Peran Pemuda dalam Pembangunan Masayarakat Pedesaan (Kasus Penelitian Desa-desa Wilayah Perkotaan, Pinggiran dan Pedesaan Kabupaten Malang Jawa Timur)

PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN
1

MASYARAKAT PEDESAAN
Kasus Penelitian Desa-desa Wilayah Perkotaan, Pinggiran
dan ~edesaan.aiKabupaten Malang
. - Jawa Timur

Oleh
ZAINI ROHMAD

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
1998

YOUTH ROLE IN RURAL COMMUNITY DEVELOPMENT:
Research Cases of Rural in City, Suburb, and Rural
In Malang District East Java
Abstract
The aim of this research was to describe the youth role in rural community
development. The research was carried out in District of Malang, East Java in 1997.

The data were collected by questionnaires, consist of 240 youth and 120 opinion
leaders. The data were sampled by Multiple Stage Procedures.
The results show that generally the level of performance role of youth in rural
community development was classified into medium category. The second shows that
the youth of figure play role better or more actives than ordinary youth in rural
community development. There was a difference standard to evaluate the youth role
in rural community development between youth and opinion leaders. The performance role of youth were influenced by perceived role that related with socialization.
The role of youth in rural community development were influenced by internal and
external factors. External factors were family conditions and society support. Internal
factors were willingness, ability, perception, and chance and opportunity.
To increase the role of youth in rural community development and human
resources development against the complexity of challenge in development was
offered the strategies for youth empowerment. These were: ingratiation stage, self
monitoiing stage, self evaluation and milieu stage, impression management stage, and
looking glasses stage. These strategies are united components and should not be
separated each other.

RINGKASAN
ZAINI ROHMAD. Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan
(Kasus Penelitian Desa-desa Wilayah Perkotaan, Pinggiran, dan Pedesaan di

Kabupaten Malang Jawa Timur) di bawah bimbingan Pang S. Asngari selaku
Ketua, dan H.R Margono Slamet, Siswadi, H. Sarlito Wirawan Sanvono, dan
Andin H. Taryoto, masing-masing selaku anggota.
Peran adalah perilaku yang diharapkan sesuai dengan hngsi

atau

kedudukannya. Perilaku yang dilakukan pemuda adalah belajar dan berlatih serta
berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Belajar dan berlatih adalah proses
pengembangan diri. Partisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat pedesaan
merupakan proses pematangan diri. Dengan cara demikian diharapkan mereka
(pemuda) kelak menjadi matang dalam menghadapi berbagai gerak pembangunan
masyarakat pedesaan di desanya.
Peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu: (a) peran tertentukan (prescription role atau role enactment); (b)
peran harapan (expectation role); dan (c) peran aktual (performance role) atau
kinerja, yaitu perilaku aktual atau perilaku yang secara nyata dilakukan oleh pemuda
dalam pembangunan masyarakat pedesaan.
Pemuda adalah orang yang berada pada masa transisi untuk memasuki masa
dewasa. Peran pemuda ini sangat sentral, karena berhasil tidaknya mereka melakukan

perannya akan menentukw kedudukan mereka di masyarakat di kemudian hari. Oleh
karena itu, diharapkan pemuda aktif dalam kegiatan pembangunan sebagai proses
pengembangan dan pematangan din. Proses pembentukan dan perubahan perilaku
pemuda ditentukan oleh dua determinan, yakni: (1) determinan kultural, dan (2)
determinan hngsional. Determinan kultural berasal dari lingkungan dan bersifat
obyektif Determinan kultural bagi pemuda dapat berasal dari lingkungan sosial dan
alam. Determinan hngsional berasal dari dalam diri pemuda yang bersangkutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peran pemuda dalam pembangunan
masyarakat pedesaan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (1) faktor yang
berada pada individu pemuda yang bersangkutan, disebut faktor internal, dan (2)

faktor yang berasal dari luar yang langsung mempengaruhi pemuda, dan disebut
faktor eksternal. Faktor internal pemuda adalah kesatuan faktor yang mempengamhi
aktualisasi diri pemuda, dan faktor tersebut mendorong individu pemuda untuk
bettindak. Faktor ekstenal adalah faktor di luar pemuda yang langsung mempengaruhi
pemuda. Faktor tersebut disebut lingkungan sosial. Lingkungan sosial pemuda dapat
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kondisi keluarga, dan dorongan masyarakat.
Meneliti peran hams mendasarkan pada prinsip, misi dan tugas atau pekerjaan
peran tersebut dikaji. Berdasarkan tugas atau pekerjaan tersebut akan muncul peran
yang diemban yang sesuai dengan fungsi/kedudukannya. Untuk mengetahui posisi

pemuda tersebut hams diketahui secara pasti peran yang dilakukan atau perilaku yang
mereka lakukan dalam masyarakat, khususnya dalam pembangunan masyarakat
pedesaan.
Berdasarkan ha1 tersebut, masalahnya adalah: bagaimana peran yang dilakukan
pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan?; Secara lebih rinci rumusan
permasalahan penelitian ini adalah bagaimana: (1) peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan?; (2) faktor internal pemuda dalam pembangunan
masyarakat pedesaan?; (3) faktor eksternal pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan; dan (4) hubungan antara faktor internal dan eksternal pemuda dengan peran
aktualnya dalam pembangunan masyarakat pedesaan?
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemuda dalam
pembangunan masyarakat, pedesaan. Secara lebih rinci tujuan penelitian ini adalah:

