Komunitas Staphylinidae (Coleoptera) di Persawahan Sekitar Bogor dan Struktur Histologi Paederus fuscipes Curt.

KOMUNITAS STAPHYLINIDAE (COLEOPTERA)
DI PERSAWAHAN SEKITAR BOGOR DAN STRUKTUR
HISTOLOGI Paederus fuscipes Curt.

ANNISA SENDIKIA ASRI LUBIS

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komunitas
Staphylinidae (Coleoptera) di Persawahan Sekitar Bogor dan Struktur Histologi
Paederus fuscipes Curt. adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, September 2013

Annisa Sendikia Asri Lubis
NIM G34090085

ABSTRAK
ANNISA SENDIKIA ASRI LUBIS. Komunitas Staphylinidae (Coleoptera)
di Persawahan Sekitar Bogor dan Struktur Histologi Paederus fuscipes Curt.
Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan TARUNI SRI PRAWASTI.
Serangga merupakan komponen penting dalam ekosistem
persawahan. Salah satu kelompok serangga dalam ekosistem persawahan
adalah famili Staphylinidae (ordo Coleoptera). Kelompok serangga ini
dicirikan dengan bentuk elitra yang pendek, sehingga tidak menutupi
seluruh ruas abdomen. Penelitian ini bertujuan mempelajari komunitas
famili Staphylinidae di beberapa persawahan di Bogor. Struktur histologi
tubuh dari Paederus fuscipes juga diamati. Pengambilan sampel serangga
dilakukan dengan metode road sampling. Unsur cuaca, yaitu suhu dan
kelembapan udara serta intensitas cahaya diukur selama pengambilan

sampel berlangsung. Pengamatan struktur histologi dilakukan dengan
pembuatan preparat tubuh P. fuscipes dengan metode parafin. Kumbang
staphylinid yang dikoleksi dari ketiga lokasi persawahan adalah Paederus
fuscipes, Cryptobium abdominale, dan Stenus sp. Spesies yang dominan
ditemukan di areal persawahan adalah P. fuscipes. Struktur histologi dari P.
fuscipes yang berhasil diidentifikasi adalah lambung, tubulus Malpighi,
rektum, dan anus.
Kata kunci: Staphylinid, diversitas, Paederus fuscipes, struktur histologi.
ABSTRACT
ANNISA SENDIKIA ASRI LUBIS. Community of staphylinid
(Coleoptera: Staphylinidae) at Rice Fields in Bogor and Histological
Structure of Paederus fuscipes Curt. Supervised by TRI ATMOWIDI and
TARUNI SRI PRAWASTI.
The insect is an important component in the rice field ecosystem. One
of the groups of insects in rice field ecosystems is family Staphylinidae.
Staphylinids are charactarized by short elytra, so it does not cover the all
abdominal segments. This research aimed to study community of
staphylinids in some rice field in Bogor. Histological structures of Paederus
fuscipes were studied. Collections of the beetles were done by road
sampling method. The weathers, i.e temperature, humidity, and light

intensity were measured during collections of staphylinids. Histological
structure of P. fuscipes were observed based on paraffin method.
Staphylinids collected in the three locations of rice field were Paederus
fuscipes, Cryptobium abdominale, and Stenus sp. Staphylinids dominant in
rice fields was P. fuscipes. An histological structure of P. fuscipes identified
were the stomach, Malpighian tubule, rectum and anus.
Keywords : Staphylinid, diversity, Paederus fuscipes, histological structure.

KOMUNITAS STAPHYLINIDAE (COLEOPTERA)
DI PERSAWAHAN SEKITAR BOGOR DAN STRUKTUR
HISTOLOGI Paederus fuscipes Curt.

