LAPORAN PRATIKUM ILMU UKUR TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM

  

Ilmu Ukur Tanah 1

Mengukur Lebar Sungai Tanpa Menyeberangi

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas

mata kuliah Ilmu Ukur Tanah pada Semester 2

  

Disusun oleh :

Kelompok 4

Reno Aji Saputra 15061025

KATA PENGANTAR

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,karena atas berkat rahmat dan hidaya-Nya sehingga rekap laporan Pratikum Survey dan Pemetaan ini dapat penulis rampungkan meskipun terdapat berbagai macam masalah ,tapi akhirnya dapat terselasaikan.

  Rekap Laporan Pratikum Survey dan Pemetaan ini merupakan suatu hal wajib bagi seluruh mahiswa tapi dalam hal ini dosen menyuruh terdapat dua opsi pertama kumpulkan dari laporan yang sudah diperiksa ,dan opsi yang kedua dari laporan yang sudah diperiksa direkap dan bukukan,Alhamdulillah penulis memilih untuk opsi yang kedua yaitu merekap laporan yang ada.hal ini dilakukan untuk menerapakan teori yang didapatkan dalam ruang kuliah dengan dilapangan secara langsung Penulis mengucapkan banyak terimah kasih terimah kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam merampungkan dan merekap semua laporan yang ada ,ucapan terimah kasih juga penulis sampaikan kepada pihak ,baik secara lembaga maupun secara pribadi ,yang ditujuhkan kepada asisten dosen ,serta dosen tercinta

  Drs.An Arizal ,M.Pd yang telah membimbing selama perjalan awal sampai akhir

  perkuliahan. Sekarang ini Dalam penyusunan Rekap laporan ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangannya,sehingga penulis sangat mengharapkan sambungan pemikiran dari pembaca baik itu berupa saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk dapat menyempurnakan rekap laporan seperti ini yang masa – masa yang akan datang Kami sangat berharap Rekap laporan pratikum ini dapat bermanfaat bagi kami

  Padang, ,,Mei 2016 Wassalamu’alaikum Wr. Wb Reno AjiSaputra.

DAFTAR ISI

  Kata Pengantar…………………………………………..! A.Mengukur lebar sungai………………………………………………..1 B.Penggunan leveling dan bak ukur ………………………………..2 C.Penggunaan alat penyipat ruang…………………………………..3 D.Pengukuran kubikasi daerah dengan sistem polar………..4

  E. Pengukuran kubikasi daerah dengan sistem keliling……..5

F.Poligon tertutup…………………………………………………………….6

G.Pengukuran garis kontur sistem Tacheometry………………7

H.Lengkungan…………………………………………………………………..8

  Nama : Reno Aji Saputra Topik : Mengukur Lebar Sungai Tanpa Menyeberangi

  Nim : 15061025 Hari/tanggal: Senin,29 februari 2016 Program Studi : S-1 Pendidikan Lokasi : Tempat Pembangunan Teknik Bangunan Gedung ILUNI UNP Fakultas : Fakultas Tekni UNP Cuaca : Cerah

  1.KOMPETENSI Dengan berakhirnya perkuliahan berkenaan dengan pratikum pada kali kepada mahasiswa/I Untuk dapat hendaknya : a. Mampu membuat garis lurus dilapangan.

  b. Mampu membuat sudut siku – siku dilapangan

  2.TEORI SINGKAT Pengukuran lebar sungai tanpa menyeberangi sungai dapat kita lihat seperti yang dilakukan oleh ahli teknik ,pengukuran dapat dilakukan oleh sang pengukur layaknya pengukuran langsung keseberang – seberang lannya ,tapi disini dapat dapat diklasifikasikan ke pengukuran lebar sungai dengan cara peninjauan terlebih dahulu daerah mana yang akan diukur misal sungai,bendungan .disini akan dibahas bagaimana mengukur lebar sungai tapi tanpa menyeberangi pertama :tentukan patokan yang ada diseberang kemudian akurat ,kedua : pandanglah dengan prisma untuk mengecek tempat penancapan yalon ,apakah lurus atau tidak setelah itu lakukan pengukuran terhadap odometer dan pengukuran pada pita ukur.setelah semua dilakukan dan data telah diperoleh maka lebar sungai dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: AB : AC = BE : CD Misal AC = X AB : AC = BE : CD AB = X - BC (X – BC ): X = BE : CD

  X . BE = CE (X – BC)

  X. BE = CD . X – CD . BC CD .BC = CD . X – BE . X

  CD.BC = X ( CD – BE )

  CD . BC

  X = ……………… ¿ harga x didapat

  CD . BE

  Lebar sungai (AF) = X – (BC + BF)

  3.KESELAMATAN KERJA

  a. Berdoalah sebelum melekukan pekerjaan dalam hal ini (pratikum) dan pelajari hal – hal yang ada dalam labshet b . Pusatkan perhatian saat bekerja ,siapkan perlengkapan yang dibutuhkan

  c. Tinjaulah terlebih dahulu lokasi yang akan ditinjau dan tempat dilakukannya pratiukum

