Penggunaan Kompos Chromolaena odorata dan Tithonia diversifolia Sebagai Pembenah Sifat Kimia Tanah Tererosi Berat di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun

(1)

PENGGUNAAN KOMPOS Chromolaena odorata DAN Tithonia diversifolia SEBAGAI PEMBENAH SIFAT KIMIA TANAH TEREROSI BERAT DI KECAMATAN SILIMAKUTA

KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Oleh :

WINDY LESMANA 060303027 ILMU TANAH

DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PENGGUNAAN KOMPOS Chromolaena odorata DAN Tithonia diversifolia SEBAGAI PEMBENAH SIFAT KIMIA TANAH TEREROSI BERAT DI KECAMATAN SILIMAKUTA

KABUPATEN SIMALUNGUN

SKRIPSI

Oleh :

WINDY LESMANA 060303027 ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN ILMU TANAH FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(3)

Judu l Skripsi : Penggunaan Kompos Chromolaena odorata dan Tithonia diversifolia Sebagai Pembenah Sifat Kimia Tanah Tererosi Berat di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun.

Nama : Windy lesmana NIM : 060303027 Departemen : Ilmu Tanah

Minat Studi : Konservasi Tanah dan Air

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP) (

Ketua Anggota Ir. Hardy Guchi, MP)

Mengetahui,

(Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, MP Ketua Departemen


(4)

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of compost application T. diversifolia and C. Odorata compost soil chemical of heavy erosion and the influence to growth and yield of corn ( Zea mays.L). This research was done at home screen as well as laboratory chemical and soil fertility the Faculty of Agriculture, University of North Sumatera. The design in this study use were prepared in non factorial random, The design consisting of 10 treatments with 3 replication. The treatments were control (no compost) Tithonia diversifolia compost (Td) with a dose (20 ton/Ha) and the different compositing day : TdW0 (0),TdW1 (14),TdW2 (28). Treatments of Chromolaena odorata (Co) with a dose (20 ton/Ha) and the different compositing day : CoW0 (0), CoW1 (14),CoW2 (28). Combination treatment Tithonia diversifolia (Td) dan Chromolaena odorata (Co) with a dose (20 ton/Ha) and the different compositing day : TdCoW0 (0),TdCoW1 (14),TdCoW2 (28). The result was Tithonia diversifolia , Chromolaena odorata compost and its combinations significant effect to improve the pH, N-total soil, P-available soil, K-dd soil, C-organic soil, C/N soil and plant height, the weight of roots and the weight of corn crops, but there was not significant effect to soil cation exchange capacity.

Keywords : The weight erosion of soil, Tithonia diversifolia compost Chromolaena odorata compost


(5)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi kompos T. diversifolia dan kompos C. Odorata terhadap sifat kimia tanah tererosi berat

serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L).Penelitian ini dilakukan dirumah kasa serta dilaboratorium kimia dan

keseburan tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini disusun dalam Rancangan acak kelompok Non Faktorial yang terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuannya adalah Kontrol(tanpa kompos), kompos Tithonia diversifolia (Td) dengan dosis (20 ton/Ha) dan hari pengomposan yang berbeda: TdW0 (0),TdW1 (14),TdW2 (28). Perlakuan Chromolaena odorata (Co) dengan dosis (20 ton/Ha) dan hari pengomposan yang berbeda: CoW0 (0),CoW1 (14),CoW2 (28), Perlakuan kombinasi Tithonia diversifolia (Td) dan Chromolaena odorata (Co) dengan dosis (20 ton/Ha) dan hari pengomposan yang berbeda TdCoW0 (0),TdCoW1 (14),TdCoW2 (28). Dimana hasilnya adalah bahwa pemberian kompos Thitonia diversifolia,Chromolaena odorata serta kombinasinya berpengaruh nyata memperbaiki pH, N-total tanah, P-tersedia tanah, K-dd tanah,C-organik tanah, C/N tanah serta bagi tinggi tanaman, berat akar tanaman dan berat tongkol jagung. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap Kapasitas Tukar Kation Tanah.

Kata Kunci : Tanah tererosi berat, kompos Thitonia diversifolia, kompos Chromolaena odorata


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Compleks R.S. Laras pada tanggal 11 Agustus 1988 dari bapak Samingan dan ibu Waljinah. Penulis merupakan ketiga dari tiga bersaudara.

Riwayat Pendidikan :

- SD Alwasliyah Bandar Huluan lulus tahun 2000. - SLTP Negeri 1 Dolok Batu Nanggar lulus tahun 2003. - SMA Negeri 1 Dolok Batu Nanggar lulus tahun 2006.

- Lulus seleksi masuk Universitas Sumatera Utara (USU) Medan melalui jalur SPMB pada tahun 2006 dan memilih program studi Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian.

Aktifitas Selama Perkuliahan :

- Asisten di Laboratorium untuk mata kuliah Konservasi Tanah dan Air 2008-2010.

- Asisten di Laboratorium untuk mata kuliah Ekologi Tanah 2009-2010. - Asisten di Laboratorium untuk mata kuliah Dasar Ilmu Tanah Hutan

2009-2010.

- Pengurus Ikatan Mahasiswa Ilmu Tanah (IMILTA) FP USU - Pengurus Pengajian Al-bayan Ilmu Tanah 2009-2010

- Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PTPN IV Kebun Laras Kabupaten Simalungun

- Peserta Seminar dan Loka Karya ”Membudayakan Tindakan Konservasi SDA pada Setiap Aspek Kehidupan” di FP USU Medan, 31 Januari 2009.


(7)

- Peserta Seminar dan Loka Karya Nasional “Optimalisasi Pengelolaan Lahan dalam Upaya Menekan Pemanasan Global Mendukung Pendidikan Berbasis Pembangunan Berkelanjutan” di FP USU Medan, 12 Februari 2010.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian.

Adapun judul dari usulan penelitian ini adalah “Penggunaan Kompos Chromolaena odorata dan Tithonia diversifolia Sebagai Pembenah Sifat Kimia Tererosi Berat di Kecamatan Silimakuta Kabupaten Simalungun”, yang berfungsi sebagai salah satu syarat untuk dapat melaksanakn penelitian di Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr.Ir. Abdul Rauf, MP, dan Bapak Ir.Hardy Guchi, MP, selaku ketua dan

anggota komisi pembimbing, dan seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.

Penulis menyadari usulan penelitian ini masih jauh dari sempurna oleh sebab itu saran dan kritik penulisa harapkan demi kesempurnaan usulan penelitian di masa yang akan datang.

Semoga usulan penelitian ini bermanfaat bagi kita semua. Akhri kata penulis ucapkan terima kasih.

Medan, September 2010


(9)

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRACT... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 2

Hipotesa Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Tanah diLahan Miring ... 4

Erosi Tanah ... 5

Pupuk Organik (Kompos Tithonia diversifolia) ... 6

Pupuk Organik (Kompos Chromolaena odorata) ... 8

Tanaman Jagung ... 10

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu ... 12

Bahan dan Alat ... 12

Metode Penelitian ... 12

Pelaksanaan Penelitian ... 14

Persiapan Tanah ... 14

Analisis Tanah Awal ... 14

Pengomposan ... 15

Analisis Kompos ... 15

Aplikasi Kompos ... 15

Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman ... 15

Pemanenan ... 15

Peubah Amatan Yang di Ukur ... 16

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 18

Pembahasan ... 28

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 34


(10)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman 1. Pengaruh kompos Chromolaena odorata, Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0, 14 dan 28 hari pengomposan terhadap tinggi tanaman, berat kering akar tanaman, berat kering tajuk tanaman, berat tongkol tanaman ……...18 2. Pengaruh kompos Chromolaena odorata, Tithonia diversifolia dan kombinasi

keduanya pada waktu 0, 14 dan 28 hari pengomposan terhadap pH-tanah, C-organik, N-C-organik, C/N tanah ...20 3. Pengaruh kompos Chromolaena odorata, Tithonia diversifolia dan kombinasi

keduanya pada waktu 0, 14 dan 28 hari pengomposan terhadap P-tersedia, K-dd tanah dan KTK tanah...23


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Hasil Analisis Awal Tanah Hydrandepts, dystrandepts (Inceptisol)...33

2. Hasil Analisis Kompos Tithonia diversifolia... ...34

3. Hasil Analisis Kompos Chromolaena odorata...35

4. Kriteria Sifat Tanah...36

5. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Akhir Masa Generatif....…...37

5.1 Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman akhir Masa Generatif...37

6. Rataan Berat Kering Akar Tanaman (gr) Akhir Masa Generatif....…...38

6.1 Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman akhir Masa Generatif ...38

7. Rataan Berat Kering Tajuk Tanaman (gr) Akhir Masa Generatif....…...39

7.1 Daftar Sidik Ragam Berat Kering Tajuk Tanaman akhir Masa Generatif....39

8. Rataan Berat Tongkol Tanaman (gr) Akhir Masa Generatif....…...40

8.1 Daftar Sidik Ragam Berat Tongkol Tanaman akhir Masa Generatif...40

9. Rataan pH tanah Akhir Masa Generatif....…... ...41

9.1 Daftar Sidik Ragam pH tanah akhir Masa Generatif...41

10. Rataan C-organik tanah (%) Akhir Masa Generatif....…...42

10.1 Daftar Sidik Ragam C-organik tanah (%) akhir Masa Generatif...42

11. Rataan N-Total (%) Akhir Masa Generatif....…... ...43

11.1 Daftar Sidik Ragam N-Total (%) akhir Masa Generatif...43

12. Rataan C/N Tanah (%) Akhir Masa Generatif....…...44

12.1 Daftar Sidik Ragam C/N Tanah (%) akhir Masa Generatif...44

13. Rataan P-Tersedia (ppm) Akhir Masa Generatif....…...45

13.1 Daftar Sidik Ragam P-Tersedia (ppm) akhir Masa Generatif...45

14. Rataan K-dd Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif....…...46

14.1 Daftar Sidik K-dd Tanah (me/100g) akhir Masa Generatif...46

15. Rataan KTK tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif....…...47

15.1 Daftar Sidik Ragam KTK Tanah (me/100g) akhir Masa Generatif...47

16.Standart Kualitas Kompos (SNI 19-7030-2004)...48


(13)

ABSTRACT

This research aims to determine the effect of compost application T. diversifolia and C. Odorata compost soil chemical of heavy erosion and the influence to growth and yield of corn ( Zea mays.L). This research was done at home screen as well as laboratory chemical and soil fertility the Faculty of Agriculture, University of North Sumatera. The design in this study use were prepared in non factorial random, The design consisting of 10 treatments with 3 replication. The treatments were control (no compost) Tithonia diversifolia compost (Td) with a dose (20 ton/Ha) and the different compositing day : TdW0 (0),TdW1 (14),TdW2 (28). Treatments of Chromolaena odorata (Co) with a dose (20 ton/Ha) and the different compositing day : CoW0 (0), CoW1 (14),CoW2 (28). Combination treatment Tithonia diversifolia (Td) dan Chromolaena odorata (Co) with a dose (20 ton/Ha) and the different compositing day : TdCoW0 (0),TdCoW1 (14),TdCoW2 (28). The result was Tithonia diversifolia , Chromolaena odorata compost and its combinations significant effect to improve the pH, N-total soil, P-available soil, K-dd soil, C-organic soil, C/N soil and plant height, the weight of roots and the weight of corn crops, but there was not significant effect to soil cation exchange capacity.

