Pemetaan dan Analisis Distribusi Harga Produk-produk Pertanian menggunakan Sistem Informasi Geografis

PEMETAAN DAN ANALISIS DISTRIBUSI HARGA PRODUKPRODUK PERTANIAN MENGGUNAKAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS

HUSEN

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pemetaan dan Analisis
Distribusi Harga Produk-Produk Pertanian Menggunakan Sistem Informasi
Geografis” adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya pada Institut

Pertanian Bogor.
Bogor, September 2014
Husen
NIM F14100092

ABSTRACT
HUSEN. Pemetaan dan Analisis Distribusi Harga Produk-Produk Pertanian
Menggunakan Sistem Informasi Geografis. Dibimbing oleh KUDANG BORO
SEMINAR.
Informasi perkembangan harga produk pertanian penting dalam agribisnis
karena digunakan untuk pengambilan keputusan distribusi produk pertanian dari
dan ke berbagai provinsi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah
membangun sistem informasi goegrafis harga produk pertanian sehingga
memudahkan untuk pengambilan distribusi produk pertanian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode SDLC
(Software Development Life Cycle) dengan fokus pada pengembangan prototipe.
Software yang digunakan dalam sistem informasi adalah software untuk database :
MySQL, bahasa script : PHP, HTML, dan CSS, software untuk menampilkan
peta : Mapserver, dan software untuk desain tampilan sistem informasi :
FrontPage.

Hasil dari penelitian ini adalah prototipe sistem informasi yang
menampilkan informasi harga dalam bentuk teks, tabel, dan peta bedasarkan
wilayah (per provinsi) dan periode waktu (per hari dan per bulan).
Kata kunci: sistem informasi geografis, produk pertanian, data spasial

ABSTRACT
HUSEN. Mapping and Analysis Distribution Of Agricutural Product’s Prices
Using Geographic Information Systems. Supervised by KUDANG BORO
SEMINAR.
Information of price change of agricultural product is important in
agribusiness because it is used for decision making of the distribution of
agricultural products from and to various provinces in Indonesia. The objective of
this research is to build an geographic information system of agricultural product
prices for decision making distribution.
The method of this research is by SDLC (Software Development Life
Cycle) with the focus on prototype development. The software used in
information system are software for database : MySQL, scripting language : PHP,
HTML, and CSS, software to display the map : Mapserver, and software for the
information system interface design : FrontPage.
The result of this research is information system prototype that displays

information of agricultural product price in the form of text, table and maps based
on region (province) and time period (daily and monthly).
Keywords: geographic information systems, agricultural product, spatial data

PEMETAAN DAN ANALISIS DISTRIBUSI HARGA PRODUKPRODUK PERTANIAN MENGGUNAKAN SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Teknik
pada
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

Judul Skripsi : Pemetaan dan Analisis Distribusi Harga Produk-Produk Pertanian

Menggunakan Sistem Informasi Geografis
Nama
: Husen
NIM
: F14100092

Disetujui oleh

Prof. Dr.Ir. Kudang Boro Seminar, M.Sc
Pembimbing Tugas Akhir

Diketahui oleh

Dr. Ir. Desrial, M.Eng
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT yang telah

memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan usulan
tugas akhir ini yang berjudul “Pemetaan dan Analisis Didtribusi Harga Produk–
Produk Pertanian Menggunakan Sistem Informasi Geografis”. Penelitian
dilakukan di Laboratorium Bioinformatika, Departemen Teknik Mesin dan
Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Pusat Data dan
Sistem Informasi, Kementerian Pertanian, Jakarta dan SEAMEO BIOTROP,
Bogor. Penelitian ini berlangsung mulai bulan Pebruari 2014 sampai September
2014.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada orang tua serta keluarga
yang selalu memberikan doa, dukungan serta motivasi kepada penulis. Terima
kasih juga penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Kudang B. Seminar, M.Sc
selaku dosen pembimbing skripsi yang memberikan banyak saran, pengetahuan,
dan dukungan, Seluruh Staff Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian
Pertanian, selaku penyedia data dan memberikan banyak pengetahuan, Harry
Imanto, M.Sc, yang memberikan banyak pengetahuan dan pembelajaran. Terima
kasih kepada Dr. Liyantono, S.TP, M.Agr, Ir. M. Solahudin, MS, Supriyanto,
S.TP, M.Komdan. Teman-teman Laboratorium Bioinformatika yang telah
memberikan bimbingan dan membantu selama proses penelitian, serta temanteman Teknik Mesin dan Biosistem angkatan 47 yang telah memberikan banyak
dukungan dan motivasi selama perkuliahan hingga penelitian.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam

skripsi ini, oleh karena itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Semoga skripsi ini
bermanfaat.

