PENYAJIAN KEUANGAN DENGAN TUJUAN KHUSUS UNTUK MEMATUHI PERJANJIAN KONTRAK ATAU KETENTUAN PERATURAN

PENYAJIAN KEUANGAN DENGAN TUJUAN KHUSUS UNTUK MEMATUHI PERJANJIAN KONTRAK ATAU KETENTUAN PERATURAN

22 Auditor seringkali diminta untuk melaporkan laporan keuangan dengan tujuan khusus yang disusun untuk mematuhi perjanjian kontrak atau ketentuan peraturan. Dalam hampir semua keadaan, tipe perjanjian ini hanya ditujukan untuk penggunaan oleh pihak-pihak yang mengikat perjanjian, badan pengatur, atau pihak tertentu lainnya. Seksi ini membahas pelaporan atas tipe penyajian ini, yang mencakup hal berikut ini.

a. Penyajian keuangan dengan tujuan khusus yang disusun untuk mematuhi perjanjian kontrak atau ketentuan peraturan yang tidak merupakan suatu penyajian yang lengkap tentang aktiva, utang, pendapatan dan beban entitas, tetapi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau suatu basis akuntansi komprehensif (paragraf 23 sampai 26).

b. Penyajian keuangan dengan tujuan khusus (mungkin berupa satu set lengkap laporan keuangan atau satu di antara laporan keuangan pokok) yang disusun dengan basis akuntansi yang ditetapkan dalam perjanjian yang tidak merupakan penyajian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif (paragraf 27 sampai dengan 30).

LAPORAN KEUANGAN YANG DISUSUN DENGAN BASIS AKUNTANSI YANG DITETAPKAN DALAM PERJANJIAN KONTRAK ATAU KETENTUAN PERATURAN YANG MENGHASILKAN PENYAJIAN YANG TIDAK LENGKAP TETAPI SESUAI DENGAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDONESIA ATAU BASIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF LAIN

23 Suatu badan pemerintah dapat meminta daftar penghasilan bruto dan beban tertentu suatu operasi divisi yang merupakan bagian dari suatu entitas yang penghasilan dan bebannya diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, tetapi beban didefinisikan tanpa memasukkan pos tertentu seperti bunga, depresiasi, dan pajak penghasilan. Daftar tersebut dapat pula menyajikan kelebihan penghasilan bruto di atas beban menurut definisi tersebut. Juga, perjanjian beli-jual (buy-sell agreement) mungkin merinci daftar aktiva dan utang bruto entitas yang diukur sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, namun terbatas pada aktiva yang akan dijual dan utang yang akan ditransfer sesuai dengan perjanjian tersebut.

24 Paragraf 02 Seksi ini mendefinisikan istilah laporan keuangan dan mencakup suatu daftar penyajian keuangan yang harus dipertimbangkan oleh auditor sebagai suatu laporan keuangan untuk tujuan pelaporan. Di lain pihak, pengertian unsur, akun, atau pos tertentu suatu laporan keuangan yang dibahas dalam paragraf 11 sampai dengan 18, merupakan informasi keuangan yaitu bagian dari, namun secara signifikan kurang dari, suatu laporan keuangan. Penyajian keuangan seperti yang dijelaskan di atas dan penyajian yang serupa, harus secara umum dianggap sebagai laporan keuangan, meskipun, sebagaimana ditunjukkan di atas, pos tertentu dikeluarkan dari laporan keuangan tersebut. Jadi, bila auditor diminta untuk melaporkan tipe penyajian tersebut, pengukuran materialitas untuk tujuan pernyataan pendapat harus dihubungkan dengan penyajian sebagai keseluruhan. Lihat SA Seksi 312, [PSA No. 25] Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit. Lebih lanjut, penyajian tersebut berbeda dari laporan keuangan lengkap hanya sepanjang diperlukan untuk tujuan khusus penyusunan laporan keuangan tersebut. Selain itu, jika laporan keuangan berisi pos yang sama, atau serupa, dengan pos dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, pengungkapan informatif yang sama semestinya diperlukan (lihat paragraf 09 dan 10). Auditor harus pula puas bahwa laporan keuangan yang disajikan telah diberi judul semestinya untuk menghindarkan setiap implikasi bahwa laporan keuangan dengan tujuan khusus dimaksudkan untuk menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas.

