Perception of agricultural extension agents about their role in agricultural extension activity in Banten Province

PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA
DALAM PENYULUHAN PERTANIAN PADI
DI PROVINSI BANTEN

NARSO

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan yang sebenarnya bahwa disertasi dengan judul:
PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA
DALAM PENYULUHAN PERTANIAN PADI DI PROVINSI BANTEN, adalah
benar merupakan karya saya dan saya buat sesuai petunjuk, arahan komisi
pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi
manapun. Semua sumber informasi yang dikutip telah dicantumkan dalam daftar
pustaka pada bagian akhir disertasi ini.


Bogor, Januari 2012

NARSO
NIM: I361070061

ii

ABSTRACT
NARSO. 2012. Perception of Agricultural Extension Agents about Their Role in
Agricultural Extension activity in Banten Province. Supervised by Amiruddin
Saleh (chair person), Pang S. Asngari, and Pudji Muljono (members).
The success of agricultural extension one of which determined by the ability
of extension workers perform duties and functions. In carrying out its functions, it
is important to understand the roles undertaken in an effort to help farmers solve
problems and develop farming. By understanding the roles, the agricultural
extension agent can make the right decision in giving good service to farmers.
The Research was conducted from April to August 2011 in four districts of
Banten Province, namely Lebak, Pandeglang, Serang regency, and Tangerang
Regency. Data analysis used Spearman rank correlation analysis, to determine

the priority development of the role of agricultural extension strategy used SWOT
analysis and AHP analysis. Result of research indicated that as a whole extension
agents perception about their roles be at the score 2,7, scale 1 till 4 (perceptions:
fair). Perception of extension agent about their role owning highest score
successively was role in chosening and applying counselling method, role as
asssociate, and role as fasilitator with the score each 2,90, 2,83, and 2,81
(perceptions: fair). While three role which perception with the low score
successively was role as educator, role as motivator, and role as agriculture
technician with the score each 2,48, 2,59, and 2,60. Factors which correlate with
the perception were (1) characteristic of extension agent, (2) physical
environment, (3) social economics environment, and (4) motivation. Extension to
the area of cognitive behavior or knowledge at an average of 3.0, attitudes
extension of rice agricultural in the average is quite good, it is seen with an
average score of 3.14 achieved with a scale of 1 to 4. Some indicators of the
perception that shows significant correlation with the extension of knowledge is
the perception of its role as a communicator, planner, analyzer, evaluation
activities and results counseling, an expert in selecting and applying methods of
extension services, agricultural engineers, and expert facilitator. Perception
indicators that show significant correlation with attitude is the perception of their
role as a educator, communicator, consultant, motivator, facilitator, planner,

analyzer, an expert in selecting and applying methods of extension services,
agricultural engineers, expert analysis of business/entrepreneurship, and
facilitators. Priorities of development strategy in enhancing the role the
agriculture extension agent in Banten were: (1) improving the quality of human
resources of extension agent by education and practice from other institution to
get the ability, knowledge, and skill; (2) improving of quality of counselling and
cooperation with the relevant institution by the existence of fundamental duty
clarity and function; (3) product marketing competitive agriculture by maximizing
role of group of farmer; (4) optimalization of agriculture development with the
guarantee of invitation regulation; and (5) exploiting technology to support the
agriculture extension program.
Keywords: perception, role, extension agent

iii

RINGKASAN
NARSO. 2012. Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya
dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten. Di bawah bimbingan
Amiruddin Saleh, Pang S. Asngari, dan Pudji Muljono.
Undang-Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan merupakan bagian
dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum
dan pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakannya (Tunggal, 2007).
Penyuluh merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam
upaya mewujudkan cita-cita dalam Undang-Undang tersebut. Salah satu aspek
pembangunan pertanian yang memiliki andil sangat besar adalah masalah pangan
dalam hal ini padi. Penyuluhan memegang peranan penting dalam upaya
mengembangkan usahatani padi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengkaji persepsi Penyuluh Pertanian
Lapang (PPL) tentang perannya dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di
Provinsi Banten, (2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang berkorelasi dengan
persepsi PPL tentang perannya dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di
Provinsi Banten, (3) Menganalisis korelasi faktor-faktor tersebut dengan persepsi
PPL tentang perannya dalam aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten, (4)
Mengkaji perilaku PPL dalam budidaya padi sawah, (5) Menganalisis korelasi
perilaku dengan persepsi PPL dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi
Banten, dan (6) Merumuskan prioritas strategi pengembangan peran PPL dalam
menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten. Penelitian ini dirancang
dengan metode survei deskriptif-korelasional.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan April hingga Agustus 2011 di empat

kabupaten Provinsi Banten, yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang,
Kabupaten Serang, dan Kabupaten Tangerang. Lokasi penelitian dipilih
mengingat Provinsi Banten merupakan daerah pemekaran baru yang memiliki
potensi pertanian yang cukup baik.
Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan analisis statistik
inferensial. Untuk analisis statistik deskriptif menggunakan frekuensi, persentase,
rataan skor, total rataan skor dan tabulasi silang, kemudian dilakukan analisis
statistika inferensial yang digunakan untuk melihat hubungan antar peubah terikat
dengan peubah bebas adalah dengan menggunakan analisis korelasi rank
Spearman. Selain itu, untuk menentukan prioritas strategi pengembangan peran
penyuluh pertanian digunakan analisis SWOT dan analisis AHP.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi
penyuluh pertanian lapang tentang perannya adalah tinggi (skor 2,70 pada rentang
skor 1 hingga 4). Persepsi PPL tentang perannya yang memiliki skor tertinggi
berturut-turut adalah peran dalam memilih dan menerapkan metode penyuluhan,
peran sebagai pendamping, dan peran sebagai fasilitator dengan skor masingiv

masing 2,90, 2,83, dan 2,81; kesemuanya adalah berpersepsi tinggi. Peran yang
dipersepsikan rendah adalah peran penyuluh sebagai pendidik (skor 2,48 pada
rentang skor 1 – 4).