Bogor, September 2014
Husen

DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR

vii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1


Perumusan Masalah

1

Tujuan Penelitian

2

Manfaat Penelitian

2

Ruang Lingkup Penelitian

2

TINJAUAN PUSTAKA

2


Sistem Informasi Geografis

2

Data Spasial

3

Data Atribut

3

Mapserver

3

MySQL

3


Metode yang Digunakan untuk Database

4

METODE

5

Tempat dan Waktu Penelitian

5

Alat dan Bahan

5

Metode Penelitian

5


HASIL DAN PEMBAHASAN

7

Analisis Kebutuhan

7

Pengembangan Sistem Informasi

8

Tampilan Sistem Informasi
SIMPULAN DAN SARAN

12
21

Simpulan


21

Saran

21

DAFTAR PUSTAKA

22

RIWAYAT HIDUP

23

DAFTAR GAMBAR
1 Hybrid spatial database management
2 Intergrated spatial database management
3 Tahapan penelitian
4 Database webgis
5 Struktur tabel login
6 Struktur tabel indonesia
7 Struktur tabel indonesia1
8 Struktur tabel harga1
9 Struktur tabel harga2
10 Context diagram dari sistem informasi harga
11 Diagram 0 DFD level 1 dari sistem informasi harga
12 Diagram 3 DFD level 2 dari sistem informasi harga
13 Tampilan halaman masuk
14 Tampilan halaman masuk ketika username dan password salah
15 Tampilan halaman beranda
16 Tampilan halaman informasi harga
17 Tampilan halaman informasi harga data harian
18 Tampilan halaman informasi harga data bulanan
19 Tampilan halaman lihat tren data harian
20 Tampilan halaman lihat tren data bulanan
21 Tampilan halaman peta data harian
22 Tampilan halaman peta data bulanan
23 Tampilan peta menggunakan zoom in
24 Tampilan peta menggunakan zoom out
25 Tampilan peta menggunakan pan
26 Tampilan cetak pemetaan data harian
27 Tampilan cetak pemetaan data bulanan
28 Tampilan halaman upload data
29 Tampilan halaman kontak

4
4
6
8
8
9
9
9
9
10
10
11
12
12
12
13
13
14
15
15
16
17
18
18
19
19
20
20
20

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Harga-harga produk pertanian di Indonesia sangat penting untuk diketahui
karena sebagian besar produk pertanian merupakan bahan pangan pokok, dan
harga produk pertanian selalu berkembang disetiap daerah. Perkembangan harga
produk pertanian penting dalam agribisnis karena digunakan untuk pengambilan
keputusan distribusi produk pertanian. Beberapa alasan mengetahui
perkembangan harga produk pertanian yaitu:
1 Mengetahui perkembangan harga bahan pangan pokok di pasar secara
periodik.
2 Menghindari terjadinya kenaikan atau penurunan harga diatas batas normal.
3 Mengurangi disparitas harga yang tinggi antar daerah di Indonesia.
4 Menyusun bahan masukan untuk perumusan kebijakan pengadaan,
distribusi bahan pangan pokok, dan barang strategis dalam rangka stabilisasi
harga (Anonim 2013).
Oleh karena itu, diperlukan beberapa solusi agar terdapat sarana informasi
harga produk pertanian, sehingga dapat memudahkan pengguna dalam
pengambilan kebijakan terhadap distribusi produk pertanian. Salah satu solusi
adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi geografis untuk mendapatkan
data yang cepat, akurat, dan mengolahnya menjadi informasi bermanfaat sehingga
memudahkan pengguna dalam pengambilan kebijakan. Pengambilan kebijakan
distribusi produk pertanian dengan melihat tren harga produk pertanian di suatu
provinsi. Analisis pengambilan kebijakan distribusi harga produk pertanian
bedasarkan supply dan demand (Anonim 2013).
Pembangunan sistem informasi geografis merupakan salah satu langkah
untuk membantu mengatasi permasalahan diatas. Dengan adanya sistem informasi
geografis membantu tersedianya sistem informasi. Sistem informasi geografis
juga berguna sebagai media analisis pengambilan kebijakan distribusi produk
pertanian. Sistem informasi geografis mempunyai kemampuan analisis, mudah
dimengerti, dan informatif.
Perumusan Masalah
1
2

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana pemantauan harga, dan perkembangan harga berbagai produk
pertanian per provinsi.
Bagaimana merancang sistem informasi geografis untuk pemantauan harga,
dan perkembangan harga berbagai produk pertanian.

2
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membangun sistem informasi geografis harga
berbagai produk pertanian yang tercakup dalam batasan masalah di Indonesia,
sehingga memudahkan untuk pengambilan kebijakan distribusi produk pertanian.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah terciptanya sistem informasi geografis harga
produk pertanian di Indonesia, sehingga memudahkan pemantauan harga, dan tren
harga produk pertanian yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan
khususnya dalam pengambilan kebijakan distribusi produk pertanian.
Ruang Lingkup Penelitian
1

