2
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian pertama berjudul “Perancangan Kriptografi Block Cipher dengan Langkah Kuda”. Tulisan ini membahas tentang penggunaan algoritma
langkah kuda dalam kriptografi block
cipher yang kemudian
diimplementasikan ke dalam aplikasi untuk mengenkripsi dan mendekripsi data. Dalam penelitian ini, dilakukan proses enkripsi dan dekripsi pada
rangkaian biner plaintext berukuran 64-bit dengan kunci yang memiliki panjang yang sama. Pada prosesnya digunakan fungsi padding penambahan
jumlah byte pada proses enkripsi dan fungsi unpadding pengurangan jumlah byte
pada kunci. [5] Penelitian kedua berjudul “Perancangan Algoritma pada Kriptografi Block
Cipher dengan Teknik Langkah Kuda dalam Permainan Catur”. Tulisan ini membahas tentang penggunaan teknik langkah kuda dalam permainan catur
sebagai algoritma yang digunakan dalam proses pemasukan dan pengambilan bit. Penelitian ini menggunakan 4 putaran pada blok bit berukuran 8x8 64-bit
dimana setiap putaran mempunyai dua proses yaitu proses pemasukan bit dan pengambilan bit yang dilakukan baik pada plainteks maupun pada kunci. Hasil
dari putaran ini akan di XOR sehingga akan mendapatkan cipherteks pada proses yang terakhir. [6]
Penelitian ketiga berjudul “Perancangan dan Implementasi Kriptografi Block Cipher
Berbasis pada Bentuk Piramida dan Linear Congruential Generator”. Penelitian ini membahas tentang perancangan algoritma
kriptografi block cipher, dengan proses enkripsi mengacak rangkaian biner plaintext
kedalam matriks 16×8128bit dengan menggunakan pola seperti bentuk piramida sebagai pola pengambilan, yang dilakukan operasi
matematika exclusive or XOR pada bilangan biner plaintext terhadap kunci yang telah dilakukan proses pengacakan dengan pembangkit kunci Linear
Congruential Generator.
Enkripsi pada algoritma ini dirancang dengan mempunyai 4 putaran sehingga menghasilkan ciphertext. [7]
Penelitian-penelitian tersebut menjadi acuan dalam pengembangan ide untuk perancangan kriptografi block cipher dengan menggunakan kunci
simetris. Perbedaan dengan penelitian terdahulu adalah blok yang digunakan berukuran 16x8 128-bit dengan perbesaran pada bit kunci, dan dilakukan
proses enkripsi-dekripsi menggunakan algoritma pola tariandan gerakan tangan dari tarian ja’i. Selanjutnya akan dibahas mengenai dasar-dasar teori
yang digunakan dalam perancangan kriptografi dalam penelitian kali ini.
Kriptografi merupakan ilmu yang mempelajari teknik-teknik yang berhubungan dengan aspek keamanan informasi seperti kerahasiaan, integritas
data, dan otentikasi [8]. Secara umum, kriptografi mempunyai dua proses utama seperti yang dapat dilihat dibawah ini:
Gambar 1.
Proses enkripsi dan dekripsi [2]
3
Enkripsi merupakan proses untuk mengubah sebuah pesan informasi sehingga tidak dapat dilihat tanpa menggunakan kunci pembuka. Sebuah
pesan awal yang tidak dienkripsi disebut plainteks, sedangkan yang sudah dienkripsi dinamakan cipherteks. Pesan dalam bentuk plainteks diubah
dengan algoritma enkripsi sehingga menjadi cipherteks. Proses sebaliknya untuk mengembalikan cipherteks menjadi plainteks dinamakan dekripsi [9].
Block cipher merupakan satu algoritma dimana input dan output-nya
berupa satu blok dan satu blok memiliki rangkaian bit. Rangkaian bit dalam block cipher
dibagi dalam blok-blok yang memiliki panjang yang sama biasanya 64-bit atau 128-bit [6]. Block cipher mempunyai banyak aplikasi
yang digunakan untuk memberikan layanan confidentially kerahasiaan, integritas data atau authentication pengesahan pemakai, dan juga bisa
memberikan layanan keystream generator untuk stream cipher [1]. Skema dari proses enkripsi-dekripsi block cipher dapat dilihat pada gambar dibawah
ini :
Gambar 2
. Skema enkripsi – dekripsi
Misalkan blok plainteks P yang dinyatakan dalam n bit, maka [5]:
n
p p
p p
P ,...,
, ,
3 2
1
1
dimana p
i
adalah 0 atau 1 untuk i = 1, 2, 3, …, n Blok cipherteks C :
n
c c
c c
C ,...,
, ,
3 2
1
2
dimana c
i
adalah 0 atau 1 untuk i = 1, 2, 3, …, n Blok kunci K :
n
k k
k k
K ,...,
, ,
3 2
1
3
dimana k
i
adalah 0 atau 1 untuk i = 1, 2, 3, …, n Maka proses enkripsinya:
C P
E
K
4 dimana C merupakan ciphertext hasil dari proses enkripsi E dengan kunci
K terhadap plaintext P. Serta proses dekripsinya:
P C
D
K
5 dimana proses dekripsi D dengan kunci K terhadap ciphertext C
menghasilkan plaintext P.
4
Operasi biner yang sering dipakai dalam cipher yang beroperasi dalam mode bit adalah XOR atau exclusive-or [5]. Operator XOR digunakan dengan
aturan:
1
1
1
1
1
1
Sistem kriptografi terdiri dari 5-tuple Five Tuple P, C, K, E, D yang
memenuhi kondisi [9]:
1. P adalah himpunan berhingga dari plaintext 2. C adalah himpunan berhingga dari ciphertext