BAGIAN IV SIFAT DAN KARAKTERISTIK BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

Bagian 4/8

BAGIAN IV
SIFAT DAN KARAKTERISTIK BAHAN KIMIA BERBAHAYA

1 U MUM
Penggunaan kimia dalam kebudayaan manusia b.
sudah dimulai sejak zaman dahulu. Kimia
merupakan salah satu ilmu pengetahuan alam,
yang berkaitan dengan komposisi materi,
termasuk juga perubahan yang terjadi di
dalamnya, baik secara alamiah maupun
sintetis. Senyawa-senyawa kimia sintetis inilah
yang banyak dihasilkan oleh peradaban
modern, namun materi ini pulalah yang dapat
c.
menimbulkan pencemaran lingkungan yang
berbahaya. Dengan mengetahui komposisi dan
memahami bagaimana perubahan terjadi,

manusia dapat mengontrol dan
memanfaatkannya untuk kesejahteraan
d.
manusia.
Penggunaan bahan-bahan kimia di dunia telah
berkembang pesat, yang sebagian besar
merupakan bahan berbahaya. Ini ditunjukkan
oleh hampir 11 juta jenis bahan kimia telah
diidentifikasi pada tahun 1995, baik yang
terdapat di alam maupun yang dibuat oleh
manusia, dan hampir setiap tahun 1.000 jenis
bahan kimia baru masuk ke perdagangan.
Bahan kimia yang telah digunakan dan
diperdagangkan secara umum sekitar 63.000
jenis, 50.000 jenis diantaranya digunakan
sehari-hari, 1.500 jenis merupakan bahan aktif
pestisida, sekitar 4.000 jenis sebagai bahan
aktif obat-obatan, dan 2.500 jenis digunakan
sebagai bahan tambahan makanan. Dari sekian
banyak bahan kimia tersebut, baru beberapa

ratus jenis saja yang telah dievaluasi
dampaknya tehadap kesehatan dan lingkungan.
Perdagangan bahan kimia dunia pada tahun
1991 mencapai nilai 1,2 M US$, 40% berkaitan
dengan petrokimia. Pemakaian bahan kimia di
Indonesia (1991) sekitar 0,46% dari nilai
perdagangan dunia. Proses penggunaan bahan
yang berbahaya dalam kegiatan sehari-hari,
terutama dari kegiatan industi khususnya
penggunaan bahan kimia, akan menghasilkan
limbah berbahaya.
Secara konvensional, terdapat 7 kelas bahan
berbahaya, yaitu :
a. Materi mudah terbakar (flammable material)
: padat, cair, uap,atau gas yang menyala
dengan mudah dan terbakar secara cepat
bila dipaparkan pada sumber nyala,
misalnya pelarut (solvent) seperti benzene,
Enri Damanhuri - FTSL ITB


e.

f.

g.

ethanol, debu aluminum, gas hidrogen dan
metan.
Materi yang spontan terbakar
(spontaneously ignitable material) : padat
atau cair yang dapat menyala secara
spontan tanpa sumber nyala, misalnya
karena perubahan panas, tekanan atau
kegiatan oksidasi atau kegiatan lain seperti
aktivitas mikrobiologis. Contoh materi ini
misalnya fosfor putih.
Peledak (explosive) : materi kimia ini dapat
meledak, biasanya karena adanya kejutan
(shock), panas, atau mekanisme lainnya.
Contoh materi ini misalnya dinamit dan

trinitrotoluene (TNT).
Pengoksidasi (oxidizer) : Materi yang
menghasilkan oksigen, baik dalam kondisi
biasa atau bila terpapar dengan panas.
Contoh materi ini adalah amonium nitrat
dan benzoyl peroksida.
Materi korosif : padat atau cair seperti asam
kuat atau basa kuat, yang dapat membakar
dan merusak jaringan kulit bila berkontak
dengannya.
Materi toksik : racun yang dalam dosis kecil
dapat membunuh atau mengganggu
kesehatan, seperti karbon monoksida dan
hidrogen sianida.
Materi radioaktif : dicirikan dengan
transformasi yang berlangsung dalam inti
atom, misalnya uranium heksafluorida.

Materi tersebut kadangkala menjadi lebih
berbahaya bila berada dalam kondisi tercampur

dengan bahan lain. Kadangkala secara tidak
sengaja terjadi pencampuran antara 2 materi
yang asalnya tidak berbahaya. Pencampuran
bahan berbahaya dapat menyebabkan:
o Timbulnya bahan toksik
o Timbulnya gas bakar yang dapat
menimbulkan kebakaran atau ledakan, atau
o Panas akibat reaksi kimia yang terjadi akan
dapat membakar bahan mudajh terbakar di
sekitarnya.
Beberapa ilustrasi di bawah ini akan
menggambarkan hal tersebut:
Interaksi bahan membentuk bahan toksik:
Bila kita mencampur larutan asam yang banyak
digunakan secara komersial untuk
menghilangkan karat atau untuk membersihkan
wastavel atau WC dengan pemutih cucian atau
disinfektan yang digunakan dalam kolam
Halaman 4.1


Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

renang. Reaksi yang terjadi akan berlangsung
secara spontan, menghasilkan gas klorin yang
sangat toksik melalui pernafasan. Tubuh
manusia mentolerir konsentrasi bahan ini
dengan konsentrasi tidak lebih dari 1 ppm di
udara.
Interaksi bahan membentuk nyala atau
bahan eksplosif:
Bahan logam natrium akan dapat terbakar
dengan sendirinya bila terdapat uap air yang
berkontak dengannya, karena reaksi yang
terjadi akan menghasilkan gas hidrogen yang
dapat terbakar tanpa adanya pemantik api.
Misalnya gudang penyimpan logam natrium
terbakar. Bila api yang dipadamkan dilakukan
dengan air, maka kebakaran akan tambah
besar, karena dihasilkan gas hidrogen.
Interaksi bahan membentuk panas:

Bahan-bahan pengoksidasi adalah contoh
bahan berbahaya yang siap bereaksi dengan
bahan mudah terbakar, menyebabkan
terjadinya swa-kebakaran. Bila larutan asam
nitrat (oksidator) tercampur dengan tepung
beras, akan memungkinkan bahan tepung
tersebut secara spontan akan terbakar.
2 K ELAS KEBAKARAN
Kebakaran biasanya dikaitkan dengan
kecelakaan yang dipicu dari adanya bahan
berbahaya, dan dapat dibagi menjadi 4 kelas,
yaitu:
o

o

o

Kebakaran kelas A: berasal dari bakaran
berbahan dasar sellulosa, seperti kayu,

karton dan kertas, bahan-bahan sejenis
baik alamiah maupun sintetis lainnya
termasuk plastik dan karet. Kebakaran
bahan ini akan meninggalkan bara api dan
abu. Air dapat digunakan untuk
memadamkan jenis kebakaran ini
Kebakaran kelas B: berasal dari bakaran
gas bakar (flammable gases) atau cairan
yang mudah terbakar (flammable and
combustible liquids), seperti LPG, hidrogen,
propane, kerosen, methanol, ethyl ether.
Karbon dioksida, dry chemical extinguisher,
atau busa merupakan bahan yang cocok
untuk memadamkannya. Jangan
dipadamkan dengan air.
Kebakaran kelas C: berasal dari bakaran
bahan yang terjadi karena sirkuit tenaga
listrik, seperti dari stop-kontak, sikring,
kabel listrik, motor dan generator. Karbon
dioksida atau dry chemical extinguisher,

biasanya direkomendasikan untuk
memadamkannya.

Enri Damanhuri - FTSL ITB

Bagian 4/8

o

Kebakaran kelas D: berasal dari bakaran
logam-logam yang mempunyai sifat reaktif
yang spesifik terhadap air atau uap air,
seperti logam titanium, magnesium,
zirconium, aluminum, dan natrium.
Kebakaran jenis ini mudah dipadamkan
oleh baham spesifik sejenis graphite atau
natrium klorida (garam dapur). Sangat
berbahaya bila dipadamkan dengan
menggunakan air.