2

Batasan permasalah sebagai berikut:
Produk pertanian yang dijadikan obyek mencangkup cabe merah, bawang
merah, minyak goreng, gula pasir, telur ayam, daging ayam, daging sapi,
kacang tanah, kacang hijau, ketela pohon, jagung pipilan, dan beras.
Analisis pengambilan kebijakan distribusi harga produk pertanian oleh
pengguna bedasarkan supply and demand.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis merupakan suatu sistem informasi yang berbasis
komputer, dirancang untuk mengolah data spasial untuk memberi informasi
spasial. Sistem ini menangkap, mengecek, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisis, dan menampilkan data spasial yang merepresentasikan kondisi
bumi. Teknologi sistem informasi geografis mengintegrasikan beberapa operasi
umum database, seperti query, dan analisa statistik, dengan kemampuan
visualisasi dan analisis yang unik yang dimiliki oleh pemetaan. Kemampuan
inilah yang membedakan sistem informasi geografis dengan sistem informasi
lainnya yang membuatnya menjadi berguna berbagai pihak untuk menjelaskan
kejadian, merencanakan strategi, dan memprediksi apa yang terjadi (Aini 2007).
Secara umum pengertian sistem informasi geografis merupakan suatu
komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, data spasial, dan
sumberdaya manusia yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan,
mengintegrasikan, menganalisis, dan menampilkan data dalam suatu informasi
berbasis spasial. Peranan sumberdaya manusia yaitu memformulasikan, dan
menganalisis persoalan yang menentukan keberhasilan sistem informasi geografis
(Anonim 2007).

3
Keuntungan sistem informasi geografis adalah pengelolaan data yang efisien,
analisis spasial, analisis yang komprehensif, dan kemampuan pemantauan dinamis
sehingga menjadi manajemen yang efektif, dan alat pengambil keputusan (Wei
2011).
Sistem informasi geografis dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan,
menganalisis berbagai obyek, dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan
karakteristik yang sangat penting atau kritis untuk dianalisis (Utomo 2009).
Tujuan pokok dari pemanfaatan sistem informasi geografis adalah untuk
mempermudah mendapatkan informasi spasial yang telah diolah, dan tersimpan
sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Ciri utama data yang bisa dimanfaatkan
dalam sistem informasi geografis adalah data yang telah terikat dengan lokasi, dan
merupakan data dasar yang belum dispesifikasi (Pratama 2013).
Data Spasial
Data spasial merupakan data representatif mengenai bentuk rupa bumi
yang menerangkan suatu obyek yang memiliki posisi koordinat. Data spasial
disajikan dalam dua model yaitu data raster, dan data vektor. Data raster
didefinisikan sebagai data sel pada grid yang mempunyai posisi koordinat. Data
vektor digunakan untuk merepresentasikan tipe data diskrit. Data vektor memiliki
tiga bentuk data penyajian yaitu titik, garis, dan area (Wahyudi 2013).
Data Atribut
Data atribut merupakan data deskripsi yang menerangkan suatu data
vektor yang telah divalidasi dengan georeferensi dengan baik. Data atribut ini
berbentuk tabel seperti tabel database pada umumnya (Wahyudi 2013).
Mapserver
Mapserver merupakan webserver berbasis data spasial yang
memungkinkan dalam pembacaan spasial data yang berbentuk shapefile (.shp)
dengan menyediakan pembacaan bahasa pemrograman mapscript, dan AJAX
(Asynchronous Javascript And XML). Dalam perkembangannya, Mapserver
dikembangkan dengan memberikan framework opensource untuk penunjang
pengerjaan layout interaksi pada peta sistem informasi geografis (Wahyudi 2013).
MySQL
MySQL merupakan software yang dikembangkan Michael Widenius.
MySQL didistribusikan secara khusus, yakni untuk keperluan non-komersial.
MySQL dikategorikan software berlisensi GPL. Hingga kini, MySQL dapat
dijalankan di berbagai sistem operasi misalnya Linux, Unix, dan Windows (Qolis
dan Fariza 2010).

4
Metode yang Digunakan untuk Database
Sistem manajemen data spasial membutuhkan sebuah sistem untuk
menyimpan data spasial, dan data atribut. Penyimpanan dapat dikendalikan baik
secara langsung oleh aplikasi atau sistem manajemen database. Sebagian besar
sistem informasi geografis memisahkan data spasial, dan data atribut. Manajemen
database seperti ArcInfo, dan ArcView yang dikenal sebagai hybrid spatial
database management pada Gambar 1. Hybrid spatial database management ini
terdapat masalah tentang keamanan data, dan kesulitan untuk mengekspresikan
beberapa dasar fungsi DBMS seperti query, pemulihan, optimasi, dan perhitungan
geometris.
Untuk menghindari masalah tersebut, intergrated spatial database
management seperti pada Gambar 2 diusulkan untuk mempertahankan data sistem
informasi geografis. Untuk mencapai tujuan ini, dibutuhkan sistem manajemen
database yang mendukung dengan kemampuan untuk menyimpan, dan
memanipulasi data spasial serta data atribut. DBMS ini harus memberikan
dukungan yang efisien untuk mengakses data, pengolahan data, dan manipulasi
(Imanto et al. 2010).
Aplikasi Program
Relasional DBMS

Pengolahan Geometris

Data
Atribut

Data
Spatial

Gambar 1 Hybrid spatial database management (Imanto et al. 2010)
Aplikasi Program
Pengembangan Relasional DBMS

