Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November  2013
TM-21 | 153 diselidiki.  Hal  ini  sesuai  dengan  beberapa  hasil  diterbitkan  Bucaille  et  al.,  2003.  Dalam
penelitian  ini  digunakan  koefisien  gesekan  0.2 antara  logam  dan indentor.
Gambar  3. Tipikal  kurva  gaya  vs  kedalaman  indentasi  P-h untuk  Vickers  indentasi dengan  mesh  yang  berbeda untuk  material  input  E=200 GPa, σ
y
=308 MPa, n=0.05. FE  model  uji  indentasi  Vickers  telah  diverifikasi  dengan  membandingkan  hasil
numerik  dari  pekerjaan  ini  dengan  beberapa  model  hasil  eksperimen  yang  telah terpublikasi.  Tipikal  hasil  ditunjukkan  pada  Gambar  4b.  Sifat  bahan  dalam  model  FE
diadaptasi  dari  data  yang  digunakan  oleh  Dao  et  al.,  2001,  dan  kemudian  kurva  P-h diprediksi  dibandingkan  dengan  data  numerik  dan  hasil  eksperimen  yang  telah
terpublikasi.  Seperti  ditunjukkan  dalam  kurva  untuk  kedua  bahan,  hasil  prediksi  sama dengan  baik  dengan  data  hasil  eksperimen  yang  telah  terpublikasi.  Hal  ini  menunjukkan
bahwa  model  tersebut  akurat  dan  valid.
a                                                                  b
Gambar  4. a Tipikal  data pengaruh  kondisi  gesekan  pada modeling  Vickers  indentasi E=200GPa,  σ
y
=600MPa, n=0.03, 4b Perbandingan  hasil  dengan  hasil  numerik  publikasi pada beberapa data indentasi  dengan  Vickers  indentor.  Material  1:  E= 70 GPa, σ
y
= 500 MPa, n=0.122;  Material  2: E=66.8GPa,  σy= 284MPa, n=0.08
✵
20 40
60 80
100 120
140 160
0,02 0,04
✵✚ ✵✛ P
✜ ✢
✣
hmm
✦ ✤
✥ ✧
★ ✥
✦ ✤
✥ ✧
✩ ✥
✦ ✤
✥ ✧
✪ ✥
✫
2 4
6 8
10 12
0,000 0,005
0,010 0,015
✬ ✭
✮ ✯
h Um
▼ ✰ ✱✲ ✳
✴✰ ✶ ✷
✸ ✹
✰ ✺ ✴✶
✻ ✼
✽ ✲
✳ ✴✾
✿ ✰ ✻
❀ ❁
✴✼ ✺
✼ ✶
✾ ✰
✻ ▼
✰ ✱✲ ✳ ✴✰ ✶
✷ ✸
❂ ✼ ✽
✲ ✳
✴✾ ✰ ✶
❃ ✼
❄ ✶✴✾
✰ ✺ ✴
Material 1, Eksperimental data publikasi
▼ ✰ ✱✲ ✳
✴✰ ✶ ❅
✸ ✹
✰ ✺ ✴✶
✻ ✼
✽ ✲
✳ ✴✾
✿ ✰ ✻
❀ ❁
✴✼ ✺
✼ ✶
✾ ✰
✻ ▼
✰ ✱✲ ✳ ✴✰ ✶
❅ ✸
❂ ✼ ✽
✲ ✳
✴✾ ✰ ✶
❃ ✼
❄ ✶✴✾
✰ ✺ ✴
Material 2, Eksperimental data publikasi
❆
20 40
60 80
100 120
0,01 0,02
0,03 0,04
0,05
❇ ❈
❉ ❊
❋ ●
❤ ❍■ ■ ❏
❅ ✷
❑ ▲
◆ ✷
❖ ▲
▲ ❆
❑ ❑
Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November  2013
TM-21 | 154
3.3  Metode pendekatan Tegangan representatif  dan  hasil
Pada  power  law  untuk  proses  indentasi  elastik  plastik  solid,  beban  P  harus  menjadi fungsi  dari  parameter  independen  dari,  ‘h’  kedalaman  indentation  depth,  ‘E’  adalah
modulus  Young  indentor,  dan ‘v’  Poisson  rasio ൌ ሺǡ ǡ ǡ
୧
ǡ
୧
ǡ ɐ
୷
ǡ ሻ 4
Dikombinasikan  dengan  efek  elastic  akan  menjadi ൌ ሺǡ
כ
ǡɐ
୷
ǡ ሻ                                                                                        5 Dimana
כ
ൌቂ
ଵି୴
మ
ଵି୴
 మ
ቃ
ିଵ
6 Dalam  penelitian  ini    kelompok  bahan  utama  untuk  diselidiki  adalah  baja,  sehingga
nilai  E  ditetapkan  sebesar  200  GPa  daripada  menggunakan  nilai  Esebenarnya  ~  187  GPa dengan  E  indenter  =  1220  GPa  dan  E  steel  =  200  GPa  untuk  menghindari  ketidakpastian