3 INFORMASI TINGKAT BAHAYA
Tingkat bahaya suatu bahan berbahaya harus
diinformasikan secara jelas kepada pemakai,
khususnya dalam lingkungan kerja dimana
bahan tersebut digunakan, melalui 2 jalan:
o Penggunaan label dan bentuk peringatan
lainnya: setiap produsen atau importir
bahan kimia harus memastikan bahwa
setiap kontainer atau pengemas produk B3nya telah diberi label, papan-nama, atau
tanda-tanda peringatan lain yang sesuai
dengan jenis bahaya yang dikandung
bahan tersebut, nama dan alamat
produsen, importir atau penanggung jawab
lainnya. Label dapat menggunakan simbol,
gambar atau kata-kata lainnya. Lihat contoh
dalam Gambar 4.1
o Informasi tentang Material Safety Data
Sheets (MSDS): merupakan bulletin yang
bersifat teknis yang mengandung informasi
mendetail tentang bahaya dari bahan

tersebut. Di Amerika Serikat, melalui
OSHA, mewajibkan setiap produsen untuk
menyiapkan MSDS ini bagi setiap
produknya. MSDS ini harus disertakan
pada setiap sampel atau pengiriman ke
sebuah tujuan untuk pertama kalinya.
Bila mengacu kepada Occupational Safety and
Health Act (OSHA) yang berlaku di Amerika
Serikat, maka:
a. MSDS harus dirancang sangat
komprehensif dalam bentuk informasi
tertulis untuk seluruh karyawan.
b. Informasi minimum yang dibutuhkan
adalah:
o Identitas produk seperti tercantum dalam
container atau pengemasnya
o
Nama umum dan nama kimia seluruh
komponen yang mempunyai
konsentrasi >1%, yang diketahui
berbahaya bagi kesehatan dan
keselamatan, dan mempunyai
konsentrasi ≥ 0,1% bagi bahan yang
diketahui sebgai penyebab kanker

Halaman 4.2

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

Bagian 4/8

Gambar 4.1: Contoh label untuk HCl

c.

Informasi minimum yang dibutuhkan
adalah:
o
Identitas produk seperti tercantum
dalam container atau pengemasnya
o
Nama umum dan nama kimia seluruh
komponen yang mempunyai
konsentrasi >1%, yang diketahui
berbahaya bagi kesehatan dan
keselamatan, dan mempunyai
konsentrasi ≥ 0,1% bagi bahan yang
diketahui sebgai penyebab kanker
o
Bahaya fisik dan kesehatan, termasuk
tanda-tanda dan simptom-nya bila
terpapar
o
Alur masuk ke tubuh manusia, kulit,
pernafasan, makanan atau minuman
o
Batasan paparan yang diketahui
o
Apakah termasuk penyebab kanker
atau berpotensi-kanker
o
Prosedur penanganan dan
penggunaan yang aman,
penanggulangan tumpahan atau
kebocoran

Enri Damanhuri - FTSL ITB

Prosedur pertolongan pertama bila
terjadi kecelakaan
o
Tanggal penyiapan bahan
o
Nama, alamat dan nomor telepon
perusahaan, atau yang bertanggung
jawab yang mendistribusikan MSDS
Training yang bersifat regular adalah
kegiatan yang dianggap penting, berbentuk
program komunikasi, yang
menginformasikan apa yang tercantum
dalam label maupun dalam MSDS suatu
bahan berbahaya. Penanggung jawab
kegiatan harus melatih pekerjanya dalam
hal bagaimana mengenali bahan-bahan
berbahaya yang dapat teremisi atau
terpapar dalam ruangan dimana mereka
bekerja, misalnya dalam bentuk timbulnya
bau yang spesifik, dan sekaligus melatih
bagaimana memproteksi dirinya akibat
bahan berbahaya tersebut.
o

c.

Halaman 4.3

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

4 DOKUMEN MATERIAL SAFETY DATA SHEETS
(MSDS)
Berikut ini adalah contoh MSDS yang
dikeluarkan oleh sebuah produsen bahan kimia
di Amerika Serikat untuk produk HCl yang
dihasilkan:
Informasi Umum (muncul di setiap lembar
MSDS)
o J.T. Baker Chemical Co. 222 Red School
Lane, Phillipsburg, N.J. 08865, 24-Hour
Emergency Telephone (201)859-2151,
Chemtrec # (800) 424-9300, National
Response Center # (800) 424-8802
o H3880-02 Hydrochloric Acid
o Effective: 08/07/86 Issued: 10/19/87
Seksi I: Identifikasi Produk
o Nama produk: Hydrochloric acid

Bagian 4/8

o
o
o
o
o
o

Formula: HCl
Formula Wt: 36, 46
Cas No: 7647-01-0
NIOSH/RTECS No: MW4025000
Sinonim umum: Muriatic Acid; Chlorhydric
Acid, Hydrochloride
Kode produk: 9543, 9539, 9535, 9534,
9544, 9529, 9542, 4800, 9549, 9530, 9548,
9540, 5537, 9547, 9546, 9537, 5367

Precautionary Labelling:
TM
Baker SAF-T-DATA System: (dengan label
kode gambar)
o Kesehatan: Severe
o Flammabilitas: None
o Reactivitas: Moderate
o Kontak: Severe
o Laboratory protective equipment: goggles &
shield, Lab coat & apron, vent hood, proper
gloves
o Precautionary label statements:

RACUN! BAHAYA!
MENYEBABKAN LUKA BAKAR SERIUS
MENJADI FATAL BILA TERTELAN ATAU TERHIRUP
Jangan berkontak dengan mata, kulit, dan baju.
Jangan terhirup uapnya. Penyebab kerusakan pada sistem pernafasan (paru-paru), mata dan
kulit. Simpan dalam container yang tertutup rapat. Buka dengan hati-hati. Gunakan ventilasi yang
cukup. Cuci dengan cukup setelah penanganan. Bila terjadi tumpahan, netralisir dengan soda
ash atau kapur dan tempatkan pada container kering.

Seksi II: Komponen Berbahaya
o
o Komponen: Hydrochloric Acid (23 Baume)
o %: 35-40
o CAS No: 7647-01-0

o

o

Media pemadam kebakaran: gunakan
media pemadam kebakaran yang cocok
untuk area sekitarnya
Prosedur khusus pemadaman kebakaran:
anggota pemadam kebakaran harus
mengenakan perlengkapan perlindungan
yang memadai, dengan perlengkapan
pernafasan yang dioperasikan pada
tekanan positif. Pindahkan kontainer dari
lokasi kebakaran bila dapat dilakukan tanpa
resiko. Gunakan air. Jangan masukkan air
ke dalam kontainer.
Bahaya kebakaran dan ledakan yang tidak
biasa: dapat meng-emisikan gas hidrogen
bila berkontak dengan logam
Gas toksik yang dihasilkan: hydrogen
chlorida, gas hirogen

Seksi III: Data Fisika
o
o Titik didih (boiling point): 110 C (230ºF)
o Tekanan uap (mmHg): N/A
o
o
o Titik leleh (melting point): -25 C (-13 F)
o Densitas uap (udara = 1): 1,3
o Specific gravity H2O = 1): 1,19
o Laju evaporasi (Butyl Acetate = 1): N/A
o Kelarutan (H2O): sempurna dalam seluruh o
proporsi
o % Volatil – volume: 100
o Tampilan dan bau: jernih, tidak berwarna
o
atau kuning muda, pungent, cairan berasap
(fuming liuid)
Seksi V: Data Bahaya Kesehatan
Seksi IV: Data Bahaya Kebakaran dan
o PEL dan TLV dalam daftar menandakan
Ledakan
berada pada batas
3
o Flash point: N/A
o Treshold Limit Value (TLV/TWA): 7 mg/m
o NFPA 704M Rating: 3-0-0
(5 ppm)
3
o Flammable limits: Upper – N/A % Lower – o Permissible Exposure Limit (PEL) : 7 mg/m
N/A %
(5 ppm)
o Toksisitas :LD50 (oral-rabbit) (mg/kg) : 900
LD50 (ipr-mouse) (mg/kg) : 40
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Halaman 4.4

