PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET DALAM PENJASORKES PADA SISWA SMP NEGERI 1 PATEAN KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN 2010 2011

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN BOLA BASKET
DALAM PENJASORKES PADA SISWA SMP NEGERI 1
PATEAN KABUPATEN KENDAL TAHUN AJARAN
2010/2011
SKRIPSI
Diajukandalamrangkapenyelesaianstudi strata1
Untukmencapaigelarsarjanapendidikan

Oleh
Vembi Irwanto
6101407189

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013

SARI
Vembi Irwanto. 2012. Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bola
Basket Dalam Penjasorkes Pada Siswa SMP Negeri I Patean Kabupaten
Kendal Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan

dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing : (1) Dra. Heny Setyawati, M.Si (2) Drs. Tri Rustiadi, M.Kes.
Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana model
pembelajaran permainan bola basket yang sesuai dengan karakteristik siswa
sekolah menengah pertama dalam meningkatkan efektifitas pembelajaran
Pendidikan jasmani di SMP N 1 Patean? Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui model pembelajaran permainan bola basket yang sesuai dengan
karakteristik siswa sekolah menengah pertama dalam meningkatkan efektifitas
Pendidikan Jasmani di SMP N 1 Patean Kecamatan Patean Kabupaten Kendal
tahun 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan yang
mengacu pada model pengembangan yang dimodifikasi, yaitu: (1) melakukan
penelitian pendahuluan, pengumpulan informasi dan analisis kebutuhan, termasuk
observasi lapangan dan kajian pustaka, (2) mengembangkan bentuk produk awal
(berupa model pembelajaran permainan bola basket ring bergerak), (3) evaluasi
para ahli dengan menggunakan satu ahli penjasorkes dan satu ahli pembelajaran,
serta uji coba kelompok kecil dengan menggunakan kuisoner yang kemudian
dianalisis, (4) revisi produk pertama berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji
coba kelompok kecil (melibatkan 14 siswa) sebagai bahan perbaikan terhadap
produk awal yang dibuat oleh peneliti, (5) uji lapangan (melibatkan 146 siswa),

(6) revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan uji lapangan, (7) hasil akhir
model permainan bola basket ring bergerak yang dihasilkan melalui revisi uji
lapangan.
Data berupa hasil penilaian mengenai kualitas produk, saran untuk
perbaikan produk, dan hasil pengisian oleh siswa. Teknis analisis data yang
digunakan adalah deskriptif persentase untuk mengungkap aspek psikomotorik,
kognitif, dan afektif siswa setelah menggunakan produk. Dari hasil uji coba
diperoleh data evaluasi ahli penjas 81,6%, evaluasi ahli pembelajaran 84%,
persentase hasil uji coba kelompok kecil 84,52%, dan persentase uji lapangan
90,02%. Berdasarkan data tersebut maka pengembangan model pembelajaran bola
basket dapat digunakan untuk siswa SMP Negeri 1 Patean.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, diharapkan bagi guru Pendidikan
Jasmani di Sekolah Menengah Pertama untuk menggunakan produk model
pembelajaran permainan bola basket melalui ring bergerak ini pada siswa
pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan.

i

PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama

: Vembi Irwanto

Nim

: 6101407189

Jurusan

: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Fakultas

: Fakultas Ilmu Keolahragaan

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar karya
saya sendiri, bukan dari karya orang lain, baik sebagian maupun keseluruhan.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila terbukti melakukan pelanggaran maka akan dikenai hukuman sesuai
dengan aturan perundang-undangan yang berlaku.

Semarang, Mei 2012
Peneliti,

Vembi Irwanto
NIM 6101407189

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Telah

disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi

Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :

Hari


: ………………………………….

Tanggal

: ………………………………….

Menyetujui,
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dra. Heny Setyawati, M.Si

Drs. Tri Rustiadi, M.Kes

NIP.19670610 199203 2 001

NIP.19641023 199002 1 001


Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi
Universitas Negeri Semarang

Drs. Mugiyo Hartono, M. Pd
NIP. 19610903 198803 1 002

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Pada Hari : Rabu
Tanggal

: 20 Februari 2013

Panitia Ujian,
Ketua


Sekretaris

Drs. H. Harry Pramono, M.Si

Andry Akhiruyanto, S.Pd, M.Pd

NIP. 19591019 198503 1 001

NIP. 19810129 200312 1 001

Dewan Penguji,
1. Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd. (Ketua)
NIP. 19751105 200501 1 002
2. Dra. Heny Setyawati, M.Si. (Anggota)
NIP.19670610 199203 2 001
3. Drs. Tri Rustiadi, M.Kes. (Anggota)
NIP.19641023 199002 1 001

iv


MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
 Sesuatu yang belum dikerjakan tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita
telah berhasil melakukannya dengan baik (Penulis).
 Untuk mencapai segala sesuatu, maka perlu perjuangan yang sungguh-sungguh
dengan adanya niat yang kuat karena tanpa itu semua akan mustahil untuk
dilakukan (penulis).

Persembahan :
1) Kepada Allah SWT yang telah memberikan petunjuk,
keselamatan, kelancaran, kekuatan, kesehatan untuk dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik.
2) Yang tercinta kedua orang tua saya : Bapak Muhammad
Dirin, dan Ibu Sudarmi, terima kasih atas segala do’a dan
ridhonya serta dukungan dan nasehat yang selalu Bapak dan
Ibu berikan.
3) Teman-teman kos Bangkongreang, serta teman-teman
PJKR angkatan 2007.


v

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah atas berkat rahmat, taufik, inayah serta hidayah Allah
SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Model
Pembelajaran Permainan Bola Basket Dalam Penjasorkes Pada Siswa SMP
Negeri I Patean Kabupaten Kendal Tahun Ajran 2010/2011. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi program Sarjana, di Jurusan Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang.
Tidak lupa penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tiada terhingga,
kepada :
1) Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES.
2) Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan izin dan kesempatan kepada penulis untk menyelesaikan skripsi.
3) Ketua Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu
Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
dorongan dan semangat serta izin penelitian untuk menyelesaikan skripsi.
4) Dra. Heny Setyawati, M.Si selaku pembimbing I yang telah memberikan

petunjuk, dorongan, dan motivasi serta membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
5) Drs. Tri Rustiadi, M.Kes selaku pembimbing II yang teliti memberikan
petunjuk, dorongan, dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi.

vi

6) Aris Mulyono, S.Pd, M.Pd, atas berkenannya sebagai ahli penjas yang telah
teliti dalam memberikan petunjuk, dan semangat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi.
7) Supriyono, S.Pd, selaku kepala sekolah SMP N I Patean yang telah
memberikan izin penelitian.
8) Sulastri, S.Pd, selaku guru Pendidikan Jasmani SMP N I Patean yang telah
berkenan membantu dalam penyelesaian penelitian.
9) Siswa kelas VII SMP N I Patean yang telah bersedia menjadi sampel
penelitian.
10) Bapak dan Ibu dosen Jurusan PJKR, yang telah memberikan dukungan baik
bekal ilmu dan pengetahuan kepada peneliti sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi.


