ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011-2015 Analisis Sektor Unggulan Di Wilayah Kabupaten Madiun Tahun 2011-2015.

(1)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan program studi strata 1 jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Surakarta

Oleh : PUJI HASTUTI

B 300 130 024

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011-2015

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh: PUJI HASTUTI

B 300 130 024

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh :

Pembimbing Utama


(3)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011-2015

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Sabtu, 25 Maret 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

Drs. Triyono, M.Si ( )

(Ketua Dewan Penguji)

Dr. Daryono Soebagyo, M.Ec ( ) (Anggota I Dewan Penguji)

Siti Fatimah Nurhayati, S.E, M.Si ( ) (Anggota II Dewan Penguji)

Dekan

( Dr. Triyono, M.Si ) NIK.642


(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan sata diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Penulis

Surakarta, Maret 2017

PUJI HASTUTI B 300 130 024


(5)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011-2015

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Sektor Unggulan Di Wilayah

Kabupaten Madiun Tahun 2011-2015”. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui sektor basis dan non basis perekonomian di wilayah Kabupaten Madiun, serta untuk mengetahui pergeseran sektor perekonomian di wilayah Kabupaten Madiun.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS Kabupaten Madiun dan BPS Provinsi Jawa Timur. Data tersebut berupa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Madiun dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Timur atas dasar harga konstan periode 2011-2015.

Alat analisis yang digunakan adalah LQ dan Shift Share Esteban

Marquillas. Hasil penelitian analisis LQ menunjukkan bahwa sektor basis di

Kabupaten Madiun adalah sektor Pertanian; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Jasa Pendidikan; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta sektor Jasa Lainnya. Adapun sektor yang memiliki keunggulan kompetitif dan terspesialisasi di Kabupaten Madiun berdasarkan analisis Shift Share Esteban Marquillas adalah sektor Pertanian; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estate; Sektor Administrasi Pemerintahan; serta Jasa Lainnya. Kata Kunci : sektor ekonomi unggulan, LQ, Shift Share Esteban Marquillas.

ABSTRACT

This study entitled "Analysis of Commodity Sectors in Developing Economy In Madiun Regency Year 2011-2015". This study has the objective to determine the basic sector and non economic base in the district of Madiun, as well as to determine the shift in the economic sector in the district of Madiun.

The data used in this research is secondary data obtained from BPS BPS Madiun County and East Java Province. The data in the form of Gross Regional Domestic Product (GRDP) Madiun County and Gross Domestic Product (GDP) of East Java province on the basis of constant prices 2011-2015.

The analysis tool used is LQ and Shift Share Esteban Marquillas. LQ analysis research results show that the sector is perfectly located in Madiun County Agricultural sector; sector Water, Waste Management and Recycling; Construction sector; Information and Communications sector; Financial Services and Insurance sectors; Government Administration sector; Educational Services


(6)

sector; Services sector Health and Social Work; and Other Services sector. The sectors that have competitive advantages and specialized in Madiun County by Esteban Marquillas shift share analysis is the agriculture sector; sector Water, Waste Management and Recycling; Construction sector; Information and Communications sector; Financial Services and Insurance sectors; Real Estate; Government Administration sector; and Other Services.

Keywords: leading economic sector, LQ, Shift Share Esteban Marquillas.

1. PENDAHULUAN

Salah satu faktor penting dalam perencanaan pembangunan daerah adalah membangun perekonomian wilayah tersebut agar memiliki daya saing yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain. Dalam melakukan pembangunan ekonomi dibutuhkan berbagai kriteria khusus dalam menentukan sektor-sektor basis atau sektor unggulan. Terlebih di era globalisasi seperti saat ini, negara berkembang seperti Indonesia yang mengharuskan setiap wilayah memiliki potensi khusus yang harus dikembangkan agar tidak jauh tertinggal dengan perkembangan ekonomi di negara-negara maju.

Suatu negara selalu menginginkan perekonomian yang maju dalam meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Maka pembangunan ekonomi sangat penting dilakukan dalam mencapai sasaran tersebut. Pembangunan ekonomi memiliki sasaran dalam meningkatkan kecerdasan, taraf hidup hingga kesejahteraan masyarakat.