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

o

o
o
o
o
o

LD50 (inhl-rat-1H) (ppm) : 3124
Carcinogenicity
NTP : No
IARC : No
Z List : No
OSHA : No
Pengaruh paparan yang berlebihan
(overexposure):
Target organ: sistem pernafasan, mata,
kulit
Kondisi medis yang biasanya diperparah
bila terpapar: tidak teridentifikasi
Alur masuk: pencernaan, pernafasan,
kontak kulitm kontak mata
Darurat dan pertolongan pertama

Seksi VI: Data Reaktivitas
o Stabilitas: stabil
o Bahaya polumerisasi: tidak akan terjadi
o Kondisi yang dihindari: panas dan
kelembaban
o Tidak kompatibel: hampir semua logam, air,
amine, oksida logam, anhidrid acid,
propiolakton, vinil asetat, murkuri sulfat,
kalsium fosfida, formaldehid, alkali,
karbonat, basa kuat, asam sulfat, asam
klorosulfonik
o Produk dekomposisi: hidrogen klorida,
hidrogen, klorin
Seksi VII: Prosedur Penanganan Tumpahan
dan Disposal
o Gunakan alat masker pernafasan (selfcontained breathing) dan baju pelindung
o Hentikan kebocoran bila dapat dilakukan
tanpa resiko
o Berikan ventilasi pada area tersebut
o Netralisir tumpahan dengan abu soda atau
kapur
o Dengan skop yang bersih, tuang tumpahan
dengan hati-hati ke dalam kontainer bersih,
kering dan tutup, dan pindahkan dari area
tersebut
o Bilas area tumpahan dengan air
R
o J.T. Baker Neutraorb atau Penetralisir
R
asam Neutrasol “Low Na” disarankan
untuk digunakan untuk penanganan
tumpahan
o Prosedur disposal: kubur atau timbun atau
singkirkan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
o EPA Hazardous Waste Number: D002
(Coorosive Waste)

Bagian 4/8

o

o

Perlindungan pernafasan: masker
pernafasan dibutuhkan bila konsentrasi di
udara kerja melebihi TLV yang disyaratkan.
Pada konsentrasi sampai dengan 100 ppm,
disarankan menggunakan masker chemical
cartridge respirator dengan acid cartridge.
Di atas konsentrasi tersebut, alat bantu
pernafasan disarankan untuk digunakan
Perlindungan mata/kulit: sarung tangan
acid-resistant dan perlindungan muka (face
shield), seragam, baju pelindung
direkomendasi untuk digunakan

Seksi IX: Penyimpanan dan Penanganan
TM
o SAF-T-DATA Storage Color Code: putih
(korosif)
o Syarat khusus: Kontainer selalu tertutup
rapat. Simpan di area anti korosi. Isolasi
dari bahan-bahan yang tidak kompatibel.
Dilarang disimpan berdekatan dengan
bahan pengoksidasi
Seksi X: Data transportasi dan Informasi
Tambahan
Domestik (DOT):
o Nama pengapalan (proper shipping name):
Hydrochloric acid
o Kelas bahaya: bahan korosif (cair)
o UN/NA: UN1789
o Label: Korosif
o Kuantitas dilaporkan: 5000 Lbs
Internasional (IMO)
o Nama pengapalan (proper shipping name):
Hydrochloric acid, solution
o Kelas bahaya (hazard class): 8
o UN/NA: UN1789
o Labels: Corrosive
Info terakhir MSDS contoh di atas:
The information publisher in this MSDS has
been compiled from our experience and data
presented in various technical publications, It is
the user’s responsibility to determine the
suitability of this information for the adoption of
necessary safety precautions. We reserve the
right to revise Material Safety Data Sheets
periodically as new information becomes
available. J.T. Baker makes no warranty or
representation about the accuracy or
completeness nor fitness for purpose of the
information contained herein. COPYRIGHT
1987 J.T. BAKER INC.
5 BAHAN K IMIA KOROSIF

Seksi VIII: Perlengkapan Perlindungan
o Ventilasi: gunakan exhaust ventilation
umum atau lokal untuk memenuhi standar
TLV
Enri Damanhuri - FTSL ITB

Biasanya pengertian korosi mengacu pada
proses kimia yang mengakibatkan logam atau
mineral dikonversi menjadi bahan yang
berkarat; proses ini biasanya terjadi karena
Halaman 4.5

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

adanya oksigen di udara, yang menghasilkan
oksida-oksida metalik. Namun korosi
sebetulnya tidak terbatas pada aktivitas oksigen
terhadap sebuah logam. Korosi dapat pula
disebabkan karena perusakan oleh bahan kimia
(seperti asam atau basa kuat), baik terhadap
logam dan mineral, juga terhadap jaringan kulit.
Oleh karenanya US Department of
Transportation (USDOT) mendefinisikan bahan
korosif sebagai : cairan atau padatan yang
dapat menimbulkan kerusakan yang terlihat
pada jaringan kulit manusia bila berkontak, atau
cairan yang mempunyai laju korosi yang kuat
terhadap baja alumunium dengan kriteria :
- bila diuji terhadap kelinci albino, maka
struktur jaringan di lokasi kontak mengalami
kerusakan atau tidak dapat pulih setelah
pemaparan 4 jam atau kurang,
- bila sebuah cairan mempunyai laju korosi
lebih besar dari 6,25 mm per tahun terhadap
baja atau alumunium standar pada
temperatur pengujian 55 °C.

Bagian 4/8

sangat kuat, sehingga dapat menghancurkan
sama sekali kertas dan tekstil. Gula misalnya
akan menjadi arang bila bercampur dengan
asam ini. Bahaya lain dari bahan ini adalah
kemampuannya bereaksi dengan bahan lain,
yang disertai akibat samping seperti timbulnya
gas toksik, terjadinya bahan lain yang mudah
terbakar atau terjadinya ledakan. Bila asam
sulfat bercampur dengan NaCl, akan terbentuk
uap HCl yang merupakan bahan toksik bagi
pernafasan. Bahan ini juga akan menimbulkan
ledakan bila bercampur dengan asam lain,
seperti HClO4.

