TINJAUAN RAMBAT RETAK DAN LEBAR RETAK PADA BALOK TINGGI

TINJAUAN RAMBAT RETAK DAN LEBAR RETAKPADA BALOK TINGGI
Oleh: HERMAWAN ( 00520072 )
Civil Engineering
Dibuat: 2006-04-04 , dengan 3 file(s).

Keywords: balok tinggi, rambat retak, panjang retak, lebar retak

Pemakaian balok tinggi pada konstruksi makin banyak digunakan, tetapi pemakaian dan
penggunaannya hanya didesain dengan pemakaian tulangan minimum saja baik untuk tulangan
lentur maupun tulangan geser. Pada balok tinggi rambat retak,pola retak dan lebar retak yang
terjadi berbeda dengan balok biasa. Penelitian ini akan melihat seberapa besar pengaruh variasi
tulangan gesar, penambahan tulangan bagi, dan perbedaan bentang geser dan tinggi efektif (a/d)
terhadap terhadap panjang retak, retak balok dan pola retak.
Benda uji yang digunakan adalah balok berukuran (130x450x1500 )mm sebanyak 20 balok
dengan skala penuh.Variabel yang divariasikan adalah arah tulangan geser vertikal, titik
pembebanan dan jumlah tulangan bagi. Benda uji dari beton bertulang mutu f’c = 34 MPa dan fy
= 308MPa untuk diameter 6mm serta 384Mpa untuk diameter 10
Hasil pengujian dengan satu titik beban pada sengkang vertikal dengan satu tulangan bagi
menunjukkan adanya penyempitan retak sebesar 32,5%, pemendekan retak sebesar 30,43 % dan
penyempitan retak 81,25%,untuk dua tulangan bagi mengakibatkan. Perubahan arah sengkang
dari vertikal menjadi miring menyebabkan penyempitan retak sebesar 72,5 % dan pemendekan

retak sebesar 5,5%. Satu tulangan bagi pada balok tinggi sengkang miring menyebabkan
penyempitan retak sebesar 54,55 % dan perpanjangan retak sebesar 27,27 %. Penambahan satu
tulangan bagi pada perubahan arah tulangan geser dari vertikal menjadi miring dengan
kemiringan 45° menyebabkan penyempitan retak sebesar 59,26% dan perpanjangan retak sebesar
6,82 %. Pada pengujian balok tinggi dengan dua titik beban penambahan satu tulangan bagi pada
sengkang vertikal menyebabkan pemendekan retak sebesar 22.43 %, sedangkan penambahan dua
tulangan bagi pada sengkang vertikal menyebabkan pemendekan retak sebesar 14.29 %.
Perubahan arah sengkang dari vertikal ke miring menyebabkan pemendekan retak sebesar 5,5%.
Penambahan tulangan bagi dan perubahan arah sengkang menyebabkan perpanjangan retak
sebesar 16.04 %. Penambahan tulangan bagi pada sengkang miring menyebabkan perpanjangan
retak sebesar 2,83 %. Pola retak pada balok tinggi dipengaruhi oleh beban dan perletakan beban
(a/d). Semakin besar a/d, pola retak akan berubah dari Prism Type dari menuju Fan Type dan
ahirnya menuju Bottle Type

Abstract
Use high beams on construction more widely used, but usage and its use is only designed to use only
minimum reinforcement for flexural reinforcement and shear reinforcement. At high beam propagation
crack, crack pattern and crack width that occurs is different from ordinary beam. This study will look at
how big the influence of reinforcement gesar, additional reinforcement for, and the difference of shear
span and effective depth (a / d) against a long crack, cracked beam and crack patterns.

The samples used are box-sized (130x450x1500) mm by 20 blocks with varied penuh.Variabel scale is the

direction of vertical shear reinforcement, point loading and the amount of reinforcement for. The
specimens of quality reinforced concrete fc = 34 MPa and fy = 308MPa to 6mm diameter and 384Mpa to
a diameter of 10
The test results with a point load on the vertical cross bar with a reinforcement to indicate the
narrowing of 32.5% crack, crack shortening of 30.43% and 81.25% narrowing of the crack, for two
reinforcement for the lead. Changes in transverse direction from vertical to oblique fracture causes
narrowing of 72.5% and 5.5% shortening of the crack. The reinforcement for the high beam oblique
transverse cracks caused constriction of 54.55% and 27.27% for crack extension. The addition of a
reinforcement for the change in direction of vertical shear reinforcement to be tilted with a slope of 45 °
causes the narrowing crack by 59.26% and crack extension at 6.82%. At high beam test with two point
loads for the addition of a reinforcement stirrup causes the shortening of the vertical crack of 22:43%,
while the addition of two vertical bars for the transverse cracks caused shortening of 14.29%. Changes in
transverse direction from vertical to tilt causes shortening of cracks of 5.5%. The addition of
reinforcement to the cross bar and change of direction causes the extension of cracks at 16:04%. The
addition of transverse reinforcement for the tilt causes the extension of cracks at 2.83%. The pattern of
cracking on the high beams are influenced by the load and load placement (a / d). The larger a / d, crack
pattern will change from Prism Type of Fan Type and finally headed toward Bottle Type.