Komunitas Staphylinidae (Coleoptera) di Kebun Ubi Jalar

KOMUNITAS STAPHYLINIDAE (COLEOPTERA) DI
KEBUN UBI JALAR

DIMAS ADJIE PRASETYO

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komunitas
Staphylinidae (Coleoptera) di Kebun Ubi Jalar adalah benar karya saya dengan
arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada
perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya
yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam
teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2013
Dimas Adjie Prasetyo
NIM G34090076

ABSTRAK
DIMAS ADJIE PRASETYO. Komunitas Staphylinidae (Coleoptera) di Kebun
Ubi Jalar. Dibimbing oleh TRI ATMOWIDI dan TARUNI SRI PRAWASTI.
Staphylinidae merupakan kumbang yang termasuk dalam ordo Coleoptera.
Famili ini memiliki ciri-ciri, yaitu bentuk tubuh langsing memanjang, abdomen
yang besar dan meruncing dibagian ujung, dan elitra sangat pendek. Sebagian
besar staphylinid berperan sebagai predator, saprofag, polifag, dan bioindikator
kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari komunitas
staphylinid di kebun ubi jalar di Bogor. Pengamatan dan koleksi kumbang
dilakukan dengan metode road sampling. Sampel kumbang yang dikoleksi
dimasukkan kedalam botol sampel yang telah diberi alkohol 70% untuk keperluan
identifikasi. Faktor lingkungan, meliputi suhu udara, kelembapan udara, dan
intensitas cahaya diukur bersamaan dengan koleksi kumbang. Komunitas
staphylinid yang ditemukan di kebun ubi jalar terdiri dari tiga spesies, yaitu
Paederus fuscipes (subfamili Paederinae), Medon sp. (subfamili Paederinae), dan
Stenus sp. (subfamili Steninae). Spesies staphylinid yang dominan di kebun ubi

jalar ialah P. fuscipes.
Kata kunci: Komunitas, Coleoptera, Staphylinidae, ubi jalar.

ABSTRACT
DIMAS ADJIE PRASETYO. The community of Staphylinidae (Coleoptera) in
sweet potato fields. Supervised by TRI ATMOWIDI and TARUNI SRI
PRAWASTI.
Staphylinidae is a member of order Coleoptera (beetle). This family
characterized by elongated slender body, large abdominal section and tapered end
of the abdomen, and very short elitra. Most of staphylinids role as predators,
saprofag, polifag, and as bioindicators of soil fertility. This research aimed to
study the community of staphylinids in the sweet potato fields at Bogor.
Observations and collections of beetle were done by using road sampling method.
Samples collected were preserved in the ethanol 70% for identification purposes.
Environmental factors, i.e. air temperature, humidity, and light intensity were
measured during observations of beetles. Result showed that the community of
staphylinids found in the sweet potato fields were Paederus fuscipes (subfamili
Paederinae), Medon sp. (subfamili Paederinae), and Stenus sp. (subfamili
Steninae). The dominant staphylinid species in the sweet potato was P. fuscipes.
Keywords: Community, Coleoptera, staphylinid, sweet potato fields.


KOMUNITAS STAPHYLINIDAE (COLEOPTERA) DI
KEBUN UBI JALAR

DIMAS ADJIE PRASETYO

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biologi

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Komunitas Staphylinidae (Coleoptera) di Kebun Ubi Jalar
Nama

: Dimas Adjie Prasetyo
NIM
: G34090076

Disetujui oleh

Dra Taruni ri Prawasti, MSi
Pembimbing II

Pembimbing I

usmana MSi
Ke

Tanggal Lulus :

. . hUG
セ@

2Q 13


Judul Skripsi : Komunitas Staphylinidae (Coleoptera) di Kebun Ubi Jalar
Nama
: Dimas Adjie Prasetyo
NIM
: G34090076