Keywords : The weight erosion of soil, Tithonia diversifolia compost Chromolaena odorata compost


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi kompos T. diversifolia dan kompos C. Odorata terhadap sifat kimia tanah tererosi berat

serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L).Penelitian ini dilakukan dirumah kasa serta dilaboratorium kimia dan

keseburan tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini disusun dalam Rancangan acak kelompok Non Faktorial yang terdiri dari 10 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuannya adalah Kontrol(tanpa kompos), kompos Tithonia diversifolia (Td) dengan dosis (20 ton/Ha) dan hari pengomposan yang berbeda: TdW0 (0),TdW1 (14),TdW2 (28). Perlakuan Chromolaena odorata (Co) dengan dosis (20 ton/Ha) dan hari pengomposan yang berbeda: CoW0 (0),CoW1 (14),CoW2 (28), Perlakuan kombinasi Tithonia diversifolia (Td) dan Chromolaena odorata (Co) dengan dosis (20 ton/Ha) dan hari pengomposan yang berbeda TdCoW0 (0),TdCoW1 (14),TdCoW2 (28). Dimana hasilnya adalah bahwa pemberian kompos Thitonia diversifolia,Chromolaena odorata serta kombinasinya berpengaruh nyata memperbaiki pH, N-total tanah, P-tersedia tanah, K-dd tanah,C-organik tanah, C/N tanah serta bagi tinggi tanaman, berat akar tanaman dan berat tongkol jagung. Namun tidak berpengaruh nyata terhadap Kapasitas Tukar Kation Tanah.

Kata Kunci : Tanah tererosi berat, kompos Thitonia diversifolia, kompos Chromolaena odorata


(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Semakin sempitnya lahan pertanian di Indonesia membuat para petani beralih untuk memanfaatkan lahan-lahan kritis sebagai lahan baru dalam pengupayaan pertanian. Padahal pemanfaatan lahan kritis dapat menimbulkan penurunan produktivitas tanah terutama pemanfaatan pada lahan-lahan yang memiliki kemiringan hampir 15% ke atas akan menyebabkan erosi. Menurut Kartasapoetra dkk (1985), sebagian besar wilayah Indonesia terdiri dari tanah yang mempunyai sifat fisik yang jelek serta miskin akan unsur hara tanaman. Pada sifat kimianya mempunyai kejenuhan basa < 35%, pH 5-3,1 dan kapasitas tukar kation > 17 cmol/kg sedangkan pada sifat fisik mempunyai bahan organik yang rendah, daya simpan air yang terbatas, dan kemantapan agregat yang rendah sehingga menyebabkan rentannya terjadinya erosi.

Erosi merupakan suatu proses dimana telah dihancurkan (detached) dan kemudian dipindahkan ketempat lain oleh kekuatan air, angin dan gravitasi Harjowigeno (1987). Besarnya erosi dipengaruhi oleh curah hujan, kemiringan lereng, vegetasi, manusia, dan sifat-sifat tanah itu sendiri.Dimana erosi dapat diminimalis dan dicegah dengan melakukan pengawetan tanah serta pengawetan air, agar tanah tetap produktif dan memperbaiki sifat tanah yang rusak. Salah satu caranya yaitu dengan penambahan bahan organik.

Penambahan bahan organik kedalam tanah bukan hanya berfungsi untuk mempertahankan kesuburan tanah, tetapi juga meningkatkan kekohesian tanah, meningkatkan kapasitas tanah untuk meretensi air, dan menstabilkan agregat tanah.


(16)

Karena hal inilah jelas bahwa secara tidak langsung sampai batas tertentu dapat mengendalikan erosi tanah (Rahim, 2000).

Salah satu bahan organik (kompos) yang dapat dimanfaatkan adalah kompos T. Diversifolia dan C. Odorata yang merupakan tanaman dimana tanaman ini banyak tumbuh dipinggir jalan, tebing dan disekitar daerah pertanian. Kedua tanaman ini sudah banyak tersebar diseluruh dunia dan hanya sebagian kecil sudah dimanfaatkan sebagai kompos. Padahal menurut hasil penelitian Hakim dkk (2008), kompos Tithonia diversifolia dapat meningkatkan N dan K juga Ca, Mg serta pH dan dapat menurunkan Al. Dimana menurut hasil penelitiannya juga bahwa kompos T. diversifolia dapat mengurangi kebutuhan pupuk buatan sebanyak 50% bagi tanaman jahe, tomat, cabai, melon, jagung dan kedelai. Sedangkan kompos Chromolaena odorata mempunyai akumulasi nitrogen berkisar 2,6-5,2 ton/Ha/tahun dan mengandung senyawa metabolik sekunder yang berfungsi sebagai pestisida alami dan juga perangsang tumbuh tanaman (Mulik, 2007).

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengaplikasikan kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata sebagai pembenah sifat kimia tanah yang tererosi berat dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung.

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh aplikasi kompos T. diversifolia dan kompos C. Odorata terhadap sifat kimia tanah tererosi berat serta pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman jagung (Zea mays L).


(17)

Hipotesa Penelitian

Aplikasi kompos Tithonia diversifolia dapat memperbaiki sifat kimia tererosi berat serta pertumbuhan dan produksi jagung (Zea may L.).

Aplikasi kompos Chromolaena odorata dapat memperbaiki sifat kimia tererosi berat serta pertumbuhan dan produksi jagung (Zea may L.).

Aplikasi kombinasi kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata dapat memperbaiki sifat kimia tererosi berat serta pertumbuhan dan produksi jagung (Zea may L.).

Kegunaan Penelitian

• Diharapkan hasil penelitian ini berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan dapat dimanfaatkan pula untuk pembenahan tanah yang tererosi.

• Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera utara, Medan.


(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Tanah di Lahan Miring

Tanah-tanah di Indonesia tergolong peka terhadap erosi, karena terbentuk dari bahan-bahan yang mudah lapuk. Erosi yang terjadi akan memperburuk kondisi tanah tersebut dan menurunkan produktivitasnya. Oleh karena itu penerapan teknik konservasi memperbaiki dan meningkatkan kualitas tanah yang telah terdegradasi (Kurnia dkk, 2004).

Lahan dengan kemiringan lebih dari 15% tidak baik ditujuka n sebagai lahan pertanian, melainkan sebagai lahan konservasi, karena semakin besar kemiringan lahan maka laju aliran permukaan akan semakin cepat, daya kikis dan daya angkut aliran permukaan makin cepat dan kuat.Oleh karen itu strategi konservasi tanah dan air pada lahan berlereng adalah memperlambat laju aliran permukaan dan memperpendek panjang lereng untuk memberikan kesempatan lebih lama pada air untuk meresap kedalam tanah (Kurnia dkk, 2004)

Tanah kritis dapat berupa kerusakan fisik, kimia, atau biologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologi, orologi, produksi pertanian, pemukiman dan kehidupan sosial ekonomi dari daerah dari lingkungan pengaruhnya. Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian antara penggunaan tanah dengan kemampuanya (Setiawan, 2003).


(19)

Erosi Tanah

Erosi pada dasarnya proses pengikisan tanah. Proses ini terjadi dengan penghancuran, pengangkutan dan pengendapan. Di alam ada dua penyebab utama yang aktif dalam proses ini yakni angin dan air. Akan tetapi dengan adanya aktifitas manusia di alam, maka manusia akan menjadi faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi erosi (Utomo, 1989).

Pembenaman bahan sisa tanaman dan gulma pada parit-parit dengan jarak tertentu diantara barisan tanaman (sejajar garis kountur pada lahan miring) dapat dilakukan guna memperbesar volume air yang masuk dalam tanah (ke dalam parit-parit berisi bahan organik tersebut) sehingga memperkecil laju aliran permukaan dan memperbesar kapasitas infiltrasi tanah yang pada gilirannyadapat memperkecil erosi tanah. Bahan organik, diketahui dapat menjerap air lebih banyak melebihi bobot bahan organik itu sendiri (Rauf, 1999).

Menurut Sutedjo (2002) kalium sebenarnya sangat diperlukan pada tanah kering, karena pada tanah ini banyak kation K+ yang hilang dan terangkut oleh tanah melalui pencucian air hujan hujan erosi. Ditambahkan Hakim (1986) ketersediaan kalsium dalam tanah sangat dipengaruhi oleh faktor kehilangan kalsium itu sendiri dalam tanah dan adanya mineral atau batuan yang mengandung kalsium. Semakin besar kehilangan kalsium dari dalam tanah semakin berkurang pula kalsium yang tersedia untuk tanaman.

Terdapat variasi dalam hal kandungan N tanah antar daerah-daerah yang berbeda topografinya. Daerah-daerah dengan kemiringan relatif lebih rendah kandungan unsur hara. Hal ini diakibatkan oleh erosi yang mengikis lapisan


(20)

permukaan tanah. Aliran permukaan akan menimbulkan erosi pada permukaan tanah yang biasanya mempunyai kandungan N tertinggi (Nyakpa dkk, 1988).

