halnya penerimaan uang, prosedur pengeluaran kas perlu dirancang
sedemikian rupa sehingga hanya pengeluaran-pengeluaran yang telah disetujui
dan betul-betul untuk kegiatan perusahaan saja yang dicatat dalam pembukuan
perusahaan. Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang
baik, prosedur pengeluaran kas harus memperhatikan hal-hal berikut :
1.

Semua pengeluaran dilakukan dengan cek, pengeluaran-pengeluaran dalam
jumlah kecil dilakukan melalui dana kas kecil.

2.

Semua pengeluaran kas harus memperoleh persetujuan dari yang berwenang
dahulu.

3.

Terdapat pemisahan tugas antara yang berhak menyetujui pengeluaran kas,
yang menyimpan uang dan melakukan pengeluaran serta yang mencatat
pengeluaran kas.

16

Adapun cara yang digunakan dalam prosedur pengeluaran kas adalah :
1.

Pembayaran Langsung (Secara Tunai)

2.

Melalui Perbankan

2.3.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam pengeluaran kas yang ada
diperusahaan dan melalui perbankan yaitu :

1. Bukti Kas Keluar
Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kasir
sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut. Disamping itu dokumen ini
berfungsi sebagai surat pemberitahuan yang dikirim kapada kreditur.
2. Giro
Pengeluaran kas dengan mengunakan Giro ini adalah salah satu mekanisme
pengeluaran kas melalui bank. Giro merupakan simpanan pihak lain pada bank
yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikan yang dapat
dilakukan setiap saat dengan menggunakan Cek, kartu ATM, sarana perintah
pembayaran lainnya atau dengan cara memindahbukukan kerekening.
3. Cek
Cek merupakan dokumen yang digunakan untuk memerintahkan bank
melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang
namanya tercantum dalam Cek tersebut.
Catatan Akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pengeluaran kas
dengan cek adalah :

17

1. Jurnal Pengeluaran Kas
Dalam pencatatan uang dengan sistem akuntansi untuk mencatat transaksi
pembelian digunakan jurnal pembelian dan untuk mencatat pengeluaran kas
digunakan jurnal pengeluaran kas. Dokumen sumbr yang dipakai sebagai
dasar pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas adalah faktor dari rekanan atau
pemasok yang telah di cap “lunas” oleh fungsi kas.
2. Register Cek
Didalam pencatatan utang dengan sistem akuntansi, transaksi untuk mencatat
transaksi pembelian digunakan dua jurnal register bukti kas keluar dan register
cek. Register bukti kas keluar digunakan untuk mencatat utang yang timbul,
sedangkan register Cek digunakan untuk mencatat cek-cek perusahaan yang
dikeluarkan untuk pembayaran para kreditur perusahaan atau pihak lain.
Adapun fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi pengeluran kas dengan cek
adalah :
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran Kas
Jika suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas misalnya untuk pembelian
barang, jasa dan perjalanan dinas maka fungsi yang bersangkutan mengajukan
permintaan cek kepada bagian akuntansi dimana permintaan cek ini harus
mendapat persetujuan dari kepala fungsi yang bersangkutan.
2. Fungsi Kas
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung
jawab dalam mengisi cek, meminta otorisasi atas cek dan memberikan cek
kepada penerima.

18

3. Fungsi Akuntansi
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi akuntansi
bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas menyangkut biaya dan
persediaan, dan pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal
pengeluaran kas.
4. Fungsi Pemeriksa Intern
Dalam sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek, fungsi ini bertanggung
jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik dan mencocokkan
hasil perhitunganya dengan saldo kas menurut catatan akuntansi (rekening kas
dalam buku besar).
Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan secara
mendadak terhadap saldo kas yang ada ditangan dan membuat rekonsiliasi
bank secara periodik.
Terdapat unsur pengendalian intern yang melibatkan pihak bank ikut serta dalam
mengawasi kas perusahaan dengan cara sebagai berikut :
1. Semua peerimaan kas harus disetor penuh ke bank pada hari yang sama
dengan penerimaan kas atau pada hari kerja berikutnya.
2. Semua pengeluaran kas dilakukan dengan cek kecuali pengeluaran yang
jumlahnya relatif kecil.

2.4 Pengertian Pembelian
Soemarso S.R (2004:208), Pembelian adalah (purchasing) akun yang digunakan
untuk mencatat semua pembelian barang dagang dalam suatu periode.

