Pergerakan Gigi (Tooth Movement)

PERGERAKAN GIGI
Macam-macam gerakan gigi
Macam-macam bentuk kekuatan
Macam-macam cara pemberian kekuatan
Macam-macam penjangkaran gigi

Dr. drg. Tita Ratya Utari, Sp. Ort
15 April 2016

KEKUATAN ORTODONTIK
 Kekuatan sangat penting untuk
mengawali/merangsang remodeling maupun
membimbing gerakan gigi menuju ke posisi
yang diinginkan.
 Gigi bergerak oleh kekuatan yang dihasilkan
dari pegas kawat atau elastik yang dipasang
pada alat ortodontik lepasan maupun cekat.
 Pegas dan elastik mempunyai enerji
potensial, bila bentuknya diubah maka akan
menjadi enerji kinetik dan akan kembali ke
bentuknya semula.

 Bila enerji ini dikenakan pada gigi maka gigi
akan terbawa olehnya. Kekuatan ini
merangsang fenomena seluler dalam
remodeling jaringan periodontium.

CARA-CARA PENGAKTIFAN ALAT YANG DISARANKAN PADA WAKTU
KONTROL

1.

Pengaktifan lengan finger
spring di atas coil, tanpa
merubah diameter coil pada
spring
supaya
panjang
lengan tidak bertambah
panjang/pendek, karena hal
tersebut akan berpengaruh
terhadap arah pergerakan

gigi.

Pengaktifan
lengan
finger
spring diatas coil dilakukan
dengan menekan/menahan coil
dengan tang, kemudian lengan
spring digeser ke arah gigi
akan digerakkan.

2. KETEPATAN POSISI COIL FINGER SPRING

→ Coil finger spring harus diletakkan pada posisi yang tepat , karena akan
menentukan arah pergerakan gigi yang dihasilkan.

a

b


Apabila
gigi
akan
digerakkan sesuai arah anak
panah :
→ posisi coil finger spring
pada gambar
a
memberikan tegangan
lebih efisien dari pada b

Posisi coil finger spring
yang tepat akan menggeser
gigi dalam lengkung ideal
gigi yang direncanakan

Posisi coil finger spring
terlalu ke distal, akan
menggeser gigi keluar/ lebih
kearah bukal dari lengkung

ideal gigi yang direncanakan.

Posisi coil finger spring
terlalu ke mesial, akan
menggeser gigi kedalam/
lebih kearah palatal/lingual
dari lengkung ideal gigi yang
direncanakan.

Keterangan :
: lengkung gigi ideal
: posisi coil
seharusnya

Posisi coil finger spring
terlalu ke mesial, akan
menggeser gigi
kedalam/ lebih kearah
palatal/lingual dari
lengkung ideal gigi yang

direncanakan.

PERGERAKAN GIGI PADA PEMAKAIAN ALAT ORTODONTIK

MEKANISME KOREKSI DEEP OVERBITE
Menggunakan plat aktif removable dengan Maxillary
Flate Bite Plane anterior

● Bite pane anterior menyediakan ruang untuk ekstrusi
gigi posterior bersamaan dengan intrusi gigi anterior
rahang bawah

MEKANISME KOREKSI CROSS BITE ANTERIOR
Menggunakan plat aktif removable dengan Bite Plane
posterior
● Bite pane posterior menyediakan ruang anterior arah
vertikal untuk jumping gigi anterior atas.
● Bila free way space > jarak vertikal yang dibutuhkan
untuk jumping gigi, maka tidak diperlukan bite pane
posterior


Pada waktu mendesain pegas, hal-hal
tersebut dibawah ini perlu diperhatikan :


DIMENSI KAWAT
 KEKUATAN
 DEFLEKSI
 ARAH PERGERAKAN GIGI
 MUDAH INSERSINYA DAN CUKUP
ENAK BAGI PENDERITA

DIMENSI KAWAT
Fleksibilitas pegas tergantung pada panjang dan diameter kawat yang digunakan.
Kenyataannya kekuatan yang diberikan pada suatu defleksi dari pegas cantilever

berbanding langsung dengan pangkat empat diameter kawat dan berbanding terbalik
dengan pangkat tiga panjang kawat. Dengan demikian, memperpanjang kawat 2 kali
lipat akan memperkecil kekuatan menjadi seperdelapan kekuatan semula. Sedangkan


memperbesar diameter kawat 2 kali lipat akan memperbesar kekuatan enambelas kali
kekuatan semula. Oleh karena ruangan dalam mulut amat terbatas, maka untuk
mendapatkan kekuatan yang ringan harus dipergunakan kawat sepanjang mungkin.

