Sistem Pengendalianinternal Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan

(1)

TUGAS AKHIR

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

Oleh :

IRA HERDIANSARI 112102035

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2014


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

NAMA : IRA HERDIANSARI

PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK

NIM : 112102035

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

Tanggal 02/09/2014 Dosen Pembimbing Tugas Akhir

NIP. 19670904 199403 1 004 (Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak)

Tanggal 06/09/2014 Ketua Prodi Diploma III Akuntansi

NIP. 19511114 198203 1 002 (Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA)

Tanggal10/09/2014 Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

NIP. 19560407 198002 1 001


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS MEDAN

PENANGGUNG JAWAB TUGAS AKHIR

NAMA : IRA HERDIANSARI

NIM : 112102035

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III AKUNTANSI

JUDUL TUGAS AKHIR : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PERKEBUNAN

NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

MEDAN, 10 September 2014

112102035


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “SISTEM PENGENDALIANINTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN”. Tujuan penulisan ini guna untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Diploma III Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini, penulis banyak mengalami kesulitan. Namun, dengan modal semangat dan kemauan yang keras serta diiringi dorongan dan bantuan yang diberikan dari berbagai pihak, penulis akhirnya mampu menyelesaikan Tugas Akhir ini walaupun isinya sangat sederhana dan jauh dari kesempurnaan.

Secara khusus, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tidak terhingga kepada Ayahanda Harry Suyanto,Ibunda Entien Kusmayanti, dan Kakanda Herlina Nuryanti, Ernita Kurniasih, dan DebbyFransisco karena atas materi, dukungan, dan yang terpenting doa yang telah kalian berikan serta curahan kasih sayang yang telah penulis dapatkan, membuat penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.


(5)

Dalam penyelesaian tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan sehubungan dengan hal ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.,Ac.,Ak.,CA.,sebagai Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E., M.Ec., Ak., sebagai Pembantu Dekan 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak., CA., sebagai Ketua Program Studi DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak., sebagai Sekretaris Program Studi

DIII Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. 5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., sebagaiDosen Pembimbing yang

telah bersedia memberikan saran dan masukan kepada penulis.

6. Bapak Ali Akbar, SE sebagai Kepala Bagian Akuntansi serta staf pegawai pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan yang memberikan izin kepada penulis untuk melakukan riset.

7. Tatanojisokhi L.J. Dachi yang telah membantu, memotivasi dan mendukung penulis serta sahabat saya Karmila, Vita, Saryrong, Tika dan Jean dan semua teman-teman yang banyak membantu penulis menyelesaikan tugas akhir ini.


(6)

Penulis menyadari bahwa apa yang disajikan dalam tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan tugas akhir ini di masa yang akan datang.

Harapan penulis, semoga tugas akhir ini dapat memberi manfaat dan menambah pengetahuan bagi kita semua.

Medan, September 2014 Penulis

(Ira Herdiansari) NIM. 112102035


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL...vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 2

D. Rencana Penulisan... 3

1. Jadwal Survey/Observasi ... 3

2. Rencana Isi ... 4

BAB II PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN...6

A. Sejarah Ringkas ... 6

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 10


(8)

E. Kinerja Usaha Terkini... 29

F. Rencana Usaha ... 30

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PTPN IV... ...33

A. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Internal pada PTPN IV...33

B. Unsur-unsur Pengendalian Internal pada PTPN IV...36

C. Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PTPN IV...38

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PTPN IV...40

E. Kuisioner Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PTPN IV...43

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

A. Kesimpulan... 49

B. Saran ... 49

DAFTAR PUSTAKA...51


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap badan usaha dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan dana dalam bentuk kas. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari, maupun untuk mengadakan investasi baru dalam aktiva.Selain itu, kas merupakan alat yang penting bagi perusahaan untuk memperlancar aktivitas perusahaan di dalam perolehan laba.Kas merupakan aktiva yang paling lancar dari seluruh aktiva yang ada.Kas mempunyai sifat tersendiri bila dibandingkan dengan aktiva lainnya.Bentuknya relatif kecil, mudah dipindah tangankan, dan keinginan untuk memilikinya tinggi, sehingga selalu menjadi sasaran penyelewengan. Hal ini terjadi karena hampir seluruh transaksi dalam perusahaan berhubungan dengan kas, baik pada perusahaan jasa, industri, maupun perusahaan dagang.Agar penyelewengan terhadap kas tidak terjadi, maka diperlukan suatu pengawasan internal terhadap kas, baik dari segi penerimaan maupun segi pengeluaran.

Pengawasan internal atau sekarang ini yang lebih sering dikatakan sebagai pengendalian internal merupakan prosedur-prosedur secara terperinci yang dipakai oleh pimpinan pengelola untuk mengawasi atau mengendalikan badan usaha secara kolektif. Pengendalian yang baik dan efektif, memungkinkan pimpinan perusahaan untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan serta dapat mengatur dan merencanakan pekerjaan untuk saat ini dan untuk masa yang akan


(12)

datang. Seperti halnya PT. Perkebunan Nusantara IV yang merupakan perusahaan besar sehingga sangat mungkin terjadi penyelewengan terhadap kasnya, oleh karena itu sangat diperlukan suatu sistem pengendalian internal yang tujuannya adalah untuk mengamankan harta perusahaan dari berbagai bentuk penyelewengan yang dapat merugikan perusahaan, meningkatkan efisiensi, dan mendorong agar karyawan mematuhi kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sehingga penyelewengan dan kecurangan dapat dihindari atau ditekan sekecil mungkin. Berdasarkan dari uraian di atas, sehingga peneliti ingin melakukan pembahasan melalui tugas akhir ini dengan meneliti “PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT.PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN ”.

B. Rumusan Masalah

Setiap perusahaan dalam mencapai tujuan selalu menghadapi berbagai masalah yang dapat mengurangi kelancaran operasional perusahaan.Untuk itu di perlukan adanya pengawasan atau pengendalian yang memadai sehingga perusahaan dapat memperkecil seminimal mungkin penyalahgunaan dari prosedur yang telah ditetapkan. Sesuai dengan judul yang ditetapkan dalam penulisan tugas akhir ini, maka dapat dirumuskan masalah yang akan di teliti adalah apakah sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan sudah berjalan dengan efektif.


(13)

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mengetahui sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan apakah sudah berjalan efektif.

2. Manfaat penelitian antara lain :

a) untuk peneliti, sebagai bahan masukan jika dikemudian hari dimintakan pendapatnya mengenai sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas,

b) untuk perusahaan, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki sistem pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas,

c) untuk penelitiselanjutnya, sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan penelitian sejenis berikutnya.

