Zig – Zag Scanning RLC RLC Run-Length Code yaitu proses Huffman Kode

yaitu gambar dengan derajat keabuan yang mempunyai intensitas warna 0 sampai 255, dimana 0 adalah untuk merepresentasikan warna hitam dan 255 adalah warna untuk merepresentasikan warna putih. Karena mata manusia lebih sensitif pada warna luminance Y dari pada warna chrominance Cb,Cr, sehingga informasi warna chrominance tidak diikut sertakan pada proses kompresi dan hanya warna Y yang diproses sebagai masukan gambar untuk proses selanjutnya. Warna YCbCr diperoleh dengan mentrransformasikan RGB dengan rumus: Y = 0,299 R + 0,587 G + 0,114 B Cb = - 0,1687 R - 0,3312 G + 0,5 B Cr = 0,5 R – 0,4183 G – 0,0816 B Untuk membentuk kembali warna RGB dari warna YCbCr dapat menggunakan rumus : R = Y+ 1,4022 Cr G = Y – 0,3456 Cb –0,7145 Cr B = Y + 1,7710 Cb

2.3. DCT dan Inverse DCT

Dibawah ini merupakan fungsi matematis yang digunakan untuk melakukan perhitungan pada proses DCT : DCTi,j= 4 1 Ci.Cj   7 x   7 y pikselx,y. Cos        16 1 2 i x  . Cos        16 1 2 j y  Cx = 2 1 untuk x = 0, Cx = 1 untuk x 0 Fx,y = Data domain ruang Fi,j = Data domain frekuensi Kebalikan dari proses DCT yaitu inverse DCT, inverse DCT menggunakan rumus : pikselx,y= 4 1   7 i   7 j Ci.Cj.DCTi,j. Cos        16 1 2 i x  . Cos        16 1 2 j y  Cx = 2 1 untuk x = 0, Cx = 1 untuk x 0

2.4. Kuantisasi dan Dekuantisasi

Proses kuantisasi merupakan proses untuk mengurangi jumlah bit yang diperlukan untuk menyimpan suatu data gambar. Karena mata manusia lebih peka terhadap frekuensi rendah dari pada frekuensi tinggi dan karena frekuensi tinggi tidak merubah data gambar secara signifikan, maka pada proses kuantisasi frekuensi tinggi ini dipotong dengan cara, matriks koefesien hasil DCT dibagi dengan matriks quantum. Matriks quantum ini ditentukan oleh faktor kualitas yang dipilih antara 1 sampai 100 yang nantinya dipakai untuk menentukan kualitas dari suatu gambar JPEG. Matriks quantum yang digunakan pada proses kuantisasi diperoleh dengan menggunakan rumus: Quantum i,j = 1+ faktor kualitas 1 + i + j Setelah menentukan matrik quantum dengan faktor kualitas yang sudah dipilih selanjutnya proses kuantisasi dihitung dengan menggunakan rumus : kuantisasi i,j = quantum matrik DCT matrik _ _ dibulatkan ke integer terdekat Untuk proses sebaliknya yaitu dekuantisasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Dekuantisasi i,j = matriks quantum i,j hasil un_zig_zag i,j

2.5. Zig – Zag Scanning

Zig-zag scanning yaitu proses yang merubah matriks 8 x 8 hasil proses kuantisasi kedalam vektor 1 x 2 8 , dengan pembacaan secara zig-zag scanning. Pada proses zig-zag scanning ini nilai nol pada frekuensi tinggi cenderung terbaca secara berurutan. Gambar 2.3. Path zig-zag scanning Contoh hasil proses zig-zag scanning yang merubah matrks 8 x 8 hasil proses kuantisasi ke dalam vector 1 x 64. -68 4-18 2 -2 -1 0 0 0 -1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2.6. RLC RLC Run-Length Code yaitu proses

serangkaian simbol yang berurutan dikodekan menjadi suatu kode yang terdiri dari simbol tersebut dan jumlah pengulangannya. RLC efektif karena hasil keluaran matriks setelah proses kuantisasi pada frekuensi tinggi cenderung nol 0 dan berurutan, Karena hampir setengahnya lebih adalah nol, maka nilai 0 inilah yang disimbolkan menjadi 0 dan jumlah pengulangannya. Untuk proses dekompresi, dilakukan proses sebaliknya yaitu hasil pengkodean RLC discan dan diuraikan kembali, kemudian kode hasil penguraian dibaca sebagai blok. Berikut ini adalah contoh perubahan proses setelah proses zig-zag scanning ke dalam proses RLC. -68 4 -18 2 -2 -1 0 3 -1 0 54

2.7 Huffman Kode

Untuk membuat pegkodean dengan metode Huffman langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Menentukan jenis karakter dan frekuensinya 2. Membuat pohon biner berdasarkan frekuensi setiap jenis karakter. 3. Dari pohon biner dibuat kode binernya dengan cara jika ke kri diset “ 0 “ dan ke kanan diset “ 1 “. Contoh Huffman kode : AAAAAAAAAABBBBBBBBCCCCCCDDDDDEE 2 Table 2.1. Contoh karakter dan frekuensinya Karakter Frekuensi A 10 B 8 C 6 D 5 E 2 Porses 1: 2 5 6 8 10 2 5 7 6 8 10 Proses 2 : 2 5 7 6 8 10 2 5 7 6 8 10 13 Proses 3 : 2 5 7 6 8 10 13 2 5 7 6 8 10 13 18 Proses 4 : 2 5 7 6 8 10 13 18 2 5 7 6 8 10 13 18 31 Proses 5 : 2 5 7 6 8 10 13 18 31 1 1 1 1 Table 2.2. Contoh karakter dan kodenya Karakter Kode A 11 B 10 C 00 D 011 E 010

2.8. Hasil Pengujian