INOVASI PRODUK BERBASIS KREATIVITAS KAOS KHAS BANYUWANGI

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
1

INOVASI PRODUK BERBASIS KREATIVITAS KAOS KHAS BANYUWANGI
DI “OSING DELES” BANYUWANGI

Creativity Based Product Innovation on Exclusive T-shirts Banyuwangi
in “Osing Deles” Banyuwangi

Ika Ayu Rahmayanti, Edy Wahyudi, Sasongko
Business Administration, Faculty of Social and Political Sciences, University of Jember (UNEJ)
Jl. Kalimantan No. Jember 37 68 121
Email: ikaayurahmayanti@gmail.com

Abstract
This research aimed to describe creativity made in product innovation of exclusive t-shirts Banyuwangi
at "Osing Deles" Company in Banyuwangi. The type of this research is descriptive with qualitative
paradigm. The research used case study research design using snowball sampling in determining the
informants. Data were analyzed using domain analysis and taxonomic analysis. The results found that
innovation carried out by "Osing Deles" was emphasized on creativity made for "Osing Deles" T-shirts.
Creativity used by "Osing Deles" is related to culture, art, history, and potential of Banyuwangi city. The

owner of “Osing Deles” seeked for inspiration from Banyuwangi figures such as historians, artists, and
native culturalists of Banyuwangi City. The creativity is applied in the design of "Osing Deles" shirts in
the form of themes that lift up Banyuwangi. The themes raised have the contents of Banyuwangi City
itself, such as santet (witchcraft), petik laut (sea picking ritual), 1771 (birth year of Banyuwangi), tour de
ijen, and others. These themes aim to attract consumers, either consumers of Banyuwangi visitors or
Banyuwangi community city itself.
Keywords: innovation, design, creativity, exclusive t-shirts Banyuwangi
PENDAHULUAN

mendapatkan

Latar Belakang

banyaknya

Era Globalisasi saat ini bisnis menghadapi
kondisi

persaingan


yang

dengan

pelanggan

menggunakan

sebanyakcara

yang

berbeda-beda.

kompetitif,

Usaha

untuk


lingkungan bisnis yang tidak dapat diprediksi dan

perusahaan

harus

permintaan konsumen yang bervariatif menuntut

dengan berinovasi nilai tambah suatu produk akan

pelaku bisnis untuk mencari solusi baru dalam

meningkat.

memformulasikan

demi

produk strategi inovasi perlu terus dikembangkan


mempertahankan kelangsungan hidup dan daya

dan dilakukan dalam persaingan pasar. Perusahaan

saing perusahaan. Persaingan bisnis saat ini sangat

yang tidak berinovasi tidak melakukan perubahan

ketat,

berusaha

sebaliknya perusahaan yang melakukan inovasi

mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dan

terus menerus akan dapat mendominasi pasar

strategi


sangat

loyalitas

bisnis

perusahaan-perusahaan

e- SOSPOL XXX

memenangkan
melakukan

Khususnya

dalam

persaingan

inovasi


karena

pengembangan

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
2

apabila dapat diterima konsumen. Implementasi

Banyuwangi dikenal luas oleh masyarakat, beliau

strategi

ingin

inovasi

ini


sangat

ditentukan

oleh

menciptakan

sesuatu

yang

baru

di

kebutuhan konsumen dan tren masa sekarang,

Banyuwangi meskipun sudah banyak pelaku bisnis


sehingga konsumen tidak bosan akan desain

yang menjual kaos khas Banyuwangi. Rekan-rekan

produk yang dihasilkan.

distro yang menjual kaos khas Banyuwangi

Pada saat ini banyak produk yang bertujuan

menjadi pelajaran bagi pemilik “Osing Deles”

mengangkat nama daerah atau objek wisata suatu

untuk menciptakan yang berbeda, berinovatif dan

daerah tertentu, seperti Joger yang membawa nama

memiliki daya tarik tersendiri bagi konsumen.


Bali dan Dagadu yang membawa nama Jogja.

“Osing Deles” menjadi salah satu icon wisata di

Bapak Abdullah Azwar Anas sebagai pemimpin

Banyuwangi karena kaos-kaos yang diproduksi

Kota Banyuwangi juga berusaha mengembangkan

“Osing

kota Banyuwangi dengan potensi yang dimilikinya,

memperkenalkan

baik wisata maupun budayanya, sehingga saat ini

membawa dampak positif bagi objek-objek wisata


Banyuwangi mulai banyak dikunjungi wisatawan

di banyuwangi. Bahasa Osing yang dikenal sebagai

lokal maupun internasional, hal tersebut menjadi

bahasa daerah orang Banyuwangi menjadi tema

peluang bisnis yang dapat dimanfaatkan warga

menarik dalam setiap desain-desain

banyuwangi sendiri. Kondisi Banyuwangi yang

dijual “Osing Deles”.

Deles”

mulai mengembangkan objek wisatanya, membuat
warga


Banyuwangi

isi

tidak

Kota

hasil

langsung

Banyuwangi

dari

dan

kaos yang

observasi

yang

yang

dilakukan peneliti, produk kaos khas Banyuwangi

memanfaatkannnya untuk berbisnis, tidak hanya

yang dijual “Osing Deles” mulai banyak dikenal

oleh-oleh

khas

masyarakat khususnya masyarakat Banyuwangi

Banyuwangi. Salah satu perusahaan yang bergerak

sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu faktor

dibidang industri kreatif adalah “Osing Deles”

meningkatnya usaha “Osing Deles”. Kebanyakan

yang

Kabupaten

konsumen mencari produk yang bagus dengan

Banyuwangi, “Osing Deles” merupakan salah satu

harga yang standart, “Osing Deles” sendiri

usaha yang berbentu perusahaan perseorangan atau

menekankan

usaha dagang (UD). Usaha dagang merupakan

produknya, sehingga di “Osing Deles” konsumen

suatu usaha yang dimiliki atau didirikan oleh

dapat menemukan kaos yang bagus dengan harga

perorangan.