ANNISA SENDIKIA ASRI LUBIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi


DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Komunitas Staphylinidae (Coleoptera) di Persawahan Sekitar
Bogor dan Struktur Histologi Paederus fuscipes Curt.
Nama
: Annisa Sendikia Asri Lubis
NIM
: G34090085

Disetujui oleh

Dr Tri Atmowidi, M.Si
Pembimbing I

Dra Taruni Sri Prawasti, M.Si
Pembimbing II


Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, M.Si
Ketua Departemen

Tanggal Lulus :

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala
atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Karya ilmiah ini berjudul Komunitas Staphylinidae (Coleoptera) di
Persawahan Sekitar Bogor dan Struktur Histologi Paederus fuscipes Curt.
yang dilaksanakan pada bulan Januari-Juni 2013.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Tri Atmowidi M.Si dan Dra
Taruni Sri Prawasti M.Si selaku pembimbing. Di samping itu, penghargaan
penulis sampaikan kepada Ir Hadisunarso M.Si selaku penguji juga kepada
Prof Dr Woro Anggraitoningsih, Bapak Sarino, Mas Anto, Ibu Tini dan
Mbak Ani atas bantuan dan sarannya. Ungkapan terima kasih juga

disampaikan kepada ayah, ibu, kakak, dan seluruh keluarga, serta sahabat
terbaik (Amalia, Lala, Ayu, Yuli, Arvina, Andi, Dimas, Faisal, Mario dan
Rizky) atas segala doa dan dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, September 2013
Annisa Sendikia Asri Lubis

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR

vi

PENDAHULUAN

1


Latar Belakang

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

METODE

2

Waktu dan Tempat

2


Metode

2

HASIL

3

Data Unsur Cuaca

3

Jumlah Individu staphylinid yang Berhasil Dikoleksi

3

Morfologi dan Struktur Histologi P. fuscipes

5


PEMBAHASAN

6

Komunitas Staphylinidae di Persawahan

6

Struktur Histologi dan Hemolimfa P. fuscipes

7

SIMPULAN DAN SARAN

8

Simpulan

8


Saran

8

DAFTAR PUSTAKA
RIWAYAT HIDUP

8
10

DAFTAR TABEL
1 Data unsur cuaca di tiga lokasi pengambilan sampel kumbang
staphylinid
2 Jumlah individu staphylinid di tiga lokasi pengambilan sampel

3
4

DAFTAR GAMBAR

1 Kumbang staphylinid yang ditemukan di persawahan: P. fuscipes
(a), C. abdominale (b), dan Stenus sp. (c)
2 Bagian tubuh kumbang P. fuscipes: kepala (a), toraks (b),
abdomen (c), antena (d) dan tungkai (e).
3 Struktur histologi kumbang P. fuscipes yang berhasil
diidentifikasi:
lambung (a), tubulus Malpighi (b), rektum (c)
dan anus (d)
4 Hemosit pada P. fuscipes: plasmatosit (a) dan oenosit (b)

