PELATIHAN KECERDASAN EMOSI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN

A.Deskripsi Permasalahan

Masa remaja dikenal dengan masa yang penuh dengan pergolakan emosi yang diiringi
dengan pertumbuhan fisik yang pesat dan pertumbuhan secara psikis yang bervariasi. Pada
masa remaja terdapat beberapa fase, yaitu: fase remaja awal (usia 12 tahun sampai dengan 15
tahun), remaja pertengahan (usia 15 tahun sampai dengan 18 tahun), dan masa remaja akhir
(usia 18 sampai dengan 21 tahun). Pada fase remaja, individu mengalami perubahan dalam
sistem kerja hormon dalam tubuhnya dan hal ini memberi dampak, baik pada bentuk fisik
(terutama organ-organ seksual) dan psikis terutama emosi (Mutadin, 2002).
Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh,
seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitasaktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari. Masa remaja yang identik dengan
lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri
secara efektif. Bila aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak
menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya,
maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya ke arah yang tidak positif, misalnya
tawuran dan perilaku agresi lainnya. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada
dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya (Mutadin, 2002).
Beberapa kasus-kasus perkelahian antar pelajar, pengerusakan fasilitas umum,

pemerasan, perampokan, serta penganiayaan merupakan bentuk dari luapan energi remaja yang
tidak positif tersebut. Hampir setiap waktu media massa memberitakan permasalahan serta

1

beberapa kasus yang di alami oleh para remaja kita, seperti di kutip dalam harian (Republika 16
April 2010), dimana ditemukan 0,08 % pelajar di DKI Jakarta perna menggunakan obat-obatan
terlarang (seperti pil KB, megadon dan ectastasy), melakukan pergaulan bebas dan mabukmabukan. Sementara itu hasil penelitian di Jawa Barat dan Bali oleh media Litbang kesehatan
pada para remaja yang berusia 13-19 tahun di temukan hasil, 22,4% remaja di daerah tersebut
perna melakukan tindakan ugal-ugalan (ngebut,balapan liar) dijalan raya dengan mengendarai
sepeda motor, 58,4% perna melakukan tindakan mencorat coret dinding sekolah maupun fasilitas
umum lainnya, 22,4% remaja perna meninggalkan pelajaran tanpa ijin guru (membolos), keluar
rumah tanpa ijin orang tua 37.1%, dan 19,6% para remaja tersebut perna melakukan tindak
kriminalitas, seperti pemerasan dan pencurian.
Dari beberapa kasus kenakalan remaja di atas, tindak kekerasan di kalangan remaja juga
tidak kalah marak, sebagaimana di kutib dalam harian Kompas (2000), data di Jakarta tahun
1992 tercatat 157 kasus perkelahian antar pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 182 kasus
dengan korban meninggal 14 pelajar. Tahun 1998 ada 230 kasus perkelahian yang menewaskan
15 pelajar serta 2 anggota polri. Dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan korban yang tewas
pun cenderung meningkat.

Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi dimana saja, seperti di jalan-jalan, disekolah,
dikompleks-kompleks perumahan bahkan dipedesaan. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan
verbal (mencaci maki) maupun kekerasan fisik (memukul,meninju, dll). Aksi-aksi kekerasan
yang dilakukan remaja sebenarnya adalah prilakau agresi dari diri individu atau kelompok.
Agresi sendiri menurut Scheneiders (1995) merupakan luapan emosi sebagai reaksi terhadap
kegagalan individu yang ditampakan dalam bentuk pengrusakan terhadap orang atau benda
dengan unsur kesengajaan yang di ekpresikan dengan kata-kata (verbal) dan perilaku non verbal.

