Raja Salomo Tarigan : Implementasi Secure Hash Algorithm SHA Dan Substitusi Mono Alfabet Dalam Sistem Pengamanan Data, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Definisi Kriptografi
Menurut Ariyus 2006:77, Kriptografi berasal dari bahasa Yunani. Menurut bahasa tersebut kata “kriptografi” dibagi menjadi dua, yaitu kripto dan graphia. Kripto
berarti secret rahasia dan Graphia berarti writing tulisan. Menurut terminologinya, kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga keamanan pesan ketika pesan dikirim
dari suatu tempat ke tempat yang lain Kriptografi merupakan seni dan ilmu untuk menjaga keamanan data dengan
metode tertentu, dan pelakunya disebut cryptographer. Kriptografi disebut sebagai ilmu karena didalamnya terdapat metode rumusan yang digunakan, dan dikatakan
sebagai seni karena karena dalam membuat suatu teknik kriptografi itu sendiri merupakan ciri tersendiri dari si pembuat dan memerlukan teknik khusus dalam
mendisainnya. Sedangkan cryptanalysis adalah suatu ilmu dan seni memecahkan ciphertext menjadi plaintext tanpa melalui cara yang seharusnya dan orang yang
melakukannya disebut cryptanalyst.
Menurut Kessler 2006:3, adapun tujuan sistem kriptografi adalah sebagai berikut :
a. Authentication
Proses menguji identitas seseorang.
b. PrivacyConfidentiality
Memastikan bahwa tidak ada yang dapat membaca pesan kecuali penerima yang dituju.
c. Integrity
Memastikan penerima yang menerima pesan tidak diubah dengan cara apapun.
d. Non-repudiation
Raja Salomo Tarigan : Implementasi Secure Hash Algorithm SHA Dan Substitusi Mono Alfabet Dalam Sistem Pengamanan Data, 2009.
USU Repository © 2009
Mekanisme yang membuktikan bahwa pengirim benar-benar mengirimkan pesan tersebut.
2.2 Proses Kriptografi
Urutan proses kerja kriptografi secara umum dapat digambarkan pada Gambar 2.1 sebagai berikut:
Gambar 2.1 Mekanisme kriptografi
Sebuah plaintext p akan dilewatkan pada proses enkripsi E sehingga menghasilkan suatu ciphertext c. Kemudian untuk memperoleh kembali plaintext,
maka ciphertext c melalui proses dekripsi D yang akan menghasilkan kembali plaintext m. Secara matematis proses ini dapat dinyatakan sebagai,
Em = c Dc = m
DEm = m
Kriptografi sederhana seperti ini menghasilkan output yang disebut ciphertext. Keamanannya bergantung pada kerahasiaan algoritma penyandian tersebut,
oleh karenanya, algoritma yang digunakan harus dirahasiakan. Pada kelompok dengan jumlah besar dan anggota yang senantiasa berubah, penggunaannya akan
menimbulkan masalah. Setiap ada anggota yang meninggalkan kelompok, algoritma harus diganti karena anggota ini dapat saja membocorkan algoritma.
Dalam kriptografi modern, selain memanfaatkan algoritma juga menggunakan kunci key untuk memecahkan masalah tersebut. Proses enkripsi dan
dekripsi dilakukan dengan menggunakan kunci. Kunci adalah sebuah nilai yang terlepas dari pesan asli plaintext dan
mengontrol algoritma yang dipakai. Penerapan algoritma akan menghasilkan output plaintext
ciphertext plaintext
Enkripsi Dekripsi
Raja Salomo Tarigan : Implementasi Secure Hash Algorithm SHA Dan Substitusi Mono Alfabet Dalam Sistem Pengamanan Data, 2009.
USU Repository © 2009
yang berbeda sesuai dengan kunci yang digunakan. Merubah kunci berarti juga merubah output dari algoritma yang dipakai. Setelah ciphertext dihasilkan, ciphertext
tersebut dapat diubah kembali menjadi pesan asli dengan algoritma dekripsi dan dengan kunci yang sama seperti yang digunakan
Pada saat enkripsi setiap anggota memiliki kuncinya masing-masing yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi yang akan dilakukannya. Dengan
demikian ada sedikit perubahan yang dilakukan pada mekanisme yang digambarkan pada gambar 2.1 menjadi seperti gambar 2.2 berikut ini.
Gambar 2.2 Kriptografi berbasis kunci
Mekanisme kriptografi seperti ini dinamakan kriptografi berbasis kunci. Dengan demikian kriptosistemnya akan terdiri atas algoritma dan kunci, serta
plaintext dan ciphertextnya.
Persamaan matematisnya menjadi seperti berikut, E
e
m = c D
d
c = m D
d
E
e
m = m dengan,
e = kunci enkripsi d = kunci dekripsi
2.3 Algoritma Substitusi