4
5

5
5

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Areal persawahan merupakan habitat bagi banyak spesies serangga,
salah satunya adalah serangga yang termasuk ke dalam ordo Coleoptera,
yang merupakan ordo terbesar dalam kelas serangga. Kurang lebih 40%
serangga termasuk ke dalam ordo ini. Coleoptera dicirikan dengan dua
pasang sayap; pasangan sayap depan menebal dan mengeras (elitra) yang
menutupi sayap belakang; sayap belakang dengan struktur tipis dan lebih
panjang daripada sayap depan, yang berfungsi untuk terbang. Salah satu
famili yang tergolong ke dalam ordo ini dan banyak dijumpai di areal
persawahan adalah Staphylinidae (kumbang pengembara). Ciri khas dari
kumbang ini adalah elitra berukuran sangat pendek dan bentuk tubuh
langsing memanjang. Staphylinidae merupakan famili kedua terbesar dalam
ordo Coleoptera (Borror et al. 1992). Kumbang ini dapat hidup hampir di
semua habitat. Di areal persawahan, beberapa spesies staphylinid
merupakan pemangsa bagi serangga lain.
Khodijah et al. (2008) melaporkan Staphylinidae merupakan famili
yang paling banyak ditemukan sebagai serangga predator pada ekosistem
persawahan dengan mangsa utama wereng. Selain di areal persawahan,
staphylinid banyak ditemukan pada habitat lain, karena kumbang ini mampu
hidup menyebar di berbagai habitat. Taulu (2011) melaporkan bahwa
spesies staphylinid hidup di perkebunan beriklim tropis. Balog & Viktor
(2006) juga melaporkan staphylinid merupakan kumbang yang banyak
ditemukan di areal perkebunan apel, pear, dan anggur. Penelitian mengenai
distribusi staphylinid masih perlu dilakukan untuk pemanfaatan kumbang
tersebut sebagai predator bagi serangga lainnya, terutama hama.
Staphylinid yang banyak ditemukan di persawahan adalah Paederus
fuscipes yang dikenal dengan nama tomcat. Kumbang P. fuscipes
merupakan salah satu komponen dalam proses Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) di areal persawahan, karena berperan sebagai predator hama wereng
batang cokelat (Rizali 2000). Herlinda et al. (2008) melaporkan kumbang P.
fuscipes merupakan key stones species yang mengatur dinamika populasi
wereng.
Kumbang P. fuscipes mempunyai panjang tubuh sekitar 7 mm, kepala
berwarna hitam, abdomen berwarna merah, elitra pendek yang tidak
menutup seluruh ruas abdomen, sayap belakang terlipat dan tersembunyi di
bawah elitra. Kumbang ini akan mengangkat bagian ujung abdomen ketika
terganggu (Clausen 1940). Siklus hidup P. fuscipes berkisar antara 90-110
hari dan fase imago berkisar antara 30-60 hari. Kumbang jantan memiliki
sersi dengan seta pada ujung ruas abdomen terakhir (Cameron 1931).

2

Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari komunitas staphylinid
(Coleoptera) di beberapa persawahan di Bogor. Penelitian ini juga
mempelajari struktur histologi dan hemolimfa P. fuscipes.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian didapatkan data dasar tentang biologi kumbang
Staphylinidae dari areal persawahan di sekitar Bogor. Data dasar biologi
kumbang Staphylinidae tersebut dapat digunakan dalam proses
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) karena sifatnya sebagai predator.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Januari sampai Juni 2013.
Pengambilan sampel Staphylinid dilakukan di Persawahan Leuwikopo, Situ
Gede, dan Sindang Barang, Bogor. Identifikasi kumbang dan pengamatan
struktur histologi dan hemolimfa dilakukan di Bagian Biosistematika dan
Ekologi Hewan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Institut Pertanian
Bogor. Verifikasi spesimen kumbang dilakukan di Laboratorium
Entomologi, dan museum serangga, bidang Zoologi, Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia, Cibinong.
Metode
Pengambilan Sampel
Kumbang dikoleksi di tiga lokasi persawahan, yaitu Leuwikopo, Situ
Gede, dan Sindang Barang, pada pagi hari pukul 06.00-09.00 WIB.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode road sampling yaitu berjalan
di sepanjang pematang sawah tanpa kembali ke jalur yang sudah dilewati
sebelumnya. Kumbang ditangkap dan digiring masuk ke dalam botol
koleksi kemudian ditambahkan alkohol 70% untuk identifikasi lebih lanjut.
Pengukuran Unsur Cuaca
Unsur cuaca yang diukur adalah suhu udara, kelembapan udara dan
intensitas cahaya. Suhu dan kelembapan udara diukur menggunakan
termohigrometer dan intensitas cahaya diukur menggunakan luxmeter.
Unsur cuaca diukur selama pengambilan sampel staphylinid dilakukan.
Identifikasi Staphylinid
Spesimen Staphylinid yang dikoleksi diidentifikasi sampai famili
berdasarkan Borror et al. (1992), dan tingkat spesies berdasarkan Cameron
(1931).
Pengamatan Struktur Histologi P. fuscipes
Preparat histologi P. fuscipes dibuat dengan metode parafin (Suntoro
1983). Spesimen kumbang direndam dalam KOH 2% selama lima menit,