Beberapa peubah yang berkorelasi sangat nyata (p < 0,01) dengan persepsi
penyuluh tentang perannya dalam penyuluhan pertanian padi yaitu karakteristik,
meliputi umur, pendidikan formal, dan masa kerja; lingkungan fisik yaitu
kelembagaan, makna pekerjaan, pembinaan dan supervisi, dan pengembangan
karir; lingkungan sosial ekonomi, yakni lingkungan kerja, peluang kemitraan, dan
akses terhadap sumberdaya ekonomi; dan motivasi, meliputi motivasi berprestasi,
motivasi afiliasi, dan motivasi kekuasaan.
Perilaku penyuluh untuk area kognitif atau pengetahuan mencapai rata-rata
skor 3,0 (paham). Sikap penyuluh tentang budidaya padi sawah termasuk dalam
kategori setuju dengan rataan skor 3,14. Beberapa indikator persepsi yang
menunjukkan korelasi nyata dan sangat nyata dengan pengetahuan adalah persepsi
penyuluh tentang perannya sebagai komunikator, perencana, analisator, evaluasi
kegiatan dan hasil penyuluhan, ahli dalam memilih dan menerapkan metode
penyuluhan, ahli teknik pertanian, dan ahli fasilitator. Indikator persepsi yang
menunjukkan korelasi nyata atau sangat nyata dengan sikap adalah persepsi
penyuluh tentang perannya sebagai pendidik, komunikator, konsultan,
motivator/pendorong, pendamping, perencana, analisator, ahli dalam memilih dan
menerapkan metode penyuluhan, ahli teknik pertanian, ahli analisis
bisnis/kewirausahaan, dan fasilitator.
Prioritas strategi pengembangan peran PPL di Provinsi Banten adalah: (1)

Peningkatan kualitas SDM penyuluh dengan mengikuti diklat dari instansi lain
untuk menambah kemampuan, pengetahuan, dan keterampilan; (2) Peningkatan
kualitas penyuluhan dan sinergitas antar instansi terkait dengan adanya kejelasan
tugas pokok dan fungsi; (3) Pemasaran produk pertanian yang berdaya saing
dengan memaksimalkan peran kelompok tani binaan; (4) Optimalisasi
pembangunan pertanian dengan jaminan peraturan perundangan; dan (5)
Pemanfaatan teknologi yang mendukung dan memperlancar pelaksanaan program
penyuluhan.

v

© Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2012
Hak cipta dilindungi undang-undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan suatu masalah.
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Institut
Pertanian Bogor.

2. Dilarang menggunakan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya
tulis dalam bentuk apapun tanpa izin Institut Pertanian Bogor.

vi

PERSEPSI PENYULUH PERTANIAN LAPANG TENTANG PERANNYA
DALAM PENYULUHAN PERTANIAN PADI
DI PROVINSI BANTEN

NARSO

Disertasi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Doktor pada
Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2012

vii

Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup (27 Desember 2011):
1. Prof. Dr. Darwis S. Gani, MA
(Guru Besar PPN, SPs-IPB)
2. Dr. Ir. Basita G. Sugihen, MA
(Dosen pada Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan
Masyarakat FEMA-IPB)

Penguji Luar Komisi pada Ujian Terbuka (17 Januari 2012):
1. Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi
(Wakil Koordinator Mayor/Prodi PPN-IPB)
2. Dr. Ir. Momon Rusmono
(Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Badan Penyuluhan dan
Pengembangan SDM Kementerian Pertanian)

viii

Judul Disertasi


: Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya
dalam Penyuluhan Pertanian Padi di Provinsi Banten

Nama
NIP
Program Studi

: Narso
: I361070061
: Ilmu Penyuluhan Pembangunan

Disetujui,
Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS
Ketua

Prof. Dr. Pang S. Asngari
Anggota


Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi
Anggota

Mengetahui:
Ketua Program Studi/ Mayor
Ilmu Penyuluhan Pembangunan (PPN)

Dekan Sekolah Pascasarjana

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc

Dr. Ir. Dahrul Syah, MSc.Agr

Tanggal Ujian: 17 Januari 2012

Tanggal Lulus:

ix

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rakhmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan disertasi ini sesuai dengan
waktu dan prosedur yang direncanakan. Judul disertasi ini adalah “Persepsi
Penyuluh Pertanian Lapang tentang Perannya dalam Penyuluhan Pertanian Padi di
Provinsi Banten,” merupakan penelitian yang berguna untuk pengembangan
sumberdaya manusia penyuluh pertanian lapang (PPL) dalam melaksanakan
aktivitas penyuluhan pertanian, dan diharapkan dapat memberikan masukan bagi
pengembangan karier PPL yang sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah
Provinsi Banten.
Terima kasih penulis ucapkan kepada komisi pembimbing Bapak Dr. Ir.
Amiruddin Saleh, MS selaku ketua, Bapak Prof. Dr. Pang S Asngari, dan Bapak
Dr. Ir. Pudji Muljono, MSi, masing-masing selaku anggota komisi pembimbing
yang telah mengarahkan sehingga disertasi ini dapat diselesaikan. Kepada penguji,
baik penguji pada ujian tertutup (Prof. Dr. Darwis S Gani, MA dan Dr. Ir. Basita
G. Sugihen, MA) maupun pada ujian terbuka (Dr. Ir. Ninuk Purnaningsih, MSi,
dan Dr. Ir. Momon Rusmono), penulis ucapkan terima kasih
Ucapan terima kasih pula penulis sampaikan kepada Ibu Dr. Ir. Siti
Amanah, MSc selaku koordinator Program Mayor Ilmu Penyuluhan
Pembangunan yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam proses
perkuliahan. Para PPL, di antaranya Bapak Kartono dan Bapak Tana yang telah
memberikan informasi, penulis sampaikan terima kasih. Kepada pegawai
sekretariat Program Studi Penyuluhan Pembangunan (PPN) Ibu Desi, Pak Kodir,
dan teman-teman mahasiswa Program S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan
angkatan tahun 2007, Pak Ramli, Sapar, Yumi, Yunita, Adi Rianto yang telah
memberikan dorongan kepada penulis dalam penyelesaian disertasi ini, penulis
sampaikan terima kasih.
Secara khusus ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Istri
(Maryatin) dan anak-anak, Eko, Yudi, Tri Setyo dan saudara-saudara penulis atas
segala dukungan dan do’a serta kasih sayangnya selama ini. Kepada semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu diucapkan terima kasih atas bantuannya
selama penulis menempuh pendidikan S3 Ilmu Penyuluhan Pembangunan di
Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Semoga disertasi ini bermanfaat.
Bogor, 17 Januari 2012