Disetujui oleh

Dr Tri Atmowidi, MSi
Pembimbing I

Dra Taruni Sri Prawasti, MSi
Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Ir Iman Rusmana, MSi
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah swt atas nikmat, rahmat, dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
ini. Tema yang
dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 201
2012 ini ialah
kumbang, dengan judul Komunitas Staphylinidae (Coleoptera)) di Kebun Ubi
Jalar.
Terima kasih
ih penulis ucapkan kepada Dr Tri Atmowidi, MSi dan Dra
Taruni Sri Prawasti, MSi selaku pembimbing atas bimbingan yang diberikan,
iberikan, serta
Dr Ir Muhadiono MSc selaku dosen penguji yang telah memberi saran atas
penulisan karya ilmiah. Di samping itu, ucapan terima kasih juga penulis
sampaikan kepada ayah (Suprapto),
(
ibu (Sri Suwarni),, serta seluruh keluarga

tercinta, atas segala doa,, dukungan, dan kasih sayangnya yang selalu diberikan
selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Prof Dr Woro
Anggraitoningsih, Bapak Sarino, dan mas Anto staf Laboratorium Entomologi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong, Bogor atas bantuan
mengidentifikasi spesimen. Ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan
kepada Ibu Tini dan Mbak Ani sebagai laboran Biosistematika dan Ekologi
Hewan, Departemen Biologi yang telah banyak
banyak membantu dalam proses
penelitian di laboratorium. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Bapak
Naryo staf Departemen Biologi yang telah membantu selama penelitian
nelitian di
lapangan.
Terima
ma kasih penulis ucapkan kepada Annisa Sendikia Asri Lubis sebagai
rekan seperjuangan dalam penelitian; Hana Putri Pratiwi, keluarga FORUM (Ibu
Elfy sekeluarga,
uarga, Anis, Arul (alm.), Bunga, Dika, Dilla, Helen dan Nurjaman) atas
doa dan dukungannya, serta rekan-rekan mahasiswa Departemen Biologi angkatan
46 atas kebersamaannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat untuk kegiatan selanjutnya, kritik dan
saran penulis harapkan untuk hasil yang lebih baik.
baik Amin
Bogor, September 2013
Dimas Adjie Prasetyo

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
Latar Belakang .....................................................................................................1
Tujuan Penelitian ..................................................................................................2
METODE .................................................................................................................2
Waktu dan Tempat ...............................................................................................2
Prosedur Penelitian ...............................................................................................2
HASIL ......................................................................................................................2
Kondisi Lingkungan di Lokasi Pengamatan ........................................................2
Komunitas Staphylinidae di Kebun Ubi Jalar ......................................................3
PEMBAHASAN ......................................................................................................4
SIMPULAN DAN SARAN .....................................................................................6
Simpulan ...............................................................................................................6

Saran .....................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................7
LAMPIRAN

9

RIWAYAT HIDUP ................................................................................................11

DAFTAR TABEL
1 Data kondisi lingkungan di kebun ubi jalar .................................................... 3
2 Jumlah individu Staphylinidae di kebun ubi jalar .......................................... 3

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki sekitar 15% serangga yang ada di dunia (Mc Neely et
al. 1990), salah satunya adalah ordo Coleoptera. Coleoptera dicirikan dengan
adanya elitra (sayap depan yang mengeras), sedangkan sayap belakang berupa
membran yang tipis yang digunakan untuk terbang (Borror et al. 1996), bagianbagian mulut dan mata majemuk berkembang baik, sedangkan mata tunggal
biasanya tidak ada (Gullan dan Cranston 2010). Salah satu famili terbesar dari
ordo Coleoptera adalah Staphylinidae.

Staphylinidae merupakan salah satu famili serangga terbesar dan lebih
dari 32.000 spesies telah dideskripsikan. Famili Staphylinidae memiliki tubuh
memanjang, abdomen besar dan meruncing dibagian ujung, dan elitra yang
sangat pendek (Borror et al. 1996). Fase dewasa dan larva staphylinid dapat
ditemukan di kotoran hewan dan bangkai, di dekat pinggiran sungai, bawah batu,
serasah daun, sisa-sisa sayuran, dan di daun dan batang pohon (Bousquet 1990).
Sebagian besar famili staphylinid berperan sebagai predator yang memangsa
serangga yang berukuran lebih kecil dari tubuhnya, seperti kutu, nematoda, dan
larva serangga. Staphylinid juga dapat bersifat sebagai saprofag (Bohac 1999)
atau polifag (Kalshoven 1981). Bohac (1999) melaporkan beberapa spesies dari
staphylinid dapat berperan baik sebagai bioindikator kesuburan tanah.
Beberapa penelitian tentang keanekaragaman staphylinid telah dilaporkan.
Di Taman Nasional Gunung Mulu, Sarawak Borneo, Hanski dan Hammond
(1986) melaporkan sembilan subfamili dari Staphylinidae, yaitu Aleocharinae,
Euasthetinae, Megalopiniae, Omaliinae, Oxytelinae, Paederinae, Staphylininae,
Steninae, dan Tachyporinae. Di daerah sekitar barat laut Iran, Ghahari et al.
(2009) melaporkan 10 subfamili dari Staphylinidae, yaitu Aleocharinae,
Omaliinae, Oxytelinae, Paederinae, Proteininae, Pselaphinae, Scaphidiinae,
Staphylininae, Steninae, dan Tachyporinae dalam 33 genus, dan 45 spesies. Di
Colombia, Guiterrez-Chacon et al. (2009) melaporkan tujuh subfamili dari