3

kemudian difiksasi dengan larutan fiksatif FAAAC selama tiga hari, diblok
dengan parafin dengan titik lebur 53-54oC. Preparat disayat dengan
ketebalan 6 µm dan diwarnai dengan pewarna ganda Haematoxylin-Eosin
(HE). Pengamatan struktur anatomi tubuh P. fuscipes dilakukan dengan
identifikasi organ-organ tubuh berdasar Chapman (1998) dan Snodgrass
(1993).
Pengamatan Struktur Hemolimfa P. fuscipes
Pengamatan komponen hemolimfa P. fuscipes dilakukan pada sampel
yang masih hidup dengan menggunakan metode smear (sediaan apus).
Kumbang ditekan di bagian kepala, bagian toraks dan abdomen dipencet
agar seluruh hemolimfa keluar. Hemolimfa diratakan pada gelas objek,
dikering anginkan dan difiksasi dengan metanol, selanjutnya diwarnai
dengan pewarna Giemsa (Suntoro1983). Hemosit dalam hemolimfa diamati
dan diidentifikasi berdasarkan Riberio & Michel (2006).
Analisis Data
Jumlah individu staphylinid yang telah dikoleksi ditampilkan dalam
tabel dan dideskripsikan. Struktur histologi tubuh P. fuscipes dan komponen
hemosit dalam hemolimfa yang telah berhasil diidentifikasi dideskripsikan.

HASIL
Data Unsur Cuaca
Hasil pengukuran unsur cuaca selama proses pengambilan sampel di
tiga lokasi persawahan, adalah rata-rata suhu udara 29,79oC, suhu tertinggi
32oC dan suhu terendah adalah 24oC. Rata-rata kelembapan udara adalah
63,95%, dengan kelembapan tertinggi adalah 83% dan terendah adalah 58%.
Rata-rata intensitas cahaya adalah 10571,3 lux, dengan intensitas tertinggi
adalah 14670 lux dan terendah adalah 5250 lux (Tabel 1).
Tabel 1 Data unsur cuaca di tiga lokasi pengambilan sampel kumbang
staphylinid
Unsur Cuaca
Suhu udara (°C)
Kelembapan udara (%)
Intensitas cahaya (Lux)

Leuwikopo

Situ Gede

29,15
(25-32)
60,51
(58-69)
10392,5
(8250-14670)

29,79
(24-31)
61,82
(60-82)
10571,3
(7780-13090)

Sindang Barang
29,14
(26-31)
63,95
(59-83)
9911,9
(5250-14110)

*Nilai di dalam tabel merupakan hasil rata-rata setiap unsur cuaca dan angka di dalam
kurung merupakan kisaran suhu yang terukur

Jumlah Individu staphylinid yang Berhasil Dikoleksi
Di tiga lokasi persawahan tempat pengambilan sampel, ditemukan tiga
spesies staphylinid, yaitu: Paederus fuscipes, Cryptobium abdominale, dan

4

Stenus sp. Kumbang P. fuscipes paling banyak ditemukan (110 individu) di
ketiga lokasi pengambilan sampel, sedangkan Stenus sp. merupakan spesies
yang paling sedikit ditemukan (Tabel 2).
Tabel 2 Jumlah individu staphylinid di tiga lokasi pengambilan sampel
Jumlah individu
Spesies
Leuwikopo
Paederus fuscipes
Cryptobium abdominale
Stenus sp.
Jumlah individu (N)
Jumlah spesies (S)

