permohonan dari pemegang hak untuk memperoleh perubahan hak tersebut berlaku sebagai surat keterangan melepaskan hak yang dapat dijadikan
dasar pendaftaran hapusnya hak.
Dalam praktek, perubahan hak khususnya peningkatan hak ini hanya dengan melakukan pencoretan nama hak lama dan ditulis menjadi
nama Hak Milik dengan mencantumkan dasar hukum dimungkinkannya dilakukan peningkatan hak tersebut.
c. Bila Dibebani Hak Tanggungan
Bagaimana kalau tanah Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang akan ditingkatkan haknya menjadi Hak Milik tersebut dibebani dengan
Hak Tanggungan?. Terhadap kondisi yang demikian, telah ada aturan teknis yang jelas sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Negara
AgrariaKepala BPN Nomor 5 tahun 1998.
Secara yuridis sebagaimana diatur dalam Pasal 18 Undang Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan dinyatakan bahwa Hak
Tanggungan hapus antara lain karena haapusnya hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan.
Selanjutnya dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Negara AgrariaKepala BPN Nomor 5 tahun 1998 ditentukan sebagai berikut :
1 Perubahan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai atas tanah untuk
rumah tempat tinggal yang dibebani Hak Tanggungan menjadi Hak Milik dilakukan atas permohonan pemegang hak dengan persetujuan
dari pemegang Hak Tanggungan, dengan pernyataan persetujuan secara tertulis disertai penyerahan sertipikat Hak Tanggungan yang
bersangkutan.
2 Perubahan Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai menjadi Hak Milik
tersebut mengakibatkan hapusnya Hak Tanggungan yang membebani Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai tersebut
3 Persetujuan perubahan hak tersebut berlaku sebagai persetujuan
pelepasan Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai. 4
Kepala Kantor Pertanahan mendaftar hapusnya Hak Tanggungan yang membebani Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang diubah menjadi
Hak Milik karena jabatannya bersamaan dengan pendaftaran Hak Milik yang bersangkutan.
Apabila hutangnya belum lunas dan pihak perbankan selaku kreditur ingin agar kreditnya berlangsung terus sesuai dengan perjanjian utang
piutangnya dan agar tetap dapat dicatat Hak Tanggungan dalam sertipikat Hak Milik yang baru diperoleh tersebut, maka sebelum perubahan hak
didaftar, pemegang hak atas tanah dapat memberikan Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan SKMHT dengan obyek Hak Milik yang
diperolehnya sebagai perubahan dari Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai dimaksud. Setelah perubahan hak dilakukan pemegang hak atas tanah
dapat membuat Akta Pemberian Hak Tanggungan atas Hak Milik yang bersangkutan. Kemudian Kepala Kantor Pertanahan mendaftar Hak
Tanggungannya.
Untuk kepentingan pendaftaran hapusnya Hak Tanggungan dalam sertipikat Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai yang akan ditingkatkan
haknya menjadi Hak Milik dan juga untuk pendaftaran Hak Tanggungan ke dalam sertipikat Hak Milik baru tersebut tidak dipungut biaya.
Dengan demikian, apabila terjadi perubahan peningkatan hak atas tanah yang dibebani Hak Tanggungan tidak diperlukan lagi roya atas Hak
Tanggungan pada sertipikat Hak Guna Bangunan atau Hak Pakainya.
Dalam praktek, pernah terjadi bahwa dalam peningkatan hak dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik, pihak Kantor Pertanahan meminta
dilakukan pemasangan Hak Tanggungan dengan nilai Rp. 0,- untuk selanjutnya baru dapat diroya dalam sertipikat sertipikat tidak ganti blanko
dan Kepala Kantor Pertanahan tidak mencatat hapusnya Hak Tanggungan dalam sertipikatnya. Hal ini tentunya tidak sesuai dengan aturan yang
berlaku dan Kepala Kantor Pertanahan dapat dikatakan telah lalai mencatat hapusnya Hak Tanggungan tersebut dengan sebab telah ditingkatkannya
Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik .
6. Pembatalan Hak Atas Tanah