Staphylinidae, yaitu Aleocharinae, Osoriinae, Oxytelinae, Paederinae,
Staphylinidae, Steninae, dan Tachyporinae dalam 17 genus. Di Iran, Samin et al.
(2011) melaporkan empat subfamili dari Staphylinidae, yaitu Oxyporinae,
Paederinae, Staphylininae dan Steninae dalam 27 genus, dan 56 spesies. Di
Yunani, Assing (2013) melaporkan 11 subfamili dari Staphylinidae, yaitu
Aleocharinae, Habrocerinae, Omaliinae, Oxytelinae, Paederinae, Proteininae,
Pselaphinae, Scydmaeninae, Staphylininae, Steninae, dan Tachyporinae.
Ubi jalar (Ipomea batatas L.) merupakan tanaman herba yang biasanya
ditanam sebagai tanaman setahun dan termasuk kedalam famili Convolvulaceae.
Tanaman ubi jalar dapat dibagi kedalam tiga bagian, yaitu bagian kanopi atau
daun, bagian batang, dan akar (Woolfe 1992). Tanaman ubi jalar memiliki bentuk
batang yang merambat, bentuk daun bulat, lonjong dan meruncing serta bentuk
bunga menyerupai terompet. Topan (2002) melaporkan bahwa pola
perkembangan bunga pada ubi jalar memiliki tujuh stadia secara bertahap.

2
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan mempelajari komunitas staphylinid di kebun ubi
jalar di Bogor.

METODE
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2012 sampai dengan Juni
2013 di kebun ubi jalar di Bogor, meliputi desa Leuwikopo, Situgede, dan
Cikarawang. Identifikasi spesimen kumbang dilakukan di Laboratorium
Biosistematika Hewan, Departemen Biologi, Fakultas MIPA, Institut Pertanian
Bogor dan di Laboratorium Entomologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LIPI) Cibinong, Bogor.
Prosedur Penelitian
Koleksi Staphylinidae. Pengambilan sampel staphylinid dilakukan di
kebun ubi jalar di sekitar Bogor, meliputi desa Leuwikopo, Situgede, dan
Cikarawang menggunakan metode road sampling. Staphylinid ditangkap
langsung dengan menggunakan tangan, selanjutnya diawetkan dengan alkohol
70%. Koleksi Staphylinidae dilakukan tanggal 16 Desember 2012 sampai dengan
30 Mei 2013.
Pengukuran Kondisi Lingkungan. Pengukuran kondisi lingkungan
meliputi suhu udara, kelembapan udara, dan intensitas cahaya dilakukan
bersamaan dengan koleksi kumbang di lokasi pengamatan. Suhu udara, dan
kelembapan udara diukur menggunakan termohigrometer, sedangkan intensitas
cahaya diukur menggunakan luxmeter.
Identifikasi spesimen. Identifikasi staphylinid berdasarkan kunci
determinasi Borror et al. (1996) sampai tingkat famili dan Cameron (1930; 1931)
sampai tingkat spesies.
Analisis data. Spesimen yang telah dikoleksi ditampilkan dalam tabel dan
dideskripsikan.

HASIL
Kondisi Lingkungan di Lokasi Pengamatan
Berdasarkan hasil pengukuran, suhu udara di kebun ubi jalar berkisar 2431 °C, kelembapan udara berkisar 41-81%, dan intensitas cahaya berkisar 1.00015.130 lux. Rata-rata suhu udara di kebun ubi jalar desa Leuwikopo, Situgede,
dan Cikarawang masing-masing adalah 29,13, 27,90, dan 26,74°C. Rata-rata
kelembapan udara di kebun ubi jalar desa Leuwikopo, Situgede, dan Cikarawang
masing-masing adalah 56,33, 61,79, dan 62,56%. Rata-rata intensitas cahaya di
kebun ubi jalar desa Leuwikopo, Situgede, dan Cikarawang masing-masing
adalah 9.151, 6.835,71, dan 3.293,33 lux (Tabel 1).

