Akbar Cahya Putra Sapto, 2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL
TENDANGAN LONG PASS DALAM SEPAKBOLA PADA MAHASISWA IKOR ANGKATAN 2013 FPOK UPI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang sangat digemari di seluruh dunia khususnya di Indonesia. Di Indonesia sendiri sepakbola
digemari oleh berbagai lapisan masyarakat baik itu dari tingkat daerah maupun tingkat nasional, dari usia anak-anak, dewasa hingga orang tua mereka senang
memainkan sepakbola ataupun sebagai penonton. Sepakbola dimainkan oleh dua 2 regu, dimana setiap masing-masing
setiap regunya terdiri atas 11 pemain dan 7 pemain cadangan. Dengan seiring perkembangan zaman sepakbola juga mengalami banyak perubahan mulai dari
peraturan pertandingan hingga teknologi yang digunakan. Dalam peningkatannya kecakapan bermain sepakbola, kemampuan dasar erat kaitannya dengan
kemampuan koordinasi gerak fisik, taktik dan mental. Dewasa ini sepakbola tidak lagi sekedar dilakukan untuk bertujuan sebagai
rekreasi saja dan pengisi waktu luang akan tetapi dituntut untuk suatu prestasi yang optimal. Untuk mencapai suatu prestasi usaha yang optimal, maksud dari
uasaha yang optimal itu adalah bagaimana usaha optimal yang dilakukan oleh seorang atlet untuk mendapatkan suatu hasil prestasi yang optimal atau hasil
terbaiknya . Seperti yang dikemukakan oleh Bauersfeld dan Schrouter dalam Sidik, D. 2010
, hlm.1 bahwa “untuk mendapatkan suatu prestasi usaha yang optimal dipengaruhi oleh dua 2 faktor
” yakni : pencapaian prestasi dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor eksternal dan
faktor internal. Faktor eksternal terdiri atas sarana dan prasarana, peralatan olahraga dan kondisi kompetisi. Sedangkan faktor internal terdiri atas psikis,
taktik atau strategi, teknik, fisik dan kondisi tubuh atau antropometrik.
Komposisi tubuh atau antropometrik seseorang sangat berpengaruh terhadap gerak seseorang. Masalah komposisi tubuh termasuk ukuran postur tubuh beserta
bagian-bagian tubuh yang dimiliki oleh setiap orang menjadi salah satu faktor yang berpengaruh dalam penampilan berolahraga. Dapat kita lihat dalam beberapa
cabang olahraga, komposisi tubuh atau antropometrik yang tinggi dengan berat
Akbar Cahya Putra Sapto, 2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN
LONG PASS DALAM SEPAKBOLA PADA MAHASISWA IKOR ANGKATAN 2013 FPOK UPI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
badan ideal dan kondisi fisik yang baik akan menunjang pencapaian prestasi olahraga yang baik.
Potensi antropometrik mengenai komposisi tubuh yang dimiliki oleh setiap orang sering kali kurang mendapatkan perhatian dari para pelatih olahraga. Potensi
antropometrik yang baik akan menunjang suatu penampilan sikap dan gerakan yang optimal dalam suatu olahraga, sehingga potensi ini harus dikembangkan dalam proses
pembinaan olahraga. Dalam sepakbola, seseorang membutuhkan komposisi tubuh atau antropo- metrik
yang beragam tergantung pada karakteristik dari setiap posisi guna mendukung penampilan dilapangan. Karena dalam sepakbola terdapat berbagai macam posisi
mulai dari posisi penjaga gawang, pemain bertahan, pemain tengah dan pemain depan. Sebagai contoh posisi penjaga gawang membutuhkan pemain yang tinggi dan
kekar guna menjaga ruang tinggi dan lebar gawang, posisi belakang atau bertahan membutuhkan pemain yang tinggi dan kekar, posisi pemain tengah tidak terlalu
dibutuhkan pamain yang posturnya tinggi dan posisi depan membutuhkan pemain yang tinggi dan kekar.