Beberapa reaksi di bawah ini akan memperjelas
mekanisme yang terjadi:
a. Reaksi exotermis dengan gula :
C12H22O11(s) ⇒ 12 C(s) + 11 H2O(g)
b. Menimbulkan ledakan dengan asam
perkhlorit :
2HClO4 (l) ⇒ Cl2O7(g) + H7O(g)
c. Menghasilkan gas racun dengan asam
oksalit :
Beberapa bahan yang termasuk dalam
H2C2O4(s) ⇒ H2O(g) + CO(g) + CO2(g)
kelompok ini adalah asam sulfat, asam nitrat,
d. Menghasilkan produk yang mudah terbakar
asam khlorida, asam perkhlorit, asam fluorida,
dengan ethyl alkohol :
asam fosfat, natrium hidroksida, kalium
C2H5OH(l) ⇒ C2H4(g) + H2O(g)
hidroksida, yang akan dibahas secara umum di e. Menghasilkan ledakan dan gas toksik
bawah ini.
dengan NaClO3:
NaClO3(s)+H2SO4(l)⇒NaHSO4(s)+HClO3(l)
Asam Sulfat (H2SO4):
3 HClO3(l)⇒HClO4+2ClO4+H2O
ClO2 bersifat toksik
Bahan ini banyak digunakan di industri,
f. Menghasilkan gas-gas racun dengan NaBr,
sehingga dianggap banyaknya konsumsi bahan
NI dan NaCN atau NaSCN :
ini di suatu negara dapat menggambarkan
2NaBr(s)+2H2SO4(l)⇒
status ekonomi dari negara tersebut. Asam ini
Br2(g)+SO2(g)+Na2SO4(l)+2H2O(l)
merupakan cairan yang tidak berwarna, dengan
SO2 dan Br2 adalah gas toksik
densitas sekitar 2 kali air, dan sangat reaktif,
g. Bahan ini juga tergolongkan sebagai
dapat menimbulkan sifat toksik, nyala dan
oksidator, terutama pada kondisi panas,
ledakan. Beberapa sifat asam sulfat pekat
misalnya pada reaksi di bawah ini :
adalah :
Cu(s)+2H2SO4(pekat)⇒CuSO4(l)+SO2(g)+2 H2O(l)
- konsentrasinya dalam air: 98,33 %
Pb(s)+3H2SO4(pekat)⇒
- gravitasi spesifik: 1,84
Pb(HSO4)2(s)+SO2(g)+2H2O(l)
o
- titik didih: 338 C
o
- titik beku: 10 C
Di lingkungan kerja, aturan di USA membatasi
- sangat larut dalam air
pemaparan maksimum terhadap manusia
3
sebesar 1 mg/m . Label bertuliskan 'korosif dan
Asam ini akan membebaskan panas bila
racun' dibutuhkan pada kontainer dan
diencerkan (sekitar 20 kcal per mole), dan
kendaraan yang mengangkutnya.
dapat menimbulkan ledakan bila dicampur
dengan bahan tertentu. Selalu diperhatikan
bahwa pengenceran dilakukan dengan
penuangan secara perlahan pada air yang
teraduk perlahan. Bila ini dilakukan terbalik,
akan menyebabkan terjadinya pendidihan lokal
disertai percikan yang membahayakan. Bentuk
bahaya yang kedua dari bahan ini adalah
sifatnya yang dapat mengekstrak air dari bahan
yang berkontak dengannya. Reaksi dehidrasi ini
Enri Damanhuri - FTSL ITB

Asam Nitrat (HNO3):
Asam nitrat merupakan cairan terpenting
setelah H2SO4, digunakan misalnya dalam
industri pupuk amonium-nitrat, senyawasenyawa organik-bernitrat dan fiber sintetis.
Asam ini dibutuhkan untuk menghasilkan bahan
peledak nitrogliserin dan trinitrotoluene (TNT).
Halaman 4.6

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

Bagian 4/8

Asam Khlorida (HCl):
Asam nitrat murni merupakan cairan yang tidak
berwarna, namun sering dijumpai dengan
warna kuning sampai merah-kecoklatan
tergantung dari kandungan nitrogen dioksida
yang terlarut. Kerapatannya sekitar 1,5 x air
dan merupakan oksidator kuat. Beberapa sifat
dari bahan ini pada kondisi pekat antara lain
adalah :
- konsentrasi dalam air : 68 - 70 %
- gravitasi spesifik: 1,5
- titik didih: 86 o C
- titik beku: - 42 o C
- sangat larut dalam air
Asam ini dapat merusak logam karena sifatnya
sebagai oksidator kuat. Asam nitrat (pekat)
direduksi menjadi nitrogen, atau nitrogen
monoksida atau nitrogen dioksida atau
dinitrogen monoksida atau ion amonium,
tergantung pada konsentrasi asam tersebut,
seperti reaksi di bawah ini :
5Zn(s)+12HNO3(l)⇒5Zn(NO3)2(l)+6H2O(l)+N2(g)
3Zn(s)+8HNO3(l)⇒3Zn(NO3)2(l)+4 H2O(l)+2NO(g)
Zn(s)+4HNO3(l)⇒Zn(NO3)2(l)+2H2O(l)+2NO2 (g)
4Zn(s)+10HNO3(l)⇒4Zn(NO3)2(l)+5H2O(l)+N2O(g)
4 Zn(s)+10HNO3(l)⇒
4Zn(NO3)2(l)+3H2O(l) +NH4NO3(g)
Umumnya hanya satu reaksi yang terjadi.
Nitrogen dioksida dapat terbentuk bila asam
nitrat pekat yang digunakan, sedang monoksida
terbentuk bila asam nitrat encer yang
digunakan. Bila logam yang dijumpainya adalah
berupa serbuk maka reaksi akan disertai
ledakan. Oksidasi logam alumunium pada
temperatur kamar tidak dapat terjadi bila
konsentrasi asam nitrat lebih tinggi dari 80%,
dan korosi pada besi tidak terjadi bila
konsentrasi asam nitrat lebih tinggi dari 70%.
Sedang logam khromium resistan terhadap
asam ini.
Asam ini juga dapat merusak bahan non logam,
seperti karbon dan sulfur. Asam ini juga
mengoksidasi senyawa-senyawa organik
seperti aceton, nitrobenzene, ethyl alkohol, dan
kadangkala disertai ledakan dan merupakan
sumber nyala. Asam ini dapat menimbulkan
swa-nyala bagi bahan sellulosa, terutama bila
bahan ini dalam bentuk serbuk. Asam ini juga
akan mengkorosi jaringan tubuh bereaksi
dengan protein membentuk xanthroproteic acid
berwarna kuning. Pemaparan maksimum yang
diizinkan di Amerika Serikat adalah 2 ppm.
Pengangkut dan kontainer yang digunakan
mencantumkan label 'korosif, oksidator dan
racun'.
Enri Damanhuri - FTSL ITB

Asam ini merupakan bahan kimia yang
termasuk penting dalam kegiatan industri,
misalnya pada industri pelapisan logam,
minyak, atau untuk menghasilkan senyawa
yang mengandung khlor seperti karet sintetis,
atau produk yang banyak digunakan di rumah
tangga, misalnya pembersih WC.
Bahan ini merupakan cairan yang tidak
berwarna, membentuk asap, dan menyengat.
Sifat-sifat asam khlorida pekat antara lain
adalah :
- konsentrasi dalam air: 36 - 38 %
- gravitasi spesifik: 1,20
- titik didih: - 85 °C
- titik beku: - 115 °C
- kelarutan dalam air: 85 g/100 g air.
Bahan ini bukan termasuk oksidator, walaupun
termasuk dalam kelompok asam kuat.
Klasifikasi bahaya dari bahan ini karena bersifat
korosif dan toksik. Kerapatan gasnya sekitar 1/5
lebih ringan dari udara. Terhirupnya gas ini
melalui pernafasan akan menyebabkan
degenerasi total sel bagian pernafasan, bahkan
dapat merusaknya. Batas yang diperbolehkan
di Amerika Serikat pada lingkungan kerja
adalah 5 ppm. Label yang disyaratkat adalah
'korosif dan racun'.
Asam Perchlorit (HClO4):
Bahan ini termasuk asam mineral yang penting
dalam perindustrian, misalnya pada industri
kimia dan elektroplating. Asam ini, terutama
pada kondisi panas, merupakan oksidator kuat
khususnya terhadap senyawa organik. Materi
sellulosa (seperti kertas, kayu) akan tebakar
dengan sendirinya bila berkontak dengannya.
Beberapa sifat (asam pekat) dari bahan ini
adalah :
- konsentrasi dalam air: 72,4 %
- gravitasi spesifik: 1,70
- titik didih: 203 o C
- titik beku: - 18 o C
- kelarutan dalam air: sangat larut
Departemen Transportasi Amerika Serikat
menentukan bahwa HClO4 dengan konsentrasi
lebih kecil dari 50% sebagai 'korosif', sedang
antara 50-72% sebagai 'oksidator' dan
pengangkutan dengan konsentrasi >72 % tidak
diperkenankan. Label yang dipersyaratkan
adalah : 'korosif dan oksidator'.
Asam perckhlorit adalah stabil. Bentuk yang
anhydrous dikenal sangat tidak stabil. Karena
Halaman 4.7

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

asam sulfat dapat menghidrasi asam perkhlorit,
maka botol kedua jenis asam ini tidak
diperbolehkan diletakkan berdampingan.

Bagian 4/8

untuk pengangkutan dan kontainer
mencantumkan sebagai 'korosif'. Batas
pemaparan yang diizinkan di ruang kerja adalah
1 mg/m3.