3
Tabel 1 Data kondisi lingkungan di kebun ubi jalar
Faktor lingkungan

Leuwikopo
29,13
(27-31)
56,33
(41-67)
9.151
(5.890-15.130)

Suhu udara (°C)
Kelembapan udara (%)
Intensitas cahaya (lux)

Situgede
27,90
(27-30)
61,79
(56-81)
6.835,71
(4.130-9.930)

Cikarawang
26,74
(24-31)
62,56
(47,5-75)
3.293,33
(1.000-10.940)

Nilai di dalam tabel merupakan nilai rata-rata setiap faktor lingkungan dan angka di dalam
kurung merupakan nilai kisaran terukur

Komunitas Staphylinidae di Kebun Ubi Jalar
Komunitas staphylinid yang ditemukan selama penelitian di kebun ubi
jalar termasuk kedalam dua subfamili dan tiga spesies, yaitu P. fuscipes, Medon
sp. (subfamili Paederinae), dan Stenus sp. (subfamili Steninae) (Gambar 1).
Jumlah individu staphylinid yang ditemukan di kebun ubi jalar ialah 145 individu.
Spesies staphylinid yang dominan di kebun ubi jalar adalah P. fuscipes (138
individu) (Tabel 2). Berdasarkan hasil pengamatan, di kebun ubi jalar Leuwikopo
ditemukan satu spesies, yaitu P. fuscipes. Di Situgede ditemukan dua spesies
staphylinid, yaitu P. fuscipes dan Stenus sp., dan di Cikarawang ditemukan tiga
spesies staphylinid, yaitu P. fuscipes, Medon sp., dan Stenus sp..
Tabel 2 Jumlah individu Staphylinidae di kebun ubi jalar
Subfamili
Spesies
Paederinae
Paederus fuscipes
Medon sp.
Steninae
Stenus sp.
Jumlah individu (N)
Jumlah spesies (S)

Jumlah individu
Leuwikopo
Situgede
Cikarawang

Total

Persentase
(%)

40
-

57
-

41
3

138
3

95,17
2,07

40
1

3
60
2

1
45
3

4
145
3

2,76

Ciri-ciri kumbang P. fuscipes yang ditemukan adalah: memiliki panjang
tubuh 7-10 mm, kepala hitam, antena filiform berwarna cokelat kehitaman; elitra
berwarna biru mengkilap; tungkai berwarna merah bata kehitaman, tarsi beruas
lima; ujung abdomen meruncing dengan dua segmen terakhir berwarna hitam.
Kumbang Medon sp. memiliki ciri-ciri: panjang tubuh 6-8 mm, kepala hitam,
mata kecil, antena filiform; toraks berwarna hitam, elitra berwarna cokelat
kehitaman; tungkai berwarna cokelat kehitaman, tarsi beruas lima; abdomen
berwarna cokelat tua kehitaman, dan ujung abdomen meruncing. Kumbang
Stenus sp. memiliki ciri-ciri panjang tubuh 6-8 mm, berwarna hitam, kepala
hitam, mata besar, antena filiform berwarna kuning kecokelatan; elitra berwarna
hitam; tungkai berwarna kuning kecokelatan, tarsi beruas lima; abdomen hitam,
dan ujung abdomen tumpul.

4

(a)

(b)

(c)
Gambar 1 Kumbang staphylinid yang ditemukan di kebun ubi jalar: P. fuscipes (a),
Medon sp. (b), dan Stenus sp. (c).

PEMBAHASAN
Spesies staphylinid yang ditemukan pada penelitian ini ialah P. fuscipes,
Medon sp, dan Stenus sp.. Berdasarkan pengamatan, ciri-ciri morfologi dari 138
individu kumbang yang ditemukan di kebun ubi jalar adalah kepala menyempit
kebelakang, antena filiform dengan 11 ruas; bentuk elitra tidak meluas ke
metasternum, dan tarsi beruas lima. Hal ini menunjukkan kumbang tersebut
termasuk kedalam subfamili Paederinae. Ciri-ciri kumbang subfamili Paederinae
yang ditemukan memiliki ukuran sekitar 10 mm dengan tubuh berbentuk silindris,
berwarna cokelat kemerahan, dan kepala hitam, toraks berwarna merah,
pronotum oval, berwarna cokelat kemerahan, elitra berwarna biru mengkilap,
tungkai memanjang berwarna merah bata, femur memanjang, tibia setose, tarsi
dengan lima ruas, dan ujung abdomen meruncing, dan dua segmen terakhir
abdomen berwarna hitam. Menurut Cameron (1931) dan Widya (2005) ciri-ciri
tersebut merupakan ciri dari spesies P. fuscipes.
Spesies kumbang yang dominan ditemukan di kebun ubi jalar Leuwikopo,
Situgede, dan Cikarawang adalah P. fuscipes (95,17%). Hal ini sesuai dengan
laporan Taulu (2001) bahwa genus Paederus banyak terdapat di daerah

5
persawahan maupun perkebunan yang beriklim tropis. Winasa et al. (2007)
melaporkan fenologi tanaman dan ketersediaan mangsa dapat mempengaruhi
perkembangan dan kelimpahan P. fuscipes di pertanaman. Populasi kumbang
Paederus meningkat pada akhir musim hujan, kemudian menurun setelah musim
kering. Perubahan ekosistem dan musim merupakan faktor utama perkembangan
kumbang Paederus. Kumbang P. fuscipes menyukai tempat yang memiliki
kelembapan cukup tinggi, terutama pada tanah yang banyak mengandung bahan
organik (serasah tanaman). Hal ini berkaitan dengan tempat perkembangbiakan
dan fase dewasa yang berada di tanah (Clausen 1940).
Kalshoven (1981) melaporkan P. fuscipes berperan sebagai predator yang
bersifat polifag. Kumbang P. fuscipes juga berperan sebagai pengendali hayati
yang dapat menekan populasi hama wereng di persawahan maupun perkebunan
(Widya 2005). Selain memangsa hama wereng cokelat, P. fuscipes juga
memangsa larva Spodoptera litura (Aprilizah 2006), telur dan larva Helicoverpa
armigera (Winasa et al. 2007), dan Bemisia tabaci (Sudarjat et al. 2009). Siklus
hidup Paederus berkisar 38-75 hari. Fase telur berkisar antara 4-7 hari, larva
instar I berkisar 4-5 hari, larva instar II berkisar 6-9 hari, prapupa berkisar 2-3
hari, pupa berkisar 3-5 hari, dan fase imago selama 19-46 hari (Sudarjat 2009).
Kumbang ini dapat mengeluarkan toksin (racun) sebagai alat untuk
pertahanan diri. Pada saat terganggu kumbang ini mengangkat bagian belakang
abdomennya ke atas apabila merasa terganggu (Clausen 1940). Toksin yang
dihasilkan disebut paederin yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit
(Mammino et al. 2007). Paederin merupakan senyawa toksin yang dihasilkan
oleh bakteri simbion Pseudomonas yang berada di saluran hemolimfe serangga
tersebut. Kumbang Paederus ini memiliki hampir 600 spesies yang tersebar di
seluruh dunia (Mammino et al. 2007). Menurut Cameron (1931), P. fuscipes
memiliki daerah penyebaran yang sangat luas, seperti Sri Langka, Birma,
Malaysia, Filipina, India, sebagian besar benua Amerika dan Indonesia terutama
pulau Jawa dan Sumatera.
Tiga individu kumbang yang ditemukan di kebun ubi jalar Cikarawang
dengan ciri-ciri kepala menyempit kebelakang, antena filiform dengan 11 ruas;
bentuk elitra tidak meluas ke metasternum, dan tarsi beruas lima. Menurut
Cameron (1931) ciri-ciri tersebut merupakan ciri dari subfamili Paederinae. Ciriciri dari kumbang yang ditemukan ialah kepala kehitaman, mata kecil atau
sedang, toraks berbentuk trapesium berwarna hitam, elitra berwarna coklat
kemerahan, abdomen coklat tua kehitaman, dan tarsi beruas lima. Menurut
Cameron (1931) ciri-ciri tersebut merupakan ciri dari kumbang Medon sp.
Tiga individu kumbang Medon sp. yang ditemukan di kebun ubi jalar
Cikarawang memiliki persentase sebesar 2,07%. Jumlah kumbang Medon sp.
yang ditemukan dalam penelitian ini sangat sedikit, hal ini sesuai dengan AbdelDayem et al. (2007) yang melaporkan Medon sp. memiliki populasi yang rendah.
Kumbang spesies ini berperan sebagai bioindikator kesuburan tanah dan sebagai
predator yang memangsa telur dan larva Diptera di kotoran hewan. Kumbang
Medon ditemukan di tanah, lumut, tanaman sayuran, dan detritus. Hal ini sesuai
dengan pernyataan Cameron (1930), yang melaporkan bahwa Medon sering
ditemukan di serasah tanaman dan kotoran hewan. Berdasarkan hasil pengamatan
kondisi lingkungan di kebun ubi jalar Cikarawang memiliki kisaran suhu,
kelembapan udara dan intensitas yang lebih rendah. Hal ini mengindikasikan

6
bahwa di kebun ubi jalar Cikarawang memilki iklim yang lebih lembap dan tanah
yang subur sehingga kumbang Medon sp. dapat ditemukan. Persebaran genus
Medon di dunia meliputi, Mesir (Abdel-Dayem 2007), Afghanistan (Feldman
2007), pulau Samos (Assing 2009), Korea, China, Jepang (Kim et al. 2011).
Tiga individu kumbang yang ditemukan di kebun ubi Situgede dan satu
individu yang ditemukan di kebun ubi Cikarawang dengan ciri-ciri kepala
menyempit kebelakang, leher tebal, mata besar dan menonjol, antena dengan 11
ruas, tibia tanpa duri atau rambut eksternal, tarsi beruas lima, dan ruas keempat
bidentate. Menurut Cameron (1930) ciri-ciri tersebut merupakan ciri dari
subfamili Steninae. Berdasar ciri-ciri bahwa mata yang besar, antena dengan 11
ruas; warna tubuh hitam bersinar, tarsi beruas lima, menurut Cameron (1930) ciriciri tersebut merupakan ciri dari kumbang Stenus sp..
Menurut Betz (1998) kumbang Stenus sp. sering ditemukan di tanah dan
sekitar perairan daripada di vegetasi tanaman. Tiga individu kumbang Stenus sp.
di kebun ubi jalar Situgede dan satu individu di kebun ubi jalar Cikarawang yang
ditemukan memiliki persentase sebesar 2,76%. Pada penelitian ini, kumbang
Stenus sp. memiliki kelimpahan yang rendah di kebun ubi jalar. Kelimpahan yang
rendah ini kemungkinan karena habitat kumbang Stenus sp. di daratan yang dekat
perairan. Kumbang Stenus ditemukan sebagai predator di sekitar perairan
khususnya pada tanaman akuatik (Betz 2002). Berdasarkan hasil pengamatan
kondisi lingkungan di kebun ubi jalar Situgede dan Cikarawang memiliki kisaran
suhu udara, kelembapan udara, dan intensitas cahaya yang rendah. Lahan ubi jalar
tersebut dekat dengan sumber air sehingga memungkinkan ditemukannya
kumbang Stenus sp.. Kumbang ini terdistribusi secara luas di Eropa tengah,
Jerman, Amerika, Rusia, Eropa (Betz 1998), Indonesia, Burma, Vietnam, dan
China (Cai dan Hong 2008).

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Komunitas Staphylinidae yang ditemukan di kebun ubi jalar di Bogor yaitu
P. fuscipes (subfamili Paederinae), Medon sp. (subfamili Paederinae), dan Stenus
sp. (subfamili Steninae). Spesies staphylinid dominan yang ditemukan di kebun
ubi ialah P. fuscipes. Kumbang Medon sp. dan Stenus sp. ditemukan dalam jumlah
sedikit.
Saran
Perlu dilakukan peneltian lebih lanjut tentang eksplorasi keanekaragaman
dari staphylinid di wilayah dan habitat yang berbeda. Pola persebaran kumbang
staphylinid perlu dipelajari sehingga didapatkan data kuantitaif.

7

DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Dayem MS, Orabi GM, Semida FM. 2007. Assesing the potensial role of
beetles as bioindicators in South Sinai, Egypt. Proc 2 Inter Conf Ent Soc
Egypt. 1:147-168.
Aprilizah T. 2006. Pengaruh kerapatan predator terhadap pemangsaan larva
Spodoptera litura F. (Lepidoptera: Noctuidae) [skripsi]. Bogor (ID):
Institut Pertanian Bogor.
Assing V. 2009. Two new species of Paederinae from the Greek Island Samos
(Coleoptera: Staphylinidae). Linzer boil Beitr. 41:437-443.
Assing V. 2013. On the Staphylinidae (Coleoptera) of Crete, Greece. Stuttgarter
Beitr zur Naturkunde A. 6:83-102.
Betz O. 1998. Life forms and hunting behaviour of some Central European
Stenus species (Coleoptera, Staphylinidae). Applied Soil Ecol. 9:69-74.
Betz O. 2002. Performance and adaptive value of tarsal morphology in rove
beetles of the genus Stenus (Coleoptera, Staphylinidae). J Experiment
Biol. 205:1097-1113.
Bohac J. 1999. Staphylinids beetles as bioindicators. Agricult Ecosys and Envir.
74:357-372.
Bosquet Y. 1990. Beetles Associated with Stored Products in Canada: an
Identification Guide. Canada (US): Canadian Government.
Borror DJ, Triplehorn CA, Johnson NF. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga
Ed. ke-6. Yogyakarta (ID): Gadjah Mada Univ Pr.
Cai YZ, Hong ZZ. 2008. Taxonomy on the Cicideloides group of the Stenus
Latreille (Coleoptera: Staphylinidae: Steninae). Ann Soc Entomol Fr.
44:87-91.
Cameron M. 1930. The Fauna of British India. Di dalam: Ceylon dan Burma,
editor. Coleoptera. Staphylinidae - Vol. I. London (GB): Taylor and
Francis Red Lion Court, Fleet Street.
Cameron M. 1931. The Fauna of British India. Di dalam: Ceylon dan Burma,
editor. Coleoptera. Staphylinidae - Vol. II. London (GB): Taylor and
Francis Red Lion Court, Fleet Street.
Clausen CP. 1940. Entomophagous Insect. London (GB): McGraw-Hill.
Feldman B. 2007. A new Medon species from Afghanistan (Coleoptera:
Staphylinidae, Paederinae). Linzer biol Beitr. 39:853-856.
Ghahari H, Anlas S, Sakenin H, Ostovan H, Havaskary M. 2009. Biodiversity of
rove beetles (Coleoptera: Staphylinoidea: Staphylinidea) from the
Arasbaran biosphere reserve and vicinity, northwestern Iran. Linzer boil
Beitr. 41:1949-1958.
Guiterrez-Chacon C, Zuniga MC, Bodegom PM, Chara J, Giraldo LP. 2009.
Rove beetles (Coleoptera: Staphylinidae) in neotropical riverine
landscape: characterizing their distribution. Ins Conserv and Divers.
2:106-115.

8
Gullan PJ, Cranston PS. 2010. The Insect: an Outline of Entomology 4th Ed.
California (US): J Willey.
Hanski I, Hammond PM. 1986. Assemblages of carrion and dung Staphylinidae
in tropical rain forests in Sarawak, Borneo. Ann Entomol Fennici. 52:1-19.
Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Laan PA van der,
penerjemah. Jakarta (ID): Ichtiar Baru-van Hoeve. Terjemahan dari: De
Plagen van de Cultuurgewassen in Indonesie.
Kim TK, Cho YB, Ahn KJ. 2011. Two littoral species of the Genus Medon
(Coleoptera: Staphylinidae: Paederinae) new to Korea. Korean J Syst.
Zool. 27:69-73.
Mammino JJ, DO, FAOCD. 2007. Paederus dermatitis: an outbreak on a medical
mission boat in the Amazon. JAOCD. 8:57-60.
Mc Neely JA, Miller KR, Reid WV, Mittermeier RA, Werner TB. 1990.
Conserving The World’s Biological Diversity. Switzerland (CH): IUCN,
WRI, CI, WWF-US & The World Bank.
Samin N, Zhou H, Ezzatpanah S. 2011. A contribution to the Staphylinine group
of rove beetles (Coleoptera: Staphylinoidea: Staphylinidea) from Iran.
Calodema. 141:1-9.
Sudarjat, Utomo A, Dono D. 2009. Biologi dan kemampuan memangsa Paederus
fuscipes Curtis (Coleoptera: Staphylinidae) terhadap Bemisia tabaci
Gennadius (Homoptera: Aleyrodidae). J Agrikult. 2:204-209.
Taulu LA. 2001. Kompleks artropoda predator penghuni tajuk kedelai dan
peranannya dengan perhatian utama pada Paederus fuscipes Curt.
(Coleoptera: Staphylinidae) [disertasi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Topan. 2002. Studi fenologi bunga untuk penentuan masa reseptif kepala putik
dan waktu fisiologis benih ubi jalar (Ipomea batatas L.) [skripsi]. Bogor
(ID): Institut Pertanian Bogor.
Widya WA. 2005. Kelimpahan kumbang jelajah Paederus fuscipes Curtis
(Coleoptera: Staphylinidae) pada empat ekosistem pertanaman di
Kecamatan Ciranjang, Cianjur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
Bogor.
Winasa IW, Hindayana D, Santoso S. 2007. Pelepasa dan pemangsaan kumbang
jelajah Paederus fuscipes (Coleoptera: Staphylinidae) terhadap telur dan
larva Helicoverpa armigera (Lepidoptera: Noctuidae) pada pertanaman
kedelai. JIPI. 12:147-153.
Woolfe JA. 1992. Sweet Potato an Untapped Food Resource. London (GB):
Cambridge Univ. Pr.