(1) menemukan gambaran peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan,
(2) menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi peran pemuda dalam pemba-

ngunan masyarakat pedesaan, dan (3) menemukan hubungan antara faktor internal
dan eksternal peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan.
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survei dengan mengambil sampel
dari populasi yang ada. Lokasi dan responden yang


menjadi sumber informasi

penelitian ini dilakukan melalui multi stage procedures dengan stratifikasi wilayah
perkotaan, pinggiran dan pedesaan di Kabupaten Malang Jawa Timur. Dengan
pendekatan ini, pengambilan sampel dilakukan secara bertahap. Tahap I sampel

wilayah berdasarkan tipe desa, yakni desa-desa wilayah perkotaan, pinggiran dan
pedesaan; Tahap I1 penentuan sampel wilayah kecamatan; Tahap 111 penentuan
sampel wilayah desa; dan Tahap IV penentuan subyek responden dan informan
sebgai sampel penelitian. Tahap I, I1 dan I11 dilaksanakan secara purposive yakni
sesuai dengan tujuan penelitian. Tahap IV

dipilih untuk pemuda tokoh secara

purposive, pemuda non tokoh secara random, dan tokoh masyarakat secara
purposive. Setiap kategori diambil dua desa, sehingga terdapat enam desa terpilih
dalam penelitian ini.
Setiap desa secara quota ditentukan 60 orang berdasarkan stratifikasinya,
yakni pemuda yang aktif menjadi pengurus kelompok/organisasi (pemuda tokoh), dan
pemuda yang tidak aktif sebagai sebagai pengurus dan tidak ikut dalam organisasi

(pemuda non tokoh), serta informan tokoh masyarakat (opinion leader). Besar sampel
dalam penelitian ini, setiap desa sebanyak 40 pemuda dan 20 tokoh masyarakat (20
responden pemuda tokoh, 20 responden non tokoh, dan 20 informan tokoh
masyarakat). Jumlah total responden ada 240 responden dan 120 informan tokoh
masyarakat. Metode pengumpul'an data dilakukan dengan wawancara melalui
panduan instrumen (teruji validitas dan reliabilitas) yang dirancang ke dalam 98 item
dengan pedoman isi (content oriented) pada Thurstone dan penyekoran mengikuti
skala Likert. Analisis data menggunakan komputer dengan perangkat SPSS Release
06.00 (SPSS for MS Windows) untuk menganalisis korelasi, ragam, dan regresi, dan
NTSYS dan Excel untuk menganalisis biplot.
Berdasarkan hasil analisis, kasus di lapangan dan pustaka yang mendukung,
diperoleh beberapa kesimpulan. Kesimpulan pertama, Secara umum, kinerja pemuda
dalam pembangunan masyarakat pedesaan

menunjukkan pada tingkat sedang.

Kenyataan ini ditunjukkan oleh prosentase kinerja pemuda dalam pembangunan
masyarakat pedesaan, yakni: (a) pada tingkat rendah sebesar 5,4 persen, (b) pada
tingkat sedang sebesar 52,9 persen, dan (c) pada tingkat tinggi sebesar 4 1,7 persen.
Kedua, Tidak terdapat perbedaan secara nyata kinerja pemuda dalam

pembangunan masyarakat pedesaan antara pemuda yang berdomisili di perkotaan
dengan pemuda yang berdomisili di pinggiran atau pedesaan.

Ketiga, Kinerja pemuda dalam pembangunan pertanian tidak menunjukkan
perbedaan secara nyata antara pemuda tokoh dengan pemuda non tokoh. Secara
visual grafik, pemuda non tokoh lebih aktif dalam bidang pertanian. Hal ini
diiebabkan pemuda tokoh lebih tinggi pendidikannya, lebih luas wawasannya dan
lebih banyak pilihan pekerjaannya sehingga mereka kurang tertarik pada bidang
pertanian di samping kurangnya dorongan keluarga dan masyarakat.
Keempat, Terdapat perbedaan pengalaman dan kerangka pikir pame of

reference) antara pemuda dengan tokoh masyarakat dalam mengevaluasi peran
pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan, sehingga menimbulkan perbedaan tolok ukur yang digunakan. Pemuda tokoh lebih cenderung idealis dan tokoh
masyarakat lebih cenderung realis, sedang pemuda non tokoh merasa sebagai
pengiht.
Kelima, Peran aktual (performed role) pemuda dalam pembangunan
masyarakat pedesaan dipengaruhi oleh peran yang diterima dan dirasakan (percieved

. role) oleh pemuda. Peran terakhir tersebut secara nyata dipengaruhi oleh proses
belajar sosial, termasuk belajar nilai, adat dan tata aturan hidup (sosialisasi) pemuda

dalam pembangunan masyarakat pedesaan.
Keenam, Faktor eksternal pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan
berpengaruh positif terhadap kinerja pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan. Faktor eksternal pemuda adalah lingkungan sosial, yakni kondisi keluarga
dan dorongan masyarakat. Kondisi keluarga yang menunjukkan kesejukan dan
kehangatan keluarga, tingkat perhatian orang'tua, dan dorongan keluarga menentukan
secara nyata terhadap peran aktual pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan. Demikian pula dorongan masyarakat termasuk pemimpin masyarakat
secara nyata menentukan peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan,
baik dalam bidang pertanian, kesehatan, koperasi maupun dalam keagamaan.
Ketujuh, Peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan ditentukan
oleh faktor internal dan eksternal. Semakin hormanis antara faktor internal dan faktor
eksternal pemuda, semakin aktif pemuda tersebut dalam pembangunan masyarakat
pedesaan. Secara visual grafik, peran pemuda dalam pembangunan masyarakat

pedesaan bergantung pada faktor internal (kemauan, kemampuan, persepsi, tingkat
pendidikan, pengalaman organisasi, dan kesempatan), dan faktor eksternal, yakni:
dorongan keluarga, iklim keluarga, dorongan masyarakat, pemimpin masyarakat,
d,orongan sosial, dan terpaan media massa. Kedelapan, Peran pemuda dalam
pembangunan masyarakat pedesaan ditentukan oleh tinggi rendahnya kemauan,

kemampuan, kesempatan, persepsi tentang program pembangunan, dorongan
masyarakat, dan dorongan sosial. Secara lebih rinci pada setiap indikator
pembangunan masyarakat pedesaan adalah: (a) Peran pemuda dalam pembangunan
pertanian ditentukan oleh tinggi rendahnya kemauan, kemampuan, kesempatan,
persepsi dalam program pembangunan, dorongan sosial, keluarga, dan dorongan
masyarakat. (b) Peran pemuda dalam pembangunan kesehatan ditentukan oleh tinggi
rendahnya

kemauan,

kemampuan,

kesempatan,

persepsi

dalam

program


pembangunan, dorongan keluarga, masyarakat, dan dorongan sosial. (c) Peran
pemuda dalam pembangunan koperasi ditentukan oleh tinggi rendahnya kemauan,
kemampuan, kesempatan, persepsi dalam program pembangunan, dorongan keluarga,
masyarakat, dan dorongan sosial, dan (d) Peran pemuda dalam pembangunan
keagamaan ditentukan oleh tinggi rendahnya kemauan, kemampuan, persepsi dalam
program pembangunan, dorongan keluarga, masyarakat, dan dorongan sosial.
Kesembilan,

