Identitas Merek Kain Tenun Troso Jepara

(1)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi:

Nama Lengkap : Gabriela Resty Pratita M Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 20 Agustus 1988 Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Nikah

Agama : Katolik

Pendidikan Terakhir : Sarjana Desain/Desain Komunikasi Visual

Alamat : Jl. Cicariang No.24 RT 05 RW 07 Bandung 40121 Telepon/HP : 02292054191

Email : gaby.resty@gmail.com

Pendidikan Formal

TK Priangan, Bandung (1992-1994) SD Priangan, Bandung (1994-1996) SD Keluarga Widuri, Jakarta (1996-1998) SDN Soka, Bandung (1998-2000)

SMP Santa Maria, Bandung (2000-2003) SMA BPI 1, Bandung (2003-2006)

Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM) di Bandung, (2006-2010)

Pendidikan Non Formal

Orientasi Lingkungan Mahasiswa Kampus (OLIMPUS) UNIKOM, Bandung (2006)

Pendekatan Ala Desain (PADI) Fakultas Desain UNIKOM, Bandung (2006) Seminar “1001 Inspiration Design Festival”, Bandung (2008)

Kerja Praktek di Radio K-Lite 107,1FM, Bandung (2009)


(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki berbagai jenis kain tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dan kain-kain tersebut termasuk salah satu bagian dari kesenian maupun kerajinan tradisional Indonesia yang beragam. Namun tampaknya seiring dengan berkembangnya zaman saat ini masyarakat kurang menyadari adanya keberadaan kain-kain tradisional Indonesia yang begitu beraneka ragam tersebut. Kain tenun di Indonesia salah satunya, hampir di setiap daerah di Indonesia telah memiliki kain tenun dengan sejarah, jenis dan ciri khas yang masing-masingnya beragam. Banyak dari masyarakat Indonesia saat ini yang hanya mengetahui kain tradisional batik saja namun kurang mengenal apa itu kain tenun.

Kain tenun Troso Jepara merupakan salah satu dari berbagai jenis kain tradisional Indonesia yang kenyataannya masih kurang disadari keberadaannya. Kurangnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap keberadaan kain tenun Troso Jepara ini dikarenakan usaha untuk memperkenalkan yang sudah dilakukan oleh perajin maupun pengusaha sentra tenun setempat masih kurang bisa menjangkau masyarakat luas. Tenun yang artinya tekstil atau tekstur tercipta dari penyatuan seutas atau beberapa tali benang menjadi sehelai kain yang dibuat masih dengan menggunakan alat tradisional yaitu alat tenun bukan mesin (ATBM) yang terbuat dari kayu.


(3)

2 Sebutan kain tenun Troso dari sejarah awalnya tercipta dari nama sebuah desa yang juga tempat kain itu diproduksi yang masih bertahan hingga sampai saat ini. Desa Troso yang terletak di kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara. Kabupaten Jepara dikenal sebagai daerah yang memiliki beragam sentra industri kecil, menegah maupun besar, seperti sentra kerajinan ukiran kayu dan tenun. Sentra tenun Troso merupakan satu dari sentra industri unggulan di Kabupaten Jepara yang memiliki peluang besar untuk dikembangkan. Kerajinan tenun Troso ini telah hadir sejak tahun 1935 dan diwariskan secara turun-temurun oleh nenek moyang, kerajinan tenun ini telah menjadi tradisi, karenanya memang mayoritas sebagian besar warga di desa Troso mata pencahariannya adalah sebagai perajin kain tenun (penenun). Namun ada dua kategori penenun, yaitu penenun yang memiliki usaha sendiri, dan penenun yang menggarap usaha tenun milik orang lain. Meski kebanyakan penenun atau perajin tenun di desa Troso itu hanya menggarap milik orang lain, tapi pekerjaan itu mampu untuk menunjang hidup sehari-hari.

Di tengah sulitnya memasarkan dan memperkenalkan produksi kain tenun tradisional Indonesia, khususnya untuk kain tenun Troso Jepara namun keinginan para perajin dan pengusaha kain tenun di desa Troso ini tetap berupaya keras untuk melestarikan aset budaya bangsa itu. Saat ini hasil-hasil tenun telah menjadi bagian dari keindahan budaya tradisional serta keunggulan bagi bangsa Indonesia. Keindahan itu muncul dan terlihat pada corak atau motif-motif yang sarat akan nilai seni tradisional yang tinggi.

Namun seiring dengan berkembangnya zaman keberadaan kain tenun ini di belum banyak diketahui oleh khalayak masyarakat luas, melainkan hanya masyarakat tertentu seperti disekitar daerah Troso saja atau sebagian kecil masyarakat dari kota-kota diluar


(4)

3 Troso yang mengetahui keberadaannya. Hasil produk kerajinan tradisional tenun Troso ini memiliki peluang dan potensi yang cukup besar serta menjanjikan untuk dikembangkan menjadi industri unggulan di kabupaten Jepara. Untuk itu sejauh ini upaya untuk memperkenalkan kain tenun Troso Jepara oleh pemerintah setempat sejauh ini sebenarnya sudah mulai dilakukan sedikit demi sedikit salah satunya dengan mengikuti beberapa pameran ke kota-kota besar seperti Jakarta, Makasar dan Pekanbaru, ataupun dengan cara mengharuskan para pegawai negeri sipil di daerah setempat pada setiap hari Jumat untuk mengenakan pakaian seragam dari bahan kain tenun, namun ternyata pada kenyataannya cara-cara yang sudah dilakukan tersebut masih terlihat belum maksimal.