yang tidak terlalu mahal. Dari fenomena tersebut

makanan

berpusat

di

banyak

Menurut

secara

tetapi

juga

daerah

Jajag

kaos

Pesatnya penghasilan yang didapatkan saat
ini

“Osing

distronya

Deles”

menjadi

mampu
dua

mengembangkan

cabang

di

daerah

Banyuwangi Kota dan Rogojampi, bahkan “Osing

kreativitas

dan

kualitas

pada

peneliti tertarik untuk meneliti proses kreatif yang
dilakukan dalam melakukan inovasi produk “Osing
Deles”.
Rumusan Masalah

Deles” berencana membuat pabrik produksi kaos

Berdasarkan latar belakang masalah yang

sendiri di Banyuwangi. Berawal dari pemikiran

dikemukakan diatas, maka rumusan masalah dalam

kreatif pemilik “Osing Deles” yang ingin Kota

penelitian ini adalah bagaimana inovasi produk

e- SOSPOL XXX

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
3

berbasis kreativitas kaos khas Banyuwangi di

menekankan pada kepuasan konsumen. Kedua

“Osing Deles” Banyuwangi?

yaitu pemasaran adalah sekumpulan aktifitas yang

Tujuan Penelitian

digunakan untuk mengimplementasikan filosofi

Berdasarkan

rumusan

masalah

yang

ini. Definisi dari American Marketing Asociation

dikemukakan, tujuan yang ingin dicapai dalam

(AMA)

penelitian ini adalah untuk mengetahui dan

“Marketing is the process of planing and

mendiskripsikan tentang inovasi produk berbasis

axucuting the conception, pricing, promotion, and

kreativitas kaos khas Banyuwangi di “Osing

distribution of ideals, and services to create

Deles” Banyuwangi.

exchanges

Manfaat penelitian

organizational goals”, artinya bahwa pemasaran

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi

mencangkup

that

merupakan

kedua

satisfy

suatu

perspektif

individual

proses

perencanaan

itu:

and

dan

sumbangan pemikiran yang bersifat objektif dan

menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi

rasional terkait inovasi produk berbasis kreativitas

sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan

kaos khas Banyuwangi terutama pada “Osing

pertukaran

Deles” Banyuwangi.

individu dan organisasi.

yang

mampu

memuaskan

tujuan

Kreativitas
Pengertian kreativitas dalam (Setyabudi

TINJAUAN PUSTAKA
Setiap

teori

2011:02) merupakan salah satu aspek dari kualitas

mempunyai peranan khusus dalam mengkonseptual

manusia yang saat ini sangat berperan penting

sebuah ide, dan dapat memberikan gambaran-

didalam menunjang pembangunan bangsa dan

gambaran awal mengenai proses yang akan dilalui

negara

peneliti sesuai dengan permasalahan peneliti. Teori

permasalahan-permasalahan yang kompleks, sebab

juga diharapkan mampu memberi kemudahan dan

dengan

menghubungkan secara logis serta sebagai dasar

kemampuan adaptasi kreatif dan kepiawaian yang

untuk memberikan jawaban sementara terhadap

imajinatif, sehingga manusia akan mampu mencari

rumusan masalah yang diajukan dan dilakukan

penyelesaian masalah dengan cara yang baru

penyusunan instrumen penelitian.

didalam mengikuti perubahan-perubahan yang

Pemasaran

terjadi yakni akan terus bergerak kearah kemajuan

Menurut

penelitian

Kotler

perlu

dan

adanya

teori,

Amstrong

(2008:6)

untuk

Indonesia

yang

kreativitas,

tidak

hanyut

sedang

manusia

dan

akan

mengalami

memiliki

tenggelam

dalam

“Pemasaran adalah proses dimana perusahaan

persaingan antar bangsa dan negara, terutama

menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun

didalam era globalisasi ini.

hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan

(1986) dan Glover (1990) dalam (Setyabudi

tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan

2011:02), kreativitas merupakan kegiatan yang

sebagai imbalannya”. Pemasaran memiliki dua hal,

mendatangkan hasil yang sifatnya

pertama yaitu pemasaran merupakan filosofi,
sikap, perspektif atau orientasi manajemen yang
e- SOSPOL XXX

Menurut Cambell

a. Baru (novelty), yang berarti invasi, belum
pernah ada sebelumnya dan aneh

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
4

b. Berguna (useful), yang berarti lebih praktis,

c. Keinginan (curiosity) dan toleransi

mempermudah, mengatasi kesulitan, dan

terhadap

menghasilkan yang lebih baik

apporites)

c. Dimengerti (understandable), yang berarti

ambiguitas

(tolerance

d. Kemandirian dalam penilaian, pikiran

hasil yang sama dapat dimengerti atau

dan

dipahami dan dapat dibuat pada waktu yang

judgement, thought and action)

berbeda.

of

tindakan

(independence

in

e. Memerlukan dan menerima otonomi

Menurut Drucker (dalam Sya’rini 2012:48),
menyajikan sebuah ide saja tidaklah cukup.

(needing and assuming autonomy)
f. Kepercayaan terhadap diri sendiri (self-

Berfikir kreatif telah berkembang menjadi sebuah

reliance)

keterampilan bisnis inti (a core bussines skill) dan

g. Tidak sedang tunduk pada pengawasan

para entrepreneur menjadi pelopor dalam hal

kelompok (not being subject to group

mengembangkan

standart and control)

serta

menerapkan

inovasi.