Semakin tinggi

kemauan pemuda yang didukung oleh

kemampuan, kesempatan yang tersedia dan persepsi yang jelas tentang program
pembangunan, semakin tinggi pula peran pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan. Secara rinci dabat dinyatakan bahwa: (a) Semakin jelas pandangan seorang
pemuda tentang program pembangunan masyarakat pedesaan maka semakin besar
perannya dalam pembangunan masyarakat pedesaan. Demikian pula dengan kejelasan
program kelompok atau organisasi kepemudaan. (b) Peran aktual pemuda dapat
ditingkatkan bila tersedia peluang bagi dirinya untuk mengambil bagian dalam
pembangunan masyarakat pedesaan. Peluang tersebut meliputi baik menyangkut

waktu maupun bargaining di antara mereka (pemuda, masyarakat dan pengelola
pembangunan). (c) Penghargaan terhadap kemampuan pemuda termasuk kemampuan memecahkan masalah, mengendalikan konflik dan kemampuan bekerjasama

dalam pembangunan akan mendorong meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan, baik di bidang pertanian, kesehatan, koperasi maupun
keagamaan, dan (d) Kemauan pemuda untuk berkorban dan kemauan untuk
mdnyesuaikan kemampuan dirinya dengan kesempatan yang tersedia akan
berpengaruh positip terhadap peran aktual pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan, baik dalam bidang pertanian, kesehatan, koperasi maupun keagamaan.
Dalam rangka meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan, maka berbagai tindakan perbaikan perlu segera dilakukan, seperti: (1)

I.Jnt.uk meningkatkan peran pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan, maka
diharapkan kepada segenap pihak untuk memberikan kesempatan pada mereka dalam
mengembangkan kemarnpuan dan menghargai ide dan karyanya dalam pembangunan
masyarakat pedesaan. Oleh karena itu, pelibatan pemuda dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan pada tingkat desa merupakan suatu alternatif
yang dapat memperbesar partisipasi pemuda dalam pembangunan di desa yang
bersangkutan; (2) Perlu dirancang pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan
dan terpadu di kalangan pemuda tentang keikutsertaan pemuda dalam pembangunan
masyarakat pedesaan, baik di pedesaan maupun di desa-desa perkotaan; (3) Perlu
ditumbuh-kembangkan wadah atau kelompok pemuda baik kelompok ir~digenous
maupun kelompok dari atas sebagai tempat

dialog, diskusi,

merancang,

melaksanakan dan mengevaluasi program-program pemuda dalam pembangunan
masyarakat pedesaan; (4) Pada keadaan sekarang, pemuda sangat tergiur untuk
bekerja di luar desanya, sehingga perlu dipikirkan tentang penciptaan jenis-jenis
pekerjaan baru yang menjadi sumber pendapatan (mata pencaharian) yang layak dan
berdasarkan sumber alam yang tersedia serta pekerjaan tersebut dapat dikerjakan oleh
pemuda desa yang bersangkutan, serta sesuai dengan tingkat pendidikannya; (5)
Perlu diupayakan penyuluhan secara berkala dan berkesinambungan, baik mengenai
bidang garapan maupun sasaran sesuai dengan minat dan harapan masyarakat,
pemuda dan keluarga. Hal ini untuk menghindari konflik antara masyarakat, keluarga
dan pemuda. Atau, perlu penyuluhan secara terpadu yang melibatkan semua pihak,
baik pemuda, orang tua maupun masyarakat mengenai kesamaan persepsi tentang

keikutsertaan pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan, sehingga perlu
diciptakan tata aturan yang transparan tentang penempatan personel dalam pembinaan
pemuda dalam pembangunan masyarakat pedesaan, yakni pemegang jabatan tidak
h h s selalu anak aparat pemerintah, tetapi sesuai dengan kemampuan. Hal ini perlu
disadari oleh semua pihak, bahwa konflik peran dapat melemahkan aktivitas pemuda
dalam pembangunan masyarakat pedesaan;
Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, bahwa kinerja pemuda dalam
pembangunan

masyarakat

pemberdayaan

pemuda

pedesaan

belum

dalam pembangunan

optimal,

maka

masyarakat

dalam

rangka

pedesaan

dengan

memperhatikan posisi strategis pemuda serta tantangan di masa depan yang semakin
kompleks, maka pengembangan SDM pada pemuda untuk menumbuhkan tokohtokoh pemuda handal, sebagai inferensi dari pemikiran-pemikiran dan penelitian ini
dirumuskan lima tahap pemberdayaan pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan, yakni: (a) tahap penghargaan, (b) tahap mawas diri, (c) evaluasi diri dan
lingkungan, (d) tahap pengelola kesan, dan (e) tahap mengaca tepo sliro.
Demi pengembangan pemuda di masa depan, maka perlu dilakukan suatu
penelitian yang mengkaji tentang keikutsertaan pemuda dalam pembangunan
masyarakat pedesaan, dan mengevaluasi

peran pemuda tokoh dan ketokohannya

dalam pembangunan masyarakat pedesaan, dengan sudut pandang yang berbeda, baik
secara kualitatif (grordrz&d research) dengan mengambil wilayah yang dapat diamati
secara seksama maupun qecara eksperimen tentang model pembinaan pemuda dalam
pembangunan masyarakat pedesaan yang penulis sarankan (terdiri dari lima tahap,
yakni dari tahap pemberian perhargaaan sampai dengan tahap mengaca t e p sliro atau
looking glass).