Selain komposisi tubuh faktor kondisi fisik juga sangat berperan penting dalam sepakbola karena dengan kondisi fisik yang baiklah pemain dapat bermain dengan
baik. Hal tersebut dikarenakan kondisi fisik merupakan bagian terpenting untuk semua cabang olahraga khususnya cabang olahraga sepakbola. Latihan kondisi fisik
bertujuan untuk membentuk kondisi tubuh sebagai dasar untuk meningkatkan ketahanan ,kebugaran dan pencapaian dalam prestasi. Pentingnya aspek kondisi fisik
seperti yang diungkapkan oleh Harsono 1988, hlm.153 bahwa :
Kondisi fisik atlet sangat berperan penting dalam program latihannya. Program latihan fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis dan ditunjukan
untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi
yang lebih baik.
Akbar Cahya Putra Sapto, 2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN
LONG PASS DALAM SEPAKBOLA PADA MAHASISWA IKOR ANGKATAN 2013 FPOK UPI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Seseorang dapat dikatakan dalam kondisi fisik yang baik apabila memiliki kesanggupan untuk melakukan kegiatan fisik tanpa mengalami kelelahan yang
berarti. Bagi seorang pemain sepakbola, status derajat kondisi fisik mutlak dimiliki guna mengikuti program latihan yang diberikan maupun dalam kondisi situasi
pertandingan. Latihan kondisi fisik memiliki peranan yang penting, karena dengan kondisi fisik yang jelek pemain sepakbola tidak akan mampu mengikuti latihan-
latihan dengan sempurna. Adapun yang perlu diperhatikan dalam kondisi fisik, pemain harus memiliki beberapa komponen dasar diantaranya kelentukan, kekuatan,
kecepatan, daya tahan dan koordinasi. Komponen-komponen tersebut perlu dikembangkan kedalam tingkat kondisi fisik yang lebih lanjut.
Salah satu faktor terpenting dalam pencapaian prestasi sepakbola yakni penguasaan kemampuan dasar yang dimiliki oleh pemain itu sendiri, sehingga pandai
bermain sepakbola. Pengertian dari pandai bermain sepakbola sendiri bagaimana seorang pemain dapat memahami dan memiliki pengetahuan mengenai kemampuan
dasar-dasar bermain sepakbola, guna meningkatkan dan mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.
Untuk meningkatkan kemampuan gerakan dasar sendiri biasanya akan dilakukan pola latihan yang berkaitan dengan kemampuan gerakan dasar sepakbola seperti cara
menendang bola kicking, mengumpan atau mengoper bola passing, mengontrol bola controlling, menggiring bola dribbling, menyundul bola heading. Sejalan
dengan itu Liling 2013, hlm.49-74 mengemukakan bahwa “teknik dasar sepakbola
terdiri atas menendang dan menerima bola kicking and receiving, menggiring bola dribbling, passing support and ball trapping, heading and throw in dan goal
scoring and goal keeping”. Aspek latihan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan tingkat kemampuan gerakan dasar setiap pemain, karena tanpa
kemampuan gerak dasar bermain sepakbola yang baik maka pemain tersebut tidak dapat mengembangkan permainannya.
Menendang bola merupakan salah satu kemampuan gerak dasar yang paling banyak dilakukan dalam sepakbola. Maka dari itu kemampuan dasar menendang bola
Akbar Cahya Putra Sapto, 2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN
LONG PASS DALAM SEPAKBOLA PADA MAHASISWA IKOR ANGKATAN 2013 FPOK UPI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
merupakan dasar yang harus dikuasai oleh seorang pemain sepakbola. Menurut Sucipto,dkk, 2000, hlm.17 mengemukakan bahwa tujuan dari
“menendang bola ialah untuk mengumpan passing, menembak ke gawang shooting dan menyapu
untuk menggagalkan serangan lawan sweeping ”.
Berdasarkan pendapat Sucipto di atas, maka dapat dikatakan bahwa dengan menguasai teknik kemampuan dasar menendang bola dengan baik dan benar akan
membuat seseorang itu menjadi pemain sepakbola yang pandai. Adapun dalam hal pelaksanaannya sering kali peneliti melihat beberapa pemain sepakbola tidak
memiliki kemampuan dasar yang baik dalam hal menendang. Selanjutnya Luxbacher 2004, hlm. 3 mengatakan bahwa
” ada tiga teknik dasar untuk menendang bola yaitu dengan bagian dalam kaki in side - of the foot, dengan bagian samping luar kaki
out side - of the foot, dan dengan menggunakan kura-kura kaki instep.”
