Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Masyarakat
dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi: Kasus Desa
Bedoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
September 2008
Nurtriana Rizkawati
NIM I353060101
i
ABSTRACT
NURTRIANA RIZKAWATI. Effectiveness of “Wayang Purwa” to Communicate to the
Society in The Era of Globalization (case: Countryside of Bedoyo, Gunung Kidul,
Yogyakarta). Under direction of Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS and Dr. drh. Widiyanto
Dwi Surya, M.Sc.
This research aimed to analyze the effectiveness of “Wayang Purwa” to
communicate to the society in the era of globalization. The analysis designed to
reveal the individual characteristics who watch “Wayang Purwa” show, the
characteristics of “Wayang Purwa” show, the effectiveness using “Wayang Purwa” to
communicate with the society, the relationships between individual characters with
“Wayang Purwa” performance, and the relationships between “Wayang Purwa”
performance with the communication effectiveness to the society especially at Desa
Bedoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta in environmental cleanness issues. Respondents
(79 sample) were selected by simple randomize sampling, the survey was designed
with statistically correlation descriptive model and the statistic analysis was
conducted using descriptive analysis rank Tau Kendall and chi square. This
research revealed: Individual characteristics have a significant correlation with the
“Wayang Purwa” performance, i.e. (1) ages with main character, (2) education level
with Dalang-Audience interaction, (3) job with main character and main conflict, and
also very significant in (1) education level with topics, main character, and main
conflict, (2) income with topics, main character, and main conflict, (3) TV watch rate
with Dalang-Audience correlation, main character, topics and main conflict.
Respondent individual characters has a significant correlation with them i.e. gender
with knowledge and very significant correlation with the effectiveness of using
“Wayang Purwa” to communicate with them i.e. (1) education level with
communication effectiveness (2) job with
society attitude (3) income with
communication effectiveness (4) TV watch rate with communication effectiveness.
“Wayang Purwa” performance characters have a very significant correlation with the
society communication effectiveness.
Keywords: communications effectiveness, wayang purwa, globalization.
.
ii
RINGKASAN
NURTRIANA RIZKAWATI, 2006. Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam
Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi (Kasus: Desa Bedoyo,
Gunung Kidul, Yogyakarta). Dibimbing oleh: Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS dan Dr. drh.
Widiyanto Dwi Surya, M.Sc.
Dewasa ini di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia,
telah terjadi proses modernisasi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menggeser tata nilai itu, terjadi pula proses transformasi nilai (budaya). Seiring
dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan diri melalui pembangunan
nasional, terjadi proses globalisasi di dunia yang mengarah pada pembauran dalam
hampir segala aspek kehidupan manusia yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi bidang informasi dan komunikasi.
Wayang dipercaya mempunyai nilai-nilai universal, selain memuat hampir
seluruh unsur seni yang dimiliki masyarakat Jawa. Dalam perkembangan terakhir
telah teruji bahwa wayang menyimpan nilai-kaji yang multi-disipliner, memuat
beragam fenomena disiplin ilmu terutama sosio-humaniora. Dalam masyarakat
Jawa, wayang bukan hanya sebagai bentuk seni pertunjukan, hiburan atau kesenian
rakyat melainkan telah menjadi bagian habitus (komunal) dalam kehidupan sosial,
religius bahkan mistik. Wayang mempunyai posisi penting sebagai penterjemah
wewayangan (gambaran) kehidupan universal yang diangkat dalam bahasa
panggung untuk memberi nilai segar bagi kehidupan masyarakat.
Tradisi bersih desa telah mendarah daging dalam masyarakat Jawa
pedesaan, hampir setiap wilayah menyelenggarakannya. Masyarakat selalu
menyepakati secara aklamasi ketika dilakukan rencana bersih desa. Hal ini selalu
didorong oleh asumsi bahwa dengan cara gotong royong menjalankan bersih desa
kelak akan mendapatkan keselamatan hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas
komunikasi dalam pertunjukan wayang purwa di era globalisasi. Secara spesifik
penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik individu masyarakat di
Desa Bedoyo yang menyaksikan pertunjukan wayang purwa, (2) mengetahui
karakteristik pertunjukan wayang purwa di Desa Bedoyo, (3) mengetahui tingkat
efektivitas komunikasi masyarakat tentang bersih desa dalam pertunjukan wayang
purwa di Desa Bedoyo, (4) menganalisis hubungan karakteristik individu masyarakat
dengan karakteristik pertunjukan wayang purwa di Desa Bedoyo, (5) menganalisis
hubungan karakteristik individu masyarakat dengan efektivitas komunikasi
masyarakat tentang bersih desa di Desa Bedoyo dan (6) menganalisis hubungan
karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas komunikasi masyarakat
tentang berih desa di Desa Bedoyo.
Penelitian ini dilakukan di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten
Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan metode korelasional (correlational research).
Populasi penelitian ini sebanyak 790 orang dengan pengambilan contoh secara
proporsional. Penentuan contoh dari setiap lapisan masyarakat dilakukan secara
acak. Penelitian ini mengambil contoh sebanyak 79 responden yakni 10% dari
jumlah populasi yang ada di Desa Bedoyo Data penelitian dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dalam bentuk persentil, rataan, persentase, frekuensi,
tabel distribusi dan analisis hubungan dengan menggunakan rank Tau Kendall dan
iii
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN
PERTUNJUKAN WAYANG PURWA DI ERA GLOBALISASI
Oleh:
NURTRIANA RIZKAWATI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
vi
Khi-Kuadrat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for
windows.
Hasil Penelitian adalah: (1) Responden rata-rata berumur 38,47 tahun,
sebagian besar responden (40,5%) berumur 21-32 tahun, jenis kelamin laki-laki
55,7%, pendidikan 44,3% berada pada jenjang Sekolah Lanjutan, bekerja di sektor
non formal (40,5%), pendapatan 43% kurang dari Rp. 600.000,00 per bulan
tergolong dalam kurang mapan sosial ekonominya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan perilaku komunikasi responden dalam menonton televisi secara
keseluruhan dapat dikatakan tinggi (77,2%) berkisar antara enam sampai dengan
tujuh hari dalam seminggu, mendengarkan radio sangat tinggi berkisar antara enam
sampai dengan tujuh hari (48,1%), sedangkan membaca koran tergolong rendah
berkisar antara tiga sampai dengan empat hari dalam seminggu (51,9%). (2)
Karakteristik pertunjukan wayang purwa berdasarkan: rataan skor 3,34 hubungan
dalang dengan penonton dalam pertunjukan wayang purwa bersifat netral.
Hubungan dalang dengan penonton termasuk berada dalam hal terpenting yang
terakhir dalam pertunjukan wayang purwa. Tokoh pelaku dalam pertunjukan
wayang purwa dengan tema bersih desa berada dengan skor 3,40 dan dalam
selang netral. Hal ini menggambarkan bahwa tokoh pelaku memiliki kedudukan
yang cukup penting dalam pertunjukan wayang purwa. Tema serta masalah pokok
memperoleh skor 3,39 dan berada dalam selang netral. (3) Tingkat efektivitas
komunikasi masyarakat tentang bersih desa: sikap responden dalam pola
kehidupannya dengan skor 3,51 yang termasuk dalam selang positif. Pengetahuan
yang diperoleh melalui pertunjukan wayang purwa termasuk dalam selang netral
dengan rataan skor 3,37. (4) Hubungan karakteristik individu masyarakat dengan
karakteristik pertunjukan wayang purwa berhubungan nyata dengan karakteristik
pertunjukan wayang purwa, antara lain (a) umur dengan tokoh pelaku, (b)
pendidikan dengan hubungan dalang dengan penonton, tokoh pelaku dan tema
serta masalah pokok, (c) pekerjaan dengan tokoh pelaku dan tema serta masalah
pokok, (d) pendapatan dengan tokoh pelaku dan tema serta masalah pokok, (e)
menonton televisi dengan hubungan dalang dengan penonton, tokoh pelaku dan
tema serta masalah pokok. (5) Hubungan karakteristik individu masyarakat dengan
efektivitas komunikasi masyarakat tentang bersih desa yang berhubungan nyata
antara lain: jenis kelamin dengan pengetahuan dan berhubungan sangat nyata,
antara lain: (a) pendidikan dengan efektivitas komunikasi masyarakat, (b) pekerjaan
dengan sikap masyarakat, (c) pendapatan dengan efektivitas komunikasi
masyarakat dan (d) menonton televisi dengan efektivitas komunikasi masyarakat.
(6) Hubungan karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas
komunikasi masyarakat secara keseluruhan berhubungan nyata.
Disimpulkan bahwa pertunjukan wayang purwa salah satu media yang masih
digunakan di era globalisasi untuk mencapai komunikasi yang efektif dan masih
dimanfaatkan masyarakat dalam mengkomunikasikan pesan yang berkenaan
dengan bersih desa.
Disarankan dalang harus mampu mewadahi dalam bentuk kemasan pakeliran
yang sesuai dengan pakem yang ada, sehingga tidak menggeser nilai-nilai yang
berkembang di era globalisasi.
Kata kunci: efektivitas komunikasi, wayang purwa, globalisasi
iv
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
v
Judul Tesis
: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM
MEMANFAATKAN PERTUNJUKAN WAYANG PURWA
DI ERA GLOBALISASI
Nama
: Nurtriana Rizkawati
NIM
: I 353060101
Program Studi
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. H.Amiruddin Saleh, MS
Ketua
Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan
Dekan
Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr. Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS
Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS
Tanggal Ujian: 20 Agustus 2008
Tanggal lulus:
vii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dra. Krishnarini Matindas, MS
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia – Nya kepada penulis sehingga Tesis ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya sesuai dengan harapan dan keinginan penulis.
Tesis yang berjudul “ Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan
Pertunjukan Wayang Purwa Di Era Globalisasi, Kasus di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, Yogyakarta” ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam usaha mencapai
gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan.
Selesainya penulisan Tesis ini tidak terlepas dari bimbingan, perhatian dan
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kepada berbagai
pihak, sebagai berikut:
1. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS selaku Pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dengan penuh kesabaran.
2. Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun.
3. Ibu Dra. Krishnarini Matindas, MS selaku penguji yang telah memberikan waktu
serta bimbingannya dalam tesis ini menjadi lebih baik.
4. Segenap dosen dan administrasi pada program studi Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan dan Sekolah Pascasarjana pada umumnya yang telah
memberikan kemudahan dalam pengurusan surat-menyurat.
5. Bapak Reki sekeluarga selaku dalang yang telah bersedia membantu serta
memberikan informasi terkait dengan efektivitas komunikasi masyarakat dalam
memanfaatkan pertunjukan wayang purwa di era globalisasi terkait pesan bersih
desa.
6. Kepala Desa Bedoyo beserta staf, yang dengan setia melayani penulis di dalam
memperoleh data yang penulis perlukan dan pelayanan yang penuh dengan rasa
kekeluargaan selama penulis mengadakan penelitian di Desa Bedoyo.
7. Enumerator (Amin Suprihatin dan Arief) yang setia melayani penulis di dalam
memperoleh data-data yang penulis perlukan dan pelayanan yang penuh
ix
dengan rasa kekeluargaan selama penulis mengadakan penelitian di Desa
Bedoyo.
