7
BAB II KAJIAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori-teori dasar mengenai kredit, database, penambangan data data mining, aturan klasifikasi, decision tree C4.5, naïve
bayes, metode evaluasi model, WEKA, dan penelitian yang relevan sebagai landasan pelaksanaan penelitian.
A. Kredit
Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan
ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati Teguh Pudjo Muljono, 2000: 9.
Menurut Undang-Undang Perbankan No.12 Tahun 1992 pasal 1, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara pihak bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.
Kegiatan perkreditan mempunyai prinsip-prinsip yang disebut juga sebagai konsep 5C. Pada dasarnya konsep 5C dapat memberikan beberapa informasi
mengenai seberapa baik nasabah akan melunasi pinjaman. Konsep 5C tersebut adalah sebagai berikut Kasmir, 2012: 136:
8 1.
Character Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar
harus dapat dipercaya. Manfaat dari penilaian character yaitu untuk mengetahui sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik
yaitu kemauan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dari calon debitur.
2. Capacity
Kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukan dengan biaya kredit
bank. 3.
Capital Besar atau kecilnya modal seorang calon debitur, serta analisis dari sumber
mana saja modal saat ini, termasuk banyaknya modal yang digunakan untuk membiayai usaha yang akan dijalankan.
4. Collateral
Barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. Manfaat collateral yaitu sebagai alat
pengamanan apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau sebab-sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil
usahanya yang normal. 5.
Condition of Economy Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain yang
mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu
9 kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi
kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. Jumlah kredit yang disalurkan sangat berpengaruh terhadap hidup matinya
lembaga keuangan. Banyaknya jumlah kredit yang disalurkan juga harus memperhatikan kualitas kredit tersebut. Bank Indonesia menggolongkan kualitas
kredit menurut ketentuan sebagai berikut Kasmir, 2013: 107-108: 1.
Lancar Suatu kredit dikatakan lancar apabila:
a. pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat waktu; dan
b. memiliki mutasi rekening yang aktif; atau
c. bagian dari kerdit yang dijamin dengan agunan tunai.
2. Dalam perhatian khusus
Dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara lain: a.
terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan bunga yang belum melampaui 90 hari; atau
b.
kadang-kadang terjadi cerukan atau jumlah penarikan yang melebihi
dana yang tersedia pada akun giro atau rekening negatif yang disebabkan oleh nasabah yang menulis cek melebihi jumlah dana yang
ada direkeningnya; atau c.
jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan; atau d.
mutasi rekening relatif aktif; atau e.
didukung dengan pinjaman baru.
10 3.
Kurang lancar Dikatakan kurang lancar apabila memiliki kriteria diantaranya:
a. terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah
melampaui 90 hari; atau b.
sering terjadi cerukan; atau c.
terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari; atau
d. frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau
e. terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur; atau
f. dokumen pinjaman yang lemah.
4. Diragukan
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria diantaranya: a.
terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang melampaui 180 hari; atau
b. terjadi cerukan bersifat permanen; atau
c. terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau
d. terjadi kapitalisasi bunga; atau
e. dokumen hukum yang lemah, baik untuk perjanjian kredit maupun
peningkatan jaminian. 5.
Macet Dikatakan macet apabila memenuhi kriteria antara lain:
a. terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang
telah melampaui 270 hari; atau
11 b.
kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau c.
dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai yang wajar.
Penggolongan kualitas kredit di atas digunakan untuk mengantisipasi resiko kredit bermasalah secara dini. Kredit bermasalah atau problem loan dapat diartikan
sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur.
Apabila kredit dikaitkan dengan tingkat kolektibilitasnya, maka yang digolongkan kredit bermasalah adalah kredit yang memiliki kualitas dalam perhatian khusus,
kurang lancar, diragukan, dan macet Dahlan Siamat 2004: 174.
B. Basis Data Database