Berkaitan dengan hal tersebut inovasi dapat

h. Ketersediaan untuk mengambil resiko

didefinisikan sebagai suatu perubahan ide dalam

yang diperhitungakan (willing to take

sekumpulan informasi yang berhubungan diantara

calculated risks).

masukan dan luaran. Dari hal tersebut terdapat dua

Inovasi

hal yaitu inovasi produk dan inovasi proses yang

Konsep inovasi secara singkat didefinisikan

merupakan suatu perubahan yang terkait dengan

perubahan yang dilakukan dalam organisasi yang

upaya meningkatkan atau memperbaiki sumber

didalamnya

daya yang ada, memodifikasi untuk menjadikan

menciptakan produk baru, jasa, ide, atau proses

sesuatu bernilai, menciptakan hal-hal baru yang

baru. Secara umum inovasi memiliki makna proses

berbeda, merubah suatu bahan menjadi sumber

mengadopsi sesuatu yang baru oleh siapapun yang

daya dan menggabungkan setiap sumberdaya

mengadopsinya, dan sebagai proses menciptakan

menjadi

lebih

produk baru (Woodman dalam Ellitan dan Anatan,

produktif baik langsung atau pun tidak langsung.

2009:39). Menurut Bennis (dalam Fisk, 2006)

Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi

inovasi adalah ide-ide baru biasanya tidak diterima

kombinasi baru.

pada awalnya memerlukan upaya yang terus

suatu

konfigurasi

baru

yang

mencangkup

kreativitas

dalam

A. Roe dalam Frinces (2004) dalam

menerus, demonstrasi yang tiada henti, dan

(Hadiyati 2011:11) menyatakan bahwa syarat-

pengujian secara monoton sebelum inovasi dapat

syarat orang yang kreatif yaitu:

diterima dan diinternalisasikan oleh organisasi.

a. Keterbukaan

terhadap

pengalaman

(openness to experience)

Menurut

Fontana

keberhasilan

sosial

(2011:1)
dan

inovasi

adalah

ekonomi

berkat

b. Pengamatan melihat dengan cara yang

diperkenalkannya atau ditemukannya cara-cara

biasa dilakukan (observanvce seeing things

baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama

in unusual ways)

dalam mentransformasi input menjadi output

e- SOSPOL XXX

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
5

sedemikian rupa sehingga berhasil menciptakan

termasuk inovasi di segala proses fungsionil atau

perubahan besar atau perubahan drastis dalam

kegunaannya”.

hubungan antara nilai guna atau nilai manfaat

Aspek

penting

dipertimbangkan

strategi

inovasi

untuk

(yang dipersepsikan oleh konsumen dan pengguna)

merumuskan

dan nilai moneter harga.

dilakukan oleh perusahaan (menurut Lengnick-Hall

Dalam Fontana (2011:106) ada empat
dimensi utama dalam inovasi bisnis yaitu dimensi

produk

yang

dalam Ellitan dan Anatan 2009:42):
a. Faktor pertama, kompensasi manajerial

“apa” (what offering?), dimensi “siapa” (who

yakni

consumer?), dimensi”bagaimana” (how processes),

sangat diperlukan dalam mengelola

dan dimensi “dimana” (where to markets?). Empat

operasi perusahaan secara keseluruhan

dimensi tersebut memberi kererangka dasar radar

terutama dalam melakukan inovasi

inovasi bisnis yaitu: poros “apa”, poros “siapa”,

produk. Inovasi produk akan berhasil

poros “bagaimana”, dan poros “di mana”. Empat

jika proses tersebut direncanakan dan

dimensi tersebut adalah empat dari dua belas radar

diimplementasikan dengan baik, yaitu

inovasi bisnis organisasi. Dua belas radar inovasi

melalui beberapa tahap perencanaan

bisnis tersebut yaitu Offerings (apa), Platform

seperti

(model), Solution (solusi), Customer (konsumen),

rekayasa,

Customer Experience (pengalaman konsumen).

pengenalan pasar.

Value

Capture

(nilai

tambah

alternative),

kompensasi

manajerial

penelitian,

b. Faktor

pengembangan,

menufacturing,

kedua,

yang

komitmen

dan

pimpinan

Processes (proses), Organization (organisasi),

perusahaan

Supply chain (rantai pasok), Presence (pasar),

karyawan. Implementasi strategi inovasi

Network (jejaring), dan Brand (merek). Ada tiga

menuntut figur kepemimpinan yaitu

tipe stratgei inovasi menurut Booz dan Company

komunikatif, memiliki dedikasi tinggi,

2006 dalam Fontana (2011:96) yaitu Need Seekers,

dan

Market Readers dan Technology Drivers. Penulis

perkembangan perusahaan.

mengkategorikan

Need

Seekers

dan

Market

dan

komitmen

partisipasi

tinggi

terhadap

c. Faktor ketiga, kompetensi SDM. SDM

Readers sebagai innovator tipe penyesuaian,

bertanggung

jawab

sementara Technology Drivers sebagai innovator

mengoprasikan

strategi

tipe daya tarik.

sehingga

Inovasi Produk

tangguh, handal dan kompeten.