Pertumbuhan ekonomi dan prosesnya yang berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah. Jumlah penduduk terus bertambah dan berarti kebutuhan ekonomi juga bertambah, sehingga dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Pendapatan tambahan tersebut dapat diperoleh dengan peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahun. (Tambunan, 2001: 2 dalam Dodik 2012).

Pada umumnya Produk Domestik Regional Bruto di Indonesia dibagi dalam sembilan sektor ekonomi, antara lain: Sektor pertanian, Sektor Pertambangan dan penggalian, Industri pengolahan, Listrik dan air minum,


(7)

Bangunan dan konstruksi, Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, Jasa-jasa.

Sama halnya dengan daerah-daerah lain, Kabupaten Madiun menerapkan salah satu indikator sektor unggulan dengan melihat data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dimana besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Madiun diperoleh dari jumlah seluruh nilai tambah dari produk barang maupun jasa yang di ukur dari berbagai aktivitas ekonomi di wilayah kabupaten Madiun.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, Madiun merupakan Kabupaten yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan namun disisi lain Kabupaten Madiun memiliki beberapa sektor yang dianggap kurang menguntungkan. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai beberapa permasalahan sebagai berikut yaitu dalam menentukan sektor basis dan non basis di wilayah Kabupaten Madiun serta bagaimana konstribusi sektor unggulan terhadap perekonomian dan pembangunan di Kabupaten Madiun dengan judul penelitian “ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011-2015 .”

1.1Tujuan Penelitian

1.1.1 Untuk mengetahui sektor basis dan non basis perekonomian di wilayah Kabupaten Madiun tahun 2011-2015.

1.1.2 Untuk mengetahui perubahan struktur perekonomian di wilayah Kabupaten Madiun tahun 2011-2015.

1.2 Pengertian Sektor Unggulan

Pengertian sektor unggulan biasanya berkaitan dengan suatu perbandingan, baik itu perbandingan berskala regional, nasional maupun internasional. Pada lingkup internasional, suatu sektor dikatakan unggulan jika sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan pada lingkup nasional, suatu sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di pasar nasional ataupun domestik. Suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang


(8)

sama dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyanto, 2000).

1.3 Pembangunan Ekonomi Daerah

Pembangunan ekonomi daerah menurut Lincolin Arsyad (2005) dalam Jeanee (2013), adalah suatu proses pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang ada dalam pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan meransang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) wilayah tersebut. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang untuk masyarakat daerahnya. Dalam upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara bersama-sama mengambil inisyatif pembangunan daerah. Oleh karena itu, pemerintah daerah beserta partisipasi masyarakatnya dan dengan menggunakan sumberdaya-sumberdaya yang ada yang diperlukan untuk merancang dan membangun perekonomian daerah. Perbedaan kondisi daerah membawa implikasi bahwa corak pembangunan yang diterapkan berbeda pula. Jika akan membangun suatu daerah, kebijakan yang diambil harus sesuai dengan kondisi (masalah, kebutuhan dan potensi) daerah yang bersangkutan.

1.4 Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto rill atau pendapatan nasional rill. Jadi perekonomian dikatakan tumbuh atau berkembang bila terjadi pertumbuhan output rill. Definisi pertumbuhan ekonomi yang lain adalah bahwa pertumbuhan ekonomi terjadi bila ada kenaikan output perkapita. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup diukur dengan ouput rill per orang. (Hidayat, 2013). 1.5 Teori Basis Ekonomi

Sirojuzilam (2010) mengatakan beberapa aktivitas ekonomi di dalam suatu wilayah secara khusus merupakan aktivitas-aktivitas basis ekonomi, yaitu dalam arti pertumbuhannya memimpin dan menentukan perkembangan wilayah secara keseluruhan, sementara aktivitas-aktivitas lainnya yang non basis adalah secara sederhana merupakan konsekuensi dari keseluruhan


(9)

perkembangan wilayah tersebut. Teori ini merupakan salah satu pendekatan yang bertujuan untuk menjelaskan perkembangan dan pertumbuhan wilayah. 1.6 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat di artikan sebagai nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksi dalam suatu daerah tertentu dalam jangka waktu satu tahun (Sukirno, 1998 :33 dalam Hidayat, 2013).