Asam Fluorida (HF):
NaOH dan KOH:
Penggunaan asam fluorida dalam industri
adalah penting, baik digunakan secara
langsung atau dicampur dengan H2SO4,
misalnya dalam pembuatan chip pada industri
komputer, atau dalam industri perminyakan
untuk menghasilkan bahan bakar beroktan
tinggi.
Cairan ini tidak berwarna, mampu bereaksi
dengan silikon dioksida (pasir) dan gelas
membentuk silikon tetrafluorida, dan
merupakan satu-satunya asam yang
mengkorosi gelas. Reaksi yang terjadi adalah :
CaSiO3(s)+6HF(pekat)⇒CaF 2(s)+SiF4(g)+ 3H2O(l)
Asam fluorida merupakan asam lemah, dapat
mengkorosi bahan tetapi tidak sehebat asamasam sebelumnya. Asam ini dalam kondisi
pekat lebih berbahaya bila kontak dengan kulit
karena tidak mendatangkan sakit pada saat
kontak, namun beberapa jam kemudian
terjadilah penetrasi dalam kulit.

NaOH merupakan kelompok alkalin korosif
yang paling penting dan dikenal sebagai caustic
soda. NaOH merupakan basa kuat, banyak
digunakan di industri seperti: petroleum, tekstil,
kertas, sabun; produk ini juga digunakan di
rumah tangga, misalnya untuk menangani
penyumbatan pipa plambing.
Pada temperatur kamar, NaOH adalah
berbentuk padat-putih, dapat mengkorosi logam
seperti alumunium, seng, tembaga dan jaringan
kulit dan melarutkan lemak; bila terjadi kontak
yang lama, bahan ini dapat mengkorosi gelas,
membentuk natrium silikat. Oleh karenanya,
wadah yang digunakan sebaiknya bukan bahan
gelas. Bahan ini reaktif dengan air dan
menghasilkan panas 10 kcal per mole sehingga
dapat memicu kebakaran. Beberapa sifat
penting dari bahan ini adalah :
- gravitasi spesifik: 2,13
- titik didih: 1390 o C
- titik leleh: 315 o C
- kelarutan dalam air: 42 gr/100 gr H2O.
Pengangkutan bahan ini di Amerika Serikat
mensyaratkan penulisan label sebagai 'korosif'.
Batas pemaparan di ruang kerja adalah 2
3
mg/m .

Beberapa sifatnya (kondisi pekat) adalah :
- konsentrasi biasa dijumpai: 48-60%
- gravitasi spesifik: 1
- titik didih: 20 o C
- titik beku: - 83 o C
- sangat larut dalam air.
Aturan pengangkutan di Amerika Serikat adalah Kalium Hidroksida merupakan basa yang lebih
kuat dibanding NaOH, tetapi dengan bahaya
mensyaratkan label 'korosif dan toksik'.
yang lebih kecil, dan dikenal dengan nama
caustic potash. Bahan ini umumnya digunakan
Asam Fosfat (H3PO4):
pada industri pupuk, fotografi, farmasi, sabun
dan sebagainya. Reaksi yang terjadi umumnya
Unsur fosfor paling tidak mempunyai 8 jenis
seperti halnya NaOH, dan dikenal sebagai basa
asam, namun asam fosfat adalah yang paling
umum digunakan dalam industri, seperti industri yang korosif. Sifat-sifat fisiknya antara lain:
pupuk. Campuran kalsium dihidrogen fosfat dan - gravitasi spesifik: 2,04
kalsium fosfat dikenal sebagai superfosfat, yang - titik didih: 1320 o C
- titik leleh: 360 o C
merupakan pupuk sintetis yang penting.
- kelarutan dalam air: 107 gr/100 gr air.
Asam fosfat tidak berwarna dan tidak berbau.
6 BAHAN KIMIA YANG R EAKTIF PADA AIR
Beberapa sifat dari asam ini dalam keadaan
pekat adalah :
Air dapat bereaksi dengan bahan berbahaya
- konsentrasi dalam air: 85 %
membentuk suatu produk yang dapat terbakar
- gravitasi spesifik: 1,69
dengan sendirinya, menimbulkan ledakan,
- titik didih: 260 o C
toksik atau bersifat korosif. Proses yang
- titik beku: 42 o C
menyebabkan air mendekomposisi suatu materi
- sangat larut dalam air.
dikenal sebagai hidrolisis. Tetapi proses
larutan ini bereaksi dengan air secara keras,
hidrolisis ini tidak selalu menimbulkan bahaya.
dan mengeluarkan panas. Disamping itu,
Salah satu karakteristik B3 adalah sifat
larutan ini bersifat korosif pada bahan. Label
reaktifnya, karena dapat :
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Halaman 4.8

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

Bagian 4/8

- bereaksi dengan air secara kuat,
- membentuk campuran yang eksplosif bila
bercampur air,
- menghasilkan gas, uap atau asap toksik.
Disamping itu dikenal pula bahan yang
higroskopik, yaitu bahan yang mampu untuk
menyerap air di udara, seperti H2O4 dan NaOH,
sehingga bila bahan tersebut dibiarkan terbuka
di udara lembab, maka wadahnya lama
kelamaan akan penuh. Beberapa bahan dikenal
pula sebagai piroforik, yaitu bahan yang dapat
terbakar secara spontan bila berada dalam
keadaan udara kering atau lembab atau pada
temperatur < 54,5 °C. Dalam uraian berikut ini
dijelaskan secara umum kelompok bahan yang
termasuk dalam katagori reaktif dalam air.

Logam-logam Alkali:
Beberapa jenis logam ini adalah lithium,
natrium, kalium, cesium, rubidium dan francium;
namun yang paling sering digunakan adalah
lithium, natrium dan kalium. Logam-logam alkali
ini merupakan kelompok logam yang paling
reaktif, terutama dalam kondisi lembab akan
menghasilkan gas H 2 dengan resiko kebakaran
yang tidak dapat dipadamkan dengan air, tetapi
biasanya dengan dry powder yang
mengandung grafit. Pengangkutan bahan ini
membutuhkan label yang menyatakan sebagai
'berbahaya bila lembab'. Beberapa sifat dari
lithium, natrium dan kalim adalah seperti terlihat
dalam tabel 4.1.

TABEL 4.1 : Sifat fisika logam-logam alkali
Kerapatan pada 20o C (g/ml)
Titik leleh (° C)
Titik didih (o C)
Panas fusi (kcal/kg)
Panas penguapan (kcal/kg)

Lithium
0,534
179
1317
103,2
4680

Lithium adalah logam yang lunak, merupakan
unsur padat yang paling ringan dan dapat
mengapung pada produk minyak bumi. Bahan
ini digunakan dalam industri porselen, keramik,
agen pemutih, farmasi. Bila bereaksi dengan air
akan menghasilkan reaksi :
2 Li(s) + 2 H2O(l) ⇒ 2 LiOH(l) + H2(g)
Reaksi berlangsung lambat bila dibandingkan
dengan reaksi alkali yang lain, sehingga tidak
berbahaya dibandingkan logam alkali lainnya.
Oleh karena titik didihnya lebih tinggi dari air,
maka bila bereaksi dengan air akan tetap
sebagai padatan, sedangkan logam alkali
lainnya akan meleleh.
Natrium adalah unsur keenam yang paling
banyak dijumpai dalam tanah dan lautan.
Logam ini juga lunak, dan merupakan logam
alkali yang paling umum digunakan. Bahan ini
antara lain digunakan dalam produksi logam
titanium, sebagai katalis dalam pembuatan
karet sintetis, sebagai bahan baku dalam
pembuatan senyawa-senyawa yang
mengandung natrium yang bersifat reaktif,
seperti natrium peroksida. Natrium dapat
menyala secara spontan dalam udara
bertemperatur kamar, berasap kuning dan
membentuk natrium oksida sesuai dengan
reaksi:
4 Na(s) + O2(g) ⇒ 2 Na2O(s)
Enri Damanhuri - FTSL ITB