8. Keluarga
yang
telah
memberikan
dorongan
kepada
penulis
sampai
terselesaikannya penulisan tesis ini.
9. Teman-teman yang telah membantu dalam proses evolusi yang tiada akhirnya
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu segala kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Tesis ini lebih lanjut. Akhirnya
besar harapan penulis agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya.
Bogor, 5 September 2008
Nurtriana Rizkawati
x
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Masyarakat
dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi: Kasus Desa
Bedoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
September 2008
Nurtriana Rizkawati
NIM I353060101
i
ABSTRACT
NURTRIANA RIZKAWATI. Effectiveness of “Wayang Purwa” to Communicate to the
Society in The Era of Globalization (case: Countryside of Bedoyo, Gunung Kidul,
Yogyakarta). Under direction of Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS and Dr. drh. Widiyanto
Dwi Surya, M.Sc.
This research aimed to analyze the effectiveness of “Wayang Purwa” to
communicate to the society in the era of globalization. The analysis designed to
reveal the individual characteristics who watch “Wayang Purwa” show, the
characteristics of “Wayang Purwa” show, the effectiveness using “Wayang Purwa” to
communicate with the society, the relationships between individual characters with
“Wayang Purwa” performance, and the relationships between “Wayang Purwa”
performance with the communication effectiveness to the society especially at Desa
Bedoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta in environmental cleanness issues. Respondents
(79 sample) were selected by simple randomize sampling, the survey was designed
with statistically correlation descriptive model and the statistic analysis was
conducted using descriptive analysis rank Tau Kendall and chi square. This
research revealed: Individual characteristics have a significant correlation with the
“Wayang Purwa” performance, i.e. (1) ages with main character, (2) education level
with Dalang-Audience interaction, (3) job with main character and main conflict, and
also very significant in (1) education level with topics, main character, and main
conflict, (2) income with topics, main character, and main conflict, (3) TV watch rate
with Dalang-Audience correlation, main character, topics and main conflict.
Respondent individual characters has a significant correlation with them i.e. gender
with knowledge and very significant correlation with the effectiveness of using
“Wayang Purwa” to communicate with them i.e. (1) education level with
communication effectiveness (2) job with
society attitude (3) income with
communication effectiveness (4) TV watch rate with communication effectiveness.
“Wayang Purwa” performance characters have a very significant correlation with the
society communication effectiveness.
Keywords: communications effectiveness, wayang purwa, globalization.
.
ii
RINGKASAN
NURTRIANA RIZKAWATI, 2006. Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam
Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi (Kasus: Desa Bedoyo,
Gunung Kidul, Yogyakarta). Dibimbing oleh: Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS dan Dr. drh.
Widiyanto Dwi Surya, M.Sc.
Dewasa ini di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia,
telah terjadi proses modernisasi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menggeser tata nilai itu, terjadi pula proses transformasi nilai (budaya). Seiring
dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan diri melalui pembangunan
nasional, terjadi proses globalisasi di dunia yang mengarah pada pembauran dalam
hampir segala aspek kehidupan manusia yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi bidang informasi dan komunikasi.
Wayang dipercaya mempunyai nilai-nilai universal, selain memuat hampir
seluruh unsur seni yang dimiliki masyarakat Jawa. Dalam perkembangan terakhir
telah teruji bahwa wayang menyimpan nilai-kaji yang multi-disipliner, memuat
beragam fenomena disiplin ilmu terutama sosio-humaniora. Dalam masyarakat
Jawa, wayang bukan hanya sebagai bentuk seni pertunjukan, hiburan atau kesenian
rakyat melainkan telah menjadi bagian habitus (komunal) dalam kehidupan sosial,
religius bahkan mistik. Wayang mempunyai posisi penting sebagai penterjemah
wewayangan (gambaran) kehidupan universal yang diangkat dalam bahasa
panggung untuk memberi nilai segar bagi kehidupan masyarakat.
Tradisi bersih desa telah mendarah daging dalam masyarakat Jawa
pedesaan, hampir setiap wilayah menyelenggarakannya. Masyarakat selalu
menyepakati secara aklamasi ketika dilakukan rencana bersih desa. Hal ini selalu
didorong oleh asumsi bahwa dengan cara gotong royong menjalankan bersih desa
kelak akan mendapatkan keselamatan hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas
komunikasi dalam pertunjukan wayang purwa di era globalisasi. Secara spesifik
penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik individu masyarakat di
Desa Bedoyo yang menyaksikan pertunjukan wayang purwa, (2) mengetahui
karakteristik pertunjukan wayang purwa di Desa Bedoyo, (3) mengetahui tingkat
efektivitas komunikasi masyarakat tentang bersih desa dalam pertunjukan wayang
purwa di Desa Bedoyo, (4) menganalisis hubungan karakteristik individu masyarakat
dengan karakteristik pertunjukan wayang purwa di Desa Bedoyo, (5) menganalisis
hubungan karakteristik individu masyarakat dengan efektivitas komunikasi
masyarakat tentang bersih desa di Desa Bedoyo dan (6) menganalisis hubungan
karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas komunikasi masyarakat
tentang berih desa di Desa Bedoyo.
Penelitian ini dilakukan di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten
Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan metode korelasional (correlational research).
Populasi penelitian ini sebanyak 790 orang dengan pengambilan contoh secara
proporsional. Penentuan contoh dari setiap lapisan masyarakat dilakukan secara
acak. Penelitian ini mengambil contoh sebanyak 79 responden yakni 10% dari
jumlah populasi yang ada di Desa Bedoyo Data penelitian dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dalam bentuk persentil, rataan, persentase, frekuensi,
tabel distribusi dan analisis hubungan dengan menggunakan rank Tau Kendall dan
iii
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN
PERTUNJUKAN WAYANG PURWA DI ERA GLOBALISASI
Oleh:
NURTRIANA RIZKAWATI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
vi
Khi-Kuadrat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for
windows.
Hasil Penelitian adalah: (1) Responden rata-rata berumur 38,47 tahun,
sebagian besar responden (40,5%) berumur 21-32 tahun, jenis kelamin laki-laki
55,7%, pendidikan 44,3% berada pada jenjang Sekolah Lanjutan, bekerja di sektor
non formal (40,5%), pendapatan 43% kurang dari Rp. 600.000,00 per bulan
tergolong dalam kurang mapan sosial ekonominya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan perilaku komunikasi responden dalam menonton televisi secara
keseluruhan dapat dikatakan tinggi (77,2%) berkisar antara enam sampai dengan
tujuh hari dalam seminggu, mendengarkan radio sangat tinggi berkisar antara enam
sampai dengan tujuh hari (48,1%), sedangkan membaca koran tergolong rendah
berkisar antara tiga sampai dengan empat hari dalam seminggu (51,9%). (2)
Karakteristik pertunjukan wayang purwa berdasarkan: rataan skor 3,34 hubungan
dalang dengan penonton dalam pertunjukan wayang purwa bersifat netral.
Hubungan dalang dengan penonton termasuk berada dalam hal terpenting yang
terakhir dalam pertunjukan wayang purwa. Tokoh pelaku dalam pertunjukan
wayang purwa dengan tema bersih desa berada dengan skor 3,40 dan dalam
selang netral. Hal ini menggambarkan bahwa tokoh pelaku memiliki kedudukan
yang cukup penting dalam pertunjukan wayang purwa. Tema serta masalah pokok
memperoleh skor 3,39 dan berada dalam selang netral. (3) Tingkat efektivitas
komunikasi masyarakat tentang bersih desa: sikap responden dalam pola
kehidupannya dengan skor 3,51 yang termasuk dalam selang positif. Pengetahuan
yang diperoleh melalui pertunjukan wayang purwa termasuk dalam selang netral
dengan rataan skor 3,37. (4) Hubungan karakteristik individu masyarakat dengan
karakteristik pertunjukan wayang purwa berhubungan nyata dengan karakteristik
pertunjukan wayang purwa, antara lain (a) umur dengan tokoh pelaku, (b)
pendidikan dengan hubungan dalang dengan penonton, tokoh pelaku dan tema
serta masalah pokok, (c) pekerjaan dengan tokoh pelaku dan tema serta masalah
pokok, (d) pendapatan dengan tokoh pelaku dan tema serta masalah pokok, (e)
menonton televisi dengan hubungan dalang dengan penonton, tokoh pelaku dan
tema serta masalah pokok. (5) Hubungan karakteristik individu masyarakat dengan
efektivitas komunikasi masyarakat tentang bersih desa yang berhubungan nyata
antara lain: jenis kelamin dengan pengetahuan dan berhubungan sangat nyata,
antara lain: (a) pendidikan dengan efektivitas komunikasi masyarakat, (b) pekerjaan
dengan sikap masyarakat, (c) pendapatan dengan efektivitas komunikasi
masyarakat dan (d) menonton televisi dengan efektivitas komunikasi masyarakat.
(6) Hubungan karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas
komunikasi masyarakat secara keseluruhan berhubungan nyata.
Disimpulkan bahwa pertunjukan wayang purwa salah satu media yang masih
digunakan di era globalisasi untuk mencapai komunikasi yang efektif dan masih
dimanfaatkan masyarakat dalam mengkomunikasikan pesan yang berkenaan
dengan bersih desa.
Disarankan dalang harus mampu mewadahi dalam bentuk kemasan pakeliran
yang sesuai dengan pakem yang ada, sehingga tidak menggeser nilai-nilai yang
berkembang di era globalisasi.
Kata kunci: efektivitas komunikasi, wayang purwa, globalisasi
iv
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
v
Judul Tesis
: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM
MEMANFAATKAN PERTUNJUKAN WAYANG PURWA
DI ERA GLOBALISASI
Nama
: Nurtriana Rizkawati
NIM
: I 353060101
Program Studi
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. H.Amiruddin Saleh, MS
Ketua
Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan
Dekan
Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr. Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS
Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS
Tanggal Ujian: 20 Agustus 2008
Tanggal lulus:
vii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dra. Krishnarini Matindas, MS
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia – Nya kepada penulis sehingga Tesis ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya sesuai dengan harapan dan keinginan penulis.
Tesis yang berjudul “ Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan
Pertunjukan Wayang Purwa Di Era Globalisasi, Kasus di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, Yogyakarta” ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam usaha mencapai
gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan.
Selesainya penulisan Tesis ini tidak terlepas dari bimbingan, perhatian dan
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kepada berbagai
pihak, sebagai berikut:
1. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS selaku Pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dengan penuh kesabaran.
2. Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun.
3. Ibu Dra. Krishnarini Matindas, MS selaku penguji yang telah memberikan waktu
serta bimbingannya dalam tesis ini menjadi lebih baik.
4. Segenap dosen dan administrasi pada program studi Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan dan Sekolah Pascasarjana pada umumnya yang telah
memberikan kemudahan dalam pengurusan surat-menyurat.
5. Bapak Reki sekeluarga selaku dalang yang telah bersedia membantu serta
memberikan informasi terkait dengan efektivitas komunikasi masyarakat dalam
memanfaatkan pertunjukan wayang purwa di era globalisasi terkait pesan bersih
desa.