Panjang kawat efektif akan bertambah dengan pembuatan koil yang berdiameter tidak
kurang dari 3 mm. Pegas dari 0,6 mm akan memberikan kekuatan 2 kali lipat dari pada
pegas dari 0,5 mm.

Gambar : Besarnya penyimpangan pegas cantilever palatal yang menghasilkan kekuatan 40
gr. A. Pegas 0,6 mm. B. Pegas 0,5 mm. C. Pegas 0,5 dengan koil.

Pegas lebih kecil dari 0,5 mm akan mudah rusak , dan oleh karena itu tidak dianjurkan Pegas
palatal yang di box in untuk melindungi pegas biasanya dibuat dari kawat 0,5 mm. Ukuran ini
juga baik untuk pegas bukal yang diberi penyangga (support) atau busur-busur. Pegas bukal
yang berdiri sendiri (self support) dibuat dari kawat 0,7 mm.

KEKUATAN :
Untuk akar tunggal sebaiknya diberikan kekuatan antara 25-40 gram (kekuatan yang rendah
untuk menggerakkan insisif lateral). Kekuatan yang lebih kecil dari 25 mg mungkin tidak
dapat menggerakkan gigi. Sedangkan apabila melebihi 40 gram, pergerakan gigi justru

tertunda, kehilangan penjangkaran atau mungkin dapat memberikan rasa sakit pada penderita.

Gambar : Dampak dari kekuatan yang berbeda selama retraksi kaninus. A. Kekuatan yang
betul menghasilkan pergerakan maksimal dari kaninus dan pergerakan minimal dari gigi-gigi
lainnya. B. Kekuatan yang berlebihan dapat menghasilkan pergerakan kaninus berkurang dan
akan menimbulkan pergerakan yang tidak diinginkan dari gigi-gigi lainnya. Ini dapat terlihat
dengan bertambahnya jarak gigit.

DEFLEKSI
Biasanya

aktivasi

sekitar

3

mm

cukup


memuaskan.

Dengan

defleksi

besar

dapat

menyebabkan penderita tidak dapat menempatkan pegas pada posisinya yang benar. Dengan
defleksi yang kecil kekuatan akan cepat habis

sehingga pegas harus sering diaktivasi,

ataupun pergerakan gigi akan terputus-putus (bukan pergerakan kontinyu). Pergerakan gigi
yang diharapkan adalah sekitar 1-2 mm perbulan, maka defleksi 3 mm perbulan dinyatakan
tidak sering melakukan aktivasi.


Gambar : Aktivasi maksimal dari pegas palatal 0,5 mm untuk retraksi kaninus.

Pegas palatal 0,5 mm memberikan kekuatan sebesar 15 gram/mm. Dengan demikian aktivasi
sepertiga lebar mesiodistal gigi (3 mm) akan memberikan kekuatan yang optimal. Tetapi,
pegas tanpa support dari 0,7 mm jauh lebih kaku, maka janganlah aktivasi lebih dari 1 mm
apabila akan menghindari kekuatan yang berlebihan. Ini berarti pergerakan gigi secara
kontinyu sukar untuk dicapai.

ARAH PERGERAKAN GIGI
Ini ditentukan oleh titik kontak antara pegas dan gigi. Seperti diketahui bahwa pegas palatal
baik untuk menggerakkan gigi kearah labial dan mesiodistal, sedangkan untuk pergerakan
kearah palatal digunakan pegas bukal. Pegas bukal juga dipakai apabila kontrol arah
pergerakan gigi dengan pegas palatal tidak memungkinkan.

Gambar : Koil pegas cantilever palatal harus terletak segaris dengan tengah-tengah mahkota
gigi yang digerakkan, tegak lurus pada arah pergerakan.

MUDAH INSERSINYA DAN CUKUP ENAK BAGI PENDERITA
Banyak pegas mudah dikendalikan oleh penderita, tetapi pegas-pegas jari palatal
untuk menggerakkan gigi kearah bukal sukar dikuasai, oleh karena itu sering dipilih pegas T.