2 METODE PENELITIAN

Berikut merupakan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah PDRB Kabupaten Madiun dan PDRB Provinsi Jawa Timur 2011-2015. Sumber data ini didapat dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Madiun dan Provinsi Jawa Timur.

2.1 Location Quotient (LQ)

Untuk menganalisis sektor basis dan non basis dikabupaten Madiun digunakan metode analisis Location Quotient (LQ). Metode LQ merupakan salah satu pendekatan yang umum digunakan dalam ekonomi basis sebagai langkah awal dalam memahami sektor kegiatan dari PDRB Kabupaten Madiun yang menjadi pemacu pertumbuhan. Ada dua cara untuk mengukur LQ, yaitu melalui pendekatan nilai tambah atau PDRB dan pendekatan tenaga kerja. Berkaitan dengan tujuan penelitian, dalam mengukur LQ menggunakan pendekatan nilai tambah atau PDRB (Tarigan, 2009 dalam Dodik, 2012) adalah sebagai berikut :

��� = ��/�� ��/�� Dimana :

Vi : Nilai PDRB sektor i pada tingkat wilayah yang rendah Vt : Nilai PDRB pada tingkat wilayah yang lebih rendah Yi : Nilai PDRB sektor i pada tingkat wilayah yang lebih atas Yt : Total PDRB pada tingkat PDRB yang lebih atas

Apabila nilai LQ = 1 Sektor sama dengan daerah lain. LQ > 1 Sektor basis, dimana peranan sektor itu lebih besar pada daerah tersebut jika dibandingan dengan peranan sektor itu secara nasional. LQ < 1 Sektor non basis,


(10)

dimana peranan sektor itu lebih kecil pada daerah tersebut jika dibandingan dengan peranan sektor itu secara nasional

2.2 Penurunan Analisis Shift Share Esteban Marquillas

Teknik shift share menggambarkan performance (kinerja) sektor-sektor suatu wilayah dibandingkan dengan kinerja perekonomian nasional (wilayah yang lebih luas diatasnya). Analisis shift share Esteban Marquilas diturunkan dari shift share Klasik (Hermanto, 2000 dalam Fatimah dkk, 2013) :

2.2.1 Analisis shift share Klasik

Analisis shift share klasik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur ekonomi daerah terhadap struktur ekonomi regional atau nasional, sehingga dapat diketahui kinerja

(performance) perekonomian suatu daerah yang lebih luas (regional atau

nasional).

Rumus analisis shift share klasik adalah :

Dij = Nij + Mij + CijDij = Nij + Mij + Cij ... (1)

Jika diterapkan dalam kesempatan kerja (employment) maka, Dij = E* ij– Eij Dij = E * ij – Eij ... (2)

Nij = Eij . rnNij = Eij . rn ... (3)

Mij = Eij (rin – rn)Mij = Eij (rin -- rn) ... (4)

Cij = Eij (rij -- rin)Cij = Eij (rij -- rin) ... (5)

rij , rin , rn didefinisikan sebagai berikut : rij = (E * Eij) / rij = (E * ij -- Eij) / Eij ... (6)

rn = (E * En) / En rn = (E *n -- En) / rn = (E *n -- En) / En ... (7)

Keterangan :

Eij = kesempatan kerja di sektor i di daerah j Ein = kesempatan kerja sektor i di tingkat nasional En= kesempatan kerja tingkat nasional


(11)

Tanda * menunjukkan kesempatan kerja pada tahun terakhir analisis. 2.2.2 Analisis Shift Share Esteban Marquillas

Esteban Marquilas melakukan modifikasi dari analisis shift share Klasik dengan cara mendefinisikan kembali kedudukan atau keunggulan kompetitif sebagai komponen ketiga dari teknik shift share dan menciptakan komponen shift share yang keempat yaitu pengaruh Alokasi (Aij). Formula analisis shift share Esteban – Marquilas adalah sebagai berikut :

Dij = Nij + Mij + C’ij + Dij = Nij + Mij + C’ij + Aij ... (8)

C’ij = E’ij (rij -- rin)C’ij = E’ij (rij -- rin) ... (9)

Keterangan :

rij = laju pertumbuhan di sektor i di daerah j

rin = laju pertumbuhan di sektor i tingkat nasional

rn = laju pertumbuhan tingkat nasional

E’ij merupakan homothetic employment di sektor i di daerah j yang nilainya :