Definisi mengenai pengertian inovasi produk

aktif

dibutuhkan

dalam
inovasi

SDM

yang

d. Faktor keempat, kepemilikan fasilitas

menurut Crawford & De Benedetto (2000:9)

R&D

inovasi produk adalah “Inovasi yang digunakan

pengkajian secara terus menerus dan

dalam keseluruhan operasi perusahaan dimana

mendalam apakah proses produksi yang

sebuah produk baru diciptakan dan dipasarkan,

menghasilkan produk kompetitif dan

e- SOSPOL XXX

diperlukan

untuk

melakukan

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
6

inovatif dalam mengikuti dinamika

waktu dan kecepatan agar dapat menjadi produk

tuntutan konsumen.

yang sukses di pasar.

e. Faktor

kelima,

jaringan

sistem

Inovasi bukan hanya sekedar penemuan

informasi. Pelayanan yang baik melalui

namun inovasi produk lebih menekankan pada ide-

penciptaan

kualitas

ide yang dibuthkan dan dipraktekkan secara

tinggi dan inovatif, waktu tunggu yang

langsug untuk memperkenalkan inovasi baru.

opendek, dan harga yang kompetitif

Inovasi akan berhasil apabila dalam pencapaian

menjadi kunci keunggulan kompetitif

keuggulan yang kompetitif. Dunia bisnis tanpa

perusahaan

melakukan

produk dengan

era

berbasis

ini,untuk

mencapai

Perusahaan yang terus menerus melakukan inovasi

tujuan tersebut diperluaskan sistem

akan mendominasi pasar dengan model atau

informasi

penampilan baru yang berkreasi unik, pada

pelayanan

dalam
saat

yang

mampu

inovasi

perusahaan

mengidentifikasi secara tepat profil

akhirnya

konsumen

keunggulan-keunggulan

perusahaan

baik

untuk

inovasi

inilah

yang
produk

akan

mati.

memunculkan
yang

unik

cangkupan pasar bukan hanya pasar

dibandingkan dengan pesaing lainnya. Banyak

lokal maupun global.

produk

f. Faktor

keenam,

gagal

dipasarkan,

dikarenakan

inovasi.

konsumen tidak menginginkan tertarik dengan

Pemilihan waktu yang tepat tentu

produk tersebut, oleh karena itu perusahaan

memasuki pasar merupakan salah satu

sebelumnya harus mengidentifikasikan keinginan

faktor

atau

dan harapan konsumen sebagai langkah awal untuk

kegagalan inovasi produk baru. Peluang

menciptakan suatu inovasi dalam pengembangan

dan resiko produk baru bergantung pada

produk mereka.

penentu

timing

yang

keberhasilan

beberapa hal seperti perubahan keadaan
ekonomi, perubahan pada preferensi
konsumen, dan daur hidup industri.
Jadi

dalam

kesuksesan

METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan dalam

implementasi

penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif

strategi inovasi produk membutuhkan penyesuaian

dengan paradigma kualitatif. Menurut Moleong

antara proses dan lingkungan yang mendukung

(2008:2) tipe penelitian deskriptif adalah data yang

inovasi produk. Hal ini merupakan langkah

dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

terpenting bagi perusahaan untuk menciptakan

angka-angka yang berasal dari naskah wawancara,

nilai baru bagi pelanggan dan untuk mencapai

catatan lapangan, foto, video tape, dokumen

keunggulkan

itu

pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi

budaya perusahaan dan kerja sama antar berbagai

lainnya dimana itu berkemungkinan menjadi kunci

pihak,

sangat

terhadap apa yang sudah diteliti. Penelitian ini

diperlukan. Inovasi produk memerlukan ketepatan

menggunakan strategi penelitian studi kasus,

kompetitif

keterbukaan

perusahaan,selain

pemikiran

juga

Menurut (Stake dalam Creswell, 2009:20), Studi
e- SOSPOL XXX

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
7

kasus

merupakan

strategi

penelitian

dimana

melalui desain kaos-kaos khas Banyuwangi di

peneliti menyelidiki secara cermat suatu program,

“Osing Deles”.

peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok

Kreativitas Produk

individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan

Fakta yang ditemukan penelliti dalam

aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi

penelitian ini, “Osing Deles” menciptakan produk

secara lengkap dengan menggunakan berbagai

kreatif dengan memproduksi kaos berdesain tema

prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu

yang bertujuan mengangkat nama Banyuwangi.

yang telah ditentukan.”

“Osing Deles” memproduksi produk berjenis

Adapun teknik pengumpulan data dalam
penelitian

ini

melalui

wawancara,

fashion seperti kaos, jaket, jamper, sandal, udeng

observasi

(ikat kepala) khas Banyuwangi, tas, dan lain-lain.

langsung dan dokumentasi. Analisis data yang

Penelitian ini berfokus pada produk kaos khas

digunakan adalah analisis domain dan taksonomi.

Banyuwangi. “Osing Deles” memiliki tim dalam

Informan dipilih dengan menggunakan teknik

mendesain produknya, terdapat tiga orang dalam

snowball dengan memilih informan kunci.

tim desain yaitu Bapak Burhan, Mas Hendra, dan
Mas Rizal. Sejarahnya, sebelum memulai bisnis ini
mereka melakukan pendekatan komunikasi dengan
beberapa budayawan, seniman, dan sejarahwan asli

PEMBAHASAN
“Osing

Deles”

merupakan

perseorangan yang bergerak di

usaha

bidang pusat

Banyuwangi. Tujuannya supaya produk yang
mereka ciptakan tidak asal dan tidak salah.

pembelanjaan oleh-oleh khas Kota Banyuwangi.

Tema-tema yang diangkat “Osing Deles”

Salah satu produk “Osing Deles” yang menjadi

untuk digunakan sebagai desain pada kaos khas

unggulan yaitu kaos Khas Banyuwangi. “Osing

Banyuwangi di “Osing Deles” dari awal usaha ini

Deles” berdiri sejak bulan Juli 2013, namun awal

berdiri sampai sekarang masih belum terarsip

gagasan bisnis ini sejak tahun 2010. Pemilik

secara rapi. Setiap tema yang muncul langsung

“Osing Deles” adalah Bapak Burhan, dalam

dibuatkan desainnya untuk kemudian didiskusikan

mengkoordinir dibantu istrinya dr. Zunita yang

dalam tim. Tim desain “Osing Deles” sebenarnya

merupakan Direktur Utama di Rumah Sakit Bhakti

sangat

Husada Krikilan Banyuwangi. Delapan distro yang

diarsipkan, namun belum terealisasikan dengan

dimiliki dalam 10 tahun terakhir ini juga membuat

baik. Berikut tabel beberapa contoh desain kata-

pemilik

kata kaos “Osing Deles”,

“Osing

Deles”

mengerti

apa

yang

diinginkan dan dicari konsumen. Tujuan Bapak
Burhan dan dr. Zunita mendirikan “Osing Deles”
ini yaitu ingin membantu membangun Banyuwangi
menjadi kota yang dikenal masyarakat secara luas,
baik

dalam

Indonesia

maupun

Mancanegara

menyadarai

bahwa

itu

untuk

Tabel 2.1 Contoh Desain Kata-kata kaos
“Osing Deles”
No. Tema/Artikel
1.
Santet

Desain Kata-kata
Cinta ditolak

Santet

bertindak, Bersatu kita
menang

e- SOSPOL XXX

perlu

Bercerai

kita

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
8

Santet, 86 Santet Bos, terus
2.

Budaya

3.

Kesenian

4.

Potensi wisata

berkembang,

bersaing,

dan

berusaha

memuaskan konsumennya.
Muncar, Proses Menemukan Merek “Osing Deles”
Seblang, dan lain-lain
Merek merupakan suatu nama atau simbol
Gandrung, kutipan lagu
untuk menunjukkan identitas yang dipakai
umbul-umbul
perusahaan pada produknya, merek pada produk
belambangan (Sing kiro
dapat digunakan sebagai pembeda dengan produk
asat bhaktin isun kanggo
yang lain. Konsumen memandang merek sebagai
Banyuwangi), dan lainbagian yang penting dari produk. Merek dapat
lain
Pulau
Merah,
Alas menambah nilai produk, sehingga pemberian
dan lain-lain
Petik
Laut

Purwo, Kawah Ijen, dan merek suatu produk menjadi penting dalam strategi
5.

Sejarah

6.

Agenda

7.

Pantun

produk.
lain-lain
Belambangan, 1771, dan “Osing Deles” adalah salah satu kata dari Bahasa
lain-lain
Using yang merupakan bahasa daerah masyarakat
BEC, Tour de Ijen, BWI
Banyuwangi. Bahasa Using merupakan identitas
International
Surving,
masyarakat Banyuwangi, sehingga dengan
dan lain-lain
Nyang mrawan tuku kayu menggunakan merek Bahasa Using diharapkan
dapat mengangkat budaya Banyuwangi. “Osing
mulihe jujuk welaran
Heh prawan riko kari ayu Deles” berarti Using sekali, artinya benar-benar
oleh tai sun kenalan?, dan Banyuwangi.

8.

Kata-kata Using

Pada awalnya, pemilik “Osing Deles”
lain-lain
Apuwo?, Doyan dolan, meragukan pada penggunaan huruf “O” di
Emak Osing Bapak Deles penulisan merek “Osing Deles”, karena dalam
isun Osing Deles, dan buku pustaka Banyuwangi kata yang benar yaitu
lain-lain
“Using” bukan “Osing”. Dari seri penulisan yang
benar “Using” namun dalam lafal yang tepat

Tabel diatas merupakan beberapa contoh

adalah “Osing”, sehingga Bapak Burhan memilih

desain kreatif berupa kata-kata kaos “Osing

menggunakan “Osing Deles” supaya mudah dalam

Deles”. Desain kaos tersebut tidak hanya berupa

dilafalkan masyarakat.

tulisan-tulisan unik, namun juga ada beberapa yang

Kualitas Produk

didesain dengan gambar dan ada juga yang

Kualitas produk adalah unsur yang harus

didesain hanya gambar saja tanpa tulisan. Osing

dijaga setiap perusahaan karena akan berpengaruh

Deles berusaha menciptakan inovasi melalui

pada kepuasan pelanggannya. Hasil penelitian ini,

kreativitasnya yang diaplikasikan pada desain kaos,

“Osing Deles” mengembangkan dan menjaga

hal tersebut dilakukan supaya “Osing Deles” dapat

kualitas produk dengan menggali keinginan dan
harapan

e- SOSPOL XXX

konsumen

untuk

menciptakan

dan

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
9

mengembangkan

produk

yang

inovaif

dan

mengidentifikasi

saran

dan

complain

memberikan pelayanan yang maksimal pada

konsumen secara langsung.

konsumennya dengan melakukan penyeleksian

Proses menciptakan produk inovatif

ketat pada kaos khas Banyuwangi di “Osing Deles”
sebelum dijual pada konsumen.

dari

Proses dalam inovasi bisnis merupakan

Keinginan dan

usaha perusahaan dalam menciptakan produk yang

harapan konsumen yang telah digali “Osing Deles”

inovatif melalui kreativitas produk. Hasil penelitian

mengacu pada integrasi produk. Pengalaman

ini, “Osing Deles” melakukan proses penciptaan

pemilik “Osing Deles” dalam mengelolah 8 distro

produk inovatif dengan langkah-langkah di bawah

yang dimiliki membuat mereka tahu apa yang

ini:

diinginkan

konsumen.

“Osing

Deles”

dalam

a. Menemukan ide kata-kata yang inovatif

memberikan pelayanan yang maksimal pada

Langkah ini merupakan tugas Mas Hendra

konsumen yaitu dengan menyeleksi ketat kaos-

sebagai salah satu tim desain kaos “Osing Deles”.

kaos “Osing Deles” sebelum dijual kekonsumenya.

Kreativitas yang dilakukan Mas Hendra secara
kondisional, beliau mendapatkan inspirasi ide katakata berawal dari pendekatan atau pada saat

Konsumen dan Pengalaman Konsumen
Konsumen “Osing Deles” ada pada semua

penelitian yang dilakukan “Osing Deles” kepada

kalangan, mulai dari anak kecil, remaja maupun

budayawan,

seniman

dewasa. Segmentasi pasar mulai dari kelas

Banyuwangi.

Dari

menengah kebawah dan menengah keatas. Hasil

berkomunikasi

langsung

penelitian ini menunjukkan bahwa “Osing Deles”

seniman dan sastrawan Banyuwangi, menginspirasi

berusaha

konsumennya

Mas Hendra untuk membuat kata-kata dalam kaos

dengan menerima masukan maupun complain dari

“Osing Deles” yang akan di desain. Selain

konsumen.

terinspirasi

memenuhi

Pengalaman

keinginan

konsumen

menjadi

dari

dan

sastrawan

pengalamannya
kepada

budayawan,

asli
pernah

budayawan,

senimam

dan

unsur

sastrawan Banyuwangi, Mas Hendra biasanya juga

penting dalam perkembangan usaha “Osing Deles”,

terispirasi dari bahasa-bahasa using yang menarik

karena dengan mempelajari pengalaman konsumen

untuk dibuat tema pada kaos “Osing Deles”.

tersebut “Osing Deles” dapat mengidentifikasi hal

b. Membuat desain gambar secara kreatif

positif maupun negatif dari produk yang mereka

Desain gambar pada kaos khas Banyuwangi di

jual. Pemilik “Osing Deles” beranggapan bahwa

“Osing Deles” merupakan tugas Mas Rizal salah

pengalaman konsumen perlu dipelajari karena

satu

dengan

konsumen,

dilakukan setelah Mas Hendra memberikan desain

mereka dapat memberikan pelayanan yang lebih

kata-kata ke Mas Rizal. Mas Rizal yang bertugas

baik

loyalitas

mendesain gambar menyiapkan beberapa desain

mempelajari

terlebih dahulu sebelum didiskusikan bersama tim

mempelajari

dan

dapat

konsumennya.
pengalaman

pengalaman

mempertahankan

“Osing

Deles”

konsumen

tersebut

dengan

cara

tim desain “Osing Deles”. Desain gambar

desain.
c. Diskusi tim desain

e- SOSPOL XXX

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
10

Beberapa desain gambar yang dibuat Mas Rizal

Setelah kaos diseleksi di gudang oleh Mas

selalu didiskusikan bersama tim desain “Osing

Yudi, kaos di kirim ke distro-distro “Osing Deles”.

Deles” yaitu Bapak Burhan, Mas Hendra dan Mas

Dari distro juga dilakukan penyeleksian ulang

Rizal. Mereka menyesuaikan desain kaos bersama-

sebelum dipajang untuk dijual.

sama dengan mengoreksi dan memberi masukan
pada

desain

yang

ditunjukkan

Mas

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

Rizal.

dari segi proses produksi yang dimulai dari

Perdebatan sering terjadi saat berdiskusi, karena

penciptaan ide sampai barang diletakkan di display

persepsi mereka berbeda-beda dengan alasan yang

distro sudah dilakukan dengan baik oleh pegawai-

berbeda pula. Pertengkaran dalam berdiskusi juga

pegawai “Osing Deles”. Desain-desain kaos yang

sering dialami tim desain di depan komputer,

dibatasi produksinya juga bertujuan untuk menjaga

namun itu bertujuan untuk menciptakan desain

loyalitas konsumen supaya konsumen tidak merasa

yang kreatif dan inovatif.

bosan dengan desain kaos khas Banyuwangi milik

d. Pengiriman desain kaos

“Osing Deles”.

Desain kaos dikirim di salah satu konveksi
langganan

pemilik

“Osing

Deles”

di

Kota

Bandung. Bandung menjadi pilihan karena disana

Peran Pemimpin dan Organisasi dalam Proses
Kreatif

merupakan pusat konveksi kaos distro yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

terbaik, hal tersebut menjadi suatu kendala bagi

pemimpin dalam bisnis ini menyerahkan tugas dan

“Osing Deles”. Bahan dan kualitas tidak banyak

tanggungjawab yang berkenaan tentang proses

ditemukan pada tempat konveksi di Banyuwangi,

kreatif kepada tim desain, karena bagian dari

adapun bahan dan kualitas sama tetapi sangat

struktur organisasi yang memiliki peran penting

mempengaruhi harga produksi. Harga produksi

dalam berinovasi pada “Osing Deles” adalah tim

juga sangat mempengaruhi harga jual kaos

desain. Secara tidak langsung mereka merupakan

nantinya,

memilih

unsur penting dalam usaha yang dimilik Bapak

bandung untuk memproduksi kaosnya. Harga kaos

Burhan ini, hal tersebut bukan berarti yang lain

“Osing Deles” menjadi standart, sesuai dengan

tidak penting. Bagian yang lain menyempurnakan

kualitas kain dan sablon

kegiatan bisnis ini. Kreativitas yang dihasilkan tim

sehingga

“Osing

Deles”

e. Penyeleksian di gudang
Penyeleksian pertama dilakukan di gudang
setelah kaos dikirim dari Bandung. Penanggung

desain merupakan hasil dari apa yang dimiliki
“Osing Deles”, sehingga mereka sangat berperan
dalam proses inovasi berkreativitas dibisnis ini.

jawab gudang yaitu Mas Yudi, beliau yang

“Osing Deles” membuat struktur organisasi

bertugas menyeleksi kaos satu per satu sebelum

yang

dikirim ke distro “Osing Deles”. Kaos yang cacat

keterampilan

tidak ikut dikirim ke distro.