Pada umumnya pegas palatal enak dipakai oleh penderita (bila pembuatannya betul). Pegas
bukal dan busur-busur sering menyebabkan alat tidak enak dipakai dan dapat menyebabkan
ulserasi traumatik apabila ada bagian busur yang terlalu menjorok ke sulkus atau ke pipi.
Beberapa penderita amat sensitif meskipun letak pegas bukal sudah benar. Untuk ini
diperlukan malam lunak untuk menutupi koil pegas sampai penderita terbiasa dengan
pemakaian alat lepasan.

Sistim Pemberian Kekuatan
Dua sistim pemberian kekuatan untuk menggerakkan gigi
1. One point contact force/single point contact force
Kekuatan dikenakan pada satu titik kontak.
2. Couple force
Kekuatan yg dikenekan adalah sama & paralel, memberikan aksi
simultan dengan arah berlawanan. Bila couple force dikenakan
pada gigi maka akan terjadi gerakan rotasi.

Jenis Gaya


Menurut durasinya, gaya ortodonti dapat
dibagi :
- gaya yang terus menerus (continous
force)
- gaya berkala (interrupted force),
- dan gaya terputus (intermittent force)

Continous force


Yaitu tekanan yang diberikan terus menerus
dan untuk waktu yang cukup lama sehingga
gaya dapat dipertahankan untuk tidak
menurun menjadi nol selama interval
kunjungan pasien.
 Pengaplikasian continous force pada gigi
memberikan hasil berupa remodeling tulang
alveolar, reorganisasi ligamen periodontal
serta pergerakan gigi.

Interrupted force


Yaitu gaya yang memiliki pola
siklus selama waktu interval
kunjungan. Ligamen periodontal dapat
direkonstruksi kembali sehingga terjadi
suatu peningkatan dalam proliferasi sel
yang cocok / sesuai untuk perubahan
jaringan

Intermitten force.


Dihasilkan oleh alat ortodonti lepasan
dimana gaya yang diberikan pada gigi
akan menjadi nol bila pasien tidak
menggunakan alat ortodonti tersebut

Tipe Pemberian Kekuatan
Berdasarkan durasi pemberian kekuatan:
 Continuous force, Tidak pernah
menurun ke nol.
 Intermittent force, Menurun ke nol.
 Interrupted force, Menurun ke nol.

Force Magnitude (Level)
 Di kisaran 10 sampai 200 gram.
 Bervariasi dengan jenis gerakan gigi.
 Ringan, kekuatan kontinyu saat dianggap paling
efektif dalam mendorong perpindahan gigi.
 Heavy force menyebabkan kerusakan dan
kegagalan untuk memindahkan gigi.

Force Duration

 Ambang batas --- 6 jam per hari.

 Tidak ada pergerakan gigi jika force diterapkan kurang dari 6 jam/hari.
 Dari 6 sampai 24 jam/hari, semakin LAMA gaya diterapkan, semakin gigi
akan bergerak.

Types of Tooth Movement
Intrusion
Extrusion
Tipping
Translation

Rotation

Optimum Forces for Orthodontic Tooth Movement
Type of movement
Tipping

Force* (gm)
35-60

Bodily movement (translation)

70-120

Root uprighting

50-100

Rotation

35-60

Extrusion

35-60

Intrusion

10-20

*Value tergantung pada ukuran gigi; lebih kecil untuk gigi seri, lebih tinggi
untuk multirooted gigi posterior.

Biomechanics of Tooth Movement
 Center of Resistance --- A point on the tooth
around which the tooth shall move. For most teeth,
COR is ½ way between the apex and the crest of
the alveolar bone.
 Center of Rotation --- The point around which
rotation occurs when an object is being moved.

Center Of Resistance
Pusat ketahanan, adalah suatu
tempat di akar gigi yang
mempunyai ketahanan paling
besar terhadap kekuatan
ortodontik.
Tiga center of resistance :
1. Anteroposterior
2. Transverse
3. Vertkal
Pada gigi berakar tunggal, center
of resistance terletak pada 40%
jarak dari alveolar crest ke ujung
akar gigi.

Center Of Resistance

Center Of Rotation

The point around which
rotation occurs when an object
is being moved

Gerakan Gigi



Gigi dapat digerakkan ke segala arah.
Dibagi menjadi 2 bentuk dasar :

1. Rotasi (rotasi murni)
Gerakan gigi berputar pada pusat rotasi. Bila gigi
berputar penuh maka akan kembali ke posisinya
semula.
2. Translasi
Mahkota dan akar bergerak pada arah yg sama, shg
gigi bergerak bodily atau dikatakan tidak ada perubahan inklinasi axial.