.

Semarang, Mei 2012

Peneliti

vii

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............ .................................................................................. i
SARI ..................................... .................................................................................. i
PERNYATAAN ................... ................................................................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..........................................................................v
KATA PENGANTAR ...........................................................................................vi
DAFTAR ISI ........................ .............................................................................. viii
DAFTAR TABEL ................ ................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........... ..................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........ ................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................4
1.3 Tujuan Pengembangan ..........................................................................4
1.4 Spesifikasi Produk .................................................................................5
1.5 Pentingnya Pengembangan ...................................................................5
1.6 Sumber Pemecahan Masalah .................................................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR
2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................9
2.2 Pendidikan Jasmani SMP ......................................................................9
2.3 Pengembangan Model Pembelajaran ..................................................14
viii

2.4 Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran ...................................................17
2.5 Karakteristik Perkembangan Anak Remaja ........................................22
2.6 Karakteristik Permainan Bola Basket .................................................26
2.7 Karakteristik Modifikasi Permainan Bola Basket ...............................32
2.8 Kerangka Berfikir ................................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Model Pengembangan .........................................................................38
3.2 Prosedur Pengembangan .....................................................................39
3.3 Uji Coba Produk ..................................................................................40
3.4 Cetak Biru Produk……………………………………………………41
3.5 Jenis Data…………………………………………………………….42
3.6 Instrumen Pengumpulan Data .............................................................43
3.7 Teknik Analisis Data ...........................................................................44
BAB IV HASIL PENGEMBANGAN
4.1 Penyajian Data Uji Skala Kecil ...........................................................46
4.2 Hasil Analisis Data Uji Skala Kecil .....................................................48
4.3 Revisi Produk ......................................................................................54
4.4 Penyajian Data Uji Skala Besar ...........................................................57
4.5 Hasil Analisis Data Uji Skala Besar ....................................................63
4.6 Prototipe Produk ..................................................................................64
BAB V KAJIAN DAN SARAN
5.1 Kajian ..................................................................................................67
5.2 Saran ....................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA .......... ................................................................................70
LAMPIRAN ......................................................................................................... 71

ix

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1. Perbedaan Antara Permainan Bola Basket dengan Modifkasi
Permainan Bola Basket .........................................................................................32
2. Faktor, Indikator, dan Jumlah Butir Kuesioner Ahli .........................................43
3. Skor Jawaban Kuesioner Siswa ........................................................................44
4. Faktor, Indikator, Dan Jumlah Butir Kuesioner ................................................44
5. Klasifikasi Presentase ........................................................................................45
6. Hasil Rata-Rata Skor Penilaian Ahli .................................................................46
7. Pengukuran Denyut Nadi Uji Skala Kecil ........................................................49
8. Pengukuran Denyut Nadi Uji Lapangan ...........................................................58

x

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

1. Lapangan Bola Basket .......................................................................................28
2. Papan Pantul ......................................................................................................28
3. Basket/Ring .......................................................................................................29
4. Lapangan Bola Basket Ring Bergerak ..............................................................33
5. Prosedur Pengembangan ....................................................................................40
6. Lapangan Bola Bola Basket Dengan Ring Bergerak ........................................41

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran

Halaman

1.Usulan Tema Skripsi ..........................................................................................73
2. Usulan Pembimbing .........................................................................................74
3. SK Penetapan Pembimbing ..............................................................................75
4. Surat Ijin Penelitian ..........................................................................................77
5. Surat Keterangan Penelitian .............................................................................78
6. Lembar Evaluasi Untuk Ahli ...........................................................................79
7. Jawaban Lembar Evaluasi Ahli .......................................................................83
8. Jawaban Lembar Evaluasi Guru Penjas ............................................................86
9. Hasil Pengisian Kuesioner Evaluasi Ahli dan Guru Penjas .............................89
10. Lembar Pengisian Kuisoner Siswa ..................................................................91
11. Daftar Siswa SMP N 1 Patean (Uji Coba Skala Kecil) ...................................96
11.Jawaban Kuisoner Siswa Uji Coba Skala Kecil ...............................................96
11. Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuisoner Siswa Uji Coba Skala Kecil ...............98
12. Data Hasil Uji Coba Skala Kecil ...................................................................101
13. Daftar Siswa SMP N 1 Patean (Uji Coba Skala Besar) ................................104
13. Jawaban Kuisoner Siswa Uji Coba Skala Besar ...........................................108
13. Hasil Rekapitulasi Jawaban Kuisoner Siswa Uji Coba Skala Besar ..............120
14. Data Hasil Uji Coba Skala Besar ...................................................................134
15. Data Hasil Keseluruhan dari Evaluasi Ahli, Uji Coba Skala Kecil, dan
Uji Coba Skala besar .................................................................................... 138
16. Dokumentasi .................................................................................................139
xii

BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah
Dunia olahraga adalah salah satu contoh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Semua itu juga harus diiringi dengan berkembangnya sumber daya manusia itu
sendiri. Salah satu cara yntuk meningkatkan Sumber Daya Manusia adalah
melalui bidang pendidikan. Salah satu upaya itu adalah mewujudkan manusia
yang sehat, kuat, terampil dan bermoral melalui pendidikan jasmani.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (Penjasorkes) merupakan
proses pembelajaran secara menyeluruh dan berkembang, dimana Penjasorkes
sebagai media untuk mendorong keterampilan motorik, kemampuan fisik,
pengetahuan, penalaran penghayatan nilai (sikap-mental-emosianal-sosial). Selain
itu menyangkut juga aspek moral spiritual, karena di dalam pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan sangat memperhatikan landasan-landasan kesehatan dan
kematangan.
Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yaitu salah satunya untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI
Nomor 20 Tahun 2003). Di dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan seorang guru diharapkan mengajarkan berbagai
keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan dan olahraga,

