Bekerja sama dengan mitra dan pemangku kepentingan
12 12
Kami menemukan bahwa sebagian besar karbon di kawasan hutan tersebut bukan kawasan lahan gambut berada pada pohon-pohon yang berukuran lebih besar. Pengukuran atas pohon-pohon kecil berdiameter kurang
dari 5 cm pada ketinggian di atas dada diameter at breast heightDBH sangat melelahkan dan karbon yang terkandung dalam pohon-pohon tersebut dianggap tidak cukup signifikan untuk mengubah hasil pengelompokan
secara drastis atau tidak sebanding dengan waktu dan tenaga yang diperlukan untuk melakukan survei atas pohon-pohon tersebut.
Meski temuan-temuan awal tersebut memberikan kerangka kerja untuk pembahasan yang sedang berlangsung, GAR mengumumkan KKH-nya pada bulan Februari 2011. Untuk menyempurnakan metodologi tersebut, definisi
sementara hutan SKT ditetapkan sebagai hutan dengan nilai AGB hidup lebih dari 35 tCha. Antara triwulan pertama dan triwulan terakhir tahun 2011, kegiatan lapangan dilakukan di empat konsesi: PT
Kartika Prima Cipta KPC, diikuti oleh PT Paramitra Internusa Pratama PIP dan PT Persada Graha Mandiri PGM yang terletak di Kalimantan Barat, dan kemudian PT Buana Adhitama BAT di Kalimantan Tengah.
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran dan adaptif, kami meningkatkan proses pengelompokan dengan menurunkan jumlah strata dari 16 menjadi 6 strata lihat bagian 2.3.1 dan Lampiran 1 untuk pembahasan
lengkap. Kami juga menyesuaikan teknik pengambilan sampel kami berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dari kegiatan lapangan pertama lihat bagian 2.3.2 dan juga mengubah cara kami dalam memilih plot lihat bagian
2.3.3. Data yang digabungkan dari keempat konsesi tersebut dianalisa untuk menilai seberapa praktis dan kuat metodologi tersebut dalam mengidentifikasikan hutan-hutan SKT.