D. Rencana Penulisan

1. Jadwal Survey/Observasi

Jadwal penelitian dilaksanakan setelah penulis menyelesaikan magang di PT. Perkebunan Nusantara IV.Penelitian dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan.Jadwal Survey terdiri dari berbagai kegiatan yang dimulai dari persiapan untuk melaksanakan penelitian, pelaksanaan bimbingan untuk pengolahan data, pelaporan bimbingan


(14)

untuk penulisan tugas akhir, dan penyempurnaan tugas akhir.Jadwal penelitian yang dilakukan penulis dijelaskan pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan NO

Kegiatan

Juni 2014

Juli 2014 I II III IV I II III 1. Pengesahan Penulisan Tugas

Akhir

2. Pengajuan Judul 3. Permohonan Izin Riset

4. Penunjukan Dosen Pembimbing 5. Pengumpulan Proposal

6. Pengumpulan Data 7. Penyusunan Tugas Akhir 8. Bimbingan Tugas Akhir 9. Penjelasan Tugas Akhir

2. Rencana Isi

Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis membuat tulisan secara sistematis untuk mempermudah pemahaman dari isi tugas akhir yang disajikan. Pelaporandibagidalam 4 (empat) bab, dimana setiap bab saling berkaitan. Hal ini


(15)

sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan pembuatan tugas akhir. Oleh karena itu, laporan penelitian tugas akhir ini disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada babini, penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan rencana penulisan yang terdiri dari jadwal survey/observasi dan rencana isi.

BAB II: PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV

Pada babini, penulis akan menguraikan mengenai sejarah ringkas perusahaan,struktur organisasi,job description,jaringan usaha, kinerja usahaterkini, dan rencana usaha.

BAB III : SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PTPN IV

pada bab ini, penulisakan menguraikan secara ringkas mengenai pengertian dan tujuan pengendalian internal, unsur – unsur pengendalian internal, pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur penerimaan dan pengeluaran kas, serta kuisioner pengendalian internal penerimaan dan pengeluaran kas.


(16)

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan dan saran yang mungkin bermanfaat untuk meningkatkan efektivitas bagi perusahaan di masa yang akan datang.


(17)

BAB II

PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV MEDAN

A.Sejarah Ringkas

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara bidang perkebunan yang berkedudukan di Medan, Propinsi Sumatera Utara.Pada umumnya perusahaan-perusahaan perkebunan di Sumatera Utara memiliki sejarah panjang sejak zaman Belanda. Pada awalnya keberadaan perkebunan ini merupakan milik Maskapai Belanda yang dinasionalisasi pada tahun 1959, dan selanjutnya berdasarkan kebijakan pemerintah telah mengalami beberapa kali perubahan organisasi sebelum akhirnya menjadi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).

Secara kronologis riwayat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero), dapat disajikan sebagai berikut :

Tahun 1959, Tahap Nasionalisasi

Perusahaan-perusahaan swasta asing (Belanda) seperti NV HVA (Namblodse Venotschaaf Handels Vereeniging Amsterdam) dan NV RCMA (Namblodse Venotschaaf Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam) pada tahun 1959 dinasionalisasi oleh Pemerintah RI dan kemudian dilebur menjadi Perusahaan Milik Pemerintah atas dasar Peraturan Pemerintah (PP) No. 19.


(18)

Pada tahun 1967 – 1968 selanjutnya Pemerintah melakukan regrouping menjadi Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Aneka Tanaman, PPN Karet dan PPN Serat.

Tahun 1968, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP)

Dengan Kepres. No. 144 tahun 1968, Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) yang ada di Sumut dan Aceh di regrouping ulang menjadi PNP I s.d. IX

Tahun 1971, Tahap Perubahan menjadi Perusahaan Perseroan

Dengan dasar Peraturan Pemerintah tahun 1971 dan tahun 1972, Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) dialihkan menjadi Perusahaan Terbatas Persero dengan nama resmi PT. Perkebunan I s.d. IX (Persero).

Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VI didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1971, Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1971dan Perusahaan Perseroan (Persero) dan PT. Perkebunan VIII didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1972.

Tahun 1996, Tahap Peleburan menjadi PTPN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah pada tahun 1996, semua PTP yang ada di Indonesia di-regrouping kembali dan dilebur menjadi PTPN I s.d. XIV dan PT. PerkebunanNusantara IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1996 tanggal 14 Pebruari 1996 tentang Peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VII dan Perusahaan Perseroan (Persero)


(19)

PT. Perkebunan VIII menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan Nusantara IV.

PT. Perkebunan Nusantara IV merupakan hasil peleburan dari 3 (tiga) Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VI, Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VII, dan Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perkebunan VIII yang berada di wilayah Sumatera Utara. Sedangkan Proyek Pengembangan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII yang ada diluar Sumut diserahkan kepada PTPN yang dibentuk di masing-masing Propinsi.

Visi dan Misi PT. Perkebunan Nusantara IV

PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) memiliki visi dan misi sebagai berikut:

a. Visi PT. Perkebunan Nusantara IV

PT. Perkebunan Nusantara IV (PERSERO) “Menjadi Perusahaan Agro Industri yang Unggul dan Berkelanjutan”.

b. Misi PT. Perkebunan Nusantara IV

Adapun yang menjadi misi perusahaan adalah:

1. Menyelenggarakan usaha agro industri berbasis kelapa sawit dan teh. 2. Menjalankan usaha dengan prinsip-prinsip usaha terbaik, inovatif, dan

berdaya saing tinggi.

3. Menyelaraskan kegiatan usaha dengan masyarakat dan stakeholders lainnya melalui kemitraan yang menguntungkan serta berwawasan lingkungan.


(20)

4. Ikut menunjang program pemerintah dalam upaya peningkatan lingkungan.

Maksud dan Tujuan PT. Perkebunan Nusantara IV

Maksud dan Tujuan Perusahaan adalah melakukan usaha di bidang Agro Industri serta optimalisasi pemanfaatan Sumber Daya Perseroan untuk menghasilkan barang dan atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, untuk mendapatkan atau mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

Maksud dan Tujuan Perusahaan menurut Akta Pendirian, antara lain:

a. Turut melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya disub sektor pertanian dalam arti seluas-luasnya dengan tujuan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip-prinsip Perusahaan yang sehat.

b. Melaksanakan kegiatan usaha, antara lain :

1.Mengusahakan budidaya tanaman meliputi pembukaan dan pengolahan lahan pembibitan, penanaman dan pemeliharaan serta melakukan kegiatan-kegiatan lain yang sehubungan dengan budidaya tanaman tersebut.

2.Produksi meliputi pemungutan hasil tanaman, pengolahan hasil tanaman sendiri maupun dari pihak lain menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

3.Perdagangan meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran berbagai macam hasil produksi serta melakukan kegiatan perdagangan barang lainnya yang sehubungan dengan kegiatan usaha perusahaan.


(21)

4.Pengembangan usaha di bidang perkebunan, agro usaha dan agro bisnis. 5.Mendirikan/menjalankan perusahaan dan usaha lainnya yang mempunyai

hubungan dengan usaha bidang pertanian baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama dengan badan-badan lainnya sepanjang hal itu tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Budaya

Memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan perusahaan agar dalam melaksanakan tugas selalu:

1. Berpikiran positif untuk dapat menangkap setiap peluang. 2. Produktif untuk menghasilkan inovasi dan prestasi. 3. Kerjasama tim untuk membangun kekuatan.