PERAN PEMUDA DALAM PEMBANGUNAN
MASY ARAKAT PEDESAAN
i

Kasus Penelitian Desa-desa Wilayah Perkotaan, Pinggiran dan
Pedesaan di Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur

Oleh
ZAINI ROHMAD

Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
pada
Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

:Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan

Judul

(Kasus Penelitian Desa-desa Wilayah Perkotaan, Pinggiran dan
Pedesaan Kabupaten Malang Jawa Timur)
Mahasiswa

:Zaini Rohmad

Nomor Pokok :90515
Program Studi : Ilmu Penyuluhan Pembangunan
Menyetujui:
1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Pang S. Asngari
Ketua

Dr. Ir. Siswadi
Anggota
'

Prof. Dr. H. Sarlito Wirawan Sarwono
Anggota
L

2. Ketua Program Studi
llmu Penyuluhan Pembanguna

~ a n ~ ~ a l \ L u ( u28
s : Nopember 1998

Dr. Ir. Andin H. Taryoto
Anggota

l

Beberapa pengalaman penulis semasa menjadi Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu
Pendidikan IKIP Yogyakarta, adalah: menjadi salah satu penerima beasiswa

-

Supersemar pada tahun 1980 1984, menjadi salah satu Ketua Himpunan Mahasiswa
Jurusan Sosial (HMJ PSIPLS) tahun 1980-1982, sebagai salah seorang mahasiswa
Teladan IKIP Yogyakarta pada tahun 1983, dan menjadi salah seorang Pengurus
Senat Mahasiswa FIP

Yogyakarta pada tahun 1982-1984.

Pengalaman dalam karier, penulis pernah bekerja di Foster Parents' Plan
International yang berada Yogyakarta pada tahun 1984 sampai pertengahan tahun
1986 sebagai Community Worker dan ditugaskan di North OfJice, dan pernah menjadi

Team Coordinator. Pada tahun 1986 sampai sekarang penulis diangkat sebagai dosen
tetap di IKlP MALANG.
Mata ajaran yang pernah penulis bawakan di IIUP MALANG adalah:
Metodologi Penelitian Pendidikan, Statistika Pendidikan, Pendidikan Orang Dewasa,
Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda (PGM); Strategi Pemberdayaan
Masyarakat; Metode dan Teknik Penyuluhan, dan Perubahan Sosial. Penulis juga
mengajar di ~niversitai Swasta di Malaog (PTS) dalam matakuliah Metode
Penelitian, dan Statistika.
Selama bekerja, penulis pernah mengikuti beberapa pelatihan, antara lain:
(1) Community Development di Foster Parents' Plan International tahun 1984-1985.
(2) Fisheries and Husbandaries di Foster Parents' Plan International tahun 1985.
(3) Credit Union di di Foster Parents' Plan International tahun 1986.

(4) Workshop Research of Teaching di PPS IIUP MALANG (IKIP MALANG, IIUP
Jakarta, IKZP Bandung dan PAU-UT) tahun 1989.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Krendowahono, Kabupaten Karanganyar Surakarta,
~ & aTengah pada tanggal 17 Nopember 1958 sebagai anak ke delapan dari delapan
bersaudara dari pasangan Ayah Achmad Munawir ( a h ) dan Ibu Wiji Lestari.
Penulis menjalani pendidikan dasar di desa pada Madrasah Ibtida'iyah
Muhamadiyah tahun 1971, dan melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Gondangrejo lulus tahun 1974 dan lulus SMP Muhamadiyah Kalijambe tahun 1975.
Penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (MAN)
~uraktkalulus 1978, kemudian penulis melanjutkan pendidikan di IKIP Yogyakarta
Jurusan Pendidikan Sosial (Pendidikan Luar Sekolah) dan lulus pada tahun 1984.
Pada tahun ajaran 198711988 penulis mengikuti pendidikan tingkat Magister di IKIP
Malang pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah dengan dukungan dana dari

Tim Managemen Program Doktor (TMPD) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia, hlus pada tanggal 9 Februari tahun 1990, dengan predikat

hfagna cumlaude (Indeks Prestasi Kumulatif 3,67). Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan piogram doktor (S3) pada Program Studi Umu Penyuluhan
Pembangunan lnstitut Pertanian Bogor dengan dukungan dana dari Tim Managemen
Rogram Doktor (TMPD) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Dengan berbagai percobaan dari-Alloh S.W.T dan disertai dorongan Orang
Tua, Keharga, Saudara, Komisi Pembimbing dan iktikat kuat, sehingga penulis
dapat menyelesaikan pendidikan di Institut Pertanian Bogor.

Pada tahun 1988 penulis menikah dengan Dra. Umi Dayati, M.Pd, dan kini
telah dikaruniai oleh Alloh S.W.T dua orang putri, yakni: RISA RAHMAWATI

(Risa) pelajar kelas IV SD Negeri I Kauman, dan DIAN HUTAMI RAHMAWATI
(Dim), kini sekolah di No1 Kecil TK Lab. IKIP MALANG. Penulis beserta keluarga

tinwal di Jl. Simpang Danau Limboto Barat A-4B23 Sawojajar Malang (65139)
Telpon (034 1) 7 13806.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puja dan puji syukur patut selalu penulis panjatkan ke hadirat Alloh SWT.
karena dengan rahmat dan hidayahNya, maka penelitian dan penulisan disertasi
sebagai rangkaian penyelesaian studi tingkat doktor ini dapat selesaikan.
Penelitian ini tidak mungkin terselenggara tanpa keterlibatan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang baik ini penulis menyampaikan rasa
terimakasih yang setulus-tulusnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya,
khususnya kepada ~omi'siPembimbing: Bapak Prof. Dr. Pang S. Asngari, Bapak
prof Dr. H. R. Margono Slamet, Bapak ~r.1r.Siswadi, Bapak Prof. Dr. H. Sarlito
Wirawan Sanvono, dan Bapak Dr. Ir. Andin H. Taryoto, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis baik secara-langsung maupun
tidak langsung, mulai dari perencanaan penelitian sampai dengan penyelesaian tulisan
ini. Terimakasih yang tulus penulis sampaikan pula kepada Bapak-bapak dan Ibu-ibu
Dosen PPS-IPB yang dengan ikhlas telah menularkan sebagian ilmunya melalui
kegiatan perkuliahan dan diskusi-diskusi yang sangat bermanfaat, dan Insya Alloh
menambah wawasan bagi penulis. Penulis sangat berterimakasih kepada Bapak
Rektor IKIP MALANG beserta Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP
MALANG yang telah memberikan kepercayaan, serta menugaskan penulis untuk

mengikuti pendidikan Pascasarjana pada PPS-IPB. Kepada Bapak Rektor yang telah
memberikan kesempatan sehingga memungkinkan penulis menjalankan tugas dan
kepercayaan tersebut, penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya.
Atas segala fasilitas dan bantuan yang diberikan oleh Bapak Direktur beserta seluruh

Staf PPS-IPB selama proses pendidikan, penulis mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya.