1

2

internalisasi nilai-nilai (sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta
pembiasaan pola hidup sehat.
Untuk mengajarkan keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi
permainan maka dari itu perlu adanya modifikasi, serta pengembangan
permaianan agar aktifitas siswa meningkat, siswa tidak merasa terbebani sewaktu
mengikuti pembelajaran penjasorkes, siswa akan merasa senang dan pembelajaran
yang diajarkan akan merata didapatkan siswa dan tentunya kesegaran jasmani
akan tercapai.
Modifikasi sendiri mengandung arti sebagai usaha mengubah sesuatu yang
sudah ada menjadi sesuatu yang baru (WJS. Poerwadarminto, 2008:825).
Sedangkan pengembangan adalah pengolahan fase-fase dan motif-motif dengan
detail terhadap tema atau subjek yang dikemukakan sebelumnya (Komaruddin
dan Yooke Tjuramah S. Komaruddin, 2000 : 186). Menururt Brog dan Gall
seperti yang dikutip Wasis D (2004: 4) penelitian dan pengembangan adalah suatu
proses yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk
yang digunakan dalam pendidikan pembelajaran. Selanjutnya disebut bahwa
prosedur penelitian dan pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan
utama, yaitu : (1) pengembangan produk, dan (2) menguji keefektifan produk
dalam pencapaian tujuan.
Oleh karena itu perlu adanya model pembelajaran yang harus
dikembangkan. Model pembelajaran pada prosesnya tidak harus mahal dan
berbelit-belit. Oleh Karena itu model pembelajaran tentunya didukung dengan
adanya sarana dan prasaran pembelajaran yang memadahi di sekolah tesebut. Jika

3

sekolah tesebut terbatas dalam sarana dan prasarananya, makaakan sangat
berpengaruh dalam proses pembelajarannya.
Tingkat kreatifitas dan inovatif guru Penjasorkes yang kurang, merupakan
salah satu sebab proses pembelajaran Penjasorkes dalam menggunakan model
pembelajaran. Guru selalu menggunakan sarana dan prasarana yang seadanya
dalam proses pembelajaran secara terus menerus tanpa memikirkan cara
mengembangkan pembelajaran yang efektif, inovatif, kreatif dan menyenangkan
bagi para peserta didik. Sehinga siswa tidak merasa bosan. Karena banyak guru
yang masih menggunakan model pembelajaran yang didalamnya masih
menggunakan pola aturan baku dari salah satu cabang olahraga sehingga, tidak
sacara keseluruhan siswa dapat bergerak. Sehingga hanya setiap siswa menonjol
dalam salah satu cabang olahraga yang sering aktif. Dan pada akhirnya ada
beberapa siswa yang pasif dalam pembelajaran Penjasorkes.
SMP N 1 Patean merupakan sekolah menengah pertama yang terdapat di
Kecamatan Patean Kabupaten Kendal. Untuk siswa kelas VII masih banyak yang
belum mengenal permaianan bola basket, dari teknik dasar mereka masih
kesulitan apalagi untuk bermain bola basket, dimungkinkan mereka dari lulusan
sekolah dasar yang masih belum ada sarana prasarana yang menunjang untuk
kegiatan pembelajaran bola basket. Namun antusias para siswa yang tergolong
tinggi akan tetapi ini hanya bersifat sementara untuk selanjutnya mereka kurang
semangat dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh guru.
Berdasarkan karakeristik fisik yang kebanyakan anak seusia mereka,
permainan bola basket akan sangat menyulitan, apalagi jika dari lulusan SD yang

4

tidak pernah mendapatkan pembelajaran bola basket karena terkendala oleh sarana
dan prasarana bola basket yang dimiliki maka akan sangat menyulitkan siswa
dalam menerima pembelajaran bola basket terutama dalam praktek permainan
bola basket.
Dengan demikian, penulis mengangkat judul pengembangan model
pembelajaran penjasorkes melalui modifikasi permainan bola basket dengan ring
bergerak siswa SMP Negeri 1 Patean tahun ajaran 2010/2011, sebagai wahana
menciptakan pembelajaran penjasorkes yang aktif, kreatif dan efisien. Serta
menjadikan pembelajaran yang lebih menarik, menyenangkan sekaligus
bermanfaat bagi perkembangan dan pertumbuhan peserta didik.

1.2 Perumusan Masalah
Dari Latar

Belakang Tersebut Maka Rumusan Masalahnya “

Bagaimanakah Produk Pengembangan Model Pembelajaran Penjasorkes Melalui
Modifikasi Permainan Bola Basket dengan Ring Bergerak Siswa Kelas VII SMP
N 1 Patean Tahun Ajaran 2010/2011? ”.

1.3 Tujuan Pengembangan
Tujuan dari pengembangan ini adalah untuk menghasilkan produk
Pengembangan Model Pembelajaran Penjasorkes Melalui Modifikasi Permainan
Bola Basket dengan Ring Bergerak Siswa SMP N I Patean Tahun Ajaran 2010/
2011.

5

1.4 Spesifikasi Produk
Produk yang dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini berupa
pengembangan model pembelajaran penjasorkes melalui modifikasi permainan
bola basket dengan ring bergerak. Dengan cara memodifikasi beberapa aturan,
sarana dan prasarana yang digunakan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan
dan perkembangan siswa kelas VII SMP, yang dapat mengembangkan semua
aspek pembelajaran (kognitif, afektif, psikomotor). Pada hasil penelitian
didapatkan sebuah pembelajaran parsitipatif, aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan, serta dapat meningkatkan intensitas fisik sehingga kebugaran
jasmani dapat terwujud.

1.5 Pentingnya Pengembangan
1) Bagi Peneliti
(1) Sebagai modal dalam penyusunan skripsi untuk memperoleh gelar
kesarjanaan pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi.
(2) Sebagai bekal pengalaman dalam mengembangkan model pembelajaran
penjasorkes.
(3) Lebih paham jika dalam pembelajaran Penjasorkes itu dibutuhkan suatu
pengembangan dalam pembelajaran.
2) Bagi Guru Penjasorkes
(1) Sebagai dasar dalam pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes di sekolahnya
masing-masing.
(2) Sebagai dorongan dan motivasi kepada guru penjasorkes untuk menciptakan
terobosan-terobosan baru dan variasi mengajar dengan cara memodifikasi

6

jenis permainan olahraga sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, serta
siswa lebih aktif bergerak.
(3) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengajar bidang studi penjasorkes.