  4. ALAT DAN PERLENGKAPAN

  a. Yalon f. unting - unting

  b. pengukur g. unting - unting

  c. pita ukur h. kompas

  d. odometer

  5. LANGKAH KERJA

  a. Siapkanlah peralatan yang diperlukan

  b. Lakukan peninjauan lokasi yang mana tempat dilakukannya pratikum supaya bisa mengenal situasi yang akan diukur demi keamanan pengukur c. Tentukan suatu titik yang berada diseberang sungai misalkan titik A (yang akan dijadikan patokan pengukuran selajutnya yang berada diseberang sungai ) d. Tancapkan yalon B yang mana harus sejajar dengan patokan yang berada diseberang sungai e. Perpanjang garis B sehingga kelihatan satu garis .jika dipandang missal titik C

  f. Perpanjang yang ada , kemudian bidik dari titik C ke B dan A sehingga tampak seperti satu garis g. Tentukan titik disamping kiri/kanan dititik C

  h. Buat garis C – D tegak lurus dengan B – C dengan metode 3 : 4 : 5 atau metode

  Tentukanlah titik E disamping kiri atau kanan yang bersamaan dengan titik D k. Bidk dari A sehingga titik E terletak pada garis lurus A – B maka didapat garis lurus A – E – D l. Ukur Panjang garis B lalu masukanlah data yang diperoleh kedalam table m. Ukurlah lebar sungai dengan menggunakan rumus yang terdapat pada teori singkat

  6. GAMBAR KERJA B Batu / kayu /pohon

  Sungai metode perbandingan 3:4:5

  5m

  X 3m

  B

  4

  3 5 4m

  5

  3

  8.TABULASI DATA Jarak(M)

  Titik Odometer

  No Ket.

  P.ukur Peng.1 Peng.2 Peng.3 Rata - rata

  1. BC 9,794 9,250 10,340 10,390 10,327

  2. CD 4,753 4,830 4,820 4,840 4,830

  3. BE 2,599 2,630 2,640 2,650 2,636 4. - BF - 2,474

  2,474 -

  9.ANALISIS DATA

  1. Panjang BC dengan pita ukur = 9,794 Panjang BC dengan odometer = 1.)10,250 2.)10,340 3.)10,327 S3 = 0,012

  9,794+0,0005 .9,794+0,005

  √

  = 0,047 Mencari…

  Dmax=9,794 +0,047 ( ¿ 9,841m )

  Dmin=9,794−0,047 ( )

  ¿ 9,747 m

  Panjang BC terhadap odometer : b. Pengukuran kedua = tidak dapat ditoleransi karena tidak mencapai Dmin dan apalagi hinggaDmax) c. Pengukuran ketiga = tidak dapat ditoleransi karena tidak mencapai Dmin dan apalagi hingga Dmax)

  2. Panjang CD dengan pita ukur = 4,753 Panjang CD dengan odometer = 1.)4,830 2.)4,820 3.)4,840 S3 = 0,012

  4,743+0,0005 .4,743+0,005

  √

  = 0,033 Mencari..

  Dmax=4,753+0,033 ( ¿ 4,786 m )

  Dmin=4,753−0,033 ( ¿ 4,720 m )

  Panjang CD terhadap odometer :

  a. Pengukuran pertama = tidak dapat ditoleransi karena tidak mencapai Dmin dan apalagi Dmax b. Pengukuran kedua = tidak dapat ditoleransi karena tidak mencapai Dmin dan apalagi hingga Dmax c. Pengukuran ketiga = tidak dapat ditoleransi karena tidak mencapai Dmin dan apalagi Dmax

  3.Panjang BE dengan pita ukur = 2,599 Panjang BE dengan odometer = 1.)2,630

  2.)2,640 a. Pengukuran pertama = tidak dapat ditoleransi karena tidak mencapai Dmin dan apalagi hingga Dmax b. Pengkuran kedua = tidak dapat ditoleransi karena tidak mencapai Dmin dan apalagi hingga Dmax c. Pengukuran ketiga = tidak dapat ditoleransi karena tidak mencapai Dmin dan apalagi hingga Dmax

  4. Panjang BF dengan pita ukur = 2,474 Panjang BF dengan odometer =1.) -

  2.)- 3)-

  S3 = 0,012 2,474+0,0005 . 2,474+0,005

  √

  = 0,025 m Mencari…

  Dmax=2,474+0,025 ( ¿ 2,499 m )

  Dmin=2,474−0,025 ( ¿ 2,449 m ) Mencari Lebar sunga.

  CD . BC

  X =

  CD . BE

  4,75 . 9,794 =

  4,75 . 2,599 = 21,611 m Jadi… Lebar sungai (AF) = 21, 611 (BC + BF) = 21,611 –( 9,794 + 2,474)

  = 21,611 – (12,268) = 9,343 m

  10. KESIMPULAN Dari hasil pengukuran yang diadakan pada tanggal 29 februari 2016 maka dapat disimpulkan bahwa dalam pratikum baik dilakukan peninjauan telebih dahulu untuk menentukan lokasi yang strategis untuk dijafikan lokasi pratikum yang memadai dengan tujuan supaya memperoleh hasil pengukuran yang dapat ditoleransi ataupun valid karena mengapa karena kalau didaerah bergellombang sangat berpengaruh saat pengukuran menggunakan alat ODOMETER . Nama : Reno Aji Saputra Topik : Pengukuran Luas dan Kubikasi Daerah tertentu dengan system Polar

  Nim : 15061025 Hari/tanggal : Senin,21 maret2016 Program Studi : S-1 Pendidikan Teknik Lokasi : Taman Jurusan Teknik

  Bangunan Sipil FT UNP Fakultas : Fakultas Teknik UNP Cuaca : Cerah

  1.KOMPETENSI Dengan berakhirnya perkuliahan terutama pada pratikum kali ini diharapkan kepada mahasiswa/I untuk dapat Hendaknya dapat melakukan hal-hal berikut ini: a. Mampu mengukur luas dan ketinggian daerah tertentu pada lapangan bebas terbuka dengan sistem polar b. Mampu menghitung luas dan tinggi titik

  c. Mampu menghitung galian dan timbunan ,jika tanah didatarkan

  d. Mampu menggambarkan hasil pengukuran dengan skala tertentu

  2.TEORI SINGKAT ketinggian masing-masing titik dan luas areal serta banyak timbunan / galian dapat dihitung . pengukuran juga dapat dilakukan dengan sistem polar sehingga hasil pengukuran membentuk suatu bidang segitiga beraturan ,dalam pengukuran sudut diambil hanya titik pusat ,pengukuran sudut dilakukan dari arah utara magnetis bumi dengan mengguanakan bantuan kompas .