dengan  dengan  nilai  E  dari  berbagai  sumber.  Jadi  persamaan  4  dapat  disederhanakan sebagai    persamaan  5, dan digabung  dengan  persamaan  3 dapat ditulis  sebagai:
ൌ ሺǡ ǡ ɐ
୰
ǡ ሻ 7
Mengikuti  analisa  dimensi  Dao et al.,  2001, Eq. 7  menjadi: ൌ ɐ
୲
ଶ
ςͳ ሺ
 
౨
ǡ ሻ 8
େ
౬
౨
ൌ
 ୦
మ
౨
ൌ  ς
ͳ
ቀ
ɐ
ǡ 
ቁ
9 Dengan  membangun  hubungan  antara  Cv  dan  sr  yang  membuat  kurva  P-h  dapat
ditentukan.  Tegangan  representatif  sr  secara  langsung  terkait  dengan  regangan representatif  yang  dipilih.  Salah  satu  cara  untuk  menemukan  regangan  representatif
representative  strain  optimal  adalah  dengan  memvariasikan  tingkat  regangan  secara sistematis  sampai  ditemukan  nilai  terbaik  antara  pengukuran  target  dan  parameter  bahan
Cvsr  dan    Esr.  Gambar  5  memperlihatkan  plot  Cvsr  vs  Esr  dengan  variasi  regangan representatif  yang  berbeda.  Meningkatnya  regangan  representatif  dari  0.01  sampai  0.05
maka  korelasi  antara  Cvsr  vs.  Esr  meningkat  secara  signifikan.  Koefisien  korelasi  terbaik ditemukan  pada  sr=  0.029,  yang  sedikit  berbeda  dari  0.033  seperti  dilaporkan  oleh  Dao
et    al.,  2001.  Seperti  yang  diperlihatkan  dalam  fitting  garis    atara  Cvsr  vs.  Esr  pada gambar  5c  dengan  perubahan  tegangan  luluh  100MPa-700  MPa.  Fitting  garis  konsisten
dengan  persamaan  yang  ditentukan:
Cv sr = 12.972 lnEsr  + 13.46 10
❞ ❡
❢
b                                           c
Gambar  5. Korelasi  koefisien  antara  Cvsr vs. Esr dengan  optimum  regangan representatif   sr = 0.029.
❣ ✐
❣ ❣
❥ ❦
❣ ❣
5,00E+01 1,00E+02
1,50E+02
2000
❧ ❣
❣ ❣
C v
σ r
♠ ♥
σr
❣ ✐
❣ ❣
❥ ❦
❣ ❣
2,00E+01 4,00E+01
6,00E+01 8,00E+01
1,00E+02 1,20E+02
2000
❧ ❣
❣ ❣
C v
σr
♠ ♥
σr
♦ ♣
q r
q s
❣ ✐
❣ ❣
❥ ❦❣
❣
2,00E+01 4,00E+01
6,00E+01 8,00E+01
1,00E+02 1,20E+02
1000 2000
t ❣
❣ ❣
✉ ✈
✇ ⑧
r
♠ ♥
σr
① ②
③ ④ ⑤ ⑤
⑥ ⑦
⑨ ⑩
❶ ❷
❸❹ ❹ ❺
❻ ❼
① ②
③ ❽ ⑤ ⑤
⑥ ⑦
⑨ ①
② ③
❾ ⑤ ⑤
⑥ ⑦
⑨ ⑩
❶ ❷
❿ ❹ ❹
❺ ❻
❼ ①
② ③
➀ ⑤ ⑤
⑥ ⑦
⑨ ①
② ③
➁ ⑤ ⑤ ⑥
⑦ ⑨
♦ ♣
q rq
s ➂
➃
= 0.01
Riset Multidisiplin Untuk Menunjang Pengembangan Industri Nasional Jakarta, 14 November  2013
TM-21 | 155 Dengan  persamaan  10  dan  persamaan  3,  kurva  beban  P-h  dapat  diprediksi  untuk
set  material  properti  sy,  n.  Gambar  6  menunjukkan  perbandingan  antara  kurva  FE  garis utuh  dan  kurva  diprediksi  point  menggunakan  persamaan  kelengkungan  berbasis
tegangan  representatif.  Hanya  beberapa  poin  yang  telah  digunakan  dalam  prediksi  kurva  P- h  tersebut  untuk  membuatnya  lebih  mudah  dalam  membandingkan  dua  set  data.  Dalam
semua  kasus  dengan  sifat  bahan  yang  berbeda,  hasilnya  menunjukkan  kesepakatan  yang baik.  Ini  menunjukkan  bahwa  pendekatan  yang  digunakan  untuk  memprediksi  kurva  P-h
adalah  akurat.