19

Pembelian merupakan akun yang digunakan untuk mencatat semua barang yang
dibeli perusahaan dalam suatu periode tertentu. Pembelian yang dilakukan
perusahaan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan barang perusahaan dalam
memproduksi barang jadi untuk dijual kembali. Transaksi pembelian dapat
digolongkan menjadi dua: pembelian lokal dan impor. Pembelian lokal adalah
pembelian dari pemasok dalam negeri, sedangkan impor adalah pembelian dari
pemasok luar negeri. Pembelian dapat dilakukan secara kredit dan tunai. Dalam
pelaksanaan prosedur pembelian terdapat beberapa hal yang harus diketahui
antara lain fungsi-fungsi yang terkait dalam pembelian, dokumen-dokumen yabg
diperlukan, dokumen yang digunakan dan bagan alir dokumen.

2.4.1. Dokumen yang Digunakan pada Prosedur Pembelian
Dalam melakukan prosedur pembelian tentu saja memerlukan dokumen guna
menjamin keandalan dan tingkat ketelitian dalam pencatatan akuntansi. Adapun
dokumen yang digunakan dalam prosedur pembelian adalah :
1. Surat Permintaan Pembelian
Surat permintaan pembelian ini dikeluarkan oleh fungsi gudang setelah
mengetahui jumlah jenis persediaan harus dilakukan pemesanan kembali
(reorder point) dan surat ini disertai pula otorisasi oleh fungsi gudang.
2. Surat Permintaan Penawaran Harga
Surat permintaan penawaran harga dilakukan setelah mendapat surat
permintaan pembelian dari fungsi gudang. Surat penawaran harga diberikan
kepada beberapa pemasok melalui fungsi pembelian.

20

3. Surat Order Pembelian
Surat Order Pembelian dapat dilakukan setelah mendapat penawaran harga
terhadap barang yang akan dibeli dari pemasok. Surat order pembelian
dikeluarkan oleh fungsi pembelian dan diotorisasi oleh fungsi pembelian yang
kemudian diberikan kepada pemasok.
4. Laporan Penerimaan Barang
Laporan penerimaan barang dilakukan oleh fungsi penerimaan, setelah
mendapatkan barang dari pemasok dan membandingkannya dengan surat
order pembelian. Laporan penerimaan barang disertai dengan otorisasi bagian
penerimaan barang.
5. Bukti Kas Keluar
Bukti kas keluar dilakukan oleh fungsi akuntansi setelah mendapat faktur dari
pemasok dengan membandingkan laporan penerimaan barang dari fungsi
penerimaan. Dalam mengeluarkan bukti kas keluar disertai dengan otorisasi
bagian akuntansi.
Semua dokumen dalam transaksi pembelian sangat dibutuhkan sebagai alat yang
membantu keandalan dan tingkat ketelitian dalam pencatatan akuntansi serta
sebagai bukti terjadinya transaksi pembelian.

21

BAB III
METODOLOGI PENULISAN

3.1 Metodologi Penulisan
Didalam usaha memperoleh data dan kesimpulan yang objektif dan nyata, penulis
menggunakan metode deskripsi analisis, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk
memperoleh data yang dapat memberikan gambaran suatu objek penelitian.

3.2 Objek Dan Lokasi Penulisan
Penelitian ini dilaksanakan dikantor PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Distrik Way Sekampung pada sub bagian Akuntansi dan Keuangan yang berlokasi
di Jalan Pramuka No. 11/24 Rajabasa Bandar Lampung.

3.3 Jenis Data Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan oleh penulis adalah data primer. Data primer yaitu data
yang didapat dari sumber pertama yang merupakan data mentah yang kelak akan
diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan, misalnya dari
individu atau perseorangan, antara lain contohnya adalah hasil wawancara dari
pihak perusahaan.

22

3.4 Teknik Pengumpulan Data
1. Studi Pustaka
Penulis memperoleh data-data dengan membaca literatu manajemen
perbankan, dokumen, catatan dan sumber-sumber lainnya guna
kelengkapan data yang berkaitan dengan laporan akhir penulis.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode ini merupakan pengumpulan data dari obyek penelitian. Dalam
metode ini, teknik yang akan penulis lakukan meliputi :
a. Teknik Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung terhadap proses kegiatan
Perusahaan yang telah dilakukan selama mengikuti Praktik Kerja
Lapangan selama kurang lebih 2 (dua) bulan yaitu dari tanggal 3
Februari 2014 sampai dengan 4 April 2014 di PT Perkebunan
Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung.
b. Teknik Wawancara
Penulis melakukan tanya jawab atau melakukan komunikasi langsung
dengan beberapa orang terkait (karyawan) selama penulis melakukan
Praktik Kerja Lapangan.