  Berikut rumus – rumus yang akan dipakai pada pengkuran pada sistem polar:

  Ba+Bb

  a. Cek Bt =

  2 BaBb ) x 100

  b. Jarak optis = (

  c. Toleransi jarak optis dengan rumus yang tercantum pada panduan sebelumnya

  d. Beda tinggi = Tinggi Pesawat (Ta)−benang tengah (Bt )

  ( )

  e. Tinggi titik = (tinggi titik pusat +beda tinggi )

  f. Sudut = ( bacaan sudut p 2−bacaan sudut p 1(lihat gambar) )

  1

  g. ∆ p 1 p 2= ( ∆ p 1 x ∆ p 2 sin P1 P2

  2 U A

  h. Luas areal = luas

  ❑ luasdatar x tinggi galian ratarata(h)

  i. Volum =

  ( ) timbunan tinggi titik rencanatinggi masing 2 titik

  h =

  jumlahtitik

  misalnya: tinggi titik hasil pengukuran A= a ,P1=b,P2=c,P3=d,P4=e dan seterusnya Untuk tanah yang didatarkan misalnya s= tinggi titik rencana berarti

  Jika V= h x luas datar

  3.KESELAMATAN KERJA

  a. Pelajarilah setiap lembaran mengenai laporan yang dikerjakan sebelum melakukan pratikum b. Perhaatiikan keadaan lapangan pengukuran supaya tidak terjadi kecelakaan kerja

  c. Gunakanlah alat sebagaimana mestinya dan yang terpenting juga lindungi alat dan keselamatan diri d. Pakailah atribut yang mendukung kelancaran saat pratikum misalnya paying yang berguna untuk melindungi panasnya trik matahari.

  4.ALAT DAN PERLENGKAPAN

  a. Labsheet g. pita ukur

  b. Theodolite semidigital tipe Topcon h. pen ukur

  c. Unting- unting i. payung

  d. Statif j. alat –alat tulis yang dibutuhkan

  e. Bak ukur

  f. Kompas

  5. LANGKAH KERJA

  a. Siapkanlah semua alat dan perlengkapan yang diperlukan dan periksa dengan teliti b. Tentukanlah tempat stasiun pengamatan d. Pasang pen ukur sesuai titik rencana dan tentukan titik A langsung serta titik p1,p2,p3,p4,p5 e. Dirikanlah alat dan stel sehingga dapat dikatakan ditenah-tengah pada titik A sehingga semua titik dapat dibidik dari titik itu dengan bantuan unting-unting agar alat tepat ditengah-tengah lalu stel alat seperti langkah praktek sebelumnya f. Pasang bak ukur di p1,lalu bidik p1 dan jadikan p1 menjadi o

  g. Bidik bak ukur di p1,kembali maka didappat bacaan benang ba,bt,bb bacaan sudut horizontal,kemudian ukur ketinggian pesawat (pesawat) dan jarak titik A ke p1 dan catat langsung lalu cek benang tengahnya dan toleransi pada jarak optis h. Putar alat searah jarum jam ke p2 ,bidik bak ukur di p2,baca benang ba,bt,bb setelah itu baca sudut horizontal ,ukur etinggian alat dan jarak A ke p2 i. Lakukanlah langkah yang sama untuk titik p3,p4,p5 kemudian cek jarak optis dan cek bt nya juga j. Koreksi sudut dalam pada titik A = 360 .hitung ketinggiannya pada titik p2,p3,p4,p5 cek jarak optis dari A ketitik lainnya ,hitung luas dan volum timbunan sesuai pada rumus yang terdapat pada teori singkat k. Buatlah analisis data dan table pengukurannya lalu buatlah laporan dan kumpulkan pada instruktur atau dosen (bersangkutan)

  6.ANALISIS DATA

  a. Jarak bt dan cek bt

  ba+bb

  Rumus = =

  2

  ba+bb

  • P1 (Bt) =

  2 1,379+1,259

  =

  2 = 1,319 m ( dinyatakan masuk toleransi )

  ba+bb

  • P2 (Bt) =

  2 1,316+1,218

  =

  2 = 1,267 m (dinyatakan masuk toleransi )

  1,362+1,265 =

  2 = 1,312 m ( dinyatakan masuk toleransi )

  ba+bb

  • P4 (Bt) =

  2 1,347+1,302

  =

  2 = 1,324 m (dinyatakan masuk toleransi )

  ba+bb

  • P5 (Bt) =

  2 1,364 +1,232

  =

  2 = 1,298 m ( dinyatakan masuk toleransi ) b.Jarak optis Rumus:( BaBb) x 100

  P1 = ( 1,379−1,252 - ) x 100

  dinytakan masuk toleransi

  = 12,700 m( ¿ )