Salah satu teknik kemampuan dasar menendang bola dalam bermain sepakbola yaitu mengumpan atau mengoper bola passing. Passing terdiri atas beberapa macam
seperti umpan 1-2 wall pass, umpan terobosan through pass, umpan silang crossing, umpan balik back pass dan umpan jauh long pass. Long pass sendiri
dilakukan dengan cara menendang bola secara melambung yang bertujuan untuk mengoper bola kepada teman yang berada jauh , atau bisa juga dilakukan oleh pemain
untuk membuang bola sejauh-jauhnya. Menurut Clive Gifford 2007, hlm. 17
mengemukakan bahwa “dalam melakukan umpan jauh atau long pass dengan menggunakan kura-kura kaki, bola
akan melambung lebih tinggi dan lebih jauh ‟, adapun tahapan-tahapannya sebagai
berikut ;
1. Kaki tumpuan harus ditempatkan disamping dan agak dibelakang bola. Ayunkan kaki yang kamu gunakan untuk menendang dengan lembut, dengan
ujung kakimu mengarah ke bawah. 2. Arahkan kakimu untuk menendang tengah bola bagian bawah. Condonglah sedikit ke belakang, karena ini akan
membantu melambungkan bola lebih tinggi. Pusatkan pandanganmu pada bola. 3.Setelah menendang bola kakimu harus mengikuti arah bola dan bergerak
agak menyamping. Berlatihlah melakukan umpan ini dengan kekuatan yang berbeda.
Akbar Cahya Putra Sapto, 2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN
LONG PASS DALAM SEPAKBOLA PADA MAHASISWA IKOR ANGKATAN 2013 FPOK UPI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Dalam melakukan tendangan long pass terdapat beberapa faktor untuk penunjang dalam keberhasilan melakukan tendangan long pass. Diantaranya kemampuan dasar
gerakan long pass seperti yang dikemukakan oleh Clive Gifford di atas. Menurut Verducci dalam Alfian, 2012, hlm.7 dalam buku Measurement
Concepts Physical Education menjelaskan bahwa; „The test consists of the forward long pass for distance 50 yard dash with football
”. Maka untuk mengetahui pemain dapat melakukan tendangan long pass harus melampaui jarak
50 yard atau sekitar 45,72 meter dari titik awal pemain melakukan tendangan. Berdasarkan pernyataan tersebut, bahwa untuk sebuah ukuran jarak jangkauan
tendangan long pass yang baik untuk seorang pemain sepakbola yaitu melampaui jarak sekitar 45,72 meter dari jarak awal melakukan tendangan. Dalam hal seperti ini
peneliti sering kali menemukan permasalahan yang terjadi dilapangan diantaranya tidak melampauinya jarak yang baik untuk tendangan long pass. Long pass atau
menendang jauh dalam sepakbola merupakan suatu teknik dimana seorang pemain sepakbola atau atlet dapat dikatakan mahir bila dalam proses melakukannya benar
dilihat dari, jauhnya dan tepat akurasinya. Dalam melakukan tendangan long pass, daya ledak digunakan untuk
menghasilkan tendangan yang cepat, kuat dan akurat. Seorang pemain yang ingin melakukan tendangan long pass yang keras, akurat dan ingin menentukan arah yang
akan dituju maka perlu memperhatikan aspek yang sangat penting yakni daya ledak otot tungkai. Menurut Bucher dalam Harsono, 1988, hlm. 199 mengemukakan
bahwa daya ledak sendiri adalah “ the ability to release maximum force in the
shorte st period it time”. Sedangkan menurut Imanudin 2008, hlm. 97 daya ledak
merupakan “kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu
yang sangat cepat ”. Dengan power atau daya ledak yang tinggi atau baik maka hasil
tendangan long pass pun akan menghasilkan jarak yang cukup jauh bila dibandingkan dengan menggunakan power yang kecil atau jelek.