Force and Couple
 Force



Is applied by orthodontic appliances.
Induces tipping, translation, intrusion, extrusion and/or
rotation.

 Couple



Two forces of opposite directions and with nonoverlapping points of application.
Translation of teeth occurs in response to appropriate
force couples.

Rotasi Murni

Translasi

Gaya couple

A. Uncontrolled tipping,
B. Controlled tipping,
C. Translation,
D. Torquing,
E. Uprighting,
F. Rotation,
G.Intrusion,
H. Extrusion.

Anchorage






Anchor = sauh = jangkar
Hukum Newton: setiap aksi, ada reaksi.
Anchorage adalah resistensi terhadap perpindahan gigi
yang tidak diinginkan, atau site yang memberikan
perlawanan kepada reaktif force yang dihasilkan dari
aktivasi suatu alat ortodontik (Martyn T Cobourne &
Andrew T DiBiase. 2010.Handbook of ORTHODONTICS.
Mosby:Elsevier)
Nilai anchorage" setiap gigi kira-kira ekuivalen terhadap
luas permukaan akarnya. Dengan demikian, molar dan
kaninus umumnya memiliki nilai anchorage lebih tinggi
dibandingkan gigi seri dan bicuspid.

Sources of Anchorage
1. Luas permukaan akar, semakin banyak
gigi ada di unit anchorage, semakin
besar luas permukaan akar gabungan
dan semakin kecil kemungkinan untuk
bergerak.
2. Mukosa dan tulang, palatal dapat
digunakan sebagai sumber anchorage
melalui pelat dasar akrilik alat
removable atau tombol akrilik yang
melekat pada lengkungan palatal.
3. Implan, anchorage mutlak dapat
disediakan oleh implan yang dapat
ditempatkan dalam tulang cancellous,
tetapi secara rutin digunakan di langitlangit mulut.

1. Banyaknya akar yang tertanam dalam tulang alveolus
Akar pendek < akar panjang
Akar kecil
< akar besar
Anchorage value dari Jarabak & Fizzell :

Sources of Anchorage
4. Sekrup tulang, dikembangkan baru-baru ini dari yang digunakan untuk
fiksasi tulang selama operasi rahang atas, sekrup tulang jauh lebih kecil
dari implan dan tidak osseointegrasi.
5. Elastics, intermaxillary lubang anchorage satu lengkung gigi terhadap
yang lain dengan menggunakan elastics.
6. Anchorage ekstraoral, sangat berguna dan dimanfaatkan selama
bertahun-tahun oleh orthodontists melalui penggunaan headgear

Pembagian Anchorage

Intraoral
anchorage

Intramaxillary
anchorage
Intermaxillary
anchorage
Occipital
anchorage

Extraoral
anchorage

Cranial
anchorage
Cervical
anchorage
Facial anchorage

Tooth borne
anchorage.
Tissue borne
anchorage.

Simple
anchorage.
Compound
anchorage.

Stationary
anchorage.
Reciprocal
anchorage.

A. Intraoral Anchorage
a. Tooth borne anchorage
I. Intramaxillary anchorage
Sistim penjangkaran dengan menggunakan gigigigi dalam lengkung rahang yang sama sebagai
unit penjangkar.

II. Intermaxillary anchorage
Sistim penjangkaran dengan menggunakan gigigigi dalam lengkung rahang yang berlainan
sebagai unit penjangkar.

I. Intramaxillary anchorage
Dapat berupa :
a. Simple anchorage
Sistim penjangkaran dengan gigi yang mempunyai
resistensi lebih besar dipakai sebagai anchorage
untuk menggerakkan gigi dengan resistensi yang
lebih kecil.

b. Compound anchorage
Sistim penjangkaran dengan beberapa gigi / sekelom
pok gigi mempunyai resistensi lebih besar dipakai
sebagai anchorage untuk menggerakkan gigi dengan
resistensi yang lebih kecil.

C. Stationary anchorage
Sistim penjangkaran dengan gigi penjangkar diusahakan
untuk tidak bergerak secara tipping, atau bila bergerak
maka gerakannya adalah bodily.