menempatkan secara tepat untuk menjalankan

f. Pengiriman di distro
e- SOSPOL XXX

tugas

jelas

dan

sesuai

dengan

seseorang

tanggung

jawab

kemampuan
sehingga

tersebut

dan
dapat

untuk

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
11

keberhasilah
merupakan

perusahaan.
komponen

Struktur

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

perusahaan. Berhasil tidaknya kegiatan yang

kehadiran “Osing Deles” dalam bisnis fashion

dilaksanakan

berbasis

suatu

pada

Kehadiran “Osing Deles” dalam Pasar

setiap

dari

penting

organisasi

perusahaan

akan

khas

oleh-oleh

Banyuwangi

sangat

dipengaruhi oleh struktur organisasi perusahaan

berdampak bagi kompetitor, selain menjadi pesaing

tersebut. “Osing Deles” menjalankan tugas dan

juga berdampak pada penghasilan masing-masing

tanggungjawab

kompetitor namun tetap tidak lepas dari masing-

dalam

berorganisasi

secara

fleksibel dan sistem kepercayaan.

masing kreativitas para kompetitor. Sedangkan
dampak lain dari kehadiran “Osing Deles” dalam

Strategi Pemilihan Bahan Baku dan Proses

pasar yaitu semakin mudahnya konsumen untuk

Produksi

memilih kaos yang akan dibeli. Persaingan yang

Strategi pemilihan bahan baku dan proses produksi

sangat kompetitif tersebut diimbangi dengan saling

dalam dimensi inovasi bisnis merupakan usaha

mendukungnya para kompetitor. Kondisi pasar

inovasi

untuk

tergantung pada penilaian konsumen, karena

memenuhi dan mendapatkan bahan baku yang

konsumen yang berhak memilih produk yang

sesuai dengan kriteria perusahaan dan strategi yang

menurut mereka sesuai dengan keinginan mereka.

dilakukan melakukan produksi. Hasil penelitian

Sampai saat ini kehadiran “Osing Deles” dalam

ini, “Osing Deles” memilih salah satu konveksi di

pasar dapat diterima dengan baik oleh konsumen.

yang

dilakukan

perusahaan

Kota Bandung. “Osing Deles” menjual kaos

Hasil penjualan kaos khas banyuwangi

dengan kain dan sablon yang berkualitas, sehingga

pada distro “Osing Deles” tergantung pada hari-

mereka memproduksi di Bandung.

hari tertentu. Pada saat liburan hasil penjualan

Bandung merupakan kota yang menjadi

“Osing Deles” meningkat, sedangkan pada hari-

pusat jasa konveksi termurah dan terbaik di

hari biasa penjualan “Osing Deles” seperti pada

Indonesia, banyak distro yang menggunakan jasa

umumnya. Pameran-pameran yang sering diikuti

konveksi di Bandung karena harga distribusi yang

“Osing Deles” juga dapat meningkatkan hasil

murah. Harga distribusi yang murah sangat

penjualan kaos khas Banyuwangi di “Osing

mempengaruhi nilai jual dalam pasar. “Osing

Deles”.

Deles” memilih salah satu jasa konveksi di
Bandung

karena

ada

yang

daerah Banyuwangi banyak diikuti “Osing Deles”,

dipertimbangkan yaitu kualitas dan harga. Alur

selain itu juga “Osing Deles” pernah berpartisipasi

pemilihan bahan baku, pemilik “Osing Deles”

dalam kegiatan instansi-instandi di banyuwangi.

menerapkan sistem kepercayaan. Beliau terjun

Sebagian besar bentuk dari kegiatan tersebut

didunia bisnis fashion ini sekitar 10 tahunan,

adalah pameran. Event pertama yang diikuti

sehingga beliau tahu mana yang baik dan dicari

“Osing Deles” adalah Expo Pembangunan diakhir

pasar

tahun 2013. Pada tahun 2014 “Osing Deles”
e- SOSPOL XXX

beberapa

hal

Event-event yang diadakan pemerintah

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
12

sempat mengikuti event seperti Parade Seni dan
budaya

di

Surabaya,

Pameran

Art

Week,

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
“Osing

Deles”

menganggap

bahwa

jaringan

Banyuwangi Surving di Pulau Merah Banyuwangi,

komunikasi

Tour De Ijen, dan lain-lain. “Osing Deles” juga

Banyuwangi dapat dijadikan pembelajaran dalam

pernah

suatu

mendapatkan inspirasi. Fakta dalam penelitian ini,

Krikilan

“Osing Deles” mampu menciptakan jaringan

Banyuwangi dengan membuka stand dalam acara

komunikasi kepada orang-orang yang berperan

rumah sakit tersebut, selain itu “Osing Deles” juga

penting dalam kemajuan Kota Banyuwangi seperti

pernah

“Hari

budayawan, seniman, dan sejarahwan asli Kota

Kesehatan Nasional” yang diselenggarakan di

Banyuwangi. Jaringan komunikasi tersebut sangat

Rumah Sakit Al-huda Genteng Banguwangi.

menginspirasi “Osing Deles” dalam menciptakan

Bentuk

tersebut

ide-ide inovasi pada kaos yang akan dibuat.

bertujuan untuk memeriahkan event-event yang

Menurut Bapak Burhan pemilik “Osing Deles”, hal

diadakan pemerintahan daerah Banyuwangi, selain

ini merupakan awal yang penting dari proses

itu juga dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan

berdirinya “Osing Deles” supaya produk “Osing

dan memasarkan produk-produk “Osing Deles”.