1.6 Sumber Pemecahan Masalah
1.6.1

Ada beberapa kritik yang dilontarkan terhadap permainan cabang olahraga

yang pelaksanaanya tidak dimodifikasi (Bahagia dan Suherman 2000: 12-16)
antara lain :
1) Permainan dan olahraga hanya untuk orang-orang yang terampil.
Kecenderungan olahraga dan permainan lebih banyak didominasi oleh siswa
yang terampil misalnya dalam sistem gugur. Orang terampil terus bertahan
hingga permainan berakhir. Sementara siswa yang lamban atau lemah
keterampilannya seringkali gugur di awal perjalanan.
2) Permainan olahraga hanya untuk surplus energi.
Sering kali kita dengar pernyataan dari guru kelas “berilah pelajaran olah raga
sampai mereka lelah hingga mereka siap mengikuti pelajaran di kelas”.
Pernyataan tersebut seolah-olah olahraga dan permainan dalam penjasorkes
hanya untuk surplus energi dan istirahat dari belajar kognitif, setelah itu siswa
siap lagi belajar secara kognitif. Secara teoritis olahraga dan permainan dalam
Penjas merupakan alat pendidikan. Siswa tidak hanya capek secara fisik, tetapi
mereka belajar skill, kognitif, afektif, psikomotor, serta dapat membentuk
karakter yang dimiliki peserta didik.

7

3) Permainan olahraga hanya untuk kesenangan.
Sering kali permainan dan olahraga diberikan hanya agar siswa senang dan
capek karena terlibat secara aktif. Lebih dari itu, siswa harus mengetahui
tujuannya dan belajar meraih tujuan itu melalui terlibat secara aktif dalam
permainan olahraga.
4) Permainan olahraga mengabaikan prinsip perkembangan.
Pengajaran permainan dan olahraga seringkali berorientasi pada permainan
olahraga itu sendiri (subject centered). Pengajaran seperti ini sering kali tidak
sesuai dengan kemampuan siswa, karena kemampuan siswa belum mencapai
tingkatanya.
5) Permainan dan olahraga merupakan aktivitas “Teacher-centerd”.
Pelaksanaan pembelajan permainan dan olahraga sering kali mengabaikan
pendekatan “Child-centered”. Guru sering kali bertindak sebagai perencana,
pembuat peraturan, mengajarkan peraturannya, organisasi, pengendali irama
permainan, termasuk juga sebagai wasit. Pembelajaran child-centered yang
berguna untuk meningkatakan keterarmpilan anak dalam membuat keputusan
belajar serta betanggungjawab terhadap hasil belajarnya seringkali tidak
tercermin dalam permainan dan olahraga.
6) Permainan dan olahraga sering kali membuat anak pasif.
Pelaksanaan pembelajaran permainan dan olahraga sering kali menyebabkan
sebagian besar anak pasif menunggu giliran. Pada permainan dan olahraga
yang lebih resmi, sering kali waktu dihabisakan untuk mengelola siswa.
Sehingga keseluruhan waktu aktif belajar gerak anak sering kali sangat rendah.

8

Permainan olahraga seperti ini hendaknya dimodifikasi sehingga semua siswa
dapat aktif belajar dalam waktu yang sama.
7) Permainan olahraga mengabaikan kemajuan belajar siswa.
Pembelajaran permainan dan olahraga (low organize games) seringkali
menekankan pada belajar bagaimana bermain dengan aturannya dan bukan
belajar strategi dan skill yang mempunyai nilai transfer terhadap permainan
olahraga yang sebenarnya. Olahraga yang sebenarnya sering kali menuntut
persyaratan skill dan strategi yang sulit diberikan sekaligus kepada siswa.
Dengan begitu pembelajaran permainan sering kali terfokus pada permainan itu
sendiri dan bukannya belajar memainkan permainan.Sehingga kemajuan
belajar siswa relatif sulit diterapkan karena terbatas pada peraturannya dan
bukan skill dan strateginya.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Kajian Pustaka
Sebagai acuan berfikir secara ilmiah dalam rangka unuk pemecahan
permasalahan, pada kajian pustaka ini dimuat beberapa pendapat dari pakar.
Selanjunya secara garis besar akan diuraikan tentang : (1) Pengertian Penjasorkes,
(2) Pengembangan Model Pembelajaran (3) Prinsip-prinsip Pengembangan dan
Modifikasi Cabang Olahraga, (4) Karaktristik Perkembangan Gerak Anak
Remaja, (5) Karakteristik Permaian Bola Basket, (6) Karakteristik Modifikasi
Permainan Bola Basket dengan ring bergerak.

2.2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan(Penjasorkes)
2.2.1 Penjasorkes Untuk SMP
Pendidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah suatu proses
pembelajaran melalui aktifitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan
belajar

diatur

secara

seksama

untuk

meningkatkan

pertumbuhan

dan

perkembangan seluruh ranah, kognitif, afektif, psikomotor, setiap siswa.
Materi pelajaran penjasorkes untuk SMP meliputi : pengalaman
mempraktekkan keterampilan dasar dan olahraga; aktifitas pengembangan; uji diri
atau senam; aktifitas ritmik; akuatik (aktifitas air); dan pendidikan luar kelas

9

10

(outdorr) disajikan untuk membantu siswa agar memahami mengapa manusia
bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efektif dan efisien.
Adanya implementasinya dilakukan secara terencana, bertahap, dan
berkelanjutan, yang pada giliranya siswa diharapkan dapat meningkatkan sikap
positif bagi diri sendiri dan menghargai manfaat aktifitas jasmani bagi
peningkatan kualitas hidup seseorang. Dengan demikian, akan terbentuk jiwa
sportif dan gaya hidup aktif (BSNP dalam Martin Sudarmono, 2010:21)

2.2.2 Materi Penjasorkes SMP
Menurut Jewwet, Ennis, dan Bain dalam Martin Sudarmono (2010 : 21)
struktur materi pendidikan jasmani dikembangkan dan disusun dengan
meggunakan model kurikulum kebugaran jasmani dan pendidikan olahraga.
Model ini adalah untuk mendapatkan gaya hidup sehat dan aktif, dengan demikian
orang perlu memahami hakikat kebugaran jasmani dengan menggunakan konsep
latihan yang benar.
Olahraga merupakan bentuk lanjut dari bermain, dan merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan keseharian manusia. Untuk dapat
berolahraga secara benar, manusia perlu dibekali dengan pengetahuan dan
keterampilan yang memadai. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diyakini
dapat memberikan kesempatan siswa untuk :
1) Berpartisipasi secara teratur dalam kegiatan olahraga.
2) Pemahaman dan penerapan konsep yang benar tentang aktifitas-aktifitas
tersebut agar dapat melakukanya secara aman.