  ¿

  P2 = (1,316−1,218 ) x 100 -

  dinytakan masuk toleransi

  = 9,800 m( ¿ )

  ¿

  P3 = ( 1,362−1,265 - ) x 100

  dinytakan masuk toleransi

  = 9,700 m( ¿ )

  dinytakan masuk toleransi

  = 7,111m( ¿ )

  ¿

  P5 = ( - 1,364−1,232 ) x 100

  dinytakan masuk toleransi

  = 13,200 m( ¿ )

  ¿

  c. Cek toleransi jarak Rumus. S1 = 0,008 D+0,0003. D+0,005

  √

  • P1 = 0,008

  12,7 +0,0003 .12,7+0,005

  √

  = 0,028 m

  Dmax=12,7+0,028=12,778 m ( Dmin=12,7−0,028=12,672 m )

  Keterangan (jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax)

  • 9,8+0,0003 .9,8+0,005

  P2 = 0,008

  √

  = 0,025 m

  Dmax=9,8+0,025=9,825 m ( )

  Dmin=9,8−0,025=9,775 m

  Keterangan (jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax)

  • = 0,024 m

  9,7+0,0003 .9,7+0,005 P3 = 0,008

  √

  Dmax=9,7 +0,024=9,724 m ( )

  Dmin=9,7−0,024=9,672 m

  Keterangan (jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax)

  • P4 = 0,008

  4,5+0,0003 .4,5+0,005

  √

  = 0,017 m

  Dmax=4,5+0,017=4,517 m ( Dmin=4,5−0,017=4,483 m )

  Keterangan (jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara

  = 0,029 m

  Dmax=13,2+0,029=9,724 m ( )

  Dmin=13,2−0,029=9,672 m

  Keterangan (jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax) d.Beda tinggi

  Tinggi alat (Ta)−Bt ( )

  P1 = (1,272−1,315=1,143m) -

  1,272−1,268=−0,004 m

  • )

  P2 = ( P3 = (1,272−1,312=−0,04 m) -

  1,272−1,322=−0,05 m )

  P4 = ( - P5 = (1,272−1,298=−0,026 m) - e.Sudut α

  • α1 HR (kanan) = (74 ° 43 ' 0 =74 ° 43 ' 0)

  '

  HL (kiri ) =

  ( 360 °−285 °17 00 =74 ° 43 ' 0 )

  • α2

  

' '

141° 32 10 -74° 43'00 =66 ° 49 10 right

  HR (kanan) =

  

¿

  HL (kiri ) = 285 °16 ' 55 - 218 ° 27 ' 50=66 ° 49 ' 10 right

  ¿

  • α3

  '

251° 03 00 -141°32'10=109° 30 ' 50 right

  HR (kanan) =

  

¿

' ' '

  50 -108° 57 00 =109 °30 50 right HL (kiri ) = 218 °27

  317 ° 41' 10 - 251 ° 03 ' 00=66 ° 38' 5 right

  HR (kanan) =

  ¿ '

  HL (kiri ) =

  ( 108 °57 00 −42 ° {18 } ^ { ' } 55 =66 ° 38 ' 5 )

  • α5 HR (kanan) = (360 °−317 ° 41' 10 =42 ° 18 ' 55 )

  42 °18 ' 55 - 0 =42 ° 18 ' 55 )

  HL (kiri ) = ( Menghitung jumlah sudut Rumus. ¿ α1 + α2+ α3+ α4+ α5

  ∑ ' '

  = 74 ° 43 ' 0 +

  66 ° 49 10 +109° 30 ' 50 +66 ° 38 5 +42° 18'55

  = 360 ° f.Luas areal

  1 (

  T . P 1 X TP 2) X sin α 1

  luas ∆ TP 1 P 2=

  2 74 ° 43 ' 0

  1 =

  ( 12,705 X 9,803) X sin ¿

  2 = 60,071 m2

  1 ( T . P 2 X TP3 ) X sin α 2 luas ∆ TP 2 P 3=

  2 1 ' ( 9,083 X 9,702) X sin 66 ° 49 10 {

  =

  2 = 43,715 m2

  1 ( T . P 3 X TP 4 ) X sin α 3 luas ∆ TP 3 P 4=

  2

  1 ( 9,702 X 7.110) X sin109° 30'50 {

  =

  2

  1 ( T . P 4 X TP5 ) X sin α 4 luas ∆ TP 4 P 5=

  2 1 ' ( 7,110 X 13,203) X sin 66 ° 38 5 {

  =

  2 = 43,087 m2

  1 ( T . P 5 X TP1) X sin α 5 luas ∆ TP 5 P 1=

  2

  1 ( 13,203 X 12,705) X sin 42° 18'55 {

  =

  2 = 56,463 m2 Sudut total

  

L ∆ = 60,071+ 43,715+ 32,509+43,087 + 56,463

  = 235,845 m2 g.Tinggi titik Rumus (Tinggi titk pusat +Bedatinggi ) Jika T = 3 m (a)

  0,043 )

  P1 = 3 m + ( − = 2,957 m (b) P2 = 3 m + (−0,004) = 3,004 m (c) P3 = 3 m + ( − 0,04 ) = 2,960 m (d) P4 = 3 m + (−0,05) = 2,950 m (e)

  0,026 )

  P5 = 3 m + ( − = 2,974 m (f) h.Tinggi Timbunan rata-rata (h) n= jumlah titik

  (

  sa )+(sb )+(sc )+( sd )+(se )+(sf )

  h =

  n

  h = ( 3.1−3)+(3.1−2,957 )+(3.1−3,004 )+(3.1−2,960)+(3.1−2,950)+(3.1−2,974)