43
0
0
43
1

Sindang
Barang
36
1
1
38
3

Total
Situ Gede
31
9
0
40
2

110
10
1
121
3

Kumbang P. fuscipes mempunyai tubuh dengan dua warna, yaitu
hitam dan merah. Kepala, elitra, dan dua ruas abdomen terakhir berwarna
hitam, sementara toraks, tungkai, dan abdomen berwarna merah bata
(testaceous). Ukuran P. fuscipes relatif kecil, panjang tubuhnya sekitar 6,5
mm. Oleh karena itu, P. fuscipes memiliki struktur tubuh yang kurang tegap
dibandingkan dengan spesies Paederus yang lainnya (Gambar 1a).
Kumbang C. abdominale dengan tubuh berwarna hitam, bagian toraks
dan abdomen berwarna cokelat kehitaman, sebagian dari elitra dan segmen
ke lima abdomen berwarna merah. Tungkai berwarna kuning, memiliki
panjang tubuh sekitar 6 mm (Gambar 1b).
Kumbang Stenus sp. dengan tubuh berwarna hitam pekat, bagian
tungkai berwarna kekuningan. Tubuh Stenus sp. relatif lebih kecil
dibandingkan dengan spesies staphylinid lainnya, dengan panjang tubuh
sekitar 4 sampai 5 mm (Gambar 1c).

(a)

(b)

(c)
Gambar 1 Kumbang staphylinid yang ditemukan di persawahan: P. fuscipes
(a), C. abdominale (b), dan Stenus sp. (c)

5

Morfologi dan Struktur Histologi P. fuscipes
Tubuh P. fuscipes, terdiri dari tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala,
toraks, dan abdomen. Bagian kepala terdapat antena, bagian toraks
merupakan tempat pelekatan tungkai dan elitra.
a

b

c

e

d

Gambar 2 Bagian tubuh kumbang P. fuscipes: kepala (a), toraks (b),
abdomen (c), antena (d) dan tungkai (e).
Berdasar sayatan membujur tubuh P. fuscipes, organ dalam yang
berhasil diidentifikasi, yaitu lambung, tubulus Malpighi, rektum, dan anus
(Gambar 3). Beberapa organ belum teridentifikasi.
b

a

c

d

Gambar 3 Struktur histologi kumbang P. fuscipes yang berhasil
diidentifikasi: lambung (a), tubulus Malpighi (b), rektum (c) dan
anus (d)
Pada hemolimfa P. fuscipes diamati dua tipe hemosit, yaitu
plasmatosit dan oenosit (Gambar 4).
a
b

Gambar 4 Hemosit pada P. fuscipes: plasmatosit (a) dan oenosit (b)