11

3) Pemahaman dan penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam aktifitas-aktifitas
tersebut agar terbentuk sikap dan perilaku sportif, emosi stabil, dan gaya hidup
sehat.

2.2.3 Pemecahan Pembelajaran Penjasorkes
Perencanaan merupakan bagian integral dari pengajaran efektif. Dengan
adanya perencanaan efektifitas akan nampak lebih jelas manakala

guru

menerapkan model-model atau materi pembelajaran yang tidak pernah diterapkan
sebelumnya atau dihadapkan pada lingkungan pembelajaran yang terbatas. Untuk
itu kemampuan membuat perencanaan bagi calon guru pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan
kemampuan guru dalam keterampilanya mengajar (Rusli Lutan, 2000 : 1).
Kedudukan perencanaan dalam proses belajar mengajar memegang
peranan yang sangat penting bila dilihat dari konsep mengajar. Menurut Houg,
dalam Rusli Lutan (2000 : 3), mendefinisikan mengajar sebagai proses penataan
manusia, materi, dan sumber-sumber untuk keperluan kelancaran proses belajar.
Khususnya untuk penjasorkes, penataan dalam proses pembuatan perencanaan
mengajar penjasorkes nampak lebih penting mengingat lingkungan belajarnya
yang agak unik. Pentingnya suatu perencanaan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
1) Waktu mengajar yang relatif terbatas
Jumlah waktu yang relatif terbatas untuk mengajar pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan merupakan salah satu faktor pentingnya membuat
perencanaan pengajaran.

12

Rata-rata frekuensi mengajar pendidikan jasmani dalam seminggu adalah satu
kali dengan jumlah waktu sekitar 2 x 40 menit.
2) Jumlah siswa dan fasilitas
Jumlah siswa yang cukup banyak serta peralatan dan fasilitas yang relatif
terbatas akan mempengaruhi teknik dan strategi mengajar agar tujuan
pengajaran dapat tercapai dengan baik.
3) Latar belakang guru
Walaupun kemungkinan besar semua guru penjasorkes adalah lulusan lembaga
pendidikan guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, namun tidak
menutup kemungkinan guru penjasorkes harus mengajar pelajaran yang tidak
diperoleh saat mengikuti pendidikan. Dalam hal ini perencanaan pengajaran
sangat membantu guru agar dapat mengajar dengan baik.
4) Karakteristik siswa
Setiap siswa mempunya karakter yang berbeda-beda, seperti kemampuan fisik,
pengetahuan, minat, lingkungan sosial dan ekonomi, dan letak geografisnya.
Semua itu memerlukan perencanaan yang baik sehingga semua siswa ikut
belajar sesuai dengan tingkat kemampuan dan perkembangan.
5) Keterlibatan guru lain
Terkadang guru penjasorkes memerlukan bantuan dari guru lain untuk
mengawasi program yang diberikan kepada siswa. Dalam kasus demikian
perencanaan perlu dibuat sehingga guru yang terlibat tahu secara pasti arah,
tujuan, dan jenis kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa yang diawasinya.

13

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, proses belajar mengajar pada
dasarnya adalah proses penataan yang akan sealu melibatkan proses sebelum
pelaksanaan

perencanaan, pelaksanaan (melakukan perencanaan), dan

proes

setelah pelaksanaan (evaluasi).

2.2.4 Implikasi Perencanaan Pembelajaran Penjasorkes
Beberapa prinsip pembelajaran yang perlu diperhatikan para guru agar
terjadi transfer belajar sebagai berikut :
1) Makin mirip situasi latihan dengan situasi permainan yang sebenarnya, makin
mungkin terjadi transfer.
Implikasinya, guru dituntut mampu menganalisa aneka ragam situasi yang
terdapat pada suatu permainan dan menambahkanya secara berhadap ke dalam
situasi berlatih.
2) Makin bervariasi suatu keterampilan dipelajari, makin mungkin terjadinya
transfer secara positif terhadap situasi permainan yang sebenarnya.
Implikasinya, belajar skill perlu waktu, makin banyak waktu dicurahkan untuk
transfer, makin mungkin transfer itu terjadi. Kadang-kadang transfer tidak
terjadi sebab siswa belum memahami dan belum dapat menerapkan prinsip
gerak yang menjadi sumber transfer dengan baik.
3) Transfer dapat dilakukan melalui usaha pemberian dorongan oleh guruterhadap
siswa agar menggunakan informasi dan keterampilan yang sudah dimiliki
siswa serta kejelasan aktifitas belajar yang harus dilakukan.
Implikasinya, guru dapat mendorong terjadinya transfer dengan cara :

14

1) Memberikan komponen tugas gerak dengan jelas kepada siswa. Cara ini
dimaksudkan untuk membuat keterkaitan kognitif secara jelas diantara skill
yang dilakukan.
2) Memberikan contoh nyata tentang konsep yang seharusnya diterapkan siswa
pada keterampilan lainya dengan jelas.

2.3 Pengembangan Model Pembelajaran
Pengembangan adalah memper dalam dan memperluas pengetahuan yang
sudah ada (Sugiyono, 2010 : 5). Sedangkan pembelajaran merupakan proses
komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan siswa yaitu saling bertukar
informasi. Istilah keterampilan dalam Pembelajaran keterampilan diambil dari
kata terampil (skillful) yang mengandung arti kecakapan untuk dapat
melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas. Di dalamnya terdapat unsur
kreatifitas, keuletan untuk dapat mengubah suatu kegagalan menjadi keberhasilan
(adversity), serta kecakapan untuk dapat menanggulangi permasalahan dengan
tuntas.