2

Perilaku kekerasan atau agresi yang terjadi di kalangan remaja sendiri jika tidak
ditangani, terutama yang terjadi dilingkungan sekolah disamping dapat mengganggu proses
pembelajaran juga akan menyebabkan para remaja cenderung untuk meniru dan berprilaku
agresif pula, sehingga perilaku agresi dikalangan remaja di sekolah dianggap biasa dan akan
semakin meluas, Wilson (2003:136).
Menurut Todd,dkk (dalam Nataliani,2006), kekerasaan dalam bentuk fisik maupun verbal
dikalangan siswa remaja telah menjadi sebuah masalah serius yang ada di berbagai negara di
seluruh dunia. Perilaku agresif remaja telah menimbulkan dampak negatif baik bagi remaja itu
sendiri maupun bagi orang lain.
Sementara itu, penyebab dari munculnya prilaku agresi ini cukup beragam, Sears, dkk

(1997) menyebutkan dua faktor utama penyebab prilaku agresi yaitu serangan serta frustrasi
Serangan disini bisa berupa serangan verbal maupun serangan fisik dari orang lain, sedangkan
frustrasi terjadi jika seseorang terhalang oleh suatu hal dalam mencapai tujuannya, kebutuhan,
keinginan, penghargaan, atau tindakan tertentu.
Sedangkan faktor lain yang memperbesar peluang munculnya perilaku agresif seperti
faktor biologis, tempramen yang sulit, pengaruh pergaulan yang negative, penggunaan narkoba,
pengaruh tayangan kekerasan, dan lain sebagainya. Dalam penelitian longitudinal terhadap
remaja, Elliot(dalam Tremblay & Cairns,2000) menemukan bahwa terdapat peningkatan
tindakan kekerasan pada anak laki-laki maupun anak perempuan pada usia 12 tahun sampai 17
tahun. Hal ini bahwa pada tahap perkembangannya remaja tergolong rentan dalam berprilaku
agresif, terutama jika terdapat faktor resiko yang menyertainya. Remaja yang agresif memiliki
toleransi

yang rendah

terhadap frustasi dan kurang mampu

menunda kesenangan

(Myers,2002;Larson,2008), cenderung bereaksi dengan cepat terhadap dorongan agresinya,


3

kurang dapat melakukan refleksi diri, (Currie,2004), dan kurang dapat bertanggung jawab atas
akibat perbuatannya(Knorth,Klomp,Van Der Bergh,&Noom,2007).
Salah satu faktor penyebab yang tidak kalah penting dari munculnya perilaku agresi pada
remaja yaitu emosi marah remaja. Marah sendiri merupakan emosi yang memiliki ciri-ciri
aktifitas sistem saraf parasimpatik yang tinggi dan adanya perasaan yang tidak suka yang sangat
kuat yang biasanya disebabkan adanya kesalahan, yang mungkin nyata-nyata salah atau mungkin
juga tidak (Davidoff, 1991). Pada saat marah ini ada perasaan ingin menyerang, meninju,
menghancurkan, melempar sesuatu,dan biasa timbul pikiran yang kejam. Bila hal-hal tersebut
disalurkan maka terjadilah perilaku agresi pada remaja tersebut.
Perilaku agresi yang muncul pada remaja ini sebenarnya dapat diminimalisir jika remaja
tersebut memiliki kemampuan dalam mengatur emosi dengan baik. Kemampuan mengatur emosi
ini berkaitan erat dengan kecerdasan emosi seseorang.(Goleman,2006). Sebagaimana penelitian
Purwaningsih(2007), menemukan fakta bahwa terdapat adanya korelasi perilaku agresif
seseorang dengan kecerdasan emosi. Semakin tinggi kecerdasan emosi seorang remaja, maka
akan semakin rendah pula indikasi perilaku agresi yang dilakunnya. Hasil penelitian diatas
diperkuat pula oleh Djuwariyah (dalam Psikologika vol 7,no 13,2002) yang menyatakan adanya
hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dengan agresifitas remaja.

Kecerdasan emosi atau Emotional Intellegence meliputi kemampuan mengungkapkan
perasaan, kesadaran, serta pemahaman tentang emosi dan kemampuan untuk mengatur dan
mengendalikannya (Goleman,2006).

Salah satu cara untuk dapat meningkatkan kecerdasan

emosi pada remaja itu sendiri adalah dengan pemberian pelatihan kecerdasan emosi, dimana
pelatihan kecerdasan emosi ini banyak digunakan pada kasus-kasus perubahan perilaku, salah

4

satunya adalah mereduksi perilaku agresif ( Schneider dkk, dalam Rubin, Bukowski & Parker,
1998).
Goleman (1996) menyatakan bahwa dari beberapa hasil penelitian dalam menangani
perilaku agresif di sekolah program pelatihan kecerdasan emosi ternyata menunjukan hasil yang
positif.