6. Kepala Desa Bedoyo beserta staf, yang dengan setia melayani penulis di dalam
memperoleh data yang penulis perlukan dan pelayanan yang penuh dengan rasa
kekeluargaan selama penulis mengadakan penelitian di Desa Bedoyo.
7. Enumerator (Amin Suprihatin dan Arief) yang setia melayani penulis di dalam
memperoleh data-data yang penulis perlukan dan pelayanan yang penuh
ix
dengan rasa kekeluargaan selama penulis mengadakan penelitian di Desa
Bedoyo.
8. Keluarga
yang
telah
memberikan
dorongan
kepada
penulis
sampai
terselesaikannya penulisan tesis ini.
9. Teman-teman yang telah membantu dalam proses evolusi yang tiada akhirnya
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu segala kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Tesis ini lebih lanjut. Akhirnya
besar harapan penulis agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya.
Bogor, 5 September 2008
Nurtriana Rizkawati
x
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta Selatan, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran,
Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1984, merupakan anak bungsu dari pasangan
Basri Jatoko (Bapak) dengan Silvia Nurlaila (Ibu).
Mulai masuk sekolah dasar tahun 1990 di SD Muhammadiyah 06 pagi Jakarta
Selatan dan tamat pada bulan Juni 1996. Pada tahun yang sama melanjutkan
pendidikan ke SMPN 73 Jakarta Selatan. Pada tahun 1998 pindah ke SMPN 81
Jakarta Timur, dikarenakan pindahnya tempat tinggal ke Jakarta Timur, berhasil
tamat bulan Juni 1999 kemudian melanjutkan ke sekolah SMAN 113 Jakarta Timur,
mengambil jurusan ilmu pengetahuan alam dan berhasil tamat bulan Juni 2002.
Pada tahun 2002 melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian, Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
melalui jalur SPMB dan pada tahun 2006 terpilih menjadi mahasiswa berprestasi
peringkat III Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xvi
PENDAHULUAN ................................................................................................
1
Latar Belakang ..........................................................................................
Perumusan Masalah .................................................................................
Tujuan Penelitian ......................................................................................
Manfaat Penelitian ....................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...........................................................
1
6
7
8
8
9
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................
Karakteristik Individu .................................................................................
Wayang .....................................................................................................
Karakteristik Pertunjukan Wayang Purwa .................................................
Efektivitas Komunikasi ..............................................................................
Globalisasi Informasi dan Komunikasi .......................................................
Bersih Desa ..............................................................................................
12
12
12
33
41
45
47
METODE PENELITIAN ......................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................
Desain Penelitian ......................................................................................
Populasi dan Contoh ................................................................................
Data dan Instrumentasi .............................................................................
Definisi Operasional ..................................................................................
Validitas dan Reliabilitas Instrumen...........................................................
Pengumpulan Data ...................................................................................
Analisis Data .............................................................................................
56
56
56
56
58
58
60
62
63
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 64
Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 64
Deskripsi Kegiatan Bersih Desa ................................................................ 65
Karakteristik Responden Masyarakat Desa Bedoyo .................................. 70
Karakteristik Pertunjukan Wayang Purwa ................................................. 81
Tingkat Efektivitas Komunikasi Masyarakat mengenai Pertunjukan
Wayang Purwa .......................................................................................... 89
Hubungan Karakteristik Individu Masyarakat dengan Karakteristik
Pertunjukan Wayang Purwa ...................................................................... 92
Hubungan Karakteristik Individu Masyarakat dengan Efektivitas
Komunikasi Masyarakat ............................................................................ 98
Hubungan Karakteristik Pertunjukan Wayang Purwa dengan Efektivitas
Komunikasi Masyarakat ............................................................................ 103
xii
SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................... 108
Simpulan ................................................................................................... 108
Saran ........................................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 110
LAMPIRAN ........................................................................................................ 114
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Populasi masyarakat Desa Bedoyo, Gunung Kidul, DIY ..............................
57
2. Jumlah contoh penelitian masyarakat Desa Bedoyo, Gunung Kidul, DIY .....
58
3. Distribusi luas tanah menurut penggunaannya di Desa Bedoyo ..................
65
4. Distribusi responden masyarakat Desa Bedoyo berdasarkan karakteristik
individu ........................................................................................................
70
5. Rataan skor pendapat responden tentang karakteristik pertunjukan wayang
purwa di Desa Bedoyo ..................................................................................
84
6. Rataan skor pendapat responden tentang tingkat efektivitas komunikasi
masyarakat mengenai bersih desa dalam memanfaatkan pertunjukan
wayang purwa di Desa Bedoyo ....................................................................
90
7. Hubungan karakteristik individu dengan karakteristik pertunjukan wayang
purwa di Desa Bedoyo .................................................................................
93
8. Hubungan karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi masyarakat
tentang bersih desa di Desa Bedoyo ............................................................
99
9. Hubungan karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas
komunikasi masyarakat tentang bersih desa di Desa Bedoyo....................... 104
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Hubungan peubah bebas dan terikat pada kerangka analisis efektivitas
komunikasi masyarakat dalam memanfaatkan pertunjukan wayang purwa
di era globalisasi ..........................................................................................
10
2. Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Bedoyo, Gunung Kidul,
DIY................................................................................................................
71
3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, DIY .....................................................................................................
72
4. Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, DIY .....................................................................................................
73
5. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, DIY .....................................................................................................
74
6. Distribusi responden berdasarkan pendapatan per bulan di Desa Bedoyo,
Gunung Kidul, DIY .......................................................................................
75
7. Distribusi responden berdasarkan perilaku komunikasi dalam menonton
televisi di Desa Bedoyo, Gunung Kidul, DIY .................................................
77
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Arti kata dan istilah lokal .............................................................................. 115
2. Uji validitas kuesioner .................................................................................. 119
3. Uji reliabilitas kuesioner ............................................................................... 126
xvi
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk
Indonesia, telah terjadi proses modernisasi. Era modernisasi ini ditandai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan cenderung mulai ditinggalkannya
tata nilai yang telah lama berakar dalam alam pikir masyarakat pendukungnya.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menggeser tata nilai itu,
terjadi pula proses transformasi nilai (budaya).
Istilah “negara yang sedang berkembang,” di samping mencangkup
pengertian proses pengintegrasian unsur-unsur tradisional untuk suatu solidaritas
nasional, adalah juga mencakup pengembangan hasil integrasi unsur-unsur
untuk peningkatan kesejahteraan kehidupan bangsa yang menunjang unsurunsur kebudayaan itu.
Kayam (1986) mengatakan bahwa transformasi nilai mengandalkan suatu
proses peralihan total dari suatu bentuk sosok baru yang akan mapan.
Transformasi sebagai tahap terakhir dari suatu perubahan yang mengarah ke era
globalisasi. Transformasi dapat dibayangkan sebagai titik balik yang cepat.
Di Indonesia sejak terbentuknya negara bangsa (nation state) pada masa
kemerdekaan telah terjadi transformasi di bidang kehidupan politik, ekonomi dan
sosial budaya. Dalam bidang politik bangsa Indonesia telah merdeka dan bebas
dari ikatan politik kolonial. Bidang ekonomi bangsa Indonesia terlepas dari
dominasi sistem ekonomi kolonial dan di bidang sosial budaya ditandai oleh
runtuhnya struktur sosial masyarakat feodal (Kartodirdjo, 1992).
Bagi Indonesia yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan
nasional, proses transformasi itu terus berlanjut dan tidak terlepas dari elemen
kemodernan. Konsekuensi dari kemodernan ini akan diikuti pula dengan
perubahan-perubahan di bidang sosial budaya termasuk perubahan tata nilai
yang bersumber pada nilai-nilai budaya. Dalam proses kemodernan, ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan unsur-unsur yang dominan. Untuk
kepentingan
pengetahuan
Indonesia
dan
modern,
teknologi
penguasaan
merupakan
dan
bagian
pengembangan
penting
dalam
ilmu
usaha
menyukseskan pembangunan nasional (Sutrisna, 1992).
Seiring dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan diri melalui
pembangunan nasional, terjadi pula proses globalisasi di dunia. Globalisasi itu
2
sendiri menunjuk pada pengertian pembauran atau kesamaan dalam hampir
segala aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek-aspek sosial, budaya,
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, teknologi yang bersifat universal secara tidak
langsung juga mempengaruhi bidang informasi dan komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi yang menuju ke arah globalisasi
komunikasi cenderung berpengaruh langsung terhadap tingkat peradaban
manusia. Kita semua menyadari bahwa perkembangan teknologi informasi pada
dekade terakhir ini bergerak sangat pesat dan telah menimbulkan dampak positif
maupun negatif terhadap tata kehidupan masyarakat di berbagai negara
(Subrata, 1992), termasuk Indonesia.
Masuknya pengaruh globalisasi informasi dan komunikasi ke Indonesia itu
tidak mungkin dihindari. Diterimanya pengaruh globalisasi informasi dan
komunikasi ini merupakan konsekuensi pasal 32 UUD 1945 yang dalam
penjelasannya menunjukan bahwa kita bangsa Indonesia tidak menolak ide-ide
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkaya kebudayaan serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Wujud konkret dari maksud penjelasan pasal 32 UUD 1945 itu adalah
terjadinya kontak-kontak budaya kita dengan budaya asing. Ini merupakan suatu
kenyataan bahwa bangsa Indonesia sebagai makhluk sosial tidak dapat
menghindarkan diri dari ketertarikan terhadap bangsa lain dengan konsekuensi
menerima pengaruh globalisasi dan komunikasi yang memperkenalkan kepada
kita ilmu pengetahuan dan produk-produk teknologi termasuk teknologi informasi
yang baru.
Warisan-warisan lama yang berbentuk pengaturan kehidupan material
yang dianggap tidak mungkin bisa mengatasi tuntutan persoalan mereka yang
baru, ditinjau kembali dan diusahakan pembaharuan kemungkinan-kemungkinan.
Tanah-tanah pertanian yang menjadi sempit, penduduk yang menjadi padat,
kemampuan manusia yang makin terbatas untuk menguasai alam karena
pengetahuannya sudah tidak mencukupi lagi, kebutuhan akan diferensiasi yang
lebih jauh, peninjauan akan kemampuan bentuk pemerintahan yang baru untuk
mendorong dan “menggalakkan” perubahan dan inovasi. Semua ini tercakup
dalam proses pengembangan hasil integrasi unsur-unsur tradisional itu tadi.
Inilah yang sering disebut dengan modernisasi.
Proses tersebut bukanlah proses yang selalu berjalan lancar. Sama
dengan proses pengintegrasian unsur-unsur tradisional menjadi integrasi baru
3
yang disebut integrasi nasional. Dalam proses modernisasi ditunjukan dengan
adanya kegelisahan dan ketegangan yang terutama berhubungan langsung
dengan masalah pembaruan dalam orientasi dari nilai-nilai.
Kesenian tradisional di Indonesia tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan
masyarakat tradisional di wilayah itu. Dengan demikian ia mengandung sifat-sifat
atau ciri-ciri yang khas dari masyarakat tradisional.
