Program pengembangan agroindustri pengelolaan minyak kelapa sawit dalam menunjang perekonomian kota Dumai Provinsi Riau

I.,

1-

-

r!
buub
a333
p p p

zssz

ZAFRUL ILYAS, Dampak Agroindustri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Terhadap Perekonomian Kota Dumai, dibawah bimbingan Anny Ratnawati
sebagai ketua komisi dan Lusi Fausia Eabagai anggota.
Hampir semua CPO dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit yang berada di
Propinsi Riau dan sebagian Propinsi Sumatra Utara diekspor melalui Pelabuhan
Dumai dengan rata-rata nilai ekspor setiap tahun 2,9 juta ton, Untuk
meningkatkan nilai tambah dari CPO sejak tahun 1995 Pemerintah Kota Dumai

mengembangkan industri hilir dari CPO tersebut, akan dapat meningkatkar!
perekonomian Kota Dumai disamping itu dapat meyerap tenaga kerja.
Kajian ini bertujuan ~ntukmenganalisis profil agroindustri pengolahan
@nyak kelapa sawit, menganalisis dampak terhadap perekonomian dan
menganalisis distribusi pendapatan masyarakat,
P)
x
Metoda kajian untuk profil agroindustri pengolahan minyak kelapa sawit
eemakai teori basis kuoesion lokalisasi, kuoesien spesialisasi, indeks material
Wdangkan untuk dampak terhadap perekonomian menggunakan efek
ggnggandaan pendapatan dan kerja, adapun distribusi pendapatan memakai
gdek gini ratio.
Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder dengan
&engambil sampel masyarakat di sekitar lokasi agroindustri pengolahan minyak
&wit Kota Dumai secara random sebanyak seratus lima puluh kepala keluarga.
Hasil kajian menunjukkan profil agroindustri pengolahan minyak kelapa
Qwit merupakan sektor basis, berorientasi ke pasar menyebar pada Jua
Fcamatan dan tidak ada spesialisasi produksi. Sedangkan dampak terhadap
erekonomian Kota Dumai adalah positif mempunyai efek penggandaan
endapatan terhadap daerah sebesar 27,02 dan efek penggandaan tenaga kerja

gebesar 1,51 dengan pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 4,60%. Adapun
dstribusi pendapatan masyarakat baik kerena nilai indeks gini ratio (IGR)
&besar 0,44.
Untuk memperbesar dampak agroindustri pengolahan minyak kelapa
sawit terhadap perekonomian Kota Dumai , maka pemerintah Kota Dumai perlu
mengembangkan lebih banyak lagi jumlah agroindustri pengolahan minyak
kelapa sawit dengan memanfaatkan 2,9 juta ton CPO yang diekspor dengan
mendatangkan investor.

PROGRAM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWIT
DALAM MEWNJANG PEREKONOMIAN KOTA DUMA1 PROPINSI RIAU

%q

?

ZAFRUL ILYAS

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2006

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHlR
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini s a p menyatakan bahwa tugas akhir Program Pengembangan
Agroindustri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit dalam Menunjang Perekonomian
Kota Durnai Propinsi Riau. Adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam

bentuk apapun kepada perguruan tifiggi nlatiG pun. Sun~berinformasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbikan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam dafiar pustaka
di bagian akhir tugas akhir ini.

Bogor, November 2005

ZAFRUL ILYAS
NIM. A.015010125


ZAFRUL ILYAS, Dampak Agroindustri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

Terhadap Perekonomian Kota Dumai, dibawah bimbingan Anny Ratnawati
sebagai ketua komisi dan Lusi Fausia Ssbagai anggota.
Hampir semua CPO dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit yang berada di
Propinsi Riau dan sebagian Propinsi Sumatra Utara diekspor melalui Pelabuhan
Dumai dengan rata-rata nilai ekspor setiap tahun 2,9 juta ton, Untuk
meningkatkan nilai tambah dari CPO sejak tahun 1995 Pemerintah Kota Dumai
mengembangkan industri hilir dari CPO tersebut, akan dapat meningkatkar!
perekonomian Kota Dumai disamping itu dapat meyerap tenaga kerja.
Kajian ini bertujuan ~ntukmenganalisis profil agroindustri pengolahan
minyak kelapa sawit, menganalisis dampak terhadap perekonomian dan
menganalisis distribusi pendapatan masyarakat,
Metoda kajian untuk profil agroindustri pengolahan minyak kelapa sawit
memakai teori basis kuoesion lokalisasi, kuoesien spesialisasi, indeks material
sedangkan untuk dampak terhadap perekonomian menggunakan efek
penggandaan pendapatan dan kerja, adapun distribusi pendapatan memakai
indek gini ratio.
Data yang dipergunakan adalah data primer dan data sekunder dengan