Remaja yang terlibat dalam program pelatihan tersebut semakin berkurang sikap

agresifnya (Goleman,1997:274).

Pelatihan kecerdasan emosi sendiri merupakan program pelatihan yang mencakup
keterampilan menghadapi tekanan, mengenali dan mengekspresikan emosi, memotivasi diri,
empati serta keterampilan berhubungan dengan orang lain (Goleman,2006).
Adapun prosedur pelatihan perilaku berusaha mengembangkan kecerdasan emosi melalui
metode-metode praktik secara aktif, misalnya melalui presentasi, diskusi, role play, studi kasus,
games, dan ice breaker, sehingga terjadi perubahan perilaku yang diharapkan.
Berdasarkan berbagai uraian di atas , peneliti ingin mengetahui bagaimana peran pelatihan
kecerdasan emosi (emotional intelligence training) dalam menurunkan perilaku agresif remaja.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan permasalahan yang akan di
jawab dalam tesis ini adalah bagaimana pelatihan kecerdasan emosi dapat menurunkan perilaku
agresif remaja?
C. Tujuan Peneltian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelatihan kecerdasan emosi dapat
menurunkan perilaku agrsif remaja
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang akan di peroleh dari pelatihan kecerdasan emosi ini adalah sebagai berikut:.
remaja.
5


a. Manfaat Secara Teoritik
1. Program pelatihan kecerdasan emosi ini di harapkan dapat memberikan manfaat atau
sumbangan bagi pengembangan ilmu di bidang psikologi, utamanya di bidang
psikologi klinis sebagai upaya intervensi perilaku pada remaja
b. Manfaat Secara Praktis
1. Pelatihan ini di harapkan memberikan keterampilan baru bagi remaja dalam
menurunkan perilaku agresifnya

6

PELATIHAN KECERDASAN EMOSI UNTUK MENURUNKAN
PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

TESIS

Di Sususun Dan Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Magister Profesi Psikologi

Oleh:

Endang Pregiwatiningsih
201210500212026

PROGRAM PASCASARJANA PSIKOLOGI
MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2013

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama

: Endang Pregiwatiningsih

NIM

: 0782021

Program Studi


: Magister Profesi psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
1.

2.

3.

Tesis dengan judul “Pelatihan Kecerdasan Emosi untuk Menurunkan Perilaku Agresi
Pada Remaja”adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya
ilmiah yang perna diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang perna di tulis atau di
terbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam naskah ini di sebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsure-unsur
PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini di GUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG
TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai ketentuan hokum
yang berlaku.
Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI

NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Malang, 22 September 2012
Yang menyatakan

Endang Pregiwatiningsih

SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama

: Endang Pregiwatiningsih

NIM

: 201210500212026


Program Studi

: Magister Profesi Psikologi

Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa :
4.

5.

6.

Tesis dengan judul “Pelatihan Kecerdasan Emosi untuk Menurunkan Perilaku Agresi
Pada Remaja”adalah hasil karya saya dan dalam naskah Tesis ini tidak terdapat karya
ilmiah yang perna diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu
perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang perna di tulis atau di
terbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan, kecuali yang secara tertulis
dikutip dalam naskah ini di sebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah Tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsure-unsur
PLAGIASI, saya bersedia TESIS ini di GUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG
TELAH SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai ketentuan hokum
yang berlaku.
Tesis ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI
NON EKSKLUSIF.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Malang, 22 September 2012
Yang menyatakan

