Investment Potential And The Effects Of Financial Ratios On Stock Return In Mining Sector of Sharia And Pro- Environment Stock Group

POTENSI INVESTASI DAN PENGARUH RASIO
KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA
SEKTOR PERTAMBANGAN KELOMPOK SAHAM
PRO LINGKUNGAN DAN SYARIAH

HENI ISTIANAWATI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Potensi Investasi dan
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham pada Sektor Pertambangan
Kelompok Saham Pro Lingkungan dan Syariah adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Maret 2014
Heni Istianawati
NIM H251114041

RINGKASAN
HENI ISTIANAWATI. Potensi Investasi Dan Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Return Saham Pada Sektor Pertambangan Kelompok Saham Pro
Lingkungan Dan Syariah. Dibimbing oleh ABDUL KOHAR IRWANTO dan
MUKHAMAD NAJIB.
Investasi merupakan kegiatan menanamkan modal pada suatu perusahaan
bertujuan untuk memperoleh return. Salah satu investasi yang menarik bagi
investor adalah investasi pada sektor pertambangan. Karena jumlah return yang
diperoleh besar dengan waktu yang cepat. Sebelum investor memilih saham yang
akan diinvestasikan pada perusahaan pertambangan maka investor perlu untuk
melihat kinerja perusahaan tersebut. Hal ini untuk menghindari terjadinya resiko.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengkaji potensi investasi dan
menganalisis pengaruh rasio keuangan (CR, DER, EPS, ROE, TATO, ROA, PER,
NPM) terhadap return saham pada sektor pertambangan.

Obyek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang secara konsisten
terdaftar pada indeks pro lingkungan (SRI-Kehati) dan syariah (Jakarta Islamic
Index/JII) tahun 2010 sampai 2013. Metode yang digunakan adalah analisis
deskriptif dengan menghitung nilai Tobin’s Q untuk melihat potensi investasi.
Analisis regresi data panel untuk melihat pengaruh rasio keuangan terhadap
return saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks SRI-Kehati dan JII memiliki
potensi investasi yang tinggi dari tahun 2010 sampai 2013. Perusahaan
pertambangan dari indeks SRI-Kehati yaitu PTBA dan ENRG dari JII yang masuk
pada kategori potensi investasi tinggi. Karena nilai Tobin’s Q yang diperoleh
perusahaan tersebut di atas 1 selama empat tahun berturut-turut. Sementara
pengaruh rasio keuangan (EPS dan ROA) pada indeks SRI-Kehati dan JII
berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Kata kunci: nilai Tobin’s Q, potensi investasi, rasio keuangan, return saham

SUMMARY
HENI ISTIANAWATI. Investment Potential And The Effects Of Financial Ratios
On Stock Return In Mining Sector of Sharia And Pro- Environment Stock Group.
Supervised by ABDUL KOHAR IRWANTO and MUKHAMAD NAJIB.
Investment is the act of investing or laying out capital in an enterprise with

the expectation of return. One of interesting investments is in mining company
which is expected to give high return in relatively short time. Before investors
choose the stocks, they need to look at and analyze the company’s financial
performance to reduce the investment risk. Therefore, the purpose of this study is
to examine the investment potential and analyze the impact of financial ratios
(CR, DER, EPS, ROE, TATO, ROA, PER and NPM) on stock return in mining
sector.
The object of this research is mining companies who was listed on index
SRI-Kehati and Jakarta Islamic Index (JII) period 2010 until 2013 consistently.
The method used is descriptive analysis to calculate Tobin 's Q score to look at
potential investments. Panel data regression analysis to see the effect of financial
ratios to stock return.
Research result shows that SRI-Kehati index and JII have high investment
potential from 2010 to 2013. Mining companies from SRI-Kehati index, PTBA,
and ENRG from JII are listed on the category of high investment potential. This is
because the companies Tobin’s Q score are greater than 1 for four consecutive
years. While the effect of financial ratios (EPS and ROA) on SRI-Kehati index
and JII have positive and significant effects on stocks return.
Key words: financial ratios, investment potential, stock returns, Tobin 's Q score


© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

POTENSI INVESTASI DAN PENGARUH RASIO
KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA
SEKTOR PERTAMBANGAN KELOMPOK SAHAM PRO
LINGKUNGAN DAN SYARIAH

HENI ISTIANAWATI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains pada

Program Studi Ilmu Manajemen

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Dr Ir Muhamad Sjamsun, MSc

Judul Tesis : Potensi Investasi dan Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return
Saham pada Sektor Pertambangan Kelompok Saham Pro
Lingkungan dan Syariah
Nama
: Heni Istianawati
NIM
: H251114041

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing


Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc
Ketua

Dr Mukhamad Najib, STP MM
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Ilmu Manajemen

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr Ir Abdul Kohar Irwanto, MSc

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian: 7 Maret 2014

Tanggal Lulus:


PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas limpahan rahmatNya sehingga tesis dengan judul “Potensi Investasi dan Pengaruh Rasio Keuangan
terhadap Return Saham pada Sektor Pertambangan Kelompok Saham Pro
Lingkungan dan Syariah” dapat disusun dengan baik. Karya ilmiah ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas akhir pada Program Studi Ilmu
Manajemen, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Penyusunan tesis ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terima kasih. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Ibu,
Bapak, Mbak Leny dan Mas Wawan atas doa, dukungan yang terbaik yang selalu
diberikan. Ungkapan terima kasih penulis kepada Dr. Ir. Abdul Kohar Irwanto,
M.Sc dan Dr. Mukhamad Najib, S.TP, MM selaku komisi pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan tesis ini. Dr. Ir. Muhamad
Sjamsun, M.Sc selaku penguji di luar komisi yang telah memberikan masukan
dan saran untuk perbaikan tesis ini.
Terima kasih penulis ucapkan kepada DIKTI Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia atas bantuan dana pendidikan melalui Beasiswa
unggulan On Going 2012. Kepada semua staf dan karyawan PascaSarjana Ilmu
Manajemen atas bantuan selama perkuliahan. Serta kepada teman-teman
Manajemen khususnya angkatan genap 2011 (Februari 2012) dan angkatan ganjil

2011, terima kasih atas kebersamaan dan bantuan selama perkuliahan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Maret 2014
Heni Istianawati

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Model Tobin’s Q
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Penelitian Terdahulu
3 METODE