Data Atribut dan
Data Spasial

Gambar 2 Intergrated spatial database management (Imanto et al. 2010)

5

METODE
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai bulan Pebruari 2014 sampai dengan bulan
September 2014, sedangkan tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik
Bioinformatika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Pertanian, Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian, Jakarta, dan
SEAMEO BIOTROP, Bogor.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian adalah sebagai berikut:
Alat
 Hardware: Laptop (Merk: Toshiba, Model: Satelite L300)
Bahan
 Software:
1 Sistem Operasi berbasis Windows.
2 Aplikasi: Mapserver, MySQL, dan Microsoft Office FrontPage.
 Data harga berbagai produk pertanian dari tahun 2009-2012. (sumber :
Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian, Jakarta)
 Peta Indonesia per provinsi (dalam format .shp). (sumber : Pusat Data dan
Sistem Informasi, Kementerian Pertanian, Jakarta)
Metode Penelitian
Metode pengembangan sistem informasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah metode SDLC (Software Development Life Cycle) dengan fokus pada
pengembangan prototipe seperti disajikan pada Gambar 3 (Diadopsi dari
Wicaksono et al. 2010). Terdapat tiga tahapan utama yaitu tahap analisis
kebutuhan, pengembangan sistem informasi, dan implementasi. Tahap analisis
kebutuhan diimplementasikan dalam dua langkah: identifikasi dan formulasi
masalah, dan pengumpulan data. Tahap pengembangan sistem informasi
diterapkan tiga langkah: seleksi software, desain database, dan desain sistem
informasi harga. Tahap implementasi diterapkan dalam dua langkah:
pemrograman, dan pengujian.
Tahapan pertama dalam metode penelitian adalah analisis kebutuhan.
Analisis kebutuhan meliputi identifikasi dan formulasi masalah, dan pengumpulan
data. Identifikasi dan formulasi masalah merupakan langkah penting untuk
menentukan tujuan dari pembangunan sistem informasi. Pengembangan sistem
harus mengidentifikasi kebutuhan pengguna, dan masalah yang mungkin
pengguna hadapi. Formulasi masalah yang dibangun harus memberi solusi
terhadap kebutuhan pengguna dan masalah yang ada. Langkah berikutnya adalah
mengumpulkan data yang diperlukan untuk mengembangkan sistem informasi.
Data yang dikumpulkan harus memenuhi kebutuhan pengguna.

6
Setelah data sudah dikumpulkan dan dirapihkan, langkah selanjutnya yaitu
tahap pembangunan sistem informasi harga. Tahap pembangunan sistem
informasi harga terdiri dari tiga langkah: seleksi software, desain database, dan
desain sistem informasi. Software yang dipilih untuk database, dan untuk
menampilkan peta dengan mempelajari dari beberapa literatur. Desain database
berfungsi untuk menunjang sistem informasi menyimpan, dan menampilkan data
harga. Desain sistem informasi harga berfungsi untuk membuat tampilan dari
sistem informasi harga lebih menarik, dan mudah dimengerti.
Mulai

Analisis Kebutuhan
Identifikasi dan Formulasi
Masalah

Pengumpulan Data

Pengembangan Sistem Informasi Harga
Seleksi software

Desain Database

Desain Sistem Informasi

Implementasi Sistem
Pemrograman

Tidak

Pengujian

Hasil
Pengujian
Sesuai?

Iya
Selesai
Gambar 3 Tahapan penelitian (Diadopsi dari Wicaksono et al. 2010)

7
Pada tahap implementasi sistem terdiri dari dua langkah: pemrograman, dan
pengujian. Pemrograman merupakan kegiatan membangun program yang akan
dieksekusi oleh komputer. Pemrograman dibangun dengan menggunakan bahasa
pemrograman yang dipilih. Pengujian dilakukan setelah semua telah siap mulai
dari pengumpulan data sampai pembangunan sistem informasi harga.
Pengujian dilakukan pada sistem informasi, dimana pengujian dianggap
berhasil ketika sistem informasi harga dapat digunakan, berjalan lancar,
menampilkan data harga, tren harga, dan peta tren sedangkan tidak berhasil ketika
sebaliknya. Hasil peta tren dapat memudahkan pengguna untuk mengambil suatu
kebijakan terhadap suatu provinsi mengenai supply and demand produk pertanian.
Hasil dari sistem informasi geografis ini disampaikan ke Pusat Data dan Sistem
Informasi sebagai admin, dan publik dapat melihat peta tren di bulletin Pusat Data
dan Sistem Informasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kebutuhan
Identifikasi dan formulasi masalah adalah langkah pertama dalam analasis
kebutuhan. Masalah yang teridentifikasi adalah:
1 Data harga produk pertanian yang didapat dari Kementerian Perdagangan
dikumpulkan, dan disimpan oleh Pusat Data dan Sistem informasi dalam
format Microsoft Excel.
2 Form Microsoft Excel data harga produk pertanian yang didapat dari
Kementerian Perdagangan yang diterima oleh Pusat Data dan Sistem
Informasi tidak sistematis.
3 Pusat Data dan Sistem Informasi belum mengembangkan sistem informasi
harga produk pertanian menggunakan sistem informasi geografis.
Solusi dari permasalahan diatas adalah membangun sistem informasi
menggunakan sistem informasi geografis. Sistem yang dibangun dinamakan
sistem informasi harga. Sistem informasi harga dapat memberikan informasi
berupa data harga produk pertanian, tren harga produk pertanian, dan peta tren.
Sistem informasi harga dapat memudahkan dalam pengambilan kebijakan.
Pembaharuan data dilakukan oleh Pusat Data dan Sistem Informasi karena
bertindak sebagai admin sedangkan publik menerima informasi berupa peta tren
harga yang ada pada bulletin Pusat Data dan Sistem Informasi.
Untuk mempermudah upload data ke database, didalam sistem informasi
harga terdapat menu upload data. Form Microsoft Excel data harga yang didapat
Pusat Data dan Sistem Informasi dari Kementerian Perdagangan tidak sistematis
sehingga untuk upload data ke database sangat sulit. Solusi yang diberikan yaitu
membuat form data harga, dimana form tersebut menjadi form yang tetap sehingga
memudahkan untuk upload data ke database.
Pada langkah pengumpulan data, data yang dikumpulkan berupa data harga
produk pertanian per provinsi di Indonesia setiap bulannya dari tahun 2009
sampai 2012 dalam format Microsoft Excel, dan peta Indonesia per provinsi
dalam format shapefile (.shp). Sumber data harga produk pertanian yaitu
Kementerian Perdagangan dengan metoda yang disepakati oleh Pusat Data dan

8
Sistem Informasi. Data tersebut dikirimkan setiap dua atau tiga bulan ke Pusat
Data dan sistem Informasi melalui email. Pusat Data dan Sistem Informasi
menyimpan, dan mengolah data tersebut menjadi harga produk pertanian per
bulan pada suatu provinsi.
Pengembangan Sistem Informasi
Seleksi software adalah langkah pertama dalam pengembangan sistem
informasi harga. Software yang dipilih adalah software untuk database adalah
MySQL, bahasa script yang digunakan adalah PHP, HTML, dan CSS, software
untuk menampilkan peta adalah Mapserver, software untuk desain tampilan
adalah Frontpage. MySQL berfungsi sebagai database yang menunjang
penyimpanan data spasial, dan data atribut dalam satu database. Mapserver
merupakan webserver berbasis data spasial yang memungkinkan dalam
pembacaan data spasial yang berbentuk shapefile (.shp).
Metode desain database yang digunakan dalam membangun sistem
informasi harga adalah Intergrated Spatial Database Management, dimana data
spasial, dan data atribut disimpan dalam satu database dengan nama webgis
seperti yang ditunjukan pada Gambar 4. Tabel login berisi data berupa username,
dan password yang digunakan untuk mengakses sistem informasi harga. Struktur
tabel login ditunjukan pada Gambar 5. Data spasial terdapat pada tabel dengan
nama indonesia, dan tabel indonesia1. Struktur tabel indonesia, dan indonesia1
yang terdapat data spasial ditunjukan pada Gambar 6, dan Gambar 7. Data atribut
terdapat pada tabel dengan nama harga1, dan harga2. Tabel harga1 terdapat harga
dari berbagai produk pertanian dengan data bulanan, sehingga desain struktur
tabel harga1 ditunjukan pada Gambar 8. Tabel harga2 terdapat harga dari berbagai
produk pertanian dengan data harian, sehingga desain struktur tabel harga2 seperti
Gambar 9.

Gambar 4 Database webgis

Gambar 5 Struktur tabel login

9

Gambar 6 Struktur tabel indonesia

Gambar 8 Struktur tabel harga1

Gambar 7 Struktur tabel indonesia1

Gambar 9 Struktur tabel harga2

Sistem analisis pada sistem informasi harga menggunakan Data Flow
Diagram (DFD) sampai level 2. DFD adalah salah satu alat bantu sistem
pemodelan yang paling umum. Tujuan dari DFD adalah untuk menggambarkan
model fungsi secara akurat. Tujuan lain dari DFD dapat dibaca, dan dipahami,
tidak hanya oleh analisis sistem yang membangun model, tetapi juga oleh
pengguna yang ahli dalam sistem informasi. Dalam tahap ini, beberapa obyek
diidentifikasi, dan ditentukan untuk memenuhi kebutuhan sistem. Model interaksi
antara sistem, dan pengguna digambarkan dengan context diagram atau DFD level
0 (Satzinger et al. 2007). Gambar 10 menggambarkan context diagram dari sistem
informasi harga.

10

peta

data harga
Pusat Data
dan
Sistem
Informasi

data dan
peta

Sistem
Informasi
Harga

Publik

Gambar 10 Context diagram dari sistem informasi harga
2
Upload
data

Data
Harga

konfirmasi
input data
harga

registrasi
Pusat data
dan Sistem
Informasi

pilih data

1
Login

konfirmasi

data terkait
Data
user
3

Data spasial
Indonesia

Lihat data
dan peta

peta

Publik

Gambar 11 Diagram 0 DFD level 1 dari sistem informasi harga

11
Context diagram merupakan level tertinggi, mewakili sistem secara
keseluruhan, dan interaksi dengan lingkungannya. Interaksi antara subsistem
utama yang telah dianalisis digambarkan menjadi diagram yang lebih rinci.
Diagram 0 DFD level 1 digambarkan pada Gambar 11 yang menunjukkan
interaksi dan proses dalam subsistem-subsistem. Diagram 3 DFD level 2
menggambarkan lebih rinci interaksi dan proses dalam subsistem 3 yang
digambarkan pada Gambar 12.

peta cetak

Publik

Pusat data
dan Sistem
Informasi
peta
elektronik
dan peta
cetak
input data
trend

3.3

3.2

Buat peta

Update
data

data
terkait

pilih data

data terkait

3.1
Lihat
data

Data
harga

Data spasial
indonesia
Gambar 12 Diagram 3 DFD level 2 dari sistem informasi harga

12
Tampilan Sistem Informasi
Konten dari sistem informasi harga ini adalah
1. Halaman Masuk
Tampilan halaman masuk saat kita mengakses sistem informasi geografis ini
seperti pada Gambar 13. Tampilan halaman masuk merupakan tampilan awal
untuk mengakses sistem informasi harga, dimana admin harus mengisi sesuai
dengan tabel login yang ada pada database dengan nama webgis.

Gambar 13 Tampilan halaman masuk
Jika salah memasukan username, dan password maka tampilan masuk akan
memberitahu bahwa username, dan password yang dimasukkan salah seperti pada
Gambar 14. Jika diantara username, dan password tidak diisi maka tidak akan
dapat mengakses sistem informasi harga, sehingga keamanan data dapat terjaga.

Gambar 14 Tampilan halaman masuk ketika username dan password salah
2. Halaman Beranda
Tampilan halaman beranda saat kita mengakses sistem informasi harga
seperti pada Gambar 15. Pada tampilan beranda sistem informasi harga ini
terdapat tulisan secara umum mengenai sistem informasi. Pada tampilan beranda
juga mencangkup komponen-komponen seperti fasilitas menu beranda, informasi
harga, upload data, kontak, dan keluar. Menu tersebut dapat diakses dengan cara
mengklik tulisan menu tersebut.

Gambar 15 Tampilan halaman beranda

13
3. Halaman Informasi Harga
Tampilan halaman informasi harga saat mengakses sistem informasi harga
dapat dilihat pada Gambar 16. Pada menu informasi harga terdapat dua sub menu
yaitu data harian, dan data bulanan.

Gambar 16 Tampilan halaman informasi harga
Halaman informasi harga data harian menampilkan informasi harga, dan tren
harga produk pertanian bedasarkan komoditas, tahun, bulan, tanggal awal, dan
tanggal akhir. Setelah memilih semua parameter yang telah ditentukan maka akan
muncul informasi berupa id, provinsi, komoditas, tahun, bulan, harga pada tanggal
awal, harga pada tanggal akhir, dan tren harga seperti pada Gambar 17. Rumus
dari perhitungan tren harga harian yaitu:
(((harga pada tanggal akhir - harga pada tanggal awal) /harga pada tanggal awal)
*100). Satuan tren adalah %.

Gambar 17 Tampilan halaman informasi harga data harian

14

Gambar 18 Tampilan halaman informasi harga data bulanan
Halaman informasi harga bulanan menampilkan informasi harga, dan tren
harga produk pertanian bedasarkan komoditas, tahun, bulan awal, dan bulan akhir.
Setelah memilih semua parameter yang telah ditentukan maka akan muncul
informasi berupa id, provinsi, komoditas, tahun, harga pada bulan awal, harga
pada bulan akhir, dan tren harga seperti Gambar 18. Rumus dari perhitungan tren
harga bulanan yaitu:
(((harga pada bulan akhir - harga pada bulan awal) /harga pada bulan awal) *100).
Satuan tren adalah %.
Setelah semua data ditampilkan, di bawah kiri terdapat menu lihat tren yang
berfungsi untuk merapihkan informasi, dan update tren ke database MySQL.
Tampilan halaman lihat tren data harian ditunjukan Gambar 19. Tampilan
halaman lihat tren data bulanan ditunjukan Gambar 20.

15

Gambar 19 Tampilan halaman lihat tren data harian

Gambar 20 Tampilan halaman lihat tren data bulanan

16
Menu lihat peta akan menunjukan pemetaan berdasarkan pengkelasan tren
harga setiap provinsinya. Ketika menu lihat peta di klik maka akan muncul
halaman peta data harian seperti pada Gambar 21, dan halaman peta data bulanan
seperti Gambar 22. Pada halaman peta data harian maupun bulanan menampilkan
pemetaan bedasarkan tren harga dengan didukung tools seperti zoom in, zoom out,
pan, dan zoom all. Informasi pendukung peta ditampilkan di sebelah kiri yaitu
keterangan serta legenda.

Gambar 21 Tampilan halaman peta data harian

17

Gambar 22 Tampilan halaman peta data bulanan
Pengkelasan tren harga dibagi menjadi empat yaitu:
1 Tren harga turun atau tetap, dimana tren harga ≤ 0% yang ditunjukan
dengan warna biru.
2 0% < Tren harga ≤ 5%, dimana ditunjukan dengan warna hijau.
3 5% < Tren harga ≤ 10%, dimana ditunjukan dengan warna kuning.
4 Tren naik > 10%, dimana ditunjukan dengan warna merah (Anonim 2013).
Dengan melihat warna pada suatu provinsi dalam peta tren, admin sudah
dapat mengambil suatu kebijakan distribusi bedasarkan supply dan demand yaitu:
1 Warna biru menunjukan supply ≥ demand. Pengambilan kebijakan yang
dilakukan yaitu mengurangi supply produk pertanian.
2 Warna hijau menunjukan supply < demand, selisih dalam jumlah kecil.
Pengambilan kebijakan yang dilakukan yaitu mempertahankan pemberian
supply produk pertanian.
3 Warna kuning menunjukan supply < demand, selisih dalam jumlah sedang.
Pengambilan kebijakan yang dilakukan yaitu menambahkan supply produk
pertanian dalam jumlah sedikit.
4 Warna merah menunjukan supply < demand, selisih dalam jumlah tinggi.
Pengambilan kebijakan yang dilakukan yaitu menambahkan supply produk
pertanian dalam jumlah besar (Anonim 2013).

18
Zoom in berfungsi untuk memperbesar tampilan suatu wilayah, dimana pada
tampilan normal tidak semua wilayah terlihat jelas. Tampilan saat menggunakan
tool zoom in seperti pada Gambar 23. Zoom out berfungsi untuk memperkecil
tampilan suatu wilayah, tool ini digunakan ketika tampilan suatu wilayah terlalu
besar sehingga harus diperkecil. Tampilan saat menggunakan tool zoom out
seperti pada Gambar 24.

Gambar 23 Tampilan peta menggunakan zoom in

Gambar 24 Tampilan peta menggunakan zoom out

19
Pan berfungsi untuk menggeser peta sehingga dapat menampilkan lokasi
yang diinginkan. Tampilan saat menggunakan tool pan seperti pada Gambar 25.
Zoom all berfungsi untuk menampilkan peta secara normal atau tampilan awal.

Gambar 25 Tampilan peta menggunakan pan
Sistem informasi ini terdapat menu cetak dengan hasil dalam format .pdf.
Tampilan cetak pemetaan data harian seperti pada Gambar 26. Tampilan cetak
pemetaan data bulanan seperti pada Gambar 27.

Gambar 26 Tampilan cetak pemetaan data harian

20

Gambar 27 Tampilan cetak pemetaan data bulanan
4. Halaman Upload Data
Tampilan halaman upload data saat kita mengakses sistem informasi harga
terdapat sub menu upload data harian, dan upload data bulanan. Tampilan
halaman upload data ditunjukan pada Gambar 28. Pada halaman ini berfungsi
untuk memperbaharui data harga harian, dan data harga bulanan. Menu upload
data ini dapat memudahkan admin untuk menambah data tanpa harus membuka
database terlebih dahulu.

Gambar 28 Tampilan halaman upload data
5. Halaman kontak
Tampilan halaman kontak saat kita mengakses sistem informasi harga
ditunjukan pada Gambar 29. Halaman ini hanya halaman tambahan yang
menampilkan biodata admin.

Gambar 29 Tampilan halaman kontak

21

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sistem informasi telah dikembangkan menggunakan sistem informasi
geografis berbasis web yang menyediakan informasi harga, tren harga, dan peta
tren produk pertanian dalam bentuk teks, tabel, dan peta bedasarkan wilayah (per
provinsi) dan periode waktu (per hari, dan per bulan). Admin dari sistem informasi
harga adalah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian, Jakarta.
Publik memperoleh informasi berupa peta tren harga produk pertanian di bulletin
Pusat Data dan Sistem Informasi.
Sistem informasi dilengkapi dengan sistem keamanan, dimana pengguna
harus mengisi username, dan password jika akan menggunakan sistem informasi
harga. Sistem informasi harga tersedia menu upload data sehingga dapat
mempermudah admin untuk memperbaharui data, dan form Microsoft Excel data
sudah disediakan oleh sistem informasi harga. Sistem informasi dapat
menampilkan pemetaan bedasarkan tren harga dengan didukung tools seperti
zoom in, zoom out, pan, dan zoom all. Fungsi cetak untuk menghasilkan peta
dalam format .pdf juga disediakan dalam sistem yang telah dikembangkan.
Saran
Bedasarkan hasil penelitian, sistem informasi yang dibangun dapat
memberikan informasi harga, tren harga, dan peta tren produk pertanian. Akan
tetapi, sistem informasi yang dibangun memiliki kelemahan yang dapat
dikembangkan pada penelitian selanjutnya yaitu:
1 Menambahkan tool identify pada peta tren, sehingga admin dapat melihat
atribut yang ditampilkan oleh peta.
2 Menambahkan tampilan informasi dalam bentuk grafik sehingga tampilan
informasi harga dapat ditampilkan dengan grafik batang, dan informasi tren
dapat ditampilkan dalam bentuk grafik garis.
3 Menambahkan menu atau fungsi untuk peramalan harga, dan perkembangan
harga yang akan terjadi pada bulan berikutnya.