  6

  = 0,126 m2 Volume =

  1,379 1,315 1,259 12,705 12,700 1,319 2,957

  1,364 1,298 1,232 13,203 13,200 1,298 2,954

  42 °18 ' 5

  5. P5 1,272

  

4. P4 1,272 66 °38 ' 5 1,347 1,322 1,302 7,110 7,111 1,324 2,950

  

3. P3 1,272 109° 30 ' 50 1,362 1,312 1,265 9,702 9,700 1,312 2,960

  1,316 1,268 1,218 9,803 9,800 1,267 3,004

  2. P2 1,272 66 ° 49 ' 10

  74 ° 43 ' 0

  ∑ l . h

  1. P1 1,272

  Ba Bt Bb Pita Opts

  Tingg i Ting gi Titik

  Sudut Bacaan Bak Jarak(m) Beda

  Tinggi Alat

  7.TABULASI DATA No T. Bidik

  = 235,845 x 0,126 = 29,716 m3

  Jika Tinggi titik ±3,00 m

  8.KESIMPULAN Dari hasil pengukuran dilapangan serta pengukuran /pengolahan data (analisis) dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran yang telah dilakukan yang sesuai dengan kodratnya dan idealnya ,jika jarak yang diukur dilapangan langsung dan jarak yang diukur serta telah dilakkukan pencarian secara analisis itu hanya memiliki selisi yang tipis dan dapat dikatakan masuk toleransi yang diminta ,jika jarak yang dilapangan telah dicek toleransi dengan rumus ternyata akurat,maka hasil pengukuran dapat dikatakan akurat(dapat dijadikan acuan pada pratukum yang selanjutya ) Nama : Reno Aji Saputra Topik : Poligon Tertutup Nim : 15061025 Hari/tanggal : Senin,8 april2016 Program Studi : S-1 Pendidikan Teknik Lokasi : Taman Jurusan Teknik

  Bangunan Sipil FT UNP Fakultas : Fakultas Teknik UNP Cuaca : Cerah

  1.KOMPETENSI Dengan berakhirnya perkuliahan terutama pada pratikum kali ini diharapkan kepada mahasiswa/I untuk dapat Hendaknya dapat melakukan hal-hal berikut ini: e. Mampu mengukur titik –titik polygon dengan sistem polygon tertutup

  f. Mampu menghitung koordinat titik –titik polygon

  g. Mampu menggaambarkan hasil pengukuran dengan skala tertentu

  h. Mampu mengoperasikan alat yang tercantum pada (ppr) tidak hanya bisa mengoperasikannya sekarang tapi juga bisa dimassa yang akan datang

  2.TEORI SINGKAT Pengukuran dengan sistem polygon tertutup pada prinsipnya adalah untuk menghitung luas areal berdasarkan koordinat titik daerah yang luas dan sangat sistem polygon tertutup adalah sebagai berikut:

  1 (

  ba+bb )

  a. Cek Bt =

  2

  b. Jarak optis = ( babb ) x 100---jarak biasa

  

2

  α x 100 bila mempunyai sudut vertical = (babb) x cos

  c. Bila pengukuran dilakukan muka belakang

  jarak mukajarak belakang

  jarak optis =

  2

  d. Cek jarak optis akan dipakai rumus toleransi

  D+0,0003. D+0,005 ( daerah datar kemiringan 3 )

  S1 = 0,008

  √ D+0,0004 . D+0,005 (daerah lereng kemiringan

  S2 = 0,010

  √ 3−10

  )

  D+0,0005 . D+0,005 (daerah curam kemiringan 10

  S3 = 0,012

  √

  ) Tergantung pada keadaan /kemiringan tanah

  ∆ . Y

  K =

  X D masing-masing

  D

  ∆ . ×

  K =

  X D masing –masing

  D

  e.Koreksi sudut °± f

  sudut di ukur = (n-2)x 180 ∑

  f.Toleransi sudut lihat table sudut pligon (dalam kota) T = 0,4

  n --n= √

  banyak

  °

  g. Azimuth =(azimuth awal + sudut yang diukur + 180 ) (azimuth awal + 180 ° -sudut yang diukur) h.Azimuth awal = azimuth akhir = 0

  ∆ x

  i. = d sin t

  ∆ y = d cos t----------sudut azimuth

  j. d sin t=0 dan d cos t=0

  ∑ ∑

  bila d sin t dan d cost ≠ 0,maka harus f---=koreksi

  ∑ ∑

  k. Koordinat titik X = koordinat titik diketahui + X + f Y = koordinat titik diketahui + X + f l. Luas areal (L) 2 .L = ( Xn .Yn−1 ) -(Xn+1. Yn)

  3.KESELMATAN KERJA

  a. Pelajarilah setiap lembaran mengenai laporan yang dikerjakan sebelum b. Perhaatiikan keadaan lapangan pengukuran supaya tidak terjadi kecelakaan kerja

  c. Gunakanlah alat sebagaimana mestinya dan yang terpenting juga lindungi alat dan keselamatan diri d. Pakailah atribut yang mendukung kelancaran saat pratikum misalnya paying yang berguna untuk melindungi panasnya trik matahari.