E’ij = Eij . (Ein / En) ... (10)

Pengaruh alokasi atau allocation effect untuk sektor i di daerah j (Aij) adalah bagian dari keunggulan kompetitif tradisional (klasik) yang menunjukkan adanya tingkat spesialisasi di sektor i di daerah j. Aij diformulasikan sebagai berikut :

Aij = (Eij– E’ij) . (rij -- rin) ... (11)

3 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Hasil Location Quotient (LQ)

Berdasarkan analisis LQ pada Kabupaten Madiun selama tahun 2011-2015 diperoleh hasil sebagai berikut, sektor-sektor yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 (LQ>1) yang berarti mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Madiun adalah sektor Pertanian; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor


(12)

Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Jasa Pendidikan; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta sektor Jasa Lainnya.

Berikut merupakan sektor-sektor yang memiliki nilai LQ kurang dari 1 (LQ<1) adalah sektor Pertambangan dan Penggalian; sektor Industri Pengolahan; sektor Listrik dan Gas; sektor Transportasi dan Pergudangan; sektor Akomodasi dan makan minum; Real Estate; serta sektor Jasa Perusahaan yang berarti sektor tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Madiun dan kurang berpotensi untuk dikembangkan. kurang berpotensi untuk dikembangkan. 3.2 Pembahasan Hasil Shift Share

Pengaruh pertumbuhan ekonomi (Nij) Kabupaten Madiun dari tahun 2011-2015 disemua sektor ekonominya memiliki kinerja yang positif. Sektor-sektor yang memiliki bauran industri (Mij) yang bagus adalah sektor Informasi dan Komunikasi; diikuti oleh sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Jasa Pendidikan; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Industri Pengolahan; sektor Akomodasi dan makan minum; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; sektor Transportasi dan Pergudangan; Real Estate; sektor Konstruksi; serta sektor

Jasa Perusahaan. Sedangkan sektor yang memiliki keunggulan kompetitif (C’ij)

tahun 2011-2015 adalah sektor Pertanian; sektor Transportasi dan Pergudangan; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Pendidikan; sektor Listrik dan Gas; sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Administrasi Pemerintahan; serta sektor Jasa Lainnya. Sementara itu, sektor yang memiliki alokasi (Aij) adalah sektor Pertanian; sektor Jasa Pendidikan; sektor Akomodasi dan makan minum; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Perusahaan; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Konstruksi; sektor Jasa Lainnya; Real Estate sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; sektor Industri Pengolahan; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi. Kemudian kinerja (Dij) sepanjang tahun 2011-2015 disemua sektor ekonomi memiliki


(13)

pengaruh yang positif hanya ada 2 sektor berpengaruh negatif yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Akomodasi dan makan minum.

Berdasarkan nilai efek alokasi Kabupaten Madiun tahun 2011-2015 sektor yang memiliki spesialisasi dan keunggulan kompetitif adalah sektor Pertanian; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Pendidikan; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estate; sektor Administrasi Pemerintahan; serta Jasa Lainnya.

4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share Esteban

Marquillas dengan menggunakan data PDRB Kabupaten Madiun tahun

2011-2015 diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan analisis LQ pada Kabupaten Madiun selama tahun 2011-2015 diperoleh hasil sebagai berikut, sektor-sektor yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 (LQ>1) yang berarti mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Madiun adalah sektor Pertanian; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Jasa Pendidikan; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta sektor Jasa Lainnya. Sedangkan merupakan sektor-sektor yang memiliki nilai LQ kurang dari 1 (LQ<1) adalah sektor Pertambangan dan Penggalian; sektor Industri Pengolahan; sektor Listrik dan Gas;; sektor Transportasi dan Pergudangan; sektor Akomodasi dan makan minum; Real Estate; serta sektor Jasa Perusahaan yang berarti sektor tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Madiun dan kurang berpotensi untuk dikembangkan.

2. Berdasarkan hasil analisis shift share Esteban Marquillas sepanjang tahun 2011-2015 terlihat bahwa pengaruh pertumbuhan wilayah (Nij) Provinsi Jawa Timur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan


(14)

ekonomi Kabupaten Madiun. Semua sektor mempunyai kontribusi yang positif terhadap PDRB Kabupaten Madiun yaitu meliputi sektor Pertanian; diikuti dengan sektor Perdagangan Besar dan Eceran; serta sektor Konstruksi.

