b. menumbuhkan, mengembangkan, dan memperluas jangkauan
lembaga penjamin kredit; c.
memberikan kemudahan dan fasilitasi dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh pembiayaan; dan
2 Dunia Usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan dan masyarakat berperan serta secara aktif meningkatkan akses
Usaha Mikro dan Kecil terhadap pinjaman atau kredit sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan dengan cara:
a. meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan usaha;
b. meningkatkan pengetahuan tentang prosedur pengajuan kredit
atau pinjaman; dan c.
meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis serta menajerial usaha.
Bagian Kedua Pembiayaan dan Penjaminan Usaha Menengah
Pasal 32
Pemerintah Daerah melakukan pemberdayaan Usaha Menengah dalam bidang pembiayaan dan penjaminan dengan:
a. memfasilitasi dan mendorong peningkatan pembiayaan modal kerja
dan investasi melalui perluasan sumber dan pola pembiayaan, akses terhadap pasar modal dan lembaga pembiayaan lainnya; dan
b. mengembangkan Lembaga Penjamin Kredit dan lembaga lainnya serta
meningkatkan fungsi Lembaga Penjamin Ekspor dan Konsultan Keuangan Mitra Bank.
BAB X KEMITRAAN DAN JEJARING USAHA
Bagian Kesatu Kemitraan
Pasal 33
1 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat melakukan kerjasama usaha
dengan pihak lain dalam bentuk kemitraan berdasar kesetaraan. 2
Dunia usaha, Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Pendidikan dan masyarakat memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah untuk melakukan kemitraan dalam berbagai bidang usaha.
3 Pemerintah Daerah memfasilitasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
untuk melakukan kemitraan dalam berbagai bentuk bidang usaha.
Pasal 34
Kemitraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ditujukan untuk:
a. mewujudkan kemitraan antara usaha mikro, kecil dan menengah
dengan usaha besar; b.
mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan usaha mikro, kecil dan menengah dalam pelaksanaan transaksi usaha dengan usaha besar;
c. mengembangkan kerjasama untuk meningkatkan daya saing Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah; dan d.
Mencegah terbentuknya penguasaan pasar dan pemusatan usaha yang merugikan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah,
Pasal 35
1 Kemitraan sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 33
dapat dilaksanakan dengan pola:
a. inti plasma;
b. sub kontrak;
c. perdagangan umum;
d. distribusi dan keagenan; dan
e. bentuk lainnya.
2 Ketentuan lebih lanjut mengenai pola kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam Peraturan Walikota.
Bagian Kedua Jejaring Usaha
Pasal 36
1 Setiap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dapat membentuk Jejaring
Usaha. 2
Jejaring Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1, meliputi bidang usaha yang mencakup bidang-bidang yang disepakati oleh
kedua belah pihak dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, ketertiban umum dan kesusilaan.
3 Pememerintah
Daerah mengembangkan
dan memfasilitasi
pembentukan jejaring usaha.
BAB XI SANKSI ADMINISTRATIF
Pasal 37
3 Dalam hal Pemerintah Daerah menemukan ketidakbenaran dalam
penyampaian dokumen danatau informasi yang diberikan oleh Usaha Mikro, Kecil dan Menengah danatau penyalahgunaan
fasilitas pemberdayaan yang diterimanya maka Pememrintah Daerah dapat memberikan sanksi administratif.
4 Ketentuan lebih lanjut mengenai jenis dan tata cara pemberian
sanksi administratif diatur denganPeraturan Walikota.
BAB XII KETENTUAN PENUTUP