Pertama, ia memiliki jangkauan yang terbatas pada lingkungan kultur yang
menunjangnya. Kedua, ia
merupakan pencerminan dari satu kultur yang
berkembang sangat perlahan karena dinamika masyarakat yang menunjangnya
memang demikian. Ketiga, ia merupakan bagian dari satu “kosmos” kehidupan
yang bulat dan tidak terbagi dalam pengkothakan spesialisasi. Keempat, ia
bukan merupakan hasil kreativitas individu tetapi tercipta bersama dengan sifat
kolektivitas masyarakat yang menunjangnya.
Pada awalnya, masyarakat Jawa berkembang dalam budaya mistik-religius
yang lambat laun mendewasakan diri dengan menyerap berbagai unsur yang
datang dari luar. Sikap masyarakat Jawa dengan struktur budaya yang terbuka
terhadap pengaruh asing cenderung membentuk pola budaya yang selalu
berkembang ke arah sintesa pluralistik. Kelenturan masyarakat Jawa dalam
menerima dan mengolah unsur pendatang dapat menciptakan bentuk-bentuk
budaya ambiguitas antara asli Jawa dan paham pendatang.
Wayang sebagai salah satu produk pendewasaan budaya Jawa terbentuk
dari nilai lokal yang diperkaya dan disempumakan dengan paham-paham
pendatang dari zaman ke zaman, hingga mampu mencapai posisi adiluhung.
Wayang dipercaya mempunyai nilai-nilai universal, selain memuat hampir
seluruh unsur seni yang dimiliki masyarakat Jawa. Dalam perkembangan terakhir
telah teruji bahwa wayang menyimpan nilai-kaji yang multi-disipliner, memuat
beragam fenomena disiplin ilmu terutama sosio-humaniora.
Bagi masyarakatnya, wayang adalah sumber penilaian watak manusia,
ajaran kebenaran, cermin tingkah laku dan tingkat kedewasaan seseorang. Nilainilai edukatif dalam wayang secara tidak langsung diajarkan kepada manusia
Jawa sejak dini tanpa pernah disadari pelakunya bahwa hal tersebut sebagai
proses pendidikan yang evolutif hingga akhimya disadari atau tidak, semuanya
bernaung dalam aura besar pewayangan. Fenomena kebesaran wayang telah
dirasakan sejak zaman raja-raja Jawa Kuno yang secara magis diwariskan turun-
4
temurun dengan sebuah pemahaman legenda bahwa manusia Jawa adalah
penerus kepahlawanan tokoh-tokoh/raja-raja besar dalam pewayangan.
Dalam masyarakat Jawa, wayang bukan hanya sebagai bentuk seni
pertunjukan, hiburan atau kesenian rakyat, melainkan telah menjadi bagian
habitus (komunal) dalam kehidupan sosial, religius, bahkan mistik. Wayang
mempunyai posisi penting sebagai penterjemah wewayangan (gambaran)
kehidupan universal yang diangkat dalam bahasa panggung untuk memberi nilai
segar bagi kehidupan masyarakat.
Wayang berkembang dalam tempo berabad-abad melewati berbagai versi,
namun fungsinya sebagai alat komunikasi tetap terjaga dan dipertahankan.
Propaganda yang terjadi di Jawa pada permulaan perkembangannya dilakukan
melalui alat-alat komunikasi tradsional (wayang, gamelan dan cerita-cerita) dan
orang Jawa “menerima dan mengembangkan” unsur-unsur modern.
Peranan seni-tradisional dalam suatu proses seperti integrasi nasional dan
modernisasi nampaknya akan lebih banyak pada unsur “synthesis.” Dalam satu
wilayah kultur seperti Indonesia di mana “dialog” dan bukan “konfrontasi” yang
nampaknya dipilih sebagai suatu “kawicaksanaan” (wisdom) utama, peranan seni
tradisional akan lebih berarti pada kemampuannya untuk merangkum unsurunsur. Dalam proses integrasi dan modernisasi itu, secara paradoxal, senitradisional bisa menjadi juru bicara yang mengaitkan unsur lama dengan unsur
baru.
Bersih desa sebagai tradisi budaya juga memuat seni spiritual. Seni
spiritual ini perlu dilihat lebih jauh dari aspek etnografi agar jelas makna dan
fungsinya. Jadi, mencermati seni dari sisi budaya bukanlah seni sebagai seni,
melainkan seni dalam konteks (Simatupang, 2005). Pendapat ini memberikan
gambaran bahwa dibalik fenomena tradisi dan seni, memuat konteks etnografi
yang menarik diperbincangkan. Hal yang menarik dari fenomena tradisi bersih
desa, dapat terkait dengan berbagai hal antara lain tempat, waktu dan pelaku
dalam rangkaian sebuah prosesi seni budaya. Atas dasar ini dapat dikatakan
bahwa dalam seni ada spiritualitas dan dalam tradisi ada seni.
Tradisi bersih desa telah mendarah daging dalam masyarakat Jawa
pedesaan, hampir setiap wilayah menyelenggarakannya. Format bersih desa dari
waktu ke waktu bisa saja berbeda atau berubah namun esensinya tetap pada
pendekatan diri pada Tuhan. Bersih desa dapat berusia panjang. Masing-masing
wilayah di Jawa memiliki keunikan sendiri-sendiri dalam melaksanakan bersih
5
desa. Salah satu aktivitas bersih desa yang tergolong unik adalah fenomena
yang ada di wilayah Bedoyo. Keunikan tradisi bersih desa di wilayah ini yaitu
selalu menggunakan seni pertunjukan ritual berupa wayang kulit. Rangkaian
ritual ini telah ditata menurut laku dan aktivitas spiritual. Di dalamnya terdapat
laku mistik kejawen yang kental dengan nilai-nilai mitos.
Bersih desa yang dilaksanakan di kawasan pegunungan telah berusia
lama dan memiliki mitos yang panjang. Tradisi ini juga terdapat mitos-mitos yang
diyakini akan membawa berkah apabila dihormati melalui bersih desa dan
sebaliknya akan mendatangkan bahaya apabila masyarakat meninggalkannya.
Fenomena ritual tersebut dalam seni pertunjukan spiritual yang selalu digunakan.
Ada perasaan takut masyarakat jika bersih desa tidak melaksanakan pertunjukan
wayang kulit. Itulah sebabnya, masyarakat selalu berjuang keras agar bersih
desa tetap terselenggara meskipun dalam ekonomi yang kurang memungkinkan.
Masyarakat selalu menyepakati secara aklamasi ketika dilakukan rencana
bersih desa. Hal ini selalu didorong oleh asumsi bahwa dengan cara gotong
royong menjalankan bersih desa kelak akan mendapatkan keselamatan hidup.
Kondisi ini meneguhkan kembali pendapat Taylor (Coleman,1998) bahwa inti dari
religi adalah kepercayaan pada hal-hal spiritual. Penjelasan ini, mengisyaratkan
bahwa nilai-nilai spiritual jauh lebih penting dibanding nilai material dalam bersih
desa. Nilai-nilai spiritual tersebut menjadi penggerak batin warga masyarakat
untuk selalu mengadakan aktivitas bersih desa.
Ini semua menunjukan bahwa peranan wayang sebagai frame of reference
dari simbol-simbol akan mulai berakhir dan mulai menginjak pada peranannya
yang lebih “profan” yang lebih “manusiawi” yakni sebagai drama, sebagai lakon
modern. Ini artinya penonton akan melihat perwatakan tokoh-tokoh wayang serta
lakon-lakon yang mendukungnya tidak lagi sebagai tokoh-tokoh atau lakon-lakon
teladan tetapi sebagai menusia-manusia dengan sejumlah kemungkinan.
Seiring dengan adanya penetrasi pengaruh paham asing yang instant dan
frontal dapat menyebabkan terjadinya pergeseran konsepsi budaya Jawa.
Akibatnya akan mengurangi daya lentur dalam melakukan filterisasi terhadap
budaya pendatang. Kondisi ini disadari sangat merisaukan kelangsungan tatanan
sosial dan perilaku budaya masyarakat Jawa. Eksistensi wayang yang mencoba
bertahan pada konsep-konsep dasar (pakem) akan semakin kehilangan daya
magisnya dalam menghimpun "aura penaung," bahkan sering terseret dalam
6
situasi yang penuh “tempelan" sebagai upaya mempertahankan diri agar tetap
diterima masyarakatnya.
Perumusan Masalah
Proses globalisasi informasi dan komunikasi di dunia ini melanda negaranegara yang sedang berkembang. Bangsa Indonesia sebagai makhluk sosial
tidak dapat menghindarkan diri dari ketertarikan hubungan dengan bangsa lain
dan sebagai konsekuensinya harus menerima pengaruh globalisasi termasuk di
dalamnya teknologi.
Pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas pada hakikatnya juga
merupakan pembangunan manusia yang memiliki ketahanan sosial budaya.
Ketahanan sosial budaya adalah suatu kondisi kehidupan sosial budaya bangsa
yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan
serba selaras, serasi dan seimbang serta memiliki kemampuan menangkal
penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Sikap
bangsa
Indonesia
dalam
menghadapi
penetrasi
budaya
asing
adalah
mempertahankan unsur-unsur yang baik dari kebudayaan sendiri dan mengambil
yang lebih baik dari kebudayaan asing tersebut.
Penyerapan unsur budaya luar dan inovasi yang muncul dari dalam akan
membuat kebudayaan yang merupakan salah satu sumber utama sistem atau
tata nilai masyarakat, berubah dan berkembang. Dinamika masyarakat
pendukungnya dalam arti pemikiran yang tidak menutup diri terhadap nilai-nilai
baru merupakan kekuatan utama dalam pengembangan setiap kebudayaan.
Salah satu pendorong dinamika masyarakat adalah media massa yang
dewasa ini telah termasuk dalam tatanan kehidupan masyarakat. Oleh
sementara pihak, media massa sering disebut the fourth estate dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau
gambaran umum tentang banyak hal, media massa mempunyai kemampuan
untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik. Oleh
karena itu
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Masyarakat
dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi: Kasus Desa
Bedoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
September 2008
Nurtriana Rizkawati
NIM I353060101
i
ABSTRACT
NURTRIANA RIZKAWATI. Effectiveness of “Wayang Purwa” to Communicate to the
Society in The Era of Globalization (case: Countryside of Bedoyo, Gunung Kidul,
Yogyakarta). Under direction of Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS and Dr. drh. Widiyanto
Dwi Surya, M.Sc.
This research aimed to analyze the effectiveness of “Wayang Purwa” to
communicate to the society in the era of globalization. The analysis designed to
reveal the individual characteristics who watch “Wayang Purwa” show, the
characteristics of “Wayang Purwa” show, the effectiveness using “Wayang Purwa” to
communicate with the society, the relationships between individual characters with
“Wayang Purwa” performance, and the relationships between “Wayang Purwa”
performance with the communication effectiveness to the society especially at Desa
Bedoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta in environmental cleanness issues. Respondents
(79 sample) were selected by simple randomize sampling, the survey was designed
with statistically correlation descriptive model and the statistic analysis was
conducted using descriptive analysis rank Tau Kendall and chi square. This
research revealed: Individual characteristics have a significant correlation with the
“Wayang Purwa” performance, i.e. (1) ages with main character, (2) education level
with Dalang-Audience interaction, (3) job with main character and main conflict, and
also very significant in (1) education level with topics, main character, and main
conflict, (2) income with topics, main character, and main conflict, (3) TV watch rate
with Dalang-Audience correlation, main character, topics and main conflict.