Menurut Winarso (2005) Fosfor merupakan unsur hara essensial. Tidak ada unsur lain yang dapat menggantikan fungsinya di dalam tanaman, sehingga tanaman harus mendapatkan atau mengandung P secara cukup untuk pertumbuhan secara normal. Oleh karena P dibutuhkan oleh tanaman cukup. Fungsi penting fosfor didalam tanaman adalah dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, perbesaran dan pembelahan sel-sel serta proses-proses didalam tanaman lainnya dan membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan. P dapat merangsang pertumbuhan akar, yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan bagian atas tanaman. Ditambahkan Hakim (2005), sebaran akar didalam tanah sangat penting dalam meningkatkan serapan P dan bobot kering tanaman. Kontak antara P dengan permukaan akar adlah sangat penting dalam pengambilan P oleh tanaman.

Pupuk Organik (Kompos Tithonia diversifolia)

Tithonia diversifolia merupakan tanaman legum, banyak tumbuh sebagai semak di pinggir jalan, tebing, dan sekitar lahan pertanian. Tanaman ini telah menyebar hampir di seluruh dunia, dan sudah dimanfaatkan sebagai kompos oleh

petani di Kenya, namun di Indonesia belum banyak dimanfaatkan (Hartatik, 2007).

Penelitian di sebuah usahatani, pupuk hijau dari tithonia dan lantana diterapkan dengan jumlah 5, 10 dan 20 ton/ha ke tanah yang ditanami jagung. Bidang tanah control tidak diberikan pupuk atau pupuk hijau. Peningkatan hasil jagung di mana tithonia atau lantana diterapkan sungguh mengherankan dan hebat.


(21)

Bidang tanah yang diberikan pupuk TSP berhasil hanya 250-300 Kg/Ha lebih tinggi daripada bidang tanah kontrol. Sedangkan di mana tithonia atau lantana diaplikasikan, menghasilkan jagung lebih dari 1.000 Kg/Ha lebih tinggi daripada bidang tanah kontrol. Kesimpulan unggul yang lain; setelah diterapkan, sisa atau pengaruh kelanjutan pemindahan biomas ini ternyata meningkatkan hasil pada musim tanaman ketiga setelah penerapan (Wanjau, dkk, 2002).

Penambahan pupuk organik berupa kompos Tithonia diversifolia pada tanah dimaksudkan untuk meningkatkan kandungan unsur hara, serapan air tanah dan mengurangi run off yang mengakibatkan erosi tanah. Tithonia diversifolia merupakan sejenis gulma yang dapat tumbuh di sembarang tanah, namun menggandung unsur hara yang tinggi terutama N, P, K, yaitu 3,5% N ; 0,38% P ; dan 4,1% K yang berfungsi untuk meningkatkan pH tanah, menurunkan Al-dd serta meningkatkan kandungan P, Ca dan Mg tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah/produktivitas lahan (salah satunyameningkatkan bahan organik) (Hartatik, 2007).

Penggunaan bahan organik (pupuk organik) perlu mendapat perhatian yang lebih besar, mengingat banyaknya lahan yang telah mengalami degradasi bahan organik, di samping mahalnya pupuk anorganik (urea, ZA, SP36, dan KCl). Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menerus tanpa tambahan pupuk organik dapat menguras bahan organik tanah dan menyebabkan degradasi kesuburan hayati tanah (Syafruddin, et al, 2008). Ditambahkan Hakim (2008) Pelapukan bahan organik akan dihasilkan asam humat, asam vulvat, serta asam-asam organik lainnya. Asam-asam itu dapat mengikat logam seperti Al dan Fe sehingga pengikatan P dikurangi dan p lebih tersedia. Anion-anion organik seperti sitrat,


(22)

asetat, tartarat dan okslat yang dibentuk selama pelapukan bahan organik dapat membantu pelepasan P yang diikat oleh hidroksida-hidroksida Al, Fe dan Ca dengan jalan bereaksi dengannya, membentuk senyawa kompleks. Secara sederhana reaksi tersebut adalah sebagai berikut :

OH OH

Al OH + Bahan Organik Al OH + H2PO4-

H2PO4 (P-Larut)

(P-terikat) Bahan Organik

Pupuk Organik (Kompos Chromolaena odorata)

Chromolaena odorata merupakan gulma yang biasa dianggap sebagai tanaman semak dan kurang bermanfaat. Padahal menurut Mulik (2007) tanaman ini mempunyai manfaat yang baik dalam peningkatan produksi tanaman. Tanaman ini memiliki akumulasi biomasa mencapai 90 ton BK/ha dan memiliki kandungan hara yang sangat tinggi, dimana memiliki Akumulasi nitrogen 2,6-5,2 ton/ha/tahun.

Ki rinyuh (Chromolaena odorata)merupakan salah satu gulma padang rumput yang penting di Indonesia. Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh gulma ini terhadap subsektor perternakan sangat tinggi. Gulma ini berasal dari Amerika Tengah, tetapi kini telah tersebar di daerah-daerah tropis dan subtropis. ki rinyuh dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah. Laporan pertama yang menyangkut kerugiannya terhadap ternak di Indonesia baru dilaporkan pada tahun 1971, yaitu mengenai keberadaannya di cagar alam Pananjung, Jawa Barat, yang merugikan banteng di suaka alam tersebut karena rumput pakannya berkurang akibat invasi gulma berkayu ini. Ada empat alasan pokok mengapa Ki rinyuh digolongkan sebagai gulma yang sangat merugikan: (1) dapat mengurangi kapasitas tampung padang penggembalaan, (2) dapat menyebabkan keracunan, bahkan mungkin sekali


(23)

kematian ternak, (3) menimbulkan persaingan dengan rumput pakan, sehingga mengurangi produktivitas padang rumput, dan (4) dapat menimbulkan bahaya kebakaran terutama pada musim kemarau. Pengendalian dengan herbisida dipandang tidak efektif di samping kurang ramah lingkungan. Pilihan lain adalah dengan cara mekanis (dibabad) atau dengan cara hayati (dengan serangga atau kompetisi dengan vegetasi lain). Pengendalian dengan kombinasi mekanis dan herbisida lebih baik daripada hanya dengan herbisida saja. Selain itu, gulma ini juga dapat dimanfaatkan sebagai “pupuk” atau “perangsang pertumbuhan” yang dapat memperbaiki sifat morfologis tanaman dan meningkatkan hasil beberapa jenis tanaman (King and Robinson, 2008).

Menurut Novizan (2005) manfaat pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan pH pada tanah masam penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air. Ditambahkan Hakim(1986) bahwa pada bahan organik nilai C/N bahan organik sangat menentukan reaksi dalam tanah. Bila C/N bahan organik tinggi maka akan terjadi persaingan N atara tanaman dan mikroba, dalam hal ini N diimobilisasi. Suatu dekomposisi bahan organik yang lanjut dicirikan oleh C/N yang rendah, sedangkan C/N yang tinggi menunjukkan dekomposisi belum lanjut atau baru mulai.

Pemberian Trichoderma harzianum pada pengomposan Chromolaena odorata dengan diberikan kronotriko menghasilkan ketersediaan N

lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan bioaktivator yang diberikan oleh kompos lainnya. Dan pengaruh jenis bioaktivator dan bahan pengaya nyata terhadap pH. P-tersedia (ppm) dan P-total (%) kompos sangat di tentukan dalam


(24)

proses pembuatan kompos terhadap kualitas dan kandungan hara berbagai jenis kompos. Secara umum pengaya kompos gulma Chromolaena odorata yang hanya diberi tanah yang menghasilkan kadar P-total terendah hanya 1,65%, dibandingkan dengan gulma Chromolaena odorata yang diberi guano. Sedangkan kadar P cukup tinggi mencapai 18% P2O5 dari fosfat alam (Wikimedia Fondution, 2007).

Tanaman Jagung

Syarat Tumbuh Iklim

Daerah yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung yaitu daerah beriklim sedang hingga beriklim subtropik/tropis basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 500LU – 400LS. Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan selama masa pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari yang penting dalam masa pertumbuhan. Suhu yang dikehendaki tanaman jagung untuk pertumbuhan terbaiknya antara 270- 320 C (Purwono dan Hartono, 2005).

Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Jagung yang ditanam di dataran rendah di bawah 800 m dpl dapat berproduksi baik dan di atas 800 m dpl pun jagung masih bisa memberikan hasil yang baik pula (Anonim, 1993).


(25)

Tanah

Jagung termasuk tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus dalam penanamannya. Jagung dikenal sebagai tanaman yang dapat tumbuh di lahan kering, sawah dan pasang surut asalkan syarat tumbuh yang diperlukan terpenuhi. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain Andosol, Latosol, dan Grumosol. Tanah bertekstur lempung atau liat berdebu (Latosol) merupakan jenis tanah yang terbaik untuk pertumbuhan jagung. Tanaman jagung akan tumbuh dengan baik pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan jagung antara 5,6-7,5. pada pH < 5,5 tanaman jagung tidak bisa tumbuh maksimum karena keracunan Al. Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediaan air dalam kondisi baik (Purwono dan Hartono, 2005).


(26)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di rumah kasa dan Laboratorium Kesuburan/Kimia Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan, dengan ketinggian tempat ± 25 m dpl dimulai pada November 2009 s/d selesai.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan ialah contoh tanah tererosi berat di Desa Simpang Bage Kecamatan Silamakuta Kabupaten Simalungun dengan titik koordinat Lintang Utara 02o 56’ 14,1” dan Bujur Timur 098o 33’ 12,8”. Sebelah timur berbatasan dengan Seribu Dolok, sebelah utara berbatasan dengan Sarang Padang, Sebelah Selatan berbatasan dengan Tongging, Sebelah Barat berbatasan dengan Simpang Merek yang diambil secara komposit pada kedalaman 20-40 cm, kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata, benih jagung, serta bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis tanah dan tanaman.

Alat yang digunakan ialah cangkul, Polibag, meteran, timbangan serta alat-alat yang digunakan di laboratorium untuk analisis tanah dan tanaman.

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial dengan 10 perlakuan dan 3 ulangan.