Akbar Cahya Putra Sapto, 2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN
LONG PASS DALAM SEPAKBOLA PADA MAHASISWA IKOR ANGKATAN 2013 FPOK UPI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa dalam melakukan tendangan long pass, faktor daya ledak otot tungkai menjadi salah satu peran yang
utama mendapatkan hasil yang maksimal. Disamping faktor daya ledak otot tungkai sebagai pendukung utama dalam pelaksanaan dilapangan masih terdapat faktor-faktor
pendukung lainnya. Panjang tungkai menjadi salah satu faktor pendukung lainnya dalam melakukan
tendangan long pass. Panjang tungkai merupakan jarak vertikal telapak kaki sampai dengan pangkal paha dengan cara berdiri tegak. Panjang tungkai merupakan bagian
dari komposisi tubuh yang memiliki hubungan sangat erat dengan kelincahan. Menurut Ucup Yusuf dan Yadi Sunaryadi dalam Rudiyanto, 2013, hlm. 28
menyebutkan bahwa “tungkai dibentuk oleh tulang tulang tungkai atas paha terdiri
atas femur, tulang tungkai bawah yang terdiri atas tulang-tulang tungkai bawah yang terdiri tulang kering seperti tibia dan tulang betis
”. Panjang tungkai sendiri sebagai bagian dari postur tubuh memiliki hubungan yang erat dalam kaitannya sebagai
pengungkit dalam menendang bola. Menurut Soedarminto dalam Rudiyanto, 2012, hlm. 28 mengatakan bahwa
”kerangka tubuh manusia tersusun atas sistem pengungkit
”. Pengungkit merupakan suatu batang yang kaku bergerak dalam suatu busur lingkaran mengitari sumbunya maka gerakan tersebut disebut gerak rotasi.
Mengacu pada sistem kerja panjang tungkai sebagai pengungkit maka akan sama halnya dengan sistem kerja tuas. Prisnsip kerja tuas sendiri semakin luas bidang maka
akan semakin besar gaya yang dihasilkan. Apabila dihubungkan dengan pelaksanaan menendang bola khususnya tendangan long pass, maka semakin panjang tungkai
seseorang maka akan semakin besar luas ayunan kaki kebelakang sehingga dorongan atau gaya yang diberikan kaki pada saat impact dengan bola akan semakin kuat.
Sehingga bola juga akan menghasilkan jarak yang semakin jauh dan cepat. Bola bisa bergerak bila terdapat gaya yang menggerakkannya, secara mekanika benturan atau
perkenaan antara bola dengan kaki disebut peristiwa momentum. Menurut hukum mekanika gerak Reily 1996, hlm.127, membuat persamaan bahwa
“kecepatan awal bola sebanding dengan kecepatan kaki
”. Semakin panjang tungkai seorang pemain
Akbar Cahya Putra Sapto, 2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN
LONG PASS DALAM SEPAKBOLA PADA MAHASISWA IKOR ANGKATAN 2013 FPOK UPI BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu
|
perpustakaan.upi.edu
maka akan menghasilkan tendangan yang lebih jauh dibandingkan dengan pemain yang memiliki tungkai pendek. Tetapi tidak menutup kemungkinan pemain yang
memiliki tungkai pendek menghasilkan tendangan yang lebih jauh ketimbang tungkai yang panjang apabila didukung dengan daya ledak yang tinggi.
Sementara itu dalam pelaksanaannya dilapangan sering kali peneliti melihat ketika pemain sepakbola yang memiliki panjang tungkai yang pendek sering kali
memiliki tendangan long pass yang cukup baik bila dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tungkai yang panjang. Selain itu dapat kita lihat pemain sepakbola
seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo yang memiliki perbedaan dalam ukuran tinggi badan yang berakibat pada berbedanya ukuran panjang tungkai yang dimana
Messi memiliki tungkai yang lebih pendek dari pada Ronaldo. Tetapi dalam pelaksanaanya mereka dapat dengan mudah dan baik dalam melakukan tendangan
long pass walaupun mereka memiliki ukuran panjang tungkai yang berbeda. Hal seperti ini yang menjadikan suatu masalah bagi peniliti. Disamping masalah tersebut
yang membuat penulis ingin sekali meneliti mengenai masalah seperti ini dikarenakan peneliti sendiri belum mahir melakukan tendangan long pass. Sedangkan
penulis sendiri bisa dibilang orang yang berhubungan langsung dengan sepakbolaa khususnya tendangan long pass.
Sehingga sebagaimana yang telah diuraikan di atas penulis ingin tertarik untuk meneliti dengan judul :
“KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN LONG PASS DALAM
SEPAKBOLA PADA MAHASISWA IKOR ANGKATAN 2013 FPOK UPI BANDUNG
”.
B. Rumusan Masalah