Bisnis di Era Globalisasi kajian

Bisnis di Era Globalisasi
A. Latar Belakang
Globalisasi adalah nama dari revolusi dunia yang hampir menyentuh seluruh sendi
kehidupan manusia, bahkan menyentuh relung hati yang paling dalam. Dari sisi ekonomi,
globalisasi ditandai dengan adanya kapatilisme pasar bebas. “Mahkluk “ inilah yang menjadi
tulang punggung globalisasi. Prinsipnya, semakin kita membiarkan kekuatan pasar berkuasa dan
semakin kita membuka perekonomian bagi perdagangan bebas dan kom-petisi, perekonomian
anda akan semakin efisien dan berkembang pesat.
Munculnya revolusi industri yang membawa perubahan secara derastis dan sangat penting
adalah awal dari globalisasi di bidang ekonomi. Adanya mesin uap menimbulkan perubahan
pada pertanian yang tadinya menggunakan bajak, dengan tenaga sapi, kerbau, sekarang diganti
dengan traktor dan buldozer yang bertenaga luar biasa. Kemudian muncul pula tenaga kerja yang
mulai mnerima upah, dengan demikian penghasilan keluarga menjadi bertambah. Bertambahnya
penghasilan keluarga ini, mereka mampu membeli barang lain, yang dibuat orang lain pula.
Akhirnya ekonomi tumbuh pesat dan memberi peluang berkembangnya pabrik-pabrik,
perdagangan besar, perdagangan eceran, dan perusahan jasa baik perorangan maupun
persekutuan.
Globalisasi menyebabkan sistem ekonomi serta sosial negara-negara menjadi terhubung
bersama, termasuk di dalamnya barang-barang, jasa, modal, pengetahuan, dan peninggalan
budaya yang diperdagangkan dan saling berpindah dari satu negara ke negara lain. Proses ini
mempunyai beberapa komponen, termasuk didalamnya penurunan rin-tangan perdagangan dan

munculnya pasar terbuka dunia, kreasi komunikasi global dan sistem transportasi seperti internet
dan pelayaran global, perkembangan organisasi perdagangan dunia (WTO), bank dunia, IMF,
dan lain sebagainya.
Globalisasi dalam dunia bisnis menyebabkan perkembangan ekonomi berkembang dengan
pesat. Hal yang terjadi dalam kegiatan ini antara lain tukar menukar, jual beli, memproduksi,

memasarkan, dan kegiatan lainnya yang bertujuan untuk mencari keuntungan yang sebesarbesarnya tanpa memperdulikan etika dan norma berbisnis yang ada. Terjadi demikian
dikarenakan adanya persaingan antara perusahan bisnis, baik nasional maupun multinasional.
Perusahaan multinasional ini beroperasi di negara-negara dengan ragam budaya dan standar yang
berbeda, banyak klaim yang menyatakan bahwa beberapa perusahaan melanggar norma dan
standar yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Pelanggaran etika bisnis di era globalisasi ini merupakan hal yang wajar dan biasa saja.
Besarnya perusahaan dan pangsa pasar, tidak menutup kemungkinan terjadinya pelanggaranpelanggaran etika berbisnis sekalipun telah diawsai dengan ketatnya per-aturan. Banyak
pelanggaran etika bisnis yang dilakukan oleh para pembisnis yang tidak bertanggung jawab. Hal
ini membuktikan terjadinya persaingan bisnis yang tidak sehat dengan tujuan untuk menguasai
pangsa pasar dan mencari keuntungan yang sebesar-besarnya demi kemajuan perusahaan tanpa
memperdulikan etika berbisnis. Menghalalkan segala cara adalah salah satu cara untuk
menguasai pangsa pasar dan mencari keuntungan yang besar.
mewujudkan bisnis yang menguntungkan dan sehat,


Dengan demikian, untuk

maka etika dan norma bisnis harus

dijalankan tanpa harus menghalalkan segla cara bahkan mengorbanak lawan bisnis.
Oleh karen itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang etika bisnis dan bagaimana bisnis
yang mguntungkan tanpa melanggar hukum dan aturan bisnis.
B.

Permasalahan
Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagi berikut:
1. Apa yang dimaksud etika bisnis?
2. Bagaimana pelanggaran yang terjadi dalam bisnis?
3. Bagaimana berbisnis yang sesuai dengan etika bisnis?