4. Menempatkan kepentingan Perusahaan sebagai pertimbangan utama bagi setiap keputusan yang diambil oleh setiap jajaran Perusahaan.

5. Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pencapaian sasaran Perusahaan.

B.Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi diperlukan untuk membedakan batas-batas wewenang dan tanggung jawab secara sistematis yang menunjukan adanya hubungan keterkaitan antara setiapbagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Suatu instansi terdiri dari berbagai unit kerja yang berfungsi melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu.


(22)

Struktur Good Corporate Governance (GCG) terdiri dari Organisasi Utama dan Organisasi Pendukung. Organisasi Utama GCG yaitu Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi sedangkan Organisasi Pendukung GCG yaitu Sekretaris Perusahaan, Satuan Pengawasan Intern, Komite Audit dan Komite Lainnya. Bagan struktur GCG PTPN IV dapat dilihat pada Gambar 2.1 Berikut ini :


(23)

Gambar 2.1


(24)

C. Job Description

Berikut ini adalah Uraian Tugas (Job Description) dari setiap unit pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan yang terdiri dari :

1. Rapat Umum Pemegang Saham

Pemegang Saham adalah organ perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris, dalam batas yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar.

Jenis RUPS :

• RUPS Tahunan diadakan setiap tahun, meliputi RUPS mengenai persetujuan Laporan Tahunan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan.

• RUPS lainnya/RUPS Luar Biasa yang diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar. Hak Pemegang Saham :

• Hak untuk menghadiri RUPS dan memberikan suara pada RUPS. • Hak untuk memperoleh informasi material mengenai pengelolaan

perusahaan baik dari Dewan Komisaris maupun Direksi secara lengkap, tepat waktu, dan teratur.

• Hak untuk memperoleh pembagian laba perusahaan (dividen).

• Menyelenggarakan RUPS dalam hal Direksi atau Komisaris lalai menyelenggarakan RUPS Tahunan dan sewaktu-waktu meminta penyelenggaraan RUPS Luar Biasa.


(25)

Wewenang Pemegang Saham

• Mengangkat dan memberhentikan Direksi dan anggota Dewan Komisaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

• Menyetujui atau menolak Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) dan RKAP.

• Menetapkan target kinerja masing-masing Direksi dan Komisaris. • Melakukan penilaian kinerja Direksi dan Komisaris.

• Menetapkan auditor eksternal untuk melakukan audit atas laporan keuangan.

• Menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi sesuai ketentuan yang berlaku.

• Menetapkan anggaran dasar dan perubahannya. Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang SahamTahunan RUPS yang diadakan selama tahun 2012 adalah RUPS mengenai Persetujuan Laporan Tahunan untuk Tahun Buku 2011 yang dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2012.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umumatau khusus sesuai dengan Anggaran Dasar serta memberi nasihat kepada Direksi. Berdasarkan Anggaran Dasar PTPN IV No. 11 tanggal 04 Agustus 2008 dan Peraturan Menteri Negara BUMN No: PER-12/MBU/2012 tentang Organ Dewan Komisaris/Dewan


(26)

Pengawas BUMN adapun tugas dan wewenang Dewan Komisaris adalah sebagai berikut:

Tugas Dewan Komisaris

• Melakukan pengawasan terhadap kebijakan Direksi dalam melaksanakan pengurusan Perseroan serta memberi nasehat kepada Direksi termasuk pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan, rencana kerja dan anggaran perusahaan serta ketentuan Anggaran Dasar dan Rapat Umum Pemegang Saham dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

• Melakukan evaluasi terhadap laporan atas pencapaian target dari masing-masing Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Perfomance Indicator (KPI) dan melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka pencapaian target yang telah ditetapkan.

• Memantau efektivitas praktek Good Corporate Governance yang diterapkan oleh perusahaan.

Wewenang Dewan Komisaris Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Komisaris berwenang untuk:

• Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya, memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharga dan memeriksa kekayaan Perusahaan.

• Memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan oleh Perusahaan.


(27)

• Meminta penjelasan dari Direksi dan/atau pejabat lainnya mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan.

• Mengetahui segala kebijakan dan tindakan yang dan akan dijalankan oleh Direksi.

• Meminta Direksi atau pejabat lainnya di bawah Direksi dengan sepengetahuan Direksi untuk menghadiri rapat Dewan Komisaris • Mengangkat dan memberhentikan sekretaris Dewan Komisaris, jika

dianggap perlu.

• Memberhentikan sementara anggota Direksi sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar.

• Membentuk komite-komite lain selain Komite Audit, jika dianggap perlu dengan memperhatikan kemampuan Perusahaan.

• Menggunakan tenaga ahli untuk hal tertentu dan dalam jangka waktu tertentu atas beban Perseroan, jika dianggap perlu.

• Melakukan tindakan pengurusan Perusahaan dalam keadaan tertentu untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar. • Menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan

terhadap hal-hal yang dibicarakan. 3. Tugas Direktur Utama

• Mengelola Perusahaan sesuai amanat RUPS untuk mewujudkan sasaran Perusahaan.

• Menjalankan segala tindakan yang berkaitan dengan pengurusan Perusahaan untuk kepentingan Perusahaan dan sesuai dengan maksud


(28)

maupun diluar pengadilan tentang segala hal dan segala kejadian dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan, Anggaran Dasar dan Keputusan RUPS.

• Memimpin, mengkoordinasikan dan mensinkronisasikan pelaksanaan program kegiatan Direktur Produksi, Direktur SDM dan Umum, Direktur Keuangan dan Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha, Manajer Grup dan Manajer Unit.

• Menjalankan arahan dari Dewan Komisaris dan RUPS.

• Mengatur pembagian tugas dan wewenang masing-masing anggota Direksi.

• Mengadakan dan memimpin rapat Direksi secara berkala, untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha dan Unit Usaha.

• Memberi penjelasan kepada Dewan Komisarisatau Rapat Umum Pemegang Saham, mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan serta Laporan Tahunan. • Melaksanakan pemenuhan aspek legal dan kepatuhan Perusahan

terhadap Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan peraturan perundang-undangan.

• Mengkoordinir penyelenggaraan akuntansi keuangan, akuntansi biaya, verifikasi dan administrasi aset.

• Mengkoordinir Direksi melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key


(29)

Performance Indicator (KPI) serta merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.

• Mengkoordinir pembuatan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan yang akan disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham.

• Melakukan pembinaan dan monitoring tugas-tugas dibidang Satuan Pengawasan Intern dan Sekretaris Perusahaan (termasuk P2BJ).

• Mengkoordinir pelaksanaan dan pemantauan terhadap implementasi Good Corporate Governance dan Manajemen Resiko.

• Mengkoordinir perumusan program kegiatan masing-masing Direktorat, Grup Unit Usaha dan Unit Usaha, dan Sekretaris Perusahaan serta SPI yang dijabarkan dari RKAP dan RJPP.

• Mengkoodinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-rencana lainnya untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris dan RUPS.

• Penanggung jawab pelaksanaan pengadaan tanah untuk kepentingan pengembangan usaha Perusahaan.

