Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif
pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Sepak Bola memiliki peminat banyak dari penggemar olahraga. Sepak bola menjadi berita olahraga paling banyak diberitakan media massa. Penulisan berita
sepak bola di media massa daring sering menggunakan laporan jenis
straight news
, karena laporan berita lebih banyak ditulis langsung pada sesaat setelah pertandingan usai. Namun, beberapa media massa menulis berita tersebut dengan
gaya penulisan jurnalisme naratif atau pengkisahan dengan maksud untuk membuat laporan menjadi lebih menarik.
Istilah jurnalisme naratif agaknya sering dipadankan dengan istilah lain, contohnya feature, jurnalisme sastra, jurnalisme sastrawi, atau jurnalisme
kesastraan. Versi lain menambahkannya dengan jurnalisme baru
new jurnalism
. Istilah jurnalisme baru itu
– sebagai terjemahan dari
new jurnalism
– merupakan sebuah fenomena pers di Amerika Serikat pada tahun 1960-an, yang
mengkombinasikan kaidah pers dan kaidah sastra dalam laporan jurnalistik Sobur, 2014: 47.
Struktur narasi paling umum digunakan dalam jurnalisme memang terbatas. Saat jurnalisme berkembang kian kompleks dan topiknya kian luas, banyak
wartawan menganggap struktur atau teknik jurnalisme lama tidak lagi memadai. Wartawan berpikir ulang mengenai elemen dasar berita
– siapa, apa, kapan, di mana, dan bagaimana. Roy Peter Clark, profesor penulisan di Poynter Institute di
Florida mengembangkan pedoman standar 5W 1H menjadi pendekatan baru yang naratif. 5W 1H adalah singkatan dari
who
siapa,
what
apa,
where
di mana,
when
kapan,
why
mengapa, dan
how
bagaimana. Pada narasi, menurut Clark
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif
pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
dalam sebuah esai
Nieman Reports
,
who
berubah menjadi karakter,
what
berubah menjadi plot atau alur,
where
menjadi setting,
when
menjadi kronologi,
why
menjadi motif, dan
how
menjadi narasi Sobur, 2014: 45. Penulisan berita sepak bola di media massa membawa kekayaan bahasa yang
terdapat di dalamnya. Hal ini membuat penulis tertarik menganalisis wacana berita sepak bola
.
Dalam penelitian ini, penulis berfokus menganalisis wacana berita Real Madrid menjuarai Piala Eropa
UEFA Champions League
untuk kesepuluh kalinya atau lebih dikenal dengan sebutan
La Decima
. Piala Eropa merupakan ajang sepak bola paling diminati di Eropa. Banyak
yang menyebutkan kompetisi ini merupakan ajang kompetisi sepak bola terbesar setelah Piala Dunia. Tak heran jika pertandingan pada kompetisi ini diberitakan
begitu masif di media massa. Kecanggihan teknologi internet membuat penggemar bola dapat dengan
mudah memperoleh informasi sepak bola dengan mengakses situs berita pada media massa daring, seperti Suara.com, Detik.com, Goal.com, Republika.co.id,
Jawapos.com, Tempo.co, dan Kompas.com. Selain karena harganya relatif lebih murah dan bisa diakses kapan saja, di saat waktu senggang. Oleh sebab ini,
penulis lebih memilih menganalisis wacana sepak bola seputar Piala Eropa dari media massa daring.
Wacana sepak bola Piala Eropa pada media massa daring tidak kalah menariknya, banyak kekayaan bahasa bisa ditemukan di sini, misalnya
“
Sundulan kepala
Sergio Ramos Detiksport 25 Mei 2014”, “
Tandukan kepala
Sergio Ramos Republika 25 Mei 2014”, “Ronaldo yang jadi eksekutor sukses
menceploskan
bola goal.com, 25 Mei 2014”, dan “Real Madrid
menggelontorkan
tiga gol ke gawang Atletico Tempo.co.id 25 mei 2014.”