2.3.1 Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran. Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk
didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (Arends, 1997 : 7).
Sedangkan model mengajar merupakan model belajar, dengan model tersebut
guru dapat membantu siswa untuk mendapat atau memperoleh informasi, ide,

15

keterampilan, cara berfikir, dan mengekspresikan ide diri sendiri, selain itu
mereka mengajarkan bagaimana mereka belajar. Tujuanya sebagai pedoman untuk
guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Secara operasional, setiap model pembelajaran memiliki 4 aspek, Husdarta
dan Yudha M. Saputra (1999 : 2000),yaitu :
1) Langkah-langkah (Syntax)
Langkah-langkah ini menjelaskan mengenai bagaimana pelaksanaan suatu
model, bentuk kegiatan yang akan dilakukan, bagaimana memulainya, dan
tindakan selanjutnya. Karena setiap model pembelajaran ini memiliki ciri
dalam urutan kegiatannya, maka perlu langkah-langkah kegiatan secara
bertahap.
2) Sistem sosial yang mendukung pelaksanaan setiap model
Sistem ini memaparkan mengenai bagaimana rencana penataan peranan dan
hubungan antara siswa dan guru, serta norma-norma yang menggerakan dan
menjiwai hubungan tersebut.
3) Prinsip interaksi siswa dan guru
Peranan guru dalam setiap model pembelajaran dapat berubah-ubah.Dalam
beberapa model perubahan peranan guru biasa sebagai pembimbing, fasilitator,
atau motivator dan bahkan pada kesempatan lainnya guru biasa bertindak
sebagai pemberi tugas atau yang lainnya.
4) Penjelasan sistem penunjang
Sistem penunjang ini perlu mendapat perhatian. Sistem ini berada di luar model
pembelajaran akan tetapi mendapat persyaratan yang ikut menentukan berhasil

16

tidaknya mode-model pembelajaran.

2.3.2 Kelompok Model pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi dan penelitian mengenai pendekatan
pembelajaran, maka diperoleh kesimpulan ada empat kelompok model
pembelajaran Husdarta dan Yudha M. Saputra (1999 : 200) sebagai berikut :
1) Kelompok Model Informasi:
Kelompok model ini bertujuan untuk mengembangkan intelektual siswa dalam
hal menerima, menyimpan, mengolah dan menggunakan informasi. Dengan
cara ini diharapkan siswa mampu mengakomodasi berbagai macam inovasi,
melahirkan ide-ide yang berorientasi pada masa depan, dan mampu
menyelesaikan persoalan yang dihadapi baik oleh dirinya maupun orang lain.
2) Kelompok Model Personal:
Kelompok ini bertujuan mengembangkan kepribadian siswa. Fokus utamanya
adalah proses yang memberikan peluang pada setiap siswa untuk mengolah
dan mengembangkan jati dirinya.
3) Kelompok Model Interaksi Sosial:
Kelompok ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan seseorang yang
akan dan harus berinteraksi sosial dengan lingkungan lainnya. Dengan
demikian diharapkan siswa mampu mengembangkan dirinya dan pikiranya
untuk disumbangkan kepada lingkungan sosialnya.
4) Kolompok Model Perilaku:
Kelompok ini bertujuan untuk mengubah tingkah laku siswa yang terukur.
Fokus utama mengenai perubahan tingkah laku ini didasarkan pada prinsip

17

rangsangan dan jawaban.

2.4 Prinsip – Prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang
Olahraga
2.4.1

Materi Pembelajaran Dapat Disederhanakan
Modifikasi pembelajaran dapat dikaitkan dengan tujuan pembelajaran

mulai dari tujuan yang paling rendah sampai dengan tujuan yang paling tinggi.
Modifikasi tujuan materi ini dapat dilakukan dengan cara membagi tujuan materi
ke dalam tiga komponen yaitu :
1) Tujuan Perluasan
Tujuan perluasan maksudnya tujuan pembelajaran yang lebih menekankan
pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan keterampilan yang
dipelajarinya tanpa memperhatikan aspek efisiensi dan efektifitas. Misalnya
siswa mengetahui dan dapat memberikan contoh dribling dalam bola basket.
Dalam contoh ini tujuan lebih banyak menekankan agar siswa mengetahui
esensi dribling melalui peragaan, dalam peragaan ini, tidak mempermasalahkan
apakah dribling yang dilakukan sudah efektif dan efisien.
2) Tujuan penghalusan
Tujuan penghalusan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada perolehan pengetahuan dan kemampuan melakukan efisiensi
gerak atau keterampilan yang dipelajarinya. Misalnya siswa melakukan
dribling menggunakan dorongan jari tangan.
3) Tujuan penerapan

18

Tujuan penerapan maksudnya adalah tujuan pembelajaran yang lebih
menekankan pada kemampuan melakukan efektifitas gerak atau keterampilan
yang dipelajarinya. Misalnya siswa melakukan dribling tanpa melihat bola.
Sedangkan Klasifikasi permainan dan olahraga merupakan dasar untuk
dapat melakukan berbagai cabang olahraga resmi yang dipertandingkan.
Permainan diklasifikasikan menjadi lima klasifikasi (Yoyo dan Suherman, 2000 :
22).
2.4.1.1 Permainan sentuh (Tag Game)
Permainan sentuh merupakan suatu bentuk permainan strategi yang
sederhana namun sangat berguna untu mengembangkan dasar-dasar strategi.
Tujuan ini adalah: begerak, mengubah arah, dan mengecoh untuk dapat :
1) Menyentuh lawan atau menyebabkan lawan kehilangan kendali terhadap objek.
2) Menghindari sentuhan lawan atau menghindari gangguan lawan terhadap objek
yang sedang dikendalikan. Salah satu dari permainan sentuh adalah bola
basket.
Beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam permainan sentuh adalah
sebagai berikut :
1) Berdiri seimbang dan siap bergerak ke berbagai arah.
2) Menggunakan variasi pura-pura.
3) Merubah arah dan kecepatan dalam gerakan mengecoh.
4) Menyadari apa yang terjadi di sebelah dan di belakang.
2.4.1.2 Permainan Target (Target Game)
Permainan

target

merupakan

sebuah

bentuk

permainan

akurasi

penyampaian objek pada sasaran atau target. Tujuan dari permainan ini adalah

19

akurasi penyampaian objek pada sasaran. Secara lebih rinci strategi ini sebagai
berikut :
1) Berhenti sejenak, relaks, tumbuhkan percaya diri.
2) Jangan terburu-buru, tentukan akan mulai.
3) Nilailah kemampuan anda dan situasinya, putuskan apakah memilih sempurna
atau memilih aman.
4) Konsentrasi dan fokus.

2.4.1.3 Permainan Net dan Dinding
Permainan net dan dinding merupakan sebuah permainan yang melibatkan
kemampuan bergerak dan mengendalikan objek agar susah dimilki lawan atau
susah dikembalikan oleh lawan ke dinding.