Natrium
0,972
97,5
833
27,2
1005

Kalium
0,819
63,7
760
14,6
496

Kalium merupakan unsur ketujuh yang paling
banyak dijumpai di dalam tanah dan lautan.
Sebagaian besar logam kalium digunakan
untuk memproduksi logam campuran natriumkalium sebagai penukar panas pada fluida.
Dibandingkan dengan logam alkali yang lain,
logam ini adalah yang paling reaktif. Bila
terpapar dengan udara pada temperatur kamar,
logam ini akan terbakar, berasap ungu dan
membentuk kalium oksida.
Logam-logam lain:
Beberapa jenis logam lain yang mempunyai
sifat reaktif terhadap air adalah magnesium,
titanium, alumunium dan seng. Kelompok ini
bila dalam bentuk bubuk akan secara spontan
meledak sehingga dapat menimbulkan resiko
kebakaran, karena bersifat piroforik. Kemurnian
dari logam kelompok ini akan menentukan
resiko tersebut di atas. Bila permukaan logam
ini diselimuti oleh oksida, maka resiko tersebut
dapat dikurangi. Faktor lain yang
mempengaruhinya adalah ukuran partikel,
distribusi atau dispersi partikel, kelembaban
dan jumlah oksigen yang terserap.
Magnesium merupakan unsur ke delapan yang
terbanyak dijumpai di dalam tanah dan lautan.
Logam ini termasuk logam yang ringan
sehingga sering digunakan dalam industri
pesawat terbang, mobil, atau untuk pembuatan
Halaman 4.9

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

bagian-bagian mesin dan sebagainya. Bila
logam ini terbakar di udara, hanya sekitar 75%
diantaranya yang bereaksi dengan oksigen
untuk membentuk magnesium oksida, sedang
sisanya akan membentuk magnesium nitrida,
seperti reaksi :
2 Mg(s) + O2(g) ⇒ 2 MgO(s)
3 Mg(s) + N2(g) ⇒ Mg3N2(s)
Cahaya yang ditimbulkan oleh terbakarnya
magnesium adalah putih terang, yang dapat
membahayakan retina mata. Asap dari
magnesium oksida berbahaya bila terhisap
karena bersifat reaktif terhadap lembab yang
ada dalam saluran pernafasan dan membentuk
magnesium hidroksida, yang dapat
menimbulkan luka pada paru-paru.
Pengangkutan bahan ini membutuhkan label
yang bertuliskan 'berbahaya bila lembab'.
Titanium merupakan elemen ke sepuluh yang
paling banyak dijumpai di dalam tanah dan
lautan. Seperti halnya magnesium, logam ini
termasuk yang mempunyai kerapatan kecil
dibandingkan logam lainnya. Logam ini sekeras
baja tetapi 45% lebih ringan. Oleh karena
kombinasi keras dan ringan ini, maka logam ini
banyak digunakan dalam industri pesawat
terbang. Logam ini tahan terhadap sifat korosi
air laut sehingga banyak digunakan dalam
pembuatan kapal laut. Namun biaya untuk
memproduksi logam ini adalah sangat tinggi
sehingga membatasi penggunaannya. Seperti
halnya magnesium, logam ini reaktif terhadap
air dan berisiko terhadap terjadinya ledakan
dan kebakaran.
Aluminum (alumunium) merupakan bahan yang
paling populer diantara bahan-bahan
sebelumnya, dan merupakan unsur ketiga
terbanyak di perut bumi dan lautan. Alumunium
lebih ringan dibanding titanium. Bahan ini dapat
dibentuk sebagai lembaran yang tipis dan
banyak digunakan dalam kegiatan industri
maupun non- industri. Alumunium murni
termasuk salah satu logam yang paling reaktif.
Namun dengan terbentuknya alumunium oksida
yang berada di permukaan akan melindungi
logam ini dari reaksi kimia. Adanya lapisan
inilah yang menyebabkan alumunium dianggap
sebagai logam yang tidak berbahaya. Seperti
halnya yang lain, maka bila serbuk alumunium
diangkut maka dibutuhkan label sebagai
'berbahaya bila lembab'.
Seng termasuk yang sering digunakan dalam
kegiatan non-industri. Campurannya dengan
tembaga menghasilkan logam campuran yang
Enri Damanhuri - FTSL ITB

Bagian 4/8

dikenal sebagai kuningan. Seng juga digunakan
untuk melindungi besi dari korosi (galvanis),
atau sebagai pigmen dalam pembuatan cat.
Transportasi bubuk seng membutuhkan label
'berbahaya bila lembab'.
Senyawa Organometalik:
Kelompok senyawa organometalik yang penting
dalam industri adalah dalam bentuk atom-atom
logam yang terikat secara langsung dengan
atom-atom karbon, sehingga dekenal sebagai
senyawa-senyawa organometalik. Senyawa ini
biasanya digunakan sebagai katalis
polimerisasi. Tidak kurang dari 50 jenis
senyawa organometalik tersedia secara
komersial, umumnya mengandung satu sampai
sepuluh atom karbon pada setiap molekulnya,
beberapa diantaranya adalah : diethylzinc
(C2H5)2Zn, tetraethyllead (C2H5)5Pb,
trimethylaluminum Al(CH3)3, tri(isobutyl)
aluminum Al(C4H9)3, dimethylcadmium
Cd(CH3), tetramethyltin Sn(CH3)4.
Diethylzinc adalah organometalik yang
biasanya digunakan dalam sintesa beberapa
senyawa organik, terutama senyawa
organometalik yang lain, dan digunakan pula
sebagai katalis dalam polimerisasi ethene.
Senyawa ini bersifat piroforik, dapat terbakar
secara spontan di udara, membentuk seng
oksida, karbon dioksida dan air. Dalam air,
senyawa ini akan bereaksi secara keras
membentuk ethane, seperti reaksi:
(C2H5)2Zn(l)+7O2(g)⇒ZnO(s)+4CO2(g)+ 5H2O(g)
(C2H5)2Zn(l)+2H2O(l)⇒Zn(OH)2(s)+C2H6(g)
Tata cara pengangkutan di Amerika Serikat
mensyaratkan label 'bahan bakar spontan'.
Diantara bahan organometalik yang mungkin
paling terkenal adalah tetraethyllead yang
digunakan dalam mengurangi ketuk (knock),
yang ditambahkan pada bahan bakar
kendaraan bermotor. Bila terjadi pembakaran,
akan dihasilkan cemaran timbal di udara,
sehingga sangat tidak dianjurkan untuk
digunakan. Berbeda dengan senyawa
organometalik yang lain, senyawa ini
merupakan satu- satunya yang bukan termasuk
piroforik, serta tidak reaktif terhadap air. Satusatunya karakteristik bahaya yang
menyertainya adalah sifat toksik dari cairan
atau uapnya bila terhirup, terhisap atau kontak
melalui kulit. Oleh karenanya, transportasi
bahan ini membutuhkan label bertuliskan
'racun'. Maksimum pemaparan di ruang kerja
adalah 0,075 mg/m3.
Halaman 4.10

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

Kelompok organometalik yang juga penting
dalam industri adalah senyawa- senyawa yang
mengandung atom alumunium yang terikat
pada atom karbon, dikenal sebagai senyawa
aluminum alkyl, seperti trimethylaluminum dan
tri(isobutyl) aluminum, yang digunakan
terutama untuk katalis polimerisasi. Seluruh
senyawa kelompok ini merupakan senyawa
yang piroforik, bereaksi secara keras dengan
air dan sangat toksik.