mengambil sampel masyarakat di sekitar lokasi agroindustri pengolahan minyak
sawit Kota Dumai secara random sebanyak seratus lima puluh kepala keluarga.
Hasil kajian menunjukkan profil agroindustri pengolahan minyak kelapa
sawit merupakan sektor basis, berorientasi ke pasar menyebar pada Jua
kecamatan dan tidak ada spesialisasi produksi. Sedangkan dampak terhadap
perekonomian Kota Dumai adalah positif mempunyai efek penggandaan
pendapatan terhadap daerah sebesar 27,02 dan efek penggandaan tenaga kerja
sebesar 1,51 dengan pertumbuhan kesempatan kerja sebesar 4,60%. Adapun
distribusi pendapatan masyarakat baik kerena nilai indeks gini ratio (IGR)
sebesar 0,44.
Untuk memperbesar dampak agroindustri pengolahan minyak kelapa
sawit terhadap perekonomian Kota Dumai , maka pemerintah Kota Dumai perlu
mengembangkan lebih banyak lagi jumlah agroindustri pengolahan minyak
kelapa sawit dengan memanfaatkan 2,9 juta ton CPO yang diekspor dengan
mendatangkan investor.

O Hak Cipta mflik Zafntl Ilyas, Tahun 2006
Hak Cipta dilindungi

Dilarang menyutip dan memperbanyak tanpa seizin tertulis dari

lnstitut Pertanian Bogor, sebagian atau selunrhnya dalam
bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm dan sebagainya

PROGRAM PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
PENGOLAHAN MINYAK KELAPA SAWlT
DAMM MENUNJANG PEREKONOMIAN KOTA DUMA1
PROPlNSl RlAU

ZAFRUL ILYAS

Tugas Akhir
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Magister Profesional pada
Program Studi Manajemen Pembagunan Daerah

SEKOLAHPASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2005


Judul Tugas Akhir

: Program Pengembangan Agroindustri Pengolahan Minyak

Kelapa Sawit dalarn Menunjang Perekonomian Kota Dumai
Propinsi Riau
Nama

: Zafrul Ilyas

NIM

: A.015GlGi25

DISETUJUI
KOMISI PEMBIMBING

U

Dr. Ir. Annv Ratnawati. MS

Ketua

Ir. Lusi Fauzia, I d ~ c
Anggota

Ketua Program Studi

Tanggal Ujian : 8 Februari 2005

Tanggal Lulus : 0 7 F E 8 2006

PRAKATA

Penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, kerena akhirnya
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Kajian ini adalah sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Magister Profesional pada Program Studi Manajemen
Pembangunan Daerah Sekolah Pascasajana Jnstitut Pertaniaan Bogor.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya terutama
kepada B a p a ~cr.ii. Y u s ~ a r :Syaiikat &.Ec selakii keiua program stuai
Manejemen Pembangunan Daerah yang memberikan perhatian cukup besar dan

berbagai pengarahan selama penulis mengikuti Pendidikan Pascasarjana.
Terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Ibu Dr.lr. Anny
Ratnawati. MS, sebagai ketua pembimbing dan Ibu Ir. Lusi Fausia M.Ec, sebagai
anggota pembimbing yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada
penulis sejak penyusunan dan pembuatan proposal saat penuiisan awal sampai
penyelesaian tugas akhir ini .
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah rnembantu penyelesaian penelitian ini baik selama
melakukan penelitian di lapangan (Kota Dumai) mau pun selama penulisan dan
penyelesaian tugas akhir di Bogor.
Akhirnya peneliti berharap semoga hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan masukan yang berrnanfaat bagi pembaca.

Bogor, November 2005

Penulis

Penulis dilahirkan di Desa Airtiris, Kecamatan Kampar, Kabupaten
Kampar Propinsi Riau pada tanggal 3 Maret 1954 dari pasangan H.llyas Majid
dan H. Rahmia, Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada

tahun 1964 di Airtiris, Kabupaten Kampar Propinsi Riau. Penulis menyelesaikan
Pendidikan Sekolah Menegah Pertama (SMP) di Kabupaten Kampar tahun 1968,
dan menyelesaikan Sekolah Menegah Atas (SMA) di Kota Bangkinang pada
tahun 1973, serta menyelesaikan pendiaikan Strata Satu, Sajana Perkebunan
pada Sekolah Tinggi Perkebunan Yogyakarta pada tahun 1980.
Sampai saat ini penulis bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kota Dumai Propinsi Riacr.

DAFTAR IS1

DAFTAR TABEL ........................................................................................ iii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v
I.

PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................... 4
1.3. Tujuan Kajian .............................................................................. 5
1.4. Manfaat Kajian ............................................................................ 5


.