Wewenang Direktur Utama

• Menetapkan kebijakan kepengurusan Perusahaan yang sejalan dengan RUPS.

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perusahaan dengan ketentuan semua tindakan Direktur Utama tersebut telah disetujui dalam Rapat Direksi.


(30)

• Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau beberapa anggota Direksi untuk mengambil keputusan atas nama Direksi atau mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan. • Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi kepada seseorang atau

beberapa orang pekerja Perusahaan baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau kepada orang lain, untuk mewakili Perusahaan didalam dan diluar Pengadilan.

• Mengangkat dan memberhentikan pekerja Perusahaan setelah mendengarkan saran dari Direktur SDM dan Umum.

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka kebutuhan operasional Perusahaan dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

4. Tugas Direktur Produksi

• Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas dibawah Direktorat Produksi.

• Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaandibawah Direktorat Produksi.

• Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatandi Bidang Tanaman, Pengolahan (termasuk P3TBS)dan Teknik.

• Menjalankan arahan dari Direktur Utama, DewanKomisaris dan RUPS.

• Mengadakan rapat-rapat internal secara berkaladilingkungan Direktorat Produksi untuk mengevaluasipelaksanaan program kegiatan.


(31)

• Melakukan evaluasi secara berkala terhadappencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atauKey Performance Indicator (KPI) yang berkaitandengan aspek operasional.

• Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS).

• Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan auditor eksternal yang berkaitan dengan tugasoperasionalnya.

• Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan dibidang Tanaman, Teknikdan Pengolahan (termasuk P3TBS).

• Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Tanaman, Teknik dan Pengolahan (termasuk P3TBS) yang didasarkan kepada penjabaran dari RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

• Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Produksidan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

Wewenang Direktur Produksi

• Menetapkan kebijakan pengelolaan Perusahaan pada Direktorat Produksi.

• Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.


(32)

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

• Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Produksi.

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Produksi dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

• Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat Produksi sesuai dengan peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Tugas Direktur Keuangan

• Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Keuangan.

• Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah Direktorat Keuangan.

• Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan yang telah dirumuskan, meliputi Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran. • Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris

dan RUPS.

• Mengadakan rapat internal secara berkala guna membahas masalah-masalah dibidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.


(33)

• Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasionalnya.

• Melaksanakandan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Keuangan, Akuntansi dan Pemasaran.

• Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan audit eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

• Menyiapkan laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Laporan Tahunan serta Laporan Keuangan untuk dibahas bersama-sama dengan Anggosta Direksi sebelum disampaikan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham

• Menyelenggarakan dan memelihara akuntansi keuangan, akuntansi biaya, verifikasi dan akuntansi aset.

• Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di bidang keuangan, akuntansi, dan pemasaran dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan untuk selanjutnya mengkoordinir penyusunan RKAP, RJPP dan rencana lainnya secara korporasi.

• Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian Keuangan, Akuntansi dan Bagian Pemasaran yang didasarkan kepada RKAP dan RJP yang telah disahkan.

• Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Keuangan dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.


(34)

• Melaksanakan dan mengendalikan kegiatan penjualan/pemasaran dan persediaan produk.

Wewenang Direktur Keuangan

• Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan pada Direktorat Keuangan.

• Mewakili Perusahaan baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

• Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Keuangan.

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Keuangan dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

• Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat Keuangan sesuai dengan peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

6. Tugas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha

• Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.


(35)

• Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dibawah Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha.

• Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan di Bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha (tidak termasuk pengembangan di Bidang Tanaman) dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

• Menyusun dan melaksanakan kegiatan Perusahaan dalam pengembangan industri hilir dan industri pendukung.

• Pengelolaan dan pengurusan Anak Perusahaan dan Perusahaan Penyertaan (tidak termasuk aspek legal).

• Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.

• Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha untuk mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan.

• Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

• Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Govermance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang Perencanaan (tersmasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL.

• Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di Bidang Perencanaan (termasuk IT) Pengembangan Usaha dan PKBL.


(36)

• Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan eksternal auditor yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

• Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana lainnya di bidang Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

• Merumuskan dan menetapkan program kegiatan bagian Perencanaan (termasuk IT), Pengembangan Usaha dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

• Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat Pengembangan Usaha dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

Wewenang Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha

• Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan di bidang Perencanaan, Pengembangan Usaha dan PKBL.

• Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

• Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha.


(37)

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

• Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan di lingkungan Direktorat Perencanaan dan Pengembangan Usaha sesuai peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Tugas Direktur SDM dan Umum

• Memimpin dan mengkoordinasikan tugas-tugas di bawah Direktorat SDM dan Umum.

• Menyusun struktur organisasi Perusahaan beserta uraian tugasnya. • Menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan di bawah

Direktorat SDM dan Umum.

• Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan dibidang SDM, Umum, Hukum dan Pertahanan serta Pengadaan.

• Melaksanakan pengelolaan SDM, termasuk rekrutmen, penempatan, penilaian kinerja, karir, remunerasi dan purna tugas.

• Menyusun Perjanjian Kerja Bersama (PKB) untuk dibahas bersama dengan Serikat Pekerja dan peraturan kepegawaian.

• Mengurus permasalahan hukum yang dihadapi Perusahaan dan pengurusan hak atas tanah sesuai ketentuan yang berlaku.

• Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan Komisaris dan RUPS.


(38)

• Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatannya.

• Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance Indicator (KPI) yang berkaitan dengan aspek operasional.

• Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko di lingkungan Bidang SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan serta Pengadaan.

• Menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan auditor eksternal yang berkaitan dengan tugas operasionalnya.

• Menyiapkan Laporan Manajemen Triwulan, Semesteran dan Tahunan di bidang SDM, Umum, Hukum dan Pertanahan, dan Pengadaan. • Merumuskan dan menetapkan program kegiatan Bagian SDM, Bagian

Umum, Bagian Hukum dan Pertanahan serta Bagian Pengadaan yang didasarkan kepada RKAP dan RJPP yang telah disahkan.

• Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman kerja yang digunakan dilingkungan Direktorat SDM dan Umum dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama untuk ditetapkan.

Wewenang Direktur SDM dan Umum

• Menetapkan kebijakan pengurusan Perusahaan pada Direktorat SDM dan Umum.

• Mewakili Perusahaan baik didalam maupun diluar pengadilan sesuai ketentuan yang berlaku.


(39)

• Bertindak untuk dan atas nama Direksi berdasarkan surat kuasa dari Direktur Utama.

• Mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan perbuatan tertentu yang berkaitan dengan tugas-tugas Direktur SDM dan Umum.

• Memberikan persetujuan pengeluaran anggaran dalam rangka operasional Direktorat SDM dan Umum dengan batasan nilai sesuai ketentuan yang berlaku.