Bagian 4/8

berasap hijau. Dengan sifat panas
pembakarannya yang tinggi (527 kcal/mol),
disertai dengan berat molekulnya yang rendah,
menyebabkan diborane digunakan sebagai
bahan bakar roket. Disamping itu, diborane
tergolong toksik. Pemaparan maksimum dalam
ruangan kerja adalah hanya 0,1 ppm.
Transportasi bahan ini membutuhkan label 'gas
beracun dan mudah terbakar'.
Peroksida, Karbida, Fosfida dan Khlorida
Metalik:

Hidrida-hidrida Metalik:
Kelompok hidrida-hidrida metalik yang paling
banyak digunakan secara komersial adalah
yang tersusun dari atom hidrogen, atau logam
alkali atau alumunium, atau kadangkala boron.
Senyawa ini biasanya digunakan dalam industri
sebagai pereduksi. Senyawa ini relatif stabil,
namun bila bereaksi dengan air, termasuk
kelembaban udara, akan menghasilkan gas H2
dan mudah terbakar. Kelompok ini juga
bereaksi secara hebat dengan bahan odsidator.
Beberapa jenis hidrida metalik ini antara lain
adalah lithium atau natrium hidrida (LiH), lithium
atau natrium borohidrida, tetrahidridoaluminate
(LiAlH4), lithium aluminium hidrida (LiAlH4),
aluminium tetrahidridoborate Al(BH4)3.
Departemen Transportasi Amerika Serikat
mengatur pengangkutan lithium dan natrium
hidrida, serta lithium dan natrium borohidrida
sebagai 'berbahaya bila lembab.
Borane:
Senyawa-senyawa hidrogen dengan satu atau
lebih unsur non-metal dikenal sebagai hidridahidrida molekular, karena berada sebagai
satuan molekular. Molekular hidrida yang umum
adalah air. Contoh lain adalah hidrogen sulfida
(H2S), amonia (NH3), methane (CH4), hidrogen
khlorida (HCl) dan sebagainya. Molekular
hidrida dari boron disebut borane, merupakan
senyawa yang reaktif terhadap air, sangat
toksik dan bila terbakar akan terbentuk oksida
boron. Paling tidak dikenal 14 jenis borane,
umumnya tidak stabil pada temperatur kamar.
Hidrida-hidrida ini akan terdekomposisi menjadi
boron dan hidrogen pada temperatur di atas
300oC.

Senyawa-senyawa yang tersusun antara logam
dengan ion peroksida (O2=) dikenal sebagai
peroksida metalik, yang umumnya berbahaya
karena bersifat sebagai oksidator disamping
reaktif terhadap air. Peroksida metalik yang
penting dalam industri adalah yang tersusun
dari logam alkali dan alkali tanah, terutama
natrium peroksida dan barium peroksida.
Senyawa ini tidak terbakar, namun dapat
menimbulkan api. Barium peroksida disamping
membutuhkan label 'oksidator', diperlukan juga
label 'racun'.
2
4
4Ion-ion karbon dalam bentuk C2 -, C - atau C3
dikenal sebagai karbida, dan senyawa yang
mengandung logam dengan ion-ion karbida
dikenal sebagai karbida-karbida metalik, seperti
kalsium karbida CaC2 yang digunakan dalam
industri sebagai sumber acetylene dan pupuk
kalsium cyanamida. Bila kalsium karbida
bereaksi dengan air, gas acetylene (C2H2) akan
terbentuk sesuai dengan reaksi :
CaC2(s)+2H2O(l)⇒Ca(OH)2(s)+C2H2(g)

Gas acetylene inilah yang berfungsi sebagai
bahan bakar pada saat digunakan dalam
pengelasan. Untuk menghindari bahaya
kebakaran atau ledakan, maka kalsium karbida
harus dijaga agar tetap kering dan bebas dari
lembab udara.
Contoh fosfida metalik adalah kalsium fosfida,
yang juga reaktif terhadap air. Bila kalsium
fosfida bereaksi dengan air, akan terbentuk gas
bakar fosfine, yang juga bersifat tosksik,
dengani reaksi di bawah ini :
Ca3P2(s)+6H2O(l)⇒3Ca(OH)2(s)+2PH3(g)

Senyawa-senyawa yang mengandung khlor
dengan metalik dan atau non-metalik
Borane (BH3)pada tekanan atmosfer adalah
merupakan substansi yang reaktif terhadap air.
tidak stabil, dan berubah menjadi diborane
Senyawa ini tergolong berbahaya, karena
(B2H6). Diborane ini termasuk gas yang mudah bereaksi secara keras dengan air,
terbakar. Dengan konsentrasi diborane sebesar menghasilkan hidrogen khlorida. Hidrogen
0,8% (volume) di udara, akan dapat
khlorida adalah toksik, gas iritan dan bila
menyebabkan pembakaran spontan dan
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Halaman 4.11

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

berbentuk larutan akan bersifat korosif.
Beberapa jenis senyawa ini adalah : alumunium
khlorida (AlCl3) yang bersifat korosif, antimoni
pentakhlorida (SbCl5) yang bersifat korosif,
boron trikhlorida (BCl3) yang menguap pada
18oC dan bersifat toksik, fosforus oksikhlorida
(POCl3) yang bersifat korosif dan toksik.
7 BAHAN-BAHAN KIMIA TOKSIK
Terdapat berbagai cara agar sebuah
bahan/substansi masuk ke dalam tubuh
manusia; yang paling penting adalah melalui :
mulut, kulit dan pernafasan. Bila sebuah
substansi bersifat toksik, dia dapat merusak
jaringan di lokasi kontaknya (efek lokal) atau
berpengaruh negatif dengan jalan lain, yang
mengakibatkan efek sistemis. Sebagai contoh,
bila merkuri terserap oleh kulit maka akan dapat
merusak ginjal atau pusat sistem syaraf.

Bagian 4/8

Dalam toksikologi, untuk melihat pengaruh
suatu substansi pada manusia, biasanya
dilakukan percobaan melalui binatang,
kemudian hasilnya di ekstrapolasi pada
manusia. Cara ini biasanya cocok untuk toksik
yang bersifat akut. Untuk toksik yang bersifat
kronis atau laten, percobaan melalui binatang
tidak selalu relevan karena faal manusia dan
binatang tidak selalu sama. Oleh karenanya bila
substansi tersebut menyebabkan kanker pada
binatang dan belum terbukti pada manusia,
maka bahan tersebut dikenal sebagai suspect
human carcinogen, dan akan menjadi human
carcinogen bila memang terbukti dapat
menyebabkan kanker pada manusia.