25 Bila auditor diminta untuk melaporkan laporan keuangan yang disusun dengan basis akuntansi yang ditetapkan dalam perjanjian kontrak atau ketentuan peraturan yang berakibat pada penyajian yang tidak lengkap namun sebaliknya sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif lain, auditor harus mencantumkan:

a. Judul yang berisi kata independen.

b. Suatu paragraf yang: (1) Menyatakan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan telah diaudit. (2) Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan dan bahwa

auditor bertanggung jawab untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan berdasarkan

auditnya. 18

____________ 18 Kadang-kadang klien dapat bukan orang yang bertanggung jawab atas laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor. Sebagai contoh, pada

waktu auditor mengadakan perikatan dengan pembeli untuk melaporkan laporan keuangan penjual yang disusun sesuai dengan perjanjian jual-beli, orang yang bertanggung jawab atas laporan keuangan mungkin adalah manajemen pihak penjual. Dalam keadaan ini, kata-kata dalam laporan auditor harus diubah untuk secara jelas mengidentifikasikasi pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan yang dilaporkan oleh auditor.

c. Suatu paragraf yang:

(1) Menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

(2) Menyatakan bahwa standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.

(3) Menyatakan bahwa suatu audit mencakup:

(a) Pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan,

(b) Penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, dan

(c) Penilaian penyajian secara keseluruhan laporan keuangan.

(4) Menyatakan bahwa auditor yakin bahwa auditnya memberikan dasar memadai untuk pendapatnya.

d. Suatu paragraf yang:

(1) Menyatakan apa yang ingin dituju dalam menyajikan penyajian tersebut dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan dengan tujuan khusus yang menjelaskan basis penyajiannya (lihat paragraf 09 dan 10).

(2) Jika basis penyajian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, menyatakan bahwa penyajian tersebut tidak dimaksudkan sebagai penyajian lengkap aktiva, utang, pendapatan, dan

beban entitas. 19

e. Suatu paragraf yang menyatakan pendapat auditor yang bersangkutan dengan kewajaran penyajian, dalam semua hal yang material, informasi penyajiannya ditujukan untuk menyajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif lain. Jika auditor berkesimpulan bahwa informasi yang penyajiannya ditujukan tidak menyajikan secara wajar dengan basis akuntansi yang dijelaskan atau terdapat batasan lingkup audit, auditor harus mengungkapkan semua alasan yang menguatkan kesimpulannya tersebut dalam paragraf penjelasan (sebelum paragraf pendapat) dalam laporannya dan harus mencantumkan bahasa modifikasi dalam paragraf pendapat dan pengacuan ke paragraf penjelasan.

f. Suatu paragraf yang membatasi distribusi laporan kepihak-pihak dalam entitas yang bersangkutan atau untuk pihak yang berkaitan dengan kontrak atau perjanjian tersebut atau untuk penyerahan suatu dokumen kepada badan pengatur, atau kepada pihak yang melakukan negosiasi secara langsung dengan entitas yang bersangkutan. Namun, paragraf pembatasan tidak semestinya dicantumkan jika laporan tersebut dan penyajian keuangan yang bersangkutan akan diserahkan kepada Bapepam, dan dimasukkan ke dalam suatu dokumen (seperti prospektus) yang akan didistribusikan untuk masyarakat umum.

g. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik.

h. Tanggal laporan auditor.

26 Berikut ini contoh yang menggambarkan laporan yang berisi pernyataan pendapat atas laporan keuangan dengan tujuan khusus.

____________ 19 Jika basis penyajian adalah basis akuntansi komprehensif lain, paragraf ini harus menyatakan bahwa basis penyajian adalah basis akuntansi komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indoensia dan hal ini tidak dimaksudkan sebagai penyajian lengkap tentang aktiva, utang, pendapatan, dan beban entitas berdasarkan basis tersebut.