6

PEMBAHASAN
Komunitas Staphylinidae di Persawahan
Berdasar hasil pengamatan di persawahan sekitar Bogor, ditemukan
tiga spesies staphylinid, yaitu: P. fuscipes, C. abdominale, dan Stenus sp.
Ketiga lokasi persawahan tempat pengamatan menunjukkan komunitas
staphylinid yang berbeda. Di areal persawahan Leuwikopo hanya ditemukan
satu spesies, yaitu P. fuscipes. Di areal persawahan Situ Gede ditemukan
dua spesies, yaitu P. fuscipes dan C. abdominale. Di lokasi ketiga, yaitu
Sindang Barang ditemukan tiga spesies, yaitu P. fuscipes, C. abdominale,
dan Stenus sp. Dari tiga spesies Staphylinidae yang ditemukan, spesies yang
dominan adalah P. fuscipes, karena ditemukan di seluruh lokasi pengamatan
dengan jumlah yang cukup banyak. Spesies yang paling sedikit ditemukan
adalah Stenus sp. yang hanya ditemukan di pertanaman padi Sindang
Barang.
Kumbang P. fuscipes merupakan kumbang yang paling banyak
ditemukan di areal persawahan. Spesies ini memiliki tubuh yang mengkilap
dengan kepala dan dua segmen abdomen terakhir berwarna hitam. Toraks
dan empat segmen abdomen pertama kumbang ini berwarna merah, elitra
berwarna kebiruan, rahang dan antena berwarna merah bata, tiga ruas pada
bagian ujung antena berwarna sedikit kecoklatan, ruas pangkal antena
berwarna gelap, dan tiga atau empat ruas pertama berwarna merah bata.
Tungkai berwarna merah bata, ujung femur, tibia dan tarsus berwarna
kecoklatan. Panjang tubuh berkisar 6,5-7 mm (Cameron 1931).
Kumbang P. fuscipes adalah kumbang predator yang sering dijumpai
apabila hama wereng batang coklat cukup tinggi pada pertanaman padi di
Indonesia (Kasholven 1981). Selain predator bagi hama wereng batang
coklat, P. fuscipes juga merupakan predator bagi Helicoperva armigera,
yaitu hama yang menyerang tanaman kedelai. Kumbang P. fuscipes
merupakan predator efektif dalam menekan populasi hama, oleh karena itu
perlu dilakukan upaya untuk mempertahankan kelimpahan populasi P.
fuscipes (Winasa et al. 2007). Selain predator bagi hama tanaman padi dan
tanaman kedelai, P. fuscipes merupakan predator bagi Bemisia tabaci, yaitu
hama pada beberapa tanaman sayur (Sudrajat et al. 2009). Namun dibalik
peranan utamanya sebagai predator, P. fuscipes dapat berbahaya bagi
manusia apabila tubuhnya tertekan sehingga keluar cairan tubuhnya
(hemolimfa) dan mengenai kulit manusia. Hal ini disebabkan oleh paederin,
yaitu senyawa toksin yang dimiliki oleh P. fuscipes sebagai hasil simbiosis
bersama bakteri Pseudomonas sp (Armstrong & Winfield 1969).
Kumbang yang infektif membawa bakteri tersebut, hemolimfanya
mengandung paederin yang dapat menyebabkan gejala peradangan kulit
(dermatitis). Gejala dermatitis diawali oleh rasa panas, kemudian menjadi
seperti luka terbakar (Armstrong & Winfield 1969). Gejala dermatitis ini
cukup berbahaya walaupun tidak sampai menyebabkan kematian. Gejala ini
pernah menjadi kejadian luar biasa di Surabaya pada awal tahun 2012.

7

Kumbang P. fuscipes memasuki pemukiman warga akibat habitatnya yang
semakin berkurang karena perusakan, selain itu P. fuscipes merupakan
kumbang yang tertarik akan keberadaan cahaya di pemukiman warga. Di
Malaysia, 89,43% dari sekitar 700 responden dalam sebuah penelitian,
memiliki riwayat pernah menderita dermatitis. Di Pakistan P. fuscipes
merupakan salah satu spesies staphylinid yang ditemukan dalam jumlah
yang cukup besar (Nasir et al. 2011).
Kumbang C. abdominale memiliki panjang tubuh sekitar 6 mm.
Kumbang ini memiliki cirri-ciri kepala hitam lonjong, antena kuning
kecokelatan beruas 11, toraks berbentuk silinder, tubuh berwarna hitam
kecokelatan, elitra dua warna dengan warna hitam dan berwarna kemerahan
pada ruas ketiga, ruas kelima abdomen berwarna merah kecokelatan,
tungkai kuning sampai kecokelatan (Cameron 1931). Habitat Cryptobium
antara lain aliran sungai, tepi sungai, dan rawa. Genus Cryptobium memiliki
daerah persebaran luas di Amerika Utara (Horn 1885), India, dan Kepulauan
Hindia (Cameron 1931), Oman dan Yaman (Assing 2008).
Kumbang Stenus sp. memiliki tubuh berwarna hitam mengkilap
dengan kepala yang mengerut ke arah belakang, leher tebal, mata besar dan
menonjol. Antena terdiri dari sebelas ruas, yang biasanya masuk ke dalam
bagian tepi dari mata, rahang panjang, ramping, melengkung dan runcing
(Cameron 1931). Beberapa spesies Stenus banyak ditemukan di beberapa
daerah Amerika Latin diantaranya, Mexico dan Costa Rica (Putzh 2006).