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif
pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
KBBI edisi keempat 2008: 1356 telah mencatat
sundulan
sebagai istilah unik sepak bola yang berarti “hasil menyundul”, “
sundulan
nya menjebolkan gawang lawan
.” Kata
tandukan
juga memiliki arti yang sama dengan kata
sundulan
yang berarti “hasil menanduk”, “hasil menyundul bola”, “
tandukan
nya berhasil membobolkan gawang lawan KBBI, 2008: 1395
”, walaupun sebenarnya kata
tanduk
lebih tepat digunakan oleh binatang, sebab binatanglah yang memiliki tanduk, sedangkan manusia tidak bertanduk. Binatang biasanya menanduk karena
melindungi diri, marah kepada musuh, dan menjadi liar. Apakah istilah
tandukan
dalam sepak bola menggambarkan bahwa pemain yang menanduk menjadi liar karena marah kepada musuh, melawan musuh demi melindungi timnya dari
kekalahan? Pertanyaan itu kiranya bisa dipecahkan melalui teori analisis wacana kritis.
Menceploskan
dan
menggelontorkan
hampir sama dengan kata
jebret
di atas, merupakan tiruan bunyi
onomatope
.
Ceplos
sendiri lebih tepat jika disandingkan mulut.
Ceplos
artinya “berkata terus terang”,
menceploskan
berarti “mengatakan dengan terus terang” KBBI, 2008: 260. KBBI belum memuat kata
ceplos, menceploskan
untuk istilah yang dipergunakan dalam sepak bola. Seperti kata
gelontor, menggelontorkan
yang memiliki
arti “mengeluarkan”,
“menggelontorkan uang banyak-banyak KBBI, 2008: 434.” Istilah
gelontor
dan
menggelontorkan
lebih tepat jika dikaitkan dengan „uang‟ bukan dengan „bola‟, KBBI belum mencatat istilah gelontor yang disandingkan dengan sepak bola.
Analisis naratif sebenarnya hampir sama dengan analisis wacana kritis. Analisis wacana kritis melihat kosa kata, efek bentuk kalimat pasif, efek
nomalisasi Roger Fowler, Robet Hodge, Gunther Kress, dan Tony Trew, diferensiasi-indiferensiasi, objektivasi-abstraksi, nominasi-kategorisasi, nominasi-
identifikasi, determinasi-indeterminasi, asimilasi-individualiasi, asosiasi-disosiasi Theo Van Leeuwen, posisi subjek-objek, posisi pembaca, kajian feminisme
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif
pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sara Mills, struktur makro tematik, superstruktur skematik, struktur mikro semantik, sintaksis, stilistik, retoris Teun Van Dijk.
Sama halnya dengan analisis wacana kritis. Analisis naratif juga melihat struktur narasi struktur makro, superstruktur, fungsi dan karakter dalam narasi
posisi subjek-objek, posisi narator diferensiasi-indiferensiasi, objektivasi- abstraksi, nominasi-kategorisasi, nominasi-identifikasi, determinasi-indeterminasi,
asimilasi-individualiasi, asosiasi-disosiasi.
Analisis naratif melihat teks berita seperti dongeng, cerita rakyat, atau cerita fiktif, seperti novel, prosa, puisi dan drama. Di dalamnya terdapat cerita, adegan,
tokoh dan karakter. Oleh sebab itu, penulis memilih untuk menggunakan analisis naratif karena lebih menyenangkan. Dari dulu kita sudah hidup bersama cerita
narasi, kita mendengar cerita dan kita juga bercerita. Kita mendengar cerita sejak kecil dibacakan oleh orang tua, dongeng sebagai pengantar tidur, hingga sekarang
kita pun terbiasa membaca cerita novel, prosa, berita, mendengar cerita gosip, dan bercerita. Analisis naratif berarti seperti menganalisis cerita yang akrab
dengan kehidupan sehari-hari. Menurut Eriyanto 2013: 10-11, analisis naratif mempunyai sejumlah
kelebihan.