Penulis
x

RIWAYAT HIDUP
Narso lahir di Purwokerto pada 11 September 1955, sebagai anak keenam
dari enam bersaudara, pasangan Bapak Tirtameja (almarhum) dan Ibu Payem
(almarhumah).
Jenjang pendidikan yang penulis ikuti, SD Negeri di Purwokerto, lulus
Tahun 1969, SMP Negeri di Wangon, lulus Tahun 1972, dan melanjutkan
pendidikan SMA Negeri di Purwokerto, lulus Tahun 1975, kemudian pada Tahun
1978 melanjutkan pendidikan Program Sarjana di Fakultas Ilmu Komunikasi
Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, lulus Tahun 1984. Tahun 2004 penulis
mendapat kesempatan mengikuti pendidikan magister (S2) pada Program Studi
KMP IPB, lulus Tahun 2007, dan pada Tahun yang sama penulis melanjutkan
pendidikan Doktor (S3) di Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan IPB.
Tahun 1990 penulis mulai bekerja sebagai asisten dosen, dan pada Tahun
1996 diangkat sebagai Dosen Tetap Yayasan pada Universitas Ibnu Chaldun
Jakarta dengan pangkat Asisten Dosen untuk mata kuliah Pengantar Humas pada
Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, kemudian pada
Tahun 1998 diangkat dalam jabatan Fungsional Dosen Lektor Muda, setelah tiga
tahun kemudian tepatnya Tahun 2001 diangkat dalam jabatan fungsional Dosen
menjadi Lektor Madya.
Penulis pada Tahun 1998 mendapat promosi jabatan struktural sebagai
Pembantu Dekan III pada FIKOM UIC Jakarta, kemudian pada Tahun 2001
diangkat dalam jabatan Pembantu Dekan II FIKOM UIC Jakarta. Pada Tahun
2004 dipromosikan menjadi Pembantu Dekan I FIKOM UIC Jakarta sampai
dengan Tahun 2007. Pada Tahun 2011, diangkat dalam jabatan Dekan Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Ibnu Chaldun Jakarta sampai sekarang.

xi

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................

xiii

RIWAYAT HIDUP .....................................................................................

xiv

DAFTAR TABEL .......................................................................................

xviii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

xx

DAFTAR LAMPIRAN ...............................................................................

xxi

PENDAHULUAN .......................................................................................
Latar Belakang Penelitian ..................................................................
Masalah Penelitian .............................................................................
Tujuan Penelitian ...............................................................................
Novelty dan Kegunaan Penelitian ......................................................
Definisi Istilah ....................................................................................

1
1
5
6
7
8

TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................
Persepsi ..............................................................................................
Pengertian Persepsi .....................................................................
Prinsip Persepsi ...........................................................................
Pembentukkan Persepsi...............................................................
Peran Penyuluh Pertanian ..................................................................
Tugas Pokok dan Fungsi Penyuluh ....................................................
Peran Penyuluh sebagai Pendidik ......................................................
Peran dalam Mengelola Pembelajaran ........................................
Peran dalam Mengelola Pelatihan ...............................................
Peran dalam Menyusun Materi Penyuluhan ...............................
Peran Penyuluh sebagai Komunikator ...............................................
Peran dalam Mengelola Momunikasi Inovasi .............................
Peran dalam Memandu Sistem Jaringan .....................................
Peran dalam Memanfaatkan Media Komunikasi ........................
Peran dalam Komunikasi Tatap Muka ........................................
Peran dalam Membangun Kemitraan..........................................
Peran Penyuluh sebagai Konsultan ....................................................
Peran Penyuluh sebagai Motivator.....................................................
Peran Penyuluh sebagai Pendamping.................................................
Peran Penyuluh sebagai Perencana ....................................................
Peran Penyuluh sebagai Analisator ....................................................
Peran Penyuluh sebagai Ahli Evaluasi Kegiatan dan
Hasil Penyuluhan ........................................................................
Peran Penyuluh sebagai Ahli Memilih dan Menerapkan Metode
Penyuluhan ..................................................................................
Peran Penyuluh sebagai Ahli Teknik Pertanian .................................
Peran Penyuluh sebagai Ahli Analisis Bisnis/Kewirausahaan ..........
Peran Penyuluh sebagai Fasilitator ....................................................
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Penyuluh ...........
Karakteristik Penyuluh ................................................................