Endang Pregiwatiningsih

UCAPAN TERIMAKASIH

Assalammualaikum wr. Wb.
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karuniaNya.
Penyusunan Tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
menyelesaikan studi pada Program Magister Profesi Psikologi di Universitas Muhammadiyah
Malang.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
yang setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian Tesis ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada
1. Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Muhammadiyah Malang
2. Dr.Latipun,M.Kes selaku Kepala Program Magister Psikologi Universitas
Muhammadiyah Malang
3. Prof.Dr.Wisjnu Martani, SU,Psi selaku dosen pembimbing utama yang telah meluangkan
waktu serta kesabaran untuk membimbing penulisan tesis ini.
4. Dr.Diah Karmiyati, M.Si, Psi selaku pembimbing pertama yang banyak memberikan
masukan terhadap penulisan tesis ini.
5. Seluruh dosen Magister Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang yang telah banyak
memberikan masukan dan pengalaman berharga kepada penulis
6. TIM Pelatihan kecerdasan emosi (Ritma Nandita,S.Psi dan Selvia, S.Psi) yang telah
membantu terlaksananya pelatihan ini.
7. Pihak sekolah SMK 3 Malang atas kerjasamanya dalam memberikan ijin kepada peneliti
untuk melakukan pelatihan disekolah tersebut
8. Keluarga kecilku tercinta,Suami dan putra kecilku yang selalu memberikan semangat
dalam pengerjaan tesis ini.
Sesungguhnya hanya Tuhan Yang Maha Sempurna, oleh karena itu meskipun karya ini
dibuat dengan segenap daya dan upaya, tentunya masih ada kekurangan yang menyertai. Semoga
karya tulis ini dapat memberikan informasi tambahan bagi pembaca, sebagai dasar
perkembangan Ilmu Psikologi di masa mendatang.
Wassalammualaikum wr.wb.

Penulis

PELATIHAN KECERDASAN EMOSI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA
REMAJA
Endang Pregiwatiningsih
INTISARI

Perilaku agresi adalah bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain,
baik secara fisik maupun verbal, yag meliputi berkelahi(fighting), mengata-ngatai(name-calling),
mempelonco(hazing), mengancam(making threats), dan berbagai perilaku intimidasi lainnya.
Penelitian ini adalah penelitian ekperimental dengan Randomized Pretes Postes Control Group
Desaign .Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelatihan kecerdasan emosi dapat
menurunkan perilaku agresif pada remaja.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pelatihan kecerdasan emosi
berpengaruh untuk menurunkan perilaku agresif pada remaja. Subjek dalam penelitian ini 22
remaja yang terbagi dalam 11 remaja kelompok eksperimen dan 11 remaja kelompok kontrol.
Hasil Penelitian menggunakan analisis kuantitatif dengan teknik non parametrik (Mann
Whitney Tes dan Wilcoxon Tes) dan analisis kualitatif (observasi dan kegiatan pelatihan
kecerdasan emosi).Hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikant antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (sig

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS PELATIHAN REGULASI EMOSI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES PADA LANJUT USIA Efektifitas Pelatihan Regulasi Emosi Untuk Menurunkan Tingkat Stres Pada Lansia.

0 3 19

EFEKTIFITAS PELATIHAN REGULASI EMOSI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT STRES PADA LANSIA Efektifitas Pelatihan Regulasi Emosi Untuk Menurunkan Tingkat Stres Pada Lansia.

0 3 21

NASKAH PUBLIKASI Pelatihan Regulasi Emosi Untuk Menurunkan Perilaku Marah Pada Pasien Penderita Hipertensi.

1 3 13

PELATIHAN REGULASI EMOSI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU MARAH PADA PASIEN Pelatihan Regulasi Emosi Untuk Menurunkan Perilaku Marah Pada Pasien Penderita Hipertensi.

0 1 13

PENDAHULUAN Pelatihan Regulasi Emosi Untuk Menurunkan Perilaku Marah Pada Pasien Penderita Hipertensi.

0 3 9

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESI REMAJA Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku Agresi Remaja.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESI REMAJA Hubungan Antara Kecerdasan Emosi Dengan Perilaku Agresi Remaja.

0 4 16

MODEL PELATIHAN FUN FAUNA GAMES UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK Model Pelatihan Fun Fauna Games Untuk Menurunkan Perilaku Agresif Dalam Menyelesaikan Konflik Interpersonal Di Kalangan Pelajar.

0 2 22

PELATIHAN REGULASI EMOSI UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA ANAK ipi124042

0 0 18

1 EFEK TERAPI KOGNITIF PERILAKU UNTUK MENURUNKAN EMOSI MARAH PADA REMAJA DENGAN SINDROM ASPERGER A. Pendahuluan - EFEK TERAPI KOGNITIF PERILAKU UNTUK MENURUNKAN EMOSI MARAH PADA REMAJA DENGAN SINDROM ASPERGER - Unika Repository

0 0 18