-

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ketua Program TMPD, DP3M,
Lembaga Penelitian IKIP MALANG, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat JKIP
MALANG, yang telah menyumbangkan dana dalarn rangka kelancaran jalannya

penelitian ini. Demikian pula kepada Kepala Daerah Tingkat 11 Kabupaten Malang,
Camat Pakis, Karangploso, dan Sumbermanjing Kepala Desa Ampeldento,
Mangliawan, Girimoyo, Tawangargo, Harjokuncaran, dan Sumbermanjing Kulon
beseqta Staf yang telah banyak memberikan bantuan, khususnya perizinan dan
informasi yang diperlukan dalam pengumpulan data.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada para pemuda di wilayah
penelitian yang telah memberikan informasi, para mahasiswa KKN, khususnya
mahasiswa PLS yang membantu dalam pengumpulan data, dan Bapak Soeprapto
Djajengnegoro, Ibu Ir. Rusmawar dan Adik Hadi Turnadi yang membantu analisis
biplot, serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan
penelitian sampai pengolqhan data.
Penghargaan dan rasa terimakasih yang khusus penulis sampaikan kepada istri
Dra. Urni Dayati, M.Pd beserta anak-anak tersayang Risa dan Dian atas ketulusan,
ketabahan dan kesabarannya, sehingga penulis dapat melewati proses pendidikan
yang c u h p menguras egergi ini dengan meraih keberhasilan. Kepada Ibunda yang
telah mendidik dan membesarkan, serta senantiasa mendoakan bagi kesehatan, dan
kesuksesan penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sangat mendalam. Kepada
Ayah Mertua yang senantiasa memberikan nasehat, dorongan, dan do'anya, penulis

menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya. Kepada kakak-kakak penulis yang
telah membantu dengan menyisihkan sebagian belanja anaknya untuk penulis dan
para sahabat yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian studi ini,
penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya. Do'a penulis, semoga
Alloh S.W.T memberikan balasan yang setimpal atas segala amal kebaikan semua
pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian studi ini.
Akhirnya, semoga disertasi ini memberi manfaat, khususnya bagi pembinaan
dan pengembangan pemuda yang menjadi penerus cita-cita bangsa yang membawa
keqnslkhatan bagi umat manusia. Arnien.

Penulis

DAFTAR IS1

Halaman
ABSTRACT . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i

.

DAFTARTABEL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

xx

DAFTARLAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ;. . . . . . . . . . xxii
PmAHULUAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1

Latar Belakang Masalah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

1

Tujuan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ManfaatPenelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Fokxs Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pembangunan Masyarakat Pedesaan. . . . . . . . . . : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Konsep Pembangunan MasLarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Dasar Pemikiran Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Prinsipprinsip Pembangunan Masyarakat Pedesaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

.........................
Strategi Pembangunan ~ a s ~ a r a kPedesaan
at
Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengertian Pemuda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Ci-ciripemuda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.

.

.

.

.

Kedudukan Pemuda dalam Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pengukuran Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat . . . . . . . . . . . . .
Fak;tor-Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Peran Pemuda dalam
Pembangunan Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Karakteristik Individu Pemuda dalarn Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . .

Dorongan Sosial Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan. . . . . . .
Persepsi Pemuda tentang Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . .
Kemauan Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . .
Kemampuan Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . .
1

Kesempatan Pemuda dalam Pembangunan ~ & ~ a r a kPedesaan
at
...........
KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

...........................

Hipotesis . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Definisi Operasional Peubah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
METODE PENELITIAN ....................... I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Rancangan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 109
Responden dan Informan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

113

Populasi dan Sampel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

114

Pengembangan Instrumen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . .

116

Metode Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

121

Teknik Analisis Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

123

HASIL DAN PEMBAHASAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

129

.

Keadaan Geografi Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

129

Kelompok/organisasi Kepemudaan di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . .

131

Pemuda di Kabupaten Malang . . . . . . . . .. .. .. ... .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

133

Sebaran Usia Responden di Kabupaten Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

134

Sebaran Tingkat Pendidikan Responden . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

138

Kinerja Pemuda dalarn Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . .

140

Peran Aktual Pemuda dalam Pemb&gunan Masyarakat Pedesaan. . . . . . . . . . . . . . 142
Keragaan Peran Pemuda dalarn Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . .

153

Gambaran Keragarnan Kinerja Pemuda dalam Pembangunan . . . . . . . . . . . . . . 155
Obyek Desa Wilayah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 163
Keterkaitan Obyek Desa dengan Peubah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 167
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Pemuda dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Persepsi. Kesempatan. Kemampuan. ~emauandan Perannya . . . . . . . . . . .

171
181

Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peubah Kriterium . . . . . . . . .
Pembahasan dan Implikasinya . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Diskusi Hasil Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
6

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Pemuda dalam
Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Faktor Eksternal Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . .
Faktor Internal Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan. . . . . .
Implikasi Pembinaan Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan. . .
Ilmu Penyuluhan Pembangunan untuk Mempercepat Terwujudnya Peran
Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan. . . . . . . . . . . . . .
Filosofi Pembinaan Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan. . .
Model Pembinaan Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . .
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

269

DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . : . . . . . . . : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

273

LAMPIRAN . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

293

-

Tabel

Teks

1. SebAran Usia Pemuda di Wilayah Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

135

2. Sebaran Usia Pemuda Responden Ditinjau dari Status Sosial

137

............
3. Profil Pendidikan Pemuda di Malang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
4. Kinerja Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . .

139
141

5. Perbedaan Wilayah Pedesaan tentang Peran Aktual Pemuda dalam Pemba-

ngunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

144

6. Peran Aktual Pemuda Ditinjau dari Status Sosial ......................

147

7. Korelasi Peran yang Diterima dan Dirasakan dangan Peran aktual ........

151

8. Keragaman Kinerja Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan

156

...
9. Hubungan Dorongan Keluarga dengan Dorongan Sosial ................
10.Hubungan Koefisien Dorongan Sosial ...............................
1 1. Koefisien Korelasi antar Peubah Karakteristilc Individu Pemuda . . . . . . . . . . .
12. Persepsi, Kesempatan. Kemampuan. Kemauan dan Perannya . . . . . . . . . . . . .
13. Regresi Ganda antara Peubah Prediktor dengan Peubah Kriterium . . . . . . . . .
14. Rekapitulasi Regresi Ganda Peubah Prediktor dengan Peubah Kriterium . . . .
15. Regresi Ganda antara Peubah Prediktor dengan Peubah Kriterium ........
16. Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat ~edesaan..................................

172
176
180
182
183
186
192

198

17. Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam Bidang

Pertanian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

200

18. Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam Bidang

Kesehatan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

203

19. Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam Bidang

Koperasi. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

206

20. Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam Bidang

Keagamaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

209

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

Teks

Gambar 1. Proses Terbentuknya Peran Pemuda dalam Pembangunan
Masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

5

Gambar 2. Pengertian Pemuda dari Berbagai Dimensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

42

...................................

78

4

Gambar 3. Pembentukan Persepsi

Gambar 4. Keterkaitan Faktor-faktor yang mempengaruhi Peran
Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan

.............

102

Gambar 5. Keragaman Peubah Peran dalam Pembangunan Masyarakat
Pedesaan (sebelum .distandardisasi) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 158
Gambar 6. Obyek Desa dan Status Sosial Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 165
Gambar 7. Obyek Desa dengan Peubah Peran Pemuda dalam Pembangunan
Masyarakat Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

168

Gambar 8. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peran Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan

..............................

247

Gambar 9. Model Pembinaan Pemuda dalam Pembangunan Masyarakat
Pedesaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 260

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

T ek s

Halaman

1. Peta Kabupaten Malang Jawa Timur .............................

294

1. Matriks Korelasi Peran pemuda dalam Pembangunan Masyarakat

Pedes a a n . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2. Korelasi Parsial antara Peubah bebas dengan Peubah Terikat ..........

295
296

3. Koefisien Regresi antara Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda
,

-

..

dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan dengan 18 Peubah . . . . . .

297

4. Koefisien Regresi antara Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda
a

dalam Pembangunan Pertanian dengan 18 Peubah .................. 298

5. Koefisien Regresi antara Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda

dalam Pembangunan Kesehatan dengan 18 Peubah. . . . . . . . . . . . . . . . .

299

6. Koefisien Regresi antara Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda

dalam Pembangunan Koperasi dengan 18 Peubah. . . . . . . . . . . . . . . . . . .

300

7. Koefisien Regresi antara Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda

dalam Pembangunan Keagamaan dengan 18 Peubah . . . . . . . . . . . . . . . .

301

8. Koefisien Regresi antara Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda

dalam Pembangunan Masyarakat Pedesaan dengan 8 Peubah . . . . . . . .

302

9. Koefisien Regresi antpa Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda

dalam Pembangunan Pertanian dengan 8 Peubah . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

302

10. Koefisien Regresi antara Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda

dalam Pembangunan Kesehatan dengan 8 Peubah. . . . . . . . . . . . . . . . . . 303
1 1. Koefisien Regresi antara Peubah ~redikiordengan Kriterium Peran Pemuda

dalam Pembangunan Koperasi dengan 8 Peubah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 303
12. Koefisien Regresi antara Peubah Prediktor dengan Kriterium Peran Pemuda

dalam Pembangunan Keagamaan dengan 8 Peubah . . . . . . . . . . . . . . . . 304
13. Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam

Pembangunan Pertanian . . . . . . . . .- . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 305

14, Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam

Pembangunan Kesehatan ..................................... 305
15. Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam
I

Pembangunan Koperasi
. .

......................................
306
.....- .-

16. Hubungan Kausal Peubah Prediktor dengan Peran Pemuda dalam

Pembangunan Keagamaan. .................................... 306

PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
' K i r a n y a tidak perlu dipermasalahkan Iagi, bahwa memperhatikan generasi
muda merupakan sesuatu yang penting. Bukan saja karena mengingat jurnlahnya yang
terbesar dari semua golongan usia penduduk Indonesia, tetapi juga peran dan hngsi
strategis yang pernah dan akan disandangnya.
Berdasarkan usia, komposisi penduduk Indonesia berbentuk kerucut, sama
halnya komposisi penduduk di negara-negara sedang berkembang. Jumlah generasi
muda di Indonesia lebih dari 42 persen dari jumlah seluruh penduduknya, atau sekitar
75 juta dari penduduk Indonesia (Menpora, 1990:Z). Jumlah yang besar ini merupakan

kekuatan potensial yang perlu dijelmakan menjadi kekuatan riil. Dengan demikian,
pembinaan dan pengembangan pemuda secara tepat akan menjadikan pemuda sebagai
aset yang sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan bangsa dan negara. Namun
sebaliknya, bila pemuda tidak dibina dan dikembangkan secara berencana, tidak mustahil akan menjadi beban pembangunan, bahkan dapat menghancurkan kelangsungan
dan cita-cita negara dan bangsa. Pemuda sebagai aset bangsa dan negara, dapat dilihat
dari histori peran pemuda sejak tahun 1908 sampai sekarang.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa peran pemuda sangat
sentral, sehingga perlu pembinaan sejak dini. Pembinaan pemuda tidak hanya penti&
untuk saat ini, tetapi untuk masa depan bagi kehidupan bangsa. Pemuda nantinya akan
bertanggung jawab terhadap pembangunan masyarakat di masa depan. Pemuda

merupakan aset yang hams dibina dan dikembangkan agar pada akhirnya dapat
bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat secara merata dan menyeluruh.
Dinyatakan Presiden Republik Indonesia pada kongres pemuda di Barcelona
Spanyol tahun 1985, bahwa hubungan antara generasi muda dan pembangunan tidak
dapat dipisahkan.