Reciprocal anchorage

 Sistim penjangkaran dengan dua atau sekelompok gigi dengan
resistensi yang sama digunakan untuk saling menggerakkan satu
sama lain dengan arah berlawanan.
 Kedua unit bergerak dengan jarak kurang lebih sama.
 Dicontohkan dengan menutupnya diastema antara dua gigi seri
tengah.

1.
2.
3.
4.

Simple anchorage
Compound anchorage
Stationary anchorage
Reciprocal anchorage

Reinforced anchorage
 Unit A has substantially more anchorage value than Unit B. Thus,
Unit A moves little but Unit B moves a lot.
 Exemplified by retracting anterior teeth to close an extraction
space by using posterior teeth as a reinforced anchorage unit.

Unit A

Unit B

b. Tissue borne anchorage
Anchorage yang ditimbulkan
dari jaringan lunak.
- Mukosa
- Bibir
- Pipi

Intermaxillary anchorage
Sering digunakan pada alat
ortodontik cekat, biasanya
dengan menggunakan elastik.

Tergantung kasusnya :
 Intermaxillary elastic class II
 Intermaxillary elastic class III
 Cross elastic

Cara mendapatkan intraoral anchorage
1.
2.
3.
4.

Natural anchorage
Reinforced anchorage
Prepared anchorage
Active root thrust

3. Prepared Anchorage
a. Distal uprighting
b. Distal lingual rotation
c. Buccal root torque

Extraoral
anchorage
Occipital ; Cranial

Chin cup

cervical

Facial anchorage

Facial anchorage
Face mask



Mekanikal
 Klas II divisi 1
 Pada teknik Begg

MACAM ANCHORAGE DALAM PERAWATAN ORTODONTIK

Maximum Anchorage
Direncanakan pada kasus
ortodontik yang membutuhkan
anchorage yang besar, dimana
gigi anchorage (posterior gigi
yang di pencabutan)
diperbolehkan bergeser
menempati kurang dari ¼
ruang bekas pencabutan

Moderate Anchorage
Direncanakan pada kasus
ortodontik yang membutuhkan
anchorage yang sedang,
dimana gigi anchorage
diperbolehkan bergeser
menempati ¼ sampai ½ ruang
bekas pencabutan

Minimum Anchorage
Direncanakan pada kasus
ortodontik yang membutuhkan
anchorage yang kecil, dimana
gigi anchorage diperbolehkan
bergeser menempati lebihdari ½
ruang bekas pencabutan

PERTIMBANGAN ANCHORAGE DALAM PERGERAKAN GIGI

1. Dalam suatu lengkung
gigi, jika dilakukan
pergerakkan 1 gigi maka
gigi yang lainnya akan
memberikan anchorage
yang besar

2 2. Jika gigi 13 dan 23
diretraksi maka akan
terjadi pergerakan ke
depan dari gigi
anchorage di posterior
ke anterior

3. Jika gigi 13, 14, 23, 24
di retraksi maka gigi
anchorage menjadi lebih
sedikit dibandingkan
gigi yang digerakkan
sehingga keseimbangan
anchorage tidak baik,
terjadi anchorage loss.

Perlu diperhatikan :
1 Anchorage loss gigi posterior pada perawatan ortodontik removable, akan
menyebabkan gigi anterior yang

bagian palatal/lingualnya kontak

dengan plat akrilik ikut terdorong ke labial sehingga tampak lebih
protrusif.

Hal ini terjadi karena plat akrilik yang menyatukan gigi

anchorage (posrterior) dan gigi anterior secara utuh

terdorong ke

anterior, akibat pengurangan plat akrilik palatal gigi anterior yang tidak
mencukupi/ tidak dilakukan.

Sehingga pengaktifan spring yang kita

harapkan akan meretraksi gigi anterior menghasilkan hal yang
sebaliknya.
2. Pada pergerakan gigi no.3., untuk mengurangi resiko anchorage loss,
pengaktifan spring di bagian anterior dilakukan pertahap dibatasi hanya
pada per 2 gigi setiap kali kontrol.

Daftar Pustaka


What Causes Tooth Loss? - Dr. Robert L. Simon, DDS [Internet]. [cited
2016 Mar 31]. Available from: http://www.robertlsimondds.com/whatcauses-tooth-loss
 Biology of OrthodonticTooth Movement [Internet]. 05:46:29 UTC [cited
2016 Mar 31]. Available from:
http://www.slideshare.net/jeanmichael/biology-of-orthodontic-toothmovement-4776905