3. Bauran industri (Mij) Kabupaten Madiun relatif bagus bisa terlihat beberapa sektor memiliki nilai negatif dan nilai positif. Adapun sektor yang memiliki posisi yang bagus adalah sektor Informasi dan Komunikasi.

4. Sektor ekonomi yang memiliki keunggulan Kompetitif (Cij) Kabupaten Madiun adalah sektor Pertanian; sektor Transportasi dan Pergudangan; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Pendidikan; sektor Listrik dan Gas; sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Administrasi Pemerintahan; serta sektor Jasa Lainnya.

5. Sementara itu, sektor yang memiliki alokasi (Aij) adalah sektor Pertanian; sektor Jasa Pendidikan; sektor Akomodasi dan makan minum; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Perusahaan; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Konstruksi; sektor Jasa Lainnya; Real Estate sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; sektor Industri Pengolahan; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi.

6. Kinerja (Dij) sepanjang tahun 2011-2015 sebagian besar sektor ekonomi memiliki pengaruh yang positif hanya ada 2 sektor berpengaruh negatif yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Akomodasi dan makan minum.

7. Sektor unggulan pertama Kabupaten Madiun adalah sektor Pertanian; kemudian sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang sebagai unggulan kedua. Sektor Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Keuangan dan Jasa Asuransi; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Jasa Lainnya; sektor


(15)

Jasa Pendidikan; serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial berpotensi untuk diunggulkan. Sektor Industri Pengolahan; sektor Akomodasi dan Makan Minum; sektor Jasa Perusahaan tidak memiliki Keunggulan. Sektor yang menduduki urutan paling akhir dan beresiko diunggulkan karena dapat merusak lingkungan biotik dan abiotik adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.

8. Pola perubahan struktur perokonomian Kabupaten Madiun bahwa terlihat adanya perubahan sektor perekonomian dari perekonomian tradisional Pertanian sebagai basisnya menuju ke perekonomian yang lebih modern seperti sektor Informasi dan Komunikasi serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, maka saran yang perlu dipertimbangkan untuk masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah Kabupaten Madiun seharusnya pemerintah mempertahankan sektor pertanian, sektor ini memiliki kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Madiun. Kemudian pemerintah juga harus mengembangkan lagi sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki kontribusi yang kecil untuk PDRB Kabupaten Madiun. 2. Perlu adanya pengembangan yang seimbang disemua sektor ekonomi

Kabupaten Madiun mengingat semua sektor memiliki pengaruh yang saling berkaitan.

3. Bagi akademisi perlu adanya pengembangan model dan variabel baru agar lebih sempurnanya penelitian ini, sehingga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Penerbit Graha Ilmu.

BPS Kabupaten Madiun (2015), Kabupaten Madiun dalam Angka 2015. Madiun BPS Provinsi Jawa Timur (2015), Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2015. Jawa


(16)

Evi Yulia Purwati dan Hastarini Dwi Atmanti. 2008. Analisis Sektor dan Produk

Unggulan Kabupaten Kendal. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,

Semarang.

Faisal. 2014. Analisis Sektor Unggulan Perekonomian Kota Banda Aceh.

Politeknik Negeri Lhokseumawe. Aceh.

Haris, Zulfi. 2012. Analisis Penentuan Sektor/SubSektor Unggulan dan Ka itannya

dengan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Lampung Utara.

Universitas Indonesia. (Tesis)

Hidayat, Januardy A. 2013. Analisis Sektor Perekonomian di Kota Manado. Universitas Samratulangi Manado

Jhingan, M. L. 1992. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Terjemahan. Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah, dan

Kebijakan. Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta

Latuny, Elsjamina. 2014. Analisis Sektor Ungglan di Propinsi Maluku. Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura.

Lincolin, Arsyad. 1992. Ekonomi Pembangunan Edisi Ke-2. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

____________.1999. Ekonomi Pembangunan Cetakan I Edisi 4. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta.

Miroah, Chumaidatul. 2015. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Kota Semarang

Melalui Pendekatan Tipologi Klassen. Universitas Negeri Semarang.