Rupanya upaya-upaya tersebut tidak akan mempunyai dampak yang maksimal jika masalah utama yaitu branding atau memberikan sebuah identitas merek yang kuat dalam suatu produk ini belum pernah sama sekali dilakukan pada kain tenun Troso Jepara ini. Branding atau memberikan identitas merek yang kuat terhadap kain tenun Troso Jepara ini mutlak diperlukan sebagai salah satu jalan untuk menjembatani proses antara pengenalan sebuah produk kepada masyarakat yang sebelum pada akhirnya nanti akan masuk ke proses promosi, memperkuat terlebih dahulu identitas merek pada kain tenun Troso dibuat untuk memperjelas keberadaan dan mengangkat keunggulan juga ciri khas yang dimiliki oleh kain tenun Troso Jepara ini, sebelum pada akhirnya nanti di promosikan kepada masyarakat luas identitas yang dimiliki ini sudah dapat lebih dulu dikenal dan semakin jelas keberadaanya, Begitu pula salah satu upaya perancangan identitas merek ini untuk menghindari adanya pengklaiman dari pihak-pihak lain yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan ekonomi.


(5)

4 1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dihadapi oleh kain tenun Troso Jepara dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

Sampai sejauh ini kain tenun Troso Jepara belum memiliki identitas merek sama sekali. Ini dikarenakan masing-masing perajin dan pengusaha tenun di Troso masih kurang adanya kerjasama.

Sejauh ini pemasaran yang dilakukan oleh para perajin maupun pemilik usaha kain tenun masih terbatas yaitu ke kota Bali. Sehingga seringkali terjadi pengklaiman produk dari kain tenun Troso Jepara yang dilakukan secara sepihak oleh konsumen dari kota lain demi kepentingan ekonomi.

Produk yang sudah memiliki daya jual yang cukup tinggi seperti kain tenun Troso Jepara ini terkadang membutuhkan pengemasan yang baik dan sesuai agar dapat menarik konsumen. Oleh karena itu produk kain tenun ini baiknya dikemas dengan perancangan desain yang menarik dan konsisten untuk memperkuat identitas Kain Tenun Troso Jepara agar lebih dikenal masyarakat dengan mudah dan lebih dihargai oleh konsumen.

Para perajin maupun pengusaha kain tenun Troso Jepara belum pernah melakukan sebuah strategi pengenalan kepada masyarakat luas sebagai konsumen yang terpadu sehingga sering dengan mudah dilupakan oleh konsumen.


(6)

5 1.3 Fokus Permasalahan

Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat disimpulkan masalah utamanya adalah kain tenun Troso Jepara sampai saat ini belum memiliki identitas merek yang jelas. Sehingga menimbulkan kurangnya perhatian masyarakat terhadap produk tenun ini dan juga dikhawatirkan hal ini dapat menimbulkan masalah lain seperti rentannya pengklaiman produk kain tenun ini dan disalahgunakan oleh pihak lain demi kepentingan ekonomi sepihak, perancangan inedentitas merek ini juga dibuat untuk memberikan tanda pengenal yang jelas kepada masyarakat sebagai salah satu jalan untuk memperkenalkan dan memudahkan para perajin maupun pengusaha tenun ketika pada akhirnya nanti mereka akan melakukan sebuah promosi.

1.4 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangannya antara lain:

Memperkuat identitas keberadaan kain tenun Troso Jepara yang sudah ada dan memperkenalkan, membangun citra baru yang lebih tertata secara konseptual yang kreatif dan menarik terhadap konsumen atau target sasaran dengan melalui tahap Introduction (Pengenalan), Positioning (memposisikan), Loyalty (loyalitas kesetiaan pelanggan terhadap merek) agar mudah dikenal dan diingat

Memberikan tanda pengenal atau merek sebagai pembeda dari suatu produk kain tenun serupa diluar dari tenun Troso Jepara. Menciptakan ingatan yang kuat di benak masyarakat dalam

kaitannya pencitraan, identitas maupun brand (merek).

Mengaplikasikan keilmuan DKV tentang identitas, dengan memahami seutuhnya sebuah pencitraan yang seperti apa yang


(7)

6 dibutuhkan oleh kain tenun Troso Jepara ini pada masyarakat yang masih kurang disadari keberadaannya.

1.5 Definisi

1.5.1 Identitas

Identitas adalah “Simbolisasi, suatu pembeda, ataupun tanda pengenal bagi sebuah produk, jasa, maupun perusahan” Ahmad Heryawan (2008).

1.5.2 Merek

Merek adalah “Suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau gabungan dari semua yang diharapkan sebagai sebuah identitas sehingga dapat dibedakan dengan produk

lain yang sejenis” (Santosa, 2002:20) 1.5.3 Citra

Citra adalah “Kesan suatu lembaga atau produk yang dibentuk di benak khalayak yang ditampilkan melalui

berbagai media komunikasi visual” (Schiffman, 2004:72) 1.5.4 Kain

Menurut salah satu pakar dalam bidang tenun yaitu Hammidun Nafi`s Kain itu adalah sehelai bahan yang sebelumnya dibuat melalui penyatuan dari beberapa utas tali benang


(8)

7 1.5.5 Tenun

Tenun itu adalah hasil dari menenun sebuah kain. Menenun artinya adalah proses persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang satu itu secara melintang pada benang-benang yang lain. Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni pemasangan benang-benang itu secara sejajar satu sama lainnya di alat tenun sesuai lebar kain yang diingini.