Respondent individual characters has a significant correlation with them i.e. gender
with knowledge and very significant correlation with the effectiveness of using
“Wayang Purwa” to communicate with them i.e. (1) education level with
communication effectiveness (2) job with
society attitude (3) income with
communication effectiveness (4) TV watch rate with communication effectiveness.
“Wayang Purwa” performance characters have a very significant correlation with the
society communication effectiveness.
Keywords: communications effectiveness, wayang purwa, globalization.
.
ii
RINGKASAN
NURTRIANA RIZKAWATI, 2006. Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam
Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi (Kasus: Desa Bedoyo,
Gunung Kidul, Yogyakarta). Dibimbing oleh: Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS dan Dr. drh.
Widiyanto Dwi Surya, M.Sc.
Dewasa ini di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia,
telah terjadi proses modernisasi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menggeser tata nilai itu, terjadi pula proses transformasi nilai (budaya). Seiring
dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan diri melalui pembangunan
nasional, terjadi proses globalisasi di dunia yang mengarah pada pembauran dalam
hampir segala aspek kehidupan manusia yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi bidang informasi dan komunikasi.
Wayang dipercaya mempunyai nilai-nilai universal, selain memuat hampir
seluruh unsur seni yang dimiliki masyarakat Jawa. Dalam perkembangan terakhir
telah teruji bahwa wayang menyimpan nilai-kaji yang multi-disipliner, memuat
beragam fenomena disiplin ilmu terutama sosio-humaniora. Dalam masyarakat
Jawa, wayang bukan hanya sebagai bentuk seni pertunjukan, hiburan atau kesenian
rakyat melainkan telah menjadi bagian habitus (komunal) dalam kehidupan sosial,
religius bahkan mistik. Wayang mempunyai posisi penting sebagai penterjemah
wewayangan (gambaran) kehidupan universal yang diangkat dalam bahasa
panggung untuk memberi nilai segar bagi kehidupan masyarakat.
Tradisi bersih desa telah mendarah daging dalam masyarakat Jawa
pedesaan, hampir setiap wilayah menyelenggarakannya. Masyarakat selalu
menyepakati secara aklamasi ketika dilakukan rencana bersih desa. Hal ini selalu
didorong oleh asumsi bahwa dengan cara gotong royong menjalankan bersih desa
kelak akan mendapatkan keselamatan hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas
komunikasi dalam pertunjukan wayang purwa di era globalisasi. Secara spesifik
penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik individu masyarakat di
Desa Bedoyo yang menyaksikan pertunjukan wayang purwa, (2) mengetahui
karakteristik pertunjukan wayang purwa di Desa Bedoyo, (3) mengetahui tingkat
efektivitas komunikasi masyarakat tentang bersih desa dalam pertunjukan wayang
purwa di Desa Bedoyo, (4) menganalisis hubungan karakteristik individu masyarakat
dengan karakteristik pertunjukan wayang purwa di Desa Bedoyo, (5) menganalisis
hubungan karakteristik individu masyarakat dengan efektivitas komunikasi
masyarakat tentang bersih desa di Desa Bedoyo dan (6) menganalisis hubungan
karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas komunikasi masyarakat
tentang berih desa di Desa Bedoyo.
Penelitian ini dilakukan di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten
Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan metode korelasional (correlational research).
Populasi penelitian ini sebanyak 790 orang dengan pengambilan contoh secara
proporsional. Penentuan contoh dari setiap lapisan masyarakat dilakukan secara
acak. Penelitian ini mengambil contoh sebanyak 79 responden yakni 10% dari
jumlah populasi yang ada di Desa Bedoyo Data penelitian dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dalam bentuk persentil, rataan, persentase, frekuensi,
tabel distribusi dan analisis hubungan dengan menggunakan rank Tau Kendall dan
iii
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN
PERTUNJUKAN WAYANG PURWA DI ERA GLOBALISASI
Oleh:
NURTRIANA RIZKAWATI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
vi
Khi-Kuadrat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for
windows.
Hasil Penelitian adalah: (1) Responden rata-rata berumur 38,47 tahun,
sebagian besar responden (40,5%) berumur 21-32 tahun, jenis kelamin laki-laki
55,7%, pendidikan 44,3% berada pada jenjang Sekolah Lanjutan, bekerja di sektor
non formal (40,5%), pendapatan 43% kurang dari Rp. 600.000,00 per bulan
tergolong dalam kurang mapan sosial ekonominya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan perilaku komunikasi responden dalam menonton televisi secara
keseluruhan dapat dikatakan tinggi (77,2%) berkisar antara enam sampai dengan
tujuh hari dalam seminggu, mendengarkan radio sangat tinggi berkisar antara enam
sampai dengan tujuh hari (48,1%), sedangkan membaca koran tergolong rendah
berkisar antara tiga sampai dengan empat hari dalam seminggu (51,9%). (2)
Karakteristik pertunjukan wayang purwa berdasarkan: rataan skor 3,34 hubungan
dalang dengan penonton dalam pertunjukan wayang purwa bersifat netral.
Hubungan dalang dengan penonton termasuk berada dalam hal terpenting yang
terakhir dalam pertunjukan wayang purwa. Tokoh pelaku dalam pertunjukan
wayang purwa dengan tema bersih desa berada dengan skor 3,40 dan dalam
selang netral. Hal ini menggambarkan bahwa tokoh pelaku memiliki kedudukan
yang cukup penting dalam pertunjukan wayang purwa. Tema serta masalah pokok
memperoleh skor 3,39 dan berada dalam selang netral. (3) Tingkat efektivitas
komunikasi masyarakat tentang bersih desa: sikap responden dalam pola
kehidupannya dengan skor 3,51 yang termasuk dalam selang positif. Pengetahuan
yang diperoleh melalui pertunjukan wayang purwa termasuk dalam selang netral
dengan rataan skor 3,37. (4) Hubungan karakteristik individu masyarakat dengan
karakteristik pertunjukan wayang purwa berhubungan nyata dengan karakteristik
pertunjukan wayang purwa, antara lain (a) umur dengan tokoh pelaku, (b)
pendidikan dengan hubungan dalang dengan penonton, tokoh pelaku dan tema
serta masalah pokok, (c) pekerjaan dengan tokoh pelaku dan tema serta masalah
pokok, (d) pendapatan dengan tokoh pelaku dan tema serta masalah pokok, (e)
menonton televisi dengan hubungan dalang dengan penonton, tokoh pelaku dan
tema serta masalah pokok. (5) Hubungan karakteristik individu masyarakat dengan
efektivitas komunikasi masyarakat tentang bersih desa yang berhubungan nyata
antara lain: jenis kelamin dengan pengetahuan dan berhubungan sangat nyata,
antara lain: (a) pendidikan dengan efektivitas komunikasi masyarakat, (b) pekerjaan
dengan sikap masyarakat, (c) pendapatan dengan efektivitas komunikasi
masyarakat dan (d) menonton televisi dengan efektivitas komunikasi masyarakat.
(6) Hubungan karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas
komunikasi masyarakat secara keseluruhan berhubungan nyata.
Disimpulkan bahwa pertunjukan wayang purwa salah satu media yang masih
digunakan di era globalisasi untuk mencapai komunikasi yang efektif dan masih
dimanfaatkan masyarakat dalam mengkomunikasikan pesan yang berkenaan
dengan bersih desa.
Disarankan dalang harus mampu mewadahi dalam bentuk kemasan pakeliran
yang sesuai dengan pakem yang ada, sehingga tidak menggeser nilai-nilai yang
berkembang di era globalisasi.
Kata kunci: efektivitas komunikasi, wayang purwa, globalisasi
iv
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
v
Judul Tesis
: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM
MEMANFAATKAN PERTUNJUKAN WAYANG PURWA
DI ERA GLOBALISASI
Nama
: Nurtriana Rizkawati
NIM
: I 353060101
Program Studi
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. H.Amiruddin Saleh, MS
Ketua
Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan
Dekan
Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr. Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS
Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS
Tanggal Ujian: 20 Agustus 2008
Tanggal lulus:
vii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dra. Krishnarini Matindas, MS
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia – Nya kepada penulis sehingga Tesis ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya sesuai dengan harapan dan keinginan penulis.
Tesis yang berjudul “ Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan
Pertunjukan Wayang Purwa Di Era Globalisasi, Kasus di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, Yogyakarta” ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam usaha mencapai
gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan.
Selesainya penulisan Tesis ini tidak terlepas dari bimbingan, perhatian dan
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kepada berbagai
pihak, sebagai berikut:
1. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS selaku Pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dengan penuh kesabaran.
2. Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun.
3. Ibu Dra. Krishnarini Matindas, MS selaku penguji yang telah memberikan waktu
serta bimbingannya dalam tesis ini menjadi lebih baik.
4. Segenap dosen dan administrasi pada program studi Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan dan Sekolah Pascasarjana pada umumnya yang telah
memberikan kemudahan dalam pengurusan surat-menyurat.
5. Bapak Reki sekeluarga selaku dalang yang telah bersedia membantu serta
memberikan informasi terkait dengan efektivitas komunikasi masyarakat dalam
memanfaatkan pertunjukan wayang purwa di era globalisasi terkait pesan bersih
desa.
6. Kepala Desa Bedoyo beserta staf, yang dengan setia melayani penulis di dalam
memperoleh data yang penulis perlukan dan pelayanan yang penuh dengan rasa
kekeluargaan selama penulis mengadakan penelitian di Desa Bedoyo.
7. Enumerator (Amin Suprihatin dan Arief) yang setia melayani penulis di dalam
memperoleh data-data yang penulis perlukan dan pelayanan yang penuh
ix
dengan rasa kekeluargaan selama penulis mengadakan penelitian di Desa
Bedoyo.
8. Keluarga
yang
telah
memberikan
dorongan
kepada
penulis
sampai
terselesaikannya penulisan tesis ini.
9. Teman-teman yang telah membantu dalam proses evolusi yang tiada akhirnya
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu segala kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Tesis ini lebih lanjut. Akhirnya
besar harapan penulis agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya.
Bogor, 5 September 2008
Nurtriana Rizkawati
x
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Efektivitas Komunikasi Masyarakat
dalam Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi: Kasus Desa
Bedoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta adalah karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor,
September 2008
Nurtriana Rizkawati
NIM I353060101
i
ABSTRACT
NURTRIANA RIZKAWATI. Effectiveness of “Wayang Purwa” to Communicate to the
Society in The Era of Globalization (case: Countryside of Bedoyo, Gunung Kidul,
Yogyakarta). Under direction of Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS and Dr. drh. Widiyanto
Dwi Surya, M.Sc.
