3. Perkembangan Pers di Indonesia
Di Indonesia aktivitas jurnalistik pers dapat dilacak sejak zaman penjajahan Belanda. Pers mulai dikenal pada abad 18 tepatnya pada 1744.
Sementara surat kabar pertama sebagai bacaaan untuk kaum pribumi dimulai pada 1854. Sejarah jurnalistik Indonesia muncul pada abad 20. Hal tersebut
ditandai dengan munculnya surat kabar pertama milik bangsa Indonesia bernama Medan Prijaji pada tahun 1907.
42
Perjalanan jurnalistik pers Indonesia melewati beberapa periode dan zaman. Pada tahun-tahun pertama kemerdekaan 1945, pers menikmati masa
bulan madu. Lima tahun kemudian pers Indonesia mulai tergoda dan hanyut dalam politik praktis. Pers menjadi corong partai-partai politik, disebut era
pers partisipan.
43
Pers mengalami masa gelap gulita sejak Dekrit Presiden 1 Juli 1959. Setiap pers diwajibkan memiliki surat ijin terbit. Klimak masa gelap pers
adalah pemberontakan PKI pada 30 September 1965. Menurut Jakob Oetama, sejak 1965 itulah terjadi perubahan besar dalam jurnalistik di Indonesia.
44
Dalam sebuah Jurnal yang berjudul Pasang Surut Kebebasa Pers di Indonesia, Satrio Saptohadi menggungkapkan selama masa Orde Baru,
Indonesia menganut sistem pers yang otoriter dengan kedok sitem pers Pancasila yaitu pers yang bebas dan bertanggung jawab. Namun, tahun 1998
gerakan reformasi berhasil menumbangkan rezim Orde Baru. Keberhasilan
42
Haris Sumadiria, Op. Cit. hal. 19.
43
Ibid. hal. 20.
44
Haris Sumadiria, Loc. Cit.
ini melahirkan peraturan perundang-undangan UU No. 40 Tahun 1999. Undang-undang tersebut menganti atau mengalihkan kewenangan kontrol
sistem pers dari pemerintah kepada masyarakat dengan dibentuk Dewan Pers yang independen.
45
Menurut Satrio, sistem pers di era Reformasi 1999- sekarang menuju sistem pers liberal yaitu dengan adanya euforia kebeasan
yang kebablasan karena tidak ada regulasi yang represif.
46
4. Media Massa