Guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut, perlu ada materi yang dibahas. Materi itu dibatasi oleh ruang lingkupnya yang tertera dalam
Permendiknas RI Nomor 22 Tahun 2006 yang meliputi aspek bilangan, geometri dan pengukuran serta pengolahan data. Cakupan bilangan antara lain bilangan dan
angka, perhitungan dan perkiraan. Cakupan geometri antara lain bangun dua dimensi, tiga dimensi, tranformasi dan simetri, lokasi dan susunan berkaitan
dengan koordinat. Cakupan pengukuran berkaitan dengan perbandingan kuantitas suatu obyek, penggunaan satuan ukuran dan pengukuran.
Standar untuk mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran dapat ditetapkan melalui standar kompetensi dan kompetensi dasar. Standar Kompetensi
SK, merupakan ukuran kemampuan minimal yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dicapai, diketahui, dan mahir dilakukan oleh
peserta didik pada setiap tingkatan dari suatu materi yang diajarkan. Sedangkan, Kompetensi Dasar KD merupakan penjabaran SK peserta didik yang cakupan
materinya lebih sempit dibanding dengan SK peserta didik.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar matematika disusun sebagai landasan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan siswa. Selain itu
dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan
menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Berikut ini tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika kelas 4 SD semester 2 tentang
penjumlahan dan pengurangan pecahan.
Tabel 1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
6.3 Menjumlahkan pecahan 6.4
Mengurangkan pecahan Sumber : Badan Nasional Standar Pendidikan, 2004 : 425
2. Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Numbered Heads Together
Berbantuan Media Animasi
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT
Pembelajaran kooperatif menurut Roger dalam Miftahul Huda 2013:29 merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip
bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar
bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota yang lain. Parker dalam Miftahul
Huda 2013:29 mendefinisikan kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran dimana para siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok
kecil untuk mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa
dapat bekerja sama dan saling tolong-menolong mengatasi tugas yang dihadapi.
Numbered Heads Together NHT atau penomoran berfikir bersama
adalah merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional. Numbered Head Together NHT dalam Trianto 2009:82 pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagan tahun 1993 untuk melibatkan lebih
banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Dalam Hamdani 2011:89 NHT Numbered Heads Together adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan dibuat suatu kelompok,
kemudian secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Sedangkan dalam Miftahul Huda 2011:130, NHT merupakan varian dari diskusi kelompok yang
teknis pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-masing
anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor anggota untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor berapa
yang akan berpresentasi selanjutnya. Begitu seterusnya hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benar-
benar terlibat dalam diskusi tersebut.
Menurut Robert E. Slavin 2005:256, menomori orang bersama pada dasarnya adalah sebuah varian dari Group Discussion: pembelokannya yaitu pada
hanya ada satu siswa yang mewakili kelompoknya tetapi tidak sebelumnya tidak diberitahu siapa yang akan menjadi wakil kelompok tersebut. Pembelokan
tersebut memastikan keterlibatan total dari semua siswa. Model Russ Frank ini adalah cara yang sangat baik untuk menambahkan tanggung jawab individual
kepada diskusi kelompok.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT Numbered Heads Together
adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dimana siswa dibuat suatu kelompok kemudian diberi nomor,
lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa dan hanya ada satu siswa yang akan mewakili kelompoknya.
NHT Numbered Heads Together sebagai model pembelajaran pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khas adalah
guru memberi nomor dan hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya. Dalam menujuk siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih
dahulu siapa yang akan mewakili kelompok. Cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk
meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. b.
Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Numbered Heads Together
Tahapan dalam pembelajan NHT Numbered Heads Together dalam Trianto 2009:82 :
1 Penomoran
Guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5.
2 Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya.
3 Berpikir Bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4 Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas.
Dalam Miftahul Huda 2011:138 prosedur Kepala Bernomor Numbered Heads Together
sebagai berikut : 1
Siswa dibagi dlam kelompok-kelompok. Masing-masing siswadalam kelompok diberi nomor.
2 Guru
memberikan tugaspertanyaan
dan masing-masing
kelompok mengerjakannya.
3 Kelompok berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling benar
dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. 4
Guru memanggil salah satu nomor. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban hasil diskusi kelompok mereka.
Sedangkan dalam Hamdani 2011:90 langkah-langkah dalam NHT Numbered Heads Together
sebagai berikut : 1
Siswa dibagi dalam kelompok dan setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor.
2 Guru
memberikan tugas
dan tiap-tiap
kelompok disuruh
untuk mengerjakannya.
3 Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan bahwa setiap
anggota kelompok dapat mengerjakannya. 4
Guru memanggil salah satu nomor siswa dan siswa yang nomornya dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.
5 Siswa lain diminta untuk memberi tanggapan, kemudian guru menunjuk nomor
lain 6
Kesimpulan Jadi, dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran kooperatif
tipe NHT Numbered Heads Together adalah : 1
Penomoran Guru membagi siswa dalam kelompok dan memberikan nomor kepada setiap
anggota sesuai dengan jumlah anggotanya. 2
Mengajukan Pertanyaan Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat
diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari 3
Berpikir Bersama Siswa berdiskusi dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan
dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawabannya.
4 Menjawab Pertanyaan
Guru memanggil salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh
kelas. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
Berdasarkan tahapan-tahapan pembelajaran NHT, bisa dibuat langkah- langkah pembelajaran NHT Numbered Heads Together dalam pembelajaran
matematika sebagai berikut : 1.
Penomoran Guru membagi siswa dalam kelompok dan memberikan nomor kepala kepada
setiap anggota sesuai dengan jumlah anggotanya.
2. Mengajukan pertanyaan
Siswa dalam kelompok mendapat pertanyaan dari guru berupa kartu soal tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan.
3. Berpikir bersama
Siswa berdiskusi dan menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan tentang penjumlahan dan pengurangan pecahan yang telah diberikan oleh guru
dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawabannya.
4. Menjawab Pertanyaan
Guru memanggil siswa dengan nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan menyiapkan jawaban untuk
seluruh kelas, kemudian guru secara acak memilih kelompok yang harus menjawab pertanyaan tersebut, selanjutnya siswa yang nomornya disebut guru
dari kelompok tersebut mengangkaut tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama diberi kesempatan untuk
berpendapat dan bertanya terhadap hasil diskusi kelompok tersebut.
c. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT