Analisa ukuran butiran dan klasifikasi tanah

261 dari 430 pada tanah lolos saringan No.4 dengan penambahan kapur 5 dengan nilai batas susut 12,31. Hal ini juga terjadi pada tanah lolos saringan No.30 dan lolos saringan No.200. Nilai tertinggi terjadi pada tanah lolos saringan No. 200 dengan campuran kapur 5, dengan nilai batas susut 14,01. Peningkatan nilai batas susut terjadi seiring dengan besarnya persentase penambahan kapur. Hal tersebut disebabkan karena pencampuran tanah asli dengan kapur menyebabkan butiran tanah semakin besar, sehingga akan memperkecil luas spesifik butiran, yang menyebabkan butiran tidak mudah terpengaruh oleh perubahan kadar air. Hubungan antara lolos saringan No. 4, No. 30 dan No. 200 dengan nilai batas susut SL dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Grafik Hubungan antara lolos saringan No. 4, No. 30 dan No. 200 dengan nilai batas susut SL Hasil perhitungan PI berdasar nilai LL dan PL dari pengujian Atterberg limits. Besar kecilnya nilai indeks plastis sangat tergantung oleh nilai batas cair dan batas plastis. Penambahan persentase kapur dapat menurunkan batas cair dan menaikkan batas plastis, maka indeks plastisnya akan menurun. Nilai PI indeks plastis tanah saringan No.4, No. 30 dan No. 200 mengalami penurunan pada penambahan kapur 5. Penurunan tertinggi terjadi pada tanah lolos saringan No. 4 pada penambahan kapur 5, dengan nilai PI indeks plastis 37,45. Nilai PI 37,45 menunjukkan bahwa tanah tersebut masih kategori tanah lempung dengan plastisitas tinggi karena nilai PI17. Hubungan antara lolos saringan No. 4, No. 30 dan No. 200 dengan nilai indeks plastis PI dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Grafik Hubungan antara lolos saringan No. 4, No. 30 dan No. 200 dengan nilai indeks plastis PI

3. Analisa ukuran butiran dan klasifikasi tanah

Hasil uji gradasi menunjukkan bahwa penambahan kapur menyebabkan perubahan komposisi lolos saringan. Penurunan nilai persentase saringan lolos No. 200 terhadap pernambahan kapur dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Grafik Hubungan antara lolos saringan No. 4, No. 30 dan No. 200 dengan persentase lolos saringan No. 200 10 11 12 13 14 15 Nilai b atas su su t Lolos saringan 2,5 5 4 30 200 35 45 55 65 N il ai i n d ek s p la st is Lolos saringan 2,5 5 4 30 200 30 50 70 90 110 l o lo s sari n g an No . 2 Lolos saringan 2,5 5 4 30 200 262 dari 430 Berdasarkan nilai batas cair dan indeks plastisitas pada tanah lolos saringan No. 4, No. 30 dan No. 200 penambahan kapur 2,5 dalam metode USCS termasuk kelompok CH, dan untuk penambahan kapur 5 termasuk kelompok MH-OH. Tetapi didapatkan nilai LLR pada tanah lolos saringan No. 4, No. 30 dan No. 200 dengan penambahan kapur 5 sebesar 0,871 ; 0,886 ; 0,902 sehingga nilai perbandingan antara batas cair dengan tanah oven dengan batas cair dengan tanah kering udara LLR0,75 tanah merupakan kelompok MH, yaitu tanah lanau elastis. Sifat Mekanis 1. Standard Proctor Gambar 8. menunjukkan bahwa tanah lolos saringan No. 4 dengan penambahan kapur akan menyebabkan penurunan berat isi kering maksimum. Pada tanah asli lolos saringan No. 4 berat isi kering maksimum sebesar 1,215 grcm 3 namun seiring dengan penambahan kapur mengalami penurunan. Penurunan pada penambahan kapur 5 yaitu dengan nilai berat isi kering maksimum sebesar 1,145 grcm 3 . Hal ini juga terjadi pada tanah lolos saringan No. 30 dan No. 200. Penurunan terbesar terjadi pada tanah lolos saringan No. 200 pada penambahan kapur 5 dengan hasil berat isi kering maksimum sebesar 0,980 grcm 3 , Gambar 8. Grafik Hubungan antara lolos saringan No. 4, No. 30 dan No. 200 dengan berat isi kering maksimum Penambahan kapur cenderung menyebabkan kenaikan kadar air optimum. Nilai kadar air optimum pada tanah asli lolos saringan No. 4 yaitu 31 tetapi seiring penambahan kapur cenderung mengalami peningkatan. Pada tanah lolos saringan No. 4 penambahan kapur 5 yaitu 32,46. Hal ini juga terjadi pada tanah lolos saringan No. 30 dan No. 200. Peningkatan terbesar terjadi pada tanah lolos saringan No. 4 pada penambahan kapur 5 dengan hasil kadar air optimum sebesar 32,46 . Hal ini disebabkan oleh pembesaran rongga karena sementasi yang menyebabkan bertambahnya pori-pori tanah yang dapat diisi air. Pada tanah asli lolos saringan No.30 dan No. 200 mengalami penurunan kadar air optimum. Hal ini dikarenakan semakin kecil butiran maka tanah akan lebih rapat, pori-pori tanah sedikit terisi air jadi nilai kadar air optimum mengalami penurunan dari kadar air optimum pada tanah asli lolos saringan No. 4.

2. California Bearing Ratio CBR

Dokumen yang terkait

Tinjauan Variasi Diameter Butiran Terhadap Kuat Geser Tanah Lempung Kapur (Studi Kasus Tanah Tanon, Sragen)

0 2 8

PEMANFAATAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP PENURUNAN KONSOLIDASI TANAH Pemanfaatan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi Terhadap Penurunan Konsolidasi Tanah Lempung Tanon dengan Variasi Ukuran Butiran Tanah(Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen).

0 4 19

PENDAHULUAN Pemanfaatan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi Terhadap Penurunan Konsolidasi Tanah Lempung Tanon dengan Variasi Ukuran Butiran Tanah(Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen).

0 3 4

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Menggunakan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi Dengan Variasi Diameter Butiran Tanah.

0 2 15

PENDAHULUAN Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Menggunakan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi Dengan Variasi Diameter Butiran Tanah.

0 2 4

TINJAUAN KUAT GESER TANAH LEMPUNG MENGGUNAKAN KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI Tinjauan Kuat Geser Tanah Lempung Menggunakan Kapur Sebagai Bahan Stabilisasi Dengan Variasi Diameter Butiran Tanah.

0 5 19

STABILISASI KAPUR TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN Stabilisasi Kapur Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Dengan Variasi Diameter Butiran Tanah.

0 3 13

STABILISASI KAPUR TERHADAP KUAT DUKUNG TANAH LEMPUNG DENGAN VARIASI DIAMETER BUTIRAN Stabilisasi Kapur Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Dengan Variasi Diameter Butiran Tanah.

0 3 17

PENDAHULUAN Stabilisasi Kapur Terhadap Kuat Dukung Tanah Lempung Dengan Variasi Diameter Butiran Tanah.

0 2 4

PENGARUH KAPUR SEBAGAI BAHAN STABILISASI TERHADAP KUAT DUKUNG DAN POTENSI PENGEMBANGAN TANAH LEMPUNG ( Studi Kasus Tanah Lempung Tanon, Sragen ).

0 2 5