This research aimed to analyze the effectiveness of “Wayang Purwa” to
communicate to the society in the era of globalization. The analysis designed to
reveal the individual characteristics who watch “Wayang Purwa” show, the
characteristics of “Wayang Purwa” show, the effectiveness using “Wayang Purwa” to
communicate with the society, the relationships between individual characters with
“Wayang Purwa” performance, and the relationships between “Wayang Purwa”
performance with the communication effectiveness to the society especially at Desa
Bedoyo, Gunung Kidul, Yogyakarta in environmental cleanness issues. Respondents
(79 sample) were selected by simple randomize sampling, the survey was designed
with statistically correlation descriptive model and the statistic analysis was
conducted using descriptive analysis rank Tau Kendall and chi square. This
research revealed: Individual characteristics have a significant correlation with the
“Wayang Purwa” performance, i.e. (1) ages with main character, (2) education level
with Dalang-Audience interaction, (3) job with main character and main conflict, and
also very significant in (1) education level with topics, main character, and main
conflict, (2) income with topics, main character, and main conflict, (3) TV watch rate
with Dalang-Audience correlation, main character, topics and main conflict.
Respondent individual characters has a significant correlation with them i.e. gender
with knowledge and very significant correlation with the effectiveness of using
“Wayang Purwa” to communicate with them i.e. (1) education level with
communication effectiveness (2) job with
society attitude (3) income with
communication effectiveness (4) TV watch rate with communication effectiveness.
“Wayang Purwa” performance characters have a very significant correlation with the
society communication effectiveness.
Keywords: communications effectiveness, wayang purwa, globalization.
.
ii
RINGKASAN
NURTRIANA RIZKAWATI, 2006. Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam
Memanfaatkan Pertunjukan Wayang Purwa di Era Globalisasi (Kasus: Desa Bedoyo,
Gunung Kidul, Yogyakarta). Dibimbing oleh: Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS dan Dr. drh.
Widiyanto Dwi Surya, M.Sc.
Dewasa ini di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia,
telah terjadi proses modernisasi. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menggeser tata nilai itu, terjadi pula proses transformasi nilai (budaya). Seiring
dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan diri melalui pembangunan
nasional, terjadi proses globalisasi di dunia yang mengarah pada pembauran dalam
hampir segala aspek kehidupan manusia yang secara tidak langsung juga
mempengaruhi bidang informasi dan komunikasi.
Wayang dipercaya mempunyai nilai-nilai universal, selain memuat hampir
seluruh unsur seni yang dimiliki masyarakat Jawa. Dalam perkembangan terakhir
telah teruji bahwa wayang menyimpan nilai-kaji yang multi-disipliner, memuat
beragam fenomena disiplin ilmu terutama sosio-humaniora. Dalam masyarakat
Jawa, wayang bukan hanya sebagai bentuk seni pertunjukan, hiburan atau kesenian
rakyat melainkan telah menjadi bagian habitus (komunal) dalam kehidupan sosial,
religius bahkan mistik. Wayang mempunyai posisi penting sebagai penterjemah
wewayangan (gambaran) kehidupan universal yang diangkat dalam bahasa
panggung untuk memberi nilai segar bagi kehidupan masyarakat.
Tradisi bersih desa telah mendarah daging dalam masyarakat Jawa
pedesaan, hampir setiap wilayah menyelenggarakannya. Masyarakat selalu
menyepakati secara aklamasi ketika dilakukan rencana bersih desa. Hal ini selalu
didorong oleh asumsi bahwa dengan cara gotong royong menjalankan bersih desa
kelak akan mendapatkan keselamatan hidup.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis efektivitas
komunikasi dalam pertunjukan wayang purwa di era globalisasi. Secara spesifik
penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui karakteristik individu masyarakat di
Desa Bedoyo yang menyaksikan pertunjukan wayang purwa, (2) mengetahui
karakteristik pertunjukan wayang purwa di Desa Bedoyo, (3) mengetahui tingkat
efektivitas komunikasi masyarakat tentang bersih desa dalam pertunjukan wayang
purwa di Desa Bedoyo, (4) menganalisis hubungan karakteristik individu masyarakat
dengan karakteristik pertunjukan wayang purwa di Desa Bedoyo, (5) menganalisis
hubungan karakteristik individu masyarakat dengan efektivitas komunikasi
masyarakat tentang bersih desa di Desa Bedoyo dan (6) menganalisis hubungan
karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas komunikasi masyarakat
tentang berih desa di Desa Bedoyo.
Penelitian ini dilakukan di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong, Kabupaten
Gunung Kidul, Yogyakarta. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive
sampling. Penelitian ini menggunakan metode korelasional (correlational research).
Populasi penelitian ini sebanyak 790 orang dengan pengambilan contoh secara
proporsional. Penentuan contoh dari setiap lapisan masyarakat dilakukan secara
acak. Penelitian ini mengambil contoh sebanyak 79 responden yakni 10% dari
jumlah populasi yang ada di Desa Bedoyo Data penelitian dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dalam bentuk persentil, rataan, persentase, frekuensi,
tabel distribusi dan analisis hubungan dengan menggunakan rank Tau Kendall dan
iii
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM MEMANFAATKAN
PERTUNJUKAN WAYANG PURWA DI ERA GLOBALISASI
Oleh:
NURTRIANA RIZKAWATI
Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada
Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008
vi
Khi-Kuadrat. Analisa data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15 for
windows.
Hasil Penelitian adalah: (1) Responden rata-rata berumur 38,47 tahun,
sebagian besar responden (40,5%) berumur 21-32 tahun, jenis kelamin laki-laki
55,7%, pendidikan 44,3% berada pada jenjang Sekolah Lanjutan, bekerja di sektor
non formal (40,5%), pendapatan 43% kurang dari Rp. 600.000,00 per bulan
tergolong dalam kurang mapan sosial ekonominya. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan perilaku komunikasi responden dalam menonton televisi secara
keseluruhan dapat dikatakan tinggi (77,2%) berkisar antara enam sampai dengan
tujuh hari dalam seminggu, mendengarkan radio sangat tinggi berkisar antara enam
sampai dengan tujuh hari (48,1%), sedangkan membaca koran tergolong rendah
berkisar antara tiga sampai dengan empat hari dalam seminggu (51,9%). (2)
Karakteristik pertunjukan wayang purwa berdasarkan: rataan skor 3,34 hubungan
dalang dengan penonton dalam pertunjukan wayang purwa bersifat netral.
Hubungan dalang dengan penonton termasuk berada dalam hal terpenting yang
terakhir dalam pertunjukan wayang purwa. Tokoh pelaku dalam pertunjukan
wayang purwa dengan tema bersih desa berada dengan skor 3,40 dan dalam
selang netral. Hal ini menggambarkan bahwa tokoh pelaku memiliki kedudukan
yang cukup penting dalam pertunjukan wayang purwa. Tema serta masalah pokok
memperoleh skor 3,39 dan berada dalam selang netral. (3) Tingkat efektivitas
komunikasi masyarakat tentang bersih desa: sikap responden dalam pola
kehidupannya dengan skor 3,51 yang termasuk dalam selang positif. Pengetahuan
yang diperoleh melalui pertunjukan wayang purwa termasuk dalam selang netral
dengan rataan skor 3,37. (4) Hubungan karakteristik individu masyarakat dengan
karakteristik pertunjukan wayang purwa berhubungan nyata dengan karakteristik
pertunjukan wayang purwa, antara lain (a) umur dengan tokoh pelaku, (b)
pendidikan dengan hubungan dalang dengan penonton, tokoh pelaku dan tema
serta masalah pokok, (c) pekerjaan dengan tokoh pelaku dan tema serta masalah
pokok, (d) pendapatan dengan tokoh pelaku dan tema serta masalah pokok, (e)
menonton televisi dengan hubungan dalang dengan penonton, tokoh pelaku dan
tema serta masalah pokok. (5) Hubungan karakteristik individu masyarakat dengan
efektivitas komunikasi masyarakat tentang bersih desa yang berhubungan nyata
antara lain: jenis kelamin dengan pengetahuan dan berhubungan sangat nyata,
antara lain: (a) pendidikan dengan efektivitas komunikasi masyarakat, (b) pekerjaan
dengan sikap masyarakat, (c) pendapatan dengan efektivitas komunikasi
masyarakat dan (d) menonton televisi dengan efektivitas komunikasi masyarakat.
(6) Hubungan karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas
komunikasi masyarakat secara keseluruhan berhubungan nyata.
Disimpulkan bahwa pertunjukan wayang purwa salah satu media yang masih
digunakan di era globalisasi untuk mencapai komunikasi yang efektif dan masih
dimanfaatkan masyarakat dalam mengkomunikasikan pesan yang berkenaan
dengan bersih desa.
Disarankan dalang harus mampu mewadahi dalam bentuk kemasan pakeliran
yang sesuai dengan pakem yang ada, sehingga tidak menggeser nilai-nilai yang
berkembang di era globalisasi.
Kata kunci: efektivitas komunikasi, wayang purwa, globalisasi
iv
© Hak Cipta milik IPB, tahun 2008
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan
suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
v
Judul Tesis
: EFEKTIVITAS KOMUNIKASI MASYARAKAT DALAM
MEMANFAATKAN PERTUNJUKAN WAYANG PURWA
DI ERA GLOBALISASI
Nama
: Nurtriana Rizkawati
NIM
: I 353060101
Program Studi
: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Dr. Ir. H.Amiruddin Saleh, MS
Ketua
Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc
Anggota
Diketahui
Ketua Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian
dan Pedesaan
Dekan
Sekolah Pascasarjana IPB
Prof. Dr. Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS
Prof. Dr. Ir. H. Sumardjo, MS
Tanggal Ujian: 20 Agustus 2008
Tanggal lulus:
vii
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dra. Krishnarini Matindas, MS
viii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan karunia – Nya kepada penulis sehingga Tesis ini dapat terselesaikan
tepat pada waktunya sesuai dengan harapan dan keinginan penulis.
Tesis yang berjudul “ Efektivitas Komunikasi Masyarakat dalam Memanfaatkan
Pertunjukan Wayang Purwa Di Era Globalisasi, Kasus di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, Yogyakarta” ini disusun untuk memenuhi tugas akhir dalam usaha mencapai
gelar Magister Sains pada Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan
Pedesaan.
Selesainya penulisan Tesis ini tidak terlepas dari bimbingan, perhatian dan
bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kepada berbagai
pihak, sebagai berikut:
1. Dr. Ir. H. Amiruddin Saleh, MS selaku Pembimbing I yang senantiasa
memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis dengan penuh kesabaran.
2. Dr. drh. Widiyanto Dwi Surya, MSc selaku Pembimbing II yang selalu
memberikan arahan dan bimbingan yang bersifat membangun.
3. Ibu Dra. Krishnarini Matindas, MS selaku penguji yang telah memberikan waktu
serta bimbingannya dalam tesis ini menjadi lebih baik.
4. Segenap dosen dan administrasi pada program studi Komunikasi Pembangunan
Pertanian dan Pedesaan dan Sekolah Pascasarjana pada umumnya yang telah
memberikan kemudahan dalam pengurusan surat-menyurat.
5. Bapak Reki sekeluarga selaku dalang yang telah bersedia membantu serta
memberikan informasi terkait dengan efektivitas komunikasi masyarakat dalam
memanfaatkan pertunjukan wayang purwa di era globalisasi terkait pesan bersih
desa.