Kerangka Pemikiran
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Penentuan Sampel
Pengolahan dan Analisis Data
4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Indeks
SRI-Kehati dan JII
Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan di Indeks SRI-Kehati
Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan di JII
Perbedaan Indeks Saham Pro Lingkungan (SRI-Kehati) dan Syariah (JII)
Penyajian Model dan Hipotesis
Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Peramalan Return Saham pada Indeks SRI-Kehati dan JII
Implikasi Manajerial
5 SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii

ii
ii
1
3
4
5
5
5
6
6
7
8
8
8
9

17
17
19
21

21
24
26
27
28
29
31

DAFTAR TABEL
1 Matriks metode dan analisis data
2 Uji statistik Durbin-Watson (DW)
3 Interpretasi skor Tobin’s Q
4 Potensi investasi sektor pertambangan tahun 2010-2013
5 Jumlah aset perusahaan pertambangan tahun 2009-2012
6 Nilai kapitalisasi perusahaan pertambangan tahun 2010-2013
7 Perbedaan indeks saham pro lingkungan dan syariah
8 Hasil uji multikolinieritas
9 Hasil uji heteroskedasitisitas
10 Hasil uji chow
11 Pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada indeks saham
pro lingkungan dan syariah
12 Rata-Rata EPS dan ROA indeks saham pro lingkungan dan syariah
tahun 2010-2013
13 Hasil peramalan return saham pada indeks saham pro lingkungan dan
syariah
14 Nilai PER pada indeks saham pro lingkungan dan syariah tahun 20102013

10
12
13
18
18
19
21
22
22
23
25
26
26
28

DAFTAR GAMBAR
1 Pertumbuhan rata-rata return dan annualized risk Indeks SRI-Kehati
dan JII tahun 2009-2012
2 Pertumbuhan sektor pertambangan tahun 2008-2012 (US$ miliyar)
3 Kerangka pemikiran penelitian
4 Penjualan PTBA tahun 2007-2012
5 Pertumbuhan penjualan perusahaan pertambangan tahun 2008-2012

2
4
8
18
20

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4

Daftar istilah
Penelitian terdahulu
Penentuan hipotesis dari penelitian terdahulu
Hasil analisis regresi data panel

31
32
33
34

1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara
serta menunjang pertumbuhan ekonomi negara yang bersangkutan. Pasar modal
berfungsi sebagai sumber pembiayaan jangka menengah dan jangka panjang
dengan menggerakkan dana masyarakat untuk pengembangan dunia usaha. Pasar
modal juga menunjukkan pemasukan bagi suatu Negara dilihat dari perputaran
roda perekonomian suatu Negara dan sumber dana bagi perusahaan. Selain itu
pasar modal memberikan alternatif investasi dengan beragam variasi yang selalu
berkembang dengan menawarkan tingkat return yang bervariasi seiring dengan
resiko yang menjadi konsekuensi (Widjaja dan Rismananitis 2009).
Pasar modal di Indonesia diatur oleh suatu lembaga pemerintah yang disebut
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) atas nama Kementerian Keuangan.
Namun sejak tanggal 31 Desember 2012, pengaturan dan pengawasan pasar
modal beralih ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bursa Efek Indonesia (BEI)
merupakan lembaga yang mengelola pasar modal di Indonesia. BEI menyediakan
infrastruktur bagi terselenggaranya transaksi di pasar modal yaitu transaksi saham
dan surat utang (obligasi swasta maupun pemerintah). Pemerintah mulai
mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977 dan beberapa tahun
kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan sejalan dengan berbagai insentif
dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Pertumbuhan tersebut membawa
dampak positif bagi perkembangan pasar modal di Indonesia.
Perkembangan tersebut dapat dilihat dari indikator pasar modal (bursa) yang
dihitung berdasarkan kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEI pada
tahun 2012. IHSG mengalami kenaikan sebesar 3 821.992 pada Desember tahun
2011 menjadi 4 281.86 per akhir Desember tahun 2012 atau menguat sebesar
12.03%. Penguatan tersebut berada di urutan tertinggi kedelapan di kawasan Asia
Pasifik, di bawah tujuh bursa lainnya yaitu Thailand (36.27%), Filipina (32.55%),
India (25.03%), Hongkong (22.7%), Jepang (22.09%), Singapura (20.31%) dan
Australia (14.58%)1. Kenaikan IHSG BEI ditopang dengan kenaikan indeks
sektoral di beberapa sektor. Indikator lain yang mencerminkan perkembangan
pasar modal di Indonesia adalah jenis indeks harga saham yang ada di BEI
mengalami peningkatan jumlahnya. Hingga saat ini jenis indeks harga saham
yang dimiliki BEI ada 11 yaitu IHSG, indeks sektoral, indeks LQ 45, Jakarta
Islamic Indeks (JII), indeks Kompas100, indeks BISNIS-27, indeks PEFINDO25,
indeks SRI-Kehati, indeks papan utama, indeks papan pengembangan dan indeks
individual. Hal ini menunjukkan semakin banyaknya jenis indeks harga saham
maka semakin memberikan kesempatan bagi investor untuk mengoptimalkan
investasinya.
Indeks SRI-Kehati merupakan salah satu jenis indeks harga saham yang pro
lingkungan atau dengan kata lain indeks saham dari emiten-emiten yang dinilai
menjalankan prinsip-prinsip ramah lingkungan dalam mengelola bisnisnya.
1

http://economy.okezone.com/read/2013/01/07/226/742262/indeks-dan-transaksi-sahambursa efek-indonesia. Diakses tanggal 30 Maret 2013.

2
Tujuannya adalah untuk mendukung usaha yang menjaga kesinambungan
kekayaan alam lewat jalur modal. Indeks ini dibuat atas kerjasama BEI dengan
Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) yang bergerak di bidang
pelestarian dan pemanfaatan keanekaragaman hayati. Indeks yang berisi 25 saham
di BEI, mulai diperkenalkan pertama kali pada tanggal 8 Juni 2009. Nama SRIKehati mengacu pada tata cara pengelolaan perusahaan yang bersifat Sustainable
and Responsible Investment (SRI).
Emiten yang dapat masuk ke dalam indeks tersebut karena mendaftarkan
diri atau mendapatkan undangan dari pihak SRI-Kehati. Seleksi awal dilakukan
untuk memilih saham yang berpotensi menjadi anggota indeks. Tahap pertama
adalah negative screening, pemilihan perusahaan yang tidak masuk ke dalam
indeks seperti perusahaan yang bergerak di bidang produksi senjata (ethinal
investment), peralatan perang, alkohol, tembakau, produk transgenik, perusahaan
tenaga nuklir (PLTN), pertanian menggunakan pestisida, perjudian dan
pornografi. Kedua, karena indeks ini diharapkan menjadi instrument investasi
maka perusahaan tidak boleh terlalu kecil. Akibatnya muncul pembatasan total
aset di atas 1 triliun (berdasarkan laporan keuangan tahunan yang diaudit), Price
Earning Ratio (PER) bernilai positif dan free float ratio (kepemilikan saham
publik) harus lebih besar dari 10%. Tahap terakhir, melakukan pemeringkatan
lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek fundamental (6 faktor utama) yaitu
lingkungan, pengembangan masyarakat, tata kelola perusahaan, HAM, perilaku
bisnis dan prinsip ketenagakerjaan. Daftar 25 saham yang masuk dalam Indeks
SRI-Kehati telah mencerminkan 53% dari total bobot IHSG, 78% dari bobot
Indeks LQ45 dan 79% dari bobot JII. Indeks tersebut secara berkala
memperbaharui daftar perusahaan emiten yang dilakukan dalam periode 2 kali
setahun yaitu setiap awal Mei dan November.