Deles” tidak salah dalam berkreativitas.

berpartisipadsi

instansi

seperti

di

dalam
Rumah

berpartisipasi

partisipasi

dalam

“Osing

kegiatan
Sakit

agenda

Deles”

Pada penelitian ini, kondisi pasar “Osing

kepada

Jaringan

orang-orang

komunikasi

kawakan

yang

diciptakan

Deles” masih stabil. Target konsumen “Osing

“Osing Deles” yaitu dengan Bapak Andang Chotif

Deles” adalah semua kalangan, mulai dari anak-

Yusup, Bapak Hasnan Singodimayan, Mak Temuk,

anak

khas

dan para musisi kawakan seperti Catur Arum dan

Banyuwangi di “Osing Deles” banyak diminati

Candra. Mereka merupakan orang-orang asli

kalangan muda. Setiap desain memiliki pangsa

Banyuwangi yang membantu “Osing Deles”.

hingga

dewasa.

Desain

kaos

pasar sendiri, jadi setiap tema dapat menentukan
model pemasarannya.

Tujuan
jaringan

“Osing

komunikasi

Deles”

menciptakan

kepada

sastrawan,

“Osing Deles” berusaha menyesuaikan

budayawan, dan seniman selain untuk membantu

tema yang diminati konsumennya dengan melihat

menginspirasi ide-ide kreatif pada kaos “Osing

trend mode di Indonesia. Trend yang sering

Deles”, melalui jaringan komunikasi tersebut

digunakan biasanya menyesuaikan trend pada

“Osing Deles” dapat mendapatkan informasi

pasaran kaos distro, karena distro banyak disukai

tentang Kota Banyuwangi mengenai cirri khas

anak muda dan perubahan trend cepat. Selain itu,

Banyuwangi,

sejarah

“Osing Deles” melihat trend artis Indonesia yang

Banyuwangi,

maupun

banyak

secara mendalam.

disukai

masyarakat.

“Osing

Deles”

memiliki prinsip pasar yaitu “tidak mengikuti
pasar, tapi berusaha menjadi pemimpin pasar”.

PENUTUP

Penguatan Jaringan sebagai Dasar Kreativitas

Kesimpulan

e- SOSPOL XXX

Banyuwnagi,
kesenian

budaya

Banuyuwangi

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
13

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti dapat

berhijab mencari kaos berlengan panjang,

menarik beberapa kesimpulan bahwa “Osing

dengan

Deles” mengunggulkan kreativitas dan kualitas

segmentasi pasar.

demikian

dapat

menambah

pada produk koas khas Banyuwangi “Osing Deles”
dalam strategi bersaing di pasar. “Osing Deles”

DAFTAR PUSTAKA

berhati-hati dalam menciptakan kreativitas pada Sya’rini, Deden

A. Wahab dan Janivita J.

kaos khas Banyuwangi “Osing Deles”, karena

Sudirman.

kreativitas pada kaos “Osing Deles” berkaitan

Inovasi

Penentu

Kompetensi

dengan nama Kota Banyuwangi. Kreativitas kaos

Usaha

Kecil.

Jurnal

khas Banyuwangi pada “Osing Deles” terinspirasi

Teknologi Vol. 11 No. 01 2012. Fakultas

melalui jaringan komunikasi dalam silahturahmi

Pascasarjana.

yang diciptakan pemilik “Osing Deles” dan tim

Indonesia.

desain

“Osing

Deles”

dengan

2012. Kreativitas dan
Pelaku

Manajemen

Universitas

Komputer

orang-orang

Crawford, C. M, dan C. A. Benedetto. 2000. New

kawakan Banyuwangi seperti budayawan, seniman,

Product Development. Jakarta: SAGE

dan sejarahwan. Produk “Osing Deles” dibatasi 1-2

Journal Online.

lusin per desain, hal tersebut dilakukan supaya

Creswell,

J.

W.

2010.

Research

Desaign:

konsumen tidak bosan dengan kreativitas pada

Pendekatan Kualitatif, kuantitatif, dan

setiap desain kaos khas Banyuwangi di “Osing

mixed. Edisi Ketiga. Yogyakarta: Pustaka

Deles”. “Osing Deles” berhasil mencapai salah

Pelajar.

satu

tujuannya

yaitu

membuat

masyarakat

Banyuwangi bangga dengan Kota Banyuwangi
melalui kreativitas koas khas Banyuwangi di
“Osing Deles”, hal tersebut terbukti dalam
pengakuan beberapa konsumen yang merupakan
masyarakat asli Banyuwangi.

Ellitan, Lena dan Lina Anatan. 2009. Manajemen
Inovasi. Bandung: Alfabeta.
Fisk, Peter. 2006. Marketing Genius. Jakarta: PT.
Elex Media Komputindo.
Fontana, Avanti. 2011. Inovate We Can!. Jakarta:
PT. Gramedia.
Hadiyati, Ernani. 2011. Kreativitas dan Inovasi

Saran
1. Pemilik “Osing Deles” membangun pabrik

Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan

konveksi pribadi untuk memproduksi kaos

Usaha Kecil. Jurnal Manajemen dan

“Osing Deles” dan delapan distro lain yang

Kewirausahaan

dimilikinya, supaya proses produksi tidak

2011. Fakultas Ekonomi. Universitas

perlu di Bandung dan membuat proses

Gajayana Malang.

produksi menjadi efisien.
2. “Osing Deles” menambah produksi kaos
berlengan panjang untuk wanita berhijab,
karena biasanya konsumen wanita yang
e- SOSPOL XXX

Vol.13

No.01

Maret

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsipprinsip Pemasaran, edisi 12. Jakarta:
Erlangga.

Rahmayanti, et al., 2015., Inovasi Produk Berbasis Kreativitas….
14

Moleong, Lexy J. 2008.

Metode Penelitian

Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosyadakarya.
Setyabudi, Imam. 2011. Hubungan Antara
Adversi

dan

Inteligensi

dengan

Kreativitas. Jurnal Psikologi Vol. 09 No.

e- SOSPOL XXX

01

Juni

2011.

Fakultas

Psikologi.

Universitas Esa Unggul Jakarta.