22

DAFTAR PUSTAKA
Aini A. 2007. Sistem informasi geografis pengertian dan aplikasinya. [Internet].
[diunduh 2014 Jun 1]. Tersedia pada: http://p3m.amikom.ac.id/p3m/dasi/
juni07/02%20%20STMK%20AMIKM%20Yogyakarta%20Sistem%20Informa
si%20Geografi,%2 Pengertia%20dan%20Pemanfaatannya.pdf.
Anonim. 2007. Modul pelatihan ArcGIS tingkat dasar. [Internet]. [diunduh 2013
Jul
1].
Tersedia
pada:
http://s3.amazonaws.com/ppt-download
/modularcgistingkatdasar 121104 004033-phpapp01.pdf?responsecontentdisposition=attachment&Signature=7SyU3m%2BRS8pu03AAxH8J43Yg%2F
4A%3D&Expires=1382015523&AWSAccessKeyId=AKIAIW74DRRRQSO4
NIKA.
Anonim. 2013. Mekanisme monitoring harga kebutuhan pokok. [Slide Presentasi]
Kementrian Perdagangan Indonesia.
Imantho H, Seminar KB, Setiawan I. 2010. Development of a spatial database
management system using object relational database and web technology.
Information Technology for Natural Resources Management. 1 (1).
Kosim N. 2013. Sistem informasi geografis pariwisata Kabupaten Klaten berbasis
android 2.3.3. [Internet]. [diunduh 2014 Jun 20]. Tersedia pada: http://
digilib.uinsuka.ac.id/8341/1/BAB%20I,%20VII,%20DAFTAR%20PUSTAKA
.pdf.
Pratama N. 2012. Sistem informasi geografis. [Internet]. [diunduh 2013 Nov 16].
Tersedia
pada:
http://npermana.mhs.uksw.edu/2012/11/sistem-informasigeografis.html.
Qolis N, Fariza A. 2010. Pemetaan dan analisis sebaran sekolah untuk
peningkatan layanan pendidikan di Kabupaten Kediri dengan GIS. [Internet].
[diunduh 2013 Nov 16]. Tersedia pada: http://repo.eepis-its.edu/659/1/912.pdf.
Satzinger J, Jackson R, Burd S. 2007. Systems Analysis and Design in A Changing
World, Fourth Edition. Thomson Course Technology, Boston USA.
Utomo S. 2009. Pemanfaatan mapserver dalam aplikasi sistem informasi
geografis Kota Bogor di bidang wisata dan kuliner. [Internet]. [diunduh 2014
Jun 1]. Tersedia pada: http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/
computerscience/2009/artikel_11105600.pdf.
Wahyudi H. 2013. Pembuatan WebGIS (Geography Information System) kantor
penanaman modal Kabupaten Wonogiri. [Internet]. [diunduh 2014 Jun 1].
Tersedia pada: http://ejournal. unsa.ac.id/index.php/seruni/article/view/74/462.
Wei W. 2011. Research on the application of geographic information system in
tourism management. [Internet]. [diunduh 2014 Agu 14]. Tersedia pada:
http://www.sciencedirect.com /science/article /pii/ S1878029612003957.
Wicaksono D, Seminar KB, Purwanto. 2010. Development of WebGIS for
fisheries surveillance in fisheries management zone of Indonesia. Information
Technology for Natural Resources Management. 1 (1).

23

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 27 Mei 1992 dari ayah
Muhammad dan ibu Sofia Intan. Penulis merupakan anak kedua dari empat
bersaudara. Penulis memulai pendidikannya di SD Negeri Singawinata 1
Purwakarta pada tahun 1998-2004. Pada periode 2004-2007 penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 1 Purwakarta, dan periode 20072010 melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Purwakarta. Tahun 2010 penulis
lulus dari Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Purwakarta dan pada tahun yang
sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur
Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Teknik Mesin
dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian.
Pada tahun 2013 penulis melakukan Praktik Lapangan di Pusat Data dan
Sistem Informasi, Kementerian Pertanian, Jakarta dengan judul kegiatan Praktik
Lapangan Mempelajari Aplikasi Sistem Informasi di Kementerian Pertanian,
Jakarta. Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif di kepengurusan Organisasi
Daerah (OMDA) Purwakarta, kepengurusan Asrama, kepengurusan Himpunan
Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA), dan berbagai kepanitiaan.