3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif
yaitu metode yang dilakukan dengan cara menentukan, mengumpulkan data,
mengklarifikasi, menginterpretasikan dan kemudian dianalisis serta dibandingkan

23

dengan teori-teori, lalu diambil suatu kesimpulan dan selanjutnya memberikan
saran.
3.6 Gambaran Umum Perusahaan
3.1. Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way
Sekampung
Sesuai dengan SK Menteri Keuangan RI No. 257/KMK/016/1996 dan No.
166/KMK/016/1996 tanggal 11 Maret 1996, tentang restrukturisasi BUMN
Perkebunan dilakukan penggabungan beberapa PT Perkebunan di Wilayah
Sumatera Bagian Selatan (Lampung, Sumatera Selatan dan Bengklu) yaitu : PT
Perkebunan XXIII (Persero) di Bengkulu, PT Perkebunan XXXI (Persero) di
Sumatera Selatan dan Lampung serta PT Perkebunan X di Lampung menjadi PT
Perkebunan Nusantara VII (Persero) melalui akte Notaris Harun Kamil, S.H No.
40 tanggal 11 Maret 1996, yang kemudian menjadi Perusahaan Perseroan
(Persero) PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) yang berkedudukan di Jalan
Teuku Umar No. 300 Kedaton Bandar Lampung.
Wilayah Kerja Distrik Way Sekampung meliputi beberapa Unit Usaha yang
berada di dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Lampung Selatan terdapat Unit Usaha
Bergen, Kedaton, Rejosari, dan Pematang Kiwah dan Kabupaten Pesawaran
meliputi Unit Usaha Way Lima dan Unit Usaha Way Beluru. Sementara Kantor
Distrik Way Sekampung berada di Jalan Pramuka No. 11/24 Rajabasa Bandar
Lampung.
Pembentukan Distrik Way Sekampung berdasarkan Surat Keputusan Direksi PT
Perkebunan Nusantara VII (Persero) Nomor : 7.6/Kpts/201/2007 tanggal 13 April

24

2007, yang bertugas sebagai koordinator dan sporting kegiatan Unit Usaha yang
ada di Wilayah kerja guna mencapai produktivitas dan sasaran Organisasi.
Sejalan dengan berjalannya waktu, keberadaan PT Perkebunan Nusantara VII
(Persero) Distrik Way Sekampung semakin dirasakan, terutama dalam rangka
memperpendek rentang kendali pengawasan dan birokrasi pelayanan terhadap
Unit Usaha yang merupakan Unit strategis sebagai penghasil produksi sesuai
dengan kewenangan yang diberikan oleh Direksi.
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) didirikan dengan maksud untuk turut
serta dalam melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan Program Pemerintah
di bidang ekonomi dan Pembangunan Nasional pada umumnya serta Subsektor
Perkebunan pada khususnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan
prinsip-prinsip perusahaan yang sehat berlandaskan azas Tri Dharma Perkebunan
yaitu :
1. Mempertahankan dan meningkatkan sumbangan dibidang Perkebunan bagi
Pendapatan Nasional upaya produksi dan pemasaran dari berbagai jenis
komoditi Perkebunan untuk kepentingan konsumsi dalam negeri maupun
eksport non migas (devisa).
2. Memperluas lapangan kerja dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat
pada umumnya serta meningkatkan taraf hidup petani dan karyawan pada
umumnya.
3. Memelihara kelestarian sumber daya alam dan lingkungan, air serta kesuburan
tanah.

25

3.2 Visi dan Misi serta Tata Nilai PT Perkebunan Nusantara VII (Persero)
Distrik Way Sekampung
Visi
PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Distrik Way Sekampung adalah menjadi
perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit, teh, dan tebu yang tangguh dan
berkarakter global.
Misi
1. Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan
menggunakan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta
ramah lingkungan.
2. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet,
kelapa sawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi terbaru.
3. Mengembangkan sumber daya manusia yang berbasis kompetensi.
4. Membangun tata kelola usaha yang efektif.
5. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders untuk mewujudkan daya
saing guna menumbuhkembangkan perusahaan.
Tata Nilai
Warga PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) menjunjung tinggi dan bertekat
mengembangkan dalam organisasi nilai-nilai integritas yang disingkat dengan
“Promosi” yaitu : Produktivitas, Mutu, Organisasi, Servis dan Inovasi.