Struktur Histologi dan Hemolimfa P. fuscipes
Pengamatan histologi P. fuscipes dilakukan dengan membuat sayatan
histologi menggunakan metode parafin. Sayatan yang dibuat merupakan
sayatan membujur. Beberapa organ dalam dari P. fuscipes dapat diamati
dengan jelas, walaupun belum semuanya dapat diidentifikasi dengan baik.
Beberapa organ dalam P. fuscipes yang berhasil diidentifikasi adalah
lambung, tubulus Malpighi, rektum, dan anus. Tidak ditemukan adanya
saluran keluar untuk mensekresi hemolimfa (paederin). Beberapa organ
lainnya masih belum bisa diidentifikasi. Penelitian lanjutan mengenai
struktur histologi dari P. fuscipes masih perlu dilakukan.
Serangga memiliki peredaran darah terbuka, dimana darah mengalir
dalam rongga tubuh. Darah pada serangga dikenal dengan hemolimfa.
Hemolimfa terdiri atas plasma dan sel-sel darah (hemosit) (Snodgrass
1993). Berdasar hasil pengamatan pada hemolimfa P. fuscipes terdapat dua
tipe hemosit, yaitu plasmatosit dan oenosit. Plasmatosit merupakan sel-sel
fagositosis yang memakan berbagai partikel asing. Oenosit merupakan sel
darah yang terletak di antara epidermis dan membran basal dan berasosiasi
dengan jaringan lemak. Oenosit memiliki fungsi yang belum jelas tetapi
berperan dalam mensintesis lilin kutikula. Pada lalat chironomid, oenosit
berperan dalam pembentukan hemoglobin (Ratcliffe & Rowley 1979).

8

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Komunitas staphylinid yang ditemukan di persawahan di sekitar
Bogor, yaitu Paederus fuscipes, Cryptobium abdominale¸ dan Stenus sp.
Kumbang yang dominan ditemukan di areal persawahan adalah P. fuscipes.
Struktur histologi dari P. fuscipes yang berhasil diidentifikasi adalah
lambung, tubulus Malpighi, rektum dan anus. Tidak ditemukan adanya pada
tubuh kumbang saluran untuk mensekresi paedrin. Sel-sel darah dalam
hemolimfa P. fuscipes yang berhasil diidentifikasi adalah plasmatosit dan
oenosit.
Saran
Penelitian lanjutan mengenai struktur histologi P. fuscipes penting
untuk dilakukan, karena dalam penelitian ini beberapa organ yang masih
belum teridentifikasi. Diharapkan, dengan adanya penelitian lanjutan
struktur histologi P. fuscipes bisa diketahui dengan lengkap.

DAFTAR PUSTAKA
Armstrong RK, Winfield JL. 1969. Paederus fuscipes Dermatitis: an
Epidemic on Okinawa. The Am J Trop Hyg. 18:147–150.
Assing V.2008. On the Cryptobiina of the Arabian Peninsula (Coleoptera:
Staphylinidae: Paederinae). Zootaxa.1892:53-64.
Balog A, Viktor M. 2006. Studies on rove beetles (Coleoptera :
Staphylinidae) in hungarian orchards ecosystems. J Fruit Ornam
Plant Res. 14:149-159.
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF.1992. Pengenalan Pelajaran
Serangga Edisi ke-6.
Soetiono, Porto, Soejono, penerjemah.
Yogyakarta (ID): Gajah Mada Univ Pr. Terjemahan dari: An
Introduction to the Study of Insect (Sixth Edition).
Cameron. 1931. The Fauna of British india. In Coleoptera: Staphylinidae
Vol. II. London (GB): The Authority of secretary of state for India in
Council.
Chapman RF. 1998. The Insect Structure and Function. New York (US):
Cambridge Univ Pr
Clausen CP. 1940. Entomophagus Insect. New York (US): Mc Graw Hill.
Herlinda S, Waluyo, Estuningsih SP, Irsan C. 2008. Perbandingan
keanekaragaman spesies dan kelimpahan arthropoda predator
penghuni tanah di sawah lebak yang diaplikasikan dan tanpa aplikasi
insektisida. J Entomol Indon. 5:96-107.