(9)

8

BAB II

IDENTITAS MEREK KAIN TENUN TROSO JEPARA

2.1. Pengertian Kain Tenun Troso Jepara Secara Umum

Kain tenun adalah kain yang dibuat dengan teknik tenun di mana masing-masing benang dicelup untuk diwarnai sebelum ditenun, benang-benang yang diikat tidak kena warna, sehingga setelah dilepas pengikatnya akan timbul pola-pola motif atau corak yang diinginkan. Kain tenun juga tidak jarang sering dikombinasikan dengan hiasan manik-manik.

2.1.1. Kain Tenun Troso Jepara Geografis

Kain tenun Troso Jepara ini terletak di Desa Troso Kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara yang adalah merupakan sentra kerajinan Kain Tenun dan merupakan produk unggulan Kabupaten Jepara setelah industri mebel kayu ukir. Desa ini terletak sekitar 15 Km dari arah Tenggara Kota Jepara.

2.1.2. Sejarah

Kain tenun Troso merupakan salah satu dari berbagai jenis kain tradisional di Indonesia. Kerajinan tenun di Desa Troso ini merupakan salah satu usaha yang diwariskan secara turun temurun. Kapan tepatnya dimulai industri tenun di Desa Troso ini tidak dapat diperoleh data secara tepat. Menurut masyarakat setempat kain tenun di Desa Troso dimulai pada masa masuknya agama islam di Desa Troso yaitu pada masa kerajaan Mataram Islam sekitar tahun 1800 M. Pada awalnya kain tenun ini tercipta dibuat sebagai


(10)

9 pelengkap kebutuhan sandang, dimana dibuat pertama kali oleh Mbah Senu dan Nyi Senu yang mana pada saat itu kain dipakai pertama kali untuk menemui Ulama besar yang disegani yaitu Mbah Datuk Gunardi Singorojo yang sedang menyebarkan agama Islam di Desa Troso.

2.1.3. Kain

Menurut salah satu pakar dalam bidang tenun yaitu Hammidun Nafi (2008), kain itu adalah sehelai bahan yang sebelumnya dibuat melalui penyatuan dari beberapa utas tali benang.

2.1.4. Tenun

Tenun itu adalah hasil dari menenun sebuah kain. Menenun artinya adalah proses persilangan dua set benang dengan cara memasuk-masukkan benang satu itu secara melintang pada benang-benang yang lain. Sebelum menenun dilakukan penghanian, yakni pemasangan benang-benang itu secara sejajar satu sama lainnya di alat tenun sesuai lebar kain yang diinginkan.

2.1.5. Motif

Pada kain tenun Troso Jepara ini tidak terlepas dengan ragam hias di dalamnya ini tentu saja berhubungan dengan motif. Motif adalah merupakan bagian dari satu kesatuan ragam hias atau ornamen. Berkenaan dengan seni kerajinan tenun, maka yang dimaksud dengan ornamen pada sebuah kain tenun adalah susunan motif hias kain tenun yang berfungsi untuk menambah keindahan bentuk atau wujud dari kain tenun itu sendiri.


(11)

10 Ragam motif kain tenun Troso Jepara ini selalu mengalami perubahan. Hal tersebut terjadi karena para perajin tenun Troso Jepara Lebih mementingkan aspek dagang daripada aspek budaya. Pada awal munculnya motif kain tenun Troso pertama kali adalah motif Lurik yang hias nya berupa garis-garis dan polos. Namun belakangan para perajin dan pengusaha tenun membuat motif tenun sesuai permintaan pesanan.

Gambar 1. Motif 1 Gambar 2. Motif 2

Gambar 4. Motif 4 Gambar 3. Motif 3


(12)

11 Gambar 5. Motif 5 Gambar 6. Motif 6

2.1.6. Warna

Dominasi warna-warna pada kain tenun Troso ini adalah warna-warna klasik dan gelap seperti coklat muda / tua, biru tua.

2.1.7. Proses Pembuatan 1. Pengetengan

Tahap ini adalah tahap awal dalam proses produksi kain tenun Troso Jepara, pada tahap ini dilakukan pengeraian benang dari kelos-kelos aslinya. Pekerjaan ini disebut ngeteng.


(13)

12 2. Pembuatan Pola

Setelah proses pengetengan, benang yang masih dalam bentuk gulungan diurai dalam bingkai kayu (plankan). Plankan tersebut di beri gambar sesuai dengan motif yang diinginkan.

3. Pengikatan benang

Pada tahap ini, perajin biasanya mengikatnya dengan menggunakan tali raffia.

Gambar 8.Pengikatan Benang

4. Pencelupan Warna (nyelup)

Setelah benang diikat, tahap selanjutnya adalah tahap pencelupan warna pada benang katun.

5. Penjemuran

Setelah benang diwarnai kemudian dilakukan tahap penjemuran di bawah sinar matahari.

6. Mbatil

Mbatil adalah tahap membuka atau melepas ikatan pada benang stelah benang dijemur dan dikeringkan.


(14)

13 7. Malet

Malet adalah tahap kegiatan menggulung kembali benang-benang sehabis diwarna, dijemur, dan di batil dalam kletek yang akan disekir.

Gambar 9. Malet 8. Nyekir

Nyekir adalah proses yang sama seperti menyiapkan pola yang akan ditenun nantinya.