9
9
9
13
15
17
20
24
24
25
26
27
27
28
31
33
35
36
39
43
44
45

xii

45
46
47
48
49
50
51

Lingkungan Fisik ........................................................................
Lingkungan Sosial Ekonomi ......................................................
Motivasi ......................................................................................
Perilaku Penyuluh ..............................................................................
Pengetahuan ................................................................................
Sikap ...........................................................................................
Budidaya Padi Sawah ........................................................................
Syarat Tumbuh ...........................................................................
Persemaian ..................................................................................
Pengolahan Tanah.......................................................................
Penanaman ..................................................................................
Pemupukan .................................................................................
Pemeliharaan ..............................................................................
Pengendalian Hama dan Penyakit ..............................................
Panen ..........................................................................................

53
57
59
62
63
63
64
64
65
66
67
67
68
68
68

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ............................................
Kerangka Berpikir .............................................................................
Hipotesis Penelitian ...........................................................................

71
71
73

METODE PENELITIAN ............................................................................
Desain Penelitian ...............................................................................
Waktu dan Tempat Penelitian............................................................
Populasi dan Sampel ..........................................................................
Data dan Instrumentasi ......................................................................
Data.............................................................................................
Pengukuran Persepsi ...................................................................
Instrumentasi ..............................................................................
Validitas dan Reliabilitas Instrumen..................................................
Validitas Instrumen.....................................................................
Reliabilitas Instrumen .................................................................
Pengumpulan Data .............................................................................
Analisis Data......................................................................................

74
74
74
75
75
75
79
79
79
79
81
82
83

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................
Gambaran Umum Wilayah ................................................................
Persepsi Penyuluh tentang Perannya .................................................
Peran Penyuluh Sebagai Pendidik ..............................................
Peran Penyuluh Sebagai Komunikator .......................................
Peran Penyuluh sebagai Konsultan.............................................
Peran Penyuluh Sebagai Pendamping ........................................
Peran Penyuluh sebagai Motivator/Pendorong...........................
Peran Penyuluh sebagai Perencana.............................................
Peran Penyuluh sebagai Analisator ............................................
Peran Penyuluh sebagai Ahli Evaluasi Kegiatan
dan Hasil Penyuluhan ............................................................
Peran Penyuluh sebagai Ahli dalam Memilih
dan Menerapkan Metode Penyuluhan....................................
Peran Penyuluh sebagai Ahli Teknik Pertanian .........................
Peran Penyuluh sebagai Ahli Analisis Bisnis/Kewirausahaan ...

84
84
88
89
90
93
95
95
97
98

xiii

99
100
101
102

Peran Penyuluh sebagai Fasilitator .............................................
Karakteristik Penyuluh .......................................................................
Lingkungan Fisik ...............................................................................
Lingkungan Sosial Ekonomi ..............................................................
Motivasi..............................................................................................
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Persepsi Penyuluh
tentang Perannya .........................................................................
Karakteristik Penyuluh ................................................................
Lingkungan Fisik ........................................................................
Lingkungan Sosial Ekonomi .......................................................
Motivasi ......................................................................................
Perilaku Penyuluh ..............................................................................
Hubungan Persepsi dengan Perilaku Penyuluh ..................................
Strategi Pengembangan Peran Penyuluh............................................
Matrik Analisis Internal ..............................................................
Matrik Analisis Eksternal............................................................
Prioritas Strategi Pengembangan Peran Penyuluh .............................

103
106
108
110
111

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................
Kesimpulan ........................................................................................
Saran...................................................................................................

132
132
133

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................

134

LAMPIRAN ................................................................................................

140

xiv

113
113
115
117
119
121
121
123
123
124
128

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tugas penyuluh menurut beberapa sumber...........................................

22

2. Data sampel penelitian ..........................................................................

75

3. Sumber data dan teknik pengumpulan data penelitian..........................

82

4. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai Pendidik .......................

89

5. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai komunikator.................

91

6. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai konsultan......................

94

7. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai pendamping .................

95

8. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai motivator/pendorong ...

96

9. Persepsi penyuluh tentang perannya sebagai perencana .......................

97

10. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai analisator......................

98

11. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai ahli evaluasi
kegiatan dan hasil penyuluhan .............................................................

99

12. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai
ahli dalam memilih dan menerapkan metode penyuluhan ...................

100

13. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai ahli teknik pertanian ....

101

14. Persepsi penyuluh terhadap perannya
sebagai ahli analisis bisnis/kewirausahaan ..........................................

103

15. Persepsi penyuluh terhadap perannya sebagai fasilitator ......................

104

16. Persepsi penyuluh tentang perannya .....................................................

105

17. Distribusi skor responden berdasarkan karakteristik penyuluh ............

106

18. Rataan skor responden berdasarkan lingkungan fisik ...........................

108

19. Rataan skor responden berdasarkan lingkungan sosial ekonomi ..........

110

20. Rataan skor responden berdasarkan motivasi .......................................

112

21. Hubungan karakteristik dengan persepsi penyuluh tentang perannya ..

113

22. Hubungan lingkungan fisik dengan persepsi penyuluh tentang perannya

115

23. Hubungan lingkungan sosial ekonomi dengan
persepsi penyuluh tentang perannya .....................................................

118

24. Hubungan motivasi dengan persepsi penyuluh tentang perannya ........

119

25. Perilaku penyuluh dalam budidaya padi sawah ....................................

121

26. Hubungan Persepsi dengan Perilaku Penyuluh .....................................

122

27. Analisis internal peran penyuluh pertanian di Provinsi Banten ............

124

xv

28. Analisis eksternal peran penyuluh pertanian di Provinsi Banten ..........

125

29. Rumusan strategi pengembangan peran penyuluh di Provinsi Banten..

127

30. Analisis prioritas faktor-faktor penentu strategi ....................................

128

31. Analisis nilai prioritas strategi berdasarkan faktor penentu ..................

129

xvi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Pembentukkan persepsi menurut Litterer (Asngari, 1984) .....................