Masing-masing perlakuannya adalah


(27)

Fakor Perlakuan Tithonia diversifolia (Td)

TdW0 = Kompos Tithonia diversifolia (20 ton/Ha) dengan 0 hari Pengomposan TdW1 = Kompos Tithonia diversifolia (20 ton/Ha) dengan 14 hari Pengomposan TdW2 = Kompos Tithonia diversifolia (20 ton/Ha) dengan 28 hari Pengomposan

Faktor Perlakuan Chromolaena odorata (Co)

CoW0 = Kompos Chromolaena odorata (20 ton/Ha) dengan 0 hari pengomposan CoW1 = Kompos Chromolaena odorata (20 ton/Ha) dengan 14 hari pengomposan CoW2 = Kompos Chromolaena odorata (20 ton/Ha) dengan 28 hari pengomposan Faktor Perlakuan Tithonia diversifolia (Td) dicampur Chromolaena odorata

(Co)

TdCoW0 = Kompos Tithonia diversifolia (Td) dicampur Chromolaena odorata (Co) (20 ton/Ha) dengan 0 hari pengomposan

TdCoW1 = Kompos Tithonia diversifolia (Td) dicampur Chromolaena odorata (Co) (20 ton/Ha) dengan 14 hari pengomposan

TdCoW2 = Kompos Tithonia diversifolia (Td) dicampur Chromolaena odorata (Co) (20 ton/Ha) dengan 28 hari pengomposan

Kombinasi perlakuannya ialah : I II III Kontrol Kontrol Kontrol TdW0 TdW0 TdW0

TdW1 TdW1 TdW1

TdW2 TdW2 TdW2

CoW0 CoW0 CoW0

CoW1 CoW1 CoW1

CoW2 CoW2 CoW2

TdCoW0 TdCoW0 TdCoW0 TdCoW1 TdCoW1 TdCoW1 Td CoW2 TdCoW2 TdCoW2 Model Linier Rancangan Acak Kelompok : Yij = µ + αi+ βj + єij


(28)

Dimana :

Yij = Respon tanaman yang diamati

µ = Nilai tengah umum

αi = Pengaruh percobaan ke-i dari perlakuan

βj = Pengaruh percobaan ke-j dari blok

єij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke- j

Data-data yang diperoleh dianalisis secara statistik berdasarkan analisis varian pada setiap peubah amatan yang diukur dan di uji lanjutan bagi perlakuan yang nyata dengan menggunakan Uji Beda Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %.

Pelaksanaan Penelitian Persiapan Tanah

Pengambilan contoh tanah dilakukan secara zig - zag pada daerah tererosi berat sedalam 0-20 cm lalu dikompositkan. Kemudian tanah diayak dengan ayakan 10 mesh.

Analisis Tanah Awal

Tanah yang telah telah diayak lalu dianalisa %KA nya untuk menentukan berat tanah yang dimasukkan ke tiap polibag setara dengan 10 Kg BTKO. Selain itu analisa yang dilakukan ialah pH H2O (1 : 2,5), P- tersedia (Bray II), N total

(Metode Kjeldhal), K-dd me/100 g (NH4Oac pH 7), KTK me/100 g (NH4Oac

pH 7), % C-Organik tanah (Walkley and Black) dan Rasio C/N, Bulk density, Partikel density, TRP, Tekstur tanah, dan Permeabilitas Tanah.


(29)

Pengomposan Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata

Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata di cacah menjadi potongan-potongan kecil. Di letakkan pada wadah yang tersedia, kemudian tambahkan Trichoderma SP sebagai aktivator pada kompos dan diaduk merata. Setelah itu kompos ditutup dengan plastic untuk menjaga suhu dan kelembaban dan dibuka setiap seminggu sekali.

Analisis Kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata

Kompos yang telah dibuat dianalisa %KA, pH H2O dan Rasio C/N pada

jangka waktu 0, 14 dan 28 hari pengomposan.

Aplikasi Kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata - Kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata

Setelah penanaman benih dilakukan aplikasi kompos diletakkan pada sekitar lubang tanam. Waktu pemberian kompos pada 0, 14 dan 28 hari pengomposan dimana dosis yang ditambahkan yaitu 20 ton/Ha.

Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman

Benih jagung ditanam 3 benih per polibag, setelah berumur 2 minggu dilakukan penjarangan dengan hanya meninggalkan satu tanaman saja yang paling baik.

Tanaman ditanam selama kurang lebih 9-12 minggu atau hingga akhir masa generatif. Penyiraman dilakukan setiap hari sampai mencapai kondisi kapasitas lapang.

Pemanenan

Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 9-12 minggu. Bagian tajuk dipotong dan bagian akar diambil lalu dibersihkan dan dikeringkan untuk


(30)

selanjutnya diovenkan. Dihitung berat kering tajuk dan berat kering akarnya setelah diovenkan.

Peubah Amatan yang diukur Peubah amatan yang diukur meliputi:

1. Tanah

- pH H2O (1 : 2,5) metode elektrometri diukur pada awal pengambilan

tanah dan akhir fase generatif.

- N-total tanah Metode Kjeldhal diukur pada awal pengambilan tanah dan akhir fase generatif.

- K-dd me/100 g metode NH4Oac pH 7 diukur pada awal pengambilan

tanah dan akhir fase generatif.

- KTK me/100 g metode NH4Oac pH 7 diukur pada awal pengambilan

tanah dan akhir fase generatif.

- P-tersedia tanah (ppm) metode Bray II diukur pada awal pengambilan tanah dan akhir fase generatif.

- C-Organik Tanah (%) metode walkley and black diukur pada awal pengambilan tanah dan akhir fase generatif.

- C/N Tanah (%)diukur pada awal pengambilan tanah dan akhir fase generatif.

2. Tanaman

- Tinggi tanaman (cm), diukur pada akhir fase vegetatif

- Bobot kering tajuk tanaman (g), diukur setelah di ovenkan ± 48 jam hingga beratnya mencapai konstan


(31)

- Bobot kering akar tanaman (g), diukur setelah di ovenkan ± 48 jam hingga beratnya mencapai konstan


(32)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Analisis pertumbuhan tanaman dilakukan setelah akhir masa generatif yaitu tinggi tanaman,berat kering akar tanaman,berat kering tajuk tanaman, dan berat tongkol tanaman.

Analisis kimia tanah yang dilakukan adalah pH-tanah, C-Organik tanah, N-tanah, C/N N-tanah, ,P-tersedia N-tanah, K-dd tanah dan KTK tanah.

1. Tinggi Tanaman, Berat Kering Akar Tanaman, Berat Kering Tajuk Tanaman, dan Berat Tongkol Tanaman.

Hasil analisis sidik ragam pada lampiran 5, 6, 7 dan 8 memperlihatkan bahwa aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, berat kering tanaman, berat kering tajuk tanaman dan berat tongkol tanaman. Pengaruh kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan terhadap tinggi tanaman disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Pengaruh kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan terhadap tinggi tanaman, berat kering akar tanaman, berat kering tajuk tanaman, dan berat tongkol tanaman

Parameter

Perlakuan Tinggi Tanaman Berat Kering Berat Kering BeratTongkol Akar Tanaman Tajuk Tanaman Tanaman

(cm) (gr) (gr) (gr) Kontrol 142.3b 6.07d 29.5c 39.9d TdW0 175a 3.1d 17.93c 7.5cd


(33)

TdW1 174.3a 6.4cd 39.27ab 8.39cd TdW2 178a 14.6a 49.88a 34.53ab CoW0 175.3a 3.13d 15.87c 6.47d CoW1 175.3a 8.47bcd 26.53bc 11.47cd CoW2 178.3a 11.47abc 44.13a 14.07cd TdCoW0 176.3a 9.4bc 31.73b 21.1bcd TdCoW1 179.7a 13.8ab 33.73ab 21.87bc TdCoW2 181.3a 15a 50.67a 29.4b Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata(5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 1 diketahui bahwa pengaruh aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu aplikasi 0, 14 dan 28 hari berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman dibandingkan dengan perlakuan kontrol (tanpa perlakuan) namun setiap perlakuan berbeda tidak nyata pengaruhnya terhadap tinggi tanaman.

Dari Tabel 1 pada parameter berat kering akar tanaman diketahui bahwa Kontrol, aplikasi kompos TdW0 dan CoW0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW1 dan CoW1 namun berbeda nyata terhadap perlakuan TdW2, CoW2, TdCoW0, TdCoW1 dan TdCoW2. Dari Tabel 1 juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdW1 dan CoW1 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan CoW2, TdCoW0 dan TdCoW1 namun berbeda nyata terhadap perlakuan TdW2 dan TdCoW2.

Dari Tabel 1 pada parameter berat tajuk tanaman diketahui bahwa Kontrol, aplikasi kompos TdW0 dan CoW0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan CoW1 namun berbeda nyata terhadap perlakuan TdW1,TdW2, CoW2, TdCoW0, TdCoW1


(34)

dan TdCoW2.Dari Tabel 1 juga diketahui bahwa aplikasi kompos CoW1 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW1, TdCoW0 dan TdCoW1 namun berbeda nyata terhadap perlakuan TdW2, CoW2 dan TdCoW2.

Dari Tabel 1 pada parameter berat tongkol tanaman diketahui bahwa Kontrol dan aplikasi kompos CoW0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW0, TdW1, CoW1, CoW2 dan TdCoW0 namun berbeda nyata terhadap perlakuan TdW2, TdCoW1 dan TdCoW2 .Dari Tabel 1 juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdW0, TdW1, CoW1, CoW2 dan TdCoW0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdCoW1 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdW2 dan TdCoW2. Dari Tabel 1 diketahui bahwa perlakuan TdCoW1berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW2 dan TdCoW2.

2. pH-Tanah, C-Organik Tanah, N-Tanah, C/N Tanah

Hasil analisis sidik ragam pada lampiran 9, 10, 11 dan 12 memperlihatkan bahwa aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan berpengaruh sangat nyata terhadap pH-tanah, C-organik tanah, N-tanah dan C/N tanah.. Pengaruh kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan terhadap tinggi tanaman disajikan pada tabel 2. Tabel 2. Pengaruh kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan

kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan terhadap pH-tanah, C-Organik tanah, N-tanah, C/N tanah.