Gambar 1 Pertumbuhan rata-rata return dan annualized risk Indeks
SRI-Kehati dan JII tahun 2009-2012 (Infovesta 2012)
Selain itu terdapat indeks yang berdasarkan syariah islam yaitu Jakarta
Islamic Indeks (JII). Indeks ini dibuat atas kerjasama antara BEI dengan PT.
Danareksa Investment Management (DIM) dengan tujuan sebagai tolak ukur
kinerja saham yang berbasis syariah dan untuk mengembangkan pasar modal
syariah. JII terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham yang sesuai dengan
syariah islam yaitu bukan lembaga keuangan konvensional yang menerapkan

3
sistem riba dan tidak menjalankan usaha perjudian. Selanjutnya tidak melebihi
rasio keuangan yaitu total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total
ekuitas tidak lebih dari 82% dan total pendapatan bunga dan pendapatan tidak
halal lainnya dibandingkan dengan total pendapatan tidak lebih dari 10%.
Kriteria pemilihan saham yang masuk JII adalah pertama saham yang dipilih
berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam. Kedua
memilih 60 saham dari DES berdasarkan urutan kapitalisasi terbesar selama 1
tahun terakhir. Ketiga dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan
tingkat nilai likuiditas yaitu nilai transaksi di pasar regular selama 1 tahun
terakhir. JII melakukan penggantian saham setiap 6 bulan (setiap bulan Januari
dan Juli) berdasarkan periode yang ditetapkan oleh Bapepam.
Pertumbuhan rata-rata return dan annualized risk pada Indeks SRI-Kehati
dan JII dari tahun 2009 sampai 2012 dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan
gambar tersebut tingkat risk pada Indeks SRI-Kehati dan JII cukup tinggi. Namun
sebelum investor memutuskan untuk memilih saham yang akan diinvestasikan,
investor membutuhkan banyak informasi. Secara umum terbatasnya informasi
yang dimiliki investor menyebabkan semakin rendahnya return yang akan
diterima sehingga investor perlu untuk menambah informasi perusahaan di masa
lalu atau masa depan. Informasi tersebut dapat berupa laporan keuangan
perusahaan yang terdiri dari laporan laba/rugi, neraca dan laporan perubahan
ekuitas. Tujuannya untuk melihat kinerja perusahaan agar memperoleh
keuntungan. Sekarang ini terdapat berbagai indikator ekonomi yang digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan. Indikator tesebut diantaranya adalah Tobin’s
Q dan rasio keuangan.
Tobin’s Q merupakan indikator untuk mengukur kinerja perusahaan
terutama tentang nilai perusahaan yang menunjukkan suatu performa manajemen
dalam mengelola aktiva perusahaan. Nilai Tobin’s Q menggambarkan kondisi
potensi investasi yang dimiliki perusahaan atau potensi pertumbuhan perusahaan.
Sementara rasio keuangan adalah salah satu bentuk informasi akuntansi yang
digunakan untuk menggambarkan posisi kinerja keuangan perusahaan. Para
investor dapat memanfaatkan rasio-rasio yang ada pada model Tobin’s Q dan
laporan keuangan sebagai pertimbangan dalam memilih saham yang akan
diinvestasikan dan melihat pengaruhnya terhadap return yang akan mereka
terima.
Berdasarkan uraian di atas penelitian mengenai pengukuran kinerja
perusahaan dengan menggunakan model Tobin’s Q dan rasio keuangan masih
perlu dilakukan. Hal ini seiring dengan perkembangan perusahaan yang
mengalami perubahan dan kondisi perekonomian suatu Negara yang fluktuatif.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para investor dalam
menginvestasikan modalnya khususnya pada perusahaan yang telah go public.
Perumusan Masalah
Perusahaan yang masuk ke dalam suatu jenis indeks terdiri dari beberapa
sektor diantaranya sektor pertambangan, pertanian, perbankan, manufaktur,
perdagangan dan jasa. Sektor pertambangan merupakan salah satu sektor yang
diminati oleh para investor dalam menginvestasikan modalnya saat ini. Karena
wilayah di Indonesia memiliki kandungan logam dan mineral yang jumlahnya

4
besar dan siap untuk ditambang sehingga banyak investor yang berlomba-lomba
berinvestasi di sektor pertambangan. Menurut Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM) jumlah investasi pada sektor pertambangan mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2 Pertumbuhan sektor pertambangan tahun 2008-2012 (BKPM 2013)
Semakin meningkatnya jumlah investasi maka resiko yang dihadapi investor
juga semakin besar. Oleh karena itu sebelum investor memilih saham yang akan
diinvestasikan pada sektor pertambangan, investor perlu mengukur kinerja
perusahaan dilihat dari sisi potensi investasi dan posisi kinerja perusahaan.
Informasi ini digunakan untuk mengurangi terjadinya kerugian yang dialami oleh
investor.
Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian mengenai pengukuran kinerja
perusahaan dengan menggunakan model Tobin’s Q dan rasio keuangan penting
untuk dikaji lebih lanjut. Hal ini untuk melihat potensi investasi pada perusahaan
dan posisi kinerja perusahaan. Selain itu pengaruh rasio keuangan perusahaan
terhadap return saham juga dikaji untuk memberikan informasi kepada para
investor dalam menginvestasikan sahamnya terutama di sektor pertambangan
yang terdaftar pada Indeks SRI-Kehati dan JII.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah ini adalah
1. Bagaimana potensi investasi pada sektor pertambangan yang terdaftar di
Indeks SRI-Kehati dan JII?
2. Bagaimana pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada sektor
pertambangan yang terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
1. Mengkaji potensi investasi pada sektor pertambangan yang terdaftar di Indeks
SRI-Kehati dan JII.
2. Menganalisis pengaruh rasio keuangan terhadap return saham pada sektor
pertambangan yang terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII.