Gambar 10. Nyekir 9. Menenun

Menenun adalah kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan kegiatan lanjutan dari tahap kegiatan sebelumnya, tahap ini merupakan tahap terakhir dari keseluruhan tahapan yang begitu panjang. Menenun prinsipnya menyatukan benang yang membujur disebut lungsi, dengan benang yang melintang yang disebut pakan.


(15)

14 Gambar 11. Menenun

2.2. Identitas

Identitas adalah simbolisasi ciri khas yang mengandung diferensiasi dan mewakili citra diri sebuah perusahaan, lembaga ataupun organisasi. Identitas dapat berasal dari sejarah, visi atau cita-cita, misi atau fungsi, tujuan, strategi atau program. Berbicara mengenai identitas sebenarnya itu adalah sebuah definisi diri dan itu bisa di berikan oleh orang lain atau kita yang memberikanya.

Bisa juga diartikan sebagai suatu tanda visual yang berperan sebagai pengenal dari suatu produk, perusahaan, lembaga, atau suatu wacana. Ataupun sebagai pernyataan atau penampilan visual dan verbal dari brand, secara lengkap dan menerap pada berbagai aplikasi mulai dari desain logo, desain kemasan, hingga desain website.

2.3. Definisi Brand (Merek)

Brand (merek) adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan/kombinasi dari hal-hal tersebut juga sebagai janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri, manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli atau konsumen.


(16)

15 Merek yang baik juga memberikan jaminan tambahan yaitu kualitas.

Tujuan pemberian merek adalah untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dari produk yang lain. Yang memiliki pengertian keseluruhan ciri-ciri khusus dari suatu produk atau jasa ataupun lembaga. Merek juga dapat diartikan sebagai persepsi atau anggapan yang ada di dalam benak konsumen.

Teori David E Carter

“Bagi sebuah perusahaan, brand tidak sekedar berfungsi sebagai corporate identity, tetapi dapat meningkatkan brand image (Citra yang terbentuk dalam benak konsumen mengenai sebuah merk tertentu) yang luar biasa, juka digarap dengan professional. Dalam bukunya “How Improve Your Corporate Identity”, “Logo bagaikan pakaian, pakaian yang dapat menunjukan karakter, situasi kejiwaan dan gaya hidup si pemakai. Bahkan kadang pakaian dapat menunjukan profesi atau status social orang yang mengenakannya” (1987:8)

Brand adalah “Suatu nama, istilah, tanda, lambang atau desain atau gabungan dari semua yang diharapkan sebagai sebuah identitas sehingga dapat dibedakan dengan produk lain yang sejenis” (Santosa 2002:20)

Adapun menurut John C. Mowen (1995) loyalitas merek memiliki arti Sebagai tingkatan dimana pelanggan memiliki sikap positif terhadap suatu merek, memiliki komitmen dan cenderung untuk terus melanjutkan membeli produk dengan suatu merek tertentu dimasa yang akan datang. Dengan demikian, loyalitas merek secara langsung dipengaruhi oleh kepuasan/ketidakpuasan pelanggan terhadap merek tertentu.


(17)

16 2.3.1. Stategi Komunikasi dalam Branding

Menurut Nucimeier dalam bukunya The Brand GAP, strategi komunikasi brand sangat penting, mengingat persaingan yang sangat ketat, sehingga dengan menentukan startegi terlebih dahulu diharapkan proses ini dapat berjalan sesuai yang direncanakan. Adapun stategi komunikasi brand, antara lain:

a. Menentukan gagasan utama: Kesimpulan inti berupa kalimat tentang kesimpulan esensi branding yang merupakan benang merah terhadap keseluruhan brand.

b. Karakter identitas visual.

c. Menentukan elemen visual, antara lan: Nama Merek (Brand Name) Logo

Deskripsi warna Kode warna

d. Menerangkan kriteria identitas visual. Antara lain: Visibility

Tingkat keberadaan (Apakah sering tampil di masyarakat, atau tidak)

Legibility

Tingkat keterbacaan identitas visual. Consistency

Tingkat konsistensinya.

2.3.2 Fungsi Branding

Menurut Nucimeier dalam bukunya The Brand GAP, “Branding biasa difungsikan oleh sebuah perusahaan produk atau jasa, untuk menanamkan image dan citranya di


(18)

17 masyarakat bahkan konsumennya, jika perusahaan tersebut memiliki produk yang mereka jual, sehingga dengan adanya branding (merk dagang atau corporate identity) diharapkan brand atau merk mereka akan senantiasa diingat oleh masyarakat atau konsumennya dalam jangka waktu yang lama”

2.3.3 Jenis Jenis Branding a. Brand Awareness

Menurut Fadjar Sidik dalam bukunya “Design Elementer, Brand Awareness”. Brand awareness adalah Kesanggupan seorang calon konsumen untuk mengenali, mengingat kembali suatu merk, dari kategori produk atau layanan tertentu. Brand awareness diukur dengan menanyakan konsumen secara langsung mengenai pengenalan merk dari produk atau perusahaan (1981:34)”

b. Brand Assocation

Menurut Fadjar Sidik dalam bukunya “Design Elementer, Brand Awareness”. Brand Assocation adalah Segala kesan yang muncul di benak seseorang yang terkait dengan ingatan mengenai suatu merk (1981:34)”

c. Brand Loyalty

Menurut Fadjar Sidik dalam bukunya “Design Elementer, Brand Awareness”. Brand Loyalty adalah “ Suatu ukuran loyalitas konsumen terhadap suatu merk, ukuran lotalitas ini dapat memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya konsumen beralih ke merk lain, terutrama jika merk tersebut mengalami perubahan baik harga maupun atributnya (1981:34)”


(19)

18 2.4 Kain Tenun Troso Jepara

2.4.1. Kondisi Kain Tenun Troso Jepara di Kalangan Masyarakat

Saat ini masyarakat luas memamg belum banyak yang mengetahui keberadaan kain tenun Troso Jepara ini padahal keberadaan salah satu kain tradisional yang dimiliki oleh Indonesia ini sudah cukup lama hadir. Ini disebabkan permasalahan-permasalahan yang sebelumnya telah dibahas yaitu kain tenun Troso Jepara sampai belum memiliki Identitas Merek yang jelas.