9
Lampiran 1 Istilah-istilah yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini
Abdomen
Antena

: bagian posterior atau tagmata ketiga dari tubuh serangga.
: sepasang embelan beruas pada kepala dan umumnya
berfungsi sebagai reseptor.
Bidentate
: embelan pada ruas tubuh yang bergigi atau bercabang dua.
Filiform
: struktur antena seperti benang atau rambut.
Kepala
: bagian anterior tubuh serangga yang mendukung mata,
antenna, dan bagian-bagian mulut.
Mata majemuk : mata pada serangga yang tersusun dari banyak omatidium.
Metasternum
: sternum metatoraks, sklerit pada ruas ketiga ventral atau
posterior toraks.
Polifag
: organisme pemakan berbagai jenis atau spesies tanaman.
Saprofag
: organisme pemakan organism mati atau busuk.
Setose
: rambut-rambut halus atau seta.
Tarsi
: bentuk jamak dari tarsus, ruas kelima tungkai setelah tibia.
Tibia
: ruas keempat tungkai, diantara femur dan tarsus.
Toraks
: bagian tubuh pada seranga dibelakang kepala yang
mendukung tungkai-tungkai dan sayap.
Tungkai
: anggota tubuh pada serangga yang digunakan untuk berjalan,
melompat, mencari mangsa, dan berenang.

10

11

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 07 November 1991 dari pasangan
Suprapto dan Sri Suwarni. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan TK Melati Jakarta Timur pada tahun 1996,
SDN 05 Pagi Jakarta Timur pada tahun 2003, SLTPN 268 Jakarta Timur pada
tahun 2006, dan SMA ANGKASA 2 Jakarta Timur pada tahun 2009. Setelah itu
penulis melanjutkan pendidikan tinggi di Departemen Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor melalui
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI).
Penulis memiliki pengalaman sebagai asisten praktikum pada mata kuliah
Avertebrata pada tahun 2013. Penulis juga aktif dalam Organisasi UKM Seni
Gentra Kaheman tahun 2010 dan badan Himpunan Profesional Mahasiswa
Biologi sebagai Anggota Observasi Wahana Alam tahun 2010 dan 2011.
Selama menempuh studi di Departemen Biologi, penulis melakukan
penelitian dalam studi lapang mengenai Keanekaragaman Tanaman Pekarangan di
Desa-Desa Sekitar Gunung Walat pada tahun 2011 dan praktik lapang di Satker
Perbenihan dan Budidaya Ikan Air Tawar Ngrajek Magelang, Jawa Tengah
mengenai Strategi Pembesaran dalam Budidaya Ikan Lele Sangkuriang (Clarias
sp.) dan Lele Phyton (Clarias sp.) pada tahun 2012.
Penulis telah melaksanakan penelitian yang berjudul Komunitas
Staphylinidae (Coleoptera) di Kebun Ubi Jalar. Penelitian ini merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains pada program studi Biologi,
Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Institut
Pertanian Bogor.