• Mengusulkan kepada Direktur Utama untuk promosi, demosi, mutasi dan memberhentikan karyawan dilingkungan Direktorat SDM dan Umum dan Direktorat lainnya sesuai peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Anak Perusahaan dan Penyertaan Saham

PTPN IV memiliki tiga anak perusahaan yaitu, PT. Sarana Agro Nusantara (PT.SAN) yang bergerak dalam bidang jasa tangki timbun dan pemompaan CPO, PT Agro Sinergi Nusantara dan PT Sinergi Perkebunan Nusantara yang bergerak dalam bidang Perkebunan Kelapa Sawit. Selain memiliki anak perusahaan, PTPN IV juga memiliki perusahaan asosiasi, yaitu:

1. PT ESW Nusantara Tiga 2. PT Pupuk Agro Nusantara 3. PT Nusantara Mas


(40)

Serta penyertaan saham pada : 1. PT Padasa Enam Utama

2. PT Karisma Pemasaran Bersama Nusantara 3. PT Riset Perkebunan Nusantara

4. Hamburg – Indonesische Import (dalam likuidasi)

D. Jaringan Usaha

PTPN IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. Mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawitdan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku berbagaiindustri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya.

PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang,Serdang Bedagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu,Padang Lawas, Batubara dan Mandailing Natal. Dalam proses pengolahan, PTPN IV memiliki 15 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas total 575 ton Tandan Buah Segar (TBS) per jam, 2 unit Pabrik Tehdengan kapasitas total 154 ton Daun Teh Basah (DTB) per hari, dan 1 unit Pabrik Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 450 ton per hari. PTPN IV


(41)

juga didukung oleh 1 Unit Usaha Engineering Manufacturing and Construction yaitu Pabrik MesinTenera (PMT) dan 3 Unit Usaha Rumah Sakit yaitu RS.Laras, RS. Balimbingan dan RS.Pabatu. Seluruh Unit Usahadan Proyek Pengembangan PTPN IV dikelompokkan kedalam 5 (lima) Grup Unit Usaha (GUU). Berikut penjelasan mengenai unit-unit usaha tersebut.

E. Kinerja Usaha Terkini

Capaian produksi TBS Kebun Sendiri Triwulan I/2014 berada diatas RKAP sebesar 9.698 ton atau 2,19% dan pembelian TBS dibawah RKAP sebesar 72.786 ton atau 30,99%. Secara gabungan produksi TBS dibawah RKAP sebesar 63.088 ton atau 9,31%. Realisasi produksi TBS Kebun Sendiri dan Pembelian TBS Triwulan I/2014 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 6.672 ton atau 1,50% dan 25. 722 ton atau 18,86%. Realisasi produksi Daun Teh Basah kebun sendiri Triwulan I/2014 dibawah RKAP sebesar 339 ton atau 5,61% dan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu diatas sebesar 740 ton atau 14,90%.

Capaian penjualan setelah pungutan ekspor Triwulan I/2014 sebesar Rp 1.474,97 milyar jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.318,00 milyar maka bedara diatas RKAP sebesar Rp 156,97 milyar atau 11,91%. Realisasi biaya secara keseluruhan Triwulan I/2014 sebesar Rp 1.202,05 milyar. Jika dibandingkan dengan RKAP sebesar Rp 1.331,55 milyar maka realisasi biaya berada dibawah RKAP sebesar Rp 129,50 milyar atau 9,73%. Capaian Laba sebelum PPh Triwulan I/2014 sebesar Rp 272,91 milyar jika dibandingkan dengan


(42)

kerugian RKAP sebesar Rp 13,55 milyar, berada diatas RKAP sebesar Rp 286,46 milyar atau 2.114,56%

F. Rencana Usaha

Secara umum rencana kerja Perseroan akan diarahkan pada bidang – bidang sebagai berikut :

1. Melakukan pengembangan industri hilir (Bio Diesel, Biomassa, Oleokimia dll.)

2. Ekspansi pengembangan areal perkebunan kelapa sawit ke Kalimantan dan Sulawesi

3. Peningkatan kapasitas olah pabrik kelapa sawit 4. Peningkatan produktivitas TBS dan efisiensi biaya 5. Pengembangan perbengkelan PMT Dolok Ilir 6. Spin off Rumah Sakit & Sekolah

PTPN IV merupakan BUMN yang berkomitmen menerapkan GCG (Good Corporate Governance) secara konsisten dan berkelanjutan. Penerapan GCG sebagai budaya perusahaan mencakup kalangan internal dan kalangan eksternal perusahaan seperti mitra bisnis, pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Penerapan GCG berlandaskan pada lima prinsip dasar yaitu :

1. Transparansi (transparency): yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan.


(43)

2. Akuntabilitas (accountability): yaitu kejelasan fungsi,pelaksanaan dan pertanggungjawaban organik sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif.

3. Pertanggung jawaban (responsibility): yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4. Kemandirian (independency): yaitu pengelolaan perusahaan yang dilakukan secara profesional tanpa benturan kepentingan, pengaruh dan tekanan dari pihak manapun serta taat asas terhadap peraturan perundangan yang berlaku serta prinsip – prinsip korporasi yang sehat. 5. Kewajaran (fairness): yaitu keadilan dan kesetaraan didalam memenuhi

hak-hak pemangku kepentingan yang timbul berdasarkan perjanjian dan ketentuan yang berlaku.

Untuk memastikan penerapan GCG di perusahaan, Direksi telah membentuk Bagian Manajemen Risiko dan GCG serta menunjuk Direktur Perencanaan dan Pengembangan Usaha sebagai penanggung jawab dalam penerapan dan pemantauan GCG di PTPN IV. Perseroan menuangkan penerapan tata kelola ini sebagai salah satu pilar dalam strategi bisnis yang ditetapkan oleh manajemen setiap tahunnya untuk meningkatkan komitmen dalam penerapan tata kelola.


(44)

BAB III

SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PTPN IV MEDAN

A. Pengertian dan Tujuan Sistem Pengendalian Internal pada PTPN IV

Pengendalian Internal menurut PT. Perkebunan Nusantara IVMedan meliputi semua metode atau peraturan yang digunakan perusahaan untuk menjaga kekayaan harta perusahaannya, mengatur kegiatan perusahaan yang sekarang dan membuat rencana untuk masa yang akan datang yang tujuannya untuk meningkatkan kemajuan perusahaan. Pengendalian Internal meliputi organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mendorong efisiensi dipatuhinya kebijaksanaan manajemen untuk mendorong tercapainya hal – hal tersebut diperlukan syarat tertentu yang merupakan unsur dari pengendalian itu sendiri yang apabila syarat ini dipenuhi maka tujuan perusahaan dapat dicapai secara maksimal dan menggunakan fasilitas yang ada secara efektif dan efisien.