2.4.2 USP

Membuat dan memperkuat identitas baru untuk kain tenun Troso Jepara dengan memunculkan kesan klasik, rapih, eksklusif tanpa menghilangkan ciri khas dan unsur ketradisionalannya. Sebagai langkah awal untuk memperkenalkan kepada masyarakat keunggulan, kelebihan, dan ciri khas yang dimiliki oleh produk tradisional kain tenun Troso Jepara.


(20)

19

BAB III

STRATEGI PERENCANAAN DAN STRATEGI KREATIF

3.1. Strategi Perencanaan 3.1.1. Strategi Komunikasi

Pada dasarnya komunikasi merupakan penyampaian pesan atau informasi dari komunikator kepada komunikan dalam hubungan sosial. Strategi komunikasi merupakan salah satu stategi yang digunakan dalam perancangan identitas merek ini untuk menyampaikan pesan oleh perancang/desainer kepada masyarakat. Hal ini merupakan hal yang penting, agar sebuah pesan dapat disampaikan kepada target sasaran dengan baik, dan stategi komunikasi yang tepat agar dapat di mengerti dengan baik oleh masyarakat.

Dalam penyampaian strategi komunikasi, agar pesannya tersampaikan secara benar, komunikasi branding pada identitas merek merupakan jalan keluar yang dipiih. Brand (merek) sebagai citra atau pandangan luar terhadap produk tertentu (produk, jasa, atau perusahaaan) yang merupakan hal pembeda dengan yang lainnya. Dan identitas merek yang ditampilkan harus bisa mempengaruhi masyarakat agar dapat mengetahui serta loyal terhadap merek tersebut.

Strategi komunikasi dalam membuat perancangan identitas merek pada kain tenun Troso ini digunakan dengan maksud agar pesan yang ingin disampaikan kepada konsumen dalam hal ini masyarakat luas dapat di terima dan di mengerti dengan baik. Seperti mengenali dengan baik apa kain tenun Troso


(21)

20 Jepara itu dengan berbagai permasalahan-permasalahan yang ada dan pada akhirnya setelah diamati dan dicermati maka akan memberikan gambaran yang jelas tentang kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kain tenun Troso Jepara itu sendiri dan bagaimana cara yang paling tepat untuk dikomunikasikan melalui sebuah perancangan Identitas Merek. dalam peluncuran produk baru. Pendalaman jati diri merek yang benar, strategi komunikasi yang tepat, eksekusi yang kreatif dan dukungan bauran promosi yang lainnya akan membawa keberhasilan pemasaran.

3.1.2. Tujuan Komunikasi

Adapun tujuan komunikasi adalah untuk meningkatkan nilai jual juga meningkatkan kesadaran konsumen juga memperkenalkan memperkuat keberadaan akan identitasnya yang saat ini masih kurang disadari oleh masyarakat dengan cara memberikan identitas visual yang jelas dan konsisten.

3.1.3. Positioning

Definisi dari positioning menurut Hermawan Kertajaya, “Positioning adalah salah satu bagian dari elemen strategi pemasaran agar target pasar (konsumen) mempunyai persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari produk para pesaing.”

Sebagai mana yang dijelaskan pada Brand Glossary (1997), “The positioning statement is the articulation of the positioning strategy. It can be an inspirational, persuasive, or powerful set of words or images that creates a common understanding and


(22)

21 aligns beliefs and actions. It becomes the platform for all brand communications.”

Positioning tersebut berfungsi untuk menyampaikan informasi bahwa kain tenun Troso Jepara masih dipastikan keberadaanya dan produk-produk yang dihasilkan bukan dari kota lain selain dari Troso Jepara.

3.1.4. Target Audience

Demografis

Wanita dewasa Usia 25-50

Pekerjaan : Wanita karir, Ibu rumah tangga, Pekerja seni (artis)

Status Ekomoni : (B+) – (A+) Geografis

Kota-kota besar, Jakarta dan sekitarnya.

Psikografis

Wanita yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan kerajinan dan ketradisionalan Indonesia.

Memiliki hasrat yang cukup tinggi dalam bidang fashion industri tapi yang lebih mengarah ke barang-barang tradisional seperti tenun, batik.

Senang berbelanja dan sering menghadiri atau mendatangi event-event seperti pameran dan fashion show yang mengangkat kelestarian produk-produk tradisional.


(23)

22 3.2. Strategi Kreatif

Untuk perancangan identitas merek kain tenun Troso Jepara ini, dibutuhkan pemahaman pada latar belakang masalah yang bersangkutan, sehingga untuk bisa mengatasi permasalahan yang ada, adapun dengan stategi Brand Motivation, antara lain:

Menciptakan brand atau merek baru dengan membuat logo yang disesuaikan pada target sasaran tanpa menghilangkan nilai-nilai tradisional didalamnya

Memperkuat identitas kain tenun Troso Jepara sebagai tanda pengenal yang dikemas dengan desain dan konsep yang baik dan sesuai ketika dikenalkan kepada masyarakat nanti dapat diterima dan diingat dalam benak masyarakat.