2.4.1.4 Permainan Serangan (Inovasion Game)
Permainan ini lebih memfokuskan pada pengendalian objek pada daerah
tertentu. Lima strategi dasar dalam permainan ini adalah sebagai berikut :
1) Menciptakan agar pertahanan terbuka.
2) Menjaga wilayah dan reposisi untuk bertahan.
3) Menjaga dan menghambat gerak lawan.
4) Memindahkan objek pada daerah yang menguntugkan.
5) Berkomunikasi dengan teman secara efektif.
2.4.1.5 Permainan Lapangan (Fielding Game)
Dalam permainan ini biasanya sebuah objek dikirimkan pada sebuah
tempat atau daerah tertentu dan pengirim berusaha lari ke tempat tertentu dan

20

bahkan mungkin terus lari sampai kembali ke tempat semula sebelum pemain
penangkap bola dapat menangkap bola dan mengirimkan lagi ke tempat
tertentu.
2.4.2 Struktur Modifikasi Permainan dan Olahraga
Siswa penting sekali mempelajari strategi dasar permainan, sering
dijumpai guru yang mengajar permainan secara khusus misalnya permainan
olahraga bola basket masih menggunakan peraturan yang sebenarnya.
Pembelajaran semacam ini seringkali menyebabkan siswa susah untuk
menerimanya karena belum siap dan pengalaman lapangan masih relatif kurang.
Untuk itu pembelajaran dapat dimodifikasi dengan cara mengurangi
struktur permainan yang sebenarnya hingga strategi dasar bermain dapat diterima
dengan mudah oleh siswa. Pengurangan struktur permainan ini dapat dilakukan
terhadap faktor:
1) Ukuran Lapangan.
2) Bentuk, ukuran dan jumlah peralatan yang digunakan.
3) Jenis skill yang digunakan.
4) Aturan.
5) Jumlah pemain.
6) Organisasi permainan.
7) Tujuan permainan.
2.4.3 Mengorganisir Permainan Untuk Memaksimalkan Belajar
Yang perlu diperhatikan dalam modifikasi permainan adalah bagaimana
memaksimalkan siswa dalam belajarnya. Paling tidak ada tiga pertimbangan yang

21

harus diperhatikan guru dalam mengorganisir permainan agar siswa belajar secara
maksimal.
1) Organisasi harus berhubungan dengan permainan sebenarnya.
Pernyataan ini tidak berarti harus selalu menggunakan lapangan atau peralatan
yang sebenarnya. Pernyataan ini mengandung arti bahwa skill dan strategi yang
dipelajari merupakan cerminan skill dan strategi yang akan digunakan dalam
permainan yang sebenarnya. Demikian juga konsep dan prinsip geraknya
mempunyai nilai transfer pada permainan yang sebenarnya. Demikian juga
konsep dan prinsip geraknya mempunyai nilai transfer pada permainan yang
sebenarnya. Sementara dari sisi sruktur permainan dapat dimodifikasi sesuai
dengan tingkat perkembangan belajar anak didik.
2) Formasi pembelajaran.
3) Kemajuan belajar dapat digambarkan melalui perubahan situasi permainan
yang statis ke yang dinamis.

2.4.4 Siswa Dapat Menganalisis dan Membuat Permainan Sendiri
Pada kesempatan lain seorang guru harus memberi kesempatan kepada
siswa untuk menganalisis dan membuat permainan sendiri. Cara ini dilakukan
untuk memperdalam pemahaman siswa tentang permainan serta mengembangkan
pola pikir siswa menganalisa konsep permainan. Untuk memudahkan siswa dalam
melakukan modifikasi permainan guru dapat memberikan pedoman. Beberapa
pedoman tersebut antara lain :
1) Keselamatan merupakan faktor utama dalam permainan yang dibuat.
2) Peraturan harus mudah dimengerti.

22

3) Permainan harus melibatkan semua tingkat kemampuan siswa.
4) Permainan dapat merupakan kombinasi permainan yang sudah diketahui oleh
semua siswa.

2.5 Karakteristik Perkembangan Gerak Anak Remaja
2.5.1 Pengertian Gerak
Gerak merupakan (motor) sebagai istilah umum untuk berbagai bentuk
perilaku gerak manusia, sedangkan psikomotor khusus digunakan pada domain
mengenai perkembangan manusia yang mencakup gerak manusia. Jadi gerak
(motor) ruang lingkupnya lebih luas daripada psikomotorik. Sedangkan
kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang sering siswa lakukan guna
meningkatkan kualitas hidup (Amung Ma’mun, 2000 : 20).
Kemampuan gerak dasar dibagi menjadi tiga kategori yaitu :
1) Kemampuan Lokomotor
Kemampuan Lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat
ke tempat lain atau untuk mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat,
berjalan, berlari.
2) Kemampuan Non-lokomotor
Kemampuan Non-lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang gerak yang
memadai. Kemampuan Non-lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang,
menarik, mengangkat dan menurunkan.
3) Kemampuan Manipulatif

23

Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai
macam-macam obyek. Kemampuan mnipulatif lebih banyak melibatkan
kemampuan tangan dan kaki, tetapi bagian lain tubuh kita juga dapat digunakan.
Dari pengertian di atas dapat diartikan bahwa kemampuan gerak dasar adalah
kemampuan dan kesanggupan untuk dapat melakukan tugas-tugas secara efektif
dan efisien.

2.5.2Ukuran dan Bentuk Tubuh Anak Remaja (Adolesensi)
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju
masa dewasa. Masa ini berlangsung antara umur 10-20 tahun. (Amung Ma’mun,
2000:9). Adolesensi dimulai dengan percepatan rata-rata pertumbuhan sebelum
mencapai kematangan, seksual, kemudian timbul fase perlambatan, dan berhenti
setelah tidak terjadi pertumbuhan lagi, yaitu setelah mencapai masa dewasa.
Perbedaan ukuran badan untuk kedua jenis kelamin pada masa sebelum
adolsensi adalah kecil, meskipun kecenderungan anak laki-laki sedikit lebih tiggi
dibandingkan dengan anak perempuan. Sedangkan pada awal masa adolesensi
anak perempuan lebih tinggi dan lebih berat dari anak laki-laki. Akan tetapi
keadaan tersebut tidak terlalu lama setelah perubahan yangcepat terjadi pada anak
laki-lak pada masa adolesensi. Anak laki-laki mengejar dan mengungguli tinggi
dan berat badan anak perempuan. Ukuran-ukuran yag lain seperti, tinggi togok,
panjang tungkai, lebar bahu, lebar pinggul, ukuran lengan, dan sebagainya
mengikuti pertumbuhan tinggi dan berat badan yang berlangsung dengan cepat.
Pada masa adolesensi antara laki-laki dengan perempuan makin jelas perbedaan
ukuran dan bentuk tubuhnya.