6. Kepala Desa Bedoyo beserta staf, yang dengan setia melayani penulis di dalam
memperoleh data yang penulis perlukan dan pelayanan yang penuh dengan rasa
kekeluargaan selama penulis mengadakan penelitian di Desa Bedoyo.
7. Enumerator (Amin Suprihatin dan Arief) yang setia melayani penulis di dalam
memperoleh data-data yang penulis perlukan dan pelayanan yang penuh
ix
dengan rasa kekeluargaan selama penulis mengadakan penelitian di Desa
Bedoyo.
8. Keluarga
yang
telah
memberikan
dorongan
kepada
penulis
sampai
terselesaikannya penulisan tesis ini.
9. Teman-teman yang telah membantu dalam proses evolusi yang tiada akhirnya
Penulis menyadari bahwa Tesis ini masih jauh dari sempurna mengingat
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu segala kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan Tesis ini lebih lanjut. Akhirnya
besar harapan penulis agar tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yang
memerlukannya.
Bogor, 5 September 2008
Nurtriana Rizkawati
x
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta Selatan, Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran,
Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1984, merupakan anak bungsu dari pasangan
Basri Jatoko (Bapak) dengan Silvia Nurlaila (Ibu).
Mulai masuk sekolah dasar tahun 1990 di SD Muhammadiyah 06 pagi Jakarta
Selatan dan tamat pada bulan Juni 1996. Pada tahun yang sama melanjutkan
pendidikan ke SMPN 73 Jakarta Selatan. Pada tahun 1998 pindah ke SMPN 81
Jakarta Timur, dikarenakan pindahnya tempat tinggal ke Jakarta Timur, berhasil
tamat bulan Juni 1999 kemudian melanjutkan ke sekolah SMAN 113 Jakarta Timur,
mengambil jurusan ilmu pengetahuan alam dan berhasil tamat bulan Juni 2002.
Pada tahun 2002 melanjutkan pendidikan di Fakultas Pertanian, Jurusan
Sosial Ekonomi Pertanian, Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian
melalui jalur SPMB dan pada tahun 2006 terpilih menjadi mahasiswa berprestasi
peringkat III Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Bali.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................................
xvi
PENDAHULUAN ................................................................................................
1
Latar Belakang ..........................................................................................
Perumusan Masalah .................................................................................
Tujuan Penelitian ......................................................................................
Manfaat Penelitian ....................................................................................
Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...........................................................
1
6
7
8
8
9
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................
Karakteristik Individu .................................................................................
Wayang .....................................................................................................
Karakteristik Pertunjukan Wayang Purwa .................................................
Efektivitas Komunikasi ..............................................................................
Globalisasi Informasi dan Komunikasi .......................................................
Bersih Desa ..............................................................................................
12
12
12
33
41
45
47
METODE PENELITIAN ......................................................................................
Lokasi dan Waktu Penelitian .....................................................................
Desain Penelitian ......................................................................................
Populasi dan Contoh ................................................................................
Data dan Instrumentasi .............................................................................
Definisi Operasional ..................................................................................
Validitas dan Reliabilitas Instrumen...........................................................
Pengumpulan Data ...................................................................................
Analisis Data .............................................................................................
56
56
56
56
58
58
60
62
63
HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................................. 64
Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 64
Deskripsi Kegiatan Bersih Desa ................................................................ 65
Karakteristik Responden Masyarakat Desa Bedoyo .................................. 70
Karakteristik Pertunjukan Wayang Purwa ................................................. 81
Tingkat Efektivitas Komunikasi Masyarakat mengenai Pertunjukan
Wayang Purwa .......................................................................................... 89
Hubungan Karakteristik Individu Masyarakat dengan Karakteristik
Pertunjukan Wayang Purwa ...................................................................... 92
Hubungan Karakteristik Individu Masyarakat dengan Efektivitas
Komunikasi Masyarakat ............................................................................ 98
Hubungan Karakteristik Pertunjukan Wayang Purwa dengan Efektivitas
Komunikasi Masyarakat ............................................................................ 103
xii
SIMPULAN DAN SARAN.................................................................................... 108
Simpulan ................................................................................................... 108
Saran ........................................................................................................ 109
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 110
LAMPIRAN ........................................................................................................ 114
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Populasi masyarakat Desa Bedoyo, Gunung Kidul, DIY ..............................
57
2. Jumlah contoh penelitian masyarakat Desa Bedoyo, Gunung Kidul, DIY .....
58
3. Distribusi luas tanah menurut penggunaannya di Desa Bedoyo ..................
65
4. Distribusi responden masyarakat Desa Bedoyo berdasarkan karakteristik
individu ........................................................................................................
70
5. Rataan skor pendapat responden tentang karakteristik pertunjukan wayang
purwa di Desa Bedoyo ..................................................................................
84
6. Rataan skor pendapat responden tentang tingkat efektivitas komunikasi
masyarakat mengenai bersih desa dalam memanfaatkan pertunjukan
wayang purwa di Desa Bedoyo ....................................................................
90
7. Hubungan karakteristik individu dengan karakteristik pertunjukan wayang
purwa di Desa Bedoyo .................................................................................
93
8. Hubungan karakteristik individu dengan efektivitas komunikasi masyarakat
tentang bersih desa di Desa Bedoyo ............................................................
99
9. Hubungan karakteristik pertunjukan wayang purwa dengan efektivitas
komunikasi masyarakat tentang bersih desa di Desa Bedoyo....................... 104
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Hubungan peubah bebas dan terikat pada kerangka analisis efektivitas
komunikasi masyarakat dalam memanfaatkan pertunjukan wayang purwa
di era globalisasi ..........................................................................................
10
2. Distribusi responden berdasarkan umur di Desa Bedoyo, Gunung Kidul,
DIY................................................................................................................
71
3. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, DIY .....................................................................................................
72
4. Distribusi responden berdasarkan pendidikan di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, DIY .....................................................................................................
73
5. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan di Desa Bedoyo, Gunung
Kidul, DIY .....................................................................................................
74
6. Distribusi responden berdasarkan pendapatan per bulan di Desa Bedoyo,
Gunung Kidul, DIY .......................................................................................
75
7. Distribusi responden berdasarkan perilaku komunikasi dalam menonton
televisi di Desa Bedoyo, Gunung Kidul, DIY .................................................
77
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Arti kata dan istilah lokal .............................................................................. 115
2. Uji validitas kuesioner .................................................................................. 119
3. Uji reliabilitas kuesioner ............................................................................... 126
xvi
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini di negara-negara yang sedang berkembang, termasuk
Indonesia, telah terjadi proses modernisasi. Era modernisasi ini ditandai dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan cenderung mulai ditinggalkannya
tata nilai yang telah lama berakar dalam alam pikir masyarakat pendukungnya.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menggeser tata nilai itu,
terjadi pula proses transformasi nilai (budaya).
Istilah “negara yang sedang berkembang,” di samping mencangkup
pengertian proses pengintegrasian unsur-unsur tradisional untuk suatu solidaritas
nasional, adalah juga mencakup pengembangan hasil integrasi unsur-unsur
untuk peningkatan kesejahteraan kehidupan bangsa yang menunjang unsurunsur kebudayaan itu.
Kayam (1986) mengatakan bahwa transformasi nilai mengandalkan suatu
proses peralihan total dari suatu bentuk sosok baru yang akan mapan.
Transformasi sebagai tahap terakhir dari suatu perubahan yang mengarah ke era
globalisasi. Transformasi dapat dibayangkan sebagai titik balik yang cepat.
Di Indonesia sejak terbentuknya negara bangsa (nation state) pada masa
kemerdekaan telah terjadi transformasi di bidang kehidupan politik, ekonomi dan
sosial budaya. Dalam bidang politik bangsa Indonesia telah merdeka dan bebas
dari ikatan politik kolonial. Bidang ekonomi bangsa Indonesia terlepas dari
dominasi sistem ekonomi kolonial dan di bidang sosial budaya ditandai oleh
runtuhnya struktur sosial masyarakat feodal (Kartodirdjo, 1992).
Bagi Indonesia yang saat ini sedang melaksanakan pembangunan
nasional, proses transformasi itu terus berlanjut dan tidak terlepas dari elemen
kemodernan. Konsekuensi dari kemodernan ini akan diikuti pula dengan
perubahan-perubahan di bidang sosial budaya termasuk perubahan tata nilai
yang bersumber pada nilai-nilai budaya. Dalam proses kemodernan, ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan unsur-unsur yang dominan. Untuk
kepentingan
pengetahuan
Indonesia
dan
modern,
teknologi
penguasaan
merupakan
dan
bagian
pengembangan
penting
dalam
ilmu
usaha
menyukseskan pembangunan nasional (Sutrisna, 1992).
Seiring dengan upaya bangsa Indonesia untuk memajukan diri melalui
pembangunan nasional, terjadi pula proses globalisasi di dunia. Globalisasi itu
2
sendiri menunjuk pada pengertian pembauran atau kesamaan dalam hampir
segala aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek-aspek sosial, budaya,
ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, teknologi yang bersifat universal secara tidak
langsung juga mempengaruhi bidang informasi dan komunikasi.
Perkembangan teknologi informasi yang menuju ke arah globalisasi
komunikasi cenderung berpengaruh langsung terhadap tingkat peradaban
manusia. Kita semua menyadari bahwa perkembangan teknologi informasi pada
dekade terakhir ini bergerak sangat pesat dan telah menimbulkan dampak positif
maupun negatif terhadap tata kehidupan masyarakat di berbagai negara
(Subrata, 1992), termasuk Indonesia.
Masuknya pengaruh globalisasi informasi dan komunikasi ke Indonesia itu
tidak mungkin dihindari. Diterimanya pengaruh globalisasi informasi dan
komunikasi ini merupakan konsekuensi pasal 32 UUD 1945 yang dalam
penjelasannya menunjukan bahwa kita bangsa Indonesia tidak menolak ide-ide
baru dari kebudayaan asing yang dapat memperkaya kebudayaan serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
Wujud konkret dari maksud penjelasan pasal 32 UUD 1945 itu adalah
terjadinya kontak-kontak budaya kita dengan budaya asing. Ini merupakan suatu
kenyataan bahwa bangsa Indonesia sebagai makhluk sosial tidak dapat
menghindarkan diri dari ketertarikan terhadap bangsa lain dengan konsekuensi
menerima pengaruh globalisasi dan komunikasi yang memperkenalkan kepada
kita ilmu pengetahuan dan produk-produk teknologi termasuk teknologi informasi
yang baru.
Warisan-warisan lama yang berbentuk pengaturan kehidupan material
yang dianggap tidak mungkin bisa mengatasi tuntutan persoalan mereka yang
baru, ditinjau kembali dan diusahakan pembaharuan kemungkinan-kemungkinan.