3.3 Strategi Media

Pendekatan yang dilakukan penulis untuk proses branding atau perancangan identitas merek ini adalah dengan mengaplikasikan pada media media yang berkaitan langsung dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan bagi kebutuhan dan pelengkap kain tenun Troso Jepara yang dibagi menjadi:

a. Aplikasi Media Utama.

Aplikasi media utama adalah media yang berkaitan langsung pada kain tenun Troso Jepara, secara internal dan eksternal, antara lain:

- Buku Biografi. - Manual Book. - Kartu nama.

- Kantong Belanja (Shopping Bag). - Packaging.


(24)

23 b. Aplikasi Media Pendukung.

Aplikasi media pendukung adalah aplikasi pada media property dan media gimmick, antara lain:

- Jam.

- Tempat Tissu. - Kipas.

- Kalender.

- Pembatas Buku.

3.4 Konsep Visual

3.4.1 Konsep Visual Logo

3.4.1.1 Konsep Logotype (Huruf)

Konsep keseluruhan dari pembuatan Identitas Logo kain tenun Troso Jepara ini adalah memunculkan ciri khas dari tenun Troso itu sendiri dengan pemilihan warna yang disesuaikan oleh penentuan dari segmentasi pasar target sasaran yang dimana target utamanya adalah wanita dewasa yang fashionable, stylish, rapih, dan menyukai produk-produk bernuansa tradisional.


(25)

24 Dipilih jenis font (shardee) pada huruf besar dan (James Fajardo) pada huruf kecil, ini yang bentuknya mengarah seperti ukiran tangan untuk menimbulkan/memberikan kesan klasik, rapih dan tradisional tetapi masih bisa sangat jelas terbaca. Warnanya pun dipilih warna Gold (Emas) untuk memunculkan kesan eksklusif.

3.4.1.2 Konsep Logogram

Pemilihan gambar pada logo gram ini diadopsi dari salah satu motif ukiran sayap yang dimiliki kain tenun Troso Jepara, motif yang dipakai ini diubah sedikit bentuknya menjadi lebih rapih dan tegas dimaksudkan untuk memberikan ciri khas yang muncul pada logo kain tenun Troso Jepara ini. Ukiran dalam logo gram ini dimunculkan sebagai pelengkap untuk mempertegas logo tapi tetap memunculkan nilai keklasikannya dengan yaitu garis yang ujungnya dibuat seperti ukiran tangan, dan warnanya dipilih jenis warna Dark Brown menyesuaikan dengan warna pada logo type dan simbol motif agar terlihat selaras, dan memunculkan kesan klasik tersebut.


(26)

25 Gambar 13. Logo Gram

3.4.1.3 Konsep Identitas Visual

Konsep dari pemilihan desain warna dan elemen pendukung untuk media aplikasi sebagai penunjang dari identitas logo kain tenun Troso Jepara ini adalah klasik, rapih, dan eksklusif disesuaikan dengan selera target sasaran tanpa menghilangkan ciri khas dan nilai ketradisionalan dari kain tenun Troso Jepara.

Konsep untuk desain elemen pendukung ini sebagai bingkai layout maupun pelengkap desain pada media-media aplikasi, dipilih motif ini karena pada kain aslinya pun motif ini digunakan sebagai pelengkap motif selain motif utama dan diaplikasikan di bagian ujung atau pinggir kain.


(27)

26 Gambar 14. Elemen pendukung 1

Konsep untuk desain elemen pendukung ini sebagai desain untuk penggunaan layout pada media-media aplikasi, dipilih motif ini karena motif ini menjadi salah satu motif yang paling sering digunakan oleh para perajin dan pengusaha sentra kain tenun Troso Jepara dalam membuat produk-produknya.


(28)

27 Gambar 15. Elemen Pendukung 2


(29)

28

Color

DARK BROWN

C : 0 M : 20 Y : 20 K : 60

R : 113 G : 98 B : 91

Color

BROWN

C : 0 M : 20 Y : 40 K : 40

R : 149 G : 127 B : 102

Color

30% BLACK

C : 0 M : 0 Y : 0 K : 30

R : 170 G : 169 B : 169

Color

SAND

C : 0 M : 20 Y : 40 K : 0

R : 245 G : 196 B : 145

3.4.1.4 Konsep Warna

Jenis-jenis warna yang digunakan untuk font dan desain pada media-media aplikasi.


(30)

29 3.4.1.5 Grid Sistem dan Aturan Konfigurasi Logo

Sebagai bagian terpenting dari bagian sebuah identitas merek, logo kain tenun Troso Jepara harus terlindungi agar logo tetap mudah terlihat dengan jelas. Untuk itu dibuat Grid System agar Logo terlindungi dan tidak bersinggungan langsung dengan elemen lain seperti gambar, text, maupun elemen visual lain yang tidak ada kaitannya dengan logo.

1. Grid Logo

Grid logo merupakan bantuan untuk menetapkan tingkat kemiringan logogram agar tidak berubah


(31)

30 2. Clean Area

Clean area digunakan pada saat layout-ing logo pada berbagai media ini digunkan agar keterbacaan logo tetap utuh dan tidak terganggu elemen lain di luar logo.

1.