5
Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka hasil penelitian ini diharapkan
dapat bermanfaat bagi:
1. Pihak investor, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan
dalam melakukan prediksi berinvestasi, yang akhirnya dapat memberikan
informasi bagi pihak investor untuk mengambil keputusan berinvestasi pada
sektor pertambangan di Indeks SRI-Kehati dan JII.
2. Pihak manajemen perusahaan untuk mengevalusi kinerja perusahaan dalam
menghindari terjadinya kebangkrutan perusahaan.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini hanya mengkaji potensi investasi pada sektor pertambangan
yang terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII. Selain itu pengaruh rasio keuangan
pada perusahaan dilihat dari return saham.

2 TINJAUAN PUSTAKA
Model Tobin’s Q
Tobin’s Q adalah pengukur kinerja dengan membandingkan 2 penilaian dari
aset yang sama. Menurut Fiakas (2005) Tobin’s Q merupakan rasio dari nilai aset
perusahaan yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah saham yang beredar dan
hutang (enterprise value) terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan. Jika
perusahaan memiliki nilai lebih besar dari nilai dasar sebelumnya maka akan
memiliki biaya yang tinggi dan memperoleh laba. Berdasarkan pemikiran Tobin,
insentif untuk membuat modal investasi baru adalah tinggi ketika surat berharga
(saham) dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari biaya investasinya dan
memberikan keuntungan di masa depan.
Tobin’s Q menawarkan penjelasan nilai dari suatu perusahaan. Model
Tobin’s Q mendefinisikan nilai perusahaan sebagai nilai kombinasi antara aktiva
berwujud dan aktiva tidak berwujud. Nilai Tobin’s Q perusahaan yang rendah
(antara 0 dan 1) mengindikasikan bahwa biaya ganti aktiva perusahaan lebih besar
daripada nilai pasar perusahaan tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa pasar
menilai kurang perusahaan tersebut. Sementara jika nilai Tobin’s Q suatu
perusahaan tinggi (lebih dari 1) maka nilai perusahaan lebih besar daripada nilai
aktiva perusahaan yang tercatat. Ini menunjukkan terdapat beberapa aktiva
perusahaan yang tidak terukur atau tercatat.
Menurut Ricardo dalam Juniarti (2009) Tobin’s Q meringkas informasi yang
akan datang yang relevan dengan keputusan investasi perusahaan. Modal saham
perusahaan dapat ditingkatkan jika q tinggi karena nilai Tobin’s Q di atas 1 maka
perusahaan akan menghasilkan rate of return lebih tinggi dibandingkan dengan
biaya aktiva yang dikeluarkan. Pengukuran kinerja dengan menggunakan Tobin’s
Q tidak hanya memberikan gambaran pada aspek fundamental tetapi pasar juga
menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk

6
investor. Tobin’s Q mewakili sejumlah variabel yang penting dalam pengukuran
kinerja antara lain aktiva tercatat perusahaan, kecenderungan pasar yang memadai
seperti pandangan-pandangan analis mengenai prospek perusahaan dan variabel
modal intelektual atau intangible asset.
Secara khusus Tobin’s Q sering digunakan sebagai alat pengukur nilai
intangible asset atau modal intelektual suatu perusahaan seperti kekuatan
monopoli, sistem manajerial dan peluang pertumbuhan. Karena adanya modal
intelektual inilah suatu perusahaan sering dinilai oleh pasar. Menurut Rupert
dalam Juniarti (2009) hal tersebut tercermin dari banyaknya perusahaan yang
memiliki aktiva berwujud yang tidak signifikan dalam laporan keuangan tetapi
penghargaan pasar terhadap perusahaan-perusahaan tersebut sangat tinggi. Atas
dasar tersebut Tobin’s Q menjadi alat pengukuran kinerja yang popular.
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham
Penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu kegiatan
yang sangat penting. Karena berdasarkan penilaian tersebut dapat dijadikan
sebagai ukuran keberhasilan perusahaan selama 1 periode tertentu. Kinerja
keuangan dapat dilihat dari laporan keuangan dengan cara melakukan analisis
laporan keuangan melalui perhitungan rasio keuangan (Kasmir 2013).
Perhitungan ini memberikan gambaran bagi investor dalam melakukan
prediksi return saham yang diinginkan sehingga dapat dibuat portofolio yang
menguntungkan dari hasil investasinya. Menurut Harianto dan Sudomo (1998),
rasio adalah perbandingan antara dua elemen laporan keuangan yang
menunjukkan indikator kesehatan keuangan pada periode tertentu. Semakin baik
kinerja perusahan tercermin dari rasio-rasionya maka semakin tinggi return
perusahaan.
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan nilai Tobin’s Q dan pengaruh
rasio keuangan terhadap return saham telah banyak dilakukan oleh peneliti.
Secara lebih jelas penelitian terdahulu yang dijadikan referensi dalam penelitian
ini dapat dilihat pada Lampiran 2. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan terutama bagi investor. Hal ini
bertujuan sebagai informasi dalam berinvestasi sehingga investor dapat
memperoleh return yang diharapkan. Bagi perusahaan (manajemen) sendiri,
penilaian kinerja keuangan dari perusahaan tersebut untuk meningkatkan
kesejahteraan para investor.
Penelitian tentang nilai Tobin’s Q dilakukan oleh Evan dan Gentry (2003)
yang meneliti penggunaan rasio Tobin’s Q untuk menentukan kinerja perusahaan
dengan strategi repurchasing shares. Nilai Tobin’s Q yang didapat tinggi
sehingga strategi repurchasing shares mampu meningkatkan kinerja perusahaan.
Sementara penelitian Salehi (2009) yang bertujuan untuk melihat hubungan antara
Tobin’s Q dan cash flow dari kegiatan operasi dan investasi pada sektor
perindustrian yang ada di Iran. Hasilnya bahwa tidak ada hubungan antara Tobin’s
Q dan cash flow baik dari kegiatan operasi maupun investasi.