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................
2.1 Pengembangan Agroindustri........................................................
2.2 PerekonomianWlayah................................................................
2.3 Pengembangan Ekonomi Daerah ................................................

IV

.

METODA KAJIAN ..............................................................................
4.1 . Lokasi Kajian...............................................................................
4.2. Pengumpulan dan Jenis Data .....................................................
4.3. Analisa Data................................................................................
4.3.1 Kuosien Lokasi ..................................................................
4.3.2 Kuosien Lokalisasi.............................................................
4.3.3 Kuosien Spesialisasi..........................................................
4.3.4 lndeks Material (Bahan Baku)............................................
4.3.5 Angka Penggandaan (Multiplier) dan Penggandan
Tenaga Kerja ....................................................................
4.3.6 Pertumbuhan Kqsernpatan Kerja .......................................
4.3.7 Penggadaan (Multiplier) dan Efek Penggandaan
(Efek Multiplier) Pendapatan .............................................
4.3.8 Distribusi Pendapatan ......................................................

V.

DlSKRlPSl WlLAYAH DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH DUMA1 ...... 24
5.1. Keadaan Fisik Wilayah Dumai..................................................... 24
5.2. Keadaan Ekonomi....................................................................... 25
5.3. Keadaan Demografi .................................................................... 27
5.4. Profil lndustri ...............................................................................30
5.5. Kebijakan Tata Ruang................................................................. 33
5.6. Kebijakan Pengembangan Agroindustri Pengolahan
Minyak Kelapa Sawit ................................................................... 36
5.6.1 Arah Kebijakan ............................................................... 36

II

6
7
8
9

5.6.2 Prioritas Daerah ..............................................................
5.6.3 Program dan Kegiatan Prioritas Daerah ..........................
V1. HASlL DAN PEMBAHASAN...............................................................
6.1. Hasil Kajian ...............................................................................
6.2. Analisa Profil Agroindustri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit ......
6.2.1. Kucisien Lokasi (LQ) ........................................................
6.2.2. Kuosien Lokalisasi...........................................................
6.2.3. Kuosien Spesialisasi........................................................
6.2.4. FaMor Bahan Baku ..........................................................
6.3. Agroindustri Pengolahan minyak Kelapa Sawit
Terhadap Perekonomian Kota Dumai .........................................
6.3.1. Penggandaan daii Perkumbuha!?Kessmpa?=nKeda .......
6.3.2. Penggandaan (Multiplier) dan Efek Pendapatan
(multiplier) Pendapatan ..................................................
6.3.3. Distribusi Pendapatan......................................................
VII. RANCANGAN PROGRAM PEGEMBANGAN KOMODlTl CPO .........
7.1. Konsep Dasar Pengembangan Agroindustri...............................
7.1.1 Upstream Agribisnis ........................................................
7.1.2 Downstream Agribisnis ....................................................
7.1.3 Supporting Institution .......................................................
7.2. Program Pengembangan Agroindustri Hilir .................................
7.2.1. Sosialisasi Program Pengembangan...............................
7.2.2. Aplikasi Pengembangan Program ...................................

.

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
8.1 Kesimpulan ....................................................................................
8.2 Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Jumlah Produksi lndustri Pengolahan Besar dan Menengah di Kota
Dumai Berdasarkan Tahun 2000 .......................................................

.

2 . Nama Kecamatan Kelurahan dan Jumlah Sampel Kajian ..................

2
I6

3. Tujuan. Jenis dan Sumber Data. Metode Analisis dan Output Kajian
Agroindustri Pengolahan Minyak Kelapa SawIt .................................. 17
4. Jumlah Kecamatan. Desa RWlRK dan RT Tahun 2001 di Kota
Dumai ................................................................................................

24

........................... 25
6. Distribusi Presentase PDRB Dumai Tahun 1998-2001 ...................... 26
5. Laju Pertumbuhan PDRB Dumai Tahun 1998-2001

7. Banyak Penduduk Kota Dumai Menurut Kecamatan Atas Dasar
Sensus Penduduk Tahun 1999-2000 .................................................

27

8. Presentase Penduduk Menurut Mata Pencaharian .............................

28

9. Jurniah Penduduk. Tenaga Kerja dan Tenaga Kerja lndustri di Kota
Dumai Tahun 1998-2001 ...................................................................

29

10. Jumlah lndustri Berdasarkan Kelompok lndustri di Kota Dumai Tahun
1998-2001 ..........................................................................................

30

11. Pertumbuhan Perusahaan. Tenaga Kerja Output lndustri Tahun
1998-2001 (%) ................................................................................... 30
12. Jumlah Bahan Baku Yang Diolah Agroindustri Pengolahan Minyak
Kelapa Sawit Tahun 1999 -2002 ......................................................... 31
13. Jumlah Produksi Agroindustri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit
Tahun 1999 .
2002..........................................................................