  4.ALAT DAN PERLENGKAPAN

  a. Labsheet g. pita ukur

  b. Theodolite semidigital tipe SOKKIA h. pen ukur

  c. Unting- unting i. payung

  d. Statif j. alat –alat tulis yang dibutuhkan

  e. Bak ukur

  f. Kompas

  5. LANGKAH KERJA

  a. Siapkanlah semua alat dan perlengkapan yang diperlukan dan periksa dengan teliti b. Tentukanlah tempat stasiun pengamatan

  c. Tinjau daerah pengukuran ,kemudia tentukan rencana pengukuran dan buat sket gambar terhadap rencana tadi d. Pasang pen ukur sesuai titik rencana dan tentukan titik A langsung serta titik p1,p2,p3,p4,p5 e. Dirikanlah alat dan stel sehingga dapat dikatakan ditengah-tengah pada titik A sehingga semua titik dapat dibidik dari titik itu dengan bantuan unting-unting f. Tentukan titik polygon dan tentkan dimana titik awal –sampai akhir missal p1,p2,p3,p4,pt5 dan seterusnya g. Catat hari ,tanggal dimana lokasi pratikum dilakukan secara jelas serta keadaan cuaca saat pratikum h. Dirikanlah statif diikuti dengan memasang theodolite diatas statif letaakkan

  0 °0 ' 0 right

  pada titik p1 stel theodolite pada posisi

  ¿

  i. Buka magnetic dalam (untuk bantuan cahaya ) dan juga iiringi melonggarkan sekrup pengunci horizontal maupun vertika lalu arahkan kearah utara serta buat sudut sudut horizontal ,kemudian alat siap digunakan tahap selanjutnya j. Pasang dan pegang bak ukur pada titik p2 dan pada titik p5 (titik akhir) k. Pusatkan terpong horizontal pada p2,catat data yang didapatkan yaitu:(ba,bt,bb) lalu putar teropong horizontal dan arahkan teropong ketitik p5(akhir) maka didapatkan sudut p1,putar dengan searah jarum jam dari titik p5 ketitik p1-p2 untuk mencari sudut azimuth l. sudut untuk mendapatkan sudut p1 tadi yaitu hasil pengukuran dari sudut p2 ke p5 lalu pindahkan seperangkat alat ketitik p2 dan kemudian stel alat , setelah itu arahkan kearah utara pada titik p1 dan p3 m. Catat hasil pengukuran apa yang telah diperoleh setelah melewati tahap ini lakukan pengukuran seperti laangkah k - m n. lakukanlah koreksi pada jumlah sudut dengan rumus yang terterah pada teori singkat tadi dan ikuti juga koreksi misalnya jarak dengan rumus yang telah ada di teori singkat o. Setelah data yang diperoleh maka buatlah laporan dengan mengikiti prosedur manual tipe SOKKIA) dan tipe (TOP CON) dan untuk diperhatikan juga patok (pen ukur )tidak dipakai jadi yang digunakan yaitu titik tetap yang mana telah dipasang oleh Kementerian ATR RI ,diukur dari ketinggian air laut.

  6.ANALISIS DATA

  a. Jarak bt dan cek bt

  ba+bb

  • P1-P2 (Bt) =

  2 1,319+0,915

  =

  2 = 1,776 m ( dinyatakan masuk toleransi )

  ba+bb

  • P2 –P3 (Bt) =

  2 1,622+1,259

  =

  2

  • P3-P4 (Bt) =
  • P4-P5 (Bt) =
  • P5-P1 (Bt) =

  • P1-P2 = ( 1,319−0,915 ) x 100
  • P2-P3 = (1,622−1,259) x 100
  • P3-P4 = (
  • P4-P5 = (1,699−0,990 ) x 100

  dinytakan masuk toleransi

  =

  ¿

  61,4 m( ¿ )

  dinytakan masuk toleransi

  =

  1,309−0,695 ) x 100

  ¿ ) ¿

  36,3 m(

  dinytakan masuk toleransi

  =

  ¿

  40,4 m( ¿ )

  =

  dinytakan masuk toleransi

  2 = 2,207 m ( dinyatakan masuk toleransi ) b.Jarak optis Rumus:( BaBb) x 100

  1,635+1,145

  2 =

  

ba+bb

  2 = 2,194 m (dinyatakan masuk toleransi )

  1,699+0,990

  2 =

  

ba+bb

  dinyatakan masuk toleransi )

  2 = 1,656 m (

  1,309+0,659

  2 =

  

ba+bb

  70,9 m( ¿ )

  dinytakan masuk toleransi

  = 49 m( ¿ )

  ¿

  c. Cek toleransi jarak Rumus. S1 = 0,008 D+0,0003. D+0,005

  √

  • 12,7 +0,0003 .12,7+0,005

  P1 = 0,008

  √

  = 0,028 m

  Dmax=12,7+0,028=12,778 m ( Dmin=12,7−0,028=12,672 m )

  Keterangan (jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax)

  • = 0,025 m

  9,8+0,0003 .9,8+0,005 P2 = 0,008

  √

  Dmax=9,8+0,025=9,825 m ( Dmin=9,8−0,025=9,775 m )

  Keterangan jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax)

  • P3 = 0,008

  9,7+0,0003 .9,7+0,005

  √

  = 0,024 m

  Dmax=9,7 +0,024=9,724 m ( Dmin=9,7−0,024=9,672 m )

  Keterangan (jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax) P4 = 0,008

  • 4,5+0,0003 .4,5+0,005

  √

  = 0,017 m

  Dmax=4,5+0,017=4,517 m ( Dmin=4,5−0,017=4,483 m )