Pemuda merupakan bagian terbesar dari penduduk Indonesia,

sehingga pembangunan bangsa dan negara akan sulit berhasil tanpa partisipasi aktif
pemuda. Sebaliknya, keberhasilan pembangunan secara langsung, juga akan memberikan manfaat kepada pemuda (Menpora, 1990:i).

. Pernyataan tersebut menunjukkan pentingnya peran pemuda dalam pembangunan. Oleh karena itu, perlu diupayakan adanya peningkatan pembinaan yang lebih
terarah dan komprehensif Disadari, bahwa kelanjutan hidup suatu bangsa, sebenarnya
tergantung pada peran yang sanggup dimainkan oleh pemuda di dalam memelihara
dan mengembangkan hasil-hasil pembangunan dan nilai-nilai perjuangan bangsa yang
telah tercapai.
Periode Pelita VI disinyalir sebagai era regenerasi (Naim, 1987), pembinaan
dan pengembangan pemuda diarahkan pada tiga hal, yaitu: ( I ) upaya persiapan
menjadi kader bangsa yang tangguh dan ulet dalam menghadapi tantangan pembangunan serta bertanggung jawab terhadap masa depan kehidupan bangsa dan negara;
(2) sebagai penerus pejuangan bangsa diarahkan agar mampu mewujudkan cita-cita

nasional serta mampu berperan sebagai insan pembangunan nasional yang berjiwa
Pancasila, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berpikiran maju,
beridealisme tinggi, patriotik, berkepribadian mandiri dan benvawasan masa depan;

3
dan (3) sebagai pewaris nilai-nilai luhur budaya, diarahkan agar pemuda berjiwa
Pancasila, disiplin, peka, mandiri, beretos kerja, tangguh, memiliki idealisme yang
kuat, berwawasan kebangsaan yang luas, mampu mengatasi tantangan, baik masa kini
maupun yang akan datang dengan tetap memperhatikan nilai-nilai sejarah yang dilandasi semangat kebangsaan serta persatuan dan kesatuan (GBHN, 199357-58& 105).
Proses dinamisasi dan peningkatan kreativitas juga terjadi di sebagian kalangan
pemuda. Mereka mampu memanfaatkan peluang-peluang yang tersedia dalam proses
pembangunan dan mampu membawa diri dalam peri kehidupan modern yang lebih
rasional, menghargai waktu, bekej a efisien, membuat perencanaan dan melihat jauh ke
depan (Poespowardoyo,l993:45). Tidak mengherankan jika pemuda di kalangan ini
menjadi lebih lincah dalam usaha dan perilaku, serta mempunyai kelebihan dan kaya
inisiatif dalam hidupnya.

Pemuda yang mempunyai karakteristik seperti ini di

masyarakat disebut sebagai pemuda yang ditokohkan atau pemuda teladan.
Aktualisasi pemuda di pedesaan banyak berperan dalam pembangunan masyarakat desa. Tampak jelas peran pemuda yang dijalankan dari waktu ke waktu. Pemuda
secara individual atau koiektif adalah faktor sentral dalam pembangunan masyarakat,
karena ia bukan saja subjek pendukung, tetapi juga pencipta dan tujuan pembangunan
masyarakat itu sendiri (Bernardi, 1977:13). Keunikan yang membedakan peran
pemuda sekarang dengan pemuda dahulu adalah dorongan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam proses industrialisasi, yang akan meningkatkan efisiensi kerja di satu
pihak. Di pihak lain, ha1 ini akan mendorong timbulnya diferensiasi kerja yang
terkristalisasi dalam berbagai bentuk dinamika kehidupan sosial.

Di sisi lain, perubahan gaya hidup modem yang lahiriah sifatnya, makin
konsumtif, mewah dan materialistik di kalangan pemuda merupakan kecenderungan

yang tidak bisa diingkari. Perubahan tersebut merupakan kejadian umum yang meluas
sampai ke pelosok-pelosok memasuki semua lapisan masyarakat, baik lapisan atas,
menengah maupun lapisan bawah. Ditambah lagi, belum terpecahkannya masalahmasalah dasar pembangunan seperti kerniskinan, kesenjangan sosial dan pengangguran
sangat dirasa oleh pemuda (White, 1989:44; Sarwono, 1985:30-3 1; Slamet, 1991).
Kepincangan-kepincangan tersebut dapat menimbulkan dishngsionalisasi,
disorientasi dan disintegrasi dalam kehidupan pemuda yang manifestasinya sering
tampak justru dalam tingkah laku yang destruktif Di pihak lain, yang meresahkan bagi
kebanyakan orang tua adalah tanda-tanda tejadinya involusi budaya, yaitu adanya
kecenderungan persepsi dan sikap di kalangan pemuda yang makin menyempit dan
eksklusif sebagai manifestasi dari ketidakmampuannya menyerap nilai-nilai yang
melatarbelakangi industrialisasi (Siagian, 1985; Sarwono, 1985).

Ditambah lagi

dengan reaksi negatif terhadap hasil kerja pembangunan karena dirasa kurang
menyentuh dan merata (Subono dan Armando, 1987).
Dengan demikian, pemuda dapat digolongkan menjadi dua karakteristik yang
berbeda. Satu pihak, peran pemuda yang aktif dalam pembangunan, di pihak lain
beberapa pengaruh yang bisa membuat pemuda tidak berperan aktif dalam pembangunan.

Untuk mengoptimalkan peran positif pemuda dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya, penelitian ini mendesak untuk dilakukan adalah "peran pemuda
dalam pembangunan masyarakat pedesaan."