31

14. Jumlah Ekspor CPO dan Turunannya Melalui Pelabuhan Dumai ......

32

15. Rencana Pembagian ClVilayah Kota Dumai .........................................

33

16. Jumiah Perusahaan Ilndustri di Kota Dumai Menurut Jenis Usaha
Tahun 2001 ......................................................................................

38

17. Jumlah lndustri Pengolahan Besar dan Menegah di Kota Dumai
Berdasarkan Klasifikasi Kelompok lndustri Tahun 2002 ......................

39

18. Jumlah Tenaga Kerja lndustri Pengolahan Besar dan Menegah di
Kota Dumai Berdasarkan Klasifikasi Kelompok lndustri Tahun 2002 ..

41

19. Kuosieon Lokasi (LQ) lndustri Kota Dumai Tahun 2002......................

41

20. Kuosien Lokalisasi lndustri Kota Dumai Tahun 2002 ..........................

43

21 . Kuosien Spesialisasi lndustri Kota Dumai Tahun 2002 .......................

45

22. Nilai lndeks Material Berdasarkan Klasifikasi Kelompok lndustri
Tahun 1999 - 2002 di Kota Dumai......................................................

43

23. Nilai Efek Multiplier Tenaga Kerja Sektor lndustri Kota Dumai
Tahun 2002 ........................................................................................

47

24. Analisis Efek Multiplier Pendapatan Jangka Pendek Agroindustri
Perkebunan Dumai Tahun 2002 .........................................................

49

25. Pendapatan Rata-Rata
Penduduk di Daerah Agroindustri
Pengclahan FvlinyakKelapa Sawi?dl Bukit !+pr Tahun 2003 ............

51

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Proses Agroindustri ...........................................................................

7

2. Segi Tiga Weber ................................................................................

10

3 . Alur Kerangka Kajian .........................................................................

15

5. Kuna Pendapatan Masyarakat di Sekitar Agroindustri Minyak
Kelapa Sawit ..................................................................................... 52
6. Keterkaitan Antar Klaster dalam Sektor lndustri CPO sebagai
lndustri Inti .......................................................................................... 59

DAFTAR LAMPIRAN

Halarnan

..............................................................

67

2. Analisis Kuoesion Lokasi Agroindustri Miilyak Knlapa Sawit Kota
Duma! ............................................................................................

68

1. Peta Lokasi Kota Durnai

3. Analisis Kuoesion Lokalisasi ( Penyebaran ) Lokasi Agroindustri
Minyak Kelapa Sawit.......................................................................... 70
4. Analisis Kuosieon Kuoesion Spesialisasi Agroindustri Minyak Kelapa
Sawit Kote Dumai .............................................................................

72

5. Jumlah Bahan Baku (Input) dan Produksi (Output) Perkebunan
Per Kecarnatan Tahun 1999 sld 2002 Kota Durnai ............................

73

6. Nilai lndeks Material Agroindustri Pengolahan Minyak Kelapa Sawit ..

74

7. Jumlah Bahan Baku (Input) dan Produksi (Output) dalam Rupiah
Agroindustri Kehutanan per Kecamatan Tahun 1999 sld 2002 Kota
Dumai ................................................................................................
8. Penggandaan dan Perturnbuhan Kesempatan Kerja .........................

75
76

............

77

10. lndeks Gini ratio Distribusi Pendapatan rnasyarskat ..........................

78

9. Analisa Efek Multiplier Pendapatan Agroindustri Kota Dumai

11. Urutan Pendapatan Penduduk di Sekitar Lokasi Agrobisnis Minyak
Sawit tahun 2003 ................................................................................ 79

I. PENDAHULUAN

1.I.
Latar Belakang
Berbagai kerjasama ekonomi

yang

mengarah

pada

liberalisasi

perdagangan sepetti AFTA (tingkat Asia Tenggara), APEC (tingkat Asia Pasifik)
serta WTO (tingkat dunia)-masih menghadapi iantangan besar karena fenomena
asimetri yang dilakukan negara-negara maju. Perdagangan internasional tentu
saja tidak hanya sekedai pergerakan barang dan jasa karena perbedaan
keuntungan komparatif di negara-negara yang ada di dunia, melainkan juga
hubungan diplomasi serta pergaulan ekonomi dan politik antar negara.
Perdagangarl intemasional secara teoritis dapat menciptakan nilai tambah bagi
negara peserta, untuk memperbaiki tingkat pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan warganya.
Perjanjian AFTA yang merupakan perdagangan bebas antar negara
ASEAN merupakan perjanjian yang paling cepat diimplementasikan, yaitu tahun
2003, bahkan untuk beberapa komoditas tertentu telah dilakukan sejak tahun
2002.
Dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, Indonesia termasuk
negara yang lambat dalam perkembangan. Dengan demikian sektor industri yang
berbasis produk pertanian harus dikembangkan lebih jauh dengan pertimbangan
bahwa kontribusi sektor pertanian sangat dominan dalam pembentukan produk
domestik bruto. Di sisi lain dari perkembangan global yang terjadi saat ini,
pembangunsn daerah harus dilakukan sesuai dengan kemampuan daerah itu
sendiri, dalam bentuk keunggulan komparatif dan sekaligus kompetitif teihadap
produk yang dihasilkan.
Salah satu sektor perekonomian yang mendapat perhatian dalam dekade
ini adalah sektor industri pengolahan yang berbasis pertanian dan terbukti dalam