Laporan Auditor atas Daftar Penghasilan Bruto dan Beban Tertentu untuk Memenuhi Persyaratan Peraturan dan Harus Dicantumkan dalam Suatu Dokumen yang Didistribusikan kepada Masyarakat Umum

Laporan Auditor Independen

[Pihak yang dituju oleh auditor]

Kami telah mengaudit Ringkasan Historis Penghasilan Bruto dan Beban Operasi Langsung Apartemen FTR (Ringkasan Historis) terlampir untuk setiap tahun dalam jangka waktu tiga tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X1. Ringkasan Historis ini adalah tanggung jawab manajemen Apartemen FTR. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas Ringkasan Historis tersebut berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa Ringkasan Historis tersebut bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam Ringkasan Historis tersebut.

Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian Ringkasan Historis tersebut secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Ringkasan Historis terlampir disusun untuk tujuan mematuhi aturan dan ketentuan Bapepam sebagaimana dijelaskan dalam Catatan X dan tidak dimaksudkan sebagai penyajian lengkap penghasilan dan beban Apartemen FTR.

Menurut pendapat kami, Ringkasan Historis yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, penghasilan bruto dan beban operasi langsung seperti dijelaskan dalam Catatan X Apartemen FTR untuk setiap tahun dalam jangka waktu tiga tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 20X1 sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]

[Tanggal]

Laporan Auditor atas Laporan Aktiva yang Dijual dan Hutang yang Ditransfer untuk Mematuhi Perjanjian Kontrak

Laporan Auditor Independen

[Pihak yang dituju oleh auditor]

Kami telah mengaudit laporan aktiva bersih yang dijual PT KXT terlampir tanggal 8 Juni 20X1. Laporan aktiva bersih yang dijual ini adalah tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan aktiva bersih yang dijual tersebut berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan aktiva bersih yang dijual tersebut bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan aktiva bersih yang dijual tersebut. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan aktiva bersih yang dijual tersebut secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Laporan terlampir disusun untuk tujuan menyajikan aktiva bersih PT KXT yang dijual kepada PT QRS sesuai dengan perjanjian pembelian sebagaimana dijelaskan dalam Catatan X dan tidak dimaksudkan sebagai penyajian lengkap aktiva dan hutang PT KXT.

Menurut pendapat kami, laporan aktiva bersih yang dijual terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, aktiva bersih PT KXT tanggal 8 Juni 20X1 yang dijual sesuai dengan perjanjian pembelian seperti dijelaskan dalam Catatan X sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Laporan ini dimaksudkan tidak untuk tujuan lain kecuali untuk memberikan informasi kepada dan digunakan oleh dewan komisaris dan manajemen PT KXT dan PT QRS dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lainnya.

[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]

[Tanggal]

LAPORAN KEUANGAN DISUSUN ATAS BASIS AKUNTANSI YANG DITETAPKAN DALAM PERJANJIAN YANG BERAKIBAT DALAM PENYAJIAN YANG TIDAK SESUAI DENGAN PRINSIP AKUNTANSI YANG BERLAKU UMUM DI INDOENSIA ATAU BASIS AKUNTANSI KOMPREHENSIF LAIN

27 Auditor seringkali diminta untuk melaporkan suatu laporan keuangan dengan tujuan khusus yang disusun sesuai dengan basis akuntansi yang menyimpang dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif lain. Perjanjian kredit, misalnya, mungkin mengharuskan peminjam untuk membuat laporan keuangan konsolidasian, yang di dalam laporan keuangan tersebut, aktiva (misalnya sediaan) disajikan dengan basis yang tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia atau basis akuntansi komprehensif lain. Perjanjian akuisisi mungkin mengharuskan laporan keuangan entitas yang akan dibeli (atau bagian dari padanya) disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia kecuali aktiva tertentu, seperti piutang, sediaan, dan gedung yang dinilai dengan dasar penilaian yang ditentukan dalam perjanjian.

28 Laporan keuagnan yang disusun dengan basis akuntansi yang diuraikan di atas tidak dapat dianggap disusun sesuai dengan “basis akuntansi komprehensif” sebagaimana dimaksudkan paragraf 04 Pernyataan ini, karena kriteria yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai “kriteria yang memiliki dukungan kuat,” meskipun kriteria tersebut pasti.

29 Bila auditor diminta untuk melaporkan tipe penyajian keuangan ini, laporan auditor harus berisi:

a. Judul yang berisi kata independen.

b. Suatu paragraf yang:

(1) Menyatakan bahwa laporan keuangan dengan tujuan yang disebutkan dalam laporan telah diaudit.