24

Perubahan fisik selama masa adolesensi menunjukkan beberapa indikasi
terhadap komposisi tubuh. Perubahan komposisi selama masa adolesensi
terutama bervariasi pada sumbu kegemukan dan kekurusan. Anak laki-laki
meningkat ke arah bentuk ramping dan berotot terutama pada anggota badan,
sedangkan anak perempuan meningkat ke arah keduanya, ke arah bentuk ramping
dan gemuk. Peningkatan ini pada anak laki-laki berlangsung dengan cepat
terutama menjelang dewasa, sedangkan pada anak perempuan berlangsung secara
bertahap.

2.5.3 Perkembangan Motorik Anak Remaja( Adolesensi)
Perubahan-perubahan dalam penampilan motorik pada masa adolesensi
cenderung mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan, kekuatan dan
fungsi fisiologis. Perbedaan-perbedaan dalam penampilan keterampilan motorik
dasar antara kedua jenis kelamin semakin meningkat. Anak laki-laki menunjukan
peningkatan yang terus berlangsung, sedangkan anak perempuan menunjukan
peningkatan yang tidak berarti, bahkan menurun setelah umur menstruasi.
Peningkatan koordinasi pada anak laki-laki terus berlangsung sejalan dengan
bertambahnya umur, sedangkan anak perempuan sudah tidak berkembang lagi
sesudah umur 14 tahun.
Masa adolesensi adalah waktu yang digunakan untuk penyempurnaan
dan memperhalus keterampilan berbagai macam kegiatan varisai keterampilan
motorik. Akan tetapi pada kenyataanya banyak anak-anak yang tidak
memperoleh kesempatan utuk mempelajari keterampilan dasar sampai masa
adolesensi.

25

2.5.4 Aktifitas Fisik Yang Diperlukan Remaja (Adolesensi)
Adolesensi merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan kemampuan
untuk menyempurnakan gerakan, dan memperhalus keterampilan berbagai macam
kegiatan olahraga secara halus. Setiap orang dapat belajar untuk menilai
kemampuanya dan memilih bentuk latihan, olahraga, dan kegiatan fisik lainya
yang berguna sepanjang hidupnya.
Masa adolesensi

membutuhkan aktifitas yang dapat meningkatkan

pengalaman dalam berbagai kegiatan, terutama yang sesuai dengan usia dewasa.
Kesempatan untuk melakukan penelitian meningkat demikian pula kegiatan
secara kelompok, terutama dengan lawan jenisnya juga meningkat. Sedangkan
bentuk kegiatan yang digemari, meliputi olahraga beregu, kegiatan menguji
keterampilan tingkat tinggi, permainan perorangan atau ganda dan pengembangan
program latihan.
Secara keseluruhan ciri-ciri anak remaja (adolesensi) adalah sebagai
berikut :
1) Perkembangan karakteristik seks. dan kematangan biologis berhubungan
dengan bertambahnya hormon sekresi, estrogen untuk wanita dan endrogen
untuk pria.
2) Mengalami pertumbuhan cepat yang ditandai dengan bertambahnya tinggi
dan berat badan.
3) Ada perbedaan irama pertumbuhan antara bagian-bagian tubuh dan antara
kedua jenis kelamin. Pada pria terjadi pelebaran pundak, sedangkan pada
wanita terjadi pelebaran pinggul dan proporsional tangan dan kaki pada pria
lebih panjang.

26

4) Terjadi perubahan sistem fisiologis dan peningkatan kesanggupan melakukan
aktifitas fisik yang lebih besar bagi pria dibandingkan wanita.
5) Perbedaan komposisi jaringan tubuh, seperti pria lebih tampak berotot
sedangkan wanita cenderung lebih banyak lemak, sehingga pria lebih kuat
dan cepat.
6) Pada masa pertumbuhan cepat ini dapat terjadi penghentian peningkatan
untuk keseimbangan, ketahanan, dan koordinasi antara mata dengan tangan.
7) Kemampuan memusatkan perhatian lebih lama, berminat besar terhadap
ketangkasan dan kompetensi, mulai tertarik pada lawan jenis dan
bertambahnya kematangan sosial.

2.6 Karakteristik Permainan Bola Basket
2.6.1 Tinjauan Permainan Bola Basket
Permaianan bola basket adalah permainan yang dimainkan ol

Dokumen yang terkait

MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI PERMAINAN BOLA BASKET RING LINGKARAN GANDA BAGI SISWA KELAS VII SMP N 1 TEGOWANU KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2011 2012

0 4 147

MODEL PENGEMBANGAN KID’S ATHLETIC’S MELALUI PERMAINAN TRADISIONAL BOLA BAKAR DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PEKAUMAN KECAMATAN KENDAL KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

0 10 139

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BASKET DENGAN TIGA RING DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 LEKSONO KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2012

4 112 146

PENGEMBANGAN MODEL PERMAINAN “TEMBAK KALENG” SEBAGAI ALTERNATIF VARIASI PERMAINAN BOLA KECIL DALAM PEMBELAJARAN PENJASORKES BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PATEBON KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012

2 26 123

MODEL PENGEMBANGAN PERMAINAN BOLA BASKET EMPAT SASARAN TEMBAK BERGERAK DALAM PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 1 KUTABANJARNEGARA 2012 KABUPATEN BANJARNEGARA

1 53 128

MODEL PEMBELAJARAN BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN BASKET DRUM DALAM PENDIDIKAN JASMANI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 BOJA KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL TAHUN 2012 2013

1 12 136

Pengembangan Model Pembelajaran Permainan Bola Voli bagi Siswa Putri SMP N 1 Winong Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2010 2011

0 11 153

Pengembangan Model Pembelajaran Penjasorkes Melalui Modifikasi Permainan Bola Basket Dengan Ring Bergerak Pada Siswa SMP N 1 Ambarawa Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 1

PEMBELAJARAN PENJASORKES MELALUI MODIFIKASI PERMAINAN BOLA BASKET UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SMP NEGERI 1 JATIBARANG KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 1

SURVEI MINAT SISWA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET SMP NEGERI SE-KECAMATAN BATANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 1