Pengendalian Internal meliputi organisasi serta semua metode ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta milik perusahaan, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah digariskan.( IAI 2002, PSAK no.16)


(45)

Pengendalian Internal meliputi semua rencana organisasional, metode, dan pengukuran yang dipilih oleh suatu kegiatan usaha untuk mengamankan harta kekayaannya, mengecek keakuratannya dan keandalan data akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan. (Diana., dan Setiawati. 2011. Hal 82)

Pengendalian internal sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang di desain untuk memeberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. IAPI (2011: 319.2)

Pemahaman dan evaluasi atas pengendalian internal merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pemeriksaan oleh akuntansi publik. Karena baik buruknya pengendalian internal akan memberikan pengaruh yang besar terhadap:

1. Keamanan harta perusahaan

2. Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan 3. Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan

4. Tinggi rendahnya audit fee

5. Jenis opini yang akan diberikan akuntan publik. (Agoes. 2012. Hal 104)

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang mungkin


(46)

relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

1. Review terhadap kinerja 2. Pengolahan informasi 3. Pengendalian phisik

4. Pemisahan tugas (Agoes. 2012. Hal 101)

Tujuan Sistem Pengendalian Internal tidak lain adalah untuk memberikan jaminan yang memadai bahwa:

1. Aset yang dimiliki oleh perusahaan telah diamankan sebagaimana mestinya dan hanya digunakan untuk kepentingan perusahaan semata, bukan untuk kepentingan individu (perorangan) oknum karyawan tertentu. Dengan demikian, pengendalian internal diterapkan agar supaya seluruh aset perusahaan dapat terlindungi dengan baik dari tindakan penyelewengan, pencurian, dan penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan wewenangnya dan kepentingan perusahaan.

2. Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat diandalkan. Ini dilakukan dengan cara memperkecil resiko baik atas salah saji laporan keuangan yang disengaja (kecurangan) maupun yang tidak disengaja (kelalaian).

3. Karyawan telah mentaati hukum dan peraturan. Yang dimaksud dengan ketentuan di sini bisa saja meliputi kebijakan manajemen (perusahaan), peraturan di bidang perpajakan, pasar modal, hukum bisnis, undang-undang anti korupsi, dan sebagainya. (Hery.2014. Hal 58 )


(47)

Menurut peneliti, suatu pengendalian internal meliputi semua metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga harta kekayaan perusahaan, mendorong diikutinya kebijakan perusahaan, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Dan menurut peneliti PT. Perkebunan Nusantara IV Medan sudah sepenuhnya mampu mewujudkan tujuan sistem pengendalian internal pada perusahaannya. Hal ini dapat dilihat dari sistem pengendalian internalnya yang sudah berjalan dengan baik.

B. Unsur – unsur Pengendalian Internal pada PTPN IV

Dengan diterapkannya pengendalian yang efektif, maka akan memperkecil kemungkinan terjadinya penyelewengan ataupun penggelapan kas yang terjadi dalam perusahaan. Berikut ini adalah unsur – unsur pengendalian internal.

1. Struktur Organisasi yang Memisahkan TanggungjawabFungsional secara tegas

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tugas dan tanggung jawab kepada unit – unit organisasi yang di bentuk untuk melaksanakan aktivitas – aktivitas perusahaan. Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organisasi ini didasarkan pada prinsip – prinsip seperti:

a. harus dipisahkan fungsi – fungsi operasi, dan penyimpanan dari fungsi akuntansi,


(48)

2. Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang cukup terhadap Kekayaan, Utang, Pendapatan, dan Biaya

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi apabila ada otorisasi dari pejabat yang berwenang menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh sebab itu dalam organisasi ada sistem pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi.Salah satu media untuk hal itu adalah formulir. Prosedur pencatatan yang baik akan menjamin data direkam dalam formulir dan catatan akuntansi dengan tingkat ketelitian dan keandalan yang tinggi.

3. Praktik yang sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi setiap Unit Organisasi

Ada beberapa cara umum yang dilaksanakan perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat antara lain :

a. penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang,

b. pemeriksaan mendadak,

c. setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang / satu unit organisasi tanpa ada campur tangan orang / unit organisasi lain,

d. perputaran jabatan ( job rotation),

e. keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak, selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain,


(49)

f. secara periodik diadakan pencocokkan fisik kekayaan perusahaan dan catatannya,

g. pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur – unsur sistem pengendalian internal yang ada, unit ini disebut Satuan Pengawasan Internal / Staf Pemeriksa Internal.

4. Karyawan yang Mutunya sesuai dengan Tanggung jawabnya

Pemilihan karyawan yang bermutu dilaksanakan perusahaan melalui proses seleksi dan melakukan pengembangan / training untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan di bidangnya masing – masing. (Samryn. 2012. Hal 73)

Menurut peneliti, penerapan unsur–unsur pengendalian internal PT. Perkebunan Nusantara IV Medan sudah cukup diterapkan.Ini menggambarkan bahwa pengendalian internal perusahaan cukup baik, karena pengendalian internalperusahaan tersebut telah melaksanakan unsur – unsur pengendalian internal, sebab dengan terlaksananya pengendalian internal tersebut maka apa yang diharapkan dari pengendalian internal akan tercapai.

C. Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PTPN IV

1. Pengendalian Internal Penerimaan Kas

Pengendalian internal kas yang baik harus dapat menjamin penerimaan dicatat apa adanya. Untuk mengawasi penerimaan kasnya,


(50)

a. tugas dan tanggung jawab dalam menangani kas harus tegas, jelas dan pasti,

b. transaksi harus dicatat dengan segera,

c. pemakaian kwitansi yang bernomor urut harus dicatat secara up to date,

d. penanganan atas fisik kas hanya dilakukan oleh satu orang,

e. memuat arsip untuk menyimpan dokumen – dokumen sebagai tanda terima uang,

f. memeriksa keabsahan penerimaan kas, misalnya dibayar oleh siapa dan diterima oleh siapa,

g. untuk membuktikan kebenaran buku kas, bukti – bukti pendukung kas serta saldo uang kas yang ada diperiksa,

h. perusahaan harus menyimpan sejumlah kas yang cukup untuk kebutuhan perusahaan sehari – hari, selebihnya disetor ke bank.

2. Pengendalian Internal Pengeluaran Kas

Pengendalian internal terhadap pengeluaran kas juga harus dilakukan se demikian rupa, agar tidak terjadi kesalahan dan kecurangan yang mengakibatkan kerugian pada perusahaan. Sistem penerapan pengendalian yang memuaskan akan memberi kapastian bahwa pengeluaran yang dilakukan ada hubungannya dengan aktivitas perusahaan yang telah dibukukan serta mendapat persetujuan dari pihak yang berwenang.


(51)

a. pengendalian menerapkan bagian – bagian tertentu yang berwenang untuk menandatangani kwitansi, cek, giro dan alat pembayaran lainnya dalam jumlah tertentu,

b. semua cek yang akan dibayar mempunyai nomor yang umumnya telah ditetapkan oleh bank,

c. tanggal cek harus sama dengan nama yang dicatat dalam buku kas, d. nama dari penerima harus sama dengan nama yang dicatat dalam

buku kas,

e. jumlah uang yang tertulis di cek harus sama dengan jumlah uang yang dicatat dalam buku kas,

f. seluruh bukti pengeluaran kas dan bank ditandatangani oleh manager keuangan dan administrasi sebagai bukti bahwa pengeluaran diketahui dan disetujui oleh perusahaan,

g. seluruh transaksi harus dicatat segera tepat waktu.