masa krisis ekonomi sektor tersebut mampu cukup bertahan dalam goncangan
ekonomi. Di samping itu sektor industri yang berbasis pertanian sangat berkaitan
langsung dengan pembangunan wilayah.
Demikian pula di Kota Dumai pada saat ini telah banyak muncul berbagai
industri kecil, menengah dan besar tidak terkecuali industri yang yang mengolah
hasil pertanian, khususnya agroindustri perkebunan yang mengolah bahan baku
dari sektor pertanian. Agroindustri ini mempunyai potensi yang cukup besar

datm menun+ng e k s p non migas. Haf ini tertihat &Fi. jumtah ekspor CP3 dan
produk tunrnanrrya serta industri ksyu dan sejenisnya dimma pada tatrun 1999
sampai dengan 2002, idustri tersebut mengalami pertmiwhan yang relatif

baik. Pada Tabd 1 dapat dWat perkembangan produksi industri pc3ngiW%andi
Kota Durnai.
Tabel 1. Jumlah Produksi lndustri Pengolaban Besar dan Menengah di Kota
Dumai EWdasarkan Tahun 2002
I

No

Tahun

/- 1

1999

i

I

Prduksi
lndustri Pengoiahan
.-

f

CPO (ton)
114.344

I

I

Kayu (M3)
23.467

Sumber : Dinhutbun Dumai d a h BPS Kota Durnai Tahun 2002

1

Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa industri pengolahan CPO mengalami

perkcmhgan .lyang rdatif baik jika dtbandingkan industri pengdahan kayu. Hal
ini disebabkan oleh semakin menurunnya produksi Mihutan industri yang ada

di wikyah Kota Dumai.
Kehadiran industri ini tidak hanya berperan dalam ekspor, disamping itu
juga menciptakan nilai tambah industri dan perluasan lapangan kerja di Kota
Dumai. Hasil sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk kota Dumai
bequmbh 174.706 j h dengan rincian bahwa

sebesru 65.663 jiwa merupakan
angkatan keja atau s e k k 37,58 persen. Dari @ah
angkatan kerja tersebut,
yang bekerja sebesar 58.858 jiwa atau 89.63 persen sedangkan yang rnencari
pekerjaan sebanyak 6.805orang atau 10.37 persen. Jwnlah tenaga kerja y m g
terserap pada industri pengolahan besar &n menengah yang berbasis pada
sektor pertanian ini sekitar 1.685 jiwa atau s e k i 19.12 persen dari total tenaga
kerja industri di Kota Dumai.
Secara umum perkembangan

sektor industri dapat rnengakibatkan

terjadinya kesenjangan ekonomi, disamping kemajuan yang telah dicapai. Untuk
itu dalarn meningkatbn peranan industri di Kata Dumai perhatian pada

pembukaan tapangan keja dan rneningtratkan efrspor dan nitai tarnbatr dari
industri tersebut perhr mendapat perhatian.

Saragih (2000) mengemukakan bahwa dengan adanya globalisasi
ekonomi, memungkinkan terjadinya aliran faktor produksi seperti tenaga kerja,
modal atau keunggulan faktor sumber daya bawaan negqra lain. Hal ini dapat
dikatakan bahwa keunggulan komparatif suatu negara atau daerah akan semakin
kabur, meskipun memiliki sumber daya yang melimpah.
Salah satu tujuan dari pembangunan industri adalah untuk memacu
pertumbuhan ekonomi sebagai syarat perbaikan kesejahteraan masyarakaf
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Dalam perkembangannya
industri mempunyai dampak positif seperti pernbangunan terhadap wilayahtkota.
Alternatif bagi pengembangan suatu wilayah adalah dengan penciptaan
suatu pusat pertumbuhan. Penciptaan pusat pertumbuhan ini sebaiknya
memperhatikan keuntungan komparatif yang dimiliki daerah yang bersangkutan,
dilain pihak juga juga harus dapat rnemanfaatkan kaitan antar industri.
Strategi

pusat

pertumbuhan

dapat

diterapkan

untuk

mencapai

pertumbuhan ekonomi yang optimum, maka konsentrasi investasi tempat yang
dipilih untuk menjadi pusat pertumbuhan akan lebih efektif dari pada investasi
yang mate. Selain itu penghematan ekstern akan lebih modal terjadi pada
investasi yang terkonsentrasi secara spesial dari pada yang tersebar.
Konsep kota industri merupakan salah satu jalan keluar dan upaya
menghadapi kendala pengembangan sektor industri.