9

Horn GH. 1885. A Study of the Species of Cryptobium of North America.
Transactions of the American Entomological Society and
Proceedings of the Entomological Section of the Academy of Natural
Sciences 12: 85-106.
Kasholven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der,
penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru. Terjemahan dari: De Plagen
van de Cultuurgewassen in Indonesie.
Khodijah, Herlinda S, Chndra I, Yulia P, Rosdah T. 2008. Arthropoda
predator penghuni ekosistem persawahan lebak dan surut Sumatera
Selatan. J Lahan Suboptimal.1:57-63.
Nasir S, Waseem A, Farooq A, Shahbaz TS. 2011. Biodiversity of
Staphylinidae in cropped area of the Punjab (Pakistan). Pak J Agri Sci.
48:125-128
Putzh V. 2006. On some Stenus species from latin America (Coleoptera :
Staphylinidae). Dugesiana 13:1-21.
Ratcliffe NA, Rowley AF (1979). Role of hemocytes in defense against
biological agents. In Insect Hemocyres. Development, Forms,
Functions and Techniques. New York (US): Cambridge Univ Pr.
Riberio C, Michel B. 2006. Insect haemocytes: what type of cell is that?. J
Insect Physiol.52:417-429.
Rizali A. 2000. Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah
Persawahan di Taman Nasional Gunung Halimun, Desa Malasari
Kabupaten Bogor, Jawa barat [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Snodgrass RE. 1993. Principle of Insect Morphology with a New Foreword
by George C Elkwort. London (UK) : Cornell Univ Pr.
Sudrajat, Agro U, Danar D. 2009. Biologi dan kemampuan memangsa
Paederus fuscipes Curtis (Coleoptera : Staphylinidae) terhadap
Bemisia tabaci Gennadius (Homoptera : Aleyrodidae). Jurnal
Argrikultura.20:204-209.
Suntoro SH. 1983. Metode Pewarnaan (Histologi dan Kimia). Jakarta (ID):
Bhratara Karya Aksara.
Taulu LA. 2011. Kompleks artropoda predator penghuni tajuk kedelai dan
peranannya dengan perhatian utama pada Paederus fuscipes Curt.
(Coleoptera: Staphylinidae) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Winasa IW, Hindayana D, Santoso S. 2007. Pelepasan dan pemangsaan
kumbang jelajah Paederus fuscipes (Coleoptera: Staphylinidae)
terhadap telur dan larva Helicoverpa armigera (Lepidoptera:
Noctuidae) pada pertanaman kedelai. JIPI. 12:147-153.

10

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 22 Agustus 1991 dari
pasangan Didin W Lubis dan Nani Fitriani. Penulis merupakan anak kedua
dari dua bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah atas di
SMAN 1 Cicalengka pada tahun 2009. Pada tahun yang sama penulis
diterima di Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui jalur penerimaan Ujian
Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis memiliki pengalaman sebagai asisten praktikum pada mata
kuliah Fisiologi Tumbuhan pada tahun 2011, Fisiologi Prokariot pada tahun
2012 dan Avertebrata pada tahun 2013. Penulis juga bergabung dalam
Ikatan Himpunan Mahasiswa Biologi Indonesia wilayah Jawa I sebagai
Badan Pengawas pada tahun 2012.
Selama menempuh studi di Departemen Biologi, penulis melakukan
penelitian dalam studi lapang mengenai keanekaragaman rayap di Hutan
Pendidikan Gunung Walat (HPGW) pada tahun 2011 dan praktik lapang di
PT. Coca-Cola Amatil Indonesia mengenai proses pengawasan mutu dan
release produk Line 1 (jus) pada tahun 2012.