Untuk mengkuantifikasi toksisitas akut, maka
digunakan penelitian terhadap binatang
percobaan, yaitu :
- Lethal dose-50 (LD50): konsentrasi bahan,
dengan satuan mg bahan per kg berat
binatang, yang menyebabkan kematian
Pengaruh racun dapat diklasifikasikan
binatang penelitian sebanyak 50% .
berdasarkan waktu yang dibutuhkan terjadinya - Lethal concentration-50 (LC50): konsentrasi
penyakit atau gangguan, yaitu:
bahan, dalam satuan ppm (volume), yang
- Bersifat akut : kerusakan yang terjadi
dapat mematikan 50% binatang percobaan.
biasanya akibat sejenis bahan dengan
- Threshold limit value (TLV): limit teratas dari
pemaparan singkat, seperti terhisapnya gas
sebuah konsentrasi toxin yang tidak
HCl beberapa detik yang akan menyemenimbulkan pengaruh kesehatan pada
babkan kerusakan langsung pada paru-paru;
manusia yang terpapar secara rutin, dengan
3
bisa saja keterpaparan ini terjadi secara
satuan ppm (gas) atau mg/m ( asap udara).
berulang-ulang sampai menimbulkan
- Immediately dangerous to life and health
kerusakan.
(IDLH) : merupakan konsentrasi maksimum
- Bersifat kronis: suatu pengaruh atau
suatu substansi yang memungkinkan
keadaan sakit yang muncul sedikit demi
manusia menghindar dalam 30 menit tanpa
sedikit dalam waktu yang agak lama setelah
masalah pada kesehatannya.
pemaparan pertama, misalnya timbulnya
- Time weighted average threshold limit value
kanker liver angiosarcoma yang muncul
(TWA-TLV) : konsentrasi rata- rata di ruang
beberapa tahun setelah menghirup vinyl
kerja yang dapat diterima oleh sebagian
khlorida.
besar pekerja selama 40 jam per minggu
- Bersifat laten: suatu pengaruh atau keadaan
atau 8 jam per hari tanpa menimbulkan
sakit yang baru berkembang setelah masa
gangguan.
inkubasi terlampaui, misalnya benzene akan
mengakibatkan aplastic anemia setelah
USEPA menggunakan tolak ukur yang bersifat
sekitar 10 tahun sejak pertama kali
praktis, yaitu dengan EP-toxicity (extractionterjadinya pemaparan.
procedure toxicity), yang mengatur beberapa
cemaran logam toksik dan pestisida, dengan
Sebuah substansi yang masuk ke dalam tubuh memberikan batasan konsentrasi maksimum
melalui pernafasan dapat berakibat sebagai :
cemaran yang diuji sesuai dengan protokol
- Asphyxiant : substansi kimia yang
penelitian. Konsentrasi maksimum tersebut
menyebabkan kehilangan kesadaran karena seperti terlihat dalam tabel 2.2.
kurangnya oksigen dalam darah, misalnya
nitrogen, hidrogen, karbon monoksida.
Bila cemaran tersebut mengandung unsur
- Irritant : substansi kimia yang melukai
berkonsentrasi lebih tinggi dari yang tertera
jaringan sistem pernafasan dan paru- paru,
dalam tabel, maka cemaran tersebut
misalnya hidrogen khlorida yang merupakan terkatagorikan sebagai toksik.
bahan korosif.
Beberapa kelompok bahan kimia yang bersifat
toksik antara lain adalah :
Enri Damanhuri - FTSL ITB
Halaman 4.12

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008






Bagian 4/8

Oksida-oksida karbon: seperti CO,CO2
Hidrogen cyanida: HCN
Senyawa sulfur: H2S, SO2
Oksida-oksida nitrogen seperti N2O, NO2,
N2O4 – Amonia

Logam-logam berat seperti: arsen, timah
(Pb)
• Asbestos.
Pestisida organik.


TABEL 2.2 : Konsentrasi maksimum bahan toksik dengan EP-toxicity
No.limbah B-3
D004
D005
D006
D007
D008
D009
D010
D011
D012
D013
D014
D015
D016
D017

Cemaran
Arsen
Barium
Kadmium
Khromium
Timah
Merkuri
Selenium
Perak
Endrin
Lindane
Methoxychlor
Toxaphene
2,4-D
2,4,5-TP Silvex

Konsentrasi (mg/l)
5,0
100,0
1,0
5,0
5,0
0,2
1,0
5,0
0,02
0,4
10,0
0,5
10,0
1,0

Catatan : 2,4-D = 2,4-dikchlorophenoxyacetic acid
2,4,5-TP Silvex = 2-(2,4,5-trichlorophenoxy)propionic acid

- densitas gas (pada titik sublim): 2,8 g/L
- densitas gas (pada 20oC): 1,98 g/L
- densitas uap (udara=1): 1,529
Bila bahan mengandung karbon terbakar, maka - rasio ekspansi cair ke gás: 790
akan terbentuk gas karbon dioksida (CO2). Bila
pembakaran tidak sempurna akan dihasilkan
Karbonmonoksida merupakan gas toksik, yang
gas karbon monoksida (CO), yang tergolong
dapat terserap oleh darah melalui pernafasan.
gas berbahaya karena dapat menyebabkan
Pada saat manusia bernafas, oksigen akan
kematian. Reaksi yang umum, misalnya dalam terbawa oleh aliran darah oleh komponen
pembakaran gas methane, adalah :
dalam darah yang disebut hemoglobin (Hb).
Bila Hb ini menyerap oksigen akan terbentuk
2 CH4(g)+3O2(g)⇒ 2CO(g)+4H2O(g)
oksihemoglobin (O2Hb), dengan reaksi seperti :
CH4(g)+O2(g)⇒ C(s)+2H2O(g)
Hb(l)+O2(g)⇒O2Hb(l)
Oksihemoglobin ini akan melepaskan oksigen
Kedua jenis oksida tersebut adalah tidak
berwarna dan tidak berbau. Beberapa sifat gas pada jaringan atau organ lainnya. Bila
karbonmonoksida terhirup, akan terbentuk
karbon monoksida adalah :
karboksihemoglobin (COHb) :
- titik didih: - 191,6 o C
Hb(l)+CO(g)⇒COHb(l)
- densitas cairan (pada titik didih):795 g/L
- densitas gas (pada titik didih): 4,3 g/L
yang mempunyai afinitas kimia sebesar 300 kali
o
- densitas gas (pada 20 C):1,25 g/L
lebih tinggi daripada pembentukan
- densitas uap (udara=1): 0,97
oksihemoglobin.
- panas pembakaran: 67,64 kcal/mol
- % batas bawah ledakan: 12,5
Oksigen yang terikat dalam oksihemoglobin
- % batas atas ledakan: 74
juga dapat dilepaskan sesuai dengan reaksi :
- rasio ekspansi cair ke gas: 700
O2Hb(l)+CO(g)⇒COHb(l)+O2
Karboksihemoglobin ini relatif stabil dan
Sedang beberapa sifat gas karbon dioksida
menghalangi penyerapan oksigen oleh darah
adalah :
sehingga penderita mengalami anoxia, yaitu
- titik beku (oC): - 56,55 oC
kekurangan oksigen dalam darah.
- titik sublimasi (pada 1 atm): 78,5 oC
- panas fusi: 47,5 kcal/kg
Pada dasarnya tubuh manusia lebih toleran
- panas sublimasi: 36,2 kcal/kg
terhadap CO2, walaupun adanya CO2 akan
- densitas padat (pada 1 atm): 1,56 g/ml
mempertinggi laju pernafasan seseorang,
Oksida-oksida Karbon:

Enri Damanhuri - FTSL ITB

Halaman 4.13

Diktat Pengeloaan B3 – Versi 2008

sehingga pekerjaan terasa menjadi lebih berat.
TLV di udara untuk karbon monoksida adalah
100 ppm, sedangkan untuk CO2 adalah 5000
ppm (0,5 %); lebih dari konsentrasi tersebut
akan menimbulkan gangguan pernafasan.
Kontainer atau silinder gas karbon monoksida
membutuhkan label 'gas beracun' dan ' gas
mudah terbakar', sedang untuk gas karbon
dioksida tergolongkan sebagai 'gas tidak
terbakar'.
Hidrogen Sianida (HCN):
Pada temperatur kamar, hidrogen sianida
adalah merupakan gas yang tidak berwarna,
dengan sifat-sifat antara lain :
- titik beku (oC): - 14 oC
- titik didih (oC): 26 oC
- kerapatan pada 20 oC: 1,2 g/L
- kerapatan uap (udara = 1): 0,93
- % batas terendah ledakan: 6
- % batas tertinggi ledakan: 41
- titik nyala cairan: - 18 o C
Gas HCN larut dalam air membentuk asam
hidrosianik. Hidrogen sianida anhidrous (cair)
merupakan bentuk yang secara komersial
sering dijumpai, merupakan bahan yang tidak
stabil. HCN banyak digunakan dalam
pembuatan plastik seperti polyacrylonitrile yang
mengandung grup -CN. Bila jenis plastik ini
dipanaskan, maka akan terdekomposisi secara
termal dan terbentuklah gas racun HCN.
Bahan racun ini mempengaruhi transportasi
oksigen dalam darah, karena dapat
mengganggu aktivitas enzim cyctochrome
oxidase yang dibutuhkan untuk respirasi selluler
dan pembentukan enersi. Bahan ini masuk ke
dalam tubuh melalui pernafasan atau kulit.
Beberapa senyawa kimia dengan ion-ion
metalik yang bergabung dengan ion- ion
sianida, seperti natrium sianida, banyak
digunakan dalam industri elektroplating. Seper