  Keterangan jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax) P5 = 0,008

  • 13,2+0,0003.13,+0,005

  √

  = 0,029 m

  Dmax=13,2+0,029=9,724 m

  (jarak optis masuk dalam kategori jarak toleransi pita yaitu terltak diantara Dmin dan Dmax) d.Beda tinggi

  Tinggi alat (Ta)−Bt ( )

  P1 = (1,132−1,115=0,017 m) -

  • P2 = ( 1,030−1,440=−0,041m )

  P3 = (1,360−1,000=0,36 m) -

  1,258−1,345=−0,087 m )

  P4 = ( -

  • P5 = (1,250−1,390=0,14 m)

  e. Ketiggian titik jika ketinggian titik ketentuannya 3.00 m P1 = 3,000 m

  P2 = 3,000 + 0,017 = 3,017 m P3 = 3,017 – 0,41 = 2,607 m P4 = 2,607 + 0,36 = 2,967 m P5 = 2,967 – 087 = 2,88 m P1 = 2,88+ 0,14 = 3,02 m e.Sudut α Berikut sudut yang diperoleh dimasing –masing titik

  sudut=540 ° 0 ' 10

  Jika

  ¿ ∑

  '

  P3 = 70

  ° 00 55 :

  P4 = 89 ° 45 ' 30 P5 = 94 ° 41' 25 f.Cek sudut jika jumlah sudut = 540 ° 0' 10 -540°0'0 dengan toleransi = maks 0,015 detik/sekon(“) skala nasional

  sudut yang dukur= ¿

  (n - 2) x 180 °

  ¿ ∑

  = ( 5−2 ) x 180 ° = 540 ° 0' 0 Dengan toleransi masing masing setiap sudut yaitu:

  Toleransi jumlah sudut

  =

  jumlahtitik

  = 10 } over {5 = 2” toleransi setiap masing-masing sudut Penyeleksian setiap sudut

  a. P1-P2 = 2” 85° 29 ' 25 2” = 85 °29 ' 23

  ' '

  53

  ' '

  c. P3-P4 = 2” =

  70 ° 00 55 −2 70 °00

  53

  d. P4-P5 =2” 89° 45 ' 30 -2 = 89 ° 45' 28

  e. P5-P1 = 2” 94 ° 41' 25 -2 = 94 ° 41’23” g.Sudut Azimuth

  a. P1-P2 = 284 ° 53’45”

  '

  b. P2-P3 =(284 ° 53’45”+180 ° ¿ − 200 ° 02

  53

  ° ° °

  c. P3-P4 = (264 50’52”+ 180 )-70 00’53” = 14 ° 49 ' 52

  d. P4-P5 = (14 ° 49 ' 52 +180)-89 ° 45 ' 28

  '

  = 105

  ° 4

  

31

'

  ° 41' 23

  31+180°) 94

  °23 ' 8

  = 190

  °23 ' 8 +180°)-85°29'23

  f. P2-P1 = (190

  °53 ' 45

  = 284

  h. D sin t

  °

  P1-P2 =sin (264 50’5”) = -39,042- 0,0198 = -39,00618

  °

  P2-P3 =sin (14 49’55”) =-36,153-0,0198 = -36,1728 P3-P4 =sin(105 ° 4’25”) = 15,721-0,0198 = 15,7012

  °

  P4-P5 =sin(190 23’0”) = 68,460- 0,0198 = 68,4402 P5-P1 =sin(284 ° 53’45”)= -8,887- 0,0198

  • = - −8,9068

  ❑

  = 0

  P1-P2 = 10,385 + 0,0887 = 10,4737 P2-P3 = -3,260 + 0,0887 = -3,1713 P3-P4 = 59,3635 + 0,0887 = 59,4522 P4-P5 = -10,4400 + 0,0887 =-18,3513

  − 48,4033

  • P5-P1 = -48,4920 +0,0887 = j. Titik koordinat X P1 = 0 P2 = 0 + (-39,0618) = -39,0618 P3 = 39,0618 + (-36,1728) = -75,2346 P4 = -75,2346 + 15,7012 = -59,5334

  P5 = -59,5334 + 68,4402 = 8,9068 P1 = 8,9068 + (-8,9068) = 0 k.Titik koordinat Y P1 = 0 P2 = 0 + 10,4737 = 10,4737 P3 = 10,4737 + (-3,1713) = 7,3024 P4 = 7,3024 + 59,4522 = 66,7546 P5 = 66,7546 + (-18,3613) = 48,4033 P1 = 48,4033 + (-48,4033)= 0

  No Titik Bidik

  2”

  29 ' 25 2” 284

  ° 53’ 45” 41,41 -30,0168 0,098 10,4737 0,0887

  2. 200 °

  02 ' 55

  2” 264 °

  50’ 50” 36,3 -36,1728 0,098 -3,1713 0,0887 - 39,06 18 10,4

  737

  3

  70 °

  00 ' 55

  14 °

  X Y 1.

  49’ 55” 61,4 15,7012 0,098 59,4522 0,0887 - 75,23 46 7,30

  24 4.

