Landasan Filosofis Profesi Dokter Spesialis Patologi Anatomik

3 Badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. 4 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 bersifat mandiri. 5 Ketentuan mengenai badan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2 diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri. Pasal 88 1 Lembaga mandiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat 2 dapat melakukan fungsinya setelah mendapat pengakuan dari Menteri. 2 Untuk memperoleh pengakuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 lembaga mandiri wajib memenuhi persyaratan sekurang-kurangnya: a. Berbadan hukum Indonesia yang bersifat nirlaba. b. Memiliki tenaga ahli yang berpengalaman di bidang evaluasi pendidikan. 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan 2 diatur dengan Peraturan Menteri.

1.4. Landasan Filosofis Profesi Dokter Spesialis Patologi Anatomik

Berbicara tentang pendidikan, kita akan menyatakan bahwa pendidikan itu penting, namun dalam kenyataannya, tidaklah banyak yang benar-benar mengutamakan pendidikan. Dalam anggaran pemerintah, terlihat porsi pendidikan masih jauh dari sekedar cukupPada Undang-undang UU sistem Pendidikan Nasional tahun 2003, hampir 60 tahun setelah Indonesia merdeka, barulah kelihatan perhatian yang lebih serius tentang pendidikan dengan ditekankan perlunya standar nasional pendidikan yang harus dijadikan acuan dalam pengelolaan pendidikan. Menyadari bahwa pelayanan kesehatan harus mengutamakan kepentingan pasien, maka Kolegium Patologi Indonesia dalam membuat standar pendidikan untuk Spesialis Patologi Indonesia telah menetapkan kompetensi apa yang harus dikuasai sebagai luaran pendidikan. Dengan keluarnya UU tentang praktik kedokteran Nomor 282004 dan UU tentang Konsil Kedokteran Indonesia pada tahun 2004, maka standar pendidikan yang mencerminkan standar kompetensi. Kompetensi ini harus dimiliki oleh setiap lulusan program studi yang ingin melakukan pelayanan pada masyarakat. Berdasarkan standar kompetensi ini, maka kurikulum juga harus dikembangkan berbasis kompetensi. BAN-PT: Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Spesialis Patologi Anatomik 2013 20 Dahulu sebelum dikembangkannya sistem pendidikan yang berbasis kompetensi, maka basis dari pada pendidikan yang ada sangat bervariasi sehingga luaran pendidikan pun menjadi tidak sama. Dengan adanya standar nasional pendidikan yang berbasis kompetensi dan juga diadakannya Ujian Nasionaloleh Kolegium Patologi Indonesia, maka kompetensi lulusan diharapkan akan terjamin dan merata di Indonesia.Pendidikan profesi di samping pendidikan dalam ranah kognitif,perilaku, dan ketrampilan juga harus berdasarkan etika profesi sehingga tujuan pokoknya adalah keselamatan pasienpatient safety dan tindakan diagnostik dan pengelolaan pasien berdasarkan dasar buktievidence based yang sudah ada 1.5Landasan Sosiologis Profesi Dokter Spesialis Patologi Anatomik Sampai saat ini di Indonesia jumlah dokter Spesialis Patologi Anatomik belum mencapai 500 orang, sebagian besar merupakan staf dari Bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran dan sebagian sudah purna tugas, sebagian besar masih bekerja di ibukota propinsi, bahkan belum semua ibukota propinsi di Indonesia ada Dokter spesialis Patologi Anatomik, padahal di mana rumah sakit yang sudah ada spesialis Bedah, Obstetri Ginekologi, Anak, Penyakit Dalam, dan spesialis klinik lainnya memerlukan kepastian diagnosis dari jaringan dan cairan tubuh yang di ambil dari pasien untuk menetapkan diagnosis pasti untuk pengelolaan pasien selanjutnya. Dengan makin bertambahnya jumlah rumah sakit baik negeri maupun swasta, maupun perkembangan sarana diagnostik tentunya masih diperlukan cukup banyak spesialis Patologi Anatomik sehingga diperlukan pendidikan dokter spesialis Patologi Anatomik untuk peningkatan pelayanan kesehatan di masa mendatang 1.6 Upaya Peningkatan Profesionalisme dan Mutu PendidikanDokter Spesialis Patologi Anatomik, antara lain: Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dokter spesialis Patologi Anatomik seluruh Pusat Studi Program pendidikan spesialis Patologi Anatomik membangun kerjasama dengan Kolegium Patologi Indonesia mengadakan pertemuan rutin minimal dua kali dalam setahun dan dapat menghasilkan berbagai macam kesepakatan antara lain: 1.kurikulum pendidikan yang ditinjau disesuaikan dengan kemajuan di bidang Patologi yang mutakhir 2.ujian nasional minimal dua kali dalam waktu satu tahun, di mana soal-soal ujian baik teori dan preparat mikroskopik dibuat oleh ke sepuluh pusat studi yang ada , dan dipilih oleh anggota kolegium yang telah ditetapkan sebelumnya .ujian nasional ada 3 tahap, yaitu tahap I pembekalan, tahap II ketrampilan diagnostik dan tahap BAN-PT: Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Dokter Spesialis Patologi Anatomik 2013 21 III kemampuan profesi Patologi. Untuk ujian tahap III ini diusahakan mengundang penguji tamu dari luar negeri. 3.mengadakan kursus-kursus setiap tahun dua kali, dan wajib diikuti oleh para peserta didik. Di samping itu peserta program studi Patologi Anatomik dapat mengikuti kegiatan yang pada waktu tertentu juga mendatangkan pakar Patologi dari luar negeri. Dengan demikian diharapkan kemampuan dari para peserta didik dari seluruh Indonesia kompetensinya tidak terlalu berbeda, Di samping itu di dalam pusat studi juga harus memperhatikan terutama :

A. Proses rekruitment peserta didik sehingga dapat mendapatkan

calon peserta didik yang diharapkan mampu menyelesaikan pendidikannya tepat waktu dengan cara penyaringan calon yang transparan,akuntabel dan sesuai dengan ketentuan baku yang sudah ditentukan

B. Manajemen dan proses pendidikan sesuai dengan pentahapan

pendidikan yang sudah ditetapkan sehingga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai meliputi penjadwalan tatap muka dan diskusi,konferensi klinikopatologik, ujian lokal,dan ujian nasional

C. Audit mutu internal dan eksternal setiap tahun dengan

mengevaluasi kurikulum, modul, tesis dll dalam upaya perbaikan dari proses pendidikan. Masukan dari alumni sangat diperlukan untuk peningkatan proses pendidikan dan evaluasi kurikulum pendidikan.

D. Peningkatan sumber Daya Manusia baik akademik maupun

non akademik seperti pendidikan Sp Konsultan, S3 dll

1.6 Baku MutuProgram Studi Dokter Spesialis Patologi Anatomik