Kota industri ini

dititikberatkan untuk menyediakan segala kebutuhan industri di kawasan itu
antara lain meliputi bahan baku, tenaga kerja, transportasi, fasilitas umum dan
sosial, pelabuhan yang lancar, serta pemukiman.
Dumai sebagai

kota yang

mulai berkembang dengan aktivitas

perekonomian yang mengalami peningkatan, yang sekaligus juga mendorong
meningkatnya migrasi yang ditandai dengan pertumbuhan penduduk yang selalu
meningkat. Pertumbuhan penduduk yang pesat akan menimbulkan berbagai
masalah, seperti penyediaan tapangan keja, masalah perumahan, masalah
pertanahan, masalah infrastruktur, masalah kriminalitas, masalah kependudukan
dan masalah lingkungan. Permasalahan ini mendorong Pemerintah Kota Dumai
melakukan usaha penataan wilayah antara lain melalui pemekaran wilayah
Kecamatan menjadi lima wilayah Kecamatan.
Selanjutnya langkah lain yang ditempuh adalah dengan mengembangkan
pusat pertumbuhan baru secara terencana dan terarah pada daerahdaerah
sekitar pusat Kota Dumai seperti adanya Dumai Industrial Park dengan luas 50

Ha dan kawasan industri Lubuk Gaung yang berlokasi di Dumai Barat dan Bukit
Kapur.
Pengembangan Kota Dumai dimaksudkan untuk dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, sehingga kehidupan sosial dan skonomi dapat lebih
mendorong kegiatan yang berkaitan dengan daerah lain terutama daerahdaerah
yang secara langsung berdekatan dengan Kota Dumai.
1.2. Perurnusan Masalah

Apabila dilihat dari perkembangan jumlah angkatan kerja di Kota Dumai
pada tahun 2000 sebesar 65.663 jiwa dan yang bekerja sebesar 58.858 jiwa
dengan demikian masih terdapat sebanyak 6.805 jiwa yang belum memperoleh
kesempatan kerja atau pekerjaan. Jumlah angkatan keja yang relatif besar
tersebut merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh Kota Dumai. Relatif
besarnya jurnlah angkatan kerja sebagai akibat dari besarnya pertumbuhan
penduduk. Untuk itu kehadiran industri di Kota Dumai diharapkan dapat
membuka lapangan kerja baru bagi angkatan kerja.
Jika dilihat perkembangan industri yang ada, kecenderungannya semakin
membaik namun di lain pihak terlihat bahwa keberadaan industri tersebut belum
sepenuhnya seperti yang diharapkan yakni perluasan kesempatan kerja bagi
penduduk di Kota Dumai, dengan demikian dapat merupakan hambatan bagi
pencapaian pertumbuhan ekonomi wilayah.
Berdasarkan pandangan diatas masalah yang perlu mendapat perhatian
dalam pembangunan industri di Kota Dumai apakah dengan kehadiran industri
besar dan menengah telah membuka kesempatan kerja dan meningkatkan
pendapatan masyarakat serta perkembangan wilayah secara keseluruhan.
Disamping itu apakah industri tersebut memberikan kontribusi pendapatan yang
cukup bagi penerimaan daerah, produk domestik regional bruto.
Dari uraian di atas dapat diperkirakan perrnasalahan yang muncul yaitu :
1. Bagaimana profil industri besar dilihat dari jenis industri yang ada dan

seberapa besar penyerapan tenaga kerja yang terjadi di industri tersebut.
2. Dengan adanya industri tersebut, bagaimana dampak yang diberikan
terhadap pembangunan daerahl wilayah Kota Dumai
3. Bagaimana distribusi pendapatan masyarakat di sekitar agroindustri
pengolahan minyak kelapa sawit.

I.3. Tujuan Kajian

Seiring dengan heberapa permasalahan yang cfihadapj, maka beberapa
tujuan kajian yang ingin dicapai yaitu: tujuan utarna gdalnh ufituk menyusun
rancangan program pengembangan agroindustri mirqqk kelapa sawit dalam
perekonomian Kota Dumai. Sedangkan tujuan khusug :
1.

Menganalisis profil dan jenis agroindustri pengolahan minyak ketapaaa*

2.