(Skripsi)

Nikijuluw, Jeanee B. 2013. Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten/Kota

di Propinsi Maluku.Maluku.

Rachbini, Didik J. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya

Manusia. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. (Dalam Chumaidatul)

Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional, Ketimpangan

Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah Timur Sumatra Utara. Pustaka

Bangsa Press.

Siti Fatimah Nurhayati dan Eny Kusumawati. 2013. Identifikasi Sektor Unggulan

Kabupaten Lamongan: Tahun 2006-2010. Fakultas Ekonomi Universitas

Muhammadiyah Surakarta. Vol.14.

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Boduose Media. Padang. Sumatera Barat.

Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar

Kebijakan. LPE-UI. Jakarta.


(17)

Tarigan. 2003. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Usya, Nurlatifa. 2006. Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor

Unggulan di Kabupaten Subang. Institut Pertanian Bogor.

Wijaya, Dodik. 2012. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian

Wilayah Kabupaten Ngawi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. (Tesis)

Yulianita, Anna. 2012. Analisis Sektor Unggulan dan Pengeluaran Pemerintah di

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya,


(1)

Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Jasa Pendidikan; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta sektor Jasa Lainnya.

Berikut merupakan sektor-sektor yang memiliki nilai LQ kurang dari 1 (LQ<1) adalah sektor Pertambangan dan Penggalian; sektor Industri Pengolahan; sektor Listrik dan Gas; sektor Transportasi dan Pergudangan; sektor Akomodasi dan makan minum; Real Estate; serta sektor Jasa Perusahaan yang berarti sektor tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Madiun dan kurang berpotensi untuk dikembangkan. kurang berpotensi untuk dikembangkan.

3.2 Pembahasan Hasil Shift Share

Pengaruh pertumbuhan ekonomi (Nij) Kabupaten Madiun dari tahun 2011-2015 disemua sektor ekonominya memiliki kinerja yang positif. Sektor-sektor yang memiliki bauran industri (Mij) yang bagus adalah sektor Informasi dan Komunikasi; diikuti oleh sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Jasa Pendidikan; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Industri Pengolahan; sektor Akomodasi dan makan minum; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; sektor Transportasi dan Pergudangan; Real Estate; sektor Konstruksi; serta sektor Jasa Perusahaan. Sedangkan sektor yang memiliki keunggulan kompetitif (C’ij) tahun 2011-2015 adalah sektor Pertanian; sektor Transportasi dan Pergudangan; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Pendidikan; sektor Listrik dan Gas; sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Administrasi Pemerintahan; serta sektor Jasa Lainnya. Sementara itu, sektor yang memiliki alokasi (Aij) adalah sektor Pertanian; sektor Jasa Pendidikan; sektor Akomodasi dan makan minum; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Perusahaan; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Konstruksi; sektor Jasa Lainnya; Real Estate sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; sektor Industri Pengolahan; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi. Kemudian kinerja (Dij) sepanjang tahun 2011-2015 disemua sektor ekonomi memiliki


(2)

pengaruh yang positif hanya ada 2 sektor berpengaruh negatif yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Akomodasi dan makan minum.

Berdasarkan nilai efek alokasi Kabupaten Madiun tahun 2011-2015 sektor yang memiliki spesialisasi dan keunggulan kompetitif adalah sektor Pertanian; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Pendidikan; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; Real Estate; sektor Administrasi Pemerintahan; serta Jasa Lainnya.

4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis Location Quotient (LQ) dan Shift Share Esteban

Marquillas dengan menggunakan data PDRB Kabupaten Madiun tahun

2011-2015 diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan analisis LQ pada Kabupaten Madiun selama tahun 2011-2015 diperoleh hasil sebagai berikut, sektor-sektor yang memiliki nilai LQ lebih dari 1 (LQ>1) yang berarti mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Madiun adalah sektor Pertanian; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Jasa Pendidikan; sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; serta sektor Jasa Lainnya. Sedangkan merupakan sektor-sektor yang memiliki nilai LQ kurang dari 1 (LQ<1) adalah sektor Pertambangan dan Penggalian; sektor Industri Pengolahan; sektor Listrik dan Gas;; sektor Transportasi dan Pergudangan; sektor Akomodasi dan makan minum; Real Estate; serta sektor Jasa Perusahaan yang berarti sektor tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Kabupaten Madiun dan kurang berpotensi untuk dikembangkan.