C. Tujuan
Tujuan dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui definisi etika bisnis
2. Mengetahui pelanggaran yang terjadi dalam dunia bisnis


3. Berbisnis dengan etika bisnis
D. Pembahasan
Secara ideal memang diharapkan komitmen aplikasi etika bisnis muncul dari dalam bisnis
itu sendiri (para pengelola bisnis) seperti para pemilik, manajer, karyawan dan seluruh peran
decision maker di dalam bisnis. Perlu melibatkan peran dan kepentingan stake holders lain yang
secar etis harus juga diuntungkan (dalam artian diperlakukan secara adil) oleh pengelola bisnis.
Oleh karena itu, etika bisnis diaplikasikan di samping oleh prilaku bisnis itu sendiri sebagai
komitmen diri yang memang muncul tuntutan dari dalam bisnis itu sendiri sebagai tuntutan
profesionalisme pengelola bisnis. Tetapi juga oleh akibat dan tujuan yang akan diraih oleh
lingkungan dan sosial yang ikut serta mendukung tujuan bisnis itu sendiri dalam jangka waktu
panjang di masa datang.
Etika bisnis dalam implementasinya akan mengacu pada norma dan moralitas di
masyarakat di mana bisnis itu eksis atau beroprasi. Oleh karena itu, secara konseptual
implementasi etika bisnis di dalam kegiatan bisnis dapat disusun urut-urutannya bahwa etika
didasarkan pada norma dan moralitas. Dasar dari etika tersebut maka etika bisnis mendasarkan
pada moralitas dan norma, tetapi juga hukum dan peraturan yang berlaku di masyarakat.
Suatu kenyataan skarang ini yang kita hadapi dalam masyarakat adalah tentang prilaku
menyimpang dari ajaran agama, moral, dan merosotnya etika bisnis. Tumbuh gejala kurangnya
rasa solidaritas, tanggungjawab sosial, tingkat kejujuran, saling curiga, dan sulit percaya kepada
seorang pengusaha jika berhubungan untuk pertama kali. Kepercayaan baru terbentuk jika sudah

terjadi transaksi beberapa kali. Namun ada saja yang mencari peluang untuk menipu, setelah
terjadi hubungan dagang yang mulus dan lancar beberapa kali, dan pembayaran lancar kalau
sudah saling percaya. Tapi akhirnya yang astu menipu yang lainnya, memanfaatkan kepercayaan
yang baru terbentuk.
Gejala persaingan yang tidak sehat, menggunakan cek mundur dan cek kosong, utang
menunggak tidak dibayar, penyogokan, saling mematikan di antara pesaing dengan cara
membuat isu negatif terhadap lawan, dan komersialisasi birokrasi tampaknya merupakan hal

biasa. Hal yang kurang etis sering pula dilakukan dalam hal memotong relasi saingan. Apabila
seseorang mempunyai langganan setia, kemudian oleh lawannya disaingi dengan menawarkan
barang dengan harga yang lebih murah, malah kadang-kadang harga rugi. Ini akan berakibat
mematikan saingan dan merugikan diri sendiri dan sama sekali tidak etis.
Pelanggaran etika atau diabaikannya prilaku etis dijumpai diberbagai bidang pada profesi,
antara lain terlihat dalam profesi sebagi berikut:
Pada profesi akuntan misalnya membantu sebuah perusahaan dalam keringanan pajak,
seperti mengecilkan jumlah penghasilan dan memperbesar pos biaya. Contoh lain Pelanggaran
etika bisnis terhadap hukum adalah sebuah perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk
melakukan PHK kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama
sekali tidak memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan.

Pelanggaran etika bisnis terhadap akuntabilitas misalnya sebuah RS Swasta melalui pihak
Pengurus mengumumkan kepada seluruh karyawan yang akan mendaftar PNS secara otomotis
dinyatakan mengundurkan diri. A sebagai salah seorang karyawan di RS Swasta itu mengabaikan
pengumuman dari pihak pengurus karena menurut pendapatnya ia diangkat oleh Pengelola,
dalam hal ini direktur, sehingga segala hak dan kewajiban dia berhubungan dengan Pengelola
bukan Pengurus. Pihak Pengelola sendiri tidak memberikan surat edaran resmi mengenai
kebijakan tersebut. Karena sikapnya itu, A akhirnya dinyatakan mengundurkan diri. Dari kasus
ini RS Swasta itu dapat dikatakan melanggar prinsip akuntabilitas karena tidak ada kejelasan
fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban antara Pengelola dan Pengurus Rumah Sakit.
Pelaksanaan etika bisnis di masyarakat sangat didambakan oleh semua orang. Namun
banyak pula orang yang tidak ingin melaksanakan etika ini secara murni. Mereka masih berusaha
melanggar perjanjian, manipulasi dalam segala tindakan. Meraka kurang memahami etika bisnis,
atau mungkin saja mereka paham, tetapi memang tidak mau melaksnakan. Etika bisnis sangat
dibutuhkan dalam dunia bisnis, karena hal ini akan mendukung terjadinya persaingan secara

sehat di antara para pengusaha. Begitu pen-tingnya etika bisnis maka ada tiga sasaran dan ruang
lingkup pokok etika bisnis, yaitu sebagai berikut:
1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas sebagai prinsip, kondisi, dan masalah yang terkait
dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Sasaran ini lebih ditujukan kepada para manajer dan
pelaku bisnis, dan sering lebih berbicara mengenai bagaimana perilaku bisnis itu yang baik dan

etis, maka dalam lingkupnya yang pertama ini sering kali etika bisnis disebut etika manajemen.
2.

Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karyawan, dan masyarakat
luas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang
tidak bolaeh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga. Pada sasaran ini, etika bisnis bisa
menjadi subversif. Subversif karena ia menggugah, mendorong, dan membangkitkan kesadaran
masyarakat untuk tidak dibodoh-bodohi, dirugikan, dan diperlakukan secara tidak adil dan tidak
etis oleh praktek bisnis pihak manapun.

3.

Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya
suatu praktek bisnis. Lingkup yang ketiga ini, etika bisnis lebih menekankan kerangka legalpolitis bagi praktek bisnis yang baik, yaitu pentingnya hukum dan aturan bisnis serta peran
pemerintah yang efektif menjamin keberlakuan aturan bisnis tersebut secara konsekuen tanpa
pandang bulu.
Ketiga lingkup dan saaran etika bisnis ini berkaitan erat satu dengan yang lainnya,
dan bersama-sama menetukan baik tidaknya, etis tidaknya, praktek bisnis. Dengan demikian,
praktek bisnis diharapkan lebih mementingkan etika dan moral tidak hanya merugikan satu pihak
tapi dapat menciptakan bisnis yang beretika, sehingga satu sama lain saling diuntungkan.

Untuk menciptakan suasana bisnis yang sesuai dengan etika bisnis, maka ada beberapa
pinsip yang harus dijalanakan oleh para pelaku bisnis, yaitu sebagai berikut:

1.

Prisip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertidak
berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggap baik untuk dilakukan. Orang bisnis
yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajiban dalam
dunia bisnis. Ia tahu mengenai bidang kegiatannya, situasi yang dihadapinya, apa yang

diharapkan dirinya, tuntutan dan aturan yang berlaku bagi bidang kegiatannya, sadar dan tahu
akan keputusan dan tindakan yang akan diambilnya serta resiko atau akibat yang akan timbul
baik bagi dirinya dan perusahaan maupun pihak lain.
2.

Prinsip kejujuran
Terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan
bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur dalam
pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua, kejujuran dalam penawaran barang atau

jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam
suatu perusahaan.

3.

Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam relasi eksternal
maupun relasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai denagn haknya masing-masing.
Keadilan menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.

4.

Prinsip saling menguntungkan (mutual benefit principle)
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa, sehingga menguntngkan semua
pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis haruslah
melahirkan suatu win-win situation.

5.

Prinsip integritas moral

Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan,
agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya maupun perusahaannya.
Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan
perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan.
Kelima prinsip ini menjadi dasar dan jiwa dari semua aturan bisnis, dan sebaiknya semua
praktek bisnis yang bertentanag dengan kelima prinsip ini harus dilarang. Misalnya, monopoli,
kolusi, nepotisme, manipulasi, hak istimewa, perlindungan politik, dan sete-ruanya harus
dilarang karena bertentangan dengan prinsip-prinsip etika bisnis. Denagan demikian, apabila

semua pelaku bisnis sadar dan menjalankan prinsip-prinsip bisnis tersebut, maka hal ini akan
menimbulkan suasana bisnis yang kondusif, saling mengun-tungkan, dan berbisnis sesuai dengan
etika bisnis
E. Penutup
Kondisi bisnis banyak berpengaruh pada kehidupan kita. Oleh karena itu para pelaku bisnis
mempunyai tanggung jawab pada kehidupan dan kesejahtraan manusia. Sekarang masyarakat
menuntut kepada para pelaku bisnis tanggung jawab seperti itu lebih besar dari sebelumnya.
Pelaku bisnis tida bisa berperinsip “semau gue” dalam melak-sanakan kegiatan bisnisnya.
Faktor utama atas kecenderungan berhembusnya akan kepedulian melaksanakan etika
bisnis adalah prilaku perusahaan, dan para pengusaha yang terus menerus melakukan
pelanggaran dalam kegiatan bisnis. Pelaku-pelaku bisnis diharapkan bertindak aecara etis dalam

berbagai aktifitas artianya usaha yang ia lakukan harus mampu memupuk atau membangun
tingkat kepercayaan dari para relasinya.
Kepercayaan, kejujuran, keadilan, saling menguntungkan, dan integritas moral adalah
elemen pokok dalam mencapai suksesnya suatu bisnis dikemudian hari. Sebuah perusahaan
bisnis harus ada etika dalam menggunakan sumber daya yang terbatas, dan apa akibat dari
pemakaian sumber daya tersebut, apa akibat dari proses produksi yang menim-bulkan polusi.
Diharapkan orang bisnis memiliki standar etika yang lebih tinggi, karena mereka langsung
berhadapan dengan masyarakat, yang selalu mengawasi kegiatan mereka.
Hal yang terpenting bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menempatkan etika pada
kedudukan yang pantas dalam kegiatan bisnis yang berorientasi pada norma-norma moral.
Dalam melaksanakan kegiatan bisnisnya selalu berusaha berada dalam kerangka etis, yaitu tidak
merugikan siapapun secara moral. Dengan demikian, atas kesadaran para pelaku bisnis, maka
bisnis yang beretika di era globalisasi ini akan terealisasi demi kemajuan dan kelangsungan
hidup umat manusia di muka bumi ini.