Menganalisis dampak agroindustri pengolahan minyak kelapa sawit
terhadap perekonomian Kota Durnai

3.

Menganalisis distribusi pendapatan masyarakat di sekitar agroindustri
pengolahan minyak kelapa sayit

I.4. Manfaat Kajian
1. Merupakan masukan bag! para pengambil keputusan di daerah rnaupun

pusat dalam perencanaaq pemhangunan daerah, terutarna yang berkaitan
secara langsung di sektqr industri

2. Alternatif bagi rnasyarqbat ( s e w swasta) dalarn rnempertimbngkan jenis
investasi yang akan dikecnban@c~n
3. Menambah khasanah.infom)api ilmiah Qbidaqg; pembangunan daerah.

2.1

Pengembangan Agroindustri
Agroindustri merupakan sektor yang dapat tumbuh yang positif selama

tejadinya krisis ekonomi sementara sektor yang lain terpuruk dalam
pertumbuhannya. Lebih jauh lagi agroindustri memiliki potensi yang besar untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan masyarakat,
menyerap tenaga kerja,

meningkatkan pemerataan pembangunan dan

mempercepat pembangunan daerah. Lebih jauh mengatakan bahwa agroindustri
adalah a leading sector dalam perekonomian nasional Indonesia (Saragih, 2001).
Agroindustri merupakan bagian dari agribisnis dan dalam agribisnis
teraapat 3 unsur yaitu, (Handaka dan Paramawati, 2002) :
1. lndustri Hulu pertanian, yakni industri-industri yang menghasilkan sarana

produksi (input) pertanian. Termasuk didalam industri ini adalah industri kimia
seperti pupuk, pestisida dan obat-obat untuk komoditas pertanian, industri
perbenihanlpembibitanserta industri alat dan mesin pertanian
2. Budi daya pertanian dalarn arti luas, mencakup aspek budidaya atau
produksi tanaman pangan, perkebunan, hortikultura, perternakan dan
perikanan. Pertanian dimulai dari persiapan seperti pengolahan lahan hingga
panen.
3. lndustri hilir atau agroindustri, yakni kegiatan industri pengolahan hasil

pertanian menjadi produk olahan, bbik produk antara (Intermediate product)
maupun produk akhir (final product).
Dengan diberlakukannya otonomi daerah, masing-masing daerah harus
semakin memahami potensi daerahnya masing-masing, tidak semua daerah
harus menjadi penghasil berbagai komoditas namun lebih fokus bila tiap daerah
membangun agroindustrinya berdasarkan keunggulan komoditas lokalnya.
Handaka dan Paramawati (2002) menyatakan bahwa campur tangan
pemerintah dalam bentuk kebijakkan (pusat atau daerah) msupun pengaruh
permintaan pasar harus menjadi acuan dalam menerapkan agroindustri yang
mengedepankan budaya mutu. Bagan ini dapat memperjelas bagaimana tiaptiap
faktor pada akhimya akan mempengaruhi hasil akhir (mutu) agroindustri.

-

Kebijakkan Pemerintah
( PusaVDaerah)

Masukkan (input)

Proses (Agroindustri) :

Teknologi
Proses perlakuan

I

-Produk primer
-Produk antara

-

I

Garnbar 1. Proses Agioindustri

2.2

Perekonomian Wilayah
Kernarnpuan ekonorni suatu daerah tidak terlepas dari sumber daya yang

dirniliki, baik surnber daya alarn rnaupun sumber daya rnanusia. Sumber daya
yang tersedia tersebut harus dapat dimanfaatkan secara optimal bagi
kepentingan daerah rnaupun rnasyarakat secara keseluruhan.
Pernbangunan ekonorni rnerupakan bagian penting dari pernbangunan
nasional dengan tujuan akhir adalah meningkatkan kesejahteraan rnasyarakat
yang dapat diukur antara rnelalui tingkat pendapatan ril perkapita yang tinggi,
(Tarnbunan, 1996). Disarnping itu pernbangunan juga dapat dilihat secara
regionallwilayah dan pendekatan yang dilakukan dalarn pembangunan suatu
wilayah dapat dilihat rnelalui pendekatan sektoral maupun pendekatan regional.
Pendekatan sektoral lebih rnepitikberatkan kepada sektor apa yang akan
dikembangkan, sedangkan pendekatan regional lebih melihat kepada daerah
rnana yang akan dikernbangkan. Dari kedua pendekatan tersebut, pada
urnumnya dilakukan secara bersarnaan sesuai dengan prioritas yang akan
dilakukan.
Dalam ruang lingkup kegiatan ekonomi pada umumnya diperhatikan
adalah beberapa kornponen yaitu :
1. Bahan baku (lokal input) yang tersedia, yakni bahan baku yang tidak dapat
dipindahkan seperti : lahan yang tersedia, iklim pelayanan umurn, dan lain
sebagainya.
2. Permintaan lokal, yaitu adanya permintaan terhadap output yang tidak dapat
dipindahkan seperti tenaga kerja lokal
3. Bahan baku yang dapat dipindahkan (transfer output)
4. Permintaan dari luar