Parameter

Perlakuan pH-Tanah C-Organik Tanah N-Tanah C/N Tanah (%) (%) (%)

Kontrol 6.02b 1.444c 0.22de 6.06d TdW0 6.27a 1.467c 0.24cde 8.03bcd


(35)

TdW1 6.26a 1.904bc 0.27abc 8.4bcd TdW2 6.78c 2.808a 0.26bcd 5.74d CoW0 6.26a 1.842bc 0.21e 9.75bc CoW1 6.21a 2.016bc 0.23cde 8.15bcd CoW2 6.29a 2.040bc 0.3ab 6.75cd TdCoW0 6.37a 2.361ab 0.22de 16.22a TdCoW1 6.37a 2.481ab 0.25cde 10.59b TdCoW2 6.33a 2.849a 0.31a 9.19c

Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata(5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 2 pada parameter pH-tanah diketahui bahwa aplikasi kompos Kontrol, TdW0, TdW1, CoW0, CoW1, CoW2, TdCoW0, TdCoW1 dan TdCoW2 merupakan nilai terendah yaitu hanya 6,21 sampai 6,37 dan berbeda nyata pengaruhnya terhadap pH tanah dibandingkan dengan perlakuan TdW2 yang beratnya mencapai dari 6,78gr.

Dari Tabel 2 pada peremeter C-Organik tanah diketahui bahwa Kontrol dan aplikasi kompos TdW0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW1, CoW0, CoW1 dan CoW2 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdW2, TdCoW0,TdCoW1 dan TdCoW2. Dari Tabel 2 juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdW1, CoW0, CoW1 dan CoW2 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdCoW0 dan TdCoW1 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdW2 dan TdCoW2. Dari Tabel 2 juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdCoW0 dan TdCoW1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan TdW2 dan TdCoW2.


(36)

Dari Tabel 2 pada peremeter N-Tanah diketahui bahwa aplikasi kompos CoW0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW0, CoW1,TdCoW0 dan TdCoW1 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdW1, TdW2, CoW2 dan TdCoW2. Dari Tabel 2 juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdCoW0 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW0, CoW1, TdW2 dan TdCoW1 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdW1, CoW2 dan TdCoW2. Dari Tabel 2 juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdW0, CoW1dan TdCoW1 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW1 dan TdW2 namun berbeda nyata terhadap perlakuan CoW2 dan TdCoW2. Dari Tabel 2 juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdW2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan TdW1 dan CoW2 dan berbeda nyata dengan perlakuan TdCoW2.

Dari Tabel 2 pada parameter C/N Tanah diketahui bahwa aplikasi kompos TdW2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan TdW0, TdW1, CoW1 dan CoW2 namun berpengaruh nyata terhadap perlakuan CoW0, TdCoW0, TdCoW1 dan TdCoW2. Dari Tabel 8 juga diketahui bahwa aplikasi kompos CoW2 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW0, TdW1, CoW0, CoW1 dan TdCoW2 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdCoW1 dan TdCoW2.Dari Tabel 8 juga diketahui bahwa aplikasi kompos CoW0 dan TdCoW2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan TdCoW1 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdCoW0.

3. P-tersedia Tanah, K-dd Tanah, KTK Tanah

Hasil analisis sidik ragam pada lampiran 9, 10, 11 dan 12 memperlihatkan bahwa aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan berpengaruh sangat nyata terhadap P-tersedia tanah dan K-dd tanah sedangkan KTK tanah tidak nyata.


(37)

Pengaruh kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan terhadap tinggi tanaman disajikan pada tabel 3.

Tabel 3. Pengaruh kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu 0,14 dan 28 hari pengomposan terhadap P-tersedia Tanah, K-dd Tanah, KTK Tanah

Parameter

Perlakuan P-tersedia Tanah K-dd Tanah KTK Tanah (ppm) (me/100gr) (me/100gr)

Kontrol 6.7f 0.7076d 13.7 TdW0 10.11e 0.7455abc 31

TdW1 20.96b 0.7355c 16.5

TdW2 19.38d 0.7356bc 18.17

CoW0 11.39d 0.7479abc 17.33 CoW1 14.62d 0.7502abc 16.33

CoW2 16.36cd 0.7716a 18.33

TdCoW0 14.50bc 0.7678ab 15.50

TdCoW1 14.90b 0.7719a 14.90

TdCoW2 29.77a 0.7722a 14.33

Keterangan: angka-angka yang diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata(5%) menurut uji DMRT

Dari Tabel 3 pada parameter P-tersedia juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdW0 berbeda nyata dengan perlakuan yang lainnya. Sedangkan perlakuan TdW2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan CoW0, CoW1 dan CoW2 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdW1, TdCoW0, TdCoW1 dan TdCoW2.Dari Tabel 3 juga diketahui bahwa aplikasi kompos CoW2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan TdCo dan berbeda nyata dengan perlakuan TdW1, TdCoW1 dan


(38)

TdCoW2. Sedangkan perlakuan TdCoW0 berbeda tidak nyata dengan perlakuan TdW1 dan TdCoW1 namun berbeda nyata dengan perlakuan TdCoW2.

Dari Tabel 3 pada parameter K-dd tanah diketahui bahwa aplikasi kompos TdW1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan TdW0, TdW2, CoW0 dan CoW1 namun berbeda nyata dengan perlakuan CoW2, TdCoW0, TdCoW1 dan TdCoW2.Dari Tabel 3 juga diketahui bahwa aplikasi kompos TdW2 berbeda tidak nyata terhadap perlakuan TdW0, CoW0,CoW1 dan TdCoW0 namun berbeda nyata dengan perlakuan CoW2, TdCoW1 dan TdCoW2. Sedangkan perlakuan TdW0, CoW0 dan CoW1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan CoW2, TdCoW0, TdCoW1 dan TdCoW2.

Pembahasan Tinggi Tanaman

Aplikasi Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya pada waktu pengomposan 0,14 hingga 28 hari berpengaruh sangat nyata meningkatkan tinggi tanaman (dari rataan 142,3cm menjadi rataan 181,3cm) setelah akhir masa generatif. Hal ini menunjukkan bahwapemberian kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya dapat ketersediaan unsur hara pada tanah tererosi berat dan tersedia bagi tanaman yang kemudian dapat dimanfaatkan tanaman untuk pertumbuhan tinggi tanaman.Menurut Hartatik (2007) Penambahan pupuk organik berupa kompos Tithonia diversifolia pada tanah dimaksudkan dapat untuk meningkatkan kandungan unsur hara, serapan air tanah dan mengurangi run off yang mengakibatkan erosi tanah.


(39)

Berat Kering Tajuk dan Akar Tanaman

Aplikasi kompos Chromolaena odorata, Tithonia diversifolia dan kombinasi keduaanya pada hari pengomposan 0, 14 dan 28 berpengaruh sangat nyata meningkatkan berat kering tajuk (dari 29,5g menjadi hingga 50,67g) dan akar tanaman (dari 6,07g menjadi hingga 15g) setelah akhir masa generatif. Hal ini menunjukkan sudah dapat menyediakan unsur hara yang cukup bagi tanaman sehingga dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan tanaman. Terutama pada ketersediaan unsur hara fosfor yang berkaitan erat dengan pertumbuhan bagi tanaman. Menurut Winarso (2005) fungsi penting fosfor didalam tanaman yaitu dalam proses fotosintesis, respirasi, transfer dan penyimpanan energi, pembelahan dan perbesaran sel serta proses didalam tanaman lainnya dan membantu mempercepat perkembangan akar dan perkecambahan. Fosfor juga dapat merangsang pertumbuhan akar, yang selanjutnya berpengaruh pada pertumbuhan bagian atas tanaman.

Berat Tongkol Tanaman

Aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya berpengaruh sangat nyata meningkatkan berat tongkol tanaman namun karena kandungan serapan hara dan kondisi lingkungan yang kurang mencukupi dan memadai mengakibatkan pertumbuhan terutama berat tongkol kurang optimum.

pH Tanah

Aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya berpengaruh sangat nyata meningkatkan pH tanah (dari rataan 6.02 menjadi hingga 6,33) setelah masa generatif. Hal ini dikarenakan kompos


(40)

Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya menghasilkan asam-asam organik yang dapat mengikat sumber kemasaman seperti Al, Fe sehingga mengurangi kemasaman tanah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hakim (2006), dari Pelapukan bahan organik akan dihasilkan asam humat, asam vulvat, serta asam-asam organik lainnya. Asam-asam itu dapat mengikat logam seperti Al dan Fe sehingga mengurangi kemasaman. Ditambahkan Novizan (2005), beberapa manfaat pupuk organik adalah dapat menyediakan unsur hara makro dan mikro, mengandung asam humat (humus) yang mampu meningkatkan pH pada tanah masam penggunaan pupuk organik tidak menyebabkan polusi tanah dan polusi air.

C-Organik

Aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya berpengaruh sangat nyata meningkatkan C- organic tanah ( dari 1,44% menjadi hingga mencapai 2,84 %) setelah masa generatif. Hal ini disebabkan karena kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya merupakan bahan organik yang memiliki C – Organik yang tinggi 10,51% dan 9,19% (Lampiran 2 dan 3) sehingga ketika diaplikasikan ke tanah yang memiliki C-Organik rendah memberi pengaruh nyata yaitu C-Organik tanah tersebut meningkat. Menurut Hartatik (2007) pemberian Tithonia diversifolia dapat meningkatkan kesuburan tanah/produktivitas lahan (salah satunyameningkatkan bahan organik).

C/N Tanah

Aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya berpengaruh sangat nyata meningkatkan C/N tanah (


(41)

dari 6,06% menjadi hingga mencapai 16,22 %) setelah masa generatif. Menurut Hakim(1986) nilai C/N bahan organik sangat menentukan reaksi dalam tanah. Bila C/N bahan organik tinggi maka akan terjadi persaingan N antara tanaman dan mikroba, dalam hal ini N diimobilisasi. Suatu dekomposisi bahan organik yang lanjut dicirikan oleh C/N yang rendah, sedangkan C/N yang tinggi menunjukkan dekomposisi belum lanjut atau baru mulai. Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu pengomposan akan membuat kompos semakin matang dan meningkatkan kandungan C/N kompos dan jika diaplikasikan pada tanah mampu meningkatkan C/N tanah.

N-Total Tanah

Aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya berpengaruh sangat nyata meningkatkan N-total tanah (dari rataan 0,22 meningkat hingga menjadi 0,31) setelah masa generatif. Hal ini sesuai dengan literatur Wikimedia Fondation (2006) pengomposan Chromolaena odorata menghasilkan ketersediaan N lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan yang diberikan oleh kompos lainnya. Dari hal ini dapat dikatakan bahwa unsur nitrogen pada tanah tererosi berat dapat tersedia dengan penambahan kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya.