(2) Menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen perusahaan dan bahwa auditor bertanggung jawab untuk menyatakan suatu pendapat atas laporan keuangan berdasarkan auditnya.

c. Suatu paragraf yang:

(1) Menyatakan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

(2) Menyatakan bahwa standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia mengharuskan auditor untuk merencanakan dan melaksanakan auditnya untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.

(3) Menyatakan bahwa suatu audit mencakup:

(a) Pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan,

(b) Penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, dan

(c) Penilaian penyajian secara keseluruhan laporan keuangan.

(4) Menyatakan bahwa auditor yakin bahwa auditnya memberikan dasar memadai untuk pendapatnya.

d. Suatu paragraf yang:

(1) Menyatakan apa yang ingin dituju dalam menyajikan penyajian tersebut dan mengacu ke catatan atas laporan keuangan dengan tujuan khusus yang menjelaskan basis penyajiannya (lihat paragraf 09 dan 10).

(2) Menyatakan bahwa penyajian tidak dimaksudkan sebagai penyajian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

e. Suatu paragraf yang berisi suatu penjelasan dan sumber interpretasi signifikan, jika ada, yang dibuat oleh manajemen perusahaan berkaitan dengan ketentuan dalam perjanjian yang relevan.

f. Suatu paragraf yang menyatakan pendapat auditor yang bersangkutan dengan kewajaran penyajian, dalam semua hal yang material, informasi yang penyajiannya ditujukan untuk menyajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang ditentukan. Jika auditor berkesimpulan bahwa informasi yang penyajiannya ditujukan tidak menyajikan secara wajar dengan basis akuntansi yang dijelaskan atau terdapat batasan terhadap lingkup audit, auditor harus mengungkapkan semua alasan yang menguatkan kesimpulannya tersebut dalam paragraf penjelasan (sebelum paragraf pendapat) dalam laporannya dan harus mencantumkan bahasa modifikasi dalam paragraf pendapat dan pengacuan ke paragraf penjelasan.

g. Suatu paragraf yang membatasi distribusi laporan kepihak-pihak dalam entitas atau untuk pihak yang berkaitan dengan kontrak atau perjanjian tersebut atau untuk penyerahan suatu dokumen kepada badan pengatur, atau kepada pihak yang entitas melakukan negosiasi secara langsung. Sebagai contoh, bila laporan keuangan disusun untuk tujuan mendapatkan pinjaman dari bank, distribusi laporan hanya dibatasi ke berbagai bank yang melakukan negosiasi usulan pinjaman tersebut.

h. Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik.

i. Tanggal laporan auditor.

30 Contoh berikut ini menggambarkan pelaporan suatu laporan keuangan dengan tujuan khusus yang disusun sesuai dengan perjanjian kredit:

Laporan Auditor atas Laporan Keuangan yang Disusun untuk Memenuhi Perjanjian Kredit yang Berakibat Penyajian yang Tidak Sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum atau Basis Akuntansi Komperehensif Lain

Laporan Auditor Independen

[Pihak yang dituju oleh auditor]

Kami telah mengaudit laporan keuangan dengan tujuan khusus tentang aktiva dan hutang PT KXT tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 dan laporan dengan tujuan khusus pendapatan dan beban serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan ini adalah tanggung jawab manajemen. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan tersebut berdasarkan audit kami.

Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan tersebut. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan tersebut secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.

Laporan keuangan dengan tujuan khusus terlampir disusun dengan tujuan untuk mematuhi pasal 4 perjanjian kredit antara PT Bank Usaha Artha dengan perusahaan sebagaimana dibahas dalam Catatan X, dan tidak dimaksudkan untuk penyajian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Menurut pendapat kami, laporan keuangan dengan tujuan khusus yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, aktiva dan utang PT KXT tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1 dan pendapatan, beban, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, sesuai dengan basis akuntansi yang dijelaskan dalam Catatan X.

Laporan ini dimaksudkan tidak untuk tujuan lain kecuali untuk memberikan informasi kepada dan digunakan oleh dewan komisaris dan manajemen PT KXT dan Bank Usaha Artha dan tidak boleh digunakan untuk tujuan lainnya.

[Tanda tangan, nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin kantor akuntan publik]

[Tanggal]