  89 °

  45 ' 30

  2” 105 °

  4’ 25” 70,9 68,4402 0,098 -18,3513 0,0887 - 59,53 34 66,7

  546

  94 °

  41 ' 25

  2” 284 °

  53” 45” 49,3 -8,9068 0,098 -48,4033 0,0887 8,906

  89 °

  ‘ “ D sin t koreksi D cos t koreksi

  Tinggi Alat

  ° 00' 55

  Bacaan sudut Bacaan bak Jarak Horizontal pita(m) Tolrnsi ba bt bb

  1. P1 1,132

  89

  °29 ' 25

  2” 1,319 1,115 0,915 40,41

  2. P2 1,030 200

  ° 02' 55

  2” 1,622 1,440 1,259 36,6

  3. P3 1,360

  70

  2” 1,300 1,000 0,965 61,4

  ‘ “ “ °

  4. P4 1,258

  89

  ° 45 ' 30

  2” 1,699 1,345 1,258 70,9

  5. P5 1,250

  94

  ° 41' 25

  2” 1,635 1,390 1,145 49,3 TABEL ANALISIS DATA

  No Bacaan sudut Ko r.

  Azimuth Jarak (m) ∆ X ∆ Y

  Koordinat °

  8 48,4 030 TABEL PENGUKURAN LUAS DENGAN SISTEM KOORDINAT

  Titik Koordintat

  2L= ∑

  ( Xn .Yn−1)−(Yn+1 . Xn)

  X Y P1 (0).(+10,4737)-(0-39,0618) = 0 P2 -39,0618 10,4737 (-39,0618).(+7,3024)-(+ 10,4737. -75,346) =502,759 P3 -75,346 7,3024 (75,346).(+ 66,7546)-(+ 7,3024. 59,5334) =

  • 4587,519 P4 -59,5334 66,7546 (-59,5334).(+ 48,4033)-(+ 66,7546.+ 8,9068)=- 3476,183 P5 8,9068 48,4033 (+8,9068).(0)-(+ 48,4033.0) = 0

  P1 ∑

  2 L=−7560,963 m2

  L= -3780,481 m2

  8.KESIMPULAN Dari hasil pengukuran dilapangan serta pengukuran /pengolahan data (analisis) dapat disimpulkan bahwa hasil pengukuran yang telah dilakukan yang sesuai dengan kodratnya dan idealnya ,jika jarak yang diukur dilapangan langsung dan jarak yang diukur serta telah dilakkukan pencarian secara analisis itu hanya memiliki selisi yang tipis dan dapat dikatakan masuk toleransi yang diminta ,jika jarak yang dilapangan telah dicek toleransi dengan rumus ternyata akurat,maka hasil pengukuran dapat dikatakan akurat(dapat dijadikan acuan pada pratukum yang selanjutya )

  Nama : Reno Aji Saputra Topik : Penggunaan Teodolite Alat Penyipat Ruang

  Nim : 15061025 Hari/tanggal : Senin,21 maret2016 Program Studi : S-1 Pendidikan Teknik Bangunan

  Lokasi : Taman Jurusan Teknik Sipil FT UNP

  Fakultas : Fakultas Teknik UNP Cuaca : Cerah

  1.KOMPETENSI Dengan berakhirnya perkuliahan terutama pada pratikum kali ini diharapkan kepada mahasiswa/I untuk dapat Hendaknya dapat melakukan hal-hal berikutb ini: i. Mampu menghitung jarak datar dan miring j. Mampu membaca sudut datar dan miring k. Mampu menggambarkan hasil dari pengukuran dengan skala tertentu

  2.TEORI SINGKAT Pratikum pembacaan sudut (vertical horizontal) dan jarak yang berdasarkan bacaan benang (Ba,Bt dan Bb) maka yang perlu diperhatikan yang terutama adalah syarat-syarat dari alat yang akan dipergunakan (Theodolite) seperti:

  a. Sumbu kesatu harus tegak lurus

  b. Sumbu kedua harus mendatar

  c. Kesalahan indeks pada skala lingkaran tegak lurus sama dengan nol

  d. Garis bidik harus tegak lurus pada sumbu kedua Setelah syarat-syarat diatas terpenuhi baru pembacaan sudut dan benang dapat dilakukan .

  Untuk pembacaan sudut dapat pada teropong pembacaan sudut untuk datar dilakukan dengan memutar cincin rotasi lingkaran atau sekrup pemutar horizontal bagian atas ,penyetelan derajat sudut vertical dapat dilakukan berdasarkan arah teropong atau sekrup penggerak teropong sedangkan untuk penyetelan menit dan sekon baik sudut datar maupun vertical dilakukan dengan sekrup mikrometer

  3.ALAT DAN PERLENGKAPAN

  a. Theodolite manual tipe (SOKKIA) f. bak ukur

  b. Thedolite semidigital tipe (TOP CON) g. pita ukur

  c. unting –unting h. kompas

  d. payung i. pen ukur

  e. statif/tripod(kaki tiga) j. Tabel ukur /alat tulis

  4.KESELAMATAN KERJA

  a. Tinjau keadaan lapangan yang akan dijadikan lokasi tempat dilaksanakannya pratikum b. Teliti peralatan yang akan dipergunakan apakah sesuai yang akan diperlukan

  c. Pusatkan perhatian pada saat bekerja

  d. Hati-hati dalam penggunaan alat dan hindari kerusakkan alat dan kelengkapannya serta lindungi diri agar terhindar dari kecelakaan kerja e. Gunakanlah alat sesuai dengan peran dan fungsinya

  5. LANGKAH KERJA THEDOLITE MANUAL TIPE (SOKKIA)

  a. Siapkanlah semua alat dan perlengkapan yang diperlukan dan periksa dengan teliti b. Tentukanlah tempat stasiun pengamatan

  c. Tentukan letak titik pengamatan/penempatan statif dengan menancapkan pen ukur diatas tanah d. Dirikanlah statif serta pasanglah theodolitnya