P-Tersedia Tanah

Aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya berpengaruh sangat nyata meningkatkan P-tersedia tanah(6,7 meningkat hingga 29,77) setelah masa generatif.Hal ini disebabkan kandungan unsur fosfor yang cukup tinggi pada kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya. Penambahan bahan organik juga dapat


(42)

mengurangi pengikatan fosfor sehingga fosfor menjadi lebih tersedia. Menurut Hartatik (2007) menambahkan Pupuk organik berupa kompos Tithonia diversifolia merupakan sejenis gulma yang dapat tumbuh di tanah-tanah terlantar, namun mengandung unsur hara yang tinggi terutama N, P, K : 3.5%, 0.38% dan 4.1% yang berfungsi untuk meningkatkan pH tanah, menurunkan Al-dd serta meningkatkan kandungan P tanah.Ditambahkan Hakim (2006) dari Pelapukan bahan organik akan dihasilkan asam humat, asam vulvat, serta asam-asam organik lainnya. Asam-asam itu dapat mengikat logam seperti Al dan Fe sehingga pengikatan P dikurangi dan p lebih tersedia. Anion-anion organik seperti sitrat, asetat, tartarat dan okslat yang dibentuk selama pelapukan bahan organik dapat membantu pelepasan P yang diikat oleh hidroksida-hidroksida Al, Fe dan Ca dengan jalan bereaksi dengannya, membentuk senyawa kompleks. Secara sederhana reaksi tersebut adalah sebagai berikut :

OH OH

Al OH + Bahan Organik Al OH + H2PO4-

H2PO4 (P-Larut)

(P-terikat) Bahan Organik

K-dd Tanah

Aplikasi kompos Chromolaena odorata , Tithonia diversifolia dan kombinasi keduanya berpengaruh sangat nyata meningkatkan K-dd tanah(dari 0,7meningkat hingga mencapai 0,77) setelah masa generatif. Hal ini dikarenakan ketersediaan unsur kalium yang sangat rendah ditanah dan kompos meningkatkan unsur kalium itu sendiri. Menurut Hakim (1986) ketersediaan kalium dalam tanah


(43)

sangat dipengaruhi oleh faktor kehilangan kalium itu sendiri dalam tanah dan adanya mineral atau batuan yang mengandung kalium. Semakin besar kehilangan kalium dari dalam tanah semakin berkurang pula kalium yang tersedia untuk tanaman.


(44)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Aplikasi kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata maupun kombinasi keduanya pada tanah tererosi berat sangat berpengaruh nyata dalam membenahi sifat kimia tanah pada tanaman jagung.

2. Aplikasi kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata maupun kombinasi keduanya pada tanah tererosi berat sangat berpengaruh nyata dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung.

3. Aplikasi kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata maupun kombinasi keduanya pada tanah tererosi berat tidak berpengaruh nyata dalam membenahi KTK tanah pada tanaman jagung.

Saran

Diperlukan lanjutan dari penelitian ini dengan peningkatan dosis kompos Tithonia diversifolia dan Chromolaena odorata yang diberikan.


(45)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Kanisius. Yogyakarta. Hakim, N, 2005. Pengelolaan Kesuburan Tanah Masam dengan Teknologi

Pengapuran Terpadu. Andalas University Press, Padang.

Hakim, N. Agustian, Hermansah, dan Gusnidar. 2008. Budi Daya dan Pemanfaatan Titonia (Tithonia diversifolia). Persentasi. Universitas Andalas Padang. Harjowigeno. S. 1987. Ilmu Tanah. PT Melton Putra. Jakarta.

Hartatik, W., 2007. Titonia ( Tithonia diversifolia). Persentasi. Universitas Andalas.Padang.

Kartasapoetra. G., A. G. Kartasapoetra., dan M. M. Sutedjo, 1985 Teknologi Konservasi Tanah dan Air. PT Bina Aksara. Jakarta.

King, R. M dan H. Robinson. 2008. Gulma Padang Rumput Yang Merugikan. Buletin Ilmu Peternakan Indonesia (WARTAZOA) Volume 17 No. 1 (2007). 13 Agustus 2008.

Kurnia, U., A. Rachman., A. Daraih. 2004. Konservasi Tanah Pada Lahan Kering Berlereng. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah Dan Agroklimat BPPP Departemen Pertanian. Jakarta.

Mulik, M. L. 2007. Pemanfaatan Semak Bunga Putih ( Chromolaena odorata) Untuk Peningkatan Produksi Tanaman dan Ternak. Persentasi. Universitas Nusa Cendana Kupang. Nusa Tenggara Timur.

Novizan, 2007. Petunjuk Pemupukan yang efektif. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Nyakpa, M.Y., A. M Lubis., M.A Diha., A.G Amran., A Munawar., G.B Hong., N. Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. Nyakpa, M.Y., A. M Lubis., M.A Diha., A.G Amran., A Munawar., G.B Hong., N.

Hakim. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung.

Purwono, M. S dan R. Hartono. 2007. Bertanam Jagung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rahim, S. E. 2000. Pengendalian Erosi Tanah Dalam Rangka Pelestarian Lingkungan Hidup. Bumi Aksara. Jakarta.


(46)

Rauf, A. 1999. Pengaruh Mulsa Vertikal Terhadap Sifat Tanah, Produksi Jagung, Erosi dan Pemanenan Air diLahan Kering Berlereng Curam. Makalah Kongres VII dan Seminar Nasional HITI. Bandung. 27-28 November 1999. Setiawan, A.I. 2003. Penghijauan Lahan Kritis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sutedjo, M. M. 2002. Pupuk dan Cara Pemupukan. Penerbit Rhineka Cipta. Jakarta. Syafruddin, Faesal, dan Akil. 2008. Pengolaan Hara Pada Tanaman Jagung. Balai

Penelitian Tanaman Serealia. Maros.

Utomo, W.H. 1989. Konservasi Tanah di Indonesia Satu Rekaman dan Analisis. Penerbit Rajawali Press. Jakarta.

Wanjau, S., M. John dan R. Thijssen. 2002. Pemindahan biomassa : Panen Pupuk Cuma-Cuma. Kenya Woodfuel & Agroforestry Programme.

Wikimedia Foundation, 2007. Guano. Winarso, S, 2005. Kesuburan Tanah. Gava Media, Yogyakarta.


(47)

Lampiran 1. Hasil Analisis Awal Tanah dystrandepts (Inceptisol)

No Jenis Analisis Nilai Kriteria*

1. pH (H2O) 5.01 Masam

2. C-Organik (%) 2.35 Sangat Rendah

3. Bahan Organik (%) 4.05 -

4. N-total (%) 0.16 Sangat Rendah

5. P-Bray I (ppm) Td*) -

6. Al-dd (me/100g) 2.73 Tinggi

7. KTK (me/100g) 28.44 Tinggi

8. K-dd (me/100g) 0.32 Rendah

9. Nisbah C/N 14.68 Sedang

10. Kadar Air (%) 12.82 -

11. Kapasitas Lapang (%) 28.36 -

12. Tekstur Tanah Lempung Berpasir

Dianalisis di Laboratorium BPTP SUMUT

* : sumber dari Balai Penelitian Tanah, 2005 Td*) : Tidak terdeteksi


(48)

Lampiran 2. Hasil Analisis Kompos Tithonia diversifolia

No Jenis Analisis Nilai Standar SNI Standar Mutu Minimum Maksimum Pupuk Organik

1 pH (H2O) 7.21 6.8 7.49 4 - 8

2 C-Organik (%) 9.19 9.8 32 >12

3 Bahan Organik (%) 15.84 27 58 -

4 N-total (%) 0.83 0.4 - < 6***

5 P2O5-Total (%) 8.9 0.1 - < 6**

6 Nisbah C/N 8.72 10 20 15- 25

7 Kadar Air (%) 20.82 - 50 4 - 15 *)

Dianalisis di Laboratorium BPTP SUMUT Standar Kualitas Kompos (SNI 19-7030-2004)

Standar Mutu Pupuk Organik (Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/OT.140/2/2009)

Lampiran 3. Hasil Analisis Kompos Chromolaena odorata

No Jenis Analisis Nilai Standar SNI Standar Mutu Minimum Maksimum Pupuk Organik

1 pH (H2O) 8.21 6.8 7.49 4 - 8

2 C-Organik (%) 10.51 9.8 32 >12

3 Bahan Organik (%) 18.11 27 58 -

4 N-total (%) 0.76 0.4 - < 6***

5 P2O5-Total (%) 9.62 0.1 - < 6**

6 Nisbah C/N 8.72 10 20 15- 25

7 Kadar Air (%) 25.82 - 50 4 - 15 *)

Dianalisis di Laboratorium BPTP SUMUT Standar Kualitas Kompos (SNI 19-7030-2004)

Standar Mutu Pupuk Organik (Peraturan Menteri Pertanian No. 28/Permentan/OT.140/2/2009)


(49)

Lampiran 4. Kriteria Sifat Tanah

Sifat Tanah Satuan S. Rendah Rendah Sedang Tinggi S.

Tinggi C (Karbon) % <1.00 1.00-2.00 2.01-3.00 3.01-5.00 > 5.00 N (Nitrogen) % <0.10 0.10-0.20 0.21-0.50 0.51-0.75 >0.75

C/N --- <5 5-10 11-15 16-25 >25

P2O5 Total % <0.03 0.03-0.06 0.06-0.079 0.08-0.10 >0.10

P2O5 eks-HCl % <0.021 0.021-0.039 0.040-0.060 0.061-0.10 >0.1

P-avl Bray II ppm <8.0 8.0-15 16-25 26-35 >35 P-avl troug ppm <20 20-39 40-60 61-80 >80 P-avl Olsen ppm <10 10-25 26-45 46-60 >60 K2O eks-HCl % <0.03 0.03-0.06 0.07-0.11 0.12-0.20 >20

CaO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 MgO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 MnO eks-HCl % <0.05 0.05-0.09 0.10-0.20 0.21-0.30 >0.30 K-tukar me/100 <0.10 0.10-0.20 0.30-0.50 0.60-1.00 >1.00 Na-tukar me/100 <0.10 0.10-0.30 0.40-0.70 0.80-1.00 >1.00 Ca-tukar me/100 <2.0 2.0-5.0 6.0-10.0 11.0-20.0 >20.0 Mg-tukar me/100 <0.40 0.40-1.00 1.10-2.00 2.10-8.00 >8.00 KTK (CEC) me/100 <5 5-16 17-24 25-40 >40 Kejenuhan Basa % <20 20-35 36-50 51-70 >70 Kejenuhan Al % <10 10-20 21-30 31-60 >60 EC (Nedeco) mmhos --- --- 2.5 2.6-10 >10

Sangat Masam

Masam Agak Masam

Netral Agak Alkalis

Alkalis

pH H2O <4.5 4.5-5.5 5.6-6.5 6.6-7.5 7.6-8.5 >8.5

pH KCL <2.5 2.5-4.0 --- 4.1-6.0 6.1-6.5 >6.5 (Sumber : Balai Penelitian Tanah, 2005).