2. Berdasarkan hasil analisis shift share Esteban Marquillas sepanjang tahun 2011-2015 terlihat bahwa pengaruh pertumbuhan wilayah (Nij) Provinsi Jawa Timur berpengaruh positif terhadap pertumbuhan


(3)

ekonomi Kabupaten Madiun. Semua sektor mempunyai kontribusi yang positif terhadap PDRB Kabupaten Madiun yaitu meliputi sektor Pertanian; diikuti dengan sektor Perdagangan Besar dan Eceran; serta sektor Konstruksi.

3. Bauran industri (Mij) Kabupaten Madiun relatif bagus bisa terlihat beberapa sektor memiliki nilai negatif dan nilai positif. Adapun sektor yang memiliki posisi yang bagus adalah sektor Informasi dan Komunikasi.

4. Sektor ekonomi yang memiliki keunggulan Kompetitif (Cij) Kabupaten Madiun adalah sektor Pertanian; sektor Transportasi dan Pergudangan; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Pendidikan; sektor Listrik dan Gas; sektor Perdagangan Besar dan Eceran, sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Konstruksi; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi; sektor Administrasi Pemerintahan; serta sektor Jasa Lainnya.

5. Sementara itu, sektor yang memiliki alokasi (Aij) adalah sektor Pertanian; sektor Jasa Pendidikan; sektor Akomodasi dan makan minum; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Jasa Perusahaan; sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Konstruksi; sektor Jasa Lainnya; Real Estate sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial; sektor Industri Pengolahan; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Jasa Keuangan dan Asuransi.

6. Kinerja (Dij) sepanjang tahun 2011-2015 sebagian besar sektor ekonomi memiliki pengaruh yang positif hanya ada 2 sektor berpengaruh negatif yaitu sektor Pertambangan dan Penggalian serta sektor Akomodasi dan makan minum.

7. Sektor unggulan pertama Kabupaten Madiun adalah sektor Pertanian; kemudian sektor Air, Pengelolaan Sampah, dan Daur Ulang sebagai unggulan kedua. Sektor Konstruksi; sektor Informasi dan Komunikasi; sektor Keuangan dan Jasa Asuransi; sektor Perdagangan Besar dan Eceran; sektor Administrasi Pemerintahan; sektor Jasa Lainnya; sektor


(4)

Jasa Pendidikan; serta Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial berpotensi untuk diunggulkan. Sektor Industri Pengolahan; sektor Akomodasi dan Makan Minum; sektor Jasa Perusahaan tidak memiliki Keunggulan. Sektor yang menduduki urutan paling akhir dan beresiko diunggulkan karena dapat merusak lingkungan biotik dan abiotik adalah sektor Pertambangan dan Penggalian.

8. Pola perubahan struktur perokonomian Kabupaten Madiun bahwa terlihat adanya perubahan sektor perekonomian dari perekonomian tradisional Pertanian sebagai basisnya menuju ke perekonomian yang lebih modern seperti sektor Informasi dan Komunikasi serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis yang sudah dilakukan, maka saran yang perlu dipertimbangkan untuk masa yang akan datang adalah sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah Kabupaten Madiun seharusnya pemerintah mempertahankan sektor pertanian, sektor ini memiliki kontribusi yang besar terhadap PDRB Kabupaten Madiun. Kemudian pemerintah juga harus mengembangkan lagi sektor pertambangan dan penggalian yang memiliki kontribusi yang kecil untuk PDRB Kabupaten Madiun. 2. Perlu adanya pengembangan yang seimbang disemua sektor ekonomi

Kabupaten Madiun mengingat semua sektor memiliki pengaruh yang saling berkaitan.

3. Bagi akademisi perlu adanya pengembangan model dan variabel baru agar lebih sempurnanya penelitian ini, sehingga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Penerbit Graha Ilmu.

BPS Kabupaten Madiun (2015), Kabupaten Madiun dalam Angka 2015. Madiun BPS Provinsi Jawa Timur (2015), Provinsi Jawa Timur dalam Angka 2015. Jawa


(5)

Evi Yulia Purwati dan Hastarini Dwi Atmanti. 2008. Analisis Sektor dan Produk

Unggulan Kabupaten Kendal. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro,

Semarang.