a.                                          b                                          c Gambar  6. Perbandingan  antara  kurva  FE garis  utuh  dan kurva  diprediksi  point
menggunakan  persamaan  kelengkungan  berbasis  tegangan  representatif.  a σy= 100MPa, n=0.10; .b σy=300MPa, n=0.20;  c σy=700MPa, n=0.30;
3.4 Prediksi  kekerasan Vickers berdasarkan  kurva  P-h  dan  validasi
Konsep  dan  metodologi  yang  dikembangkan  diatas,  akan  digunakan  untuk menentukan  nilai  kekerasan  dari  kurva  lekukan.  Salah  satu  pendekatan  yang  potensial
adalah  untuk  mengembangkan  metodologi  praktis  menggunakan  pendekatan  analisis berbasis  energi.  Karya-karya  sebelumnya  pada  kelompok  bahan  yang  berbeda
menunjukkan  bahwa  dapat  diperkirakan  nilai-nilai  kekerasan  menggunakan  rasio  kerja plastik  untuk  rasio  kerja  keseluruhan  WpWt  Choi  et  al.,  2004.  Konsep  ini  kemudian
dikembangkan  lebih  lanjut  dalam  penelitian  ini  untuk  memperkirakan  nilai  kekerasan  dari kurva  P-h  indentasi  menggunakan  analisis  tegangan  representatif  sr  dengan  sifat  bahan
yang  dikenal  E,  sy,  n  dan  rasio  antara  kedalaman  sisa  indentasi  hr  serta  kedalaman indentasi  maksimum  hm.  Pada  tahap  berikutnya  hrhm  rasio  digunakan  untuk
menghitung  rasio  antara  kerja  elastis  elastic  work  We  dan  total  pekerjaan  Wt berdasarkan  analisis  dimensi  Dao  et  al.,  2001.  Kemudian  WeWt  digunakan  untuk
menghitung  nilai  kekerasan  terhadap  rasio  modulus  HE  Choi  et  al.,  2004.  Nilai maksimum  kedalaman  indentasi  hm  mengacu  pada  kedalaman  indentasi  residu
maksimum  hr  setelah  indentor  ditiadakan.  Data    hrhm    berbagai  sifat  material  sy:  100  - 900  MPa,  n:0-0.3  telah  dihitung  dan  hubungan  antara  sr  vs  hrhm  ditunjukkan  pada
Gambar  7a. Hubungan  ini  ditemukan  mengikuti  persamaan:
σr = -16.636  hrhm   + 16.369 11
Rasio  antara  kerja plastik  Wt dan  total  WeWt  persamaan:
ௐ
ௐ
ൌ ͳ െ
ௐ
ௐ
12 Nilai  kekerasan  dapat diestimasi  mengikuti  hubungan
݇
ு ா
ೝ
ൌ
ௐ
ௐ
13
➣
10 20
30 40
50
0,00 0,05
↔ ↕ ➙
↔
P N
➛ ➜
➝ ➝
➞ ➟➠
➡ ➢
➤➥ ➦➤➧
➨ ➩
y=100 MPa, n=
➣
.10
↔
50 100
150
0,00 0,05
↔ ↕ ➙
↔
P N
➫ ➭
➯ ➯➲
➟➠ ➡
➢ ➤ ➥
➦➤ ➧ ➨
➳ ➵ ➸
➺ ↔
↔ ➻
➟ ➼
↕ ➨
➸ ↔
➽ ➾ ↔
↔
50 100
150 200
250 300
0,00 0,05
↔ ↕ ➙
↔
P N
➫ ➭
➯ ➯
➲ ➟➠
➡ ➢
➤ ➥ ➦
➤ ➧ ➨
➳ ➵
➸ ➚
↔ ↔
➻ ➟
➼ ↕
➨ ➸
↔ ➽
➺ ↔