Pertama,
analisis naratif membantu memahami bagaimana pengetahuan, makna, dan nilai diproduksi dan disebarkan dalam masyarakat.
Sebagai anggota masyarakat, jurnalis memberitakan peristiwa sesuai dengan nilai yang ada dalam masyarakat. Sehingga dengan menggunakan analisis naratif kita
akan bisa mengungkapkan nilai dan bagaimana nilai tersebut disebar kepada masyarakat.
Kedua,
memahami bagaimana dunia diceritakan dalam pandangan tertentu membantu mengetahui kekuatan dan nilai sosial yang dominan dalam masyarakat.
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif
pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Banyak cerita dalam penulisan ini seperti sepak bola lebih merepresentasikan kekuatan dominan, kelompok berkuasa yang ada dalam masyarakat. Versi cerita
dari kelompok berkuasa lebih terlihat dalam narasi dibandingkan dengan kelompok yang tidak berkuasa. Karena itu, lewat analisis naratif kita bisa
mengetahui kekuatan sosial dan politik yang berkuasa, dan bagaimana kekuasaan tersebut bekerja. Lewat analisis naratif, kita misalnya mengetahui aktor mana
yang diposisikan sebagai pahlawan unggulan dan sebaliknya aktor mana yang diposisikan sebagai penjahat musuh. Analisis naratif juga membantu memahami
nilai- nilai mana yang “dimenangkan” dalam berita.
Ketiga,
analisis naratif menyelidiki hal-hal yang tersembunyi dan laten dari suatu teks media. Peristiwa disajikan dalam bentuk cerita, dan dalam cerita
tersebut sebenarnya terdapat nilai-nilai dan ideologi yang ingin ditonjolkan oleh pembuat berita. Pilihan peristiwa, penggambaran atas karakter, pilihan mana yang
ditempatkan sebagai musuh dan pahlawan, dan nilai-nilai mana yang didukung memperlihatkan makna tersembunyi yang ingin ditekankan oleh pembuat berita.
Jurnalis dengan menekankan pada objektifitas dan pemisahan fakta dengan opini, mungkin saja tidak secara jelas menunjukan keberpihakan pada peristiwa atau
aktor yang diberitakan. Analisis naratif membantu untuk mengerti keberpihakan ideologi dari pembuat berita. Lewat susunan peristiwa, karakter, dan unsur-unsur
narasi kita bisa memahami makna yang ingin dikemukakan oleh jurnalis.
Keempat,
analisis naratif merefleksikan kontinuitas dan perubahan komunikasi. Cerita yang sama mungkin diceritakan beberapa kali dengan cara dan
narasi yang berbeda dari suatu waktu ke waktu lain. Perubahan narasi menggambarkan kontinuitas atau perubahan nilai-nilai yang terjadi dalam
masyarakat.
Rangga L. Tobing, 2015 Struktur narasi wacana olah raga sepak bola dengan menggunakan teknik analisis naratif
pada media massa daring di Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Penulis ingin melakukan sesuatu yang berbeda dari kebanyakan penelitian akadimisi sebelumnya. Penelitian yang telah ada, biasanya menggunakan analisis
wacana kritis untuk mengkaji teks berita, seperti menggunakan pendekatan Foucault, Roger Fowler, Robert Hodge, Gunther Kress, Tony Trew, Theo Van
Leeuwen, Sara Mills, Norman Fairclough, dan yang paling banyak digunakan pendekatan Teun A. Van Dijk. Analisis naratif selama ini biasa digunakan untuk
menganalisis cerita, dongeng, puisi, dan prosa. Maka dari itu, menganalisis teks berita dengan menggunakan analisis naratif adalah sesuatu yang baru, belum
banyak digunakan oleh kalangan akademisi.
1.2 Masalah Penelitian