16

2. Alur kerangka berpikir penelitian ...........................................................

72

3. Diagram Analisis SWOT ........................................................................

126

4. Diagram final proses analisis berjenjang ................................................

130

xvii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Peta lokasi penelitian ...............................................................................

141

2. Kuesioner penelitian ................................................................................

142

3. Hasil analisis validitas dan reliabilitas.....................................................

157

3. Foto-Foto kegiatan penelitian ..................................................................

167

xviii

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Undang-Undang No 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan menyebutkan bahwa penyuluhan merupakan bagian
dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dan memajukan kesejahteraan umum
dan

pemerintah berkewajiban untuk menyelenggarakannya (Tunggal, 2007).

Petugas penyuluhan merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting
dalam upaya mewujudkan cita-cita dalam Undang-Undang tersebut. Penyuluhan
sebagai proses pendidikan nonformal, bertujuan mengarahkan perubahan ke arah
perubahan yang terencana. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan sumberdaya
yang memadai termasuk tenaga penyuluhan, tidak saja dalam jumlah yang
mencukupi tetapi juga memiliki kemampuan yang handal. Salah satu aspek
pembangunan pertanian yang memiliki andil sangat besar adalah masalah pangan
dalam hal ini padi. Penyuluhan memegang peranan penting dalam upaya
mengembangkan usahatani padi.
Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) merupakan ujung tombak yang
bersentuhan langsung dengan masyarakat khususnya petani. Kedudukan tersebut
sudah seharusnya penyuluh memiliki berbagai kemampuan yang dapat menunjang
tugas dan fungsinya dalam memajukan petani. Hal tersebut terutama karena
masalah yang dihadapi di lapangan tidak saja menyangkut persoalan usahatani
semata, melainkan berbagai persoalan, baik masalah sosial, budaya, tingkat
pengetahuan, maupun kepercayaan masyarakat petani. Oleh karena itu, penyuluh
dituntut untuk menggunakan pendekatan yang beragam dalam membantu
menyelesaikan persoalan petani.
Melalui penyuluhan pertanian, masyarakat petani dibekali dengan ilmu,
pengetahuan, keterampilan, pengenalan paket teknologi dan inovasi di bidang
pertanian, penanaman nilai-nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya
manusia dengan konsep dasar filosofi rajin, kooperatif, inovatif, kreatif dan
sebagainya. Hal yang lebih penting lagi adalah mengubah sikap dan perilaku
masyarakat petani agar mereka tahu dan mau menerapkan informasi anjuran yang
dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian.

1

2

Tujuan penyuluhan pertanian adalah dalam rangka menghasilkan SDM
pelaku pembangunan pertanian yang kompeten sehingga mampu mengembangkan
usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih baik (better farming), berusahatani
lebih menguntungkan (better business), hidup lebih sejahtera (better living), dan
lingkungan lebih sehat. Penyuluhan pertanian dituntut agar mampu menggerakkan
masyarakat, memberdayakan petani-nelayan, pengusaha pertanian dan pedagang
pertanian, serta mendampingi petani untuk membantu menganalisis situasi-situasi
yang sedang mereka hadapi dan melakukan perkiraan ke depan, membantu
mereka

menemukan

masalah,

membantu

mereka

memperoleh

pengetahuan/informasi guna memecahkan masalah, membantu mereka mengambil
keputusan, dan membantu mereka menghitung besarnya risiko atas keputusan
yang diambilnya serta peran lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan
petani secara umum.
Pembangunan pertanian dewasa ini telah diarahkan menuju industrialisasi
di bidang pertanian melalui pengembangan agribisnis yang berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan. Hal ini akan bisa diwujudkan dengan lebih dahulu
menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas, terutama masyarakat
pertanian, sehingga kesinambungan dan ketangguhan petani dalam pembangunan
pertanian bukan saja diukur dari kemampuan petani dalam memanage usahanya
sendiri, tetapi juga ketangguhan dan kemampuan petani dalam mengelola
sumberdaya alam secara rasional dan efisien, berpengetahuan, terampil, cakap
dalam membaca peluang pasar dan mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan
dunia khususnya perubahan dalam pembangunan pertanian. Di sinilah pentingnya
penyuluhan pertanian untuk membangun dan menghasilkan SDM yang
berkualitas.
Oleh karena itu, sudah selayaknya peran penyuluhan pertanian
ditempatkan pada posisi yang strategis dalam sebuah kelembagaan yang didukung
oleh kebijakan pemerintah, sehingga penyelenggaraan penyuluhan pertanian
betul-betul bisa berjalan efektif dan efisien. Pembangunan pertanian merupakan
bagian terpenting dari pembangunan sebagian besar daerah di Indonesia dan untuk
membangunnya perlu ditunjang dengan SDM yang berkualitas.