7
Aras dan Kemal (2008) melakukan penelitian tentang pengaruh rasio
keuangan terhadap return saham. Variabel independen yang digunakan adalah
Price Earning per Share (PER), Dividend Yield (DY) dan Book Market (BM).
Namun hanya rasio keuangan PER dan BM yang berpengaruh signifikan terhadap
return saham. Berbeda dengan Susilowati dan Turyanto (2011) dalam judul
penelitian Reaksi Signal Rasio Profitabilitas dan Rasio Solvabilitas terhadap
return saham perusahaan. Hasil penelitian bahwa variabel Debt to Equity Ratio
(DER) berpengaruh terhadap return saham, sehingga dapat dikatakan bahwa rasio
keuangan terbukti mampu untuk melihat pengaruhnya terhadap return saham.
Penelitian lainnya mengenai return saham yaitu Saqafi dan Vakilifard
(2012) yang menggunakan beberapa variabel independen seperti Return on Assets
(ROA), Current Ratio (CR), DER, Gross Marjin dan sales. Rasio ROA dan CR
menunjukkan pengaruh signifikan terhadap return saham. Pengaruh karakteristik
perusahaan terhadap return saham yang diteliti oleh Tahir et al (2013)
memberikan hasil bahwa variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh
signifikan pada 307 perusahaan non bank.

3 METODE
Kerangka Pemikiran
Investasi merupakan syarat mutlak dalam pembangunan nasional. Investor
dapat melakukan kegiatan investasi di pasar modal. Semakin banyak investor
menuntut suatu Negara untuk menawarkan jenis pasar modal baik yang sektoral,
syariah maupun pro lingkungan. Menurut aturan Bapepam mewajibkan
perusahaan melaporkan praktek Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
laporan tahunan dan menjadi indikator penilaian kinerja perusahaan. Akibatnya
banyak investor yang berinvestasi ke perusahaan yang pro lingkungan. Karena
perusahaan yang melakukan CSR dinilai investor sebagai perusahaan yang
bertangggung jawab terhadap lingkungannya dan mempunyai komitmen tinggi
terhadap kelangsungan usahanya. Selain itu investor juga mulai tertarik
berinvestasi di pasar modal syariah yaitu JII. Tujuan untuk menginvestasikan
modal berdasarkan prinsip syariah tanpa takut bercampur dengan dana ribawi.
Obyek dalam penelitian ini adalah sektor pertambangan yang terdaftar
masuk ke dalam indeks saham pro lingkungan (SRI-Kehati) dan syariah (JII)
secara konsisten. Saat ini banyak investor yang tertarik berinvestasi ke sektor
pertambangan karena keuntungan yang diperoleh jauh lebih besar dengan tingkat
return yang cepat. Sebelum memutuskan memilih saham yang akan
diinvestasikan, investor terlebih dahulu harus mengetahui kondisi internal
perusahaan dilihat dari laporan keuangan. Hal ini dilakukan untuk melihat potensi
investasi dan posisi kinerja perusahaan tersebut sehingga investor dapat
meminimalisir resiko di masa mendatang. Berdasarkan pemikiran tersebut maka
kerangka pemikiran penelitian ini secara jelas dapat dilihat pada Gambar 3 di
bawah ini.

8
Indeks
SRIKehati
dan JII

Kondisi
Internal
Perusahaan

Sektor
Pertambangan
Laporan Keuangan :
Rasio Keuangan

Potensi
Investasi

Pengaruh Rasio
Keuangan terhadap
Return Saham

Rekomendasi Investor untuk Berinvestasi
Gambar 3 Kerangka pemikiran penelitian
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini secara umum dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan
yang secara konsisten terdaftar di indeks pro lingkungan yaitu Indeks SRI-Kehati
dan indeks syariah yaitu JII periode 2010 sampai 2013. Adapun perusahaan yang
secara konsisten terdaftar di Indeks SRI-Kehati adalah PT. Aneka Tambang Tbk
(ANTM), PT. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT. Timah Tbk
(TINS) dan PT. Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sedangkan PT. Energi
Mega Persada Tbk (ENRG) terdaftar pada JII. Penelitian dilakukan pada bulan
Juli sampai Desember 2013.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan adalah data panel yaitu gabungan antara data
cross section (data yang diperoleh dari pengamatan suatu obyek pada periode
waktu tertentu) dengan data time series. Sumber data yang digunakan adalah data
sekunder dan data primer. Data ini diperoleh dari laporan keuangan kuartal
perusahaan pertambangan tersebut periode 2010 sampai 2013. Data laporan
keuangan masing-masing perusahaan pertambangan diunduh melalui website BEI
(http://www.idx.co.id) serta literatur relevan yang lain.
Penentuan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling
yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan-pertimbangan

9
tertentu atau berdasarkan tujuan penelitian. Kriteria yang dijadikan pertimbangan
adalah :
1. Perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan dan terdaftar pada Indeks
SRI-Kehati dan JII secara konsisten dari tahun 2010 sampai 2013.
2. Tersedia data berupa laporan keuangan kuartal masing-masing perusahaan dan
jumlah saham yang diperdagangkan selama periode penelitian dari tahun 2010
sampai 2013. Periode yang diambil pada tahun 2010 hanya kuartal empat dan
tahun 2013 hanya sampai pada kuartal ketiga.
Berdasarkan kriteria pertimbangan di atas maka sampel dalam penelitian ini
berjumlah 60 sampel.

Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan menggunakan program Eviews
6.0 dan Minitab 14. Tabel 1 menunjukkan matriks metode dan analisis data yang
digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini.
Analisis Regresi Data Panel
Data panel adalah data yang diperoleh dari data cross section yang
diobservasi berulang pada unit individu (obyek) yang sama pada waktu yang
berbeda (Juanda dan Junaidi 2012). Terdapat beberapa keuntungan dari
penggunaan data panel dibandingkan dengan data cross section. Menurut Baltagi
(2005) dalam Juanda dan Junaidi (2012), keuntungan tersebut antara lain:
a) Metode data panel dapat unobserved heterogenity.
b) Data panel memberikan data yang lebih informatif, lebih bervariasi,
mengurangi kolinearitas antarpeubah, memperbesar derajat kebebasan dan
lebih efisien.
c) Dapat mendeteksi dan mengukur efek suatu peubah pada peubah lainnya
dengan lebih baik daripada hanya dengan menggunakan data cross section.
d) Dapat mengurangi bias yang terjadi jika kita mengagregasi
perusahaan/individu ke dalam agregasi yang luas.
Berdasarkan variasi-variasi asumsi yang dibentuk, terdapat tiga pendekatan
dalam perhitungan model regresi data panel, yaitu:
1) Metode Common-Constant (The Pooled OLS Method/PLS)
Metode ini merupakan metode paling sederhana. Estimasinya diasumsikan
bahwa setiap unit individu memiliki intersep dan slope yang sama.
Persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut:
………………………………………………….……...(1)
Dimana:
N : jumlah unit cross section
T : jumlah periode waktunya
i
: 1, 2,…,N
t
: 1, 2,…,T