(50)

Lampiran 5. Rataan Tinggi Tanaman (cm) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 137 140 150 427.0 142.3

TdW0 170 179 176 525.0 175.0

TdW1 173 175 175 523.0 174.3

TdW2 180 175 179 534.0 178.0

TdW0 173 176 177 526.0 175.3

C0W1 176 173 177 526.0 175.3

C0W2 178 179 178 535.0 178.3

TdC0W0 175 175 179 529.0 176.3

TdC0W1 179 180 180 539.0 179.7

TdC0W2 185 180 179 544.0 181.3

Total 1726.0 1732.0 1750.0 5208.0 173.6

Lampiran 5.1 Daftar Sidik Ragam Tinggi Tanaman Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 31.20 15.60 1.65tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 3395.87 377.32 39.92** 2.46 3.60

Galat 18 170.13 9.45

Total 29 3597.20

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 1,77%


(51)

Lampiran 6. Rataan Berat Kering Akar Tanaman (g) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 6.8 4.6 6.8 18.20 6.07

TdW0 2.7 3.8 2.8 9.30 3.10

TdW1 7.1 5.3 6.8 19.20 6.40

TdW2 15.0 11.0 17.8 43.80 14.60

TdW0 2.6 4.0 2.8 9.40 3.13

C0W1 9.6 8.4 7.4 25.40 8.47

C0W2 9.2 7.4 17.8 34.40 11.47

TdC0W0 10.2 10.0 8.0 28.20 9.40

TdC0W1 11.8 13.4 16.2 41.40 13.80

TdC0W2 19.6 8.2 17.2 45.00 15.00

Total 94.60 76.10 103.60 274.30 9.14

Lampiran 6.1 Daftar Sidik Ragam Berat Kering Akar Tanaman Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 39.316667 19.6583 2.52tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 543.947 60.4386 7.751** 2.46 3.60

Galat 18 140.35000 7.79722

Total 29 723.613667

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 30,53%


(52)

Lampiran 7. Rataan Berat Kering Tajuk Tanaman (g) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 30.9 23.0 34.6 88.50 29.50

TdW0 14.2 24.0 15.6 53.80 17.93

TdW1 36.6 42.4 38.8 117.80 39.27

TdW2 41.9 51.1 56.6 149.63 49.88

TdW0 19.2 14.0 14.4 47.60 15.87

C0W1 30.4 28.2 21.0 79.60 26.53

C0W2 41.2 46.0 45.2 132.40 44.13

TdC0W0 38.6 23.0 33.6 95.20 31.73

TdC0W1 40.4 35.8 25.0 101.20 33.73

TdC0W2 55.2 57.6 39.2 152.00 50.67

Total 348.60 345.13 324.00 1017.73 33.92

Lampiran 7.1 Daftar Sidik Ragam Berat Kering Tajuk Tanaman Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 35.4559267 17.728 0.42 tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 3985.13054 442.792 10.64** 2.46 3.60

Galat 18 748.818673 41.601

Total 29 4769.405137

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 19,01%


(53)

Lampiran 8. Rataan Berat Tongkol Tanaman (g) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 39.90 21.20 58.60 119.70 39.90

TdW0 8.70 6.20 7.60 22.50 7.50

TdW1 7.50 8.08 9.60 25.18 8.39

TdW2 30.20 34.20 39.20 103.60 34.53

TdW0 8.50 5.20 5.70 19.40 6.47

C0W1 18.20 13.60 2.60 34.40 11.47

C0W2 19.40 15.00 7.80 42.20 14.07

TdC0W0 20.60 18.70 24.00 63.30 21.10

TdC0W1 25.80 23.00 16.80 65.60 21.87

TdC0W2 22.40 26.40 39.40 88.20 29.40

Total 201.20 171.58 211.30 584.08 19.47

Lampiran 8.1 Daftar Sidik Ragam Tongkol Tanaman Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 85.23 42.6172 0.711tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 3838.81259 426.535 7.118** 2.46 3.60

Galat 18 1078.571173 59.9206

Total 29 5002.618187 172.504

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 39,75%


(54)

Lampiran 9. pH- Tanah Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 6.02 6.01 6.03 18.06 6.02

TdW0 6.24 6.22 6.35 18.81 6.27

TdW1 6.26 6.31 6.21 18.78 6.26

TdW2 6.81 6.81 6.72 20.34 6.78

TdW0 6.18 6.31 6.28 18.77 6.26

C0W1 6.13 6.37 6.14 18.64 6.21

C0W2 6.38 6.30 6.20 18.88 6.29

TdC0W0 6.36 6.31 6.45 19.12 6.37

TdC0W1 6.41 6.44 6.26 19.11 6.37

TdC0W2 6.10 6.42 6.46 18.98 6.33

Total 62.89 63.50 63.10 189.49 6.32 Lampiran 8.1 Daftar Sidik Ragam pH-Tanah akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 0.0192066667 0.0096 1.016tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 0.98716333333 0.10968 11.605** 2.46 3.60

Galat 18 0.170127 0.00945

Total 29 1.176497

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 1,53%


(55)

Lampiran 9. C – Organik (%)Tanah akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 1.696 1.003 1.632 4.331 1.444

TdW0 1.330 1.660 1.410 4.400 1.467

TdW1 2.189 1.929 1.595 5.713 1.904

TdW2 2.484 2.960 2.980 8.424 2.808

TdW0 1.706 2.226 1.595 5.527 1.842

C0W1 1.224 2.226 2.597 6.047 2.016

C0W2 2.003 2.040 2.077 6.120 2.040

TdC0W0 2.818 2.226 2.040 7.084 2.361

TdC0W1 2.187 2.855 2.400 7.442 2.481

TdC0W2 2.980 2.898 2.669 8.547 2.849

Total 20.617 22.023 20.995 63.635 2.121

Lampiran 9.1 Daftar Sidik Ragam C-Organik Tanah(%) Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 0.106 0.053 0.39tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 6.655 0.739 5.47** 2.46 3.60

Galat 18 2.435 0.135

Total 29 9.196

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 17,34%


(56)

Lampiran 10. N – Total Tanah Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 0.21 0.22 0.23 0.66 0.22

TdW0 0.26 0.25 0.20 0.71 0.24

TdW1 0.27 0.28 0.26 0.81 0.27

TdW2 0.22 0.27 0.28 0.77 0.26

TdW0 0.20 0.20 0.23 0.63 0.21

C0W1 0.24 0.22 0.22 0.68 0.23

C0W2 0.29 0.29 0.31 0.89 0.30

TdC0W0 0.22 0.22 0.23 0.67 0.22

TdC0W1 0.22 0.23 0.30 0.75 0.25

TdC0W2 0.30 0.33 0.30 0.93 0.31

Total 2.43 2.51 2.56 7.50 0.25

Lampiran 10.1 Daftar Sidik Ragam N-Total Tanah Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 0.00086 0.00043 0.834tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 0.03047 0.00339 6.57081** 2.46 3.60

Galat 18 0.009273 0.00052

Total 29 0.040600

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 9,07%


(57)

Lampiran 11. C/N Tanah (%) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 6.53 4.55 7.09 18.17 6.06

TdW0 8.41 7.71 7.97 24.09 8.03

TdW1 8.49 8.33 8.38 25.20 8.40

TdW2 6.04 6.14 5.03 17.21 5.74

TdW0 10.01 10.20 9.03 29.24 9.75

C0W1 7.10 10.11 7.25 24.46 8.15

C0W2 4.22 7.67 8.37 20.26 6.75

TdC0W0 18.25 12.41 18.00 48.66 16.22

TdC0W1 12.80 10.11 8.86 31.77 10.59

TdC0W2 9.93 8.76 8.89 27.58 9.19

Total 91.78 85.99 88.87 266.64 8.89

Lampiran 11.1 Daftar Sidik Ragam C/N (%) Tanah Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 1.67622 0.83811 0.3tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 244.51128 27.1679 9.7701** 2.46 3.60

Galat 18 50.052980 2.78072

Total 29 296.240480

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 18,76%


(58)

Lampiran 12. P-Tersedia Tanah (ppm) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 6.782 5.104 8.205 20.09 6.70

TdW0 7.678 11.026 11.62 30.32 10.11

TdW1 20.383 22.027 20.476 62.89 20.96

TdW2 18.594 20.521 19.026 58.14 19.38

TdW0 13.272 10.567 10.321 34.16 11.39

C0W1 12.354 19.265 12.245 43.86 14.62

C0W2 20.263 14.456 14.375 49.09 16.36

TdC0W0 13.158 14.564 15.777 43.50 14.50

TdC0W1 15.851 15.621 13.221 44.69 14.90

TdC0W2 29.310 29.721 30.272 89.30 29.77

Total 157.65 162.87 155.54 476.06 15.87

Lampiran 12.1 Daftar Sidik Ragam P-Tersedia Tanah (ppm) Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 2.8516178 1.425809 0.3tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 1120.40394 124.4893 26.865** 2.46 3.60

Galat 18 83.408953 4.633831

Total 29 1206.664512

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 13,56%


(59)

Lampiran 13. K-dd Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 0.68587 0.72325 0.71371 2.1228 0.7076