Tanah-tanah pertanian yang menjadi sempit, penduduk yang menjadi padat,
kemampuan manusia yang makin terbatas untuk menguasai alam karena
pengetahuannya sudah tidak mencukupi lagi, kebutuhan akan diferensiasi yang
lebih jauh, peninjauan akan kemampuan bentuk pemerintahan yang baru untuk
mendorong dan “menggalakkan” perubahan dan inovasi. Semua ini tercakup
dalam proses pengembangan hasil integrasi unsur-unsur tradisional itu tadi.
Inilah yang sering disebut dengan modernisasi.
Proses tersebut bukanlah proses yang selalu berjalan lancar. Sama
dengan proses pengintegrasian unsur-unsur tradisional menjadi integrasi baru
3
yang disebut integrasi nasional. Dalam proses modernisasi ditunjukan dengan
adanya kegelisahan dan ketegangan yang terutama berhubungan langsung
dengan masalah pembaruan dalam orientasi dari nilai-nilai.
Kesenian tradisional di Indonesia tumbuh sebagai bagian dari kebudayaan
masyarakat tradisional di wilayah itu. Dengan demikian ia mengandung sifat-sifat
atau ciri-ciri yang khas dari masyarakat tradisional.
Pertama, ia memiliki jangkauan yang terbatas pada lingkungan kultur yang
menunjangnya. Kedua, ia
merupakan pencerminan dari satu kultur yang
berkembang sangat perlahan karena dinamika masyarakat yang menunjangnya
memang demikian. Ketiga, ia merupakan bagian dari satu “kosmos” kehidupan
yang bulat dan tidak terbagi dalam pengkothakan spesialisasi. Keempat, ia
bukan merupakan hasil kreativitas individu tetapi tercipta bersama dengan sifat
kolektivitas masyarakat yang menunjangnya.
Pada awalnya, masyarakat Jawa berkembang dalam budaya mistik-religius
yang lambat laun mendewasakan diri dengan menyerap berbagai unsur yang
datang dari luar. Sikap masyarakat Jawa dengan struktur budaya yang terbuka
terhadap pengaruh asing cenderung membentuk pola budaya yang selalu
berkembang ke arah sintesa pluralistik. Kelenturan masyarakat Jawa dalam
menerima dan mengolah unsur pendatang dapat menciptakan bentuk-bentuk
budaya ambiguitas antara asli Jawa dan paham pendatang.
Wayang sebagai salah satu produk pendewasaan budaya Jawa terbentuk
dari nilai lokal yang diperkaya dan disempumakan dengan paham-paham
pendatang dari zaman ke zaman, hingga mampu mencapai posisi adiluhung.
Wayang dipercaya mempunyai nilai-nilai universal, selain memuat hampir
seluruh unsur seni yang dimiliki masyarakat Jawa. Dalam perkembangan terakhir
telah teruji bahwa wayang menyimpan nilai-kaji yang multi-disipliner, memuat
beragam fenomena disiplin ilmu terutama sosio-humaniora.
Bagi masyarakatnya, wayang adalah sumber penilaian watak manusia,
ajaran kebenaran, cermin tingkah laku dan tingkat kedewasaan seseorang. Nilainilai edukatif dalam wayang secara tidak langsung diajarkan kepada manusia
Jawa sejak dini tanpa pernah disadari pelakunya bahwa hal tersebut sebagai
proses pendidikan yang evolutif hingga akhimya disadari atau tidak, semuanya
bernaung dalam aura besar pewayangan. Fenomena kebesaran wayang telah
dirasakan sejak zaman raja-raja Jawa Kuno yang secara magis diwariskan turun-
4
temurun dengan sebuah pemahaman legenda bahwa manusia Jawa adalah
penerus kepahlawanan tokoh-tokoh/raja-raja besar dalam pewayangan.
Dalam masyarakat Jawa, wayang bukan hanya sebagai bentuk seni
pertunjukan, hiburan atau kesenian rakyat, melainkan telah menjadi bagian
habitus (komunal) dalam kehidupan sosial, religius, bahkan mistik. Wayang
mempunyai posisi penting sebagai penterjemah wewayangan (gambaran)
kehidupan universal yang diangkat dalam bahasa panggung untuk memberi nilai
segar bagi kehidupan masyarakat.
Wayang berkembang dalam tempo berabad-abad melewati berbagai versi,
namun fungsinya sebagai alat komunikasi tetap terjaga dan dipertahankan.
Propaganda yang terjadi di Jawa pada permulaan perkembangannya dilakukan
melalui alat-alat komunikasi tradsional (wayang, gamelan dan cerita-cerita) dan
orang Jawa “menerima dan mengembangkan” unsur-unsur modern.
Peranan seni-tradisional dalam suatu proses seperti integrasi nasional dan
modernisasi nampaknya akan lebih banyak pada unsur “synthesis.” Dalam satu
wilayah kultur seperti Indonesia di mana “dialog” dan bukan “konfrontasi” yang
nampaknya dipilih sebagai suatu “kawicaksanaan” (wisdom) utama, peranan seni
tradisional akan lebih berarti pada kemampuannya untuk merangkum unsurunsur. Dalam proses integrasi dan modernisasi itu, secara paradoxal, senitradisional bisa menjadi juru bicara yang mengaitkan unsur lama dengan unsur
baru.
Bersih desa sebagai tradisi budaya juga memuat seni spiritual. Seni
spiritual ini perlu dilihat lebih jauh dari aspek etnografi agar jelas makna dan
fungsinya. Jadi, mencermati seni dari sisi budaya bukanlah seni sebagai seni,
melainkan seni dalam konteks (Simatupang, 2005). Pendapat ini memberikan
gambaran bahwa dibalik fenomena tradisi dan seni, memuat konteks etnografi
yang menarik diperbincangkan. Hal yang menarik dari fenomena tradisi bersih
desa, dapat terkait dengan berbagai hal antara lain tempat, waktu dan pelaku
dalam rangkaian sebuah prosesi seni budaya. Atas dasar ini dapat dikatakan
bahwa dalam seni ada spiritualitas dan dalam tradisi ada seni.
Tradisi bersih desa telah mendarah daging dalam masyarakat Jawa
pedesaan, hampir setiap wilayah menyelenggarakannya. Format bersih desa dari
waktu ke waktu bisa saja berbeda atau berubah namun esensinya tetap pada
pendekatan diri pada Tuhan. Bersih desa dapat berusia panjang. Masing-masing
wilayah di Jawa memiliki keunikan sendiri-sendiri dalam melaksanakan bersih
5
desa. Salah satu aktivitas bersih desa yang tergolong unik adalah fenomena
yang ada di wilayah Bedoyo. Keunikan tradisi bersih desa di wilayah ini yaitu
selalu menggunakan seni pertunjukan ritual berupa wayang kulit. Rangkaian
ritual ini telah ditata menurut laku dan aktivitas spiritual. Di dalamnya terdapat
laku mistik kejawen yang kental dengan nilai-nilai mitos.
Bersih desa yang dilaksanakan di kawasan pegunungan telah berusia
lama dan memiliki mitos yang panjang. Tradisi ini juga terdapat mitos-mitos yang
diyakini akan membawa berkah apabila dihormati melalui bersih desa dan
sebaliknya akan mendatangkan bahaya apabila masyarakat meninggalkannya.
Fenomena ritual tersebut dalam seni pertunjukan spiritual yang selalu digunakan.
Ada perasaan takut masyarakat jika bersih desa tidak melaksanakan pertunjukan
wayang kulit. Itulah sebabnya, masyarakat selalu berjuang keras agar bersih
desa tetap terselenggara meskipun dalam ekonomi yang kurang memungkinkan.
Masyarakat selalu menyepakati secara aklamasi ketika dilakukan rencana
bersih desa. Hal ini selalu didorong oleh asumsi bahwa dengan cara gotong
royong menjalankan bersih desa kelak akan mendapatkan keselamatan hidup.
Kondisi ini meneguhkan kembali pendapat Taylor (Coleman,1998) bahwa inti dari
religi adalah kepercayaan pada hal-hal spiritual. Penjelasan ini, mengisyaratkan
bahwa nilai-nilai spiritual jauh lebih penting dibanding nilai material dalam bersih
desa. Nilai-nilai spiritual tersebut menjadi penggerak batin warga masyarakat
untuk selalu mengadakan aktivitas bersih desa.
Ini semua menunjukan bahwa peranan wayang sebagai frame of reference
dari simbol-simbol akan mulai berakhir dan mulai menginjak pada peranannya
yang lebih “profan” yang lebih “manusiawi” yakni sebagai drama, sebagai lakon
modern. Ini artinya penonton akan melihat perwatakan tokoh-tokoh wayang serta
lakon-lakon yang mendukungnya tidak lagi sebagai tokoh-tokoh atau lakon-lakon
teladan tetapi sebagai menusia-manusia dengan sejumlah kemungkinan.
Seiring dengan adanya penetrasi pengaruh paham asing yang instant dan
frontal dapat menyebabkan terjadinya pergeseran konsepsi budaya Jawa.
Akibatnya akan mengurangi daya lentur dalam melakukan filterisasi terhadap
budaya pendatang. Kondisi ini disadari sangat merisaukan kelangsungan tatanan
sosial dan perilaku budaya masyarakat Jawa. Eksistensi wayang yang mencoba
bertahan pada konsep-konsep dasar (pakem) akan semakin kehilangan daya
magisnya dalam menghimpun "aura penaung," bahkan sering terseret dalam
6
situasi yang penuh “tempelan" sebagai upaya mempertahankan diri agar tetap
diterima masyarakatnya.
Perumusan Masalah
Proses globalisasi informasi dan komunikasi di dunia ini melanda negaranegara yang sedang berkembang. Bangsa Indonesia sebagai makhluk sosial
tidak dapat menghindarkan diri dari ketertarikan hubungan dengan bangsa lain
dan sebagai konsekuensinya harus menerima pengaruh globalisasi termasuk di
dalamnya teknologi.
Pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas pada hakikatnya juga
merupakan pembangunan manusia yang memiliki ketahanan sosial budaya.
Ketahanan sosial budaya adalah suatu kondisi kehidupan sosial budaya bangsa
yang dijiwai kepribadian nasional berdasarkan Pancasila yang mengandung
kemampuan membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial budaya
manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan
serba selaras, serasi dan seimbang serta memiliki kemampuan menangkal
penetrasi budaya asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Sikap
bangsa
Indonesia
dalam
menghadapi
penetrasi
budaya
asing
adalah
mempertahankan unsur-unsur yang baik dari kebudayaan sendiri dan mengambil
yang lebih baik dari kebudayaan asing tersebut.
Penyerapan unsur budaya luar dan inovasi yang muncul dari dalam akan
membuat kebudayaan yang merupakan salah satu sumber utama sistem atau
tata nilai masyarakat, berubah dan berkembang. Dinamika masyarakat
pendukungnya dalam arti pemikiran yang tidak menutup diri terhadap nilai-nilai
baru merupakan kekuatan utama dalam pengembangan setiap kebudayaan.
Salah satu pendorong dinamika masyarakat adalah media massa yang
dewasa ini telah termasuk dalam tatanan kehidupan masyarakat. Oleh
sementara pihak, media massa sering disebut the fourth estate dalam kehidupan
bermasyarakat. Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau
gambaran umum tentang banyak hal, media massa mempunyai kemampuan
untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik. Oleh
karena itu