10
2) Metode Fixed Effect (FEM)
Metode FEM, intersep pada regresi dapat dibedakan antar individu karena
setiap individu dianggap mempunyai karakteristik tersendiri. Perbedaannya
intersep tersebut dapat digunakan variabel dummy sehingga metode ini
dikenal dengan metode Least Square Dummy Variable (LSDV). Persamaan
dalam metode ini adalah
…...………....(2)
Dimana:
Yit : variabel terikat untuk individu ke0i dan waktu ke-t
Xit : variabel bebas untuk individu ke0i dan waktu ke-t
Wit : variabel dummy (Wit = 1 untuk individu i, i = 1,2,..N dan bernilai 0
untuk lainnya)
Zit : variabel dummy (Zit = 1 untuk periode t, t = 1,2,..N dan bernilai 0 untuk
lainnya)
3) Metode Random Effect (REM)
Metode REM, parameter-parameter yang berbeda antar daerah maupun antar
waktu dimasukkan ke dalam error. Karena hal tersebut metode ini disebut
error component method. Menurut Winarno (2009) metode ini dapat
digunakan jika jumlah data cross section lebih besar dibanding dengan
variabel independen. Persamaannya diformulasikan seperti di bawah ini:
……………….………..….…...(3)
Dimana:
ui ~ N (0, δu2) : komponen cross section error
vi ~ N (0, δv2) : komponen time series error
wit ~ N (0, δw2) : komponen error kombinasi
Tabel 1 Matrik metode dan analisis data
No
Tujuan Penelitian
Sumber Data dan Jumlah
Sampel
1
Mengkaji
potensi Data
sekunder
berupa
investasi pada sektor laporan keuangan kuartal
pertambangan yang masing-masing perusahaan.
terdaftar di Indeks Jumlah sampel 60.
SRI-Kehati dan JII.
2
Menganalisis
Data
sekunder
berupa
pengaruh
rasio laporan keuangan kuartal
keuangan
pada masing-masing perusahaan
sektor pertambangan dan jumlah saham yang
terhadap
return diperdagangkan
pada
saham.
masing-masing perusahaan.
Jumlah sampel 60.

Metode Analisis
Data
Analisis deskriptif
dengan
nilai
Tobin’s Q

Analisis
regresi
data
panel
menggunakan
Eviews 6.0 dan
Minitab 14

Ketiga metode tersebut selanjutnya akan ditentukan model yang paling tepat
untuk mengestimasi parameter regresi data panel. Secara formal pengujian yang
dapat dilakukan yaitu:

11
a) Uji Chow (F statistik) merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
model yang digunakan OLS atau FEM. Rumus dalam uji chow adalah
CHOW =



............................................................................(4)

Dimana :
RRSS
: restricted residual sum square
URSS
: unrestricted residual sum square
N
: jumlah data cross section
T
: jumlah data time series
K
: jumlah variabel penjelas
Hipotesis :
H0
: model menggunakan metode OLS
H1
: model menggunakan metode FEM
Keputusan : tolak H0 jika F hitung > F tabel sehingga metode FEM lebih baik
dibanding dengan metode OLS.
b) Uji Hausman merupakan pengujian statistik sebagai dasar pertimbangan
dalam memilih menggunakan metode FEM atau REM. Model uji hausman
yang digunakan:
W = X2 [K - 1] = [b - ]ŵ-1[b - ] ...................................................................(5)
Hipotesis :
H0 : βi = 0, dimana W memiliki distribusi chi-square (χ2) yang terbatas
dengan derajat bebas (K-1) = metode REM
H0 : βi ≠ 0, dimana W memiliki distribusi chi-square yang tidak terbatas
dengan derajat bebas (K-1) = metode FEM
Keputusan : tolak H0 jika χ2 hitung > χ2 tabel sehingga metode yang
digunakan adalah metode FEM.
Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik analisis regresi data panel diperlukan untuk
mengetahui hasil estimasi regresi yang dilakukan bebas dari adanya masalah
heteroskedastisitas, multikolinearitas dan autokorelasi. Oleh karena itu perlu
dilakukan pengujian antara lain:
a) Uji multikolinearitas
Multikolinearitas adalah suatu kondisi antara 1 variabel bebas dengan yang
lain terdapat hubungan atau korelasi. Uji masalah multikolinearitas dilakukan
dengan metode melihat hasil estimasi OLS, jika hasil estimasi memiliki R
Squared dan Adjusted R Squared yang tinggi dan memiliki nilai t yang
signifikan maka model diabaikan dari masalah multikolinearitas. Namun jika
hasil estimasi memiliki nilai R Squared dan Adjusted R Squared yang tinggi
dan nilai t tidak signifikan maka model memiliki masalah multikolinearitas.
b) Uji heteroskedastisitas
Bertujuan untuk menguji terjadinya ketidaksamaan varians dan residual 1
pengamatan ke pengamatan lain. Uji heteroskedastisitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode cross section weighting yang terdapat pada
Eviews 6.0. Jika terdapat masalah, nilai R Squared dari cross section

12
weighting akan lebih besar daripada no weighting. Masalah tersebut secara
otomatis langsung teratasi dengan adanya metode cross section weighting.
c) Uji autokorelasi
Persamaan regresi yang baik adalah tidak memiliki masalah autokorelasi.
Ukuran dalam menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Tabel berikut menunjukkan ada
tidaknya autokorelasi dengan uji DW.
Tabel 2 Uji statistik Durbin-Watson (DW)
Tolak
H0 Tidak
dapat Terima
H0 Tidak dapat Tolak H0 (ada
(ada
diputuskan
(tidak
ada diputuskan
autokorelasi
autokorelasi
autokorelasi)
negatif)
positif)
0

dL(1.10)

dU (1.54)

2

2.46

4-Du (2.90)

4-dL(4)

Sumber: Winarno (2009)

Pengujian Statistik Model
Berikut pengujian statistik model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Uji parsial
Menurut Sunyoto (2011), uji parsial (uji T) dilakukan untuk melihat
signifikansi konstanta dan variabel penjelas yang terdapat dalam persamaan
tersebut secara individu berpengaruh terhadap nilai variabel respon.
Hipotesis:
H0
: β=0
H1
: β≠0
Keputusan : Tolak H0 jika t hitung > t tabel, artinya variabel penjelas (X)
berpengaruh secara parsial terhadap variabel respon (Y).
2) Uji simultan
Uji simultan (uji F) bertujuan untuk melihat pengaruh secara bersama-sama
(simultan) semua variabel penjelas terhadap variabel respon.
Hipotesis:
H0
: β1=β2=.... = 0
H1
: β1 ≠ β2 ≠ .... ≠ 0 (minimal ada 1 β1 ≠ 0)
Keputusan : Tolak H0 jika F hitung > F tabel, artinya minimal ada 1 variabel
penjelas (X) berpengaruh secara simultan terhadap variabel
respon (Y).
3) Uji R squared (R2)
Uji ini dilakukan untuk melihat sejauh mana variasi variabel dependen mampu
dijelaskan oleh variabel independen. Nilai R2 terletak antara 0 sampai 1.
Semakin mendekati 1 semakin baik model.
4) Uji adjusted R2
Adjusted R2 adalah koefisien determinasi yaitu koefisien yang menjelaskan
seberapa besar proporsi variasi dalam variabel dependen yang dapat dijelaskan
oleh variabel independen secara bersama-sama. Nilai adjusted R2 terletak
antara 0 sampai 1. Semakin mendekati 1 semakin baik artinya variabel
independen yang digunakan mampu menjelaskan hampir 100% dari variasi
dalam variabel dependen.

