Perhitungan pada motor yang dirancang Perhitungan gaya tangensial Motor Perhitungan puli dan sabuk SABUK

BAB III PERANCANGAN PEMBUATAN MESIN PEMIPIL DAN

PENGGILING JAGUNG

3.1. Perhitungan pada motor yang dirancang

Gambar 3.1. Motor Listrik. a. Putaran Pada Motor n s = 1400 Rpm n r = n s f = 50 Hz Maka Tidak terjadi faktor slip b. Kecepatan sudut  det . 5 , 146 60 1400 . 14 , 3 . 2 60 . . 2 rad n      Universitas Sumatera Utara c. Daya Masuk P in , daya Keluar P out dan Efisiensi  kuat arus listrik yang mengalir menggunakan motor listrik I = 2,45 ampere dimana : P in = daya semu P out = daya nyata P in = V 1 . I 1 = 220. 2,45 = 539 Watt P out = V 1 . I . Cos  = 220 . 2.45 . 0,85 = 458,15 Watt Efisiensi  100 x P P in out   100 539 15 , 458 x  = 85

3.2. Perhitungan gaya tangensial Motor

a. Kecepatan Tangensial sec 2 , 73 60 1400 . 1 . 14 , 3 60 . . in n D V     Universitas Sumatera Utara b. Gaya Tangensial p f n s . 120  Dimana : N s = Putaran sinkron medan putaran stator rpm f = Frekuensi HZ p = Jumlah Katup katup p Hz p p Hz 4 1400 6000 50 . 120 1400    ib r n P Ft r MT Ft 05 , 4396 240 5 , . 1400 . 14 , 3 . 2 4 . 60 . . . 2 . 60       Universitas Sumatera Utara

3.3. Perhitungan puli dan sabuk

1 2 2 Gambar 3.2. puli dan sabuk Data-data pada mesin yang dirancang : 1. puli pemipil jagung Ø 4’’ 101,6 mm 2. puli penggiling jagung Ø 5’’ 127mm 3. puli motor penggerak Ø 3’’ 76,2mm Dengan mengabaikan slip pada sabuk maka jumlah putaran pada masing- masing puli adalah sebagai berikut : 2 1 1 d d x n n  .............................................................Khurmi,1980.hal 675 Dimana : = diameter puli penggerak 1 d = putaran puli penggerak 1 n = diameter puli yang digerakkan 2 d = putaran puli yang digerakkan 2 n Universitas Sumatera Utara puli 1 dengan 2 2 1 1 3 d d x n n  = 1400 × 76,2 = 840 rpm Putaran 3 dan 4 Cat : karena puli dengan 2 dengan puli 3 seporos maka putarannya juga sama Maka : 4 3 3 4 d d x n n  6 , 101 2 , 76 840 x  = 630 rpm

3.4. SABUK

Jarak yang jauh antara dua buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan roda gigi. Dalam hal demikian, cara transmisi putaran atau daya yang lain dapat digerakkan, dimana sebuah sabuk dibelitkan disekeliling puli pada poros. Untuk transmisi daya yang dipergunakan sabuk “V” karena mudah penggunaanya. Jenis sabuk “V” terdiri dari beberapa tipe dan ukuran penampang maka untuk menentukan tipe dan ukuran penampang sabuk yang akan digunakan harus sesuai dengan daya rencana dan putaran poros penggerak. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan rencana {Kw} yang dipergunakan dalam putaran {rpm} yang dihasilkan oleh motor pada pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa sabuk “V” yang dipakai adalah tipe A. Gambar 3.3. Ukuran penampang dan konstruksi sabuk Yang mana : 2 β = 40º β = 20º 9 X tg   X = tg 20º × 9 = 3,275 mm b = 12,5 – 2 3,275 = 5,95 mm Luas sabuk A = 9.b + 2. 0,5. 3,275. 9 = 9× 5,95 + 29× 475 = 83,025 mm 2 Universitas Sumatera Utara

3.5. Transmisi dari motor penggerak kepenggiling oleh sabuk