26

3.3 Topografi dan Iklim
Lokasi Kebun
Areal Unit Usaha Wilayah Distrik Way Sekampung secara umum memiliki
topografi yang bervariasi dari rata, landai sedang hingga sedikit berbukit, dengan
ketinggian 20 s/d 400 DPL. Jenis tanah rata-rata Podzolik Merah Kuning (PMK),
Ph 4,2 - 4,6 lapisan Top Soil 5-15 cm dengan tekstur Lempung berpasir.

3.4 Struktur Organisasi
Umumnya suatu organisasi baik itu organisasi usaha, haruslah mempunyai
struktur organisasi agar berjalan usaha dapat berjalan dengan baik, sehingga
tujuan perusahaan dapat dicapai dengan efektif. Yang membedakan struktur
organisasi pada perusahaan besar dan kecil adalah tingkat kerumitan masalah
yang dihadapinya dan disesuaikan dengan jenis dan kegiatan usaha yang
dijalankan perusahaan.
Penyusunan struktur organisasi sesuai dengan prinsip organisasi yang
dilaksanakan sebelum operasi fisik perusahaan, agar berjalan sebagaimana
mestinya. Pembentukan struktur organisasi secara umum diikuti dengan
penyusunan analisa jabatan dan uraian jabatan yang mempertegas dalam
pembagian pekerjaandalam arti pekerja mengetahui siapa yang menjadi atasan,
pekerjaan apa yang diharapkan darinya dan apa yang harus dikerjakan, apa yang
menjadi hak dan kewajibannya dan lain sebagainya. Oleh karena itu stuktur
organsasi sangat penting perananya untuk menghindari ketidakpastian dalam
melaksanakan aktivitas-aktivitas perusahaan.

27

Berikut ini akan dijelaskan Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VII
(Persero) Distrik Way Sekampung :
Struktur organisasi Distrik PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) sesuai Surat
Keputusan Direksi No. 7.6/Kpts/197/2008 tanggal 24 April 2011 tentang
Penyempurnaan Struktur Organisasi.
Susunan Manajer Distrik Way Sekampung tahun 2007 s/d sekarang :
1. Tahun 2007 - 2009

: Ir. Bambang Tri Rahardja,MBA

2. Tahun 2009 - 2010

: Ir. Agus Hidayat,MBA

3. Tahun 2010 - 2011

: Ir. Gatot Supriyadi

4. Tahun 2011 - 2012

: Ir. Isyuwanto

5. Tahun 2012 - 2013

: Ir. Habib Wibowo

6. Tahun 2013 - Sekarang

: Ir. Hi. Musyafak

3.4.1 Uraian Tugas
Berikut ini merupakan uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing
bagian dalam struktur organisasi PT Perkebunan Nusantaea VII (Persero) Distrik
Way Sekampung adalah sebagai berikut :
1. General Manajer Distrik
a. Memonitor, mengendalikan, dan mengevaluasi pencapaian produksi
masing-masing Unit Usaha.
b. Melaksanakan kegiatan bahan baku pengolahan untuk keperluan
perusahaan dengan harga yang wajar, mutu yang baik dan melalui proses
atau prosedur yang benar sesuai ketentuan atau peraturan yang berlaku.

28

c. Mengkoordinir atau bertanggungjawab atas penyusunan RKAP, RO dan
SPMK di Unit Usaha wilayah Distrik yang bersangkutan dan mengawasi
pelaksanaanya.
d. Mengendalikan kegiatan yang terkait bidang tanaman, teknik dan
pengolahan.
e. Memenuhi target permintaan produksi hasil jadi.
f. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan Sistem Pengendalian Mutu
(TQM).
g. Memonitor, mengendalikan dan mengevaluasi AMDAL dan SMK3
h. Mengendalikan persediaan barang gudang, biaya produksi, modal kerja
dan arus kas.
i. Melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai dengan kewenangan.
j. Membuat laporan secara periodik ke Direksi.
k. Menyusun perencanaan, mengendalikan dan mengevaluasi produktivitas
SDM di Distrik.
l. Melaksanakan kegiatan pemeliharaan SDM yang meliputi kegiatan
kerohanian/penggajian, santunan sosial, kesehatan dan hubungan
industrial.
m. Mengadakan pengembangan dan pembinaan SDM yang meliputi promosi,
demosi, dan mutasi.
n. Melaksanakan pelatihan pekerja meliputi seminar, lokakarya dan In House
Training.
o. Mengkoordinir kegiatan perpajakan, retribusi, perizinan, dan administrasi
keuangan lainnya di Unit Usaha maupun dilingkungan Distrik.