13
1. Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Indeks
SRI-Kehati dan JII
Nilai Tobin’s Q atau q ratio pada umumnya dapat dihitung dengan membagi
nilai pasar suatu perusahaan (yang diukur dengan nilai pasar dari saham yang
beredar dan hutang) dengan biaya pengganti aktiva. Rumus dasar ini banyak
dikembangkan, diantaranya oleh Linderenberg dan Ross dalam Juniarti (2009)
mengembangkan metode untuk mengukur Tobin’s Q dengan mengabaikan
variabel intangible asset. Selanjutnya rumus Tobin’s Q menjadi:
Tobin’s Q =

…..…..….(6)

Analis keuangan lain yang mengembangkan rumus Tobin’s Q adalah Chung
dan Pruitt. Perubahan yang dilakukan adalah biaya penggantian aktiva dirubah
menjadi nilai buku aktiva karena biaya penggantian aktiva tidak tersedia dan sulit
diperhitungkan. Rumus Tobin’s Q menjadi:
Tobin’s Q =

……………………….…...………….…...………...(7)

Dimana:
ME : Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar dikalikan dengan harga
penutupan saham
PS
: Nilai likuidasi saham preferen perusahaan yang beredar
DEBT : Total hutang + persediaan – aktiva lancar
TA
: Nilai buku total aktiva perusahaan
Klapper dan Love (2002) telah menyesuaikan rumus Tobin’s Q dengan
kondisi transaksi keuangan perusahaan-perusahaan di Indonesia. Rumus Tobin’s
Q yang digunakan di Indonesia adalah
Tobin’s Q =

………………………...…………...……......…………(8)

Interpretasi dari skor Tobin’s Q dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3 Interpretasi skor Tobin’s Q
Nilai Tobin’s Q
Kondisi Saham
Potensi Investasi
1
Overvalue (manajemen berhasil Tinggi
dalam mengelola aktiva perusahaan)
Sumber: Sudiyanto dan Elen (2010)

14
2. Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham Pada Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Indeks SRI-Kehati dan JII
Rasio keuangan adalah salah satu bentuk informasi akuntansi yang
digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Selain itu
juga mempunyai kekuatan untuk memprediksi return saham. Semakin baik
kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari rasio keuangannya maka semakin
besar return saham perusahaan.
Return merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return dapat
berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum
terjadi tetapi diharapkan terjadi di masa depan. Secara matematis return saham
dapat dirumuskan sebagai berikut:
Rt =

…………………………………………………………….....…... (9)

Dimana:
Pt
: Harga saham penutupan bulanan ke-t
Pt-1
: Harga saham penutupan bulanan ke-t-1
Beberapa rasio keuangan yang digunakan untuk melihat pengaruhnya
terhadap return saham antara lain:
a. Current Ratio (CR)
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek atau seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia
untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Semakin
besar CR menunjukkan besarnya kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan operasionalnya (modal kerja) untuk menjaga performance kinerja
perusahaan dan berpengaruh terhadap harga saham. Kondisi ini dapat
memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki saham perusahaan
tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham.
CR =

x 100% ………………..……………………….………(10)

b. Debt to Equity Ratio (DER)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui jumlah dana yang
disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Tingkat DER
yang tinggi menunjukkan total hutang semakin besar jika dibandingkan
dengan total modal sendiri. Berdampak terhadap beban perusahan kepada
pihak kreditur semakin besar sehingga mengurangi minat investor berinvestasi
pada perusahaan tersebut. Akibatnya terjadi penurunan harga saham
perusahaan dan return saham juga akan menurun (Prihantini 2009).
DER =

x 100%………….……………..……………………....(11)

15
c. Earning Per Share (EPS)
Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan perusahaan
yang didistribusikan untuk setiap lembar saham yang diterbitkan. Semakin
tinggi nilai EPS semakin besar laba yang disediakan investor sehingga akan
meningkatkan return saham (Darmadji dan Fakhruddin 2001).
EPS =

x 100% …………………………..……....….(12)

d. Return On Equity (ROE)
Merupakan rasio yang memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola
modal sendiri secara efektif. Menurut Herlambang (2003), semakin tinggi nilai
ROE semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk
menghasilkan laba akibatnya memberikan harapan naiknya return saham.
ROE =

x 100% …………...…..……..……(13)

e. Total Asset Turnover (TATO)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva
yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi efektifitas perusahaan menggunakan
aktiva untuk mendapatkan penjualan maka semakin besar laba yang
diharapkan. Hal ini menunjukan kinerja perusahaan semakin baik sehingga
harga saham perusahaan tersebut tinggi dan memberikan return saham besar.
TATO =

x 100% ………………..…………..…..………….…...(14)

f. Return on Assets (ROA)
Merupakan rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur efektifitas
perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva
yang dimiliki. Semakin tinggi ROA semakin baik kinerja perusahaan sehingga
akan menarik investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut. Daya tarik
ini menyebabkan harga saham naik dengan diikuti oleh naiknya return saham
(Ang 1997).
ROA =

x 100%…………………...........(15)

g. Price Earning per Share (PER)
Merupakan salah satu indikator yang digunakan pasar untuk menilai kinerja
saham perusahaan yang tercermin dari nilai PER-nya. PER akan meningkat
seiring dengan kenaikan harga saham sehingga harga dan return saham juga
meningkat. Kondisi ini dapat terjadi karena PER menjadi indikator
pertumbuhan laba dan mengindikasikan pertumbuhan laba di masa depan.
PER =

x 100% …………………..………...………….........…(16)