Dalam hal pengeluaran kas selalu terbuka kesempatan untuk berbuat kecurangan dengan cara menggunakan dana secara tidak wajar / tidak benar, untuk itu pengeluaran kas harus selalu dikelola dengan baik agar tidak merugikan perusahaan. Oleh sebab itu suatu sistem pengendalian internal kas sedapat mungkin dapat mencegah / memperkecil penyelewengan terhadap kas.

D. Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Kas pada PTPN IV


(52)

Pada setiap perusahaan prosedur penerimaan kas merupakan hal yang sangat penting karena kas merupakan salah satu faktor utama jalannya kegiatan perusahaan.Prosedur peneriman kas melibatkan beberapa bagian dalam perusahaan agar transaksi kas tidak terpusat pada satu bagian saja. Hal ini perlu agar dapat memenuhi prinsip – prinsip pengendalian internal kas. Sebelum kita melihat prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan terlebih dahulu penulis menguraikan yang menjadi sumber penerimaan kas perusahaan yaitu :

a. kas atau bank,

b. hasil operasional seperti pendapatan ekspor: kelapa sawit (minyak sawit, palm kernel oil, palm kernel meals) dan teh (1, grade-2, grade 3)

pendapatan lokal: kelapa sawit (minyak sawit, inti sawit, palm kernel oil, palm kernel meals) dan teh (grade-1, grade-2, grade-3) c. piutang usaha,

d. penerimaan dividen, e. hasil penjualan aktiva.

Prosedur penerimaan kas yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medanadalah sebagai berikut :

a. kas diterima di rekening koran beserta dokumen pendukung, b. menghitung jumlah uang yang diterima,


(53)

c. setelah itu bagian keuangan memeriksa dokumen pendukung dari penerimaan kas tersebut,

d. kemudian bagian keuangan menerbitkan voucher penerimaan kas dimana dalam voucher tersebut diuraikan asal / sumber dari penerimaan kas beserta nilainya,

e. lalu voucher penerimaan kas tersebut diserahkan ke bagian akuntansi untuk dibukukan.

2. Prosedur Pengeluaran Kas

Pengeluaran kas adalah uang yang dikeluarkan melalui kas baik berupa uang tunai ataupun cek untuk kegiatan perusahaan. Berikut ini pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan:

a. Pengeluaran rutin, meliputi: pembayaran pemasok / mitra usaha dan karyawan, pembayaran pajak, pembayaran gaji / honor karyawan, hutang, listrik dan telepon, pembelian majalah / koran, dan biaya operasi lainnya. Pembayaran gaji karyawan dilakukan setiap bulan, perhitungan gaji berpedoman pada slip gaji yang disusun berdasarkan jabatan dari masing – masing karyawan. Dalam pembayaran gaji terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada manager masing – masing bagian untuk mengetahui absenkaryawan bagian tersebut dan potongan – potongan apa saja yang dilakukan, kemudian dibuat daftar pembayaran gaji


(54)

berdasarkan slip gaji lengkap dengan daftar potongan, tunjangan, dan juga bonus.

b. Pengeluaran tidak rutin, meliputi: biaya perbaikan komputer, perbaikan pendingin ruangan ( AC ),dan lain – lain.

Prosedur pengeluaran kas yang dilakukan PT. Perkebunan Nusantara IV Medan :

a. Dasar pengeluaran kas adalah surat permintaan pembayaran / SPP dari bagian yang terkait. SPP tersebut dibuat oleh bagian yang memerlukan kas untuk operasional perusahaan,

b. SPP dari bagian terkait tersebut dikirim ke bagian akuntansi untuk diverifikasi / diperiksa mengenai kelengkapan dokumennya,

c. Setelah proses verifikasi selesai di bagian akuntansi, kemudian SPP tersebut diserahkan ke bagian keuangan untuk diperiksa kembali oleh bagian keuangan mengenai anggaran, pajak, serta kebenaran angka dari SPP tersebut,

d. Setelah diperiksa oleh bagian keuangan untuk dibayarkan kepada penerima kas / bank, kemudian bagian keuangan menerbitkan voucher pengeluaran kas dan diserahkan kembali ke bagian akuntansi untuk dibukukan.

E.Kuisioner Pengendalian Internal Penerimaan dan Pengeluaran Kas PT. Perkebunan Nusantara IV Medan


(55)

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda ( √ ) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai berikut ini:

PERTANYAAN TS KS R S SS

Nilai (score)

1 2 3 4 5

1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas.

2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi akuntansi.

4. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.

5. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.

6. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.

7. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai.

8. Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan

√ √ √ √ √ √ √ √


(56)

9. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.

10.Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang samadengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya.

11.Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa internal. √

Keterangan :

1. TS = Tidak Setuju 2. KS = Kurang Setuju 3. R = Ragu-ragu 4. S = Setuju

5. SS = Sangat Setuju Perhitungan :

Ket. X Y Z

TS 1 1 1

KS 2 2 4


(57)

S 4 2 8

SS 5 4 20

Total Nilai 39

Dimana :

X = Nilai ( Score ) Z = Total Nilai XY Y = Jumlah Jawaban

Interval = 5 x 11 – 1 x 11 – 5 = (55 – 11) – 5 = 39 5 5 5

= 7,8 dibulatkan menjadi 8

Kategori Penilaian : 1. 11 – 19= Tidak Efektif 2. 20 – 28= Kurang Efektif 3. 29 – 37= Cukup Efektif 4. 38 – 46 = Efektif 5. 47 – 55= Sangat Efektif

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan responden perusahaan, maka dengan rumusan masalah peneliti yaitu apakah sistem pengendalian internal penerimaan kas PT. PerkebunanNusantara IV telah efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan dengan nilai 39 dari 11 item pertanyaan, maka dapatlah dijawab atas pertanyaan tersebut bahwa sistem pengendalian internal penerimaan kas yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan telah efektif.


(58)

2. Kuisioner Pengendalian Internal Pengeluaran Kas

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda ( √ ) pada salah satu alternatif jawaban yang paling sesuai berikut ini.

PERTANYAAN TS KS R S SS

Nilai (score)

1 2 3 4 5

1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.

2. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.

3. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.

4. Pembukaan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.

5. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam metode pencatatan tertentu dalam registercek) harus didasarkan bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.

6. Saldo kas yang ada ditangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya. 7. Dokumen dasar dan dokumen pendukung

transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi

√ √ √ √ √ √


(59)

cap “lunas“oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.

8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa internal(internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.

10.Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan imprest system.

11.Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

12.Kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian.

13.Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).

14.Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan (misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room).

15.Semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa.