Faisal. 2014. Analisis Sektor Unggulan Perekonomian Kota Banda Aceh. Politeknik Negeri Lhokseumawe. Aceh.

Haris, Zulfi. 2012. Analisis Penentuan Sektor/SubSektor Unggulan dan Ka itannya

dengan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Lampung Utara.

Universitas Indonesia. (Tesis)

Hidayat, Januardy A. 2013. Analisis Sektor Perekonomian di Kota Manado. Universitas Samratulangi Manado

Jhingan, M. L. 1992. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Terjemahan. Kuncoro, Mudrajad. 2000. Ekonomi Pembangunan Teori, Masalah, dan

Kebijakan. Penerbit Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta

Latuny, Elsjamina. 2014. Analisis Sektor Ungglan di Propinsi Maluku. Fakultas Ekonomi Universitas Pattimura.

Lincolin, Arsyad. 1992. Ekonomi Pembangunan Edisi Ke-2. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN. Yogyakarta.

____________.1999. Ekonomi Pembangunan Cetakan I Edisi 4. Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Yogyakarta.

Miroah, Chumaidatul. 2015. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Kota Semarang Melalui Pendekatan Tipologi Klassen. Universitas Negeri Semarang. (Skripsi)

Nikijuluw, Jeanee B. 2013. Analisis Sektor Ekonomi Unggulan Kabupaten/Kota di Propinsi Maluku.Maluku.

Rachbini, Didik J. 2001. Pembangunan Ekonomi dan Sumber Daya Manusia. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. (Dalam Chumaidatul) Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional, Ketimpangan

Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah Timur Sumatra Utara. Pustaka Bangsa Press.

Siti Fatimah Nurhayati dan Eny Kusumawati. 2013. Identifikasi Sektor Unggulan Kabupaten Lamongan: Tahun 2006-2010. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Vol.14.

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Boduose Media. Padang. Sumatera Barat.

Sukirno, Sadono. 1985. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan. LPE-UI. Jakarta.


(6)

Tarigan. 2003. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara. Usya, Nurlatifa. 2006. Analisis Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor

Unggulan di Kabupaten Subang. Institut Pertanian Bogor.

Wijaya, Dodik. 2012. Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian Wilayah Kabupaten Ngawi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. (Tesis) Yulianita, Anna. 2012. Analisis Sektor Unggulan dan Pengeluaran Pemerintah di

Kabupaten Ogan Komering Ilir. Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya, Palembang.


Dokumen yang terkait

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN Analisis Sektor Unggulan Dalam Meningkatkan Perekonomian Dan Pembangunan Wilayah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2015.

0 3 14

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN Analisis Sektor Unggulan Dalam Meningkatkan Perekonomian Dan Pembangunan Wilayah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2015.

0 1 13

PENDAHULUAN Analisis Sektor Unggulan Dalam Meningkatkan Perekonomian Dan Pembangunan Wilayah Kabupaten Pekalongan Tahun 2011-2015.

0 2 8

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI WILAYAH KABUPATEN MADIUN TAHUN 2011-2015 Analisis Sektor Unggulan Di Wilayah Kabupaten Madiun Tahun 2011-2015.

0 3 15

PENDAHULUAN Analisis Sektor Unggulan Di Wilayah Kabupaten Madiun Tahun 2011-2015.

0 2 13

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KABUPATEN PACITAN Analisis Sektor Unggulan Dalam Meningkatkan Perekonomian Kabupaten Pacitan Tahun 2011-2015.

0 3 16

“ ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2011-2015” Analisis Sektor Unggulan Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015.

0 6 19

“ ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2011-2015” Analisis Sektor Unggulan Di Kabupaten Wonogiri Tahun 2011-2015.

0 2 15

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MADIUN TAHUN Analisis Sektor Unggulan Dan Potensi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Madiun Tahun 2007-2011.

0 1 13

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MADIUN TAHUN 2007-2011 Analisis Sektor Unggulan Dan Potensi Pertumbuhan Ekonomi Di Kota Madiun Tahun 2007-2011.

0 2 15