TdW0 0.75002 0.74027 0.74607 2.2364 0.7455

TdW1 0.74273 0.74314 0.72050 2.2064 0.7355

TdW2 0.73638 0.75904 0.71149 2.2069 0.7356

TdW0 0.75053 0.75223 0.74084 2.2436 0.7479

C0W1 0.73376 0.76263 0.75417 2.2506 0.7502

C0W2 0.76376 0.74073 0.81022 2.3147 0.7716

TdC0W0 0.77427 0.75853 0.77048 2.3033 0.7678

TdC0W1 0.75940 0.75607 0.80022 2.3157 0.7719

TdC0W2 0.76966 0.77058 0.77632 2.3166 0.7722

Total 7.466 7.506 7.544 22.517 0.751

Lampiran 13.1 Daftar Sidik Ragam K-dd Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif

SK Db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 0.000302 0.000151 0.426tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 0.011968 0.001330 3.7635** 2.46 3.60

Galat 18 0.006360 0.000353

Total 29 0.018629

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 2,5%


(60)

Lampiran 14. KTK Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 10.0 16.0 15.1 41.10 13.70

TdW0 25.0 47.0 21.0 93.00 31.00

TdW1 15.5 18.0 16.0 49.50 16.50

TdW2 22.0 16.5 16.0 54.50 18.17

TdW0 17.0 12.0 23.0 52.00 17.33

C0W1 18.5 18.0 12.5 49.00 16.33

C0W2 18.0 14.0 23.0 55.00 18.33

TdC0W0 18.0 12.5 16.0 46.50 15.50

TdC0W1 16.0 13.5 15.2 44.70 14.90

TdC0W2 13.0 12.0 18.0 43.00 14.33

Total 173.00 179.50 175.80 528.30 17.61

Lampiran 13.1 Daftar Sidik Ragam KTK Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif

SK Db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 2.126 1.063 0.0319tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 662.6536667 73.62819 2.211tn 2.46 3.60

Galat 18 599.407333 33.30041

Total 29 1264.187000 43.59266

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 32,76%


(61)

No Parameter Satuan

Minimu

m Maksimum

1 Kadar Air % 50

2 Temperatur 0C suhu air tanah

3 Warna Kehitaman

4 Bau berbau tanah

5 Ukuran Partikel mm 0.55 25

6 Kemampuan ikat air % 58 -

7 pH 6.8 7.49

8 Bahan Asing % * 1.5

Unsur Makro

9 Bahan Organik % 27 58

10 Nitrogen % 0.4

11 Karbon % 9.8 32

12 Fospor (P2O5) % 0.1

13 C/N rasio 10 20

14 Kalsium (K2O) % 0.2 *

Unsur Mikro

15 Arsen mg/ kg * 13

16 Kadmium (Cd) mg/ kg * 3

17 Kobal (Co) mg/ kg * 34

18 Kromium (Cr) mg/ kg * 210

19 Tembaga (Cu) mg/ kg * 100

20 Merkuri (Hg) mg/ kg * 0.8

21 Nikel (Ni) mg/ kg * 62

22 Timbal (Pb) mg/ kg * 150

23 Selenium (Sc) mg/ kg * 2

24 Seng (Zn) mg/ kg * 500

Unsur lain

25 Kalsium (K2O) % * 25.5

26 Magnesium (Mg) % * 0.6

27 Besi (Fe) % * 2

28 Aluminium (Al) % * 2.2

29 Mangan (Mg) % * 0.1

Bakteri

30 Fecal Coli MPN/ gr 1000


(1)

Lampiran 10. N – Total Tanah Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 0.21 0.22 0.23 0.66 0.22

TdW0 0.26 0.25 0.20 0.71 0.24

TdW1 0.27 0.28 0.26 0.81 0.27

TdW2 0.22 0.27 0.28 0.77 0.26

TdW0 0.20 0.20 0.23 0.63 0.21

C0W1 0.24 0.22 0.22 0.68 0.23

C0W2 0.29 0.29 0.31 0.89 0.30

TdC0W0 0.22 0.22 0.23 0.67 0.22

TdC0W1 0.22 0.23 0.30 0.75 0.25

TdC0W2 0.30 0.33 0.30 0.93 0.31

Total 2.43 2.51 2.56 7.50 0.25

Lampiran 10.1 Daftar Sidik Ragam N-Total Tanah Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 0.00086 0.00043 0.834tn 3.55 6.01 Perlakuan 9 0.03047 0.00339 6.57081** 2.46 3.60

Galat 18 0.009273 0.00052

Total 29 0.040600

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 9,07%


(2)

Lampiran 11. C/N Tanah (%) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 6.53 4.55 7.09 18.17 6.06

TdW0 8.41 7.71 7.97 24.09 8.03

TdW1 8.49 8.33 8.38 25.20 8.40

TdW2 6.04 6.14 5.03 17.21 5.74

TdW0 10.01 10.20 9.03 29.24 9.75

C0W1 7.10 10.11 7.25 24.46 8.15

C0W2 4.22 7.67 8.37 20.26 6.75

TdC0W0 18.25 12.41 18.00 48.66 16.22 TdC0W1 12.80 10.11 8.86 31.77 10.59 TdC0W2 9.93 8.76 8.89 27.58 9.19 Total 91.78 85.99 88.87 266.64 8.89

Lampiran 11.1 Daftar Sidik Ragam C/N (%) Tanah Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 1.67622 0.83811 0.3tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 244.51128 27.1679 9.7701** 2.46 3.60

Galat 18 50.052980 2.78072

Total 29 296.240480

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 18,76%


(3)

Lampiran 12. P-Tersedia Tanah (ppm) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 6.782 5.104 8.205 20.09 6.70 TdW0 7.678 11.026 11.62 30.32 10.11 TdW1 20.383 22.027 20.476 62.89 20.96 TdW2 18.594 20.521 19.026 58.14 19.38 TdW0 13.272 10.567 10.321 34.16 11.39 C0W1 12.354 19.265 12.245 43.86 14.62 C0W2 20.263 14.456 14.375 49.09 16.36 TdC0W0 13.158 14.564 15.777 43.50 14.50 TdC0W1 15.851 15.621 13.221 44.69 14.90 TdC0W2 29.310 29.721 30.272 89.30 29.77 Total 157.65 162.87 155.54 476.06 15.87

Lampiran 12.1 Daftar Sidik Ragam P-Tersedia Tanah (ppm) Akhir Masa Generatif

SK db JK KT Fhit F Tabel

5% 1% Blok 2 2.8516178 1.425809 0.3tn 3.55 6.01 Perlakuan 9 1120.40394 124.4893 26.865** 2.46 3.60

Galat 18 83.408953 4.633831

Total 29 1206.664512

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 13,56%


(4)

Lampiran 13. K-dd Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 0.68587 0.72325 0.71371 2.1228 0.7076 TdW0 0.75002 0.74027 0.74607 2.2364 0.7455 TdW1 0.74273 0.74314 0.72050 2.2064 0.7355 TdW2 0.73638 0.75904 0.71149 2.2069 0.7356 TdW0 0.75053 0.75223 0.74084 2.2436 0.7479 C0W1 0.73376 0.76263 0.75417 2.2506 0.7502 C0W2 0.76376 0.74073 0.81022 2.3147 0.7716 TdC0W0 0.77427 0.75853 0.77048 2.3033 0.7678 TdC0W1 0.75940 0.75607 0.80022 2.3157 0.7719 TdC0W2 0.76966 0.77058 0.77632 2.3166 0.7722 Total 7.466 7.506 7.544 22.517 0.751

Lampiran 13.1 Daftar Sidik Ragam K-dd Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif

SK Db JK KT Fhit F Tabel

5% 1% Blok 2 0.000302 0.000151 0.426tn 3.55 6.01 Perlakuan 9 0.011968 0.001330 3.7635** 2.46 3.60

Galat 18 0.006360 0.000353

Total 29 0.018629

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 2,5%


(5)

Lampiran 14. KTK Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif

Perlakuan Ulangan Total Rata-rata

I II III

Kontrol 10.0 16.0 15.1 41.10 13.70

TdW0 25.0 47.0 21.0 93.00 31.00

TdW1 15.5 18.0 16.0 49.50 16.50

TdW2 22.0 16.5 16.0 54.50 18.17

TdW0 17.0 12.0 23.0 52.00 17.33

C0W1 18.5 18.0 12.5 49.00 16.33

C0W2 18.0 14.0 23.0 55.00 18.33

TdC0W0 18.0 12.5 16.0 46.50 15.50

TdC0W1 16.0 13.5 15.2 44.70 14.90

TdC0W2 13.0 12.0 18.0 43.00 14.33

Total 173.00 179.50 175.80 528.30 17.61

Lampiran 13.1 Daftar Sidik Ragam KTK Tanah (me/100g) Akhir Masa Generatif

SK Db JK KT Fhit F Tabel

5% 1%

Blok 2 2.126 1.063 0.0319tn 3.55 6.01

Perlakuan 9 662.6536667 73.62819 2.211tn 2.46 3.60

Galat 18 599.407333 33.30041

Total 29 1264.187000 43.59266

Ket : * = nyata; ** = sangat nyata ; tn = tidak nyata KK = 32,76%


(6)

No Parameter Satuan

Minimu

m Maksimum

1 Kadar Air % 50

2 Temperatur 0C suhu air tanah

3 Warna Kehitaman

4 Bau berbau tanah

5 Ukuran Partikel mm 0.55 25

6 Kemampuan ikat air % 58 -

7 pH 6.8 7.49

8 Bahan Asing % * 1.5

Unsur Makro

9 Bahan Organik % 27 58

10 Nitrogen % 0.4

11 Karbon % 9.8 32

12 Fospor (P2O5) % 0.1

13 C/N rasio 10 20

14 Kalsium (K2O) % 0.2 *

Unsur Mikro

15 Arsen mg/ kg * 13

16 Kadmium (Cd) mg/ kg * 3

17 Kobal (Co) mg/ kg * 34

18 Kromium (Cr) mg/ kg * 210

19 Tembaga (Cu) mg/ kg * 100

20 Merkuri (Hg) mg/ kg * 0.8

21 Nikel (Ni) mg/ kg * 62

22 Timbal (Pb) mg/ kg * 150

23 Selenium (Sc) mg/ kg * 2

24 Seng (Zn) mg/ kg * 500

Unsur lain

25 Kalsium (K2O) % * 25.5

26 Magnesium (Mg) % * 0.6

27 Besi (Fe) % * 2

28 Aluminium (Al) % * 2.2

29 Mangan (Mg) % * 0.1

Bakteri

30 Fecal Coli MPN/ gr 1000