29

p. Merencanakan dan mengendalikan kegiatan pengamanan dan masalahmasalah tanah/areal di Unit Usaha di Wilayah Kerja Distrik.
q. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan aparat keamanan pada
tingkat Kabupaten sampai dengan Provinsi.
2. Kepala Bidang Tanaman
a. Menghimpun dan menyusun RJP, RKAP, RO, dan PMK bidang tanaman.
b. Membuat evaluasi bulanan tentang fisik dan biaya bidang tanaman serta
membuat laporan periodik yang diperlukan.
c. Mengikuti penyelenggaraan tender atau kontrak yang berkaitan dengan
bidang tanaman.
d. Menghimpun dan mengurus permintaan bahan atau barng dari Unit
Uasaha (AU 31) yang berhubungan dengan bidang tanaman.
e. Membuat dan mengevaluasi sistem panen dan organisasi panen.
f. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan Sistem Pengendalian
Mutu/TQM.
g. Memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pemeliharaan
tanaman.
h. Menghitung dan mengevaluasi kebutuhan bahan alat pemeliharaan
tanaman, alat panen untuk semua Unit Usaha.
i. Membuat analisa dan memberikan saran dibdang tanaman kepada
Manajer Distrik.
j. Memberikan contoh/teladan bagi pekerja bawahannya, baik di dalam
maupun di luar lingkungan kerja.
k. Membina ketrampilan dan kemampuan Pekerja di ursannya.

30

3. Kepala Bidang Teknik dan Pengolahan
a. Menghimpun dan menyusun RJP, RKAP, RO, dan PMK bidang teknik
dan pengolahan.
b. Membuat evaluasi bulanan tentang fisik dan biaya bidang teknik dan
pengolahan serta membuat laporan periodik yang diperlukan.
c. Mengikuti penyelenggaraan tender atau kontrak yang berkaitan dengan
bidang teknik dan pengolahan.
d. Menghimpun dan mengurus permintaan bahan atau barng dari Unit Usaha
(AU 31) yang berhubungan dengan teknik dan pengolahan.
4. Kepala Bidang AKU dan Keuangan
a. Menghimpun dan menyusun RJP, RKAP, RO, dan PMK bidang
administrasi, keuangan dan umum.
b. Membuat evaluasi bulanan tentang fisik dan biaya bidang administrasi,
keuangan dan umum serta membuat laporan periodik yang diperlukan.
c. Mengikuti penyelenggaraan tender atau kontrak yang berkaitan dengan
bidang administrasi, keuangan dan umum.
d. Menghimpun dan mengurus permintaan bahan atau barng dari Unit
Uasaha (AU 31) yang berhubungan dengan administrasi, keuangan dan
umum.
e. Membuat keputusan yang diusulkan kepada Manajer Distik dalam rangka
mempercepat proses pengadaan bahan/barang.
f. Memahami ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan bidang
SDM dan Umum.

31

g. Membuat evaluasi bulanan tentang fisik dan biaya bidang SDM dan
Umum serta membuat laporan periodik yang diperlukan (LM).
h. Menganalisis biaya SDM dan Umum di Unit Usaha dalam Distrik dan
membuat rekomendasi yang disampaikan kepada Manajer Distrik.
i. Merencanakan program kaderisasi jangka menengah dan jangka panjang
untuk strata Pelaksana, Juru, Penyelia Pratama dan Penyelia Muda di UU
dalam lingkup distrik.
j. Mengevaluasi penilaian kinerja yang disampaikan oleh UU sesuai
ketentuan Sistem Manajemen Kinerja.
k. Mengkaji pelaksanaan sistem dan prosedur SDM di UU.
l. Merencanakan dan melaksanakan program pembinaan dan pelatihan dalam
lingkup Distrik.
m. Mengkoordinir pelaksanaan Hiperkes dan K3.
n.