3

Provinsi Banten memiliki potensi pengembangan komoditas padi yang
cukup baik. Hal ini terlihat dari data Kementerian Pertanian (2010) di mana luas
panen dan produksi budidaya padi dari 338.666 ha dan 1.468.765 ton atau dengan
tingkat produksi per hektar mencapai 4,34 ton/ha pada tahun 2002 telah
berkembang menjadi 364.721 ha dan 1.812.495 ton atau dengan tingkat produksi
per hektar mencapai 4,97 ton/ha hingga tahun 2005. Bila mengacu pada pola
perkembangannya, pada tahun 2005 dan 2006 tingkat produksi per hektar
diperkirakan tetap meningkat meskipun dengan kecenderungan melambat. Praktek
budidaya selama kurun waktu 2002-2004 semakin membaik (intensif). Produksi
padi di Provinsi Banten sekitar 10,7 persen yakni dari produksi 1.849.008 ton
pada tahun 2009 meningkat menjadi 2.048.047 ton pada tahun 2010.
Meskipun rata-rata laju pertumbuhan kinerja produksi per luas panen
untuk seluruh jenis tanaman palawija yang diusahakan meningkat, namun pola
dan praktek produksi palawija relatif belum bertumbuh kembang, di mana dengan
laju pertumbuhan rata-rata luas panen yang cukup baik (2,48% per tahun) namun
peningkatan laju pertumbuhan rata-rata produksi hanya sebesar 4,08% per tahun,
atau dengan rasio yang hanya mencapai 1,64. Di antara berbagai jenis tanaman
palawija yang diusahakan, hanya ubi kayu dan kacang kedelai yang memiliki
rasio laju pertumbuhan produksi rata-rata berbanding laju pertumbuhan luas panen
rata-rata di atas angka 1 (masing-masing 1,41 dan 6,75).
Untuk mengembangkan potensi tersebut dibutuhkan tenaga penyuluh yang
kompeten dalam menjalankan perannya. Hal tersebut dapat dilakukan apabila
penyuluh sendiri memiliki persepsi yang baik akan peran tersebut. Meskipun pada
dasarnya penyuluh telah dibekali kemampuan yang baik, menerima pelatihan
yang sama, namun penafsiran dan penerimaan mereka dapat berbeda, sehingga
tugas dan fungsi yang dilakukan dapat menghasilkan sesuatu yang berbeda pula,
oleh karena perbedaan persepsi dapat mempengaruhi perilaku seseorang. Dengan
demikian adalah penting bagi penyuluh untuk memiliki persepsi yang baik
terhadap peran mereka dalam pengembangan petani.
Persepsi pada dasarnya adalah proses pemahaman ataupun pemberian
makna terhadap suatu obyek, selanjutnya persepsi akan mempengaruhi perilaku
individu yang bersangkutan. Persepsi memang sangat subyektif, yaitu tergantung

4

pada subyek yang mengalami persepsi itu sendiri. Penyuluh pertanian yang
memiliki persepsi yang baik tentang perannya adalah penyuluh yang mampu
mengamati, mengenali, memahami, dan menginterpretasikan perannya dengan
baik. Dengan persepsi yang baik itu, penyuluh dapat melaksanakan tugas dan
perannya sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi) mereka dengan baik.
Proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh
berbagai faktor di antaranya pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu.
Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi obyek
yang ditangkap oleh panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan
memberikan arti terhadap obyek yang ditangkap individu, dan akhirnya
komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang
berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap obyek yang ada. Selain itu,
persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap,
kebiasaan, dan kemauan, sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang
berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun
fisik.
Setiap individu akan memberikan arti kepada stimulus dengan cara yang
berbeda meskipun obyeknya sama. Hal ini terutama karena persepsi bersifat
individual, meskipun stimulus yang diterimanya sama, tetapi karena setiap orang
memiliki pengalaman yang berbeda, kemampuan berpikir yang berbeda, maka hal
tersebut sangat memungkinkan terjadinya perbedaan persepsi pada setiap
individu. Kondisi yang sama dapat terjadi pada penyuluh pertanian. Tingginya
keragaman yang ada pada masing-masing individu dapat menyebabkan
beragamnya tingkat persepsi penyuluh pertanian.
Berdasarkan uraian di atas, diperlukan kajian mendalam untuk memahami
cara penyuluh pertanian mempersepsikan peran yang mereka jalankan dalam
pengembangan petani. Selain itu, juga diperlukan analisis yang dalam tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Masalah persepsi menjadi
penting mengingat perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh persepsinya terhadap
suatu obyek, sehingga cara penyuluh mempersepsikan perannya akan berdampak
pada implementasi kegiatan ketika mereka melaksanakan tugas penyuluhan.

5

Masalah Penelitian
Keberhasilan penyuluhan salah satunya ditentukan oleh kemampuan
penyuluh menjalankan tugas dan fungsinya. Dalam menjalankan fungsinya,
penting bagi penyuluh untuk mengetahui dan memahami peran-peran yang
dijalankan

dalam

upaya

membantu

petani

memecahkan

masalah

dan

mengembangkan usahataninya. Dengan memahami peran tersebut, penyuluh
dapat membuat keputusan yang tepat dalam memberikan pelayanan yang baik
kepada petani.

Selain itu, penyuluh yang mengerti dengan benar tentang

perannya, dapat memanfaatkan sumberdaya yang terbatas guna menunjang
tugasnya, karena dengan pengertian akan perannya tersebut, penyuluh mengetahui
hal-hal yang harus dilakukan.
Pemahaman

tersebut

merupakan

refleksi

dari

cara

penyuluh

mempersepsikan peran-peran tersebut. Dalam hal ini, masalah utama penelitian
adalah mengkaji secara mendalam cara penyuluh menjalankan perannya dan
persepsi mereka terhadap peran tersebut. Secara khusus, masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
(1) Bagaimana persepsi penyuluh pertanian tentang perannya dalam penyuluhan
pertanian padi di Provinsi Banten?
(2) Faktor-Faktor apa yang mempengaruhi persepsi penyuluh pertanian tentang
perannya dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi Banten?
(3) Sejauh mana faktor-faktor tersebut berkorelasi dengan persepsi penyuluh
pertanian tentang perannya dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi
Banten?
(4) Bagaimana perilaku penyuluh dalam budidaya padi sawah di Provinsi
Banten?
(5) Bagaimana korelasi persepsi dengan perilaku penyuluh dalam penyuluhan
pertanian padi di Provinsi Banten?
(6) Bagaimana prioritas strategi pengembangan peran penyuluh pertanian dalam
menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten?