Gambar 18. Clean Area Logo

3. Positif dan diapositif logo


(32)

31

BAB IV

Media Dan Teknis Produksi

4.1. Teknis Produksi dan Material

Pengaplikasian media-media kreatif yang diharapkan dapat semakin memperkuat Identitas Kain Tenun Troso Jepara ini.

Desain layout pada media-media aplikasi ini dipilih motif-motif yang telah menjadi motif wajib sebagai ciri khas unggulan dari produk tradisional kain tenun Troso Jepara, pemilihan warna-warna seperti coklat tua dan muda ini untuk memunculkan kesan klasik, tradisional, namun tetap terlihat rapih, menarik dan eksklusif dengan menambahkan warna-warna Gold, dan pastel.

Aplikasi Logo pada media stationery Label

Ukuran : 9 cm x 3 cm Material : Art Paper Teknis Produksi : Cetak Offset


(33)

32 Kartu Nama

Ukuran : 9 cm x 5,5 cm Material : Art Paper Teknis Produksi : Cetak

Aplikasi Logo pada media Gimmick Tempat Tissue

Ukuran : 7 cm x 12 cm x 21 cm Material : Art Paper


(34)

33 Depan Belakang

Pembatas Buku

Ukuran : 3 cm x 12 cm Material : Art Paper Teknis Produksi : Cetak Offset

Jam Dinding

Ukuran : 18 cm x 20 cm Material : Art Paper


(35)

34 Kipas

Ukuran : 43 cm x 26 cm x 9 cm Material : Art Paper

Teknis Produksi : Cetak Offset

Packaging

Ukuran : 5 cm x 18 cm x 27 cm Material : Art Paper


(36)

35 Papper Bag

Ukuran : 43 cm x 26 cm x 9 cm Material : Art Paper

Teknis Produksi : Cetak Offset

Kalender

Ukuran : 17 cm x 8 cm Material : Art Paper Teknis Produksi : Cetak Offset


(37)

36 Buku Biografi

Ukuran : 24 cm x 14 cm Material : Art Paper Teknis Produksi : Cetak Offset


(38)

(39)

(40)

(41)

(42)

(43)

(44)

(45)

(46)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

IDENTITAS MEREK KAIN TENUN TROSO JEPARA

DK 38315 Tugas Akhir Semester I 2009/2010

Oleh :

Gabriela Resty Pratita M 51906080

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(47)

ii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI………...ii

DAFTAR GAMBAR……….iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….1

1.2. Identifikasi Masalah……….4

1.3. Fokus Masalah……….…….5

1.4. Tujuan Perancangan………...5

1.5. Definisi…..……….6

BAB II IDENTITAS MEREK KAIN TENUN TROSO JEPARA 2.1. Pengertian Kain Tenun Troso Jepara Secara Umum…………8

2.1.1. Geografis………...8

2.1.2. Sejarah………...8

2.1.3. Kain……….9

2.1.4. Tenun……….…….9

2.1.5. Motif……….9

2.1.6. Warna.………...11

2.1.7. Proses Pembuatan……….11

2.2. Identitas………....14

2.3. Definisi Brand (merek).………..14

2.3.1. Stategi Komunikasi dalam Branding………..…16

2.3.2. Fungsi Branding……….16

2.3.3. Jenis-jenis Branding………..17

2.4. Kain Tenun Troso Jepara 2.4.1. Kondisi Kain Tenun Troso Jepara di Kalangan Masyarakat………..17


(48)

iii BAB III STRATEGI PERENCANAAN DAN STRATEGI KREATIF

3.1. Strategi Perencanaan...……….19

3.1.1 Strategi Komunikasi……….19

3.1.2 Tujuan Komunikasi…….………..20

3.1.3 Positioning……….………….20

3.1.4 Target Audience………21

3.2. Strategi kreatif………..22

3.3. Strategi Media………..22

3.4. Konsep Visual……….………….23

3.4.1. Konsep Visual Logo……….……….………..23

3.4.1.1. Konsep Logotype………..23

3.4.1.2. Konsep Logogram……….…………24

3.4.1.3. Konsep Identitas vIsual……….………...25

3.4.1.4. Konsep Warna……….………..28

3.4.1.5. Grid Sistem dan Aturan Konfigurasi Logo……29

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1. Teknis Produksi dan Material………..31

DAFTAR PUSTAKA……….…45


(49)

45

DAFTAR PUSTAKA

Erwan, Verry. (2007). Perancangan Branding Toko Roti Sidodadi, Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Gunadi, YS (1998). Himpunan Istilah Komunikasi. Grasindo

Hamminudin Nafi (2006), Kain Tradisional Indonesia, Tenun Troso Jepara Jawa Tengah, Penerbit : Andi. Yogyakarta..

Rustan, Surianto. (2009), Mendesain Logo. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Swystun, Jeff. (Ed). 2007.The Brand Glossary. New York. Palgrave Macmillan

Kamus Bahasa Indonesia. 2008.Tim Penyusun. Pusat Bahasa,Kamus Pusat Bahasa. Jakarta

Dini, A. (2010, Februari). Melestarikan Kain Tradisional. Kartini, 276,148-150.

Jawa Pos (2007), Kiat Membangun Brand Yang Kuat Ala Hermawan Kartajaya. Tersedia di : http://www.jawapos.com [19 Mei 2010 ].

Ahmad Heryawan (2008), Pentingnya Sebuah Identitas. Tersedia di http://www.ahmadheruawan.com [ 16 April 2010 ].