Mengkoordinir pelaksanaan kehumasan, keamanan, kegiatan CD/PKBL.

o. Mengkoordinir urusan PBB, perijinan, Perda.
5. Staf Tanaman
a. Mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan bagian tanaman.
b. Melaksanakan monitoring pencapaian produksi dari Unit Usaha
c. Menyusun rencana jangka pendek dan jangka panjang bidanh tanaman.
d. Melaksanakan pengendalian pemakaian biaya bidang tanaman dengan
berpedoman kepada RO dan RKAP yang telah disetujui atau disahkan.
6. Staf Teknik dan Pengolahan
a. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan bagian teknik dan
pengolahan

32

b. Mengkoordinir penyelenggaraan manajemen perkantoran bagian teknik
dan pengolahan.
c. Mengkoordinir penyusunan pedoman RKAP bidang teknik dan
pengolahan dengan pertimbangan efektifitas dan efesiensi perusahaan.
7. Staf Akuntansi dan Keuangan
a. Menyediakan data fakta dan informasi yang akurat tentang kegiatan
sumber dana.
b. Mengkoordinir kebijaksanaan operasional di bidang keuangan.
c. Mengkoordinir pelaksanaan administrasi, aktiva, dan hutang piutang.
d. Mengkoordinir pelaksanaan manajemen perkantoran bagian akuntansi.
8. Staf SDM
a. Mengkoordinir dan merencanakan penyusunan pada jenjang jabatan dan
penilaian prestasi kerja karyawan.
b. Mengupayakan peningkatan kesejahteraan karyawan.
c. Menampung dan menyelesaikan keluhan keryawan yang merasa dirugikan
haknya.
9. Staf Umum
a. Mengkoordinir pekerjaan bagian umum perusahaan.
b. Mengkoordinir penyelesaian permasalahan hukum yang menyangkut
Perusahaan, berkaitan dengan perundang-undangan atau peraturan yng
diterbitkan oleh pemerintah.
c. Mengelola dan menyalurkan dana untuk usaha kecil dan kemitraan.

33

3.5 Sumber Daya Manusia dan Remunerasi
Daya dukung perkebunan melibatkan sumber daya manusia yang cukup besar.
Selain pekerja setingkat pimpinan dan pelaksana, pekerjaan disektor perkebunan
sangat membutuhkan tenaga kerja yang berasal dari desa-desa sekitarnya dengan
berbagai bidang tugas dan hubungan kerja, hingga mencapai ham[ir 5.000 orang
setiap harinya.
3.5.1 Serikat Pekerja
SPPN adalah Serikat Perkebunan Nusantara yang menghimpun para pekerja
Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan Nusantara VII sebagai pekerja
tetap yang terikat dengan Perjanjian Kerja Bersama sebagai pelaksanaan UndangUndang RI No. 21 tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh, bersifat
mandiri, demokratis, sukarela, bebas dan bertanggung jawab berazaskan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 yang berkantor Pusat di
Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) Bandar Lampung.
Ditingkat Distrik SPPN VII membentuk Koordinator Wilayah (Korwil) yang
mengkoordinir kegiatan Tingkat Cabang/Unit Usaha.
Tujuan SPPN VII (Persero) sebagaimana tertuang pada Keputusan Musyawarah
Besar No. 005/MUBES-IV/IV/2011 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga SPPN VII (Persero) meliputi Tujuan, Fungsi, Kewajiban dan Hak
Pemberi Kerja dan Penerima Kerja.

3.5.2 Remunerasi
Syarat-syarat kerja sebagai instrumen dalam suatu hubungan kerja dituangkan
dalam bentuk Perjanjian Keja Bersama (PKB) yang ditandatangani oleh

34

Manajemen dengan Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII (SPPN VII)
dituangkan dalam Surat Keputusan Bersama yang disaksikan oleh Direktur
Jendral Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
pada tanggal 17 Desember 2011 bertempat di Kantor Departemen Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Pusat di Jakarta.
Dalam hal Penggajian, PT Perkebunan Nusantara VII (Persero) telah memenuhi
ketentuan upah minimum sebagaimana diatur dalam Undang-Undang RI Nomor :
13 Tahun 2003 maupun Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per.01/Men/1999
tanggal 12 Januari 1999 pasal 17 tentang Upah Minimum.
Disamping Upah yang diberikan perusahaan memberikan remunerasi bentuk lain
sebagai bagian dari upaya motivasi menunjang kinerja perusahaan menuju
kesejahteraan pekerja dengan memberika Tunjangan dan Fasilitas antara lain
berupa :
a. Tunjangan


Tunjangan Perusahaan



Tunjangan Jabatan



Kompensasi Khusus

b. Santunan Sosial


Bantuan/Tunjangan Rumah, Listrik, Air dan Bahan Bakar



Cuti Tahunan/Panjang



Santunan Hari Tua



Penghar