6

Tujuan Penelitian
Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) merupakan ujung tombak bagi upaya
pembangunan pertanian, khususnya bagi pengembangan sumberdaya petani yang
mandiri. Hal ini bukanlah tugas yang ringan, oleh karena para penyuluh tersebut
berhubungan dengan petani yang memiliki latar belakang yang sangat beragam,
baik pendidikan, pengetahuan, agama, suku, budaya, status sosial dan lain
sebagainya, sehingga seorang penyuluh dituntut untuk memiliki kemampuan yang
memadai, baik kemampuan teknis maupun kemampuan menerapkan ilmu
penyuluhan.
Selain itu, penyuluh harus mampu menjalankan peran-peran mereka dalam
melaksanakan tugas penyuluhan. Untuk memahami peran-peran tersebut,
penyuluh harus memiliki persepsi yang baik terhadap peran dimaksud, sehingga
kemampuan memahami peran itu memunculkan pemahaman yang baik dan
memberikan dampak terhadap kinerja penyuluhan yang baik pula.
Persepsi penyuluh pertanian terhadap perannya sebagai edukator,
komunikator dan berbagai peran penyuluh lainnya dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor, baik internal maupun eksternal. Hal ini menyebabkan persepsi penyuluh
pertanian tentang perannya tersebut akan sangat beragam. Oleh karena itu
penelitian ini diarahkan untuk lebih mendalami persepsi penyuluh terhadap peran
mereka dalam membina petani. Secara spesifik, tujuan penelitian ini adalah:
(1) Mengkaji persepsi penyuluh pertanian tentang perannya dalam menjalankan
aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten.
(2) Mendeskripsikan faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi penyuluh
pertanian tentang perannya dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di
Provinsi Banten.
(3) Menganalisis derajat faktor-faktor yang berkorelasi dengan persepsi penyuluh
pertanian tentang perannya dalam aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten.
(4) Mengkaji perilaku penyuluh pertanian lapang dalam budidaya padi sawah.
(5) Menganalisis korelasi persepsi dengan perilaku penyuluh pertanian lapang
dalam penyuluhan pertanian padi di Provinsi Banten.
(6) Merumuskan prioritas strategi pengembangan peran penyuluh pertanian
dalam menjalankan aktivitas penyuluhan di Provinsi Banten.

7

Novelty dan Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian tentang persepsi penyuluh dapat disebarluaskan kepada
seluruh masyarakat, khususnya penyuluh pertanian. Oleh karena itu hasil
penelitian ini nantinya dapat mempengaruhi para pengambil kebijakan untuk
dapat dijadikan salah satu alternatif pengembangan sumberdaya manusia
penyuluh ke depan. Penyuluh pertanian di masa yang akan datang diharapkan
mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan arus informasi dan teknologi
yang semakin pesat.
Novelty dari penelitian ini adalah kajian secara spesifik peran-peran yang
dijalankan oleh Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) di Provinsi Banten dan persepsi
penyuluh tentang perannya tersebut. Selain itu, kajian mendalam terhadap faktorfaktor yang mempengaruhi persepsi PPL tentang perannya sehingga dapat
dirumuskan prioritas strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan peran
PPL khususnya di Provinsi Banten.
Ditemukannya informasi berupa faktor-faktor yang berkorelasi dengan
persepsi penyuluh tentang perannya dalam penyuluhan pertanian yang diharapkan
berguna untuk menentukan kebijakan dalam membina dan meningkatkan
kompetensi penyuluh. Dengan menemukan profil penyuluh yang memiliki
kompetensi baik, dapat dijadikan pedoman atau petunjuk dalam meningkatkan
kompetensi penyuluh pertanian dalam menjalankan fungsi perannya.
Dengan demikian secara rinci kegunaan penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
(1) Memberikan informasi kepada penyuluh tentang peran yang perlu dijalankan
dalam kegiatan penyuluhan pertanian di Provinsi Banten.
(2) Memberikan gambaran bagi pengambilan kebijakan dalam pengembangan
peran penyuluh pertanian dalam menjalankan aktivitas penyuluhan.
(3) Memberikan bahan penyempurnaan kebijakan dalam pembinaan dan
pengembangan karier penyuluh pertanian yang sesuai dengan kebijakan
pemerintah daerah setempat, dan lingkungan kerjanya dalam upaya
meningkatkan peran penyuluh pertanian.

8

(4) Memperluas dan memperbanyak khazanah ilmiah keilmuan penyuluhan
pertanian yang dapat dijadikan acuan dalam pengembangan kebijakan
pengembangan sumberdaya manusia.
(5) Menjadikan pendorong bagi studi lebih lanjut untuk mengembangkan model
peningkatan kompetensi penyuluh pertanian dalam cakupan yang lebih luas.
Definisi Istilah
Definisi istilah merupakan penjelasan atas peubah-peubah penelitian
dengan maksud untuk membatasi lingkup makna peubah ke arah obyek
penggunaan sehingga memiliki prespektif yang sama. Beberapa istilah yang
menjadi peubah penelitian adalah sebagai berikut:
(1) Faktor internal penyuluh adalah hal-hal yang berhubungan dengan
karakteristik personal penyuluh yaitu: umur, pendidikan, masa kerja,
pelatihan, dan pendapatan.
(2) Lingkungan fisik adalah situasi institusi tempat penyuluh bertugas, meliputi:
kelembagaan, makna pekerjaan,