John C. Mowen (1995). Brand Loyalty and Consumer Behavior. Tersedia di : http://www.consumerbehavior.net

Yunizar Fahlevi (2006). Brand Is Just Not A Name. Tersedia di http://www.kulinet.com [ 3 mei 2010 ]

Visit Jepara (2008), Sejarah. Tersedia di : http://www.visitjepara.co.id [ 12 April 2010 ].

Ilovejepara (2009), Kain Tenun Troso. Tersedia di : http://www.ilovejepara.com [ 2 Mei 2010 ].


(50)

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar proyek tugas akhir yang berjudul “IDENTITAS MEREK KAIN TENUN TROSO JEPARA

Penyusunan laporan pengantar tugas akhir ini adalah salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Program Studi Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual.

Penulis menyadari bahwa laporan pengantar tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Segala kesalahan dan pengalaman yang dialami, membuat penulis semakin mengerti manisnya sebuah kesuksesan. Penulis sangat berharap semoga laporan pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, 23 Juli 2010


(1)

(2)

Laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir

IDENTITAS MEREK KAIN TENUN TROSO JEPARA

DK 38315 Tugas Akhir Semester I 2009/2010

Oleh :

Gabriela Resty Pratita M 51906080

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

JURUSAN DESAIN KOMUNIKASI VISUAL UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(3)

ii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI………...ii

DAFTAR GAMBAR……….iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah……….1

1.2. Identifikasi Masalah……….4

1.3. Fokus Masalah……….…….5

1.4. Tujuan Perancangan………...5

1.5. Definisi…..……….6

BAB II IDENTITAS MEREK KAIN TENUN TROSO JEPARA 2.1. Pengertian Kain Tenun Troso Jepara Secara Umum…………8

2.1.1. Geografis………...8

2.1.2. Sejarah………...8

2.1.3. Kain……….9

2.1.4. Tenun……….…….9

2.1.5. Motif……….9

2.1.6. Warna.………...11

2.1.7. Proses Pembuatan……….11

2.2. Identitas………....14

2.3. Definisi Brand (merek).………..14

2.3.1. Stategi Komunikasi dalam Branding………..…16

2.3.2. Fungsi Branding……….16

2.3.3. Jenis-jenis Branding………..17

2.4. Kain Tenun Troso Jepara 2.4.1. Kondisi Kain Tenun Troso Jepara di Kalangan Masyarakat………..17


(4)

iii

BAB III STRATEGI PERENCANAAN DAN STRATEGI KREATIF

3.1. Strategi Perencanaan...……….19

3.1.1 Strategi Komunikasi……….19

3.1.2 Tujuan Komunikasi…….………..20

3.1.3 Positioning……….………….20

3.1.4 Target Audience………21

3.2. Strategi kreatif………..22

3.3. Strategi Media………..22

3.4. Konsep Visual……….………….23

3.4.1. Konsep Visual Logo……….……….………..23

3.4.1.1. Konsep Logotype………..23

3.4.1.2. Konsep Logogram……….…………24

3.4.1.3. Konsep Identitas vIsual……….………...25

3.4.1.4. Konsep Warna……….………..28

3.4.1.5. Grid Sistem dan Aturan Konfigurasi Logo……29

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA 4.1. Teknis Produksi dan Material………..31

DAFTAR PUSTAKA……….…45


(5)

45

DAFTAR PUSTAKA

Erwan, Verry. (2007). Perancangan Branding Toko Roti Sidodadi, Universitas Komputer Indonesia, Bandung

Gunadi, YS (1998). Himpunan Istilah Komunikasi. Grasindo

Hamminudin Nafi (2006), Kain Tradisional Indonesia, Tenun Troso Jepara Jawa Tengah, Penerbit : Andi. Yogyakarta..

Rustan, Surianto. (2009), Mendesain Logo. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Swystun, Jeff. (Ed). 2007.The Brand Glossary. New York. Palgrave Macmillan

Kamus Bahasa Indonesia. 2008.Tim Penyusun. Pusat Bahasa,Kamus

Pusat Bahasa. Jakarta

Dini, A. (2010, Februari). Melestarikan Kain Tradisional. Kartini, 276,148-150.

Jawa Pos (2007), Kiat Membangun Brand Yang Kuat Ala Hermawan Kartajaya. Tersedia di : http://www.jawapos.com [19 Mei 2010 ].

Ahmad Heryawan (2008), Pentingnya Sebuah Identitas. Tersedia di http://www.ahmadheruawan.com [ 16 April 2010 ].

John C. Mowen (1995). Brand Loyalty and Consumer Behavior. Tersedia di : http://www.consumerbehavior.net

Yunizar Fahlevi (2006). Brand Is Just Not A Name. Tersedia di http://www.kulinet.com [ 3 mei 2010 ]

Visit Jepara (2008), Sejarah. Tersedia di : http://www.visitjepara.co.id [ 12 April 2010 ].

Ilovejepara (2009), Kain Tenun Troso. Tersedia di : http://www.ilovejepara.com [ 2 Mei 2010 ].


(6)

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pengantar proyek tugas akhir yang berjudul “IDENTITAS MEREK KAIN TENUN TROSO JEPARA

Penyusunan laporan pengantar tugas akhir ini adalah salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Program Studi Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual.

Penulis menyadari bahwa laporan pengantar tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Segala kesalahan dan pengalaman yang dialami, membuat penulis semakin mengerti manisnya sebuah kesuksesan. Penulis sangat berharap semoga laporan pengantar tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bandung, 23 Juli 2010