16
h. Net Profit Margin (NPM)
Merupakan rasio profitabilitas untuk memberikan gambaran laba bagi investor
sebagai persentase dari penjualan. Semakin tinggi NPM semakin besar laba
yang diperoleh perusahaan maka tingkat investasi juga meningkat. Karena
semakin besar kemampuan emiten menghasilkan laba semakin tinggi harga
saham dan berdampak pada peningkatan return.
x 100%………..........................….(17)

NPM =

Selanjutnya untuk melihat pengaruh rasio keuangan pada sektor
pertambangan terhadap return saham. Metode analisis data dilakukan dengan
menggunakan analisis regresi data panel. Variabel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah
1) Variabel dependen/respon (Y) adalah return saham.
2) Variabel independen/penjelas (X1, X2, X3, X4 ,X5 ,X6, X7, X8) adalah rasio
keuangan yaitu CR, DER, EPS, ROE, TATO, ROA, PER dan NPM.
Persamaan dari model analisis regresi linier data panel penelitian ini adalah
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + …………………..+
Dimana:
Y : Return saham (%)
β0 : Konstanta
β1 : Koefisien regresi dari variabel X1
β2 : Koefisien regresi dari variabel X2
:
:
β8 : Koefisien regresi dari variabel X8
e : Tingkat kesalahan (error)

+e .......................................(18)
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8

: CR (%)
: DER (%)
: EPS (%)
: ROE (%)
: TATO (%)
: ROA (%)
: PER (%)
: NPM (%)

Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah penjelasan sementara tentang gejala atau kejadian
tertentu yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Perumusan hipotesis dalam
penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu. Berikut adalah perumusan
hipotesis yang diharapkan dari penelitian ini.
H1 : Rasio CR berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
H2 : Rasio DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham
H3 : Rasio EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
H4 : Rasio ROE berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
H5 : Rasio TATO berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
H6 : Rasio ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
H7 : Rasio PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
H8 : Rasio NPM berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham

17

4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Indeks SRIKehati dan JII
Investasi adalah suatu kegiatan menempatkan dana pada 1 atau lebih dari 1
aset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan atau
peningkatan nilai investasi. Pembelian saham merupakan investasi karena
memberikan keuntungan dalam bentuk dividen maupun capital gain. Tujuan
investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor baik sekarang
maupun di masa depan. Umumnya para investor tidak menyukai resiko (risk
averse), yaitu jika investor dihadapkan pada suatu kesempatan investasi yang
mempunyai resiko tinggi maka para investor tersebut akan mensyaratkan tingkat
return yang lebih besar. Semakin tinggi resiko pada investasi semakin tinggi pula
tingkat return yang diharapkan oleh investor (Harianto dan Sudomo 1998).
Sebelum investor memutuskan saham yang akan diinvestasikan pada sektor
pertambangan. Sebaiknya investor harus melihat laporan keuangan dari
perusahaan-perusahaan pertambangan tersebut terlebih dahulu. Laporan keuangan
suatu perusahaan merupakan gambaran yang menjelaskan tentang kondisi
keuangan perusahaan pada periode tertentu. Investor dapat melihat kinerja
keuangan perusahaan yang sebenarnya melalui laporan tersebut sehingga akan
mendorong keputusan investor berinvestasi.
Salah satu model analisis keuangan yang digunakan oleh para investor untuk
melihat kinerja keuangan perusahaan pertambangan adalah nilai Tobin’s Q. Nilai
ini menggambarkan kondisi potensi investasi yang dimiliki perusahaan atau
potensi pertumbuhan investasi. Nilai Tobin’s Q dihasilkan dari penjumlahan nilai
pasar saham dan nilai pasar hutang dibandingkan dengan nilai seluruh modal yang
ditempatkan dalam aktiva produksi. Oleh karena itu, Tobin’s Q dapat digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan yaitu dari sisi potensi nilai pasar perusahaan.
Potensi Investasi pada Sektor Pertambangan di Indeks SRI-Kehati
Indeks SRI-Kehati merupakan jenis indeks saham pro lingkungan.
Perusahan pertambangan yang masuk pada indeks ini secara konsisten dari tahun
2010 sampai 2013 adalah ANTM, PTBA, TINS dan MEDC. Hasil perhitungan
nilai Tobin’s Q dari masing-masing perusahaan pertambangan tersebut dari tahun
2010 sampai 2013 dapat ditunjukkan pada Tabel 4. Data tersebut memperlihatkan
hanya PTBA yang memiliki potensi investasi tinggi sepanjang tahun 2010 sampai
2013. Artinya manajemen PTBA telah berhasil mengelola aktiva perusahaan
selama empat tahun berturut-tur

Dokumen yang terkait

Influence Of Liquidity And Leverage On The Profitability Of Coal Mining Companies In Indonesian Stock Exchange

1 59 92

The influence of financial ratios toward initial public offering in banking sector which listed in Indonesia stock exchange 2006-2009

0 7 120

Analysis of the effect of inflation rate, interest rate and exchange rate on stock return of consumer goods and property and real estate sector in Indonesia stock exchange (IDX) 2006-2010

0 6 116

STOCK RETURN VOLATILITY AND COINTEGRATION OF U.S. AND ASIAN MARKETS IN ACCORDANCE WITH THE FINANCIAL CRISIS STOCK RETURN VOLATILITY AND COINTEGRATION OF U.S. AND ASIAN MARKETS IN ACCORDANCE WITH THE FINANCIAL CRISIS (1997-2014).

0 3 15

The Effect of Financial Ratios to Stock Price in Several Companies listed in SRIKEHATI Group in Indonesia Stock Exchange.

0 14 43

ANALYSIS OF PROFITABILITY RATIO AND MACROECONOMIC FACTORS TO STOCK RETURN AND SWOT STRATEGY (CASE STUDY: MINING SECTOR COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE YEAR 2010-2014)

0 2 9

THE EFFECTS OF FINANCIAL RATIO AND MARKET BASED RATIO TOWARD THE STOCK PRICE OF MANUFACTURING INDUSTRY SECTOR IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

0 0 8

ANALYSIS OF FINANCIAL RATIOS AND MACROECONOMIC FACTORS TO STOCK RETURN AND SWOT STRATEGY (CASE STUDY: FINANCE SECTOR COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE YEAR 2010-2014)

0 0 8

AN ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE EFFECT OF SHARIA COMPANIES ON STOCK PRICE CHANGES (A Case Study of Companies Listed on the Sharia Stock Listing) - Test Repository

0 0 102

AN ANALYSIS OF THE FINANCIAL PERFORMANCE EFFECT OF SHARIA COMPANIES ON STOCK PRICE CHANGES (A Case Study of Companies Listed on the Sharia Stock Listing) A GRADUATING PAPER

0 0 102