BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengajaran
Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan tentang pengalaman,
peristiwa yang dialami atau dilihatnya. Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997. Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan
pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi
antara guru dan siswa. Pengertian pengajaran menurut para ahli, antara lain ;
Kamarudin
Pengajaran adalah suatu proses penanganan urusan untuk memungkinkan siswa mengetahui atau menyelesaikan sesuatu yang mereka menyelesaikan sesuatu yang
mereka tidak dapat lakukan sendiri sebelum itu. Mahani Razali
Pengajaran adalah aktivitas-aktivitas yang bertujuan dan memiliki tujuan dimana guru berbagi informasi dengan mahasiswa untuk memungkinkan mereka
menyelesaikan sesuatu tugas yang tidak bisa diselesaikan sendiri sebelum itu. Susan B. Bastable
Pengajaran merupakan intervensi yang disengaja yang mencakup perencanaan dan penerapan aktivitas dan pengalaman instruksional untuk memenuhi hasil yang
ditujukan bagi peserta didik seperti dalam rencana pengajaran. Sulaiman Masri, Mashudi Bahari, Juliliyana Mohd Junid
Pengajaran merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai unsur termasuk kualitas pengajaran, kecerdasan, bakat dan minat siswa serta pengaruh
motivasi, lingkungan sekolah, rumah dan dorongan orang tua siswa. Lydia Harlina Martono, Satya Joewana
Pengajaran merupakan salah satu aspek pendidikan, yaitu aspek pengetahuan kognitif. Pengajaran memberikan ketrampilan dan pengetahuan, sedangkan
pendidikan membimbing anak ke arah kehidupan yang baik dan benar.
3
B. Tujuan Pengajaran dan Penilaian
Pada waktu yang lalu, tujuan pengajaran diartikan sebagai suatu upaya pendidikguru dalam hubungan dengan tugas-tugasnya membina peserta didiksiswa.
Misalnya :
Meningkatkan kemampuan baca siswa
Melatih keterampilan tangan siswa
Menumbuhkan sifat disiplin dan percaya diri dikalangan siswa. Dewasa ini, tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai perilaku hasil belajar yang
diharapkan dimiliki siswa setelah mereka menempuh proses belajar mengajar. Misalnya :
Siswa-siswa memiliki kemampuan membaca yang lebih baik.
Siwa-siswa bersikap disiplin dan percaya diri.
Siswa-siswa dapat menuliskan contoh-contoh kalimat dalam Bahasa Arab.
Siswa-siswa dapat memecahkan persamaan kuadrat.
Siswa-siswa gemar membuat kerajinan tangan dari tanah liat. Dari contoh diatas, terlihat bahwa pada waktu yang lalu. Tujuan pengajaran
diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan guru, sedangkan dewasa ini tujuan pengajaran lebih diartikan sebagai produk atau hasil yang dicapai oleh siswa. Dengan kata
lain, tujuan pengajaran pada waktu yang lalu berpusat pada pendidikguru. Sedangkan tujuan dewasa ini berpusat pada peserta didiksiswa. Dengan berpusatnya tujuan
pengajaran pada siswa, keberhasilan proses belajar mengajar lebih banyak dinilai dari seberapa jauh perubahan-perubahan perilaku yang diinginkan telah terjadi pada diri siswa.
Tugas seorang guru tidak berakhir jika siswa-siswanya telah memiliki perilaku-perilaku yang diharapkan sebagai hasil dari proses belajar mengajar yang telah ditempuh.
Disamping itu, tujuan pengajaran yang berpusat pada siswa dirasakan dapat memberikan petunjuk yang terarah bagi perkembangan alat evaluasi, pemilihan materi dan kegiatan
belajar mengajar, serta penetapan media dan alat pengajaran. Hasil belajar dapat diukur melalui tes atau penilaian hasil belajar dan nilainya
diketahui dalam bentuk angka atau huruf. Penilaian hasil belajar memiliki tujuan sendiri dalam pembelajaran. Menurut Arikunto 1998:7 menyatakan bahwa : “Tujuan penilaian
4
hasil belajar adalah untuk dapat mengetahui siswa-siswi mana yang berhak melanjutklan pembelajarannya karena sudah berhasil menguasai materi dan apakah metoda mengajar
yang digunakan sudah tepat atau belum”. Tujuan dari penilaian menurut Nana Sudjana, 1995: 4 adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan. 3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaanya.
4. Memberikan pertanggungjawaban accountability dari pihak sekolah kepada pihak- pihak yang berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat,
dan para orang tua siswa.
Dari pendapat di atas, penilaian mempunyai tujuan mendeskripsikan hasil belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam proses
pembelajaran tersebut. Selain itu juga dapat mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, di sini dapat terlihat berhasil tidaknya guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar. Apabila hasilnya kurang baik maka dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan proses pendidikan sehingga dapat memberikan
pertanggungjawaban terhadap pihak sekolah.
Tujuan Penilaian Hasil Belajar Tujuan hasil belajar terdiri dari tjuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum : 1. Menilai pencapaian kompetensi peserta didik;
2. Memperbaiki proses pembelajaran; 3. Sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b. Tujuan Khusus : 1. Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa;
2. Mendiagnosis kesulitan belajar;
5
3. Memberikan umpan balikperbaikan proses belajar mengajar; 4. Penentuan kenaikan kelas;
5. Memotivasi belajar siswa dengan cara mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan
C. Tes Hasil Belajar