2.3

Pengembangan Ekonomi Daerah
Menurut Hischman dalam Streeten (1976) bahwa pad? prinsipnya

pengembangan atau lebih tepatnya pefl~fpbuhanekonomi merupakan suatu
proses yang tidak seimbang. Selanjutnya ia mengatakan bahwa hubungan antar
kedua sektor akan menimbulkan trickle down effect, suatu mekanisme dimana
hasil yang dicapai oleh sektor unggulan akan merembes ke sektor lainnya.
Keberadaan sektor industri dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi
suatu daerah merupakan salah satu sektor yang dapat diandalkan, meskipun
tidak secara khusus sektor industri merupakan tulang punggung dari kemajuan
daerahlwilayah. Perkembangan perekonomian daerahlwilayah harus dilihat
secara menyeluruh dan kemampuan dari satu sektor harus dapat memberikan
efek terhadap kemajuan sektor lainnya, terutama sekali dampak yang
ditimbulkan dari suatu sektor secara eksplisit akan menyentuh kehidupan
masyarakat seperti tingkat pendapatan, kesempatan kerja, produksi dan
distribusi barang dan jasa.
Pada kurun waktu pertengahan tahun 1990-an, sektor industri sangat
berperan

dalam

pencapaian

daerahlwilayah di Indonesia.

pertumbuhan

ekonomi

dari

beberapa

Namun disisi lain kemampuan sektor tersebut

masih belum memiliki keunggulan kompetitif, ha1 ini terlihat dari lemahnya sektor
tersebut terhadap gejolak perekonomian yang terjadi pada pertengahan tahun
1997 dengan terjadinya krisis ekonomi.
Sektor yang sang@ dominan dalam pembentukkan PDB di Indonesia
adalah sektor pertqnigg dan saat ini telah terjadi perubahan paradigma
pembangunan pertanian dari menghasilkan produk primer menjadi produk olahan
(Baharsyah, 1999).

Dengan latar belakang jumlah penduduk yang terbesar

masih bekerja pada basis pertanian, maka industrialisasi yang ditempuh harus
berbasis pertanian (agroindustri) yang dapat menunjang pembangunan regional.
Menurut Todaro (1997), tujuan pembangunan regional pada dasarnya
adalah untuk mencapai pertumbuhan pendapatan perkapita yang lebih cepat,
menyediakan kesempatan kerja yang

cukup, pemerataan pendapatan,

mengurangi perbedaan kemakmuran antar daerah serta mendorong perubahan
struktur perekonomian yang seimbang antara sektor pertanian dan industri.
Salah satu unsur yang tidak dapat ditinggalkan dalam pembangunan suatu
wilayah adalah pengambilan keputusan untuk menentukan lokasi yang tepat bagi
suatu kegiatan baik dari sisi rumah tangga, perusahaan maupun pemerintah.

Djojodipuro (1992) tentang teori lokasi yang berkaitan dengan industri
menyatakan bahwa terdapat beberapa faktQr yang menentukan dalam
penentuan suatu lokasi yakni, biaya transpofl dan biaya tenaga kerja serta
kekuatan aglomerasi atau deglomerasl.
Teori

lain yang juga

berhubunggp dengan

kemampuan suatu

daerahlwilayah dengan adanya sektor yang berf 1 lndustri berorientgsi pada bahan baku
IM 1 menyatakan industri i merupakan sektor basis dan wilayah yang
bersangkutan mempunyai kemampuan lebih dari padd wilayah, secara
keseluruhan, artinya wilayah tersebut mempunyai potenii &lam
memproduksi suatu kegiatan tdientu.
an
kemampuah sama
LQ =1 menyatakan wilayah yang b & ~ & n ~ k u t mempunyai
dengan wilayah secara keseluruhan, artinya wilayah yang bersangKCdan
memperlihatkan kecendrungan sebagd! polbnsi suatu wilayah dalam
kegiatan tertentu.
LQ < 1 mehyatakan industri i bukan sektor basis dan wilayah yang bgrsangkutan
mempunyai kemampuan lokal, artinya dalam kegiatan tertentu wilayah
tersebut mempunyai produksi dibawah wilayah secara keseluruhan.
4.3.2. Kyosien Lokalisasi
Kuosien lokalisasi adalah indikator untuk mengetahui apakah industri
tersebut menyebar secar& merata atau tidak dalam suaty wilayahlKota.
Perhitungannya adalah