jumlah wilayah binaan, jumlah petani

binaan, pembinaan/supervisi, dan pengembangan karir.
(3) Lingkungan sosial ekonomi adalah situasi sosial ekonomi tempat penyuluh
bertugas, meliputi: lingkungan kerja, akses terhadap sumberdaya ekonomi,
peluang kemitraan, dan akses terhadap media.
(4) Motivasi adalah dorongan yang dimiliki penyuluh dalam melaksanakan
perannya sebagai penyuluh pertanian, meliputi: motivasi berprestasi, motivasi
berafiliasi, dan motivasi kekuasaan.
(5) Persepsi penyuluh tentang peran mereka dalam kegiatan penyuluhan adalah
pengertian Penyuluh Pertanian Lapang tentang berbagai peran yang
dilakukannya dalam kegiatan penyuluhan, meliputi: peran sebagai pendidik,
komunikator, konsultan,

motivator/pendorong,

pendamping,

perencana,

analisator, ahli evaluasi kegiatan dan hasil penyuluhan, ahli dalam memilih
dan menggunakan metode penyuluhan, ahli teknik pertanian, ahli analisis
bisnis/kewirausahaan, dan fasilitator.
(6) Penyuluhan adalah sistem pendidikan nonformal yang dilakukan oleh
penyuluh terhadap petani.

TINJAUAN PUSTAKA
Persepsi
Pengertian Persepsi
Beberapa ahli seperti dikutip oleh Asngari (1984) mendefinisikan persepsi
dengan cara yang beragam. Forgus maupun Forgus dan Melamed mendefinisikan
persepsi sebagai “the process of information extraxtion,” Harris dan Levey dalam
The New Columbia Encyclopedia mendefinisikan persepsi sebagai “mental
organization and interpretation of sensory information,” Menurut Litterer,
persepsi adalah “the understanding or view people have of things in the world
around them,” sedangkan Hillgard menyebutkan bahwa “perception is the process
of becoming aware of objects.” Combs, Avila dan Purkey mendefinisikan persepsi
sebagai berikut: “perception is the interpretation by individuals of how things
seem to them especially in reference to how individual view the solves is solution
to the world in wich they are involved;” Allport menyebutkan bahwa:
“perception has something to do with awareness of content upon the
impression these object make upon our senses. It is the way things look to
us, or the way they sound, feel, taste or smell. But perception also involves,
to some degree, and understanding awareness, a meaning or a recognition
of these objects.”
Menurut Rakhmat (2007), persepsi adalah pengalaman tentang obyek,
peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi sebagaimana didefinisikan dalam
kamus besar bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2002) adalah tanggapan atau
penerimaan langsung dari sesuatu; proses seseorang mengetahui beberapa hal
melalui pancainderanya. van den Ban dan Hawkins (1999) mengemukakan bahwa
persepsi adalah proses menerima informasi atau stimuli dari lingkungan dan
mengubahnya ke dalam kesadaran psikologis. Beberapa ahli seperti dikutip oleh
Mulyana (2010) mendefinisikan persepsi secara beragam: Brian Fellow
memberikan definisi persepsi sebagai proses yang memungkinkan suatu
organisme menerima dan menganalisis informasi; Kennet K. Sereno dan Edward
M. Bodekan menyatakan bahwa persepsi adalah sarana yang memungkinkan kita
memperoleh kesadaran akan sekeliling dan lingkungan kita; Philip Goodacre dan
Jennifer Follers, persepsi adalah proses mental yang menjadikan kita sadar akan

9

10

banyaknya stimulus yang mempengaruhi indra kita; dan DeVito (2002)
menyatakan bahwa persepsi adalah proses yang menjadikan kita sadar akan
banyaknya stimulus yang mempengaruhi indera kita, dan persepsi adalah upaya
pemberian makna pada stimuli inderawi.
Menurut Mulyana (2010), persepsi adalah inti komunikasi, sedangkan
penafsiran (interpretasi) adalah inti persepsi, yang identik dengan penyandian
balik (decoding) dalam proses komunikasi. Persepsi disebut inti komunikasi,
karena jika persepsi kita tidak akurat, tidak mungkin kita berkomunikasi dengan
efektif. Persepsilah yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan
yang lain. Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antar individu, semakin
mudah dan semakin sering mereka berkomunikasi, dan sebagai konsekuensinya
semakin cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas.
Kotler (2000) menjelaskan bahwa persepsi adalah proses seseorang
menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi
untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Persepsi adalah suatu
proses pemberian arti atau makna terhadap lingkungan. Dalam hal ini persepsi
mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (input), pengorganisasian
stimulus, dan penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara
mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap. Robbins (1994) mendeskripsikan
persepsi dalam kaitannya dengan lingkungan, yaitu sebagai proses individuindividu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi
makna kepada lingkungan mereka.
Walgito (2003) mengemukakan bahwa persepsi seseorang merupakan
proses aktif yang memegang peranan, bukan hanya stimulus yang mengenainya
tetapi juga individu sebagai satu kesatuan dengan pengalaman-pengalamannya,
motivasi serta sikapnya yang relevan dalam menanggapi stimulus. Individu dalam
hubungannya dengan dunia luar selalu melakukan pengamatan untuk dapat
mengartikan rangsangan yang diterima dan alat indera dipergunakan sebagai
penghubungan antara individu dengan dunia luar. Agar proses pengamatan itu
terjadi, maka diperlukan obyek yang diamati alat indera yang cukup baik dan
perhatian merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan
pengamatan. Persepsi dalam arti umum adalah pengertian seseorang terhadap

11

sesuatu yang akan membuat respons cara dan dengan sesuatu seseorang akan
bertindak.
Leavitt (Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan,
yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan
persepsi sebagai penglihatan, cara seseorang melihat sesuatu. Pandangan yang
luas mengartikannya sebagai cara seseorang meman