√ √ √ √ √ √ √ √


(60)

Keterangan : 1. TS = Tidak Setuju 2. KS = Kurang Setuju 3. R = Ragu-ragu 4. S = Setuju

5. SS = Sangat Setuju Perhitungan :

Dimana : X = Nilai ( Score ) Z = Total Nilai XY Y = Jumlah Jawaban

Interval = 5 x 15 – 1 x 15 - 5 = (75 – 15) – 5 = 55 5 5 5

= 11

Kategori Penilaian : 1. 15-26 = Tidak Efektif 2. 27-38 = Kurang Efektif 3. 39-50 = Cukup Efektif 4. 51-62 = Efektif

5. 63-74 = Sangat Efektif

Ket. X Y Z

TS 1 1 1

KS 2 3 6

R 3 3 9

S 4 2 8

SS 5 6 30


(61)

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan responden perusahaan, maka dalam rumusan masalah peneliti yaitu apakah sistem pengendalian internal pengeluaran kas PT.Perkebunan Nusantara IV telah efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan dengan nilai 54 dari 15 item pertanyaan, maka dapatlah dijawab atas pertanyaan tersebut bahwasannya sistem pengendalian internal pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan telah efektif.


(62)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yangdilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan.

1. Tujuan sistem pengendalian internal pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan sudah sepenuhnya terwujud, dilihat dari sistem pengendalian internalnya yang sudah berjalan dengan baik.

2. Sistem pengendalian internal baik dari segi penerimaan dan pengeluaran kasnya telah efektif.

3. Penerapan unsur – unsur pengendalian internal pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan sudah diterapkan dengan baik.

B. Saran

Beberapa saran peneliti yang mungkin berguna untuk diterapkan.

1. Dalam memberikan tugas dan tanggung jawab kepada karyawan harus sesuai dengan tingkat kecakapannya, dimana kepribadian karyawan itu sendiri adalah faktor yang menentukan bagi kemajuan perusahaan.

2. Hendaknya sistem pengendalian internal perlu ditingkatkan lagi, mengingat semakin berkembangnya kemajuan di segala bidang khususnya dalam hal – hal yang menunjang segala kemajuan perusahaan. Sebaiknya


(63)

diadakan pemantauan terhadap pengawasan secara berkala dan teratur agar setiap fungsi dapat berjalan semaksimal mungkin dan segala kecurangan – kecurangan dan kelemahan – kelemahan dalam sistem pengendalian internal dapat diketahui segera dan dapat dilakukan perbaikan – perbaikan, bila perlu dilakukan inspeksi atau pemeriksaan secara mendadak, dan diadakannya perputaran jabatan dengan semestinya.

3. Sebelum cek ditulis atau sebelum pengeluaran dilakukan, maka perlu dibuktikan kebenaran jumlah kas yang sebenarnya untuk pengeluaran tersebut.

4. Harus diperiksa ketelitian terhadap angka dalam penjumlahan dan pencatatan penerimaan kas,

5. Pentingnya dilakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas.


(64)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. Sukrisno, 2012, Auditing, Edisi Keempat. Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Diana danSetiawati, 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Hery, 2011,Akuntansi, Penerbit Gava Media, Yogyakarta.

Hery, 2014,Accounting Principles, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Indriantoro, Nur, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Samryn. L.M, 2012, Pengantar Akuntansi, Edisi Revisi. Buku Satu, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.


(1)

cap “lunas“oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.

8. Penggunaan rekening koran bank (bank statement), yang merupakan informasi dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa internal(internal audit function) yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.

9. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindah bukuan.

10.Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, pengeluaran ini dilakukan sistem akuntansi pengeluaran kas melalui dana kas kecil, yang akuntansinya diselenggarakan dengan

imprest system.

11.Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.

12.Kas yang ada ditangan (cash in safe) dan kas yang ada di perjalanan (cash in transit) diasuransikan dari kerugian.

13.Kasir diasuransikan (fidelity bond insurance).

14.Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan (misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room).

15.Semua nomor cek harus dipertanggung jawabkan oleh bagian kasa.

√ √ √ √ √ √ √ √


(2)

Keterangan : 1. TS = Tidak Setuju 2. KS = Kurang Setuju 3. R = Ragu-ragu 4. S = Setuju

5. SS = Sangat Setuju Perhitungan :

Dimana : X = Nilai ( Score ) Z = Total Nilai XY Y = Jumlah Jawaban

Interval = 5 x 15 – 1 x 15 - 5 = (75 – 15) – 5 = 55 5 5 5

= 11

Kategori Penilaian : 1. 15-26 = Tidak Efektif 2. 27-38 = Kurang Efektif 3. 39-50 = Cukup Efektif 4. 51-62 = Efektif

5. 63-74 = Sangat Efektif

Ket. X Y Z

TS 1 1 1

KS 2 3 6

R 3 3 9

S 4 2 8

SS 5 6 30

Total Nilai 54


(3)

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan jawaban atas pertanyaan responden perusahaan, maka dalam rumusan masalah peneliti yaitu apakah sistem pengendalian internal pengeluaran kas PT.Perkebunan Nusantara IV telah efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan dengan nilai 54 dari 15 item pertanyaan, maka dapatlah dijawab atas pertanyaan tersebut bahwasannya sistem pengendalian internal pengeluaran kas yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV Medan telah efektif.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yangdilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan, maka peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan.

1. Tujuan sistem pengendalian internal pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan sudah sepenuhnya terwujud, dilihat dari sistem pengendalian internalnya yang sudah berjalan dengan baik.

2. Sistem pengendalian internal baik dari segi penerimaan dan pengeluaran kasnya telah efektif.

3. Penerapan unsur – unsur pengendalian internal pada PT. Perkebunan Nusantara IV Medan sudah diterapkan dengan baik.

B. Saran

Beberapa saran peneliti yang mungkin berguna untuk diterapkan.

1. Dalam memberikan tugas dan tanggung jawab kepada karyawan harus sesuai dengan tingkat kecakapannya, dimana kepribadian karyawan itu sendiri adalah faktor yang menentukan bagi kemajuan perusahaan.

2. Hendaknya sistem pengendalian internal perlu ditingkatkan lagi, mengingat semakin berkembangnya kemajuan di segala bidang khususnya dalam hal – hal yang menunjang segala kemajuan perusahaan. Sebaiknya


(5)

diadakan pemantauan terhadap pengawasan secara berkala dan teratur agar setiap fungsi dapat berjalan semaksimal mungkin dan segala kecurangan – kecurangan dan kelemahan – kelemahan dalam sistem pengendalian internal dapat diketahui segera dan dapat dilakukan perbaikan – perbaikan, bila perlu dilakukan inspeksi atau pemeriksaan secara mendadak, dan diadakannya perputaran jabatan dengan semestinya.

3. Sebelum cek ditulis atau sebelum pengeluaran dilakukan, maka perlu dibuktikan kebenaran jumlah kas yang sebenarnya untuk pengeluaran tersebut.

4. Harus diperiksa ketelitian terhadap angka dalam penjumlahan dan pencatatan penerimaan kas,

5. Pentingnya dilakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes. Sukrisno, 2012, Auditing, Edisi Keempat. Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Diana danSetiawati, 2011, Sistem Informasi Akuntansi, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Hery, 2011,Akuntansi, Penerbit Gava Media, Yogyakarta.

Hery, 2014,Accounting Principles, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Indriantoro, Nur, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Edisi Pertama. BPFE, Yogyakarta.

Samryn. L.M, 2012, Pengantar Akuntansi, Edisi Revisi. Buku Satu, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.