Peran adalah perilaku yang diharapkan sesuai dengan hngsi atau
kedudukannya. Timbulnya peran karena adanya harapan dari lingkungan yang
memberikan kedudukan pada pemegang peran. Secara teoritis, peran aktual (kinerja)
atau performed role dipengaruhi oleh peran yang diterima dan dirasakan oleh pemuda
(perceived role), dan peran ini dipengaruhi oleh peran yang diharapkan, baik yang
tertulis brescriyted role) maupun yang berupa nilai-nilai yang dipegang atau dijunjung
tinggi oleh masyarakat atau pemuda itu sendiri (expected role). Secara diagram dapat
digambarkan sebagai berikut:

Peran yg. Diterima
Peran Tertulis
Sosialisasi dan

Gambar 1 : Proses Terbentuknya Peran Pemuda dalam
Pembangunan Masyarakat
Secara teoritis, ketiga komponen tersebut seharusnya identik dan simetris.
Peran harapan, baik yang tertulis maupun tidak seharusnya identik dan semitris dengan
peran yang diterima dan dirasakan oleh pemuda melalui proses sosialisasi dan
komunikasi yang efektif Demikian pula, peran yang diterima dan dirasakan seharusnya
identik dengan kinerja atau peran aktual melalui proses pendidikan dan latihan yang

harus dilakukan oleh pemuda yang bersangkutan. Pendidikan dan latihan tersebut
seharusnya dijabarkan dari peran yang tertulis maupun nilai-nilai yang dipegang dan
dijunjung tinggi oleh masyarakat. Apabila proses ini berjalan secara nonnal dan
optimal, maka tidak akan tejadi kesenjangan, sehingga tidak terjadi konflik peran.
Berdasarkan uraian tersebut, bagaimana peran yang dilakukan pemuda dalam
pembangunan masyarakat pedesaan?
Masalah Penelitian
Pandangan

terhadap

aktualisasi peran

pemuda

dalam

pembangunan

menampakkan dualisme. Pada satu sisi, pemuda berada dalam "dunia lama" yang
berorientasi pada nilai-nilai atau tradisi "lama" yang memandang pemuda adalah orang
yang belum jadi ("durung dadi wong"), sehingga belum mengenal eksistensi pemuda
sebagai satu kekuatan yang berdiri sendiri. Sebaliknya, pada sisi lain, pemuda berada
dalam "dunia baru" yang berorientasi pada dunia modem --yang secara historis
kehadirannya dipelopori oleh pemuda pada awal abad ini, yakni peran mereka dalam
merebut kemerdekaan, dan setelah itu mengisi pembangunan dengan berbagai
aktivitasnya (Naim, 1982:32-34). Dengan perkembangan zaman sekarang ini,
pernikiran dualistik tersebut tidak selalu haws bejalan seirama. Namun, karakteristik
yang demikian perlu dicermati dan dibuktikan secara riil dan aktual.
Mengkaji tentang pemuda dalam pembangunan dapat dilihat dari dua dimensi,
yakni dimensi kekinian dan dimensi masa depan. Dalam dimensi kekinian, pemuda
adalah potensi yang hams didayagunakan dalam pembangunan. Dalam dimensi masa
depan, pemuda adalah aset yang hams dikembangkan untuk kepentingan di masa yang

a h datang. Dengan demikian, aktualisasi pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan merupakan becomingprocess.
I

Orientasi pemuda saat ini dapat diidentifikasi dari beberapa sifat, yakni ( 1 )

cara hidup yang terlalu berorientasi kekinian, sehingga tercermin dengan sifat enjoy
lijie, (2) pandangan hidup berorientasi pada status (status oriented), sehingga sikapnya

lebih berorientasi pada status daripada hngsi atau prestasi, dan (3) orientasi pada
external locus of control, sehingga pemuda saat ini lebih percaya pada koneksi
daripada kompetisi secara terbuka. Tanda terakhir tersebut muncul adanya gejala
mengambil jalan pintas --sering disebut bypass disease (Rohrnad, 1997).
Pemuda dalam kaitannya dengan pembangunan, berarti suatu usaha atau
gerakan untuk mengaktualisasikan potensi pemuda untuk dijadikan kekuatan (power.)
dan penggerak dalam pembangunan di masa yang akan datang. Dalam waktu yang
bersarnaan, potensi itu juga harus diberi peluang dan kesempatan untuk berkembang
derni masa depan.
Aktualisasi peran pemuda dapat dibedakan menjadi dua, yakni: ( I ) pemuda
sebagai pengikut (pemudagnon tokoh), yang jumlahnya banyak (mayoritas), dan (2)
pemuda sebagai tokoh atau pemuda tokoh, yang saran dan pendapatnya diikuti oleh
.ansp,ota atau kelompoknya. Aktualisasi peran pemuda non tokoh adalah menyikuti
ajakan dan anjuran yang dilaksanakan oleh pemuda tokoh atau pemimpin masyarakat.
Akmalisasi peran pemuda tokoh adalah menginterpretasikan situasi dan kvndisi
masyarakat dan mencari pemecahan yang dianggap paling baik untuk kesejahteraan
masyarakatnya. Peran pemuda yang demikian diharapkan mengalami proses

akan datang. Dengan demikian, aktualisasi pemuda dalam pembangunan masyarakat
pedesaan merupakan becomingprocess.
+

Orientasi pemuda saat ini dapat diidentifikasi dari beberapa sifat, yakni ( 1 )

cara hidup yang terlalu berorientasi kekinian, sehingga tercermin dengan sifat enjoy
life, (2) pandangan hidup berorientasi pada status (status oriented), sehingga sikapnya
lebih berorientasi pada status daripada hngsi atau prestasi, dan (3) orientasi pada
external locus of control, sehingga pemuda saat ini lebih percaya pada koneksi
daripada kompetisi secara terbuka. Tanda terakhir tersebut muncul adanya gejala
mengambil jalan pintas --sering disebut bypass disease (Rohmad, 1997).
Pemuda dalam kaitannya dengan pembangunan, berarti suatu usaha atau
gerakan untuk mengaktualisasikan potensi pemuda untuk dijadikan kekuatan (power)
dan penggerak dalam pembangunan di masa yang akan datang. Dalani waktu yang
bersamaan, potensi itu juga hams diberi peluang dan kesempatan untuk berkembang
demi masa depan.
Aktualisasi peran pemuda dapat dibedakan menjadi dua, yakni: ( 1 ) pemuda
sebagai pengikut (pemudh non tokoh), yang jumlahnya banyak (mayoritas), dan (2)
pemuda sebagai tokoh atau pemuda tokoh, yang saran dan pendapatnya diikuti oleh
anggota atau kelompoknya. Aktualisasi peran pemuda no